PUTUSAN Nomor XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara cerai gugat yang diajukan oleh : PENGGUGAT, umur 36 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan PNS di Lampung Utara, tempat tinggal di Kelurahan CMPDK Kecamatan KTB
Kabupaten Lampung Utara, selanjutnya
disebut sebagai Penggugat; melawan TERGUGAT, umur 34 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan Wartawan, bertempat tinggal di Kelurahan KI Kecamatan KTB Kabupaten Lampung Utara, selanjutnya disebut sebagai Tergugat; Pengadilan Agama tersebut; Telah membaca berkas perkara; Telah mendengar keterangan Penggugat dan Tergugat serta memeriksa alat-alat bukti di persidangan;
TENTANG DUDUK PERKARANYA Bahwa Penggugat berdasarkan surat gugatan tanggal 20 Januari 2014 yang terdaftar
di
Kepaniteraan
Pengadilan
Agama
Kotabumi
dengan
Nomor
Hal. 1 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm tanggal 20 Januari 2014, telah mengajukan gugatan dengan alasan-alasan sebagai berikut: 1. Bahwa pada tanggal 24 Februari 2005 Penggugat dan Tergugat telah melangsungkan pernikahan yang dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan KS dengan Register Akta Nikah
Nomor:
XX/09/III/2005; 2. Bahwa, setelah pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal semula di rumah orangtua Tergugat di WNGR Lampung Utara selama lebih kurang 4 tahun dan terakhir bertempat tinggal di rumah bersama di Kelurahan KI Kecamatan KTB Kabupaten Lampung Utara selama lebih kurang 4 tahun, lalu berpisah tempat tinggal; 3. Bahwa, selama terikat pernikahan tersebut Penggugat dan Tergugat telah hidup bersama sebagaimana layaknya suami istri dan telah dikaruniai 2 orang anak yang diberi nama: 1. SGPT bin TERGUGAT, umur 8 tahun 2. KGPT bin TERGUGAT, umur 2 tahun sekarang anak-anak tersebut dalam pemeliharaan Penggugat; 4. Bahwa, kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat awalnya rukun dan harmonis selama 5 tahun namun setelah itu sudah tidak rukun dan harmonis lagi, sering terjadi perselisihan dan pertengkaran yang antara lain disebabkan : a. Tergugat mempunyai hubungan dengan wanita lain yang bernama STI b. Tergugat mempunyai sifat tempramen c. Tergugat bila sedang marah-marah sering memecahkan barang-barang
Hal. 2 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
5. Bahwa, puncak perselisihan tersebut terjadi pada bulan Desember tahun 2013 Penggugat dan Tergugat bertengkar dikarenakan Tergugat hendak membawa anak-anak Penggugat dan Tergugat pergi meninggalkan Penggugat namun anak-anak tersebut tidak mau dan lebih memilih tinggal bersama Penggugat yang akhirnya Penggugat dan Tergugat pisah tempat tinggal karena Penggugat pergi meninggalkan Tergugat dan pulang ke rumah orangtua Penggugat sampai dengan sekarang sudah berjalan selama lebih kurang 1 bulan dan selama itu juga antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin; 6. Bahwa, keluarga Penggugat dan keluarga Tergugat telah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan jalan musyawarah namun tidak berhasil; 7. Bahwa, dengan sikap dan perbuatan Tergugat tersebut di atas, Penggugat tidak ridho karena Penggugat merasa tersiksa lahir maupun batin, oleh karenanya Penggugat bermaksud bercerai dengan Tergugat di depan sidang Pengadilan Agama Kotabumi; 8. Bahwa, 2 orang anak hasil perkawinan Penggugat dengan Tergugat bernama SGPT bin TERGUGAT umur 8 tahun dan KGPT bin TERGUGAT umur 2 tahun, sekarang anak-anak tersebut dalam pemeliharaan Penggugat
dan masih
sangat membutuhkan kasih sayang dari Penggugat sebagai Ibu kandungnya dan untuk menjaga perkembangan jiwa anak-anak tersebut, maka Penggugat mohon ditunjuk sebagai pengasuh dan pemelihara atas anak-anak tersebut; 9. Bahwa apabila nantinya Penggugat ditunjuk menjadi pengasuh/pemelihara anak tersebut maka sudah barang tentu memerlukan biaya atau nafkah, oleh karenanya Penggugat menuntut Tergugat untuk memberikan nafkah anak
Hal. 3 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
kepada Penggugat untuk setiap bulannya sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) sampai anak tersebut dewasa dan mandiri; 10. Bahwa Penggugat sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini; Bahwa berdasarkan dalil-dalil tersebut di atas, maka Penggugat mohon kepada Bapak/Ibu Ketua Pengadilan Agama Kotabumi Cq. Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menerima dan mengadili perkara ini sebagai berikut : PRIMER: 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menceraikan perkawinan Penggugat dan Tergugat; 3.` Menetapkan anak yang bernama 1. SGPT bin TERGUGAT umur 18 tahun, 2. KGPT bin TERGUGAT umur 2 tahun, sekarang anak-anak tersebut dalam pemeliharaan Penggugat dibawah asuhan dan pemeliharaan Penggugat; 4. Menghukum Tergugat untuk memberikan nafkah anak kepada sebesar Rp.
Penggugat
2.000.000,- (dua juta rupiah) perbulan sampai anak tersebut
dewasa dan mandiri; 5. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat;
SUBSIDER Mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa pada hari persidangan yang telah ditetapkan Penggugat dan Tergugat telah dipanggil dan telah datang menghadap di persidangan; Bahwa Penggugat sebagai Pegawai Negeri Sipil telah memperoleh izin untuk melakukan perceraian berdasarkan Surat Keputusan Bupati Lampung Utara
Hal. 4 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Nomor: XXX/45/III/30-LU/2013 tentang Pemberian Izin Perceraian Pegawai Negeri Sipil an. PENGGUGAT NIP. 19780102 200901 2 XXX, tanggal 30 Desember 2013, oleh karena itu pemeriksaan perkara ini dapat dilanjutkan; Bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat agar tetap mempertahankan keutuhan rumah tangganya, namun tidak berhasil; Bahwa Majelis Hakim juga telah memerintahkan Penggugat dan Tergugat untuk menempuh proses mediasi, namun mediasi tersebut gagal mencapai kesepakatan damai sesuai dengan laporan mediator tanggal 17 Februari 2014; Bahwa Ketua Majelis telah membacakan surat gugatan Penggugat kemudian Penggugat menyatakan mencabut posita nomor 9 dan petitum nomor 4 dan selebihnya isinya tetap dipertahankan oleh Penggugat, dengan memberikan keterangan atas pertanyaan Ketua Majelis sebagai berikut: - Bahwa Penggugat pernah diteror oleh perempuan selingkuhan Tergugat, perempuan tersebut mengatakan bahwa Penggugat bukan ibu yang baik dan Tergugat adalah orang yang tolol punya isteri seperti Penggugat; - Bahwa Penggugat juga pernah ribut di jejaring sosial (Facebook) dengan perempuan selingkuhan Tergugat; - Bahwa Tergugat mengakui ada hubungan dengan perempuan tersebut; - Bahwa setiap kali Penggugat dan Tergugat ribut, Tergugat selalu berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya namun Tergugat selalu mengulanginya; Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan jawaban secara tertulis yang pada pokoknya sebagai berikut:
Hal. 5 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa Tergugat menolak dalil-dalil gugatan Penggugat seluruhnya kecuali terhadap hal-hal yang diakui kebenarannya; - Bahwa benar Tergugat telah menikah dengan Penggugat pada tanggal 24 Februari 2005 dan telah dicatat oleh Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan KS dengan Register Akta Nikah Nomor: XX/09/III/2005; - Bahwa benar setelah menikah Penggugat dengan Tergugat pernah tinggal di rumah orangtua Tergugat selama lebih kurang 4 tahun dan sejak tahun 2009 Penggugat dan Tergugat tinggal di rumah bersama di Perum Puri Intan; - Bahwa benar dari pernikahan Penggugat dengan Tergugat sudah dikaruniai anak 2 (dua) orang yang bernama: 1. SGPT bin TERGUGAT, umur 8 tahun 2. KGPT bin TERGUGAT, umur 2 tahun sekarang anak-anak tersebut dalam pemeliharaan Penggugat; - Bahwa tidak benar dalam ikatan perkawinan yang telah dijalani oleh Tergugat dan Penggugat berjalan rukun dan harmonis selama 5 tahun, seandainya tidak rukun dan harmonis tidak mungkin anak kedua Penggugat dan Tergugat lahir. Bahwa benar antara Penggugat dengan Tergugat telah terjadi perselisihan dan pertengkaran namun hanya pertengkaran biasa yang pada umumnya terjadi dalam rumah tangga. Adapun penyebab pertengkaran: - Point a, tidak benar rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis hanya 5 tahun karena Tergugat mempunyai hubungan dengan STI, yang benar Tergugat mengenal wanita tersebut pada tahun 2011 setelah anak kedua Penggugat dan Tergugat lahir. Tergugat kenal dan berteman dengan wanita tersebut melalui Facebook. Selanjutnya memang benar ada
Hal. 6 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
komunikasi antara Tergugat dengan STI melalui phonsel namun setelah Penggugat mengetahui hal tersebut, Tergugat menghentikan komunikasi dan memutus pertemanan di facebook dengan wanita tersebut dan mengakui serta meminta ma’af kepada Penggugat serta berjanji tidak akan melanjutkan lagi pertemanan dengan STI. Apa yang Tergugat lakukan tidak serta merta menyelesaikan masalah, karena STI kemudian menteror Penggugat melalui sms untuk memancing emosi Penggugat. Tergugat berani bersumpah di bawah Al-Qur’an hingga saat ini Tergugat tidak pernah bertemu dengan STI dan telah mengungkapkan hal ini di hadapan keluarga Penggugat serta telah meminta ma’af kepada Penggugat dan keluarganya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi; - Point b, tidak benar Tergugat mempunyai sifat temperamen, selama berumah tangga Tergugat tidak pernah melakukan kekerasan fisik; - Point c, tidak benar Tergugat bila sedang marah sering memecahkan barang-barang. Tergugat keberatan dengan tuduhan SERING karena Tergugat pernah melakukan hanya satu kali yaitu pada bulan April 2013; - Bahwa benar telah terjadi perselisihan antara Penggugat dan Tergugat pada tanggal 21 Desember 2013, namun tidak benar karena Tergugat akan membawa anak-anak pergi meninggalkan Penggugat. Tergugat hanya bermaksud mengantar anak pertama mengambil rapor di sekolahnya. Akibat perselisihan tersebut tidak benar Penggugat dan anak-anak pulang ke rumah orangtua Penggugat karena orangtua Penggugat justru tidak mengetahui keberadaan Penggugat. Pada tanggal 13 Januari 2014 Tergugat mengetahui keberadaan Penggugat dan anak-anak, mereka menempati kamar kos di
Hal. 7 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
sebelah rumah sakit Handayani. Didampingi keluarga Tergugat menjemput Penggugat namun Penggugat menolak dan memilih tinggal di rumah orangtuanya; - Bahwa benar keluarga Penggugat dan Tergugat telah berupaya mengatasi masalah rumah tangga Penggugat dan Tergugat dengan jalan musyawarah, namun Penggugat tetap dengan keinginannya untuk berpisah dengan Tergugat meskipun keluarga Penggugat maupun Tergugat tidak merestui. Sebab tidak ada masalah krusial dan prinsip yang terjadi dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat. Hingga saat ini Tergugat selalu berupaya mempertahankan rumah tangga dengan terus memperbaiki diri dan lebih mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa serta selalu menjalin komunikasi dengan keluarga Penggugat; - Bahwa tidak benar atas sikap dan perbuatan Tergugat menyebabkan Penggugat tersiksa lahir dan batin, karena
pada dasarnya Tergugat masih
mencintai Penggugat dan tidak ingin bercerai serta tetap ingin membina rumah tangga dengan Penggugat karena Penggugat dan Tergugat telah dikaruni anak 2 orang; - Bahwa tidak benar jika kedua anak Penggugat dan Tergugat hanya membutuhkan kasih sayang dari Penggugat apalagi kedua anak Penggugat dan Tergugat masih di bawah umur tentu sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Apalagi Penggugat bekerja sebagai PNS yang sangat berambisi mengejar karir dan sibuk dengan kuliahnya, sehingga waktu Penggugat untuk memberikan perhatian kepada kedua anak tersebut berkurang;
Hal. 8 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa sebagai PNS Penggugat harusnya memberikan contoh yang baik bagi masyarakat; - Bahwa izin perceraian Penggugat terkesan dipaksakan; - Bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara suami isteri, maka perceraian sejauh mungkin dihindarkan dan hanya dapat dilakukan dalam hal yang sangat terpaksa; Berdasarkan hal tersebut, Tergugat mohon kepada Majelis Hakim setelah memeriksa, mengadili dan memutus perkara sebagai berikut; 1. Menolak gugatan cerai Penggugat seluruhnya; 2. Menolak permohonan Penggugat tentang hak asuh anak; 3. Membebankan biaya perkara menurut ketentuan hukum yang berlaku; Bahwa atas jawaban Tergugat tersebut, Penggugat telah menyampaikan replik secara tertulis yang pada pokoknya tetap dengan dalil-dalil gugatannya dan menambahkan keterangan sebagai berikut: - Bahwa yang benar perkawinan Penggugat dan Tergugat berjalan harmonis hanya 5 tahun, pada saat itu Penggugat masih bersabar dan masih menahan penderitaan lahir dan batin hingga lahirnya anak kedua Penggugat dan Tergugat. Penyebab perselisihan dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat karena masuknya STI dalam kehidupan Tergugat. Wanita tersebut dan Tergugat sering berkomunikasi melalui sms yang intinya membuktikan adanya suatu hubungan mesra antara keduanya yang menurut Penggugat tidak pantas dilakukan oleh laki-laki yang telah beristeri dan memiliki anak. Selain itu Penggugat juga sering mendapat teror sms dari STI yang sangat meresahkan Penggugat yang pada saat itu habis melahirkan anak kedua karena wanita
Hal. 9 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
tersebut menyatakan bahwa kedua anak Penggugat dan Tergugat adalah anaknya dan mengancam akan menjemput anak pertama Penggugat dan Tergugat di sekolahnya. Penggugat sangat sakit hati atas penghianatan Tergugat; - Bahwa perselisihan antara Penggugat dan Tergugat yang terjadi pada tanggal 21 Desember 2013 karena Tergugat akan membawa anak-anak pergi meninggalkan Penggugat dengan alasan mengambil rapor anak pertama sedangkan anak tersebut tidak mau diantar oleh Tergugat namun Tergugat memaksanya. Akibat perselisihan tersebut benar Penggugat dan anak-anak kos di sebelah rumah sakit Handayani karena Penggugat merasa jiwa Penggugat dan anak-anak terancam. Tidak benar didampingi keluarganya Tergugat menjemput Penggugat yang benar Penggugat hanya dijemput oleh pihak keluarga dan Penggugat memilih tinggal di rumah orangtua Penggugat karena merasa terancam; - Bahwa benar keluarga Penggugat dan Tergugat telah berupaya mengatasi masalah rumah tangga Penggugat dan Tergugat dengan jalan musyawarah, namun Penggugat tetap ingin berpisah dengan Tergugat karena Penggugat merasa trauma yang mendalam atas tindakan Tergugat yang akan membakar Penggugat dan anak-nak pada tanggal 5 April 2013. Benar Tergugat tetap menjalin komunikasi dengan keluarga Penggugat dan ingin membuat surat perjanjian untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya, namun karena Tergugat sering mengirim sms yang menunjukkan emosinya, akhirnya keluarga Penggugat menyerahkan keputusan kepada Penggugat;
Hal. 10 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa atas sikap dan perbuatan Tergugat, Penggugat merasa trauma dan tersiksa lahir batin; - Bahwa tidak benar Penggugat berambisi mengajar karir, itu semua Penggugat lakukan demi anak-anak dan tidak mengurangi perhatian dan kasih sayang Penggugat terhadap anak-anak; - Bahwa benar Penggugat sebagai PNS, namun Penggugat hanya manusia biasa yang tidak kuat bila terus disiksa batinnya; - Bahwa izin perceraian Penggugat melalui proses dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; - Bahwa Penggugat merasa tidak sanggup lagi menahan penderitaan lahir batin yang disebabkan oleh Tergugat; Bahwa terhadap replik Penggugat tersebut, Tergugat telah menyampaikan duplik secara tertulis yang pada pokoknya tetap sebagaimana dalam jawabannya dan menambahkan keterangan sebagai berikut: - Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil yang disampaikan dalam Replik
Penggugat
seluruhnya,
kecuali
terhadap
hal-hal
yang
diakui
kebenarannya; - Bahwa tidak benar ada hubungan mesra antara Tergugat dengan STI sebab hubungan
komunikasi
antara
Tergugat
dengan
wanita
tersebut
tidak
berlangsung lama. Setelah Penggugat mengetahui hal tersebut, Tergugat mengakui dan meminta ma’af kepada Penggugat serta berjanji tidak akan melakukannya lagi. Sebagai bentuk kesungguhan, serta untuk membuktikan kesetiaan Tergugat kepada Penggugat dan menjaga harga diri, sejak saat itu Tergugat tidak pernah mau menerima telefon dan membalas sms dari wanita
Hal. 11 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
tersebut namun wanita tersebut kemudian sering meneror Penggugat. Atas apa yang terjadi Tergugat telah meminta ma’af kepada Penggugat dan keluarganya serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi; - Bahwa tidak benar pada tanggal 21 Desember 2013 Tergugat akan melakukan tindakan yang akan mengancam jiwa Penggugat dan anak-anak. Jadi sangat tidak beralasan bila Penggugat pergi meninggalkan rumah dengan membawa serta anak-anak ke tempat yang aman tanpa memberitahukan keberadaannya kepada seluruh keluarga, sehingga keluarga merasa cemas. Terlebih pada waktu itu orangtua Penggugat dalam keadaan sakit dan dirawat di rumah sakit. Bahwa Tergugat didampingi keluarga Tergugat menjemput Penggugat namun pada waktu itu Tergugat tidak sempat bertemu dengan Penggugat dan anakanak karena Tergugat diminta meninggalkan tempat tersebut dengan pertimbangan supaya Penggugat mau membukakan pintu kamar kostnya untuk dijemput pulang ke rumah; - Bahwa tidak benar pada tanggal 5 April 2013 Tergugat akan membakar Penggugat dan anak-anak. Pada waktu itu untuk kesekian kalinya Tergugat mengajak Penggugat berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah rumah tangga namun Penggugat menanggapi dengan ketus sehingga Tergugat emosi dan mendorong motor hingga masuk ke dalam kamar dan bensin dari motor tersebut tumpah di lantai kamar. Bahwa tidak benar Tergugat menunjukkan emosinya dengan mengirimkan sms kepada Penggugat, sms tersebut untuk memberikan pengertian dan mengingatkan Penggugat supaya tidak terjadi pada Penggugat;
Hal. 12 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa tidak benar atas sikap dan perbuatan Tergugat menyebabkan Penggugat tersiksa lahir dan batin, Tergugat berkeyakinan masalah rumah tangga Penggugat dan Tergugat dapat diselesaikan tanpa harus ada perceraian; - Bahwa tidak benar bila selama ini hanya Penggugat yang selalu memenuhi kebutuhan anak-anak. Kedua anak Penggugat dan Tergugat masih sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya; - Bahwa berdasarkan ketentuan yang telah diatur dalam PP tentang izin perkawinan dan perceraian PNS, Tergugat tidak menemukan alasan yang kuat atas gugatan cerai Penggugat. Tergugat masih berharap dan berupaya untuk hidup rukun dalam rumah tangga dengan lebih bersabar dan tidak lagi mengedepankan egonya untuk menghindari perselisihan dan pertengkaran; - Bahwa untuk mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawadah, warahmah, Tergugat akan memperbaiki diri dan tidak akan melakukan perbuatan yang dapat menyebabkan Penggugat menderita lahir batin karena Penggugat satusatunya wanita yang sangat dicintai dan disayangi oleh Tergugat dan tidak tergantikan sebagai ibu dari kedua anak buah pernikahan Penggugat dan Tergugat; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil gugatannya Penggugat mengajukan bukti surat-surat sebagai berikut: 1. Fotokopi Surat Keterangan Domisili Nomor: XXX/05/KC/I/2014 tanggal 27 Januari 2014 atas nama PENGGUGAT yang dikeluarkan oleh Lurah CMPDK, yang telah bermeterai cukup dan dinazagelen di Kantor Pos, telah dicocokkan dan ternyata sesuai dengan aslinya (bukti P.1);
Hal. 13 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
2. Fotokopi Akta Nikah Nomor: XX/III/2005 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan KS, Kabupaten Lampung Utara, yang telah dinazagellen namun tidak dapat ditunjukkan aslinya namun telah dileges atas nama Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan KS (bukti P.2); 3. Fotokopi Kutipan Akta Kelahiran an. SGPT, Nomor: XXX.1/31.U/LU/2006, yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Lampung Utara tanggal 4 Januari 2006 yang telah bermeterai cukup dan dinazagelen di Kantor Pos, telah dicocokkan dan ternyata sesuai dengan aslinya (bukti P.3); 4. Fotokopi
Kutipan
Akta
XXX.1/10533.Umum/LU/2011,
Kelahiran yang
an.
dikeluarkan
KGPT, oleh
Kepala
Nomor: Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Lampung Utara tanggal 27 Juni 2011 yang telah bermeterai cukup dan dinazagelen di Kantor Pos, telah dicocokkan dan ternyata sesuai dengan aslinya (bukti P.4); Bahwa terhadap bukti-bukti surat Penggugat tersebut, Tergugat menerima dan membenarkannya; Bahwa di samping bukti surat-surat tersebut, Penggugat mengajukan saksisaksi sebagai berikut: 1. SAKSI I, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, bertempat tinggal di Kelurahan TA Kecamatan KS Kabupaten Lampung Utara, yang dalam persidangan memberikan keterangan di bawah sumpah pada intinya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri; - Bahwa saksi adalah teman Penggugat;
Hal. 14 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal semula di rumah orangtua Tergugat selama lebih kurang 4 tahun dan terakhir bertempat tinggal di rumah bersama di Perum Puri Intan selama lebih kurang 4 tahun, lalu Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal; - Bahwa selama berumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai 2 orang anak yang sekarang tinggal bersama Penggugat dan keduanya dalam kondisi baik dan sehat; - Bahwa pada awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis, namun sejak 1 tahun yang lalu rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis karena sering terjadi pertengkaran; - Bahwa saksi pernah 1 kali melihat Penggugat dan Tergugat cekcok mulut di kediaman Penggugat dan Tergugat pada siang hari karena saling memperebutkan anak untuk diajak pergi namun saksi sering kali mendengar cerita bahwa Penggugat dan Tergugat sering bertengkar; - Bahwa penyebab Penggugat dan Tergugat bertengkar karena Tergugat kurang dapat memenuhi nafkah keluarga, sehingga Penggugat yang lebih banyak memenuhi kebutuhan keluarga. Penyebab lainnya adalah Tergugat sering marah-marah; - Bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah sejak bulan Desember 2013, Penggugat tinggal di rumah orangtuanya sedangkan Tergugat tetap tinggal di kediaman bersama; - Bahwa selama berpisah Penggugat dan Tergugat tidak pernah kumpul bersama lagi dan tidak ada nafkah dari Tergugat;
Hal. 15 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah pernah diupayakan damai oleh pihak keluarga namun tidak berhasil, hal tersebut saksi ketahui dari cerita Penggugat; - Bahwa sebagai teman, saksi juga sudah pernah menasehati Penggugat dan Tergugat supaya hidup rukun; 2. SAKSI II, umur 32 tahun, agama Islam, pekerjaan PNS, bertempat tinggal di Kelurahan PT Kecamatan AP Kabupaten Lampung Utara, yang dalam persidangan memberikan keterangan di bawah sumpah pada intinya sebagai berikut: - Bahwa saksi mengenal Penggugat dan Tergugat sebagai suami istri; - Bahwa saksi adalah teman sekantor Penggugat; - Bahwa setelah menikah Penggugat dan Tergugat bertempat tinggal semula di rumah orangtua Tergugat selama lebih kurang 4 tahun dan terakhir bertempat tinggal di rumah bersama di Perum Puri Intan selama lebih kurang 4 tahun, lalu Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal; - Bahwa selama berumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah dikaruniai 2 orang anak yang sekarang tinggal bersama Penggugat dan keduanya dalam kondisi baik dan sehat; - Bahwa pada awalnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis, namun sejak 2 tahun yang lalu rumah tangga Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis karena sering terjadi perselisihan dan pertengkaran;
Hal. 16 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
- Bahwa saksi tidak pernah melihat Penggugat dan Tergugat bertengkar namun saksi sering mendengar cerita dari Penggugat bahwa Penggugat dan Tergugat sering bertengkar; - Bahwa penyebab Penggugat dan Tergugat bertengkar saksi tidak tahu; - Bahwa Penggugat dan Tergugat telah berpisah sejak bulan Januari 2014, Penggugat tinggal di rumah orangtuanya sedangkan Tergugat tetap tinggal di kediaman bersama; - Bahwa selama berpisah Penggugat dan Tergugat tidak pernah kumpul bersama lagi
dan mengenai nafkah saksi tidak tahu masih dikasih oleh
Tergugat atau tidak; - Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah pernah diupayakan damai oleh pihak keluarga namun tidak berhasil; - Bahwa sebagai teman, saksi juga sudah pernah menasehati Penggugat dan Tergugat supaya hidup rukun; Bahwa untuk menguatkan dalil-dalil bantahannya, Tergugat telah diberikan kesempatan oleh Majelis Hakim untuk mengajukan bukti di persidangan, namun pada persidangan tanggal 12 Mei 2014 Tergugat tidak datang di persidangan. Pada persidangan tanggal 19 Mei 2014 Tergugat juga tidak datang menghadap dan tidak pula menyuruh orang lain sebagai wakil atau kuasanya meskipun telah dipanggil secara resmi dan patut oleh Jurusita Pengganti, sebagaimana berita acara relaas panggilan Nomor XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm tanggal 13 Mei 2014 yang telah dibacakan di muka persidangan, sedangkan tidak ternyata bahwa tidak hadirnya itu disebabkan oleh suatu halangan yang sah;
Hal. 17 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Bahwa selanjutnya Penggugat menyatakan tidak akan mengajukan sesuatu apapun lagi dan mencukupkan dengan alat bukti yang telah diajukannya; Bahwa Penggugat menyampaikan kesimpulan tertulis yang pada pokoknya Penggugat tetap ingin bercerai dengan Tergugat dan mohon ditetapkan sebagai pemegang hak hadlanah atas kedua anak Penggugat dan Tergugat serta mohon putusan yang seadil-adilnya; Bahwa untuk mempersingkat uraian putusan ini, maka ditunjuk segala hal sebagaimana tercantum dalam berita acara sidang perkara ini, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari putusan ini; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana telah diuraikan di atas; Menimbang, bahwa perkara ini adalah termasuk bidang perkawinan yang dilaksanakan antara para pihak yang beragama Islam dan perkawinannya dicatatkan pada Kantor Urusan Agama, oleh sebab itu berdasarkan Pasal 49 Ayat (1) huruf a dan Ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah pertama dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, adalah menjadi kewenangan absolut Pengadilan Agama, maka Pengadilan Agama berwenang memeriksa, mengadili dan memutus perkara ini; Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut dan telah menghadap sendiri dipersidangan sesuai ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-
Hal. 18 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Peradilan Agama jo. Pasal 26 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975; Menimbang, bahwa Majelis di persidangan telah berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat sebagaimana maksud Pasal 82 ayat (1) dan (4) UndangUndang Nomor 7 Tahun 1989 jo. Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa Penggugat dan Tergugat telah menempuh proses mediasi dengan Mediator Drs. H. Musthofa Amin, Hakim pada Pengadilan Agama Kotabumi, namun gagal mencapai kesepakatan damai, dengan demikian maksud Pasal 7 Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan telah terpenuhi; Menimbang, bahwa dalil pokok gugatan Penggugat dalam perkara ini adalah antara Penggugat dan Tergugat tidak rukun lagi karena sering terjadi perselisihan yang disebabkan Tergugat mempunyai hubungan dengan wanita lain yang bernama STI, Tergugat
mempunyai sifat tempramen, Tergugat bila sedang
marah-marah sering memecahkan barang-barang. Puncak perselisihan tersebut terjadi pada bulan Desember tahun 2013 Penggugat dan Tergugat bertengkar dikarenakan Tergugat hendak membawa anak-anak Penggugat dan Tergugat pergi meninggalkan Penggugat namun anak-anak tersebut tidak mau dan lebih memilih tinggal bersama Penggugat
yang akhirnya Penggugat dan Tergugat
pisah tempat tinggal dan sejak saat itu antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin dan anak-anak Penggugat dan Tergugat sekarang dalama pemeliharaan Penggugat;
Hal. 19 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang,
bahwa
Tergugat
dalam
jawabannya
membantah
dalil
Penggugat yang mengatakan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun dan harmonis selama 5 tahun. Tergugat mengakui rumah tangga Penggugat dan Tergugat sering terjadi perselisihan dan pertengkaran namun Tergugat membantah dalil Penggugat mengenai penyebab rumah tangga Penggugat dengan Tergugat menjadi tidak rukun dan tidak harmonis. Tergugat keberatan terhadap gugatan cerai yang diajukan oleh Penggugat karena masih sayang kepada Penggugat dan ingin kembali membina rumah tangga yang sakinah, mawadah warahmah dengan Penggugat; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya Penggugat di persidangan telah mengajukan alat-alat bukti berupa bukti surat-surat (P.1, P.2, P.3 dan P.4) dan dua orang saksi; Menimbang, bahwa bukti surat-surat tersebut telah diajukan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu berupa fotokopi dari akta autentik yang dibuat oleh pejabat yang berwenang, telah dibubuhi materai secukupnya, telah dinazegelen oleh Pejabat Kantor Pos dan telah dicocokkan dengan aslinya ternyata telah sesuai, maka setelah Majelis Hakim meneliti bukti P.1, P.2, P.3 dan P.4, bukti surat-surat tersebut telah memenuhi maksud Pasal 301 R.Bg jo. Pasal 1888 KUH Perdata jo. Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai dengan demikian bukti tersebut telah memenuhi syarat formil. Secara materiil bukti P.1 menerangkan tempat tinggal Penggugat, bukti P.2 menerangkan Penggugat dan Tergugat telah terikat dalam perkawinan bukti P.3 dan P.4 menerangkan pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai anak sehingga bukti-bukti tersebut mendukung dalil-dalil
Hal. 20 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Penggugat dan telah pula diakui kebenarannya oleh Tergugat oleh karena itu bukti P.1, P.2, P.3 dan P.4 terbukti telah memenuhi syarat formil dan materiil sesuai Pasal 285 R.Bg dan menurut penilaian Majelis Hakim bukti P.1, P.2, P.3 dan P.4 tersebut memiliki nilai pembuktian yang sempurna dan mengikat sehingga bukti P.1, P.2, P.3 dan P.4 tersebut dapat diterima sebagai bukti; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.1 (Surat Keterangan Domisili), telah terbukti Penggugat sebagai seorang yang bertempat tinggal di Jalan Perintis Kemerdekaan No.63 Kelurahan CMPDK Kecamatan Kotabumi
Kabupaten
Lampung Utara, yang merupakan wilayah Kabupaten Lampung Utara dan dikuatkan pula dengan relaas Nomor XXXX/Pdt.G/2014/PA.Ktbm tanggal 23 Januari 2014, dengan demikian perkara ini menjadi kompetensi relatif Pengadilan Agama Kotabumi sesuai dengan ketentuan Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 73 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009; Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.2 (Akta Nikah), harus dinyatakan terbukti bahwa antara Penggugat
dengan Tergugat terikat hubungan hukum
sebagai suami isteri yang sah sesuai maksud Pasal 7 ayat (1) Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991, oleh karena itu Penggugat adalah pihak yang berhak dan berkepentingan untuk mengajukan gugatan ini (Persona Standi in Judicio); Menimbang, bahwa berdasarkan bukti P.3 dan P.4 (Akta Kelahiran) harus dinyatakan terbukti, bahwa pernikahan Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai 2 orang anak; Menimbang, bahwa untuk memenuhi ketentuan Pasal 22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 76 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7
Hal. 21 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana diubah dengan UndangUndang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, Majelis Hakim telah mendengar keterangan 2 (dua) orang saksi Penggugat. Kedua saksi tersebut telah memenuhi maksud Pasal 171 R.Bg dan Pasal 175 R.Bg, kedua saksi Penggugat bukan orang yang dilarang untuk menjadi saksi dan memberikan keterangan secara terpisah di muka persidangan dengan mengangkat sumpah, oleh karena itu telah memenuhi syarat formil saksi; Menimbang, bahwa saksi-saksi Penggugat
telah menerangkan bahwa
kedua saksi mengetahui bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat diwarnai perselisihan dan pertengkaran, saksi pertama mengetahui penyebab pertengkaran dikarenakan Tergugat kurang dapat memenuhi nafkah keluarga dan Tergugat sering marah-marah, saksi kedua tidak mengetahui penyebab Penggugat dan Tergugat berselisih dan bertengkar namun kedua saksi mengetahui bahwa akibat sering bertengkar pada akhirnya Penggugat dan Tergugat sekarang telah pisah selama kurang lebih 4 bulan lamanya dan kedua saksi mengetahui Penggugat dan Tergugat sudah pernah didamaikan oleh pihak keluarga namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa keterangan kedua saksi tersebut adalah berdasarkan pengetahuan, pendengaran atau penglihatan sendiri dan relevan dengan pokok perkara serta saling bersesuaian sebagaimana maksud Pasal 309 R.Bg, oleh karena itu telah memenuhi syarat materiil saksi; Menimbang, bahwa dengan telah terpenuhinya syarat formil dan materiil saksi, maka Majelis Hakim menilai kesaksian tersebut dapat diterima dan dapat dijadikan sebagai alat bukti yang sah;
Hal. 22 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil bantahan Tergugat, Majelis Hakim telah memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk mengajukan buktibukti dipersidangan namun Tergugat tidak pernah datang lagi menghadap ke persidangan, sehingga Tergugat dianggap tidak dapat membuktikan dalil-dalil bantahannya; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat, Tergugat yang didukung oleh keterangan 2 (dua) orang saksi Penggugat, telah ditemukan fakta hukum sebagai berikut : - Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah dan telah menikah pada tanggal 24 Februari 2005; - Bahwa perkawinan Penggugat dengan Tergugat telah dikaruniai anak 2 orang; - Bahwa rumah tangga Penggugat dengan Tergugat sudah tidak rukun dan tidak harmonis karena sering terjadi pertengkaran yang disebabkan Tergugat kurang dapat memenuhi nafkah keluarga dan Tergugat sering marah-marah ; - Bahwa hingga sekarang Penggugat dan Tergugat telah berpisah selama kurang lebih 4 bulan dan selama itu tidak ada lagi hubungan baik lahir maupun batin; - Bahwa pihak keluarga sudah pernah mendamaikan Penggugat dengan Tergugat namun tidak berhasil; Menimbang, bahwa perkawinan dalam Islam adalah sebuah perjanjian suci yang sangat kokoh (mitsaqon gholidhon) dengan tujuan untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang mawaddah warahmah, sebagaimana disebut dalam Firman Allah dalam surat Ar-Ruum Ayat 21 yang berbunyi:
وﻣن اﯾﺎﺗﮫ ان ﺧﻠق ﻟﻛم ﻣن اﻧﻔﺳﻛم ازواﺟﺎ ﻟﺗﺳﻛﻧوا اﻟﯾﮭﺎ وﺟﻌل ﺑﯾﻧﻛم ﻣودة ورﺣﻣﺔ
Hal. 23 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Artinya: Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah, diciptakan-Nya untukmu pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa tentram dan dijadikan-Nya diantara kamu rasa kasih sayang; Menimbang, bahwa tujuan ideal dari suatu perkawinan seperti diuraikan diatas tidak selalu dapat tewujud menjadi kenyataan dalam kehidupan rumah tangga suami isteri, kecuali suami isteri senantiasa dapat menjaga batasanbatasan hukum Allah dengan menjalankan hak dan kewajibannya masing-masing secara baik; Menimbang, bahwa apabila batasan-batasan dan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut tidak dapat dijaga lagi oleh suami isteri, maka disitulah perceraian dibolehkan walaupun tetap merupakan sesuatu yang tercela; Menimbang, bahwa bisa dianggap sebagai penyalahgunaan dan berdosa jika suami isteri tanpa sebab yang pasti mereka harus bercerai dan juga termasuk pemaksaan terhadap hukum dan moral jika memaksakan suami isteri harus tetap hidup dalam rumah tangga yang tidak lagi terkoordinasi dan telah hilang tujuan rumah tangga sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Maka perceraian dipandang lebih baik untuk menentukan kehidupan berikutnya atau dianggap sebagai “Tasrih bil Ihsan”; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dihubungkan dengan sikap Penggugat dan Tergugat dipersidangan, meskipun Tergugat keberatan untuk diceraikan
dengan
Penggugat
dengan
pertimbangan
sebagaimana
dikemukakan dalam jawaban dan dupliknya, sedangkan Penggugat tetap pada dalil gugatan dan repliknya, maka Majelis Hakim berkesimpulan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat benar telah pecah, disebabkan telah tidak
Hal. 24 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
adanya keharmonisan diantara keduanya. Baik Penggugat maupun Tergugat telah tidak lagi mendapatkan dan menjalankan kewajiban masing-masing sehingga sudah sangat sulit dan tidak ada harapan Penggugat dan Tergugat untuk dapat hidup rukun kembali dengan keadaan yang demikian; Menimbang, bahwa mengingat pernikahan adalah hukum keluarga yang perlu diperhitungkan dan dipikirkan apakah antara keduanya bisa dirukunkan atau tidak. Berdasarkan fakta dipersidangan bahwa selama ini rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah diupayakan damai oleh pihak keluarga, namun Penggugat tetap teguh pendirian untuk bercerai dengan Tergugat, maka pada hakikatnya rumah tangga Penggugat dan Tergugat sudah tidak bisa dirukunkan kembali dan jika dipaksakan untuk diteruskan akan membawa mafsadat lebih besar daripada maslahatnya, oleh karena itu penyelesaian yang dipandang adil adalah perceraian; Menimbang, bahwa adalah lebih baik dan lebih adil jika Penggugat dan Tergugat bercerai secara hukum di depan sidang Pengadilan daripada hidup terkatung-katung dalam perkawinan yang sakit, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perkawinan Penggugat dengan Tergugat saat ini dikategorikan sebagai perkawinan yang sakit dimana terbukti antara Penggugat dengan Tergugat telah berpisah tempat tinggal selama lebih kurang 4 bulan lamanya tanpa adanya kedua belah pihak mendapatkan hak dan melakukan kewajiban masing-masing selaku suami isteri; Menimbang,
bahwa
tugas
Pengadilan
dalam
menyelesaikan
kasus
perceraian adalah berusaha sedapat mungkin mendamaikan atau setidaktidaknya menemukan solusi untuk damai bagi kedua belah pihak. Tidak
Hal. 25 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
merupakan tugas Pengadilan menunjukkan siapa yang salah dan siapa yang benar di dalam suatu perkara, karena meskipun hal tersebut ditemukan juga tidak ada manfaatnya bagi kedua belah pihak. Disamping itu posisi benar dan salah dalam perkara perceraian sifatnya adalah relatif dan setiap perbuatan dari salah satu atau kedua belah pihak tidak boleh dipandang sebagai perbuatan yang berdiri sendiri; Menimbang, bahwa di dalam perkara perceraian, tidak ada pihak yang berada dalam posisi menang atau kalah, oleh karena itu dalam hal gugatan dikabulkan, tidak merupakan kekalahan bagi pihak Tergugat dan tidak pula merupakan kemenangan bagi pihak Penggugat; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 39 Ayat (2) Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 jo. Pasal 22 Ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, untuk melakukan perceraian harus ada/cukup alasan di mana antara suami isteri tidak dapat rukun lagi dalam rumah tangga, alasan perceraian mana diatur dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 Kompilasi Hukum Islam Tahun 1991; Menimbang, bahwa berdasarkan fakta yang telah ditemukan di persidangan, Majelis Hakim berpendapat alasan perceraian yang diajukan Penggugat telah beralasan hukum sesuai ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo. Pasal 116 huruf (f) Kompilasi
Hukum
Islam
di
Indonesia Tahun 1991, yang menyatakan bahwa antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;
Hal. 26 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang, bahwa oleh karena gugatan Penggugat telah terbukti dan beralasan
hukum,
maka
gugatan
Penggugat
dapat
dikabulkan
dengan
menjatuhkan talak satu ba’in shughra Tergugat terhadap Penggugat; Menimbang, bahwa di samping mengajukan gugat cerai, Penggugat juga menuntut agar ditetapkan sebagai pemegang hak untuk mengasuh, memelihara dan mendidik kedua anaknya yang bernama: SGPT bin TERGUGAT, umur 8 tahun dan KGPT bin TERGUGAT, umur 2 tahun, karena kedua anak tersebut belum mumayyiz, tentu masih sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang penuh dari Penggugat selaku ibu kandungnya; Menimbang, bahwa dalam jawabannya Tergugat menyatakan tidak benar jika kedua anak Penggugat dan Tergugat hanya membutuhkan kasih sayang dari Penggugat, apalagi kedua anak Penggugat dan Tergugat masih di bawah umur, tentunya anak-anak tersebut sangat membutuhkan kasih sayang dari kedua orangtuanya. Sehingga Tergugat mohon agar permohonan Penggugat untuk ditetapkan sebagai pemegang hak asuh anak ditolak, namun Tergugat dalam jawabannya tidak mengajukan tuntutan untuk ditetapkan sebagai pemegang hak hadlanah atas kedua anaknya yang bernama: SGPT bin TERGUGAT, umur 8 tahun dan KGPT bin TERGUGAT, umur 2 tahun; Menimbang, bahwa untuk menguatkan dalil gugatannya Penggugat telah mengajukan bukti di persidangan, yaitu berupa bukti P.3 dan P.4 dan bukti 2 (dua) orang saksi yang telah dipertimbangkan sebagaimana tersebut diatas; Menimbang, bahwa saksi-saksi Penggugat telah menerangkan bahwa kedua saksi mengetahui kedua anak Penggugat dan Tergugat dalam pemeliharaan Penggugat dan keadaaan kedua anak tersebut dalam kondisi baik dan sehat;
Hal. 27 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Menimbang, bahwa meskipun Tergugat keberatan atas permohonan Penggugat untuk ditetapkan sebagai pemegang hak hadlanah, namun di persidangan Tergugat tidak mengajukan bukti-bukti atas keberatannya tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Penggugat yang didukung oleh keterangan 2 (dua) orang saksi, telah ditemukan fakta hukum sebagai berikut: 1. Bahwa kedua anak Penggugat dan Tergugat saat ini dalam pemeliharaan Penggugat; 2. Bahwa anak pertama Penggugat dan Tergugat yang bernama SGPT bin TERGUGAT berumur 8 tahun (belum mumayyiz) dan KGPT bin TERGUGAT berumur 2 tahun (belum mumayyiz); 3. Bahwa selama dalam asuhan Penggugat kedua anak tersebut dalam kondisi baik dan sehat; Menimbang, bahwa pada dasarnya tugas memelihara dan mendidik anak adalah tugas dan kewajiban dari kedua orangtua dengan tujuan semata-mata hanya untuk keselamatan dan kesejahteraan anak, hal mana sesuai dengan ketentuan Pasal 45 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang menyebutkan bahwa kedua orangtua wajib memelihara dan mendidik anak-anak mereka sebaik-baiknya, kewajiban tersebut terus berlaku meskipun perkawinan antara kedua orangtua putus, hal tersebut juga diatur dalam Pasal 26 UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak; Menimbang, bahwa apabila perkawinan putus karena perceraian, dan terjadi sengketa antara kedua orangtua tentang hak pemeliharaan dan pengasuhan anak, maka hak pengasuhan dan pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berumur 12 tahun adalah hak ibunya, sesuai dengan ketentuan Pasal 105
Hal. 28 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
huruf (a) Kompilasi Hukum Islam yang menyatakan bahwa “Pemeliharaan anak yang belum mumayyiz atau belum berusia 12 tahun adalah hak ibunya”; Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat tentang hak asuh anak, Majelis Hakim akan mempertimbangkan sebagai berikut; Menimbang, bahwa hak asuh bukanlah hak ibu atau hak ayah, akan tetapi hak anak untuk hidup dan berkembang, mendapatkan perlindungan, mendapatkan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang baik. Dalam hal ini yang menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam menentukan hak hadlanah (pemeliharaan anak) adalah di tangan siapa masa depan pendidikan dan perkembangan kejiwaan anak dapat tumbuh kembang secara sehat dan wajar demi kepentingan terbaik bagi anak, sehingga dengan perceraian kedua orangtuanya diharapkan tidak mempengaruhi perkembangan kejiwaan dan masa depan anak tersebut; Menimbang, bahwa secara lahiriyah, baik Penggugat maupun Tergugat dipandang mempunyai kemampuan untuk ditunjuk sebagai pemegang hak asuh dan pemeliharaan (hadlanah) atas anak-anak mereka; Menimbang, bahwa oleh karena kedua anak Penggugat dan Tergugat yang bernama SGPT bin TERGUGAT berumur 8 tahun dan KGPT bin TERGUGAT berumur maka
2 tahun sebagaimana bukti P.3 dan P.4 adalah belum mumayyiz,
anak tersebut
masih
sangat
mambutuhkan
pelayanan,
perhatian,
kesabaran, dan sentuhan serta curahan kasih sayang dari seorang ibu, sehingga sekalipun secara lahiriyah Tergugat mempunyai kemampuan untuk ditunjuk sebagai pemegang hak hadlanah, tapi dalam keadaan anak masih di bawah umur (belum mumayyiz) dan sejak lahir hingga sekarang kedua anak tersebut diasuh
Hal. 29 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
dengan baik oleh Penggugat, oleh karenanya Majelis Hakim memandang ibunya (Penggugat) lebih berhak untuk mengasuh dan mendidik kedua anak tersebut; Menimbang, bahwa berdasarkan perimbangan-pertimbangan tersebut dan fakta yang diperoleh di persidangan, maka Majelis Hakim menetapkan Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah terhadap anak Penggugat dan Tergugat yang bernama: SGPT bin TERGUGAT, umur umur
8 tahun dan KGPT bin TERGUGAT,
2 tahun sampai anak tersebut berusia 12 tahun atau mumayyiz,
adapun setelah anak berusia 12 tahun atau telah mumayyiz diserahkan kepada anak-anak tersebut untuk memilih akan ikut dengan Penggugat atau Tergugat sesuai dengan ketentuan Pasal 105 huruf b Kompilasi Hukum Islam. Menimbang, bahwa Tergugat menyatakan keberatan terhadap permohonan Penggugat untuk ditetapkan sebagai pemegang hak hadlanah kedua anak Penggugat dan Tergugat, namun keberatan Tergugat tidak beralasan dan ternyataTergugat juga tidak dapat membuktikan bahwa Penggugat berperilaku buruk dalam mendidik, mengasuh dan memelihara anak Penggugat dan Tergugat sehingga menurut Majelis Hakim harus dikesampingkan; Menimbang, bahwa meskipun dalam putusan ini Penggugat ditetapkan sebagai pemegang hak hadhanah, namun Penggugat tidak dibenarkan secara hukum untuk melarang atau menghalangi-halangi Tergugat untuk mengunjungi, bertemu dan mencurahkan kasih sayang terhadap anak-anak tersebut, apalagi memutuskan hubungan antara anak dengan bapak kandungnya. Penggugat wajib memberikan kesempatan kepada Tergugat untuk dapat mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anak tersebut, karena meskipun secara fisik anak tersebut dalam pengasuhan Penggugat, tidak berarti untuk dimiliki dan dikuasai
Hal. 30 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
sepenuhnya oleh Penggugat. Pada hakekatnya anak adalah tetap milik Penggugat dan Tergugat, sebagaimana ketentuan Pasal 41 huruf (a) UndangUndang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang pada pokoknya menyatakan bahwa meskipun terjadi perceraian, baik bapak atau ibu tetap berkewajiban memelihara dan mendidik anak-anaknya, semata-mata berdasarkan kepentingan anak; Menimbang, bahwa meskipun Tergugat diberikan hak untuk mengunjungi, bertemu dan mencurahkan kasih sayangnya terhadap anak Penggugat dan Tergugat namun apabila Tergugat hendak mengajak anak-anak tersebut keluar dari rumah ataupun bermalam di rumah Tergugat harus seizin Penggugat sebagai pemegang hak hadlanah; Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 84 Ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006
dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009
Tentang Peradilan Agama, maka berdasarkan ketentuan Pasal tersebut Majelis memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Kotabumi untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Kotabumi dan Kantor Urusan Agama Kecamatan KS Kabupaten Lampung Utara yang merupakan tempat kediaman Penggugat dan Tergugat serta tempat perkawinan Penggugat dan Tergugat dilangsungkan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; Menimbang, bahwa oleh karena perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 89 Ayat (1) Undang-Undang
Hal. 31 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Nomor 7 Tahun 1989, maka biaya perkara ini dibebankan kepada Penggugat untuk membayarnya; Mengingat, segala ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan dalildalil syar'i yang berkaitan dengan perkara ini; MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu ba'in sughro Tergugat terhadap Penggugat; 3. Menetapkan anak Penggugat dan Tergugat yang bernama: 3.1. SGPT bin TERGUGAT, umur 8 tahun 3.2. KGPT bin TERGUGAT, umur 2 tahun berada di bawah hadlanah Penggugat selaku ibu kandungnya; 4. Memerintahkan Panitera Pengadilan Agama Kotabumi untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Kotabumi dan Kantor Urusan Agama Kecamatan KS, Kabupaten Lampung Utara untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu; 5. Membebankan biaya perkara kepada Penggugat sejumlah Rp. 651.000,(enam ratus lima puluh satu ribu rupiah); Demikian putusan ini dijatuhkan dalam rapat permusyawaratan Majelis pada hari Senin, tanggal 2 Juni 2014 M. bertepatan dengan tanggal 4 Sya’ban 1435 H, oleh kami H. A. FERNANDESZ, S.Ag., M.Sy. sebagai Ketua Majelis, SHOBIRIN, S.H.I, M.E.Sy dan ALVI SYAFIATIN, S.Ag., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana pada hari itu juga diucapkan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dengan dihadiri pula oleh Hakim-hakim
Hal. 32 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm
Anggota tersebut dan EDY RIADI, S.Sos., S.H., sebagai Panitera Pengganti serta dihadiri oleh Penggugat dan Tergugat;
Ketua Majelis
H. A. FERNANDESZ, S.Ag., M.Sy
Hakim Anggota
Hakim Anggota
. SHOBIRIN, S.HI, M.E.Sy
ALVI SYAFIATIN, S.Ag
Panitera Pengganti
EDY RIADI, S.Sos., S.H
Perincian Biaya Perkara: 1.
Biaya Pendaftaran
Rp.
30.000,-
2.
Biaya Proses
Rp.
50.000,-
3.
Biaya Panggilan
Rp.
560.000,-
4.
Redaksi
Rp.
5.000,-
5.
Meterai
Rp.
6.000,-
Jumlah
Rp.
651.000,-
( Enam ratus lima puluh satu ribu rupiah )
Hal. 33 dari 34 Put.No.51/Pdt.G/2014/PA.Ktbm