PEMBUATAN PROTOTIPE PERANGKAT LUNAK PERHITUNGAN INVESTASI AGRIBISNIS HORTIKULTURA PADA OFF SEASON Arifin Puji Widodo1)
Sugeng Wahyu Hidayat 2)
A
1) Dosen Program Studi Sistem Informasi STMIK STIKOM Surabaya 2) Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi STMIK STIKOM Surabaya
R
AB
AY
Abstract Horticulture is an agricultural product groups that have strategic value for producers, traders and consumers in Indonesia. In terms of demand, the outlook for domestic demand will tend to increase horticultural products, in line with the increase in population, rising incomes and the growing downtown community, industry and tourism. These circumstances encourage increased trade of horticultural products, and increase market share. But on the other, an open market situation is not matched by the quality and quantity of products produced by farmers. Total production of an abundant and a time when the amount falls short because production numbers are declining. The decline in production at the moment are not in season and an abundance of production in the season resulted in prices being uncertain (fluctuations). Frequent price fluctuations due to supply and demand the amount required is not balanced. Disproportionate amount of supplies can be caused because the manufacturer was not able to adjust the volume of offerings to suit consumer demand. Fluctuations in the price of horticultural a central issue that often arises in the marketing of horticultural commodities. Such a condition is not conducive to the development of agri-horticulture because the gains are not stable, but high profit levels and stable or the clarity of the results it can be a trigger for businesses to invest and expand its business.
SU
Therefore, a mechanism is needed to build a system that can be used for analysis and calculation of horticultural agribusiness investments. The system is expected to generate investment returns based on the information that is planted outside of the commodity, which can show the cost to address the risks and the results obtained. Key words: Investment Analisys, Horticulture, Off Season
Pendahuluan
jumlah
M
Hortikultura merupakan kelompok produk pertanian yang memiliki nilai strategis bagi produsen,
sebagai
O
pelaku pasar, dan konsumen di Indonesia. Bagi petani produsen,
hortikultura
memiliki
nilai
IK
ekonomi yang relatif lebih tinggi dibanding tanaman pangan. Bagi pelaku pasar, hortikultura memiliki kapasitas permintaan yang tinggi, dengan berbagai
ST
jenis variasi yang beragam mulai dari produk segar maupun olahan. Sementara itu bagi konsumen, kebutuhan
akan
produk
hortikultura
semakin
meningkat sejalan dengan peningkatan pengetahuan konsumen akan gizi dan kesadaran hidup sehat. Pasar produk hortikultura relatif lebih terbuka, dengan dukungan segmentasi pasar yang luas.
Ditinjau
permintaan
dari
domestik
segi
permintaan,
akan produk
prospek
hortikultura
penduduk,
peningkatan
pendapatan
masyarakat serta berkembangnya pusat kota, industri dan pariwisata. Sementara itu dari segi kualitas permintaan, segmentasi produk hortikultura menjadi semakin
beragam
sejalan
dengan
pemahaman
konsumen yang semakin tinggi akan pengetahuan tentang gizi, serta berkembangnya sentra pasar dan perkembangan industri pengolahan produk berbasis hortikultura. Situasi dan kondisi tersebut mendorong peningkatan perdagangan produk hortikultura, serta meningkatkan pangsa pasar dan peran pelaku pasokan produk hortikultura. Pertumbuhan pasar produk hortikultura memberikan peluang bagi petani hortikultura untuk meningkatkan akses mereka terhadap pasar. Namun disisi yang lain, situasi pasar yang terbuka membuat tingkat persaingan antar
cenderung meningkat, sejalan dengan peningkatan SNASTI 2012, OSIT - 95
pelaku pasar menjadi semakin tinggi, dimana petani
oleh petani hortikultura, karena keputusan yang
sebagai produsen berada dalam posisi yang sangat
diambil tidak pernah disertai dengan analisis dan
lemah dibandingkan dengan pelaku pasar yang lain.
perhitungan melalui data histori. Fluktuasi harga sering terjadi akibat
dengan negara lain yang disebabkan karena mutu,
jumlah pasokan dan permintaan yang dibutuhkan
harga, dan tingkat keterjaminan jumlah yang kurang
tidak seimbang. Jumlah pasokan yang tidak seimbang
memenuhi karena jumlah produksi yang sering
dapat disebabkan karena produsen tidak mampu
menurun, sehingga faktor tersebut berakibat pada
mengatur volume penawaran yang sesuai dengan
nilai ekspor yang tidak stabil (Hilman, 2011).
permintaan konsumen (Irawan, 2007). Fluktuasi
Penurunan produksi antara lain sering disebabkan
harga akibat jumlah pasokan yang tidak seimbang
oleh gangguan iklim berupa curah hujan yang tinggi
dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan
dan
tanaman.
menerapkan teknologi budidaya produksi diluar
Fluktuasi harga hortikultura selalu tidak menentu,
musim (off season) (Bahar, 2009). Dengan demikian
menjadi isu sentral yang sering muncul dalam
akan dapat panen dalam beberapa bulan dan tidak
pemasaran komoditas hortikultura. Kondisi demikian
terjadi panen raya dalam jumlah besar. Namun cara
sangat tidak kondusif pada perkembangan agribisnis
tersebut masih belum banyak diterapkan oleh pelaku
hortikultura karena keuntungan yang didapatkan
produksi hortikultura khususnya petani karena belum
rendah dan tidak stabil, padahal tingkat keuntungan
adanya dukungan informasi yang kuat tentang
yang tinggi dan stabil justru bisa menjadi pemicu investasi dan
memperluas usahanya (Irawan, 2007).
menyebabkan petani enggan untuk menerapkan budidaya off season adalah resiko kegagalan dan
Menurut Hutabarat (dalam Irawan, 2007)
biaya yang tinggi, baik biaya pembibitan, penyiapan
flukuasi
lahan, perawatan tanaman, pupuk, pengendalian
menguntungkan hortikultura
harga bagi
karena
yang
tinggi
pengembangan memiliki
tidak
agribisnis
pengaruh
negatif
M
bahwa
keunggulan budidaya off season. Faktor yang
SU
pelaku bisnis untuk melakukan
AY
penganggu
AB
organisme
R
serangan
A
Produk hortikultura Indonesia masih kalah bersaing
hama,
dan
disebabkan
lain karena
sebagainya. tingkat
Faktor
analisa
tersebut dan
cara
terhadap keputusan pemilik modal untuk melakukan
perhitungan biaya investasi yang masih rendah
investasi akibat ketidak pastian terhadap hasil yang
sehingga cara budidaya tersebut belum diminati oleh
diperoleh.
hortikultura
petani. Namun dukungan petani sangat diperlukan
memang sering mengandalkan kebiasaan dalam
untuk mengembangkan dan menerapkan budidaya
memilah prioritas tanaman yang dikembangkan tanpa
tersebut untuk menghindari fluktuasi harga yang
umumnya
petani
IK
O
Pada
memperhitungkan kondisi harga pasar yang sering berfluktuasi. Sehingga yang sering terjadi adalah
sering terjadi. Oleh
karena
itu,
dibutuhkan
sebuah
mekanisme untuk membangun sistem yang dapat
yang akan dikembangkan dengan harapan harga
digunakan untuk analisis dan perhitungan investasi
pasca panen akan tinggi justru harga menurun. Begitu
agribisnis hortikultura pada saat off seasson. Sistem
juga sebaliknya ketika petani menganggap bahwa
ini diharapkan dapat menghasilkan informasi hasil
tanaman yang nilai harganya rendah justru pada
investasi berdasarkan komoditas yang ditanam diluar
waktu panen harganya tinggi. Kondisi seperti itu
musim, yang mampu menunjukkan biaya untuk
sangat
mengatasi resiko dan hasil yang diperoleh.
ST
kerugian, karena ketika petani telah memilih tanaman
merugikan
petani
karena
hasil
yang
didapatkan sering tidak seimbang dengan biaya yang dikeluarkan. Permasalahan seperti ini sering dialami
SNASTI 2012, OSIT - 96
komoditas utama dan waktu pengembangan
Metode Penelitian Model pengembangan yang digunakan dalam
pembuatan
aplikasi
ini
adalah
dengan
komoditas pada off-season. 3. Data Pegawai
menerapkan lima metode investasi yaitu payback
Data pegawai digunakan untuk menghitung
period, return of investment, net present value,
banyaknya pegawai yang dibutuhkan dalam
internal rate of return, dan probabiliy index. Aplikasi
pengembangan komoditas dan biaya gaji yang
ini dirancang dan dibangun untuk memudahkan
harus dikeluarkan pada off-season.
Pangan
dan
Hortikultura
dalam
melakukan
4. Data Alat
A
pimpinan UPT Pengembangan Agribisnis Tanaman
Data alat merupakan semua peralatan yang digunakan
mulai pembibitan sampai dengan
Desain model pengembangan sistem dapat dilihat
pemanenan. Berdasarkan data tersebut akan
pada gambar 1.
diketahui
AY
perhitungan investasi diluar musim (off-season).
biaya
peralatan
yang
SU
R
AB
besarnya
Gambar 1. Desain Model Pengembangan SistemĀ Berikut ini penjelasan dari model desain pengembangan sistem pada gambar 1.
off-season.
M
A. Input
dibutuhkan dalam pengembangan komoditas pada
5. Data Prasarana Data prasarana mencakup semua sarana yang
O
1. Data Tumbuh Tanaman
Data ini merupakan data yang berisi syarat
dibutuhkan
tumbuh tanaman baik on-season maupun off-
pengembangan
untuk
mendukung
komoditas.
Sehingga
proses akan
diketahui perbandingan sarana dan biaya yang
masing-masing
dibutuhkan untuk pengembangan pada off-season.
IK
season. Data ini akan dibedakan berdasarkan komoditas,
yaitu
semangka,
ST
melon, bawang merah, cabai, dan tomat. Syarat
6. Data Bibit
syarat
Data bibit digunakan untuk mencatat jenis bibit
agroklimat yang dapat digolongkan menjadi dua,
yang sesuai dengan pengembangan komoditas off-
yaitu iklim dan tanah. Iklim mempunyai tiga
season beserta biaya yang dibutuhkan.
tumbuh
tanaman
harus
berdasarkan
variabel yaitu sinar matahari, ketinggian tempat,
7. Data Hama dan Penyakit
dan curah hujan. Sedangkan variabel tanah
Data hama dan penyakit mencatat semua jenis
meliputi ketinggian tanah dan kemiringan tanah.
hama dan penyakit yang berpengaruh terhadap tanaman on-season dan off-season. Sehingga
2. Data Harga Komoditas Data
harga
digunakan
merupakan sebagai
acuan
data
histori
dalam
yang
dengan data tersebut dapat diketahui tingkat
pemilihan SNASTI 2012, OSIT - 97
resiko yang disebabkan oleh hama dan penyakit
5.
antara off-season.
Menghitung rencana pendapatan, bertujuan untuk mengetahui pendapatan yang didapatkan
8. Data Pupuk
berdasarkan tingkat resiko yang dialami.
Data pupuk digunakan untuk mencatat semua
6.
Menghitung rugi laba, merupakan perhitungan estimasi keuntungan usaha kotor, keuntungan
komoditas off-season. Berdasarkan data tersebut
bersih setelah bunga dan depresiasi, dan
akan diketahui jenis pupuk, banyaknya pupuk,
keuntungan bersih setelah pajak. Rugi laba
dan biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan
dihitung selama satu kali periode investasi.
komoditas off-season.
7.
9. Data Pestisida
Menghitung perubahan modal, merupakan cara
yang
pengembangan
digunakan
komoditas
untuk
selama periode investasi. 8.
off-season.
merupakan cara untuk mengetahui dana kas
Berdasarkan data tersebut akan diketahui jenis pestisida, banyaknya pestisida, dan biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan komoditas offseason.
Menghitung aliran kas bersih (cash flow),
yang sesungguhnya. 9.
AB
pestisida
AY
untuk mengetahui perubahan modal yang terjadi
Data pestisida digunakan untuk mencatat semua jenis
A
pupuk yang digunakan untuk pengembangan
Menghitung
break
event
point
(BEP),
digunakan untuk mengetahui titik impas volume produksi dan harga jual dalam investasi agar
B.
R
tidak mengalami kerugian.
10. Menghitung keuntungan absolut, digunakan
Proses inputan
data
yang
ada,
untuk mengetahui keuntungan mutlak yang
SU
Berdasarkan
selanjutnya akan dilakukan proses perhitungan
investasi berdasarkan metode perhitungan beserta
didapatkan dari investasi.
11. Menghitung
return
of
investment
(ROI),
penjadwalannya. Berikut ini merupakan penjelasan
bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas
beberapa proses yang terkait dalam sistem ini.
dari keseluruhan operasi perusahaan. Besar dan
1.
kecilnya ROI ditentukan oleh tingkat perputaran
langkah
awal
M
Proyeksi harga jual komoditas, merupakan yang
dilakukan
sebelum
melakukan penilaian investasi. Proykesi harga
Menghitung biaya investasi, bertujuan untuk
investasi. NPV menghitung selisih antara
kebutuhan
beserta
biaya
present value (PV) dari investasi dengan nilai sekarang
investasi yang dibutuhkan.
dari
penerimaan-penerimaan
kas
yaitu
bersih (aliran kas operasional dan aliran kas
menghitung nilai penyusutan aktiva tetap
terminal) dimasa yang akan datang. Jika NPV
dengan menggunakan metode garis lurus.
lebih besar dari nol, maka usulan proyek
Menghitung biaya pengembalian pinjaman,
diterima. Jika NPV kurang dari nol, maka
bertujuan untuk mengetahui masa pinjaman dan
usulan proyek ditolak. Sedangkan NPV sama
besar suku bunga yang harus dibayar jika modal
dengan nol nilai perusahaan tetap walaupun
seluruhnya menggunakan biaya pinjaman.
proyek diterima atau ditolak.
Menghitung
ST 4.
12. Menghitung net present value (NPV), bertujuan untuk menentukan tingat keuntungan sebuah
memperkirakan
3.
keuntungan bersih yang didapatkan.
komoditas yang akan dikembangkan.
IK
2.
O
jual didapatkan dari histori harga tertinggi setiap
modal yang digunakan dalam berproduksi dan
biaya
penyusutan,
13. Menghitung internal rate of return (IRR), bertujuan untuk menghitung tingkat bunga yang
SNASTI 2012, OSIT - 98
menyamakan nilai sekarang investasi dengan
bahwa investasi tersebut layak atau tidak untuk
nilai
dijalankan.
sekarang
penerimaan-penerimaan
kas
bersih dimasa mendatang.
3.
Output penjadwalan, merupakan detail daftar
14. Menghitung profitability index (PI), bertujuan
waktu pengerjaan proyek dijalankan mulai dari
untuk menghitung perbandingan nilai sekarang
waktu pembenihan sampai dengan waktu
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
penjualan.
datang dengan nilai sekarang investasi. Jika nlai
HASIL DAN PEMBAHASAN
menguntungkan, namun jika kurang maka
1.
dikatakan tidak menguntungkan. investasi,
Rencana
digunakan
untuk
mengetahui
pendapatan
digunakan
untuk
AY
15. Keputusan
Rencana Pendapatan
A
PI lebih besar dari satu maka usulan proyek
besarnya
pendapatan
atas
rencana
mendapatkan hasil keputusan investasi yang
investasi yang akan dijalankan. pada halaman ini
layak untuk dijalankan.
pengguna harus menentukan resiko rusak tanaman
membuat komoditas
penjadwalan, daftar
digunakan
jadwal
berdasarkan
untuk
pengembangan hasil
keputusan
C. Output dalam
sistem
ini
dapat
SU
Output
R
investasi.
dan penyusutan.
AB
16. Membuat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu output detail, hasil keputusan investasi, dan penjadwalan.
1. Output detail, merupakan output yang diperoleh dari setiap proses perhitungan investasi yang
adalah:
M
dilakukan. Yang termasuk dalam output ini
Laporan Biaya Investasi
b.
Laporan Penyusutan
c.
Laporan Pengembalian Pinjaman
d.
Laporan Rugi Laba
e.
Laporan Perubahan Modal
Rugi laba digunakan untuk mengetahui laba
f.
Laporan Aliran Kas Bersih
bersih setelah pajak yang didapatkan dari rencana
g.
Laporan Break Event Point
investasi. Dalam halaman ini, pengguna dapat
h.
Laporan Keuntungan Absolut
menginputkan data lama pinjaman dan bunga
i.
Laporan Return Of Invesment
pinjaman, serta pajak penghasilan. Berikut ini hasil
j.
Laporan Net Present Value
perhitungan rugi laba.
k.
Laporan Internal Rate Of Return
l.
Laporan Probability Index
ST
IK
O
a.
2.
Gambar 2. Halaman Rencana Pendapatan
2.
Rugi Laba
Output keputusan investasi, berupa kesimpulan hasil perhitungan investasi yang menyatakan
SNASTI 2012, OSIT - 99
Aliran Kas Bersih Aliran kas bersih digunakan untuk mengetahui
Gambar 5. Halaman BEP
kas terakhir dari rencana investasi yang dijalankan. Hasil aliran kas bersih akan secara otomatis
5.
Keuntungan Absolut
ditampilkan jika data bunga, pajak, laba bersih sudah
bersih.
Keuntungan
absolut
digunakan
AB
di inputkan. Berikut ini hasil perhitungan aliran kas
AY
3.
A
Gambar 3. Haaman Rugi Laba
untuk
mengetahui keuntungan mutlak yang akan didapatkan dari
rencana
investasi.
Keuntungan
mutlak
merupakan selisih hasil penerimaan pendapatan
R
dengan biaya total. Berikut ini hasil perhitungan
SU
keuntungan absolut.
4.
M
Gambar 4. Halaman Aliran Kas Bersih
Gambar 6. Halaman Keuntungan Absolut
Break Event Point (BEP)
O
BEP digunakan untuk mengetahui unit yang
6.
Return On Invesment (ROI) ROI digunakan untuk melihat tingkat efisiensi
dan tidak untung. Hasil BEP akan secara otomatis
penggunaan modal. Hasil ROI akan secara otomatis
IK
harus dicapai agar terjadi titik impas atau tidak rugi
di tampilkan berdasarkan data laba bersih setelah
ditentukan. Berikut ini hasil perhitungan BEP.
pajak dengan biaya investasi. Berikut ini hasil
ST
ditampilkan jika kebutuhan dan harga jual telah
perhitungan ROI.
Gambar 7. Halaman ROI
SNASTI 2012, OSIT - 100
7.
Net Present Value (NPV) Halaman Net Present Value atau nilai bersih
saat ini merupakan cara lain untuk menentukan tingat keuntungan sebuah investasi. NPV digunakan untuk menghitung selisih antara present value (PV) dari Gambar 10. Halaman PI
investasi dengan nilai sekarang dari penerimaanpenerimaan kas bersih dimasa yang akan datang.
Uji Coba Kelayakan Investasi
Berikut ini hasil perhitungan NPV.
A
Uji coba kelayakan investasi ini bertujuan
untuk membuktikan apakah investasi agribisnis
AY
hortikultura off-season dengan menggunakan histori harga jual tertinggi layak untuk dijalankan. selain itu,
uji kelayakan juga ini untuk mengetahui berapa hasil yang didapatkan, apakah lebih tinggi dibandingkan
AB
dengan investasi agribisnis hortikultura on-season.
Uji coba kelayakan ini akan dilakukan dengan menggunakan 2 kasus perhitungan. Berikut ini
Gambar 8. Halaman NPV
Internal Rate Of Return (IRR)
R
8.
penjelasan uji coba kelayakan investasi. 1.
Uji Kasus
IRR digunakan untuk mencari tingkat bunga
SU
Berdasarkan
tujuan
pengujian
analisis
dari investasi yang dijalankan dengan menyamakan
kelayakan investasi, maka terdapat dua buah kasus
nilai sekarang dari aliran kas dan investasi. Berikut
uji. Berikut penjelasan kasus uji dan data uji analisis
ini hasil perhitungan IRR.
kelayakan investasi.
ST
IK
O
M
A.
9.
Uji Kasus 1 Uji
kasus
pertama
bertujuan
untuk
mengetahui kelayakan investasi hortikultura offseason, apakah off-season menguntungkan atau tidak menguntungkan. Uji kasus 1 akan dilakukan pada 3 komoditas yang berbeda selama 1 kali periode investasi off-season. Uji Kasus Off-Season
Gambar 9. Halaman IRR
Profitability Index (PI)
Berikut ini merupakan penjelasan tentang data uji komoditas pertama off-season.
PI digunakan untuk menghitung perbandingan
Tabel 1. Data Uji Kasus Off-Season
nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi. Berikut
Komoditas
Referenasi hitori harga
Bawang Merah Rp. 15.000 (Maksimal) Desember 2010
Perkiraan waktu panen
Desember
Perkiraan waktu mulai
Agustus
Harga
ini hasil perhitungan PI.
SNASTI 2012, OSIT - 101
Komoditas Perkiraan musim tanam
Bawang Merah Off-season
Perkiraan Biaya investasi
Rp.72.006.075
Modal Lama dan bunga pinjaman Resiko tanaman
Pinjaman
Resiko penyusutan buah
21,5%
Aliran kas bersih
Rp. 10.712.108
Keuntungan absolut
Rp. 12.085.200
Sedangkan untuk data uji kasus off-season
6 bulan dan 1.5%
komoditas ketiga dapat dilihat pada tabel 5.
70%
off-season
A
Berdasarkan data uji kasus
Tabel 5. Data Uji Kasus Off-Season Komoditas Ketiga Komoditas Melon Harga
Rp. 4.000 (Maksimal)
berdasarkan output aplikasi dapat dilihat pada tabel 2.
Referenasi hitori harga
Februari 2010
Perkiraan waktu panen
Februari
Perkiraan waktu mulai
Oktober
Tabel 2. Hasil Uji Kasus Off-Season
AY
komoditas kedua, maka hasil yang didapatkan
Rp. 151.120.350
Perkiraan musim tanam
Off-season
Laba bersih setelah pajak
Rp. 61.934.858
Perkiraan Biaya investasi
Rp.43.361.500
Perubahan modal
Rp. 61.934.858
Pinjaman
Aliran kas bersih
Rp. 67.616.910
Keuntungan absolut
Rp. 79.113.645
Modal Lama dan bunga pinjaman Resiko tanaman
Resiko penyusutan buah
5%
60%
Berdasarkan data uji kasus
SU
dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.
6 bulan dan 1.5%
R
Data uji kasus off-season komoditas kedua
AB
Rencana pendapatan
off-season
komoditas ketiga, maka hasil yang didapatkan
Tabel 3 Data Uji Kasus Off-Season Komoditas Kedua Komoditas
Referenasi hitori harga
Cabai merah besar Rp. 14.000 (Maksimal) Januari 2010
Perkiraan waktu panen
Januari
Perkiraan waktu mulai
September
Perkiraan musim tanam
Harga
berdasarkan output aplikasi dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6 Hasil Uji Kasus Off-Season Rp. 68.096.000
Laba bersih setelah pajak
Rp. 17.048.345
Perubahan modal
Rp. 17.048.345
Off-season
Aliran kas bersih
Rp. 21.384.597
Perkiraan Biaya investasi
Rp.45.975.600
Keuntungan absolut
Rp. 24.734.600
Modal
Pinjaman
IK
O
M
Rencana pendapatan
6 bulan dan 1.5%
Resiko tanaman
68%
Resiko penyusutan buah
10%
ST
Lama dan bunga pinjaman
Berdasarkan data uji kasus
KESIMPULAN Setelah dilakukan uji coba dan evaluasi off-season
komoditas Kedua, maka hasil yang didapatkan berdasarkan output aplikasi dapat dilihat pada tabel 4.
terhadap
lunak
analisis
perhitungan
investasi agribisnis hortikultura ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1.
Tabel 4 Hasil Uji Kasus Off-Season
perangkat
Perangkat lunak ini dapat menghasilkan output perhitungan
yang
benar,
serta
dapat
Rencana pendapatan
Rp. 58.060.800
memberikan informasi tentang rencana investasi
Laba bersih setelah pajak
Rp. 5.729.195
berdasarkan histori harga jual dan rekomendasi
Perubahan modal
Rp. 5.729.195
investasi untuk tahap selanjutnya.
SNASTI 2012, OSIT - 102
tertinggi
dapat
memberikan
hasil
yang
menguntungkan dan off-season layak untuk dijalankan.
SARAN Adapun saran yang dapat diberikan adalah apabila ingin mengembangkan perangkat lunak yang telah dibuat ini agar menjadi yang lebih baik adalah menambah jumlah komoditas hortikultura yang memiliki tingkat harga yang berfluktuasi guna penyempurnaan analisis investasi hortikultura offseason.
ST
IK
O
M
SU
R
RUJUKAN Atmaja, Setia, Lukas. 2008. Teknik &Praktik Manajemen Keuangan. Andi Offset. Yogyakarta. Bahar, H. Yul. 2009. Kiprah Hortikultura Di Jambore Sl-Ptt Boyolali. http://hortikultura.go.id/index.php?option=c om_content&task=view&id=239&Itemid=2( diakses 01 Juni 2011). Bank Indonesia. 2007. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Syariah(PPUK-SYARIAH): Usaha Budidaya Cabai Merah, http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/407624E9 -3D21-471A-8099C3812AC4ED2B/16053/BudidayaCabaiMer ahSyariah.pdf(diakses 16 Juni 2011). Deanta, A. 2006. Perencanaan Investasi dan Studi Kelayakan Proyek Dengan Microsoft Excel. Andi Offset. Yogyakarta. Firdaus, Muhammad. 2008. Manajemen Agribisnis. PT Bumi Aksara. Jakarta. Hadi, Utomo, Prajogo., dkk. 2010. Analisis Dampak Investasi Pertanian Terhadap Kinerja Sektor Pertanian. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/M AKPROP_PUH.pdf (diakses 28 Mei 2011).
A
dilakukan dengan melihat histori harga jual
Hilman, Yusdar. 2011. Arah dan Kebijakan Litbang Hortikultura Mendukung Peningkatan Ekspor Produk Hortikultura. http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/raker/ materi_kapuspuslithorti2011.pdf(diakses 28 Mei 2011). Ditjen Hortikultura. 2009. Gambaran Kinerja Makro Hortikultura 2008.http://hortikultura.go.id/index.php?opti on=com_content&task=view&id=218&Item id=2(diakses 28 Mei 2011). Husnan, Suad., Suwarsono. 1997. Studi Kelayakan Proyek: Edisi Ketiga. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Irawan, Bambang. 2007. Fluktuasi Harga, Transmisi Harga dan Marjin Pemasaran Sayuran dan Buah. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdffiles/A RT5-4c.pdf(diakses 28 Mei 2011). Irawan, Viki. 2006. Program Analisis Kelayakan Investasi Proyek Pembangunan Perumahan Graha Sampurna Indah Ditinjau Dari Aspek Keungan. Surabaya. STIKOM. Pitojo, Setijo. 2003. Benih Bwang Merah. Kanisius. Yogyakarta. Prajnanta, Final. 1997. Melon: Pemeliharaan Secara Intensif, Kiat Sukses Beragribisnis. Penebar Swadaya. Bogor. Prihadi, Toto. 2010. Cepat & Praktis Analisis Investasi. PPM. Jakarta Pusat. Rahardi, F., dkk. 2007. Agribisnis Tanaman Buah: Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Bogor. Redaksi Trubus. 2010. My Potential Business Cabai. PT Trubus Swadaya. Depok. Salim, Isa. 2006. Analisis Fator-Faktor Ekonomi Makro yang Mempengaruhi Investasi Pada Sektor Pertanian di Indonesia Periode Tahun 1984-2004. http://rac.uii.ac.id/server/document/Private/2 008041812352701313057.pdf(diakses 29 Mei 2011). Sobir., Siregar, D. Firmansyah. 2010. Budi Daya Melon Unggul. Penebar Swadaya. Bogor. Sutabri, Tata. 2004. Analisa Sistem Informasi, Yogyakarta , ANDI. Wadji, Farid, Moh. 2006. Penerapan Profitability Index Untuk Menilai Kelayakan Investasi Bisnis. Surabaya. STIKOM. Zulkarnain. 2009. Dasar-Dasar Hortikultura. Bumi Aksara. Jakarta.
AY
Investasi agribisnis hortikultura off-season yang
AB
2.
SNASTI 2012, OSIT - 103
A AY AB R SU M O IK
ST SNASTI 2012, OSIT - 104