s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KOTA PASURUAN MENURUT PENGELUARAN 2012- 2016
: 35755.1702 : 9301005.3575
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 21 x 29,7 cm : xiii + 67 halaman
o.
id
Nomor Publikasi Katalog BPS
ru a
.b
n.
Diterbitkan Oleh: Badan Pusat Statistik Kota Pasuruan
ko
ta
Gambar Kulit: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
ps .g
Naskah: Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
ht
tp
s: //
pa
su
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
KATA PENGANTAR Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pasuruan merupakan salah satu perangkat
data ekonomi
yang dapat digunakan
untuk
mengevaluasi
kinerja
pembangunan ekonomi Kota Pasuruan. Publikasi digunakan pula untuk kepentingan dasar pengembangan model-model ekonomi dalam rangka menyusun formulasi kebijakan, tingkat percepatan uang beredar, pendalaman sektor keuangan, penetapan pajak, kajian ekspor dan impor dan sebagainya. Publikasi ini secara khusus membahas PDRB menurut pengeluaran/permintaan akhir, yang dirinci menjadi beberapa komponen, yaitu: Pengeluaran Konsumsi Rumah
id
Tangga, Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga,
o.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto dan
ps .g
Perubahan Inventori), Ekspor Luar Negeri, Impor Luar Negeri, serta Ekspor Neto Antar Daerah (ekspor antar daerah dikurangi dengan impor antar daerah). Data PDRB dalam
konsep
System
National
Accounts
2008
seperti
yang
n.
direkomendasikan oleh United Nations.
of
ta
menerapkan
ko
sudah
.b
publikasi ini serta publikasi-publikasi selanjutnya menggunakan tahun dasar 2010, serta
ru a
Pada kesempatan ini disampaikan terima kasih kepada instansi pemerintah dan lembaga/perusahaan swasta yang telah memberikan dukungan data. Semoga kerjasama
mendatang.
semoga
s: //
Akhirnya,
pa
su
yang telah terjalin dapat terus berlanjut serta dapat ditingkatkan di masa-masa
publikasi
ini
bermanfaat
bagi
semua
pihak
yang
ht
tp
memerlukannya.
Pasuruan, September 2017 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PASURUAN,
Ir. Arif Joko Sutejo, MM
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
v
DAFTAR ISI
Halaman v
Daftar Isi …………………………………………………………………………………..
vii
Daftar Tabel ………………………………………………………………………………
ix
Daftar Grafik ……………………………………………………………………………...
xi
Daftar Lampiran …………………………………………………………………………..
xiii
ps .g
o.
PENDAHULUAN …………………………………………………............
1
1.1.
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).................
3
1.2.
Kegunaan Statistik PDRB ………………….……………………......
4
ko
5
Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga ………….………..
7
2.2
Pengeluaran Konsumsi Akhir LNPRT ………….………................
12
2.3
Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah ……………….………
15
2.4
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ……………….……….
17
2.5
Perubahan Inventori ………………………………….…….……….
22
2.6
Ekspor dan Impor Barang serta Jasa ………………………………
26
s: //
pa
su
ru a
n.
2.1
TINJAUAN PEREKONOMIAN KOTA PASURUAN BERDASARKAN PDRB PENGELUARAN KOTA PASURUAN TAHUN 2012-2016
ht
BAB III
METODA ESTIMASI DAN SUMBER DATA ……………………………
tp
BAB II
ta
.b
BAB I
id
Kata Pengantar ………………………………………………………………….............
...….................................................................................................... 3.1
29
Tinjauan Agregat PDRB Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran ......................................................................................................
31
3.2
Perkembangan Konsumsi Akhir Rumah Tangga ………………..
35
3.3
Perkembangan Konsumsi Akhir LNPRT ………………..............
40
3.4
Konsumsi Akhir Pemerintah ………………………………….…...
41
3.5
Perkembangan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) .…...
42
3.6
Perkembangan Perubahan Inventori ……………………………...
43
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
vii
BAB IV
3.7
Perkembangan Ekspor …………………………………….……….
44
3.8
Perkembangan Impor ……………………………………………...
45
PERKEMBANGAN AGREGAT PRDB MENURUT PENGELUARAN KOTA PASURUAN TAHUN 2012-2016 ............................................
47
4.1
PDRB (Nominal) …………………………………………….......….
49
4.2
Perbandingan Penggunaan PDRB untuk Konsumsi Akhir Rumah Tangga terhadap Ekspor…………………………………..
4.3
Perbandingan
Konsumsi
Rumah
Tangga
50
terhadap 51
4.4
Proporsi Konsumsi Akhir terhadap PDRB ……………………….
51
4.5
Perbandingan Ekspor terhadap PMTB …………………..………
52
4.6
Perbandingan PDRB terhadap Impor …………………..………..
53
ps .g
o.
id
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ………………..…….
.b
LAMPIRAN …………………………………………………………………
ht
tp
s: //
pa
su
ru a
n.
ko
ta
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………
viii
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
61
69
DAFTAR TABEL
Tabel 1
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 2012-2016……….........................................................
Tabel 2
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 2012-2016 ……………………………………..............
Tabel 3
id
34
ps .g
o.
Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran Kota Pasuruan, Tahun 2012-2016 ….............................................………........……….............
35
Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kota
.b
Tabel 6
Pengeluaran
Konsumsi
Akhir
Rumah
Tangga
Pasuruan, Tahun 2012-2016 ……………………………..………................
n.
Pasuruan, Tahun 2012-2016 …………………...........................
s: //
Perkembangan Pengeluaran Konsumsi LNPRT Kota Pasuruan, Tahun 2012-2016 …………………………………………………………..
ht
Pasuruan, Tahun 2012-2016 ……………………………………………
Tabel 12
44
Perkembangan Ekspor Barang dan JasaKota Pasuruan, Tahun 20122016 ……………………..…………………………………….......…………..
Tabel 15
43
Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kota Pasuruan, Tahun 2012-2016 …………………………..............................................
Tabel 14
42
Perkembangan dan Struktur PMTB Kota Pasuruan, Tahun 2012-2016 …………………………………………………………………......................
Tabel 13
40
Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah Kota
tp
Tabel 11
39
pa
Rumah Tangga Kota Pasuruan, Tahun 2012-2016 ………….…… Tabel 10
38
Perubahan Indeks Harga Implisit Pengeluaran Konsumsi Akhir
su
Tabel 9
37
Pertumbuhan Riil Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kota
ru a
Tabel 8
36
Kota
ko
Struktur
ta
Pasuruan, Tahun 2012-2016 ………………………..……….................... Tabel 7
34
Pertumbuhan Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 2012-2016 .........……………………….....…………................................................
Tabel 5
32
Distribusi PDRB Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 20122016 ..........................…………………….....……………….....................
Tabel 4
31
45
Perkembangan Impor Barang dan Jasa Kota Pasuruan, Tahun 20122016 …………………………………………………………………... Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
46 ix
Tabel 16
Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita Kota Pasuruan, Tahun 2012-2016 …………………………………………………………….
Tabel 17
Perbandingan PDRB Pengeluaran untuk Konsumsi Akhir
Rumah
Tangga terhadap Ekspor Tahun 2012-2016 ……………………………… Tabel 18
51
Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap PDRB Kota 52
Tabel 20
Rasio Ekspor terhadap PMTB (ADHB) Tahun 2012-2016 ……………….
53
Tabel 21
Rasio PDRB terhadap Impor Kota Pasuruan Tahun 2012-2016 ………...
53
tp
s: //
pa
su
ru a
n.
ko
ta
.b
ps .g
o.
id
Pasuruan, Tahun 2012-2016 ………………………………………………...
ht x
50
Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap PMTB Tahun 20122016 …………………………………………………………………...............
Tabel 19
49
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1
Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan, Tahun 2012-2016 33
ht
tp
s: //
pa
su
ru a
n.
ko
ta
.b
ps .g
o.
id
……………………………………………………………………………........
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
69
Pengeluaran, Kota Pasuruan ………………………………………... Tabel 2
Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010
70
Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan ……………………………. Tabel 3
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
71
Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan ….………. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
id
Tabel 4
72
Tabel 5
ps .g
o.
Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan ….… Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100)
73
Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional
74
ta
Tabel 6
.b
Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan ….………………………….
ht
tp
s: //
pa
su
ru a
n.
ko
Bruto (2010=100) Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan ……..…
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
xiii
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
1.1
PENGERTIAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) Produk Domestik Regional Bruto menurut pengeluaran (PDRB Pengeluaran)
merupakan salah satu bentuk tampilan data ekonomi suatu wilayah, di samping bentuk tampilan lain seperti PDRB menurut lapangan usaha, Tabel Input-Output, Sistem Neraca Sosial Ekonomi, dan Neraca Arus Dana. PDRB Pengeluaran itu menggambarkan hasil “akhir”dari proses produksi yang berlangsung dalam batas-batas teritori suatu wilayah. Berbagai
jenis barang dan jasa akhir tersebut akan digunakan untuk
memenuhi permintaan akhir oleh pelaku ekonomi domestik maupun pelaku ekonomi dari luar wilayah bahkan dari luar negeri. Beberapa agregat penting dapat diturunkan dari PDRB Pengeluaran ini seperti variabel Pengeluaran Konsumsi Akhir, pembentukan
id
modal tetap bruto atau investasi fisik, serta ekspor dan impor.
o.
Penghitungan PDRB melalui pendekatan pengeluaran tidak terlepas dari
ps .g
penghitungan PDRB melalui pendekatan lapangan usaha. Sungguh pun demikian, PDRB Pengeluaran diestimasi secara independen dengan menggunakan data dasar yang
.b
relatif berbeda. PDRB Produksi menggambarkan aktivitas produksi, serta pendapatan
ta
yang diterima pemilik faktor produksi yang terlibat (balas jasa faktor produksi).
ko
Sedangkan PDRB Pengeluaran menggambarkan aktivitas pengeluaran yang dilakukan
n.
para pelaku ekonomi untuk mendapatkan barang dan jasa yang diproduksi tersebut.
ur ua
Melalui PDRB Pengeluaran juga dapat dilihat keterkaitannya dengan penyediaan barang dan jasa yang berasal dari domestik maupun dari impor. Melalui hubungan ini
as
terlihat titik keseimbangan makro antara sisi penyediaan (supply side) dan sisi
//p
permintaan (demand side) barang dan jasa.
s:
Secara konsep penghitungan PDRB dari sisi yang berbeda di atas dimaksudkan
tp
untuk: i) memastikan konsistensi dan kelengkapan di dalam membuat estimasi; ii)
ht
memberi manfaat lebih di dalam melakukan analisis; dan iii) mengontrol kelayakan hasil estimasi. Secara teoritis, kedua pendekatan tersebut akan menghasilkan nilai yang sama besar (equivalent). Namun karena pendekatan estimasi dan metoda pengukuran yang digunakan berbeda, maka akan muncul selisih statistik (statistical descrepancy).
1.2
KEGUNAAN STATISTIK PDRB Kegunaan Statistik PDRB atau data pendapatan regional salah satunya
adalah menunjukkan kondisi perekonomian daerah setiap tahun. Manfaat yang
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
3
dapat diperoleh dari data ini antara lain adalah: 1. PDRB harga berlaku menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. 2. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori dari tahun ke tahun. 3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap kategori ekonomi dalam suatu wilayah.
Kategori-kategori
ekonomi
yang
mempunyai
peran
besar
id
menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah.
o.
4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per satu
ps .g
orang penduduk.
5. PDRB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan riil
ht
tp
s:
//p
as
ur ua
n.
ko
ta
.b
ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.
4
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
2.1
PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA
i.
Pendahuluan Komponen konsumsi rumah tangga mempunyai peran yang cukup besar dalam
perekonomian. Hal ini tercermin dari besarnya sumbangan konsumsi rumah tangga dalam pembentukan PDRB pengeluaran.Di samping berperan sebagai konsumen akhir barang dan jasa, rumah tangga juga berperan sebagai produsendan penyedia faktor produksi untuk aktivitas produksi yang dilakukan oleh sektor institusi lain. ii.
Konsep dan definisi Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) adalah pengeluaran atas barang dan
id
jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Rumah tangga didefinisikan sebagai
o.
individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat
ps .g
tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, dapat memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama, utamanya kelompok makanan
ta
Cakupan
ko
iii.
.b
dan perumahan.
n.
PKRT mencakup seluruh pengeluaran atas barang dan jasa oleh residen suatu
ur ua
wilayah, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar wilayah domestik suatu region.Jenis-jenis barang dan jasa yang dikonsumsi diklasifikasikan menurut COICOP
as
(Classifications of Individual Consumption by Purpose) seperti yang direkomendasikan oleh
//p
UN (United Nations), sebagai berikut: Makanan dan minuman tidak beralkohol
2.
Minuman beralkohol, tembakau dan narkotik
3.
tp
s:
1.
4.
Perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya
5.
Furniture, perlengkapan rumah tangga dan pemeliharaan rutin
6.
Kesehatan
7.
Angkutan
8.
Komunikasi
9.
Rekreasi/hiburan dan kebudayaan
ht
Pakaian dan alas kaki
10. Pendidikan 11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
9
12. Barang dan jasa lainnya
Karena keterbatasan data, maka dalam penyajian di publikasi ini, 12 COICOP tersebut dikelompokkan kembali menjadi hanya 7 COICOP, yaitu: 1. Makanan, Minuman, dan Rokok 2. Pakaian dan Alas Kaki 3. Perumahan, Perkakas, Perelngkapan dan Penyelenggaraan Rumah Tangga 4. Kesehatan dan Pendidikan 5. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya 6. Hotel dan Restoran
o.
id
7. Lainnya
ps .g
Konsumsi rumah tangga mencakup juga hal-hal sebagai berikut:
Imputasi jasa persewaan rumah milik sendiri (owner occupied dwellings);
.b
Nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri harus diperhitungkan karena rumah
ta
tangga pemilik, dianggap menghasilkan jasa persewaan rumah bagi dirinya
ko
sendiri.Imputasi sewa rumah diperkirakan atas dasar harga pasar, meskipun
adalah biaya sewa yang dibayar, baik dibayar penuh
ur ua
maka yang dihitung
n.
status rumah tersebut milik sendiri.Apabila rumah tangga benar-benar menyewa,
as
maupun tidak penuh karena mendapat keringanan biaya (subsidi atau transfer).
//p
Barang yang diproduksi dan digunakan sendiri;
s:
Pemberian/hadiah dalam bentuk barang yang diterima dari pihak lain;
tp
Barang dan jasa yang dibeli langsung (direct purchase) oleh residen diluar wilayah
ht
atau diluar negeri (diperlakukan sebagai impor) Terdapat beberapa catatan yang perlu diketahui berkaitan dengan PKRT ini, yaitu: Pembelian langsung oleh non-residen, diperlakukan sebagai ekspor dari wilayah tersebut) Pembelian barang yang tidak diproduksi kembali (diduplikasi), seperti barang antik, lukisan, dan hasil karya seni lainnya diperlakukan sebagai investasi atas barang berharga, bukan konsumsi rumah tangga.
10
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Pengeluaran rumah tangga untuk keperluan biaya antara dan pembentukan modal di dalam aktivitas usaha rumah tangga, tidak termasuk dalam pengeluaran konsumsi rumah tangga. Contoh, pembelian barang dan jasa untuk keperluan usaha, perbaikan besar rumah, dan pembelian rumah. Pengeluaran untuk keperluan transfer baik dalam bentuk uang atau barang, tidak termasuk sebagai pengeluaran konsumsi rumah tangga. iv.
Penghitungan PKRT Tahunan 1. Sumber data Sumber data yang digunakan untuk mengestimasi PKRT adalah :
id
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS, dalam bentuk pengeluaran
o.
ps .g
konsumsi per-kapita seminggu untuk makanan, dan pengeluaran per-kapita sebulan untuk kelompok bukan makanan, Jumlah penduduk pertengahan tahun,
Data Sekunder (dari BPS maupun dari luar BPS), dalam bentuk data atau
ta
.b
Indeks Harga Konsumen (IHK).
ur ua
n.
ko
indikator suplai komoditas dari jenis pengeluaran tertentu,
2. Metode penghitungan
as
Penghitungan PKRT didasarkan pada hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional
masih
s:
sesungguhnya,
//p
(Susenas). Untuk menghasilkan perhitungan PKRT yang mencerminkan kondisi diperlukan
adanya
beberapa
penyesuaian
(adjustment).
tp
Penyesuaian dilakukan dengan menggunakan data pendukung (data sekunder) dalam
ht
bentuk indikator suplai (di luar Susenas) dari beberapa komoditi tertentu. Hasil penghitungan dari data sekunder tersebut dianggap lebih mencerminkan PKRT yang sebenarnya. Penyesuaian (adjustment) yang dilakukan adalah mengganti hasil Susenas dengan hasil penghitungan yang didasarkan data indikator suplai untuk beberapa komoditas.Penggantian dilakukan pada level komoditas, kelompok komoditas, atau jenis pengeluaran tertentu. Langkah penghitungan di atas menghasilkan besarnya PKRT atas dasar harga berlaku (ADHB). PKRT atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh dengan caramendeflate PKRT ADHB dengan IHK tahun dasar 2010. Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
11
Untuk lebih jelasnya, langkah langkah penghitungan PKRT sebagai berikut: 1.
Estimasi PKRT hasil Susenas: a. Makanan = pengeluaran konsumsi perkapita seminggu x (30/7) x 12 x jumlah penduduk pertengahan tahun b. Bukan makanan = pengeluaran konsumsi perkapita sebulan x 12 x jumlah penduduk pertengahan tahun
2.
Terhadap data poin ke 1 dilakukan koreksi dengan menggunakan data sekunder atau indikator suplai komoditas untuk jenis pengeluaran tertentu; Data poin ke 2 dikelompokan menjadi 7 kelompok COICOP;
4.
Diperoleh nilai PKRT tahun 2010 yang telah di-adjust;
5.
Susun Indeks Implisit berdasarkan IHK Kota (Provinsi/Kota terdekat) dan 7
o.
id
3.
6.
ps .g
kelompok COICOP;
PKRT adh konstan 2010 diperoleh dengan membagi hasil poin ke 4 dengan
ta
.b
hasilpoin ke 5.
PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR LNPRT
i
Pendahuluan
ur ua
n.
ko
2.2
Komponen konsumsiLembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT)
as
muncul sebagai komponen tersendiri dalam suatu perekonomian wilayah.Komponenini
//p
berperan dalam menyediakan barang dan jasa bagianggotanya maupun bagi rumah
s:
tangga secara gratis atau pada tingkat harga yang tidak berarti secara ekonomi.Harga
tp
yang tak berarti secara ekonomi artinya harga tersebut biasanya dibawah harga pasar
ht
(tidak mengikuti harga pasar yang berlaku). ii
Konsep dan definisi LNPRT merupakan bagian dari lembaga non profit (LNP).Sesuai dengan
fungsinya, LNP dibedakan atas LNP yang melayani rumah tangga dan LNP yang melayani bukan rumahtangga. Karakteristik unit LNP adalah sebagai berikut:
LNP umumnya adalah lembaga formal, tetapi terkadang merupakan lembaga informal yang keberadaannya diakui oleh masyarakat;
12
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
pengawasan terhadap jalannya organisasi dilakukan oleh anggota terpilih yang punya hak sama, termasuk hak bicara atas keputusan lembaga;
setiap anggota mempunyai tanggung jawab tertentu dalam organisasi, dan tidak berhak menguasai profit atau surplus, karena profit yang diperoleh dari kegiatan usaha produktif dikuasai oleh lembaga;
kebijaksanaan lembaga diputuskan secara kolektif oleh anggota terpilih, dan kelompok ini berfungsi sebagai pelaksana dari dewan pengurus; dan
istilah nonprofit tidak berarti bahwa lembaga ini tidak dapat menciptakan surplus melalui kegiatan produktifnya, namun surplus yang diperoleh
id
biasanya diinvestasikan kembali pada aktivitas sejenis.
o.
LNPRT merupakan lembaga yang melayani anggotanya atau rumah tangga, serta
ps .g
tidak dikontrol oleh pemerintah.Anggota dari lembaga yang dimaksud disini adalah yang bukan berbentuk badan usaha.LNPRT dibedakan atas 7 jenis lembaga, yaitu:
.b
Organisasi kemasyarakatan, Organisasi sosial, Organisasi profesi, Perkumpulan sosial/
ta
kebudayaan/olahraga/ hobi, Lembaga swadaya masyarakat, Lembaga keagamaan, dan
n.
Cakupan
ur ua
iii.
ko
Organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa.
Nilai PK-LNPRT sama dengan nilai output non-pasar yang dihasilkan LNPRT.
as
Nilai output non pasartersebut dihitung berdasarkan nilai seluruh pengeluaran LNPRT
//p
dalam rangka melakukan kegiatan operasionalnya. Pengeluaran yang dimaksud terdiri
Konsumsi antara, contoh : pembelian alat tulis, barang cetakan, pembayaran
tp
a.
s:
dari :
ht
listrik, air, telepon, teleks, faksimili, biaya rapat, seminar, perjamuan, transportasi, bahan bakar, perjalanan dinas, belanja barang dan jasa lain, sewa gedung, sewa perlengkapan kantor dan lain-lain.
b.
Kompensasi tenaga kerja, contoh : upah, gaji, lembur, honor, bonus dan tunjangan lainnya
c.
Penyusutan
d.
Pajak lainnya atas produksi (dikurangi subsidi), contoh: PBB, STNK, BBN dan lain-lain.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
13
iv.
Penghitungan PK-LNPRT Tahunan 1. Sumber data Hasil Survei Khusus Lembaga Non-profit (SK-LNP). Informasi yang diperoleh dari hasil SKLNP adalahrata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran. Hasil up-dating direktori LNPRT. Informasi yang diperoleh dari hasil up-dating direktori LNPRT adalah jumlah populasi LNPRT menurut jenis lembaga. Indeks Harga Konsumen (IHK)
dengan
menggunakan
o.
diestimasi
metode
ps .g
PK-LNPRT
id
2. Metode penghitungan
langsung,
yaitu
menggunakan hasil SKLNP. Tahapan estimasi PK-LNPRT adalah sebagai berikut: Menghitung rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis
.b
ta
pengeluaran (barang dan jasa). Barang dan jasa yang diperoleh secara cuma-
ko
cuma, nilainya diperkirakan sesuai harga pasar yang berlaku.Rata-rata
n.
pengeluaran lembaga menurut jenis-nya dihitung dengan rumussebagai
ur ua
berikut:
//p
as
xij
xij ni
tp
s:
x i j : Rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran x ij : PK-LNPRT hasil survei menurut jenis lembaga dan jenis pengeluaran
ht
ni : Jumlah sampel LNPRT menurut jenis lembaga
i
j
: Jenis lembaga LNPRT, i = 1, 2, 3, …, 7 : jenis pengeluaran LNPRT, j = 1, 2, 3, …, 19
Mengestimasi PK-LNPRT, dengan menggunakan rumusan sebagai berikut: 7
X
19
x i 1
ij
Ni
j 1
X : PK-LNPRT adh Berlaku N i : Populasi LNPRT menurut jenis lembaga
14
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Hasil penghitungan di atas akan diperoleh besarnya PK-LNPRT atas dasar harga berlaku (ADHB). PK-LNPRT atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, diperoleh dengan cara mendeflate PK-LNPRTADHB dengan IHK tahun dasar 2010.
2.3 PENGELUARAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH i.
Pendahuluan Unit pemerintah adalah unit institusi yang dibentuk melalui proses politik, serta
mempunyai kekuasaan di bidang lembaga legislatif, yudikatif maupun eksekutif atas unit institusi lain yang berada di dalam batas-batas wilayah suatu negara/wilayah.
id
Pemerintah juga mempunyai berbagai peran dan fungsi lainnya, seperti sebagai
o.
penyediabarang dan jasa bagi kelompok atau individu rumah tangga, sebagai pemungut
ps .g
dan pengelola pajak atau pendapatan lain-nya, berfungsi mendistribusikan pendapatan atau kesejahteraan melalui aktivitas transfer, serta terlibat di dalam produksi non-pasar.
.b
Dalam suatu perekonomian, unit pemerintah bisa berperan sebagai konsumen
fiscaldan moneter.Sebagai konsumen, pemerintah akan melakukan aktivitas
ko
bidang
ta
maupun produsen, serta sebagai regulator yang menetapkan berbagai kebijakan di
n.
konsumsi atas barang dan jasa akhir. Sedangkan sebagai produsen, pemerintah akan
Konsep dan Definisi
as
ii.
ur ua
melakukan aktivitas memproduksi barang dan jasa maupun aktivitas investasi.
//p
Besarnya nilai pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) sama dengan nilai
s:
produksi barang dan jasa yang dihasilkan pemerintah untuk dikonsumsi pemerintah itu
tp
sendiri. PK-P mencakup pembelian barang dan jasa yang bersifat rutin, pembayaran
ht
upah dan gaji pegawai,transfer sosial dalam bentuk barang, perkiraan penyusutan barang modal, dan nilai output dari Bank Indonesia, dikurangidengan nilai penjualan barang dan jasa yang dihasilkan unit produksi yang takdapat dipisahkan dari aktivitas pemerintahan. Aktivitas unit produksi pemerintah yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pemerintahan secara umum, mencakupkegiatan sebagai berikut: 1. memproduksi barang yang sama atau sejenis dengan barang yang diproduksi oleh perusahaan. Contoh,aktivitas pencetakan publikasi, kartu pos, reproduksi karya
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
15
seni, pembibitan tanaman di kebun percobaan dsb. Aktivitas menjual barangbarangsemacam itu bersifat insidentil dari fungsi pokok unit pemerintah. 2. Memproduksijasa. Contoh,aktivitas penyelenggaraan rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, museum, perpustakaan, tempat rekreasi dan penyimpanan hasil karya seni yang dibiayai oleh pemerintah. Dalam hal ini pemerintah memungut biaya yang umumnya tidak lebih dariseluruh biaya yang dikeluarkan. Pendapatan yang diterima dari aktivitas semacam ini disebut sebagai penerimaan nonkomoditi (pendapatan jasa). iii.
Cakupan Komponen konsumsi pemerintahan terdiri dari pemerintah pusat dan pemerintah
id
daerah. Dalam melakukan aktivitasnya, unit pemerintah pusat akan mengacu pada
ps .g
o.
dokumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan unit pemerintah daerah (baik Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun Desa) mengacu pada
.b
Anggaran Pendapatan dan Belanja Pemerintah Daerah (APBD).
ta
Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah (PK-P) Provinsimencakup : a. PK-
ko
Pemerintah Kabupaten/Kota yang berada di wilayah provinsi;b. PK-Pemerintah
n.
Provinsi yang bersangkutan;c.PK-Pemerintah Pusat yang merupakan bagian dari
ur ua
pemerintah Provinsi;d. PK-Pemerintah Desa/Kelurahan/Nagari yang ada di wilayah Provinsi bersangkutan.
1.
Sumber Data
as
Penghitungan PDRB Tahunan
//p
iv.
s:
Data dasar yang digunakan untuk menghitungPK-P Provinsi Tahunan adalah:
tp
a. Data realisasi APBN Tahunan (Kemenkeu)
ht
b. Data realisasi APBD Tahunan (Kemenkeu) c. Statistik Keuangan Daerah (BPS) d. Output Bank Indonesia (BI) e. Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari Kementrian Keuangan serta Indeks Harga dari BPS.
16
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
2.
Metode Penghitungan a.
PK-P Provinsi adh Berlaku
Secara umum, PK-P adh Berlaku dihitung menggunakan rumusan berikut: PK-P adhBerlaku= Output non pasar–penjualan barangdan jasa + output Bank Indonesia
Output non-pasar dihitung dengan pendekatan biaya yg dikeluarkan, yaitu : Belanja pengadaan barang/jasa, bantuan sosial dalam bentuk barang (yg dibeli dengan harga pasar ), belanja pegawai, dan penyusutan. Untuk level Provinsi, PK-P Provinsi adh Berlaku, dihitungberdasarkan
o.
id
penjumlahan dari pengeluaran akhir konsumsi pemerintah Provinsi itu
ps .g
sendiri +pengeluaran akhir konsumsi pemerintah seluruh pemerintahan Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Provinsi tersebut+ pengeluaran
.b
akhirseluruh pemerintah desa/kelurahan/nagari yang adadiwilayahprovinsi
ta
tersebut + pengeluaran pemerintah Pusat yang menjadi bagian dari Provinsi
PK-P Provinsi adh Konstan
konsumsi
pemerintah
adhKonstan
dihitung
dengan
ur ua
Pengeluaran
n.
b.
ko
yang bersangkutan.
menggunakan metode deflasi. Deflator yang digunakan adalah Indeks Harga
as
Perdagangan Besar (IHPB) umum tanpa ekspor, Indeks Upah, Indeks Implisit dari Produk Domestik Bruto komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto,
tp
s:
//p
Indeks Harga Konsumen (IHK) umum.
i
ht
2.4 PEMBENTUKANMODALTETAPBRUTO (PMTB) Pendahuluan Aktivitas investasi merupakan salah satu faktor utama yang akanmempengaruhi perkembangan ekonomi suatu negara/wilayah. Investasi disini terdiri dari investasi fisik dan investasi finansial. Dalam konteks PDB/PDRB, aktivitas investasi fisik ini tercermin pada komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dan Perubahan Inventori. PMTB erat kaitannya dengan keberadaan aset tetap (fixed asset) yang dilibatkan dalam proses produksi. Secara garis besar aset tetap dapat diklasifikasi menurut jenis Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
17
barang modal seperti: bangunan dan konstruksilain, mesin dan perlengkapan, kendaraan, tumbuhan, ternak, dan barang modal lainnya. ii
Konsep dan definisi PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan aset tetap pada suatu
unit produksi, dalam kurun waktu tertentu.Penambahan barang modal mencakup pengadaan, pembuatan, pembelian, sewa beli (financial leasing)barang modal baru dari dalam negeri serta barang modal baru dan bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang modal), dan pertumbuhan aset sumberdaya hayati yang dibudidaya.Sedangkan pengurangan barang modal mencakup penjualan,transfer atau barter, dan sewa beli (financial leasing) barang modal bekas pada pihak
id
lain.Pengecualian kehilangan yang disebabkan oleh bencana alam tidak dicatat sebagai
ps .g
o.
pengurangan.
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun, serta akan mengalami
.b
penyusutan sepanjang usia pakai-nya. Istilah ”bruto”mengindikasikan bahwa di
ta
dalamnya masih mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang
ko
modal (Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal
Cakupan
ur ua
iii
n.
yang digunakan dalam proses produksi secara normal selama satu periode.
as
PMTB terdiri dari:
//p
1. Penambahan dikurangi pengurangan aset (harta) baik barang baru maupun
s:
barang bekas, seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat
tp
tinggal, bangunan lainnya, mesin dan perlengkapan, alat transportasi, aset
ht
tumbuhan dan hewan yang dibudidaya (cultivated asset), produk kekayaan intelektual (intellectual property products), dan sebagai-nya;
2. Biaya alih kepemilikan aset non-finansial yang tidak diproduksi, seperti lahan dan aset yang dipatenkan; 3. Perbaikan besar aset, yang bertujuan meningkatkan kapasitas produksi dan usia pakai-nya (sepertioverall mesin produksi, reklamasi pantai, pembukaan, pengeringan dan pengairan hutan, serta pencegahan banjir dan erosi).
18
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
iv
Penghitungan PMTB Tahunan 1. Sumber data a. Output industri konstruksi hasil penghitungan PDRB menurut industri konstruksi dari BPS Provinsi/Kabupaten/Kota. b. Nilai impor 2 digit HS, yang merupakan barang modal impor dari Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai(KPPBC) setempat. c.
Indeks Produksi Industri Besar Sedang dari Statistik Industri Kecil dan Rumah tangga (level provinsi).
d. Laporan keuangan perusahaan.
o.
IHPB dari Statistik Harga Perdagangan Besar.
ps .g
f.
id
e. Publikasi Statistik Industri Besar dan Sedang level provinsi.
g. Publikasi Statistik Pertambangan dan Penggalian (migas dan non-migas).
.b
h. Publikasi Statistik Listrik, Gas dan Air Minum. Publikasi Statistik Konstruksi.
j.
Data Eksplorasi Mineral dari Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
ko
ta
i.
ur ua
n.
(ESDM).
k. Statistik Peternakan, Ditjen Peternakan.
as
2. Metode penghitungan
//p
Penghitungan PMTB dapat dilakukan melalui metode langsung maupun tidak
s:
langsung, tergantung pada ketersediaan data yang diperoleh di wilayah masing-masing.
tp
Pendekatan “langsung” adalah dengan cara menghitung pembentukan modal (harta
ht
tetap) yang dilakukan oleh berbagai sektor ekonomi (produsen) secara langsung. Sedangkan pendekatan “tidak langsung” adalah dengan menghitung berdasarkan alokasi dari total penyediaan produk (barang dan jasa) yang menjadi barang modal di berbagai industri, atau disebut sebagai pendekatan “arus komoditas”. Dalam hal ini penyediaan atau “supply” dari barang modal dapat berasal dari produksi dalam negeri (domestik) maupun dari produk luar negeri (impor).
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
19
Pendekatan Langsung Penghitungan PMTB secara langsung dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh nilai PMTB yang terjadi di setiap industri (lapangan usaha). Barang modal tersebut dinilai atas dasar harga (adh) pembelian, di dalamnya sudah termasuk biayabiaya yang dikeluarkan, seperti biaya transportasi, biaya instalasi, pajak-pajak, serta biaya lain yang terkait dengan pengadaan barang modal tersebut. Bagi barang modal yang berasal dari impor di dalamnya termasuk bea masuk dan pajak-pajak yang terkait dengan pengadaan atau alih kepemilikan barang modal tersebut. Pada dasarnya data untuk penghitungan PMTB secara langsung dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan.Data yang tersedia meliputi informasi/data tentang
id
perubahan atas aset tetap (PMTB) yang dinilai adh berlaku atau harga pembelian
o.
(perolehan). Untuk memperoleh nilai PMTB adh Konstan, maka PMTB adh Berlaku
ps .g
tersebut di “deflate” (dibagi) dengan indeks harga perdagangan besar (IHPB) yang sesuai
.b
dengan kelompok barang modal.
ta
Pendekatan Tidak Langsung
ko
Penghitungan PMTB dengan cara tidak langsung, disebutsebagai pendekatan arus
n.
komoditas (commodity flow approach). Pendekatan ini dilakukan dengan cara menghitung
ur ua
nilai penyediaan produk barang yang dihasilkan oleh berbagai industri (supply), yang kemudian sebagian di antaranya dialokasimenjadi barang modal. Penghitungan PMTB
as
dalam bentuk bangunan, dilakukan dengan menggunakan rasio tertentu dari nilai
//p
output industri konstruksi, baik adh Berlaku maupun adh Konstan.
s:
Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang modal
tp
lainnya dibedakan atas barang modal yang berasal dari produksi domestik, dan yang
ht
berasal dari impor. Untuk barang modal domestik, dapat diperoleh dengan dua cara. Pertama, dengan mengalokasi output mesin, alat angkutan dan barang modal lain yang menjadi pembentukan modal. Nilai tersebut masih harus ditambah dengan biaya angkut dan margin perdagangan, sehingga diperoleh PMTB adh Berlaku. Untuk memperoleh nilai adh Konstan adalah dengan men-deflate PMTB (adh Berlaku) dengan IHPB yang sesuai dengan jenis barang modal. Pendekatan ke dua, yang harus dilakukan bila data output tidak tersedia adalah dengan cara “ekstrapolasi” atau mengalikan PMTB adh Konstan dengan indeks produksi jenis barang modal yang sesuai. Untuk itu penghitungan PMTB diawali 20
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
dengan menghitung PMTB adh Konstan terlebih dahulu. Selanjutnya untuk memperoleh PMTB adh Berlaku, nilai PMTB adh Konstan tersebut di “reflate”(dikalikan) dengan indeks harga masing-masing jenis barang modal yang sesuai (sebagai inflator). Hal ini mensyaratkan bahwa PMTB adh Konstan di tahun-tahun sebelumnya sudah tersedia secara lengkap. Penghitungan PMTB dalam bentuk mesin, alat angkutan dan barang modal lain yang berasal dari impor,dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) cara. Pertama, PMTB adh Berlaku diperoleh dari total nilai barang impor. Selanjutnya, barang modal tersebut dirinci menurut kelompok utama seperti
mesin-mesin, alat
angkutan dan barang modal lain. Apabila rician tersebut tidak tersedia dapat digunakan
id
rasio tertentu sebagai alokator (barang modal impor kode HS 2 digit).Kedua,untuk
ps .g
dengan menggunakan indeks harga yang sesuai.
o.
memperoleh PMTBadh Konstan adalah dengan cara men“deflate” PMTB adh Berlaku
.b
PMTB adh Berlaku untuk barang modal tak-berwujud seperti eksplorasi mineral,
ta
dihitung dengan cara mengumpulkan data laporan keuangan perusahaan terbuka di
ko
bidang industri pertambangan. Dengan menggunakan data panel, pertumbuhan adh Berlaku dari aktivitas pertambangan itu menjadi pengali nilai eksplorasi mineral pada
ur ua
n.
periode sebelumnya. Sedangkan PMTB adhKonstan-nya diperoleh dengan men-deflate nilai adhBerlaku dengan indeks implisit dari PDRB industri pertambangan. Selain itu, data dari ESDM dan BP Migas diharapkan menjadi dasar atau data kontrol untuk data
//p
as
tahunan-nya.
s:
Untuk perangkat lunak,PMTB adhBerlaku diperoleh dengan cara mengumpulkan
tp
data laporan keuangan perusahaan terbuka di bidang software. Untuk adhKonstan
ht
diperoleh dengan men-deflate nilai adh Berlaku dengan indeks implisit industri jasa perusahaan.
Penghitungan PMTB hasil karya hiburan, sastra, dan seni original (entertainment, literary, or artistic original products), data dikumpulkan adalah nilai sinetron dan program acara televisi yang dapat dibuat.Sedangkan data Impor film diperoleh dari nilai impor film. PMTB adh Konstan-nya diperoleh dengan cara mendeflate nilai adh Berlaku dengan indeks implisit industri jasa hiburan dan IHPB barang impor. Terdapat beberapa permasalahan yang terjadi dalam penghitungan PMTB melalui pendekatan tak-langsung (arus komoditas), yaitu: Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
21
a. Rasio penggunaan output industri yang menjadi barang modal cenderung statis. Untuk memperbaiki diperlukan survei dalam skala yang besar. b. Nilai margin perdagangan dan angkutan (Trade and Transport Margin) sulit diperoleh. c.
Selang (Lag) waktu antara data tahun pengukuran (referensi) dengan data publikasi yang diperoleh dari sumber data tertentu, terlalu lama.
2.5 PERUBAHAN INVENTORI i
Pendahuluan
id
Dalam aktivitas ekonomi, inventori berfungsi sebagai salah satu komponen yang
o.
dibutuhkan untuk keberlangsungan proses produksi, di samping tenaga kerja dan
ps .g
barang modal.
Dalam PDB/PDRB, komponen Perubahan Inventori merupakan bagian dari
kurun
waktu
tertentu
di
dalam
suatu
wilayah.
Perubahan
ta
pada
.b
Pembentukan Modal Bruto, atau yang lebih dikenal sebagai investasi fisik yang terjadi inventori
ko
menggambarkan bagian dari investasi yang direalisasikan dalam bentuk barang jadi,
n.
barang setengah jadi,serta bahan baku dan bahan penolong pada satu periode tertentu.
ur ua
Ketersediaan data perubahan inventori menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan
Konsep dan definisi
//p
ii
as
analisis tentang aktivitas investasi.
s:
Pengertian sederhana dari inventori (persediaan)adalah barang yang dikuasai oleh
tp
produsen untuk tujuan diolah lebih lanjut (intermediate consumption) menjadi barang
ht
dalam bentuk lain, yang punya nilai ekonomi maupun nilai manfaat yang lebih tinggi. Termasuk
dalam
pengertian
ini
adalah
barang
yang
masih
dalam
proses
pengerjaan(work in progress), serta barang jadi yang belum dipasarkan dan masih dikuasai oleh pihak produsen. Perubahan inventori adalah selisih antara nilai inventori pada akhir periode akuntansi dengan nilai inventori pada awal periode akuntansi. Perubahan inventori menjelaskan tentang perubahan posisi barang inventori, yang dapat bermakna pertambahan (tanda positif) atau pengurangan (bertanda negatif).
22
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Bagi produsen, keberadaan inventori diperlukan untuk menjaga kelangsungan proses produksi, sehingga perlu pencadangan baik dalam bentuk bahan baku atau bahan penolong. Ketidakpastian yang disebabkan pengaruh eksternal juga menjadi faktor pertimbangan bagi pengusaha untuk melakukan pencadangan (khususnya bahan baku). Bagi pedagang, pengadaan inventori lebih dipengaruhi oleh unsur spekulatif dengan harapan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar.Sedangkan bagi pemerintah, kebijakan pencadangan khususnya komoditas strategis utamanya ditujukan untuk menjaga stabilitas ekonomi, politik dan sosial.Karena menyangkut kepentingan masyarakat luas (publik), maka perlu ada pencadangan untuk beberapa komoditas bahan pokok seperti beras, terigu, minyak goreng dan gula pasir.Bagi rumah tangga pengadaan inventori lebih ditujukan untuk kemudahan dalam mengatur perilaku
o. ps .g
Cakupan
Inventori menurut industri, seperti produk atau hasil perkebunan, kehutanan,
ta
a.
.b
Inventori dapat diklasifikasikan menurut jenis barang adalah sebagai berikut:
ko
perikanan, pertambangan, industri pengolahan, gas kota, air bersih, serta
Berbagai jenis bahan baku dan penolong (material dan supplies), yaitu semua
ur ua
b.
n.
konstruksi;
bahan, komponen atau persediaan untuk diproses lebih lanjut menjadi barang
Barang jadi, yaitu barang yang telah diproses tetapi belum terjual atau belum
//p
c.
as
jadi;
s:
digunakan, termasuk barang yang dijual dalam bentuk yang sama seperti
tp
pada waktu dibeli;
ht
iii
id
konsumsinya saja.
d.
Barang setengah jadi, yaitu barang-barang yang sebagian telah diolah atau belum selesai (tidak termasuk konstruksi yang belum selesai).
e.
Barang dagangan yang masih dikuasai oleh pedagang besar maupun pedagang eceran untuk tujuan dijual;
f.
Ternak untuk tujuan dipotong;
g.
Pengadaan barang oleh pedagang untuk tujuan dijual atau dipakai sebagai bahan bakar atau persediaan; dan
h.
Persediaan pada pemerintah, yang mencakup barang strategis seperti beras, Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
23
kedelai, gula pasir, dan gandum. iv
Penghitungan Perubahan Inventori Tahunan 1.
Sumber data
Sumber data yang digunakan untuk penghitungan komponen perubahan inventoriadalah :
Laporan
keuangan perusahaan-perusahaan terkait dari survei atau dari
mengunduh website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id);
Laporan Keuangan Perusahaan BUMN/BUMD
Data komoditas pertambangan dari publikasi statistik pertambangan dan
o.
id
penggalian; Data Inventori Publikasi Tahunan Industri Besar Sedang.
Data komoditas perkebunan;
Indeks harga implisit PDRB industri terpilih, dan
Indeks harga perdagangan besar (IHPB) terpilih.
Data eksternal lain, seperti data persediaan beras dari Bulog, data semen dari
n.
ko
ta
.b
ps .g
ur ua
Asosiasi Semen Indonesia (ASI), gula dari Dewan Gula Indonesia (DGI), dan
MetodePenghitungan
//p
2.
as
ternak dari Ditjennak Kementan.
s:
Terdapat 2 metode yang digunakan dalam penghitungankomponen perubahan
tp
inventori, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Pendekatan
ht
langsung adalah pendekatan dari sisi “korporasi”,sedangkan pendekatan tidak langsung adalah pendekatan dari sisi “komoditas”. Di lihat dari sisi manfaat-nya, pendekatan secara langsung menghasilkan data yang relatif lebih baik dibanding dengan pendekatan tidak langsung.Pendekatan komoditas hanya dapat dilakukan jika data posisi inventori tersedia secara rinci dan berkesinambungan.
24
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
PendekatanLangsung Dengan menggunakan pendekatan langsung, akandiperoleh nilai posisi inventori di suatu waktu tertentu (umumnya di akhir tahun). Sumber data utama adalah laporan neraca akhir tahun (balance sheet) perusahaan. Untuk memperoleh nilai perubahan inventori adhberlaku,diperlukan data inventori di tahunyang berurutan. Langkah penghitungan inventori dari laporan keuangan, adalah sebagai berikut:
menghitung posisi inventori adh Konstan, dengan cara mendeflate stok awal dan akhir dengan IHPB akhir tahun;
menghitung perubahan inventori adh Konstan dengan mengurangkan posisi di tahun berjalan dengan di tahun sebelumnya; dan menghitung perubahan inventori adh Berlaku dengan menginflate perubahan
id
ps .g
o.
inventori adh Konstan dengan IHPB rata-rata tahunan.
.b
Pendekatan Tidak Langsung
ta
Pendekatan tidak langsung disebut juga dengan pendekatan arus komoditas
ko
(commodity flow).Data utama yang digunakan adalah data volume dan harga masing-
n.
masing barang inventori. Nilai perubahan barang inventori adhBerlaku diperoleh
ur ua
dengan cara menghitung perubahan volume stok akhir dan stok awal dikalikan rata-rata harga pembelian, atau harga penjualan bila data harga pembelian tidak tersedia.
as
Perubahan barang inventori adh Konstan dihitung dengan: a. mendeflate nilai perubahan
//p
inventori adh Berlaku dengan indeks harga yang sesuai, b. mengalikan perubahan
s:
volume stok akhir dan stok awal dikalikan dengan harga barang di tahun dasar.
tp
Keterbatasan dan masalah yang dihadapi di dalam menghitung komponen
ht
Perubahan Inventori adalahbahwa : Data inventori yang dibutuhkan adalah dalam bentuk posisi atau pada satu saat untuk periode waktu yang berurutan;
Tidak seluruh komoditas inventori tersedia data volume dan harga-nya;
Data perubahan inventori yang tersedia dalam bentuk volume umumnya tidak disertai data harganya. Jika data harga inventori tidak tersedia, maka dapat diasumsikan indeks harga komoditas inventori mengikuti indeks implisit PDRB yang sesuai;
Diperlukan adjustment dengan cara me-mark-up, guna untuk melengkapi estimasi Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
25
untuk industri yang datanya tidak tersedia;
2.6 EKSPOR IMPOR i
Pendahuluan Aktivitas ekspor-impor dalam suatu wilayah diyakini telah terjadi sejak lama,
bahkan sebelum wilayah itu ditetapkan sebagai wilayah pemerintah.Ragam barang dan jasa yang diproduksi serta disparitas harga, menjadi faktor utama munculnya aktivitas ekspor impor. Daerah yang tidak dapat memenuhi kebutuhan-nya sendiriberusaha mendatangkan dari daerah atau bahkan negara lain. Di sisi lain, daerah yang
memperluas pasar ke luar daerah atau bahkan ke luar negeri.
id
memproduksi barang dan jasa melebihi dari kebutuhan domestik, terdorong untuk
ps .g
o.
Seiring perkembangan jaman, aktivitas produksi dan permintaan masyarakat atas barang dan jasa semakin meningkat dan beragam.Kemajuan di bidang transportasi dan juga
turut
memperlancararus
distribusi
barang
dan
jasa.Kondisi
.b
komunikasi
ta
tersebutsemakin mendorong aktivitas ekspor-impor disuatu wilayah menjadi semakin
n.
Konsep dan definisi
ur ua
ii
ko
berkembang.
Ekspor-impor di suatu wilayah didefiniskan sebagai alih kepemilikan ekonomi (baik penjualan/pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dan jasa antara
Cakupan
s:
iii
//p
as
residen wilayah tersebut dengan non-residen yang berada di luar wilayah tersebut.
a. b.
ht
tp
Ekspor-Impor pada suatu wilayah terdiri dari: Ekspor/impor barang dari/ke Luar Negeri ke/dari provinsi tersebut Ekspor/impor jasa dari/ke Luar Negeri ke/dari provinsi tersebut Cakupan jasa meliputi jasa pengangkutan, asuransi, komunikasi, pariwisata, dan jasa lainnya c.
26
Net Ekspor antar daerah -
Ekspor antar daerah
-
Impor antar daerah
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
iv
Penghitungan Ekspor-ImporTahunan 1. Sumber data a. Data Statistik Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari BPS (dalam US$) b. Data Statistik Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dari BPS (dalam US$) c. Neraca Pembayaran Indonesia dari BI d. Laporan Simopel, yaitu laporan (bulanan) bongkar muat barang di pelabuhan; e. Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi di jembatan timbang; f.
Informasi lalu-lintas barang yang keluar-masuk provinsi dari hasil survei.
g. Kurs transaksi rata-rata tertimbang dari Bank Indonesia 2. Metode Penghitungan
o.
id
Ekspor-Impor barang luar negeri dinilai menurut harga free on board (fob)
ps .g
dalam US$. Penghitungan ekspor barang luar negeri dilakukan dengan mengalikan nilai barang (sesuai PEB) dengan kurs transaksi beli rata-rata tertimbang. Sedangkan Impor
.b
barang luar negeri dilakukan dengan mengalikan nilai barang (sesuai PIB) dengan kurs
ta
transaksi jual rata-rata tertimbang. Nilai ekspor-impor jasa berasal dari Neraca
ko
Pembayaran Indonesia (NPI) yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Disamping itu nilai
n.
ekspor-impor tersebut masih ditambah/dikurangi dengan nilai pembelian langsung
ur ua
(direct purchase) dan transaski yang tidak terdokumentasi (undocumented trasnsaction) baik oleh residen maupun non residen. Sedangkan net ekspor antar wilayah merupakan
ht
tp
s:
//p
as
nilai sisa (residu) antara PDRB lapangan usaha dengan PDRB pengeluaran.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
27
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
Pembangunan Kota Pasuruan berkembang secara signifikan pada kurun waktu tahun 2010 hingga 2015. Hal ini tercermin salah satunya adalah dengan menengok perkembangan PDRB menurut Pengeluaran. Nilai nya terus tumbuh dari tahun ke tahun, baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. Perkembangan ini seyogyanya merupakan refleksi dari peningkatan kesejahteraan masyarakat Kota Pasuruan, mengingat kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan setiap pemerintah daerah dalam usahanya meningkatkan perekonomiannya.
3.1 TINJAUAN AGEGAT PDRB KOTA PASURUAN MENURUT PENGELUARAN Pada tahun 2012, PDRB atas dasar harga berlaku senilai 4.394,30 miliar Rupiah.
o.
id
Nilai ini terus berkembang dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Pada tahun 2014, nilainya
ps .g
telah mencapai lebih dari 5 miliar rupiah, dan mencapai hampir 6 miliar rupiah pada di tahun 2016. Perkembangan yang cukup signifikan, dimana tiap dua tahun nilainya
.b
bertambah 1 miliar Rupiah. Perkembangan ini terkait dengan pertambahan volume dan
ta
perkembangan harga barang dan jasa. Di tahun 2016, nilai PDRB atas dasar harga
ko
berlaku hampir mencapai 6.560,01 miliar Rupiah.
ur ua
n.
Tabel 1. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 2012-2016 (Miliar Rp)
//p
(1)
as
Komponen Pengeluaran
2012 (2)
2013 (3)
2014* (4)
2015* (5)
2016** (6)
3.229,85
3.555,62
3.877,20
4.163,66
4.561,32
2 Konsumsi LNPRT
101,37
121,55
136,48
147,44
161,30
3 Konsumsi Pemerintah
738,72
795,49
826,71
908,86
877,97
4 PMTB
952,41
1.019,71
1.120,14
1.213,92
1.378,96
0,02
0,18
51,10
44,19
27,55
6 Ekspor
1.617,24
1.874,97
2.199,07
2.245,54
2.591,24
7 Impor
2.245,30
2.534,31
2.864,64
2.774,19
3.038,32
4.394,30
4.833,19
5.346,07
5.949,43
6.560,01
ht
tp
s:
1 Konsumsi Rumah Tangga
(miliar Rupiah)
5 Perubahan Inventori
Total PDRB * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
PDRB atas dasar harga Berlaku menurut Pengeluaran memiliki 7 komponen pengeluaran. Setiap komponen berkembang dari tahun 2012 hingga tahun 2016. Nilai terbesar adalah pada komponen Konsumsi Rumah Tangga. Pada tahun 2012, sebesar Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
31
3.229,85 miliar Rupiah dari 4.394,30 miliar Rupiah PDRB atas dasar harga berlaku bersumber dari komponen ini. Nilai ekspor pun tidak kalah memberikan sumbangsih pada besaran angka PDRB menurut pengeluaran, akan tetapi sangat disayangkan karena besarannya jauh lebih kecil dibandingkan nilai impornya. Nilai ekspor yang belum mampu mengimbangi nilai Impor menunjukkan bahwa Kota Pasuruan belum mampu memenuhi kebutuhan penduduknya secara proporsional. Pada tahun-tahun mendatang, nilai impor diharapkan dapat ditekan dengan kemampuan produksi sendiri oleh penduduk Kota Pasuruan.
2012
2013
2014*
(1)
(2)
(3)
(4)
2.908,60
2015* (5)
2016** (6)
3.226,72
3.348,65
3.505,78
102,01
102,12
107,80
636,67
646,68
606,69 1.062,35
90,72
591,40
624,14
4 PMTB
865,79
893,78
929,57
986,45
0,16
39,67
33,37
19,09
1.868,40
2.069,03
2.115,20
2.379,55
2.230,34
2.442,42
2.419,16
2.604,91
4.561,26
4.813,31
5.076,35
5 Perubahan Inventori
0,02 1.671,11
7 Impor
2.067,42
n.
ko
6 Ekspor
.b
81,75
3 Konsumsi Pemerintah
ta
2 Konsumsi LNPRT
3.068,27
ps .g
1 Konsumsi Rumah Tangga
(miliar Rupiah)
o.
Komponen Pengeluaran
id
Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 2012-2016
4.051,25
4.315,12
ur ua
Total PDRB * Angka Sementara
as
** Angka Sangat Sementara
//p
PDRB menurut Pengeluaran, selain dihitung berdasarkan atas harga berlaku, juga
s:
dihitung atas dasar harga konstan. Harga yang dipergunakan adalah harga pada tahun
tp
2010. Penghitungannya adalah berdasarkan atas volume konsumsi penduduk Kota
ht
pasuruan tanpa pengaruh adanya fluktuasi harga atau dengan harga tetap, sehingga pertumbuhannya merupakan pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya terkait dengan peningkatan volume permintaan atau konsumsi akhir. Pada tahun 2015, sebesar 3.348,65 miliar Rupiah PDRB menurut Pengeluaran atas dasar harga konstan adalah bersumber dari komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga. Nilai ini merupakan hasil perkembangan yang signifikan mulai tahun 2012 yang hanya 2.908,6 miliar Rupiah. Pada tahun 2016, nilai PDRB atas harga konstan mencapai 3.505,78 miliar Rupiah.
32
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Perkembangan PDRB menurut Pengeluaran atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan tidak sama. Hal ini sangat wajar mengingat, PDRB atas dasar harga berlaku memperhitungkan fluktuasi harga, sementara atas dasar harga konstan tidak. PDRB atas dasar harga konstan tumbuh pada kurun waktu tahun 2012 hingga tahun 2016, meskipun pertumbuhannya tidak setinggi atas dasar harga berlaku. PDRB atas dasar harga konstan hanya memperhitungkan kenaikan volume permintaan dengan asumsi harga tetap. Harga barang dan jasa yang bekembang menyebabkan PDRB atas dasar harga berlaku jauh lebih tinggi dibandingkan atas dasar harga konstan. Grafik 1. Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga
//p
as
ur ua
n.
ko
ta
.b
ps .g
o.
id
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan, Tahun 2012 - 2016
PDRB terbentuk atas 7 komponen dimana setiap komponen memiliki kontribusi
tp
s:
dari semua komponen pengeluarannya, yang terdiri dari konsumsi akhir rumah tangga
ht
(PK-RT), konsumsi akhir LNPRT(PK-LNPRT), konsumsi akhir pemerintah (PK-P), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor luar negeri, impor luar negeri dan net ekspor antar daerah atau ekspor antar daerah dikurangi impor antar daerah. Menengok struktur PDRB menurut Pengeluaran, lebih dari 70 persennya didominasi oleh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dari tahun 2012 hingga 2016. Meskipun dalam perkembangannya, dominasi ini turun dari tahun ke tahun, akan tetapi komponen ini adalah yang paling berpengaruh pada PDRB menurut pengeluaran secara signifikan. Komponen Ekspor yang meskipun dominasinya masih lebih rendah dibandingkan Impor, persentase distribusinya terus mengalami kenaikan dari tahun
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
33
2012 hingga 2016. Pada tahun 2016, hampir 40 persen komponen ini mendominasi PDRB menurut Pengeluaran. Tabel 3.Distribusi PDRB Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 2012—2016 (%) Komponen Pengeluaran
2012
(1)
2013
2014*
2015*
2016**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
73,50
73,57
72,52
69,98
69,53
2,31
2,51
2,55
2,48
2,46
3 Konsumsi Pemerintah
16,81
16,46
15,46
15,28
13,38
4 PMTB
21,67
21,10
20,95
20,40
21,02
1 Konsumsi Rumah Tangga
0,00
0,00
0,96
0,74
0,42
6 Ekspor
36,80
38,79
41,13
37,74
39,50
7 Impor
51,10
52,44
53,58
id
2 Konsumsi LNPRT
46,32
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
ps .g
Total PDRB
46,63
o.
5 Perubahan Inventori
* Angka Sementara
.b
** Angka Sangat Sementara
ta
Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016, tidak ada perubahan yang signifikan
ko
dalam struktur PDRB menurut pengeluaran. Dalam jangka 5 tahun tersebut peringkat
n.
dominasi atau persentase distribusi terbanyak adalah tetap. Komponen Pengeluaran
ur ua
Konsumsi Rumah Tangga pada peringkat pertama, disusul oleh Pengeluaran Impor dan Pengeluaran Ekspor pada peringkat kedua dan ketiga. Peringkat selanjutnya adalah
as
Pengeluaran PMTB, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, dan yang paling rendah adalah
//p
Pengeluaran Konsumsi LNPRT.
ht
tp
s:
Tabel 4. Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan Tahun 2012—2016 (%)
Komponen Pengeluaran
2012
2013
2014*
2015*
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1 Konsumsi Rumah Tangga
5,00
5,49
5,16
3,78
4,69
2 Konsumsi LNPRT
3,05
10,97
12,45
0,10
5,57
3 Konsumsi Pemerintah
4,12
5,54
2,01
1,57
-6,18
4 PMTB
7,60
3,23
4,00
6,12
7,69
-
-
-
-
-
6 Ekspor
15,10
11,81
10,74
2,23
12,50
7 Impor
9,79
7,88
9,51
-0,95
7,68
6,31
6,51
5,70
5,53
5,46
5 Perubahan Inventori
Total PDRB * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
34
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
2016**
Laju pertumbuhan PDRB menurut Pengeluaran pada kurun waktu tahun 2013 mengalami percepatan. Sementara itu, pada kurun waktu tahun 2014 sampai dengan 2016 terjadi perlambatan laju pertumbuhannya, meskipun tidak signifikan. Perlambatan bukan berarti ekonomi Kota Pasuruan tidak tumbuh. Perekonomian kota ini tumbuh, akan tetapi laju pertumbuhannya tidak setinggi di tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, laju pertumbuhan PDRB nya mencapai 5,46 persen. Tabel 5. Indeks Implisit PDRB Menurut Pengeluaran Kota Pasuruan, Tahun 2012–2016 Komponen Pengeluaran
2012
2013
2014*
2015*
2016**
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
111,04
115,88
120,16
124,34
130,11
2 Konsumsi LNPRT
123,99
133,98
133,79
144,38
149,62
3 Konsumsi Pemerintah
124,91
127,45
129,85
140,54
144,71
4 PMTB
110,00
114,09
120,50
123,06
129,80
5 Perubahan Inventori
107,56
110,17
128,80
132,43
144,28
6 Ekspor
96,78
100,35
106,29
106,16
108,90
7 Impor
108,60
113,63
117,29
114,68
116,64
117,21
123,60
129,23
o.
ps .g
.b ta
108,47
112,01
ko
Total PDRB
id
(2)
1 Konsumsi Rumah Tangga
* Angka Sementara
n.
** Angka Sangat Sementara
ur ua
Indeks implisit PDRB pengeluaran menggambarkan besarnya perubahan harga yang terjadi dari sisi konsumen (rumah tangga, LNPRT, pemerintah, dan perusahaan)
as
akhir barang dan jasa, baik yang digunakan untuk keperluan konsumsi, investasi
//p
maupun ekspor/impor. Pada Tahun 2016, secara keseluruhan perubahan harga tersebut
s:
terjadi pada angka 129,23 persen. Pada tahun yang sama, perubahan harga terbesar
ht
tp
adalah pada Pengeluaran Konsumsi LNPRT yaitu sebesar 149,62 persen.
3.2 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA Distribusi Komponen Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah tangga (PK-RT) merupakan pengeluaran terbesar terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku. Persentase distribusi yang lebih dari 70 persen menunujukkan bahwa nilai tambah bruto yang dihasilkan paling besar adalah untuk memenuhi konsumsi rumah tangga. Dengan kata lain, sebagian besar produk (domestik) yang dihasilkan di wilayah Kota Pasuruan maupun produk (impor) yang didatangkan dari luar wilayah atau luar negeri akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir oleh rumah tangga. Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
35
Fungsi utama dari institusi rumah tangga adalah sebagai konsumen akhir (final consumer) atas barang dan jasa yang tersedia, termasuk konsumsi oleh rumah tangga khusus (seperti penjara, asrama dan lain-lain). Jenis barang dan jasa yang dikonsumsi tersebut akan diklasifikasikan menurut 7 (tujuh) kelompok COICOP (Classification of Individual Consumption by Purpose),yaitu kelompok makanan, minuman dan rokok; pakaian dan alas kaki; perumahan, perkakas, perlengkapan dan penyelenggaraan rumah tangga; kesehatan dan pendidikan; transportasi, komunikasi, rekreasi dan budaya; restoran dan hotel; serta kelompok barang dan jasa lainnya. Pada tahun 2012, nilai Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga atas dasar harga berlaku adalah 3.229,85 miliar Rupiah. Nilai ini adalah 73,50 persen dari PDRB menurut
id
pengeluaran pada tahun yang sama. Pada tahun 2013, nilai ini meningkat yang diikuti
o.
peningkatan proporsinya terhadap PDRB atas dasar harga berlaku. Berbeda halnya
ps .g
dengan tiga tahun berikutnya, besar pengeluarannya naik tetapi proporsinya cenderung menurun. Pada tahun 2016, nilai Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga mencapai
.b
4.561,32 miliar Rupiah dimana persentase nya hanya 69,53 persen terhadap total PDRB
ko
ta
atas harga berlaku.
Uraian
ur ua
n.
Tabel 6. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kota Pasuruan, Tahun 2012—2016 2012
2013
2014
2015*
2016**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
3.229,85
3.555,62
3.877,20
4.163,66
4.561,32
2.908,60
3.068,27
3.226,72
3.348,65
3.505,78
73,50
73,57
72,52
69,98
69,53
67.728,84
73.748,14
79.983,59
85.237,03
92.717,27
60.992,31
63.639,79
66.564,63
68.552,46
71.261,46
1 ADHB
16.982,15
18.491,40
20.054,95
21.372,37
23.248,07
2 ADHK
15.293,05
15.956,86
16.690,31
17.188,87
17.868,21
(1)
as
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2 ADHK (Miliar Rupiah)
//p
1 ADHB (Miliar Rupiah)
Proporsi Terhadap PDRB ADHB (%)
2 ADHK
ht
1 ADHB
tp
Tahun (Ribu Rp)
s:
Rata-rata konsumsi per-Rumah Tangga/
Rata-rata konsumsi per-kapita/ Tahun (Ribu Rp)
2
Pertumbuhan
a Total Konsumsi RT
5,00
5,49
5,16
3,78
4,69
b Per-RT
4,02
4,34
4,60
2,99
3,95
c Perkapita
4,02
4,34
4,60
2,99
3,95
Jumlah RT (unit ) Jumlah Penduduk (Ribu orang)
47.688
48.213
48.475
48.848
49.196
190,191
192,285
193,329
194,815
196,202
190.191
192.285
193.329
194.815
196.202
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
36
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016, jumlah rumah tangga di Kota Pasuruan terus meningkat. Sebanyak 47.688 rumah tangga pada tahun 2012 berkembang menjadi 49.196 rumah tangga di tahun 2016. Kenaikannya lebih dari 1.500 rumah tangga dalam jangka waktu lima tahun. Pertumbuhan jumlah rumah tangga mengindikasikan adanya pertumbuhan jumlah penduduk. Pada tahun 2012, penduduk Kota Pasuruan berjumlah 190,191 ribu orang menjadi 196,202 ribu orang pada tahun 2016. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab kenaikan nilai Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga secara keseluruhan, selain karena faktor kenaikan volume konsumsinya.
Kelompok Konsumsi
2012
2013
(1)
(2)
(3)
29,09
28,29
3,77
3,78
16,06
15,54
15,57
15,48
6,56
6,31
6,72
6,74
22,67
23,19
24,40
24,33
24,62
16,74
17,23
17,73
17,72
17,93
4,82
4,80
4,89
4,78
4,84
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
ur ua
as
//p s:
ps .g 3,82
16,05
2014
3,88
tp
Total Konsumsi
26,60
6,59
Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
7 Lainnya
27,11
ta
Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
6 Hotel dan Restoran
27,31
4,05
4 Kesehatan dan Pendidikan 5
(6)
n.
3
2016**
(5)
ko
2 Pakaian dan Alas Kaki
2015*
(4)
.b
1 Makanan, Minuman dan Rokok
o.
id
Tabel 7. Struktur Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah TanggaKota Pasuruan, Tahun 2012—20161
* Angka Sementara
ht
** Angka Sangat Sementara
Kenaikan volume konsumsi pada Pengeluraan Konsumsi Rumah Tangga secara nyata dapat dilihat dari pertumbuhan rata-rata konsumsi per rumah tangga maupun perkapita. Rata-rata konsumsi per rumah tangga pada tahun 2012 adalah 67,73 juta rupiah per tahun atas dasar harga berlaku dan 60,99 juta rupiah per tahun atas dasar harga konstan. Pada tahun 2016 nilai tersebut tumbuh dengan signifikan menjadi 92,72 juta rupiah per tahun atas dasar harga berlaku dan 71,26 juta rupiah per tahun atas dasar
1
Diturunkan dari perhitungan PDRB (atas dasar harga berlaku /ADHB )
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
37
harga konstan. Pertumbuhan rata-rata konsumsi per rumah tangga adalah berkisar antara 3 hingga 4 persen tiap tahunnnya. Seperti halnya rata-rata konsumsi per rumah tangga, rata-rata konsumsi per kapita pun mengalami perkembangan yang cukup signifikan, dengan persentase pertumbuhan yang sama yaitu berkisar antara 3 hingga 4 persen per tahunnya. Pada tahun 2016, rata-rata konsumsi per kapita nya adalah 23,25 juta rupiah per tahun atas dasar harga berlaku dan 17,87 juta rupiah per tahun atas dasar harga konstan. Ini merupakan kenaikan yang cukup tinggi jika dilihat dari angka rata-rata konsumsi per kapita nya di tahun 2012 yang hanya 16,98 juta rupiah per tahun atas dasar harga berlaku dan 15,29 juta rupiah per tahun atas dasar harga konstan.
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
2,82
.b
2,65
3,07
6,53
4,75
3,84
1,85
4,47
4,87
5,02
3,37
5,38
5,25
7,67
9,19
5,14
6,30
5,69
6,56
2,81
4,47
6,26
6,23
1,24
5,21
5,49
5,16
3,78
4,69
Kota
Pasuruan
2 Pakaian dan Alas Kaki
3,39
4 Kesehatan dan Pendidikan
n.
Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
s:
//p
6 Hotel dan Restoran
as
5
tp
7 Lainnya
6,83
ur ua
Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
ko
3,00
ta
Kelompok Konsumsi
1 Makanan, Minuman dan Rokok
3
ps .g
o.
id
Tabel 8. Pertumbuhan Riil Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kota Pasuruan, Tahun 2012—2016
ht
Total Konsumsi * Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Komponen
Konsumsi
Rumah
Tangga
paling
banyak
dipergunakan untuk Konsumsi Makanan, Minuman dan Rokok. Persentase nya berfluktuasi di tiap tahunnya dengan kisaran 26 hingga 29 persen. Persentasenya terus menurun dari tahun 2012 hingga 2016. Berbanding terbalik dengan Konsumsi Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya dimana persentasenya terus meningkat terhadap Pengeluaran Rumah Tangga. Hal ini menunjukkan pola konsumsi masyarakat 38
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Kota Pasuruan yang semakin sejahtera, pengeluaran rumah tangga tidak hanya fokus pada makanan tetapi mulai berpindah pada kebutuhan akan Konsumsi Transportasi, Komunikasi, Rekreasi dan Budaya. Menengok pertumbuhan “riil” nya, pengeluaran rumah tangga untuk kelompok bukan makanan berfluktuasi, dengan masing-masing sebesar 5,49 persen (2013) ; 5,16 persen (2014) ; 3,78 persen (2015) dan 4,69 persen (2016). Pertumbuhan “riil” ini menunjukan adanya perubahan volume konsumsi rumah tangga dari tahun 2013 hingga 2016. Informasi ini mengindikasikan terjadinya peningkatan kemakmuran masyarakat, meskipun mungkin hanya dapat dinikmati oleh kelompok masyarakat tertentu.
Kelompok Konsumsi
2013
(1)
(3)
(4)
(5)
(6)
2,38
3,86
4,27
0,71
1,18
5,66
3,61
3,01
3,89
4,33
1,57
8,52
4,41
4,59
5,04
1,85
4,31
7,19
5,34
4,38
6,11
3,21
4,65
3,59
5,56
4,36
3,69
3,48
4,64
ko
ur ua
tp
7 Lainnya
s:
//p
as
Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
6 Hotel dan Restoran
ht
Total Konsumsi
3,11
n.
Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
4 Kesehatan dan Pendidikan 5
.b
2,15
ta
2 Pakaian dan Alas Kaki
ps .g
2016**
3,92
3
(%)
2015*
1 Makanan, Minuman dan Rokok
2014
o.
id
Tabel 9. Perubahan Indeks Harga Implisit Pengeluaran Konsumsi Akhir Rumah Tangga Kota Pasuruan, Tahun 2012—20162
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Perubahan Indeks Harga Implisit menunjukan peningkatan setiap tahun-nya untuk setiap kelompok konsumsi rumah tangga. Selama periode 2012 – 2016 peningkatan harga (inflasi) relatif stabil. Peningkatan harga pada kelompok makanan sebesar 3,92 2Tingkat
perubahan harga produk konsumsi
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
39
persen (2013) ; 2,38 persen (2014) ; 3,86 persen (2015) ; dan 4,27 persen (2016). Sementara itu, secara keseluruahan perubahan tingkat harga konsumsi rumah tangga adalah 4,36 persen (2013) ; 3,69 persen (2014) ; 3,48 persen (2015) ; dan 4,64 persen (2016).
3.3 PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR LNPRT Lembaga Non Profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) adalah lembaga formal maupun informal yang dibentuk atau dibiayai oleh perorangan atau kelompok masyarakat dalam rangka menyediakan jasa pelayanan yang bersifat non komersial khususnya bagi anggota masyarakat umum tanpa tujuan meraih keuntungan. Lembaga ini semula merupakan satu institusi dengan rumah tangga, kemudian pada
id
perkembangannya berdiri sendiri sebagai salah satu pelaku ekonomi. Tidak berbeda
o.
jauh dengan konsumsi rumah tangga, peranan ekonomi konsumsi lembaga non profit
ps .g
yang melayani rumah tangga (LNPRT) juga dibutuhkan bagi pembentukan PDB disisi penggunaan. Institusi ini juga melakukan kegiatan produksi, konsumsi, dan akumulasi
ta
.b
asset, serta keberadaannya diakui oleh hukum atau masyarakat.
ko
Tabel 10. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi LNPRT
n.
Kota Pasuruan, Tahun 2012—2016 2013
2014
2015*
2016**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
101,37
121,55
136,48
147,44
161,30
81,75
90,72
102,01
102,12
107,80
Proporsi Terhadap PDRB ADHB (%)
2,31
2,51
2,55
2,48
2,46
s:
Uraian
2012
3,05
10,97
12,45
0,10
5,57
ur ua
(1) Pengeluaran Konsumsi LNPRT
as
1 ADHB (Miliar Rupiah)
//p
2 ADHK (Miliar Rupiah)
tp
Pertumbuhan (%)
ht
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Lembaga Non Profit yang melayani rumah tangga (LNPRT) dikelompokkan menjadi 7 kategori. Tujuh kategori tersebut adalah organisasi kemasyarakatan (ormas), organisasi
sosial
(orsos),
sosial/kebudayaan/olahraga
dan
organisasi
profesi
hobi,lembaga
(orprof),
swadaya
perkumpulan
masyarakat,
lembaga
keagamaan dan organisasi bantuan kemasyarakatan (OBK). Nilai Pengeluaran Konsumsi LNPRT adalah sama dengan nilai output non pasar yang dihasilkan LNPRT, yang dihitung dari seluruh pengeluaran LNPRT yang dipergunakan untuk melakukan aktivitas operasionalnya.Peranan konsumsi akhir LNPRTdalam PDRB menurut 40
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
pengeluaran sangat kecil dibandingkan komponen pengeluaran lainnya. Hal ini memperlihatkan bahwa peranan institusi ini dalam perekonomian suatu wilayah semestinya ke depan dapat lebih ditingkatkan lagi dan secara tidak langsung juga mampu meningkatkan nilai PDRB wilayah tersebut. Data berikut menunjukan proporsi lembaga non profit (LNPRT) terhadap PDRB. Pada tahun 2012, Pengeluaran Konsumsi LNPRT atas dasar harga berlaku sebesar 101,37 miliar Rupiah. Nilai ini hanya 3,05 persen dari PDRB atas dasar harga berlaku. Proporsi yang sangat kecil dibandingkan Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga. Pada tahun 2013, nilai konsumsinya berkembang menjadi 121,55 miliar Rupiah, dan proporsinya naik menjadi 2,51 persen. Pada tiga tahun berikutnya, nilai konsumsi
id
nya terus berkembang. Nilainya menjadi 136,48 miliar Rupiah pada tahun 2014 dan
o.
147,44 miliar rupiah pada tahun 2015, serta 161,30 miliar Rupiah pada tahun 2016.
ps .g
Seperti halnya Pengeluaran Konsumsi LNPRT atas dasar harga berlaku, Pengeluaran Konsumsi LNPRT atas dasar harga berlaku juga mengalami kenaikan.
ta
.b
Pertumbuhannya berfluktuasi tajam dari tahun ke tahun. Jika pada tahun 2012,
ko
pertumbuhannya hanya 3,05 persen dengan nilai pengeluaran 81,75 miliar Rupiah atas dasar harga konstan 2010, pada tahun 2013 dan 2014 pertumbuhannya menjadi lebih
ur ua
n.
dari 10 persen. Pertumbuhan 10,97 persen pada tahun 2013 dan 12,45 persen pada tahun 2014, dengan nilai masing-masing pengeluarannya adalah 90,72 miliar Rupiah dan
as
102,01 miliar Rupiah atas dasar harga konstan 2010.
s:
//p
3.4PERKEMBANGAN KONSUMSI AKHIR PEMERINTAH Konsumsi
Akhir
Pemerintah
Kota
Pasuruan
pengeluaran
tp
Pengeluaran
ht
pemerintah desa, pemerintah kecamatan, pemerintah daerah Kota pasuruan, ditambah dengan konsumsi pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemerintah pusat yang menjadi bagian dari konsumsi pemerintah Kota Pasuruan. Seperti pengeluaran konsumsi lainnya, perkembangan Pengeluaran Konsusmsi Akhir Pemerintah Kota Pasuruan juga disajikan pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016 atas dasar harga berlaku maupun harga konstan. Pada tahun 2011, Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah Kota Pasuruan atas dasar harga berlaku adalah senilai 623,19 miliar Rupiah. Persentasenya 0,16 persen terhadap nilai PDRB atas harga berlaku. Pada tahun berikutnya nilai tersebut tumbuh Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
41
menjadi 718,72 miliar Rupiah yang memiliki persentase yang sama terhadap PDRB atas harga berlaku. Berkembang menembus angka 800 miliar Rupiah, pada tahun 2014 dan 2015 nilai konsumsi ini masing-masing adalah 801,71 miliar Rupiah dan 853,86 miliar Rupiah. Jika pada tahun 2012, nilai Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah atas dasar harga berlaku sudah menembus angka 738,72 miliar Rupiah, nilai atas dasar harga konstannya masih mencapai 591,40 miliar Rupiah. Tumbuh sebesar 5,54 persen, konsumsi atas dasar harga konstan 2010 ini berkembang menjadi 624,14 miliar Rupiah di tahun 2013. Pada tahun 2016, pengeluaran konsumsi ini terus berkembang hingga mencapai lebih dari 606,69 miliar Rupiah.
Uraian
2012
2013
(1)
(2)
(3)
1 ADHB (Miliar Rupiah)
738,72
795,49
2 ADHK (Miliar Rupiah)
591,40
ta 624,14
ko
Proporsi Terhadap PDRB
2014
2015*
2016**
(4)
(5)
(6)
826,71
908,86
877,97
636,67
646,68
606,69
.b
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
ps .g
o.
id
Tabel 11. Perkembangan Pengeluaran Konsumsi Akhir Pemerintah Kota Pasuruan, Tahun 2012 – 2016
16,81
16,46
15,46
15,28
13,38
2 ADHK (%)
14,60
14,46
13,96
13,44
11,95
4,12
5,54
2,01
1,57
-6,18
n.
1 ADHB (%)
ur ua
Pertumbuhan * Angka Sementara
as
** Angka Sangat Sementara
s:
//p
3.5 PERKEMBANGAN PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO
tp
Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016 PMTB Kota Pasuruan terus
ht
berkembang, baik berdasarkan harga berlaku maupun harga Konstan. Pada tahun 2016, PMTB atas dasar harga berlaku mencapai 1.378,96 miliar rupiah. Besaran ini memiliki proporsi lebih dari 21,02 persen terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku. Sementara itu, PMTB atas dasar harga konstan di tahun yang sama mencapai 1.062,35 miliar rupiah. Menengok struktur PMTB Kota Pasuruan pada kurun waktu 2012 hingga 2016, besarannya didominasi oleh bangunan. Dua per tiga bagian adalah PMTB Bangunan. Sementara, sepertiga sisanya adalah non bangunan. Dominasi PMTB Bangunan terhadap PMTB Kota Pasuruan jelas terlihat dari persentase struktur PMTB Bangunan
42
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
dari tahun 2012 hingga 2016. PMTB Bangunan terdiri dari bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan dan jembatan, instalasi gas, air dan listrik, serta konstruksi lainnya. Sementara PMTB Non Bangunan terdiri dari mesin dan peralatannya, kendaraan dan alat angkutan lainnya, alat komunikasi, bahan dari kayu maupun rotan dan lain-lain. Tabel 12. Perkembangan dan Struktur PMTB Kota Pasuruan, Tahun 2012—2016 Uraian
2012
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
663,40
709,52
794,09
860,25
Non Bangunan
289,01
310,18
326,05
353,67
380,00
Total PMTB
952,41
1.019,71
1.120,14
1.213,92
1.378,96
Bangunan
588,14
614,67
o.
686,35
745,63
Non Bangunan
277,65
279,10
284,39
300,10
316,72
Total PMTB
865,79
893,78
929,57
986,45
1.062,35
69,58
70,89
70,87
72,44
30,42
29,11
29,13
27,56
8,32
4,51
4,96
6,38
8,64
6,11
0,52
1,89
5,52
5,54
7,60
3,23
4,00
6,12
7,69
30,35
ta
69,65
Non Bangunan
.b
Struktur PMTB (%) Bangunan Pertumbuhan (%) Bangunan
n.
Non Bangunan
998,96
ur ua
Total PMTB
645,18
ps .g
PMTB ADHK (Miliar Rupiah)
id
Bangunan
ko
PMTB ADHB (Miliar Rupiah)
* Angka Sementara
as
** Angka Sangat Sementara
Fluktuasi dapat dilihat pada besaran pertumbuhan PMTB pada kurun waktu
//p
tahun 2012 hingga 2016. Pertumbuhannya berkisar pada angka 3 hingga 7 persen.
tp
s:
Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada tahun 2016 dengan nilai 7,69 persen. Pada kurun
ht
waktu yang sama pertumbuhan PMTB Bangunan jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan PMTB Non Bangunan.
3.6 PERKEMBANGAN PERUBAHAN INVENTORI Perubahan inventori menggambarkan bagian dari investasi yang direalisasikan dalam bentuk barang jadi, barang setengah jadi, serta bahan baku dan bahan penolong pada satu periode tertentu. Perubahan inventori memperhitungkan nilai produk yang masuk inventori dikurangi nilai yang diambil (keluar) dari inventori, dan dikurangi nilai kerugian barang inventori yg terjadi secara regular. Perubahan yang dimaksud adalah Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
43
dapat berarti penambahan (bertanda positif) dan atau pengurangan (bertanda negatif). Sementara itu, pengertian inventori sendiri adalah hasil produksi yang belum dikonsumsi atau terserap oleh berbagai aktivitas ekonomi dan merupakan bagian dari aktiva atau harta (aset) lancar perusahaan. Tabel 13. Perkembangan dan Struktur Perubahan Inventori Kota Pasuruan, Tahun 2012—2016 Uraian
2012
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB (Miliar Rupiah)
0,02
0,18
51,10
44,19
27,55
ADHK (Miliar Rupiah)
0,02
0,16
39,67
33,37
19,09
0,00
0,00
0,96
0,74
0,42
Total Nilai Inventori
(% - ADHB)
o.
* Angka Sementara
id
Proporsi Terhadap PDRB
ps .g
** Angka Sangat Sementara
Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016, nilai inventori Kota Pasuruan
.b
berkembang secara fluktuatif. Meskipun demikian, nilainya bertanda positif. Tanda
ta
positif menunjukkan adanya penambahan persediaan barang. Dua nilai inventori
ko
terendah pada kurun waktu tersebut adalah inventori pada tahun 2012 dan 2013.
n.
Nilainya 0,02 miliar Rupiah pada tahun 2012 dan 0,18 miliar Rupiah pada tahun 2013.
ur ua
Keduanya dihitung atas dasar harga berlaku dengan proporsi yang sangat rendah terhadap PDRB atas dasar harga berlaku. Kedua kondisi ini mengindikasikan distribusi
//p
as
barang dan jasa pada kedua tahun tersebut berjalan dengan sempurna.
tp
s:
3.7 PERKEMBANGAN EKSPOR BARANG DAN JASA LUAR NEGERI
ht
Ekspor barang dan jasa di Kota Pasuruan, sebagai salah satu komponen dari permintaan akhir,
menggambarkan berbagai produk barang dan jasa yang tidak
dikonsumsi di wilayah ekonomi Kota Pasuruan, tetapi dikonsumsi oleh pihak yang berdomisili di wilayah di luar Kota Pasuruian, baik itu kabupaten lain di dalam satu propinsi, propinsi lain, maupun luar negeri, baik secara langsung maupun tidak langsung. Termasuk pula dalam ekspor pembelian oleh badan-badan internasional, kedutaan besar (termasuk konsulat), awak kapal (udara maupun laut) yang singgah dan sebagainya.
44
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Tabel 14. Perkembangan Ekspor Barang dan Jasa Kota Pasuruan, Tahun 2012–2016 Uraian
2012
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB (Miliar Rupiah)
1.617,24
1.874,97
2.199,07
2.245,54
2.591,24
ADHK (Miliar Rupiah)
1.671,11
1.868,40
2.069,03
2.115,20
2.379,55
(% - ADHB)
36,80
38,79
41,13
37,74
39,50
Pertumbuhan (%)
15,10
11,81
10,74
2,23
12,50
Total Nilai Ekspor
Proporsi Terhadap PDRB
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
id
Nilai ekspor atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 adalah 1.617,24 miliar
o.
Rupiah, dengan proporsi 36,80 persen terhadap PDRB atas dasar harga berlaku nya.
ps .g
Nilai ini terus berkembang hingga tahun 2015 mencapai 2.245,54 miliar Rupiah dan menjadi 2.591,24 miliar Rupiah di tahun 2016 dimana persentasenya masing-masing
ta
.b
adalah 37,74 persen dan 39,50 persen terhadap total PDRB atas dasar harga berlaku.
ko
Pertumbuhan nilai ekspor Kota Pasuruan berkembang dari tahun ke tahun.
n.
Pertumbuhannya berfluktuasi di tiap tahunnya. Jika pada tahun 2012, nilai ekspor atas
ur ua
dasar harga konstan sebesar 1.671,11 miliar Rupiah dengan pertumbuhan 15,10 persen, pada tahun 2013 nilai ekspornya mencapai 1.868,4 miliar Rupiah dengan pertumbuhan
as
yang lebih tinggi yaitu 11,81 persen. Pada tahun 2016, nilai ekspor Kota Pasuruan
s:
//p
mencapai 2.379,55 miliar Rupiah dengan pertumbuhan 12,5 persen.
tp
3.8 PERKEMBANGAN IMPOR BARANG DAN JASA LUAR NEGERI
ht
Impor barang dan jasa di Kota Pasuruan mengandung pengertian transaksi
ekonomi yang dilakukan oleh penduduk Kota Pasuruan kepada pihak di luar Kota Pasuruan, baik berupa barang maupun jasa. Pembelian barang atau jasa di pasar di luar Kota Pasuruan oleh penduduk Kota Pasuruan dikategorikan sebagai impor. Aktivitas pengeluaran (konsumsi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah) maupun PMTB (termasuk inventori) dan ekspor, didalamnya terkandung produk yang berasal dari impor. Atau dengan kata lain, transaksi impor menjelaskan ada tambahan penyediaan (supply) produk di wilayah ekonomi domestik yang berasal dari non residen.
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
45
Tabel 15. Perkembangan Impor Barang dan Jasa Kota Pasuruan, Tahun 2012–2016 Uraian
2012
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
ADHB (Miliar Rupiah)
2.245,30
2.534,31
2.864,64
2.774,19
3.038,32
ADHK (Miliar Rupiah)
2.067,42
2.230,34
2.442,42
2.419,16
2.604,91
(% - ADHB)
51,10
52,44
53,58
46,63
46,32
Pertumbuhan (%)
9,79
7,88
9,51
-0,95
7,68
Total Nilai Ekspor
Proporsi Terhadap PDRB
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
id
Jika nilai ekspor Kota Pasuruan memiliki proporsi dibawah 40 persen, pada
o.
kurun waktu tahun 2012 hingga 2014, nilai impornya justru memiliki proporsi lebih dari
ps .g
50 persen. Sementara itu, di tahun 2015 dan 2016, proporsinya turun menjadi masingmasing 46,63 persen dan 46,32 persen. Penurunan persentase ini adalah indikasi positif
ht
tp
s:
//p
as
ur ua
n.
ko
ta
.b
kemampuan Kota pasuruan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat nya.
46
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
Dalam analisis sosial ekonomi, data PDRB dapat diturunkan menjadi berbagai informasi atau indikator ekonomi. Berikut ini akan disjikan beberapa rasio (perbandingan relatif) guna melengkapi analisis, di tengah keterbatasan informasi yang tersedia.
4.1 PDRB (NOMINAL) Agregat ini menjelaskan nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan di dalam wilayah ekonomi Kota Pasuruan di mana di dalamnya masih terkandung nilai penyusutan. PDRB
dapat
digunakan
sebagai
ukuran “produktivitas”,
karena
menjelaskan kemampuan wilayah dalam menghasilkan produk domestik, yang dihitung
id
melalui 3 (tiga) pendekatan, yaitu pendekatan nilai tambah, pengeluaran, dan
o.
pendapatan. Dari series data PDRB pengeluaran dapat diturunkan beberapa ukuran
ps .g
yang berkaitan dengan PDRB maupun variabel pendukung lain (seperti rumah tangga, dan tenaga kerja). Untuk melihat perkembangan tingkat pemerataan, misalnya, dapat
ta
.b
dilihat dari data PDRB perkapita.
Tabel 16. Produk Domestik Regional Bruto dan PDRB Perkapita
n.
ko
Kota Pasuruan, Tahun 2012—2016
(1)
as
Nilai PDRB (Miliar Rupiah)
//p
1 ADHB 2 ADHK 2010
2012
2013
2014
2015*
2016**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4.394,30
4.833,19
5.346,07
5.949,43
6.560,01
4.051,25
4.315,12
4.561,26
4.813,31
5.076,35
23.104,67
25.135,58
27.652,73
30.538,88
33.434,98
21.300,94
22.441,29
23.593,27
24.707,08
25.873,10
6,31
6,51
5,70
5,53
5,46
190,191
192,285
193,329
194,815
196,202
ur ua
Uraian
ht
1 ADHB
tp
s:
PDRB perkapita (Ribu Rupiah)
2 ADHK 2010 Pertumbuhan
PDRB perkapita ADHK 2010 Jumlah Penduduk (Ribu orang) * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Pada tahun 2012, PDRB perkapita atas harga berlaku adalah senilai 23,10 juta Rupiah. Pada tahun 2013, nilai ini tumbuh menjadi 25,14 juta Rupiah. Nilai ini terus berkembang dari tahun ke tahun hingga tumbuh menjadi 33,43 juta Rupiah pada tahun
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
49
2016. Pada tahun yang sama, PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan angka 25,87 juta Rupiah. Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016, pertumbuhan PDRB perkapita atas dasar harga konstan berkisar antara 5 hingga 6 persen tiap tahunnya. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2013, kenaikan 6,51 persen yang membuat nilai PDRB perkapita sebesar 21,3 juta rupiah di tahun 2012 tumbuh menjadi 22,44 juta rupiah di tahun 2013.
4.2 PERBANDINGAN PENGELUARAN PDRB UNTUK KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA TERHADAP EKSPOR Konsumsi akhir didefinisikan sebagai penggunaan berbagai produk barang dan
id
jasa akhir (baik berasal dari produk domestik maupun impor), untuk menunjang
o.
aktivitas ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi rumah tangga, LNPRT, dan
ps .g
pemerintah. Walaupun ketiga institusi tersebut mempunyai fungsi yang berbedadalam sistem ekonomi, tetapi sama-sama membelanjakan sebagian pendapatannya untuk
ta
.b
tujuan konsumsi akhir.
ko
Tabel 17. Perbandingan PDRB Pengeluaran untuk Konsumsi Akhir
n.
Rumah Tangga terhadap Ekspor Tahun 2012—2016
(1) Total Konsumsi Rumah Tangga
as
ADHB (Miliar Rupiah)
2013
2014
2015*
2016**
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
3.229,85
3.555,62
3.877,20
4.163,66
4.561,32
1.617,24
1.874,97
2.199,07
2.245,54
2.591,24
2,00
1,90
1,76
1,85
1,76
s:
ADHB (Miliar Rupiah)
//p
Total Ekspor
2012
ur ua
Uraian
terhadap Ekspor
tp
Perbandingan Konsumsi RT
ht
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara
Konsumsi Akhir Rumah Tangga atas harga berlaku pada tahun 2012 adalah senilai 3.229,85 miliar Rupiah, dengan perbandingan 2,0 terhadap ekspor. Nilai perbandingan tersebut menunjukkan produk yang digunakan untuk konsumsi rumah tangga 2 kali lipat dibandingkan yang digunakan untuk diekspor. Perbandingan ini menurun pada empat tahun berikutnya meskipun penurunannya tidak signifikan. Secara penurunan tersebut peningkatan nilai ekspor jauh lebih cepat dibandingkan
50
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Konsumsi Rumah Tangga. Peningkatan tersebut terutama disebabkan oleh perubahan volume maupun harga.
4.3 PERBANDINGAN KONSUMSI AKHIR RUMAH TANGGA TERHADAP PMTB Rasio ini menunjukkan perbandingan produk yang digunakan untuk konsumsi akhir rumah tangga dengan yang digunakan untuk investasi fisik (pembentukan modal tetap). Rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB cenderung menurun pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016. Pada tahun 2012 rasio konsumsi rumah tangga terhadap PMTB sebesar 3,39 meningkat menjadi 3,49 pada tahun 2013. Pada tahun2014 rasio
id
konsumsi rumah tangga terhadap PMTB turun menjadi 3,46. Sementara di tahun 2015
o.
dan 2016 turun masing-masing menjadi 3,43 dan 3,31 persen. Penurunan rasio
ps .g
menunjukkan laju pertumbuhan nilai investasi lebih tinggi dibandingkan dengan
.b
konsumsi akhir rumah tangga nya.
ta
Tabel 18. Perbandingan Konsumsi Rumah Tangga terhadap PMTB
ko
Tahun 2012—2016 Uraian (1)
2016**
(3)
(4)
(5)
(6)
3.229,85
3.555,62
3.877,20
4.163,66
4.561,32
952,41
1.019,71
1.120,14
1.213,92
1.378,96
3,39
3,49
3,46
3,43
3,31
//p
s:
tp
* Angka Sementara
as
Total PMTB
terhadap PMTB
2015*
ur ua
ADHB (Miliar Rupiah)
Perbandingan Konsumsi RT
2014
(2)
Total Konsumsi Rumah Tangga
ADHB (Miliar Rupiah)
2013
n.
2012
ht
** Angka Sangat Sementara
4.4 PROPORSI KONSUMSI AKHIR TERHADAP PDRB Konsumsi akhir mengandung pengertian penggunaan berbagai produk barang dan jasa akhir (baik berasal dari produk domestik maupun impor), untuk menunjang aktivitas ekonomi. Pelaku konsumsi akhir meliputi rumah tangga, LNPRT, dan pemerintah. Walaupun ketiga institusi tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dalam
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
51
sistem ekonomi, tetapi sama-sama membelanjakan sebagian pendapatannya untuk tujuan konsumsi akhir. Tabel 19. Proporsi Total Pengeluaran Konsumsi Akhir terhadap PDRB Kota Pasuruan, Tahun 2012—2016 Uraian
2012
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
3.229,85
3.555,62
3.877,20
4.163,66
4.561,32
b. LNPRT
101,37
121,55
136,48
147,44
161,30
c. Pemerintah
738,72
795,49
826,71
908,86
877,97
4.069,94
4.472,66
4.840,40
5.219,97
5.600,59
4.394,30
4.833,19
5.346,07
5.949,43
6.560,01
92,62
92,54
90,54
a. Rumah Tangga
Jumlah PDRB ADHB (Miliar Rupiah)
87,74
85,37
o.
Proporsi (%)
id
Konsumsi Akhir (ADHB) (Miliar Rupiah)
ps .g
* Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
.b
Konsumsi Akhir mendominasi lebih dari 90 persen tortal PDRB atas harga
ta
berlaku. Meskipun konsumsi akhir makin meningkat setiap tahunnya, namun
ko
proporsinya terhadap PDRB justru semakin menurun.Dalam hal ini, produk yang tidak
n.
digunakan menjadi konsumsi akhir (PMTB atau eskpor) memiliki peran yang relatif
ur ua
kecil.
as
4.5 PERBANDINGAN EKSPOR TERHADAP PMTB
//p
Pengertian ekspor adalah produk yang tidak dikonsumsi di wilayah domestik,
s:
tetapi diperdagangkan ke luar negeri. Untuk menghasilkan produk yang diekspor
tp
kemungkinan besar menggunakan kapital (PMTB). Di sisi lain, sebagian barang yang
ht
diekspor berupa barang kapital. Rasio ekspor terhadap PMTB menunjukkan perbandingan antara nilai produk ekspor dengan nilai produk yang menjadi kapital (PMTB). Pada kurun waktu tahun 2012 hingga 2016, ekspor mempunyai nilai yang lebih tinggi dari PMTB, dimana rasio ekspor terhadap PMTB berfluktuasi dari tahun ke tahun. Untuk menghasilkan seluruh produk domestik (termasuk ekspor) disyaratkan tersedianya sejumlah kapital (yang di dalamnya termasuk pula kapital impor).
52
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Peningkatan rasio diantaranya disebabkan oleh kenaikan ekspor yang relatif lebih pesat dibandingkan dengan kenaikan PMTB. Tabel 20. Rasio Ekspor terhadap PMTB (ADHB) Tahun 2012—2016 Uraian
2012
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Ekspor ADHB (Miliar Rupiah)
1.617,24
1.874,97
2.199,07
2.245,54
2.591,24
PMTB ADHB (Miliar Rupiah)
952,41
1.019,71
1.120,14
1.213,92
1.378,96
1,70
1,84
1,96
1,85
1,88
Rasio Ekspor terhadap PMTB * Angka Sementara
ps .g
4.6 PERBANDINGAN PDRB TERHADAP IMPOR
o.
id
** Angka Sangat Sementara
Rasio ini menggambarkan perbandingan antara produk yang dihasilkan di
.b
wilayah ekonomi domestik (PDRB) dengan produk dari luar wilayah domestik (impor).
ta
Rasio ini juga menjelaskan tentang ketergantungan PDRB terhadap produk yang
ko
dihasilkan oleh negara lain. Jika rasionya kecil berarti ketergantungan akan impor
n.
semakin tinggi, dan sebaliknya. Rasio PDRB terhadap impor selama tahun 2012 - 2016
ur ua
cenderung meningkat dari sebesar 1,96 pada tahun 2012 menjadi 2,16 pada tahun 2016. Kenaikan ini menunjukkan ketergantungan PDRB terhadap produk impor yang semakin
ht
tp
s:
//p
as
menurun.
Tabel 21. Rasio PDRB terhadap Impor Kota Pasuruan Tahun 2012—2016
Uraian
2012
2013
2014
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
PDRB ADHB (Miliar Rupiah)
4.394,30
4.833,19
5.346,07
5.949,43
6.560,01
Impor ADHB (Miliar Rupiah)
2.245,30
2.534,31
2.864,64
2.774,19
3.038,32
1,96
1,91
1,87
2,14
2,16
Rasio PDRB terhadap Impor * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
53
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan (Miliar Rupiah) Komponen Pengeluaran
2012
2013
2014*
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
3.555,62
3.877,20
4.163,66
4.561,32
939,62
1.005,78
1.058,80
1.128,86
1.213,19
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
130,76
138,09
148,16
157,02
172,28
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
518,24
570,86
602,41
648,26
706,30
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
212,74
233,10
244,73
279,85
307,52
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
732,26
824,67
945,88
1.012,87
1.123,11
1.f. Hotel dan Restoran
540,69
612,52
687,58
737,88
818,01
1.g. Lainnya
155,56
170,59
189,65
198,90
220,92
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
101,37
121,55
136,48
147,44
161,30
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
738,72
795,49
826,71
908,86
877,97
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. + 4.b.)
952,41
1.019,71
1.120,14
1.213,92
1.378,96
663,40
709,52
794,09
860,25
998,96
289,01
310,18
326,05
353,67
380,00
0,02
0,18
51,10
44,19
27,55
1.617,24
1.874,97
2.199,07
2.245,54
2.591,24
2.245,30
2.534,31
2.864,64
2.774,19
3.038,32
4.394,30
4.833,19
5.346,07
5.949,43
6.560,01
.b ta
4.a. Bangunan
ko
4.b. Non Bangunan
ur ua
n.
5. Perubahan Inventori
6. Ekspor
//p
as
7. Impor
o.
tp
* Angka Sementara
s:
PDRB ( 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 - 7 )
id
3.229,85
1.a. Makanan, Minuman dan Rokok
ps .g
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1.a. s/d 1.g.)
ht
** Angka Sangat Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
63
Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan (Miliar Rupiah) Komponen Pengeluaran
2012
2013
2014*
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2.908,60
3.068,27
3.226,72
3.348,65
3.505,78
1.a. Makanan, Minuman dan Rokok
826,32
851,14
875,15
898,37
925,95
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
113,80
117,65
125,34
131,29
136,34
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
482,03
514,97
524,50
547,92
574,59
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
178,78
187,76
194,08
204,51
215,25
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
698,19
751,77
820,86
863,06
917,46
1.f. Hotel dan Restoran
463,18
489,52
521,64
536,29
560,28
1.g. Lainnya
146,31
155,46
165,15
167,20
175,92
81,75
90,72
102,12
107,80
102,01
ps .g
o.
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
id
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1.a. s/d 1.g.)
591,40
624,14
636,67
646,68
606,69
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. + 4.b.)
865,79
893,78
929,57
986,45
1.062,35
588,14
614,67
645,18
686,35
745,63
279,10
284,39
300,10
316,72
0,02
0,16
39,67
33,37
19,09
1.671,11
1.868,40
2.069,03
2.115,20
2.379,55
2.067,42
2.230,34
2.442,42
2.419,16
2.604,91
4.051,25
4.315,12
4.561,26
4.813,31
5.076,35
.b
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
ta
4.a. Bangunan
277,65
ko
4.b. Non Bangunan
ur ua
n.
5. Perubahan Inventori
6. Ekspor
//p
as
7. Impor
* Angka Sementara
ht
tp
** Angka Sangat Sementara
s:
PDRB ( 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 - 7 )
64
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Tabel 3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan (%) Komponen Pengeluaran
2012
2013
2014*
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
73,50
73,57
72,52
69,98
69,53
21,38
20,81
19,81
18,97
18,49
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1.a. s/d 1.g.) 1.a. Makanan, Minuman dan Rokok 1.b. Pakaian dan Alas Kaki 1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
2,86
2,77
2,64
2,63
11,81
11,27
10,90
10,77
4,84
4,82
4,58
4,70
4,69
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
16,66
17,06
17,69
17,02
17,12
1.f. Hotel dan Restoran
12,30
12,67
12,86
12,40
12,47
3,54
3,53
3,55
3,34
3,37
2,31
2,51
2,48
2,46
1.g. Lainnya
2,55
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
15,46
15,10
14,68
14,85
14,46
15,23
6,58
6,42
6,10
5,94
5,79
0,00
0,00
0,96
0,74
0,42
36,80
38,79
41,13
37,74
39,50
51,10
52,44
53,58
46,63
46,32
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
16,81
16,46
15,28
13,38
21,67
21,10
20,95
20,40
21,02
.b
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. + 4.b.)
ps .g
o.
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
id
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
2,98 11,79
ta
4.a. Bangunan
ko
4.b. Non Bangunan
ur ua
n.
5. Perubahan Inventori
6. Ekspor
as
7. Impor
s:
* Angka Sementara
//p
PDRB ( 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 - 7 )
ht
tp
** Angka Sangat Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
65
Tabel 4. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan (%) Komponen Pengeluaran
2012
2013
2014*
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
5,49
5,16
3,78
4,69
3,28
3,00
2,82
2,65
3,07
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
3,68
3,39
6,53
4,75
3,84
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
6,66
6,83
1,85
4,47
4,87
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
9,04
5,02
3,37
5,38
5,25
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
5,91
7,67
9,19
5,14
6,30
1.f. Hotel dan Restoran
3,64
5,69
6,56
2,81
4,47
1.g. Lainnya
5,93
6,26
6,23
1,24
5,21
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
3,05
10,97
0,10
5,57
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
4,12
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. + 4.b.)
7,60 8,32
id
5,00
1.a. Makanan, Minuman dan Rokok
12,45
5,54
2,01
1,57
-6,18
3,23
4,00
6,12
7,69
4,51
4,96
6,38
8,64
0,52
1,89
5,52
5,54
-
-
-
-
-
15,10
11,81
10,74
2,23
12,50
9,79
7,88
9,51
-0,95
7,68
6,31
6,51
5,70
5,53
5,46
.b
ps .g
o.
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1.a. s/d 1.g.)
ta
4.a. Bangunan
6,11
ko
4.b. Non Bangunan
ur ua
n.
5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
//p
as
7. Impor
* Angka Sementara
ht
tp
** Angka Sangat Sementara
s:
PDRB
66
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
Tabel 5. Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100) Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan (%) 2012
2013
2014*
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
111,04
115,88
120,16
124,34
130,11
1.a. Makanan, Minuman dan Rokok
113,71
118,17
120,98
125,66
131,02
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
114,90
117,37
118,21
119,60
126,37
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
107,51
110,85
114,85
118,31
122,92
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
118,99
124,15
126,09
136,84
142,87
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
104,88
109,70
115,23
117,36
122,41
1.f. Hotel dan Restoran
116,74
125,13
131,81
137,59
146,00
1.g. Lainnya
106,32
109,73
114,83
118,96
125,58
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
123,99
133,98
144,38
149,62
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
124,91
127,45
129,85
140,54
144,71
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. + 4.b.)
110,00
114,09
120,50
123,06
129,80
133,79
.b
ps .g
o.
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1.a. s/d 1.g.)
id
Komponen Pengeluaran
112,80
115,43
123,08
125,34
133,98
104,09
111,14
114,65
117,85
119,98
107,56
110,17
128,80
132,43
144,28
108,60
113,63
117,29
114,68
116,64
108,60
108,60
108,60
108,60
108,60
108,47
112,01
117,21
123,60
129,23
ta
4.a. Bangunan
ko
4.b. Non Bangunan
ur ua
n.
5. Perubahan Inventori
6. Ekspor
as
7. Impor
s:
* Angka Sementara
//p
PDRB ( 1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 - 7 )
ht
tp
** Angka Sangat Sementara
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
67
Tabel 6. Perubahan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Regional Bruto (2010=100) Menurut Pengeluaran, Kota Pasuruan (%) Komponen Pengeluaran
2012
2013
2014*
2015*
2016**
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4,92
4,36
3,69
3,48
4,64
1.a. Makanan, Minuman dan Rokok
6,06
3,92
2,38
3,86
4,27
1.b. Pakaian dan Alas Kaki
7,25
2,15
0,71
1,18
5,66
1.c. Perumahan, Perkakas, Perlengkapan dan Penyelenggaraan Rumah
3,79
3,11
3,61
3,01
3,89
1.d. Kesehatan dan Pendidikan
7,87
4,33
1,57
8,52
4,41
1.e. Transportasi, Komunikasi, Rekreasi, dan Budaya
1,74
4,59
5,04
1,85
4,31
1.f. Hotel dan Restoran
7,84
7,19
5,34
4,38
6,11
1.g. Lainnya
2,04
3,21
4,65
3,59
5,56
3,41
8,06
7,92
3,63
10,31
-0,15
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
2,04
1,88
8,24
2,97
3,71
5,62
2,12
5,48
2,34
6,63
1,83
6,89
6,77
3,16
2,79
1,81
95,62
2,43
16,91
2,82
8,95
9,87
4,63
3,22
-2,23
1,71
2,95
0,00
0,00
0,00
0,00
3,62
3,26
4,64
5,46
4,55
2,99
.b
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto (4.a. + 4.b.)
ps .g
o.
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
id
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (1.a. s/d 1.g.)
3,06
ta
4.a. Bangunan
2,70
ko
4.b. Non Bangunan
ur ua
n.
5. Perubahan Inventori 6. Ekspor
//p
as
7. Impor
* Angka Sementara
ht
tp
** Angka Sangat Sementara
s:
PDRB
68
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta
1. Badan Pusat Statistik,
Tabel Input Output Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
2. , Incremental Capital Output Ratio Sektor Industri, 1980-1990, Jakarta. 3.
,Kota Pasuruan Dalam Angka, berbagai seri, Surabaya.
4.
,Pendapatan Nasional Indonesia, berbagai seri, Jakarta.
5.
,Proyeksi Penduduk 2010-2035, berbagai seri, Jakarta
6. , Statistik Industri, berbagai seri, Jakarta. ,Statistik Kesejahteraan Rakyat, berbagai seri, Surabaya.
8.
,Statistik Listrik, Gas dan Air, berbagai seri, Jakarta.
9.
,Statistik Pertambangan Migas, berbagai seri, Jakarta.
ta
.b
ps .g
o.
id
7.
,Statistik Pertambangan Non Migas, berbagai seri, Jakarta.
11.
,Statistik Konstruksi, berbagai seri, Jakarta.
ur ua
n.
ko
10.
as
12. Statistik Matriks Investasi Pemerintah Pusat, berbagai seri, Jakarta. ,Statistik Keuangan BUMN dan BUMD, 1997, Jakarta 2000.
s:
//p
13.
ht
tp
14. , Profil Ekonomi Rumahtangga 1998, Jakarta 1999. 15. Frenken Jim, How To Measure Tangible Capital Stocks, Netherlands, 1992. 16. Host Poul, Madsen, Macroeconomic Accounts An Overview, Pamphlet Series, No. 29, WashingtonDC, 1979. 17. Keuning. J. Steven, An Estimate of the Fixed Capital Stock By Industry and Types of Capital Goods in Indonesia, Statistical Analysis Capability Program, Project Working Paper, Series No.4, Jakarta 1988. Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
77
18. United Nations, A System of National Accounts, Studies in Methods, Series F No.2 Rev.3, New York, 1968. 19. , Input-Output Table and Analysis, Studies in Methods, Series F No. 14 Rev 1, New York, 1973. 20. , Handbook of National Accounting for Production, Sources and Methods, Series F No. 39, New York, 1986. 21. , Handbook of National Accounting, Public Sector Accounts, Studies Methods, Series F
o.
id
No. 50, New York, 1988.
Verbiest Piet, Investment Matrix, HasilKerjasama Asian Development Bank
ko
23.
ta
.b
Studies Methods, Series F No.76, New York, 2000.
ps .g
22. ,Link between Business Accounting and National Accounting, Public Sector Accounts,
ur ua
n.
denganBadanPusatStatistik, Jakarta, 1997.
24. Ward, Michael, The Measurement of Capital: Methodology of Capital Stock Estimates in
//p
as
OECD Countries, Paris, 1976.
ht
tp
s:
25. World Bank, System of National Accounts 1993, BahanKursus, Washington DC, 1993.
78
Produk Domestik Regional Bruto Kota Pasuruan Menurut Pengeluaran 2012 - 2016
s:
tp
ht ur ua
as
//p ko
n.
id
o.
ps .g
.b
ta