MUAMALAH MALIYAH DALAM PERSPEKTIF GENDER Royani Email:
[email protected]
Abstract :The muamalah maliyah in the Islamic law is the important think for the Moslem to teaching it, because every one is practicing it. The basic principle on the Islamic law is that a muslimah women or a wife should remain at home, and not go out except for necessary purposes, she is no allowed to work outside her house. It is like Al Quran says in surah Al Ahzab : 33 and this is addressed to the wives of the prophet Muhammad (peace and blessings of Allah be upon him). The Arabian women different between the Indonesian women, on the other situation is permissible for a women to go out of her house for work, but that is subject to certain conditions. That she needs to work in order to acquire the money she needs, the work should be suited to the nature women, such as a medicine, nursing, teaching, and so on, in the work she should observe complete shar’i hijab. Keyword : Muamalah Maliyah, Islamic Law, The Arabian Women, The Indonesia Women Abstrak: Muamalah Maliyah dalam hukum Islam adalah bagaimana seorang muslim belajar dan berlatih melakukan transaksi keuangan baik laki-laki maupun perempuan. Prinsip dasar hukum Islam menyatakan bahwa seorang muslimah atau istri harus tetap di rumah , dan tidak pergi keluar kecuali untuk tujuan yang diperlukan, perempuan tidak diizinkan untuk bekerja di luar rumahnya. Hal ini seperti termaktub dalam Alquran surat Al Ahzab : 33 dan ini ditujukan kepada istri-istri Nabi Muhammad Saw.Para perempuan Arab berbeda dengan perempuan Indonesia , pada situasi lain diperbolehkan bagi perempuan untuk pergi keluar dari rumahnya untuk bekerja, tapi itu tergantung pada kondisi tertentu. Perempuan boleh bekerja untuk memperoleh uang yang dibutuhkan, pekerjaan harus disesuaikan dengan pekerjaannya, seperti dalam dunia kedokteran, dunia keperawatan, ketika mengajar, dan sebagainya, dan perempuan ketika bekerja disyariatkan untuk berjilbab. Kata Kunci : Muamalah Maliyah, Hukum Islam, Perempuan Arab, Perempuan Indonesia nafkah untuk memenuhi kebutuhan diri,
PENDAHULUAN Muamalah
maliyah,
menduduki
keluarga, bahkan negara.
posisi penting dalam Islam. Hampir tidak
Kewajiban bermuamalah maliyah
ada manusia yang tidak terlibat dalam
disematkan pada laki-laki, atau suami,
aktivitas muamalah, karena itu hukum
namun di era globalisasi ini wanita atau
mempelajarinya wajib ‘ain (fardhu) bagi
istri juga ikut andil dalam melakukan
setiap muslim dan muslimah. Kewajiban
pekerjaan di luar rumah atau disebut
itu disebabkan setiap muslim tidak terlepas
sebagai wanita karir. Dalam hal muamalah
dari aktivitas ekonomi, bahkan sebagian
maliyah seorang muslimah, Islam sudah
besar waktu dihabiskan seorang manusia
mengaturnya sejak zaman nabi Muhamad
untuk kegiatan muamalah, yaitu mencari
SAW dan telah dijelaskan dalam Al Quran
Muamalah Maliyah dalam Perspektif Gender (Royani)
| 75
dan Hadits tentang boleh atau tidaknya
PEMBAHASAN
wanita bekerja di luar rumah. Meskipun
A. Pengertian Muamalah Maliyah dan
pada dasarnya kewajiban wanita atau istri
Gender
di dalam rumahnya, seperti mengatur
Secara bahasa muamalah berasal dari
rumah atau mendidik anak, dan laki-laki
bahasa arab, dari kata ﻣﻌﺎﻣﻠﺔbentuk masdar
atau suami yang mencari nafkah untuk bekerja di luar rumah. Kebanyakan ulama
dari kata ﻣﻌﺎﻣﻠﺔ-ﺨﻣﻞ – ﻳﻌﺎﻣﻞyang berarti
juga berpendapat bahwa Islam tidak
saling bertindak, saling berbuat, saling
melarang wanita bekerja di luar rumah
mengamalkan. Secara istilah di bagi
dengan
menjadi dua, yakni:
menyesuaikan
kondisi
dan
kodratnya sebagai wanita atau istri, dan tidak melanggar syariat.
1. Pengertian secara luas
Berdasarkan pengamatan terhadap
Menurut hukum Islam, muamalah
fungsi hukum Islam atau fiqih, muncul
merupakan aturan Allah untuk mengatur
serangkaian
tentang
manusia dalam kaitannya dengan urusan
perspektif
duniawi dalam pergaulan sosial. Muamalah
gender, dimana mereka ingin melihat
dalam arti luas mencakup bidang, antara
seberapa jauh hukum Islam sejalan dengan
lain: 1) Mu’awadhah Maliyah (hukum
tuntutan zaman, dan bagaimana seharusnya
kebendaan); 2) Munakahat
hukum Islam itu dikembangkan dalam
perkawinan); 3) Muarofat (Hukum Acara);
merespons dan menjawab secara konkret
4) Amanat dan ‘Ariyah (Pinjaman) dan; 5)
masalah yang timbul di masyarakat.
Tirkah (harta warisan)
maumalah
pendapat maliyah
ulama dalam
( Hukum
Karakteristik ekonomi Islam adalah bermuamalah maliyah untuk memenuhi
2. Pengertian muamalah secara sempit.
kebutuhan untuk dirinya, keluarganya, dan
Muamalah secara sempit adalah
masyarakat. Hal ini tidak membeda antara
aturan kegiatan ekonomi untuk mencukupi
laki-laki maupun perempuan. Kajian ini
kebutuhannya sesuai dengan syariat Islam.
dimaksdukan agar hukum Islam (fiqh) fungsional
dalam
membimbing
sesuai perkembangan zaman.
umat
Perbedaan muamalah secara luas dan
sempit terletak pada cakupannya,
pengertian luas mencakup munakahat, politik, warisan, dan pidana, pengertian sempit hanya tentang ekonomi. Fiqih muamalah maliyah berarti aturan Allah yang mengatur manusia
76 |
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
dalam kaitannya dengan perolehan harta
B. Ruang Lingkup Muamalah Maliyah
dan benda. Arti lain muamalah maliyah
Ruang lingkup muamalah maliyah
adalah kegiatan hubungan manusia dengan
dalam arti luas sangat banyak, diantaranya
manusia
berkaitan
kegiatan
adalah jual beli, pegadaian, hutang piutang,
ekonomi
untuk
kebutuhan
asuransi, perbankan, syirkah, penitipan,
maliyah
peminjaman, sewa menyewa, dan lain-lain.
bukanlah hal yang baru bagi dunia Islam,
Muamalah maliyah secara umum berarti
karena
kegiatan perekonomian seseorang dilihat
hidupnya.
memenuhi
Istilah
sudah
dengan muamalah
ada
sejak
zamannya
Rasulullah (A. Qodri Azizy, 2004 : 175).
dari keumumannya, baik kegiatan yang
Tulisan ini akan membahas mengenai
biasa dilakukan oleh laki-laki maupun
kegiatan manusia terkait dengan kegiatan
perempuan. Maksudnya adalah, kegiatan
ekonomi secara gender dalam Islam, yaitu
perekonomian apa saja yang bisa dilakukan
khusus bagi wanita atau seorang istri, yaitu
baik kaum laki-laki maupun perempuan
pekerjaan yang dilakukan oleh wanita
secara umum untuk memenuhi kebutuhan
Indonesia dalam dunia kerja.
hidupnya, seperti yang berlaku pada dunia
Gender berarti jenis kelamin sosial yang terbentuk melalui budaya. Sebagai
non muslim, Eropa maupun Amerika bahkan Asia dan Afrika.
konstruksi budaya gender dapat kita
Dewasa ini wanita dijadikan objek
jumpai di beberapa kebudayaan daerah di
pengumpulan harta, sarana menyebarkan
Indonesia yang menempatkan wanita untuk
kerusakan dan penghancuran serta sebagai
bekerja di sector domestic dan sector
tahapan untuk mencapai tujuan tertentu.
public ada di pihak laki-laki. Wanita di
Tindakan dan perbuatan kaum wanita
sector domestic dan laki-laki di sector
secara umum dan profesi yang digelutinya
public berdasarkan asumsi bahwa, wanita
secara khusus menyedot perhatian yang
secara fisik lemah namun mempunyai
sangat
kesabaran dan kelembutan, sementara laki-
Kondisi kezaliman terhadap wanita dalam
laki mempunyai fisik lebih kuat sekaligus
peradaban
berperangai
itu
memanfaatkan wanita untuk promosi dan
wanita
iklan. Wanita dipikat agar mau menjadi
berlakulah
kasar.
Atas
pembagian
dasar
peran,
tajam
di
modern
masyarakat saat
ini
sekitar. dengan
dipandang lebih sesuai untuk bekerja di
model
rumah, laki-laki lebih sesuai bekerja di luar
berkaitan dengan dunia perempuan dengan
rumah mencari nafkah untuk memenuhi
memamerkan auratnya di depan publik.
kebutuhan keluarga.
iklan
berbagai
produk
yang
Di dunia perfilman, kehormatan wanita dimanfaatkan dan diumba, hingga
Muamalah Maliyah dalam Perspektif Gender (Royani)
| 77
menerjang
ajaran
agama
dan
nilai
secara kritis sesuai konteks, dikembangkan
kemanusiaan. Lapangan kerja yang tidak
sesuai
sesuai
perempuan.
menggunakan ijtihad kreatif dalam koridor
Dilandasi dengan kesetaraan gender yang
syariah dengan memperhatikan berikut ini:
dengan
karakter
perkembangan
dielu-elukan di dunia Barat, masyarakat di
a. Berijtihad
sana menuntut perempuan untuk bekerja
jama’iy) b. Menggunakan
sebagaimana laki-laki. Muamalah maliyah secara khusus berarti kegiatan ekonomi secara Islami yang hanya dilakukan khusus oleh kaum wanita
meskipun
melakukannya.
secara
laki-laki
Mumalah
maliyah
zaman
kolektif
ilmu
dengan
(ijtihad
ushul
fiqh,
qawaidh fiqh, falsafah hukum Islam dan tarikh tasyri’. c. Maslahah
menjadi
pedoman
dan
juga
acuan, karena terdapat kaedah “Di
ini
mana ada kemaslahatan di situ ada
adalah kegiatan yang boleh dilakukan oleh
syariah ”“ﻡﺘﻰ وﺟﺪت اﻟﻤﺼﻠﺤﺔ ﻓﺜﻢ ﺷﺮع اﷲ
seorang wanita sesuai kodratnya dan tidak melanggar syariah Islam, seperti jual beli, mengajar, perbankan, dan lain-lainl.Jadi
C. Pendapat Ulama Tentang Muamalah Maliyah
pekerjaan tersebut adalah pekerjaan yang
Dalam kaidah fiqhiyyah dijelaskan
layak dilakukan oleh seorang wanita atau
bahwa al ashlu fil muamalah al ibahah,
istri, sebagaimana yang berlaku dunia
bahwa dasar dari kegiatan muamalah
Islam, meskipun begitu dalam masyarakat
maliyah adalah boleh sampai adanya dalil
Islam hal ini masih diperdebatkan.
yang melarangnya, namun banyak ulama
Perkembangan sains dan teknologi telah menimbulkan
dampak
besar
yang tidak memperbolehkan wanita atau
terhadap
istri bermuamalah, apalagi di Negara Arab,
kehidupan manusia, termasuk terhadap
Asia Tengah, Pakistan, Afganistan, bahkan
kegiatan muamalah maliyah, seperti tata
di Indonesia banyak yang melakukannya.
cara perdagangan melalui e-commerce,
Mereka harus tetap tinggal di rumah, jika
kartu kredit, sms banking, pasar uang,
keluar harus bercadar, bahkan tidak boleh
MLM, instrumen pengendalian moneter,
berinterkasi dengan yang lain, urusannya
dan saham. Perubahan sosial dalam bidang
adalah sumur, kasur dan dapur.
muamalah maliyah terus berkembang. Globalisasi,
mengharuskan pengajaran
Dalil yang dijadikan dasar pendapat ini adalah sebagai berikut:
fikih muamalah maliyah tidak cukup
Pertama, Al Qur’an, firman Allah
secara apriori bersandar (merujuk) pada
SWT :
kitab klasik, namun perlu diapresiasi 78 |
ٰج ا ْﻟﺠَﺎ ِهِﻠ ﱠﻴ ِﺔ ا ْﻟﺄُوﻟَﻰ َ ﻦ َﺕ َﺒ ﱡﺮ َﺟ ْ ن ﻓِﻲ ُﺑﻴُﻮ ِﺕ ُﻜﻦﱠ وَﻟَﺎ َﺕ َﺒ ﱠﺮ َ َو َﻗ ْﺮ MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
“Dan, hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkahlaku seperti orangorang jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al Ahzaab : 33) Kata qarna merupakan fi’il amr (kata kerja
perintah)
menunjukkan
dari
suatu
kata qarar yang kewajiban.
ayat
tersebut menunjukkan wajibnya seorang wanita berdiam di rumahnya.
“Dan (terhadap) para wanita yang mengerjakan perbuatan keji, hendaklah ada empat orang saksi diantara kamu (yang menyaksikannya). Kemudian apabila mereka telah memberi persaksian, maka kurunglah mereka (wanitawanita itu) dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya, atau sampai Allah memberi jalan lain kepadanya”. (QS. An Nisa: 15) Allah
SWT
memerintahkan
pada
Jadi, pengertian ayat Al Quran di atas
kaum Muslimin untuk menahan para
adalah perintah kepada para wanita untuk
wanita yang melakukan perbuatan keji di
tetap tinggal di rumah serta tidak keluar
dalam rumahnya. Mafhum mukholafahdari
kecuali untuk keperluan atau darurat, bisa
maksud ayat diatas menunjukkan bahwa
di baca pada kitab Uqudu Al Jain.
wanita menetap di dalam rumahnya bukan
Kedua dalil akal, menurut akal sehat,
merupakan hukum asal, tetapi hal tersebut
seorang wanita harus tetap di rumahnya,
diperintahkan karena adanya penyebab,
mengurusi suami dan anak-anaknya, serta
yakni terjadinya perbuatan keji.
berupaya mendidik mereka berdasarkan metode yang benar.
Kedua, dalil dari Hadist, yakni sabda Nabi Muammad SAW: “Janganlah kalian
Di sisi lain, banyak ulama yang
menghalangi hamba-hamba Allah yang
membolehkan perempuan bekerja di luar
wanita untuk pergi ke masjid-Nya” (HR.
rumah, layaknya laki-laki/ suami, karena
Bukhari). Hadits tersebut menjelaskan
muamalah
fitroh
bahwa, laki-laki juga dilarang menghalangi
manusia dan sekaligus merupakan identitas
para wanita untuk pergi ke masjid jika
manusia, sehingga muamalah maliyah bisa
mereka hendak pergi ke masjid. Karena
meninggikan martabat dirinya sebagai
itulah, mafhum mukholafahnya hukum
hamba Allah (Toto Tasmara, 1995 : 2).
tinggalnya wanita di dalam rumah menjadi
Pendapat ini dikuatkan dengan dalil dan
sunnah. Jika perintah berdiamnya wanita di
argumen, yaitu:
rumah itu wajib, maka mereka tidak
Pertama, Al Quran, Allah SWT berfirman:
diizinkan ke masjid, Sebab sholat wanita
maliyah
merupakan
ﻦ ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ َ ﺸ ِﻬﺪُوا ْ ﺳ َﺘ ْ ﻦ ِﻧﺴَﺎ ِﺋ ُﻜ ْﻢ ﻓَﺎ ْ ﺸ َﺔ ِﻡ َﺡ ِ ﻦ ا ْﻟﻔَﺎ َ وَاﻟﻠﱠﺎﺕِﻲ َی ْﺄﺕِﻴ
lebih afdhol di rumah dari pada di masjid.
ٰﺡ ﱠﺘﻰ َ ت ِ ﻦ ﻓِﻲ ا ْﻟ ُﺒﻴُﻮ ﺴﻜُﻮ ُه ﱠ ِ ﺷ ِﻬﺪُوا َﻓَﺄ ْﻡ َ ن ْ َأ ْر َﺑ َﻌ ًﺔ ِﻡ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ۖ َﻓِﺈ
Dari dua pendapat ulama tersebut bisa
ﺳﺒِﻴﻠًﺎ َ ﻞ اﻟﻠﱠ ُﻪ َﻟ ُﻬﻦﱠ َ ﺠ َﻌ ْ ت َأ ْو َی ُ َی َﺘ َﻮﻓﱠﺎ ُهﻦﱠ ا ْﻟ َﻤ ْﻮ
di ambil kesimpulan bahwa, muamalah maliyah bagi seorang wanita atau istri
Muamalah Maliyah dalam Perspektif Gender (Royani)
| 79
diperbolehkan dengan tidak melanggar
istrinya yang pebisnis kondang (Husein
koridor kodrat seorang wanita yang bekerja
Syahatah, 1998 : 65). Tentu tidak bisa
sesuai
mengumbar
dibayangkan kalau sebagai pebisnis, sosok
auratnya dan yang paling penting tidak
Khadijah adalah tipe wanita rumahan yang
meninggalkan
tidak tahu dunia luar.
bidangnya,
tidak
kewajibannya
sebagai
seorang wanita/ istri pada keluarga (Husein Syahatah, 1998 : 64).
D. Aturan-aturan Bagi Wanita yang
Hal ini dikuatkan dengan adanya
Keluar Rumah.
beberapa faktor kondisi yang membuat
Asal
hukum
melarang
seorang
wanita karir bersikeras untuk bekerja
wanita atau istri pergi keluar rumah untuk
meskipun
bermuamalah maliyah, namun di tentang
mereka
sudah
berkeluarga,
terutama gaji atau pendapatan dari suami
oleh
yang tidak mencukupi kebutuhan hidup
menyatakan seorang wanita atau istri boleh
sehari-hari, tidak rela meninggalkan karir
keluar rumah untuk bermuamalah maliyah
yang sudah dirintis sejak masih lajang, atau
ataupun yang lainnya, adapun menurut
merupakan
untuk
kami boleh bagi seorang wanita atau istri
membantu orang tua dan kesuksesan adik-
bermuamalah maliyah di luar rumahnya
adiknya yang masih kecil.
dengan beberapa syarat, yaitu :
kebutuhan
keluarga
pendapat
yang
ke
dua,
yang
Alasan lain yang ikut menguatkan diperbolehkannya seorang wanita atau istri bermuamalah maliyah, karena Rasulullah SAW memiliki isteri yang tidak berdiam
1. Tidak
meninggalkan
kewajiban
sebagai Istri Ini berlaku bagi wanita yang sudah
diri di rumah. Beliau adalah wanita yang
berkeluarga,
aktif berbisnis, bahkan sebelum beliau
pokoknya adalah mengatur rumah tangga,
menikahinya,
mendidik anak dan berbakti kepada suami.
beliau
pernah
menjalin
karena
sejatinya
tugas
kerjasama bisnis ke negeri Syam. Setelah menikahi, muamalah maliyah beliau, terus berjalan, yaitu Siti Khadijah RA. Harta hasil jerih payah muamalah
2. Mendapat izin dari walinya Wali adalah kerabat wanita, baik darisisi nasabiyah (garisketurunannya), sa
maliyah Khadijah RA itu amat banyak
babiyah (karena
adanya
tali
menunjang dakwah di masa awal sejarah
pernikahan), ulul arham (kerabat jauh),
Islam. Di masa itu, belum ada sumber dana
orang yang diserahi perwakilan, maupun
penunjang dakwah yang bisa diandalkan.
seorang pemimpin (wali hakim).
Satu-satunya donatur tetap dan setia yaitu 80 |
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015
3. Berpakaian secara syar’i Berpakaian syari’ bagi wanita yang
tengah
masyarakat
sesuai
profesinya,
mampu
menjadi
manusia
produktif,
telah dijelaskan dalam QS. Annur ayat 31
menghasilkan uang, menciptakan lahan,
dan Al Ahzaab ayat 59 dengan menutup
mempunyai nilai dan manfaat untuk orang
seluruh tubuh selain yang dikecualikan,
lain (Misbahul Munir, 2007 : 52). Mereka
tidak berhias berlebihan dan mengikuti
juga bisa menempatkan prinsip ajaran
seperti
dengan
Islam dengan konsep way of life bukan way
memakai pakaian Tebal (tidak transparan),
of die, menjadi pejuang dalam hidup untuk
pakaian tersebut harus longgar.
meminimalisir kesenjangan perekonomian
orang-orang
jahiliyah,
keluarga agar pemusatan harta tidak terpaku pada satu orang atau satu golongan
4. Aman dari fitnah Jika seorang wanita keluar rumah,
tertentu, intinya bisa ikut dalam fastabiqul
maka harus aman dari fitnah dengan
khoirot, berlomba-lomba dalam kebaikan
menjaga dirinya dari gangguan sehingga
(Monzer Kahf, 1995 : 40).
kehormatan dan kesucian wanita bisa
Namun hal tersebut dilakukan dengan
terlindungi ketika keluar dan hingga
syarat tidak melanggar syariat Islam dan
kembali kerumah.
bukan pekerjaan haram yang menimbulkan fitnah serta tidak meninggalkan kewajiban
5. Adanya mahram ketika melakukan
sebagai ibu atau istri. Bermualah maliyah sesuai tabiatnya sebagai wanita tentunya
safar. Menurut Bahasa, seorang disebut
dengan tujuan yang sama yaitu memenuhi
mahram bagi seorang wanita apabila orang
dan mencukupi kebutuhan dia sebagai
itu tidak halal menikahi wanita tersebut.
manusia
Adapun menurut istilah, mahram adalah
Islam (Lukman Hakim, 2002 : 12).
sesuai
karakteristik
ekonomi
suami dan laki-laki yang diharamkan menikahi wanita selama-lamanya. Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wa Salam: “
Seorang
melakukan
wanita safar
tidak
kecuali
KESIMPULAN Di era globalisasi seperti ini banyak
boleh
wanita yang melakukan muamalah maliyah
bersama
sesuai alasan dan kebutuhan mereka.
mahramnya” (HR. Bukhari). Jadi, peran wanita tidak hanya
Namun banyak ulama yang malarang wanita
untuk
bermuamalah
maliyah
menjadi seorang ibu dan isteri yang
dengan alasan tertentu, sehingga mereka
berdiam di rumah, namun wanita juga
harus menetap di rumah, termarginalkan,
sebagai sosok yang mampu berperan di Muamalah Maliyah dalam Perspektif Gender (Royani)
| 81
terpinggirkan, tidak boleh berinteraksi
Harahap, Sofyan S. Ekonomi, Bisnis dan
dengan orang lain, dan jika keluar rumah
Manajemen
harus memakai cadar. Di sisi lain, ada juga
Ekonomi UGM Yogyakarta.
Fakultas
Islami,
ulama yang membolehkan dengan alasan
Kahf, Monzer. 1995. Ekonomi Islam
yang bisa dipertanggungjawabkan. Dari
(Telaah Analistik Terhadap Fungsi
kedua kubu tersebut muncul pendapat
Sistem Ekonomi Islam), Pustaka
ketiga yang membolehkan dengan syarat
Pelajar Yogyakarta, Cetakan I.
sesuai koridor hukum Islam.
Munir,
Misbahul.
Ekonomi A.
Qodri.
Rasulullah,
UIN
Press
Jakarta, Cetakan I.
DAFTAR PUSTAKA Azizy,
2007.Ajaran-ajaran
2004.Membangun
Syahatah, Husein. 1998. Ekonomi Rumah
Fondasi Ekonomi Umat, Pustaka
Tangga Muslim, penerjemah : H.
Pelajar, Cetakan II.
Dudung, R.H., Ust. Idhoh Anas,
Hakim, Lukman . 2002. Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam, Erlangga..
Gema Insani, Yogyakarta Tasmara, Toto. 1995.Etos Kerja Pribadi Muslim, PT Humpuss, Cetakan I.
82 |
MUWAZAH, Volume 7, Nomor 1, Juni 2015