Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Tri Purwani Fakultas Ilmu Komputer Universitas AKI Abstract The aim of this research is analyzing the influence of Good Corporate Governance (CGG) toward corporate performance. GCG implementation is measured based on the result of an annual survey by The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG) which is published in The Report of Corporate Governance Performance Index (CGPI). This research uses regression as statistic instrument. The samples are listed company in Jakarta Stock Exchange which took part the survey by IICG and scored in CGPI during 2004 to 2008. Two other variables, growth opportunity and firm’s size are added as control variable of GCG implementation variable. The hypothesis of this research examines that there is significant positive impact of GCG implementation toward corporate performance. The result of statistic shows that there is no direct positive impact of GCG implementation to corporate performance. This is contrast to the theory, in which the hypothesis is presented, or in other words, there is an anomaly in this research. There are some factors which trigger the anomaly. The first is the difference periodical measurement between GCG implementation and corporate performance valuation, that is the implementation of GCG requires long term period, meanwhile EVA Momentum may directly calculate in one certain period only. The second factor is there are many firms that apply GCG just for regulation stimulus, so they fail to apply it as part of their corporate culture. The third one is EVA Momentum as a new matter in corporate performance valuation has not been applied broadly in many firms, because in EVA Momentum, there are many factors that are not considered in conventional financial ratio in measuring corporate governance.
Key words : Corporate Governance, EVA Momentum
1.
untuk
Pendahuluan Peran
penting
kesejahteraan
Good
pemiliknya atau pemegang saham, juga
dapat dilihat dari
untuk memaksimalkan kekayaan pemegang
sisi salah satu tujuan penting didalam
saham melalui peningkatan nilai perusahaan
mendirikan sebuah perusahaan yang selain
(Brigham dan Houston, 2001). Peningkatan
Corporate Governance
penerapan
meningkatkan
-47-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 2 Mei 2010
nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika
manajemen bertindak yang terbaik untuk
perusahaan
kepentingan perusahaan.
mampu
beroperasi
dengan
mencapai laba yang ditargetkan. Melalui
Untuk
mengatasi
hambatan-
laba yang diperoleh tersebut, perusahaan
hambatan tersebut, maka perusahaan perlu
akan mampu memberikan deviden kepada
memiliki suatu sistem tata kelola perusahaan
pemegang
(corporate governance) yang baik (good
saham,
meningkatkan
pertumbuhan
perusahaan
dan
corporate governance) , yang mampu
mempertahankan
kelangsungan
hidup
memberikan perlindungan efektif kepada
perusahaan. Namun dalam mencapai tujuan
para pemegang saham dan pihak kreditur,
tersebut, ada beberapa hambatan yang akan
sehingga mereka yakin terhadap perolehan
dihadapi perusahaan,
keuntungan dari investasinya dengan wajar
tersebut
pada
fundamental.
dimana hambatan
umumnya
bersifat
Hambatan-hambatan
yang
dan bernilai tinggi. Selain itu juga dapat menjamin
terpenuhinya
kepentingan
dimaksud antara lain:
karyawan serta perusahaan itu sendiri. Dari
a. Perlunya kemampuan perusahaan untuk
sinilah, nampak bahwa penerapan GCG
mengelola
sumber
daya
yang
sangatlah penting bagi perusahaan.
dimilikinya secara efektif dan efisien,
Para pelaku usaha di Indonesia juga
yang mencakup seluruh bidang aktivitas
turut menyepakati bahwa penerapan good
(sumber
corporate governance sebagai suatu sistem
daya
manusia,
akuntansi,
manajemen, pemasaran, dan produksi),
tata kelola perusahaan yang baik merupakan
b. Konsistensi terhadap sistem pemisahaan
suatu hal yang penting, hal ini dibuktikan
antara manajemen dan pemegang saham,
dengan penandatanganan perjanjian Letter
sehingga
perusahaan
of Intent (LOI) dengan IMF tahun 1998,
konflik
yang salah satu isinya adalah pencantuman
kepentingan yang mungkin terjadi antara
jadwal perbaikan tata kelola perusahaan di
manajemen dan pemegang saham,
Indonesia
secara
mampu
praktis
meminimalkan
c. Perlunya kemampuan perusahaan untuk menciptakan
Hal
ini
kemudian melatarbelakangi lahirnya Komite
pada
Nasional Kebijakan Corporate Governance
penyandang dana ekstern, bahwa dana
(KNKCG) tahun 1999. Melalui penerapan
ekstern tersebut digunakan secara tepat
good
dan efisien serta memastikan bahwa
diharapkan :
-48-
kepercayaan
(Sulistyanto,2003).
corporate
governance
tersebut
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Tri Purwani)
a. Perusahaan
mampu
meningkatkan
proses kepengurusan perusahaan. Dalam
kinerjanya melalui terciptanya proses
Bisnis Indonesia, 2005 dipaparkan beberapa
pengambilan keputusan yang lebih baik,
hasil survey yang menunjukkan hal senada,
meningkatkan
operasional
antara lain: survey yang dilakukan Mc
perusahaan, serta mampu meningkatkan
Kinsey & Co. terhadap 250 investor global
pelayanan kepada stakeholder,
dari tiga benua yaitu AS, Eropa, dan Asia,
efisiensi
b. Perusahaan lebih mudah memperoleh
pada pertengahan tahun 2000, diketahui
dana pembiayaan yang lebih murah
bahwa
sehingga dapat meningkatkan coporate
Governance (GCG) di Indonesia berada
value,
pada peringkat terendah, survey CLSA
c. Mampu
meningkatkan
penerapan
Good
Corporate
kepercayaan
(Credit Lyonnais Securities Asia ) diakhir
investor untuk menanamkan modalnya
tahun 2004 menempatkan Indonesia pada
di Indonesia, dan pemegang saham akan
peringkat ke-10 atau terburuk di Asia
merasa puas dengan kinerja perusahaan
Tenggara atas pelaksanaan GCG, dan survey
sekaligus
Standard
akan
meningkatkan
shareholders value dan deviden. Meskipun
pentingnya
penerapan
&
Poors
juga
menyatakan
pelaksanaan GCG di Indonesia secara umum stagnan.
GCG sudah sangat jelas, sebagaimana
Para pelaku usaha menilai GCG
dijelaskan di atas, namun penerapan yang
hanya sebatas kepatuhan terhadap peraturan
konkret di kalangan pelaku usaha di
yang kurang memberikan dampak langsung
Indonesia masih tergolong minim. Bukti
terhadap kinerja keuangan seperti halnya
empiris yang diperoleh dari hasil riset
dalam kegiatan pemasaran. Sehingga ini
Zhuang, dkk pada tahun 2000, menunjukkan
menjadi alasan mengapa GCG kurang
masih
lemahnya
maksimal dalam hal implementasinya di
publik
di
perusahaan-perusahaan
Indonesia
mengelola
kalangan perusahaan-perusahaan Indonesia.
perusahaan dibanding negara-negara Asia
Suatu hal yang sangat kontradiktif, dimana
Tenggara. Hal ini ditunjukkan oleh masih
di satu sisi penerapan GCG diyakini
lemahnya standar-standar akuntansi dan
sangatlah penting dalam pencapaian tujuan
regulasi, pertanggungjawaban terhadap para
perusahaan yang berkelanjutan, namun di
pemegang
sisi lain, banyak pelaku usaha yang enggan
saham,
dalam
standar-standar
pengungkapan dan transparansi serta proses-
menerapkannya
secara
sungguh-sungguh -49-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 2 Mei 2010
dengan alasan dampak yang ditimbulkan
yang dihadapi oleh perusahaan dalam
kurang signifikan terhadap kinerja keuangan
melakukan investasi. Dalam penelitiannya,
perusahaan. Kontradiksi tersebut menjadi
Budiman, 2004, mengungkapkan bahwa
salah
ditelitinya
penerapan EVA sebagai indikator kinerja
satu
pengaruh
latar
belakang
penerapan
good
corporate
keuangan perusahaan sangat sesuai dan
terhadap
kinerja
keuangan
mendukung prisnip-prinsip yang terdapat
perusahaan. Dalam penelitian ini, faktor
dalam Good Corporate Governance (GCG).
endogenitas yang mempengaruhi penerapan
Kunci utama penerapan GCG yang adalah
good corporate governance yaitu growth
adanya transparansi, keterbukaan informasi,
opportunity (kesempatan pertumbuhan) dan
dan
firm’s size (ukuran perusahaan) ditambahkan
perusahaan termasuk stakeholders dalam
sebagai variabel bebas yang berfungsi untuk
suatu bentuk kerjasama yang baik telah
mengontrol variabel penerapan GCG.
menjadikan EVA sebagai indikator kinerja
governance
Selanjutnya, yang melatarbelakangi masalah
dalam
penelitian
ini
adalah
pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
perusahaan
telah
lama
menjadi
semua
unsur
dalam
perusahaan yang dapat dijadikan sebagai pintu
gerbang
dalam
mewujudkan
terlaksananya GCG di Indonesia.
Pengukuran kinerja keuangan itu sendiri oleh
keterlibatan
Pada memisahkan
tahun diri
2006, dari
Stewart
Stern
dan
perhatian bagi setiap pelaku usaha. Dari
mengembangkan konsep EVA lebih lanjut.
sekian banyak alat analisis yang ada,
Konsep EVA baru tersebut diberi nama
terdapat satu persamaan yaitu penggunaan
EVA Momentum (Stewart, 2009). Nilai
data akuntansi sebagai input pengukuran,
EVA
dimana hal ini kemudian menjadi kelemahan
pembagian
yang melekat pada tiap-tiap analisis tersebut
penjualan periode sebelumnya. Tidak ada
(Budiman,2004). Kemudian lahirlah EVA
interpretasi
yang pertama kali diperkenalkan oleh Joel
Momentum, dimana semakin tinggi nilainya,
Stern dan G. Bernett Steward. EVA berbeda
berarti kinerja perusahaan semakin baik.
dengan pendekatan berbasis rasio tingkat
Oleh Stewart, EVA Momentum dinyatakan
kembalian tradisional seperti ROI, ROA,
sebagai satu-satunya rasio keuangan yang
atau ROE. Model EVA berasal dari konsep
dapat mewakili seluruh kinerja perusahaan.
biaya modal (cost of capital), yaitu resiko
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
-50-
Momentum
diperoleh
pertumbuhan
bias
dalam
dari
EVA
nilai
hasil dengan
EVA
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Tri Purwani)
Pengaruh Good Corporate Governance
juga turut membaik (Brown and Caylor,
Terhadap
2004).
Kinerja
Perusahaan
dengan
growth opportunity dan firm’s size sebagai variabel kontrol, dimana dalam kinerja perusahaan diukur dengan pendekatan EVA Momentum.
2.2. Prinsip-prinsip
IICG,2001
best
mengungkapkan
prinsip
pelaksanaan
good
corporate governance yang berlaku secara
Tinjauan Pustaka
internasional sebagai berikut:
2.1. Corporate Governance Good
dan
Practices Good Corporate Governance
beberapa 2.
Dasar
corporate
governance
merupakan
sebuah
sistem
tata
kelola
perusahaan
yang
berisi
seperangkat
a. Hak-hak para pemegang saham, yang harus diberi informasi dengan benar dan tepat
pada
waktunya
mengenai
peraturan yang mengatur hubungan antara
perusahaan, dapat ikut berperan serta
pemegang saham , pengurus (pengelola)
dalam
perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
perusahaan,
karyawan, serta para pemegang kepentingan
bagian dari keuntungan perusahaan,
intern dan ekstern lainnya dalam kaitannya
pengambilan dan
turut
keputusan memperoleh
b. Perlakuan sama terhadap pemegang
dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau
saham,
dengan
yang
saham minoritas dan pemegang saham
mengatur dan mengendalikan perusahaan,
asing, dengan keterbukaan informasi
dengan tujuan untuk meninngkatkan nilai
yang penting serta melarang pembagian
tambah (value added) bagi semua pihak
untuk pihak sendiri dan perdagangan
yang berkepentingan (stakeholders). Jika
saham
pelaksanaan good corporate governance
trading)
kata
lain,
suatu
sistem
tersebut dapat berjalan dengan efektif dan efisien,
maka
seluruh
proses
terutama
oleh
kepada
orang
dalam
pemegang
(insider
c. Peranan pemegang saham harus diakui
aktivitas
sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan
perusahaan akan berjalan dengan baik,
kerjasama yang aktif antara perusahaan
sehingga hal-hal yang berkaitan dengan
serta para pemegang kepentingan dalam
kinerja perusahaan baik yang sifatnya
menciptakan
kinerja finansial maupun non finansial akan
kerja, dan perusahaan yang sehat dari
kesejahteraan,
lapangan
aspek keuangan -51-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 2 Mei 2010
d. Pengungkapan yang akurat dan tepat pada
waktunya
yang
sesungguhnya
dan
transparansi
menjadikan informasi tersebut dapat
mengenai semua hal yang penting bagi
diakses dan dipahami secara mudah oleh
kinerja perusahaan, kepemilikan, serta
pihak-pihak lain yang berkepentingan.
para
serta
substansi
pemegang
kepentingan
(stakeholders)
dalam menjalankan fungsinya, setiap
e. Tanggung jawab pengurus manajemen, pengawasan
b. Accountability (Pertanggungjawaban);
manajemen,
serta
partisipan
CG
harus
mempertanggungjawabkan amanah yang
pertanggungjawaban kepada perusahaan
diterima
sesuai
dengan
hukum,
dan para pemegang saham.
peraturan, standar moral dan etika, maupun best practise yang berterima
Prinsip-prinsip
dasar
good
corporate governance ini diharapkan dapat dijadikan titik acuan bagi para regulator (pemerintah) dalam membangun framework bagi penerapan good corporate governance. Bagi para pelaku usaha dan pasar modal, prinsip-prinsip ini dapat menjadi guidance atau pedoman dalam mengelaborasi best practices
bagi
peningkatan
nilai
dan
kelangsungan hidup perusahaan. Sedangkan prinsip-prinsip
dasar
penerapan
good
corporate governance yang dikemukakan oleh Center for Good Corporate Governance Universitas Gadjah Mada (CGCG-UGM) dalam (Warsono,dkk.,2009) adalah sebagai berikut:
partisipan
fungsinya, harus
semua
menyampaikan
informasi yang material sesuai dengan
-52-
c. Responsiveness (Ketanggapan); dalam menjalankan fungsinya, setiap partisipan CG
harus
tanggap
dan
antisipatif
terhadap permintaan (request) maupun umpan-balik (feedback) dari pihak-pihak yang
berkepentingan
dan
terhadap
perubahanperubahan dunia usaha yang berpengaruh
signifikan
terhadap
perusahaan. d. Independency (Independensi); dalam menjalankan fungsinya, setiap partisipan harus bebas dari kepentingan pihakpihak lain yang berpotensi memunculkan konflik kepentingan, dan menjalankan fungsinya sesuai dengan kompetensi
a. Transparency (Transparansi); dalam menjalankan
umum.
yang memadai. e. Fairnes (Keadilan); dalam menjalankan fungsinya,
setiap
partisipan
memperlakukan pihak lain berdasarkan
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Tri Purwani)
ketentuanetentuan
yang
berterima
umum.secara adil
berdasarkan
uraian
diatas,
adalah
kemampuan kerja manajemen keuangan dalam mencapai prestasi kinerjanya.
2.3. Kinerja Perusahaan Menurut Hastuti
(2005) dalam
2.4. EVA Momentum
Yudha (2007) kinerja perusahaan adalah
EVA Momentum merupakan rasio
hasil dari banyak keputusan individual yang
kinerja keuangan perusahaan yang dapat
dibuat
oleh
menjelaskan segalanya dengan gamblang
manajemen. Oleh karena itu untuk menilai
mengenai kinerja sebuah bisnis. Rasio ini
kinerja perusahaan perlu melibatkan analisis
sudah
dampak keuangan kumulatif dan ekonomi
(Stewart,2009).
dari
dan
Momentumnya positif, artinya kinerjanya
dengan
tumbuh. Apabila negatif, artinya kinerjanya
menggunakan ukuran komparatif . Kinerja
mundur. Tidak ada multiinterprestasi atas
keuangan merupakan salah satu faktor yang
rasio
menunjukkan efektifitas dan efisiensi suatu
corporate
governance
memiliki
organisasi dalam rangka mecapai tujuannya.
kemungkinan
untuk
endogen
Efektifitas
manajemen
ditentukan oleh berbagai faktor, maka dalam
memiliki kemampuan untuk memilih tujuan
penelitian ini ditambahkan variabel kontrol,
yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk
yang
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
dikontrol untuk menetralisir pengaruh yang
Sedangkan efisiensi diartikan sebagai rasio
dapat mengganggu hubungan antara variabel
(perbandingan) antara masukan dan keluaran
independent dengan variabel dependen..
yaitu dengan masukan tertentu memperoleh
Berikut ini merupakan dua variabel yang
keluaran yang optimal.
secara
secara
terus
keputusan
menerus
yang
dibuat
mempertimbangkannya
terjadi
Menurut
apabila
Kamus
Besar
Bahasa
mencakup
ini.
semua
ukur
Apabila
Mengingat
adalah
teori
alat
variabel
EVA
penerapan
secara
yang
mempengaruhi
good
faktornya
penerapan
corporate governance maupun kinerja di
Indonesia (1995), kinerja dapat diartikan
perusahaan.
sebagai sesuatu yang dapat dicapai, prestasi
1) Kesempatan
yang diperlihatkan dan kemampuan kerja,
opportunity)
berkinerja artinya berkemampuan dengan
Perusahaan yang memiliki kesempatan
menggunakan tenaga. Jadi kinerja keuangan
tumbuh yang tinggi pada umumnya
Pertumbuhan
(growth
-53-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 2 Mei 2010
membutuhkan dana eksternal untuk melakukan
ekspansi,
mendorong
sehingga
perusahaan
untuk
2.5. Pengaruh Penerapan GCG Terhadap Kinerja Perusahaan
melakukan perbaikan dalam penerapan
Kinerja keuangan suatu perusahaan
corporate governance dalam rangka
ditentukan oleh sajauh mana keseriusannya
menurunkan biaya modal (La Porta,
menerapkan good corporate governance.
dkk., 1999; Klapper dan Love, 2002)
Dalam majalah SWA (2001) menyebutkan
dalam Wardani (2008). Perusahaan
bahwa terdapat sebanyak 25 perusahaan
yang memiliki kemampuan tumbuh atau
peringkat teratas yang menerapkan good
berinvestasi akan lebih profitable, yang
corporate governance dengan baik secara
pada
memengaruhi
tidak langsung menaikkan nilai sahamnya.
kinerja yang baik pada perusahaan.
Secara teoritis praktik good corporate
Dengan
ini
governance dapat meningkatkan kinerja
kesempatan
keuangan mereka, mengurangi risiko yang
pertumbuhan sebagai variabel kontrol
mungkin dilakukan oleh dewan dengan
dalam penelitian ini.
keputusan yang menguntungkan sendiri,
2) Ukuran Perusahaan (size)
umumnya good corporate governace dapat
akhirnya
akan
demikian,
memasukkan
penelitian
variabel
Pengaruh ukuran perusahaan terhadap
meningkatkan kepercayaan investor untuk
corporate governance masih belum
menanamkan
jelas
berdampak terhadap kinerjanya.
arahnya.
Perusahaan
dapat
memiliki masalah keagenan yang lebih besar
(karena
dimonitor)
lebih
sehingga
sulit
akan
untuk
pemegang saham saat ini sangat aktif dalam
membutuhkan
meninjau kinerja perusahaan karena mereka menganggap
Dengan
governance
memasukkan
yang
Menurut Xiaonian, et.al. (2000)
corporate governance yang lebih baik. demikian,
modalnya
penelitian
yang
good lebih
corporate baik
akan
ukuran
memberikan imbalan hasil yang lebih tinggi
perusahaan sebagai variabel kontrol.
bagi mereka. Penerapan good corporate
Ukuran
dengan
governance yang baik berfokus pada proses
menggunakan log natural dari penjualan
manajemen risiko dan pengendalian internal
(Klapper
yang efektif akan meningkatkan kinerja dan
perusahaan
dan
Wardani, 2008). -54-
variabel
ini
bahwa
Love,
diukur
2002
dalam
daya saing serta kreatifitas nilai perusahaan
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Tri Purwani)
yang pada nantinya dapat mencapai tujuan
governance terhadap kinerja perusahaan
yang diinginkan. Sementara peneliti lain,
yang telah go public di pasar modal yang
Budiman,2004
bahwa
sedang berkembang (emerging market),
penerapan EVA sebagai indikator kinerja
secara khusus, penelitian ini menguraikan
keuangan perusahaan sangat sesuai dan
tentang evolusi dari corporate governance
mendukung prinsip-prinsip yang terdapat
dan kinerja perusahaan dalam pasar yang
dalam Good Corporate Governance (GCG).
sedang berkembang. Hasil penelitian ini
EVA sebagai indikator kinerja perusahaan,
menunjukkan
dapat dijadikan sebagai pintu gerbang dalam
signifikan antara penerapan good corporate
mewujudkan
governance terhadap kinerja perusahaan.
mengungkapkan
terlaksananya
GCG
di
Indonesia.
adanya
pengaruh
yang
Sementara peneliti lain Gruszczynski (2006)
Menurut Brown and Caylor (2004)
melakukan penelitian terhadap perusahaan-
melakukan penelitian terhadap perusahaan-
perusahaan go public di Polandia. Adapun
perusahaan yang listing di New York Stock
tingkat penerapan corporate governance
Exchange dan menerapkan good corporate
dalam
governance berdasarkan penilaian Gov-
pemeringkatan yang dilakukan oleh Polish
Score yang diterbitkan oleh Institutional
Corporate
Shareholders Services. Dalam penilaian
terdapat sedikitnya sembilan indikator yang
penerapan good corporate governance ini,
digunakan
terdapat delapan hal utama yang menjadi
komposisi dan kompetensi dewan pengawas
indikator utama, yaitu : audit, dewan direksi,
dan anggota dewan independen, pengawasan
hukum, pendidikan direksi, kompensasi
yang mencakup beberapa bagian, akses rapat
kepada
dewan
progressive
practices,
incorporation. menunjukkan governance signifikan
direksi
Hasil bahwa
ini
Governance
sebagai
Forum,
pengukur,
dimana
yaitu
dan
state
of
manajemen, auditor independen, regulasi
ini
dalam aktivitas jual beli saham, tujuan, visi,
corporate
misi perusahaan, dan transparansi dalam
positif
kinerja
dan
perusahaan.
fungsi
menunjukkan
adanya
(2005) yang melakukan penelitian mengenai
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
good
good
pengaruh
penerapan
penerapan
dari
penyampaian informasi. Hasil penelitian ini
Sedangkan menurut Jandik dan Rennie
pengaruh
:
umum
good
saham,
hasil
eksekutif,
penelitian
pemegang
merupakan
dan
berpengaruh terhadap
penelitian
corporate
antara
governance
corporate -55-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 2 Mei 2010
periode tersebut terdapat 114 perusahaan
2.6. Pengembangan Hipotesis Berdasarkan uraian dalam telaah pustaka,
penerapan
Governance
GCG)
Good
Corporate
berpengaruh
positif
yang bersedia mengikuti survey, tetapi hanya 89 perusahaan yang memperoleh skor dalam
pemeringkatan
Corporate
terhadap kinerja keuangan. Budiman, 2004,
Governance Performance Index (CGPI).
mengungkapkan bahwa penerapan EVA
Pengambilan
sebagai
menggunakan purposive sampling, yaitu
indikator
kinerja
keuangan
sampel
sampel
dilakukan
dengan
dengan
perusahaan sangat sesuai dan ndukung
penentuan
target
atau
prisnip-prinsip yang terdapat dalam Good
pertimbangan tertentu (Sekaran, 2003).
Corporate Governance (GCG). Hal ini juga terungkap
dalam
hipotesis
penelitian
3.2. Metode Pengumpulan Data
Siahaan, 2008 yang mengungkapkan bahwa
Penelitian ini menggunakan data
terdapatnhubungan positif antara penerapan
sekunder berupa data historis yang diperoleh
GCG dengan kinerja keuangan yang diukur
dari
dengan EVA. Dengan demikian, maka
perantara. Data sekunder tersebut meliputi
hipotesis
buku
dalam
penelitian
ini
dapat
dikembangkan adalah sebagai berikut:
berbagai
referensi,
sumber
literatur,
melalui
data
media
laporan
keuangan dan informasi kinerja keuangan
Penerapan good corporate governance
perusahaan sampel yang diambil melalui
berpengaruh
website www.idx.co.id dan juga melalui
positif
terhadap
EVA
momentum dengan firm’s size dan
Indonesian
growth opportunity sebagai variabel
(ICMD) 2004 sampai dengan 2008.
Capital
Market
Directory
kontrol. 4. 3.
Metode Penelitian
Pengujian Hipotesis dan Pembahasan
4.1. Pengujian Hipotesis Sebelum
3.1. Populasi dan Sampel
pengujian
hipotesis,
Populasi dalam penelitian ini adalah
terlebih dahulu dilakukan analisis regresi
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa
berganda untuk mengetahui hubungan dan
Efek Indonesia dan termasuk dalam peserta
besarnya pengaruh variabel independen,
survey
for
yaitu penerapan good corporate governance
selama
(GCG) terhadap variabel dependen kinerja
periode 2004 sampai dengan 2008. Selama
perusahaan yang diproksikan dalam nilai
The
Corporate
-56-
Indonesian
Governance
Institute (IICG)
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Tri Purwani)
EVA Momentum (EVAM). Pengolahan data
EVAM = 0.519 – 0.009GCG +
dalam analisis ini masih dilakukan dengan
0.351GO + 0.059SIZE + ε
menggunakan software SPSS 15.0. Adapun model
regresi
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Koefisien konstanta berdasarkan hasil regresi adalah positif 0.519. Hal ini dapat diartikan bahwa Y (nilai EVA Momentum) akan bernilai 0.519 apabila
EVAM = a + b1GCG + b2GO + b3SIZE + ε
penerapan good corporate governance
Keterangan:
(GCG), growth opportunity (GO), dan
EVAM : nilai EVA Momentum perusahaan
firm’s
GCG
bernilai 0.
:
skor
pemeringkatan
penerapan
GCG (CGPI) GO
(SIZE)
masing-masing
b. Koefisien regresi pada variabel GCG
: growth opportunity perusahaan
sampel
bernilai -0.009, artinya bahwa setiap penurunan
SIZE
: firm’s size perusahaan sampel
a
: konstanta regresi atau intersep
b1
: koefisien regresi penerapan GCG
b2
:
koefisien
regresi
growth
opportunity
b3
size
: koefisien regresi firm’s size Tabel Analisa Regresi Berganda Coefficients(a)
satu
persen
variabel
penerapan good corporate governance, maka akan meningkatkan nilai EVA Momentum
sebesar
0.009
dengan
asumsi nilai variabel GO dan SIZE adalah konstan. c. Koefisien regresi pada variabel GO bernilai positif 0.351, artinya bahwa setiap variabel
kenaikan
satu
growth
menyebabkan Momentum
persen
pada
opportunity
akan
kenaikan sebesar
pada
0.351
EVA dengan
asumsi bahwa nilai variabel GCG dan Tabel 1 : Analisa Regresi Berganda Coefficients (a)
SIZE adalah konstan. d. Koefisien regresi pada variabel SIZE
Dari hasil pengolahan data di atas,
bernilai positif 0.059, artinya dengan
maka dapat disusun suatu persamaan regresi
asumsi bahwa nilai veriabel GCG dan
berganda sebagai berikut:
GO adalah konstan, setiap kenaikan satu persen pada variabel firm’s size akan -57-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 2 Mei 2010
menyebabkan
kenaikan
pada
EVA
Momentum sebesar 0.059.
diukur dengan nilai EVA Momentum. Namun secara parsial, hal ini berlaku sebaliknya,
penerapan
good
corporate governance tidak berpengaruh
4.2. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis regresi sebagaimana terdapat dalam tabel 5.7, diketahui
bahwa
penerapan
good
(GCG)
dimana
koefisien corporate
adalah
sebesar
positif
signifikan
terhadap
nilai
EVA
Momentum.
variabel
Dengan demikian dapat disimpulkan
governance
bahwa tidak terdapat pengaruh langsung dari
-0.009.
Nilai
penerapan
good
corporate
governance
koefisien yang menunjukkan angka negatif,
terhadap kinerja perusahaan atau nilai EVA
mengandung arti bahwa peningkatan nilai
Momentum.
variabel
signifikan dari growth opportunity terhadap
GCG
akan
menurunkan nilai
Adapun
penerapan
pengaruh GCG terhadap Eva Momentum
sebagaimana dijabarkan dalam hasil uji
bersifat negatif. Hasil ini konsisten dengan
hipotesis
penelitian Siahaan,2008 yang menyatakan
bahwa
bahwa terdapat hubungan negative antara
governance akan memberi pengaruh positif
penerapan GCG dengan kinerja keuangan
terhadap kinerja perusahaan yang dalam hal
perusahaan yang diukur dengan EVA. Hal
ini diukur dengan nilai EVA Momentum
ini
apabila
dengan
teori,
yang
menyatakan bahwa penerapan GCG akan memberikan
pengaruh
positif
dikatakan bahwa terjadi suatu anomali
berdasarkan
hasil
pengujian hipotesis secara simultan dan parsial diketahui bahwa secara simultan, good
corporate
governance
berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja perusahaan yang dalam penelitian ini -58-
parsial,
penerapan
menunjukkan
good
didukung
corporate
oleh
kesempatan
bertumbuh atau growth opportunity. 5.
Kesimpulan Berdasarkan
hasil
pembahasan
dalam penelitian ini maka dapat ditarik
dalam penelitian ini.
penerapan
secara
governance
terhadap
kinerja perusahaan. Dengan demikian dapat
Selanjutnya
corporate
positif
variabel EVA Momentum, dengan kata lain
berkebalikan
good
pengaruh
beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan good corporate governance tidak
berpengaruh
secara
langsung
terhadap kinerja perusahaan dengan alat ukur EVA Momentum. Hal ini berarti tidak
konsisten
dengan
teori
yang
Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan (Tri Purwani)
menyatakan bahwa penerapan good
mengingat
corporate
berpengaruh
diperkenalkan pada tahun 2009. Dalam
positif terhadap kinerja perusahaan, yang
perhitungan nilai EVA Momentum,
kemudian disebut dengan anomali.
terdapat banyak aspek yang selama ini
governance
2. Beberapa dikemukakan
EVA
Momentum
baru
faktor
yang
dapat
tidak diperhitungkan dalam rasio-rasio
dari
adanya
anomali
keuangan konvensional yang selama ini
tersebut antara lain:
dipakai
a. Manfaat yang dapat dirasakan dari
untuk
mengukur
kinerja
perusahaan.
penerapan GCG bersifat long term atau jangka panjang, sedangkan nilai EVA
Daftar Pustaka
Momentum merupakan ukuran kinerja pada satu periode tertentu, dengan demikian
pengaruhnya
tidak
dapat
dilihat secara langsung. b. Banyak
perusahaan
yang
masih
menerapkan prinsip GCG hanya karena dorongan regulasi. Prinsip-prinsip GCG belum menjadi kultur dalam perusahaan dan belum dimanfaatkan hingga pada tingkat penunjang kinerja perusahaan secara signifikan dan dalam menilai kinerja perusahaan. c. Sistem birokrasi dan penegakan hukum yang masih sangat buruk di Indonesia, serta pemberantasan korupsi yang lemah semakin
mendukung
keseriusan
perusahaan-perusahaan
Indonesia
dalam
kurangnya
menerapkan
di
Good
Corporate Governance. d. EVA Momentum masih sangat jarang
Bauer, Rob, Nadja, G., and Roger.2003, ”Empiricial Evidance on Corporate Governance in Europe: The Effect on Stock Return, Firm Value and Performance”, Forthcoming in The Journal Of Asser Management, Oktober, 2003 Brown, Lawrence, and J., Caylor.2004, ”Corporate Governance and Firm Performance”, Boston Accounting Research Colloquium 15th, Desember, 2004 Budiman,Cipta.2004, ”Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Publik di Bursa Efek Jakarta dengan Menggunakan Pendekatan Economic Value Added”.(Thesis yang tidak dipublikasikan) Drobetz,
Wolfgang, Andreas, and Heinz.2003 ” Corporate Governance and Expected Stock Returns: Evidance From German”, ECGI Finance Working Paper, Februari, 2003
dipakai oleh perusahaan di Indonesia -59-
Majalah Ilmiah INFORMATiKA Vol. 1 No. 2 Mei 2010
Gruszczynski, Marek.2006, ” Corporate Governance and Financial Performance of Companies in Poland”, International Advances in Economic Research Vol. 12 No. 2, May, 2006 IICG, 2001. “Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan”. Edisi Ketiga, Jakarta Jandik, Thomas and Rennie,Craig, 2005, ” The Evolution of Corporate Governance and Firm Performance in Emerging Market: The Case of Sellier and Bellot”, ECGI Working Paper Series in Finance. September, 2005 Klapper,
L. and Love.2002.”Corporate Governance, InvestorProtection and Performance in Emerging Markets”, World Bank Working Paper.
Stewart,Bennet.2009, ”EVA Momentum: The One Ratio That Tells the Whole Story”, Journal of Applied Corporate Finance, Vol.21 No.2, Spring 2009: 74-86 Sulistyanto, Sri.2003. “Good Corporate Governance: Berhasilkah di Indonesia?”, Artikel Tjager, I.N., Alijoyo, F. A., Djemat, H.R., dan Soembodo, B., 2003, “Corporate Governance”, Prenhallindo, Jakarta Tunggal, Amin Widjaja. 2001, “Memahami Konsep Economic Value Added (EVA) dan Value Based Management (VBM)”, Harvarindo.Jakarta
-60-
Warsono,Sony, Amalia,Fitri, Rahajeng, Dian Kartika, 2009, ”Corporate Governance Concept and Model: Preserving True Organisation Welfare”, Center for Good Corporate Governance, Yogyakarta.