PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)
NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh: NGATINI A 410 080 238
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
PENGESAHAN PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)
Dipersiapkan dan Disusun oleh NGATINI A 410 080 238
1.
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada Tanggal, November 2012 Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Susunan Dewan Penguji Prof. Dr. Sutama, M.Pd (
)
2.
Dr. Tjipto Subadi, M.Si
(
)
3.
Drs. Slamet HW, M.Pd
(
)
Surakarta, November 2012 Disahkan Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan
Drs. Sofyan Anif, M.Si
ABSTRACT IMPLEMENTATION LEARNING STRATEGY CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE COMMUNICATION MATHEMATICS LEARNING (PTK Mathematics Learning Class VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)
NGATINI, A 410 080 238. Research Paper. Faculty of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Surakarta. 2012. 70 pages.
This study aims to describe the implementation of the communication strategy of learning mathematics teaching and learning is contextual learning in class VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. This type of research in this study is the PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Subjects receiving action is class VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta, amounting to 10 and 31 students are subject giver action VIII B grade math teacher SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Data collection was conducted through observation, field notes, and documentation. To ensure the validity of the data, using the technique of triangulation. The data analysis technique in descriptive qualitative flow method comprising data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed an increase in communication students in learning mathematics. It can be seen from the students who 1) ability in writing before action 25.8% and after the act had increased by 77.4%, 2) verbal ability measures 16.1% before and after the act had increased by 61.2%, 3) the ability to draw before action 19.3% and after the act had increased by 74.9%, 4) the ability to explain the concepts before and after the 9.6% action action increased by 61.2%. Based on this study concluded that the implementation of contextual teaching and learning strategies to improve communication student learning in mathematics learning in class VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.
Keywords: contextual teaching and learning, student communication
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Komunikasi merupakan hal penting dalam suatu proses pembelajaran, dalam suatu proses pembelajaran siswa dilibatkan secara aktif dan berbagi ide dengan siswa lainnya. Siswa yang pasif dalam pembelajaran, atau mempunyai kemampuan komunikasi yang rendah akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Rendahnya komunikasi belajar matematika siswa dialami siswa SMP Muhammadiya 10 Surakarta. Hal itu bisa dilihat dari kemampuan dalam Menulis 25,8%, kemudian kemampuan menyampaikan gagasan secara lisan 16,1%, selanjutnya kemampuan siswa dalam menggambar 19,3% dan kemampuan siswa dalam menjelaskan konsep-konsep 9,6%. Faktor yang menyebabkan rendahnya komunikasi belajar matematika di SMP tersebut yaitu cara pemilihan metode pembelajaran yang kurang tepat, yaitu masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional Dalam pembelajaran ini hanya guru yang berperan aktif sedangkan siswa pasif. Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi masalah diatas adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran contextual teaching and learning. Berdasarkan uraian diatas tentang kemampuan komunikasi belajar matematika maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang penerapan strategi pembelajaran Contextual Teaching and Learning. 2. Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendeskripsikan
peningkatan
komunikasi belajar matematika setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan strategi contextual teaching and learning, komunikasi belajar matematika pada siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta meningkat. Indikator komunikasi siswa yaitu 1) kemampuan menulis, 2) kemampuan lisan, 3) kemampuan menggambar, dan 4) kemampuan menjelaskan konsep-konsep.
B. LANDASAN TEORI 1. Komunikasi belajar matematika a. Hakekat Komunikasi Komunikasi adalah saling hubungan antara seseorang untuk memperoleh informasi atau menyampaikan informasi, menyampaikan pendapat, gagasan, ide guna memperoleh suatu pemecahan masalah. b. Hakekat Belajar Suatu kemauan seseorang untuk melakukan sesuatu untuk kebaikan dirinya guna memperbaiki kesalahan dan ingin dirinya menjadi lebih baik berdasarkan pengalaman atau informasi yang di peroleh baik dari diri sendiri atau orang lain. c. Hakekat Matematika Matematika adalah bahasa simbolis yang mengekspresikan ideide, struktur, atau hubugan yang logis termasuk konsep-konsep abstrak untuk memudahkan manusia untuk berpikir dan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning a. Hakekat Pembelajaran Pembelajaran adalah suatu proses saling berhubungan dan menjadi satu kesatuan yang utuh untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan dengan baik antara guru dan siswa dengan sarana prasarana untuk memfasilitasi. b. Strategi Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Langkah-langkah strategi pembelajaran Contextual teaching and Lerning, yaitu: 1) Pendahuluan a) Menyampaikan materi prasarat b) Memberikan motivasi terhadap siswa 2) Kegiatan inti a) Proses eksplorasi meliputi: mengelompokan peserta didik secara heterogen antara 7-8 siswa, pembagian tugas untuk masing-masing
kelompok, mendiskusikan dan mencatat prosedur penyelesaian, diskusi
mengenai
penyelesaian
tugas
dari
masing-masing
kelompok, b) Proses elaborasi meliputi: mempresentasikan hasil
diskusi
kelompok secara bergantian c) Proses konfirmasi meliputi: Tanya jawab dari kelompok lain, penyajian soal latihan untuk siswa, siswa mengerjakan didepan kelas dan mempresentasikan jawaban. 3) Penutup a) Menarik kesimpulan berdasarkan pertanyaan dari guru b) Memberikan tugas C. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif antara kepala sekolah, guru matematika dan peneliti 2. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian ini
dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah 10
Surakarta yang beralamatkan di karangasem Surakarta. Pertimbangan pemilihan sekolah ini belum pernah dilakukan penelitian dengan judul yang sama dengan peneliti. b. Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2011/2012. Adapun rincian waktu penelitian sebagai berikut. 1) Tahap Persiapan : minggu ke-4 bulan April 2012 sampai minggu ke-3 bulan 4 Mei 2012. 2) Tahap Pelaksanaan : minggu ke-3bulan Mei 2012 sampai minggu ke-4 bulan Mei 2012. 3) Tahap Analisis Data : minggu ke-4 bulan Mei 2012sampai minggu ke5 bulan Mei 2012
4) Tahap Pelaporan : minggu ke-5 bulan mei 2012 sampai minggu ke-2 bulan Juni 2012. 3. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang bertindak sebagai subyek yang memberikan tindakan. Seluruh siswa kelas VIII B di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta tahun ajaran 2011/2012 sebagai subyek yang menerima tindakan. Peneliti dibantu mitra guru matematika sebagai observer. 4. Rancangan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan komunikasi siswa dalam belajar matematika. Guru kelas dan peneliti dilibatkan sejak: 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, 3) pelaksanaan tindakan, 4) observasi, 5) refleksi, 6) evaluasi, dan 7) penyimpulan hasil berupa peningkatan komunikasi
belajar
matematika.
Langkah-langkah
penelitian
dapat
diilustrasikan sebagai berikut: Tindakan I
Perencanaan Tindakan
Observasi dan Monitoring
Putaran I
Evaluasi Refleksi Siswa Mencapai Penguasaan Tindakan II
Perencanaan terevisi
Observasi dan Monitoring
Evaluasi Refleksi
Siswa Mencapai Penguasaan Dan seterusnya
Gambar 3.1 Rancangan PTK Tjipto Subadi, 2011: 93
Putaran II
5. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data digunakan untuk menentukan data-data yang dibutuhkan dapat diolah menjadi suatu data yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi. a. Observasi Menurut Arikunto (2006:229) dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Observasi digunakan untuk mengetahui adanya perubahan tingkah laku tindakan belajar siswa yaitu peningkatan komunikasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajan contextual teaching and learning. b. Catatan Lapangan Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen (Lexy Moleong, 2008: 209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan untuk mengumpulkan data dan refleksi terhadap data dan penelitian kualitatif. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat kejadian-kejadian penting yang muncul pada saat proses pembelajaran matematika berlangsung yang belum terdapat dalam observasi. c. Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat dokumen yang ada dalam sekolah serta foto-foto atau gambar yang diperoleh selama penelitian.
6. Instrumen Penelitian a. Pengembangan instrument Instrument dikembangkan oleh peneliti bersama guru matematika dengan validitas isi. Berdasarkan cara pelaksanaan dan tujuan, peneliti menggunakan observasi berbentuk observasi pasrtisipasif. Observasi partisipasif adalah suatu observasi yang pengamatannya (observernya) ikut ambil bagian dalam kegiatan objeknya sebagaimana yang lain tidak nampak dalam sikap. Metode ini digunakan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung saat kegiatan pembelajaran di kelas. b. Validitas Isi Instrumen Peneliti memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. 7. Teknik Analisis Data Analisi
data
data
dalam
penelitian
ini
dilakukan
dengan
menggunakan metode alur. Dimana langkah-langkah yang harus dilalui dalam metode alur meliputi: c. Reduksi Data Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, dan tranformasi data yang muncul dari setiap pertemuan atau tindakan di kelas. Reduksi data dilakukan karena data yang diperoleh dari observasi yang beragam, sehingga diperlukan pemilihan data atas dasar relevansi, menyusun data yang sejenis, memfokuskan penyederhanaan data. Kegiatan ini mulai dilakukan ketika setiap tindakan tindakan dilaksanakan.
d. Penyajian Data Peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga dapat menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Dengan cara menampilkan data dan membuat hubungan antara variabel, peneliti mengerti apa yang terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti sehingga tujuan penelitian ini tercapai yaitu meningkatnya komunikasi siswa dalam pembelajaran matematika. e. Verifikasi Data Verifikasi data atau penarikan kesimpulan bersama guru matematika yang bersangkutan dan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan tinggi. D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Profil SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta yang beralamatkan, Jl.Srikoyo No.03 Karangasem Laweyan Surakarta yang berdiri diatas tanah dengan luas 1413 M2 dengan luas bangunan 596 M2 dengan bangunan permanen. Status sekolah adalah swasta dengan kepemilikan adalah SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dan merupakan sekolah terakreditasi B, yang saat ini dipimpin oleh kepala sekolah bernama Drs. Mahmud Hasni. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta mempunyai 8 ruang kelas yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Kelas VII terdiri dari 3 ruangan, kelas VIII terdiri dari 2 ruangan, dan kelas IX terdiri dari 3 ruangan. Selain 8 ruang untuk proses belajar mengajar, SMP Muhammadiyah 10 Surakarta juga memiliki fasilitas lain yaitu 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang staf tata usaha, 1 ruang BP/BK, 1 ruang perpustakaan, 2 ruang laboratorium IPA,, 1 mushola, 1 ruang UKS, 1 ruang OSIS, kamar mandi dan fasilitas-fasilitas lain yang dapat menunjang berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Jumlah siswa di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta saat ini sebanyak 224 siswa dengan rincian sebagai berikut: 97 siswa kelas VII, 62
siswa kelas VIII, 65 siswa kelas IX. Mempunyai tenaga pengajar Guru Tetap (PNS) sebanyak 6 guru, guru tidak tetap sebanyak 14 dan karyawan sebanyak 3 orang. Guru yang mengajar matematika sebanyak 2 guru. 2. Deskripsi Data Penelitian a. Kondisi awal komunikasi belajar matematika Berdasarkan dialog awal dan observasi pembelajaran awal peneliti menemukan beberapa permasalahan, yaitu: (1) siswa tidak berani bertanya mengenai hal yang belum dipahami, (2) hanya siswa yang tergolong pandai saja yang mau aktif mempresentasikan di depan, (3) banyak siswa yang malas mengerjakan soal latihan dan tugas yang diberikan oleh guru, (4) saat berdiskusi siswa ramai sendiri dan banyak yang pasif, hanya mengandalkan salah satu siswa yang pandai, (5) siswa tidak berani mengemukakan pendapat ketika proses diskusi. Berdasarkan observasi di awal diperoleh hasil dari 31 siswa yang mempunyai kemampuan menulis 8 siswa (25,8%), siswa yang mempunyai kemampuan lisan 5 siswa (16,1%), siswa yang bmempunyai kemampuan menggambar sebanyak
6 siswa (19,3%),
siswa yang
mampu menjelaskan konsep-konsep sebanyak 3 siswa (9,6%). b. Hasil Tindakan Kelas 1) Perencanaan tindakan kelas Perencanaan tindakan kelas siklus pertama dilaksanakan pada hari sabtu 12 Mei 2012. Perencanaan tindakan siklus kedua dilaksanakan 19 Mei 2) Pelaksanaan Tindakan dan Observasi Tindakan
kelas
siklus
pertama
pertemuan
pertama
dilaksanakan pada hari senin tanggal 14 Mei 2012 mulai pukul 11.15-12.30 WIB dengan materi sifat-sifat prisma dan jaring-jaring prisma.Tindak mengajar diawali dengan salam dan apersepsi, guru memberikan gambaran yang dilakukan yaitu mengenai strategi pembelajaran contextual teaching and learning. Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa 15 Mei
2012 mulai pukul 11.15-12.30 WIB dengan materi luas permukaan prisma dan volume prisma.. Tindak belajar dimulai dengan mengucap salam dan guru memberikan motivasi kepada siswa. Tindakan kelas siklus kedua pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin 21 Mei 2012 mulai pukul 11.15-12.30 WIB dengan materi sifat-sifat limas dan jaring-jaring limas. Tindak belajar diawali dengan menucap salam dan memotivasi siswa. Pelaksanaan tindakan kelas pertemuan kedua pada hari selasa 22 Mei 2012 WIB mulai pukul 11.15-12.30 WIB dengan materi luas permukaan limas dan volume limas. Tindak belajar diawali dengan salam dan motivasi bagi siswa. 3) Refleksi dan Evaluasi Refleksi siklus satu pertemuan pertamamendiskusikan tentang hasil observasi yang telah dilakukan dan diperoleh beberapa hal sebagai berikut: a) Siswa yang mengemukakan pendapat kepada teman meningkat b) Siswa yang mempresentasikan hasil pekerjaan didepan kelas dan menjawab pertanyaan, masih mengandalkan teman yang pintar. c) Siswa yang mengungkapkan pendapat kepada teman ketika proses
diskusi
meningkat
karena
dalam
diskusi
siwa
dituntutuntuk berfikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah secara bersama. d) Tindakan yang akan dilakukkan selanjutnya, guru akan lebih meningkatkan motivasi siswa untuk lebih aktif lagi ketika proses pembelajaran berlangsung, dengan cara memberikan hadiah secara langsung. Berdasarkan hasil refleksi kegiatan yang dilakukan pada tindakan siklus satu pertemuan pertama belum optimal dan penggunaan stratgi pembelajaran contextual teaching and learning belum baik dan kerja kelompok yang pasif. Refleksi pada pertemuan kedua ini diperoleh beberapa hal
a) Siswa yang mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok meningkat. b) Siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari kelompok lain masih mengandalkan siswa yang pintar, dan ketika proses presentasi berlangsung masih didominasi teman yang pintar. c) Hadiah yang diberikan oleh guru dapat meningkatkan antusias siswa yang mempresentasikan hasil diskusi kelompok. d) Putaran berikutnya peneliti dan guru memberikan point secara individu bagi siswa yang bertanya, menjawab pertanyaan, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Berdasarkan hasil refleksi diatas dapat dikatakan bahwa kegiatan yang dilakukan pada pertemuan ini mulai adanya peningkatan tetapi komunikasi dalam belajar masih didominasi siswa yang pandai. Refleksi siklus kedua pertemuan pertama ini diperoleh beberapa hal sebagai berikut: a) Siswa yang mempunyai antusias untuk bertanya, menjawab pertanyaan dari teman meningkat. b) Proses presentasi maisih didominasi siswa yang pandai. c) Hadiah dan point yang telah diberikan oleh guru membuat siswa yang pandaiuntuk meningkatkan kemampuanya. d) Guru akan lebih meningkatkan dan memotivasi siswa. Secara keseluruhan pada siklus kedua pertemuan pertama yang telah
dilakukan
oleh
guru
matematika
dengan
strategi
pembelajaran contextual teaching and learning belum sesuai dengan harapan masih ada siswa kurang mampu dalam bertanya menjawab dan mengemukanan pendapat didepan teman-teman mereka. Refleksi tindakan siklus kedua pertemuan kedua telah diperoleh beberapa hal sebagai berikut: a) Suasana pembelajaran di kelas sudah kondusif atau tenang
b) Siswa
dapat
mengikuti
pembelajaran
dengan
strategi
pembelajaran contextual teaching and learning dengan baik. c) Antusias siswa dalam bertanya meningkat dan antusias siswa dalam menanggapi pertanyaan dari kelompok lain meningkat. d) Komunikasi
siswa
dalam
pembelajaran
sudah
terlihat
meningkat. Secara keseluruhan pembelajaran pada tindakan kelas siklus kedua pertemuan kedua yang telah dilakukan oleh guru matematika dengan strategi pembelajaran contextual teaching and learning sudah sesuai harapan. 3. Hasil Penelitian Berdasarkan pembelajaran secara menyeluruh pada penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan komunikasi belajar dalam pembelajaran matematika melalui strategi pembelajaran contextual teaching and learning. Data peningkatan komunikasi siswa sebelum dan sesudah tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4. 1 Sesudah Tindakan No
Aspek yang Sebelum diamati Tindakan
Putaran II
Putaran I Pertemuan I
Pertemuan II
Pertemuan I
Petemuan II
2.
Kemampuan menulis
8 siswa ( 25,8% )
siswa 12 siswa 15 siswa 20 siswa 24 (77,4%) (38,7%) (48,3%) (64,5%)
3.
Kemampuan lisan
5 siswa ( 16,1% )
siswa 8 siswa 12 siswa 15 siswa 19 (61,2%) (25,8%) (38,7%) (48,3 %)
4.
Kemampuan menggambar
siswa 6 siswa 10 siswa 13 siswa 19 siswa 23 (74,9%) (19,3%) (32,2%) (41,9%) (61,2%)
4.
Kemampuaan menjelaskan 3 siswa konsep(9,6% ) konsep
siswa 5 siswa 9 siswa 15 siswa 19 (61,2%) (16,1%) (29%) (41,3%)
Data peningkatan komunikasi belajar matematika
Adapun grafik peningkatan komunikasi belajar siswa dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus dua dapat digambarkan sebagai berikut
Grafik 4. 1
Grafik Peningkatan Komunikasi Belajar Matematika melalui Strategi Pembelajaran contextual teaching and learning 25
Jumlah Siswa
20
15 kemampuan menulis
10
kemampuan lisan kemampuan menggambar
5
kemampuan menjelaskan konsep-konsep 0
Pelaksanaan Tindakan
Grafik Peningkatan Motivasi Siswa dalam Pembelajaran Matematika
4. Pembahasan Pembahasan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan secara kolaborasi antara guru dan peneliti. Penelitian dilaksanakan dengan tindakan kerja kolaborasi denagan dimulai 1) dialog awal, 2) perencanaan tindakan, a) identifikasi masalah yang yang diduga mempengaruhi hasil belajar siswa dan penyebabnya; b) perencanaan solusi masalah, dan 3) pelaksanaan tindakan, 4) evaluasi hasil pelaksanaan tindakan. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan strategi contextual teaching and learning guru berperan sebagai fasilitator, dan siswa yang aktif dalam pembelajaran. Guru memfasilitasi siswa, membantu siswa yang mengalami kesulitan ketika proses diskusi. Memotivasi siswa agar ketika proses pembelajaran berlangsung siswa berani mengemukakan ide, pendapat kepada teman, berani menjawab atau menanggapi ketika proses presentasi. Melatih siswa untuk berpikir kritis, bertanggungjawab untuk menyelelesaikan masalah yang telah diberikan dan bekerjasama dengan baik. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan selama dua kali putaran yang dalam satu kali putaran terdapat dua pertemuan. Kemampuan komunikasi belajar siswa mengalami peningkatan dari putaran satu sampai putaran dua baik
pada
pertemuan
pertama
maupun
kedua.
Siswa
mampu
mengemukakan ide, pendapat secara lisan siswa mampu menjelaskan contextual teaching and learning konsep-konsep, mampu menggambar dengan baik, mampu menulis dan mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik. Proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching and learning
menjadikan suasana belajar yang
menyenagkan, tidak monoton, menjadikan siswa semangat, mampu berpikir kritis, memecahklan masalah, memberdayakan siswa untuk belajar sendiri, belajar melalui kolaborasi atau bekerjasama untuk berbagi pendapat.
E. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1. Kesimpulan a. Proses Pembelajaran Matematika Proses pembelajaran matematika yang dilakukan melalui strategi contextual teaching and learning untuk meningkatkan komunikasi belajar matematika siswa kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta dengan materi prisma dan limas b. Peningkatan Komunikasi Belajar Matematika Setelah diterapkannya pembelajaran matematika menggunakan strategi pembelajaran contextual teaching and learning, terdapat peningkatan komunikasi belajar siswa dalam proses pembelajaran. Komunikasi siswa dalam belajar matematika :1) kemampuan menulis meningkat dari 25,8 % menjadi 77,4 %, 2) Kemampuan lisan meningkat dari 16,1 % menjadi 61,2 %, 3) Kemampuan menggambar meningkat dari 19,3 % menjadi 74,9 %, 5) Kemampuan menjelaskan konsep-konsep meningkat dari 9,6 % menjadi 61,2 %. 2. Implikasi Berdasarkan kesimpulan di atas, memberikan implikasi bahwa penerapan strategi pembelajaran contextual teaching and learning dapat meningkatkan komunikasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Strategi pembelajaran contextual teaching and learning diharapkan dapat menarik dan mengarahkan siswa untuk komunikatif ketika proses pembelajaran. Penggunaan strategi pembelajaran yang bervariasi dan sesuai dengan materi ajar dapat membantu memaksimalkan komunikasi siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pilihan guru dalam meningkatkan komunikasi belajar matematika. 3. Saran a. Terhadap guru matematika Menciptakan suasana pembelajaran yang menyenagkan, salah satunya dengan menggunakan strategi pembelajaran
contextual
teaching and learning dan dalam pembelajaran guru melibatkan siswa ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran. b. Terhadap siswa Siswa diharap untuk mempersiapkan diri sebelum pembelajaran akan dilaksanakan, ikut aktif dalm pembelajaran, dalam diskusi kelas siswa diharapkan mempunyai tanggungjawab yang besar terhadap tugasnya dan mampu bekerjasama dengan teman. Menggulang materi yang telah disampaikan dirumah. c. Terhadap peneliti berikutnya Apabila dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, diharapkan
peneliti
selanjutnya
mampu
memperbaiki
dan
menyempurnakannya sebagai pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan dengan strategi dan variabel yang berbeda guna mengatasi permasalahan-permasalahan
yang
muncul
dalam
pembelajaran
matematika. 3. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, Mulyono.2003.Penelitian Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta:Rinekacipta Agus, Nunik Avianti.2008.Mudah Belajar Matematika 2.Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik,
Oemar.2007.Kurikulum
dan
Pembelajaran.Bandung:Remaja
Rosdakarya Hanafi, Nur Zaman. 2009. Pembelajaran Matematika dengan Metode OpenEnded untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII di SMP Negeri 2 Karanganom). Skripsi, UMS (tidak diterbitkan) Johhson,E.B.2007. Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar Mengasyikan dan Bermakna,Bandung:MLC
Mahmudi, Ali. 2009. Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal MIPMIPA UNHALU Volume 8, Nomor 1, Februari 2009, ISSN 14122318) Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sholikhah, alimatul. 2010. Peningkatan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika melalui strategi Contextual Teaching and Learning (CTL) berbasis portofolio siswa kelas VII SMP N 2 Gatak Tahun ajaran 2009/2010. Skripsi UMS, tidak diterbitkan. Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Study Berbasis PTK (Penelitan Tindakan Kelas). Surakarta: BP – FKIP UMS. Rais, Ilham. 2011. Penggunaan Multimedia Pembelajaran untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Program
Linear
pada
Siswa
Representational Abstract (CRA)
dengan
Pendekatan
Concrete
(PTK Pembelajaran Kelas XI
Akuntansi 1 SMK N 1 Banyudono). Skripsi, UMS (tidak diterbitkan) sumber:http://tirman.wordpress.com/komunikasi-efektif-dalampembelajaran/)Anurahman.2010. belajar dan pembelajaran. Bandung :Alfabeta. Suprijono,Agus.2009.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar Sutama. 2010. Penelitian Tindakan. CV Citra Mandiri Utama:Semarang Sutama. 2011. Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PPTK, TS, dan PTBK. Semarang: CV.Citra Mandiri Utama. Taniredja,Tukiran
dkk.2011.
Model-Model
Pembelajaran
Inovatif.
Bandung:Alfabeta Toumasis, Charalampos. 2004. Cooperative study teams in mathematics classrooms. International Journal. Mathematic. Education Science Technology, vol. 35, no. 5, 669–679 Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Wiyanto,Yuli Tri.2007”Analisis Cara Berfikir Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Potronoyan”.Skripsi.Surakarta:UMS (Tidak diterbitkan)