P U T U S A
N
Nomor 91/Pdt.G/2014/MS-Aceh
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Mahkamah Syar’iyah Aceh yang memeriksa dan mengadili perkara pada tingkat banding dalam persidangan majelis, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Gugat antara : PEMBANDING, lahir tahun 1963, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan Nelayan, tempat tinggal di
Kabupaten Aceh Utara,
dahulu
sebagai Tergugat sekarang Pembanding. melawan TERBANDING, lahir 1967, agama Islam, pendidikan SD, pekerjaan ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kabupaten Aceh Utara, dahulu sebagai Penggugat sekarang Terbanding. Mahkamah Syari’yah tersebut ; Telah membaca berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara ini; TENTANG DUDUK PERKARANYA Mengutip segala uraian tentang hal ini sebagaimana termuat dalam Putusan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon,
Nomor 226/Pdt.G/2014/MS-Lsk., tanggal 21
Agustus 2014 M. bertepatan dengan tanggal 25 Syawal 1435 H. yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak satu bain sughra Tergugat ( PEMBANDING ) terhadap Penggugat ( TERBANDING ); 3. Memerintahkan Panitera Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon untuk mengirimkan salinan putusan yang telah berkekuatan hukum tetap kepada PPN/KUA Kecamatan Tanah Pasir dan PPN/KUA Kecamatan Lhoksukon Kabupaten Aceh Utara untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; 4. Membebankan
Penggugat
untuk
membayar
biaya
perkara
sebesar
Rp. 231. 000,- ( dua ratus tiga puluh satu ribu rupiah ) ; Membaca akta permohonan banding yang dibuat oleh Panitera Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon yang menyatakan bahwa pada hari Rabu September 2014,
Tergugat telah mengajukan permohonan banding terhadap
Putusan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon, tanggal 21 Agustus
tanggal 02
Nomor 226/Pdt.G/2014/MS-Lsk.,
2014 M. bertepatan dengan tanggal 25 Syawal 1435 H, Hal. 1 dari 7 hal. Put. No 91 /Pdt.G/2014/MS-Aceh
permohonan banding tersebut telah pula diberitahukan kepada Penggugat/ Terbanding pada tanggal 03 September 2014 ; Telah membaca memori banding yang diserahkan kepada Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon pada tanggal 08 September 2014, dan telah disampaikan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 10 September 2014; Telah membaca
kontra memori banding yang diserahkan kepada
Kepaniteraan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon pada tanggal 23 September 2014, dan telah disampaikan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 06 Oktober 2014; Telah pula membaca relas pemberitahuan pemeriksaan berkas perkara banding (Inzage) kepada Tergugat/Pembanding pada tanggal 06 Oktober 2014 dan kepada Penggugat/Terbanding pada tanggal 23 September 2014. Penggugat/ Terbanding telah melakukan pemeriksaan berkas banding pada tanggal 24 September 2014, sedangkan Tergugat/Pembanding tidak melakukan pemeriksaan berkas banding, hal ini sesuai dengan surat keterangan Panitera Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon Nomor 226/Pdt.G/2014/Ms. Lsk., tanggal 21 Oktober 2014; TENTANG HUKUMNYA Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding dalam perkara ini telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan, maka permohonan banding tersebut formal harus dinyatakan dapat diterima; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah mempelajari dan meneliti memori banding serta berkas perkara mengenai pemeriksaan perkara a quo terhadap alat-alat bukti dan saksi - saksi di Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah Lhosukon, Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh akan menyampaikan pendapatnya terhadap apa yang dipertimbangkan dan diputus oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon sebagaimana yang tertuang di dalam putusannya Nomor 226/Pdt.G/2014/MS-Lsk., tanggal 21 Agustus 2014 M. bertepatan dengan tanggal 25 Syawal 1435 H. sebagai berikut ; Menimbang bahwa Tergugat/Pembanding dalam memori bandingnya menyatakan keberatan atas putusan perkara a-quo antara lain sebagai berikut : saya selaku Tergugat/Pembanding, tidak merasa puas menerima keputusan dari Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon tanggal 21 Agustus 2014, karena Isteri saya dibawah Saksi orang yang berselingkuh dengan dia yaitu SAKSI yang beridentitas sebagai Kepala Desa di Kabupaten Aceh Utara; Menurut Keterangan Abang Kandung Istri saya yaitu ISTRI ABANG dia melihat 4 (empat) kali pergi main-main bersama geuchik, ke pantai Wisata Ulee Rubeek Hal. 2 dari 7 hal. Put. No 91 /Pdt.G/2014/MS-Aceh
Kecamatan Seunuddon Kabupaten Aceh Utara. Setelah melihat seperi itu Abangnya langsung menegur PEMBANDING Suaminya ISTRI ABANG dengan marah-marah,dengan perkataan kenapa kamu biarkan Istri kamu bermain-main dengan suami orang, apa kamu tidak bertanggung Jawab lagi atas perbuatan istri kamu itu, kata Abang Ipar saya. Saya jawab, Asthagfirullah abang cuma baru kali ini saya tau Bang itu kata-kata saya, makanya Bapak Hakim yang terhormat saya Mohon Kepada Bapak Majlis Tertinggi di Banda Aceh tolong selidiki sebaik-baiknya. Alasan Istri saya sebagai penggugat di Lhoksukon dilaporkan sebagai tidak mengira nafakah selama 10 tahun, bahkan saya pernah dikejar PEMBANDING dengan parang, dan saya sering tampar dia. Yang sebenarnya bapak saya tidak pernah melakukan yang hal seperti demikian itu. Demi Allah saya tidak pernah mengejar istri saya, dan begitu juga semuanya laporan untuk bapak dari istri saya adalah semuanya Bohong. Fitnah dari saksi dan penggugat; Ada satu lagi saksi penggugat pak yang bernama SAKSI itu sebagai imum Gampong Kuala Keureuto Barat, Imum itu di ancam oleh Geuchik kalau kamu tidak mau sebagai saksi ISTRI ABANG, saya akan kupecat sebagai jabatan Imum. Bahwa berdasarkan Kepada alasan-alasan yang telah Tergugat/Pembanding uraikan diatas dengan ini Tergugat/Pembanding mohon kesediaan Hakim Tinggi untuk memeriksa kembali perkara ini dengan memberikan keputusan sebagai berikut. - Menerima permohonan banding Tergugat/ Pembanding seluruhnya - Membatalkan putusan Mahkamah Syariah Lhoksukon, Tanggal 02 September 2014, NO.226/Pdt.G/2014/MS-LSK - Menolak gugatan Penggugat seluruhnya - Menetapkan Penggugat masih sah isteri dari Tergugat - Apabila Hakim Tinggi berpendapat lain mohon keadilan yang seadil-adilnya. Menimbang,
bahwa
Penggugat/Terbanding
dalam
kontra
bandingnya menjawab atas memori banding Tergugat/Pembanding
memori sebagai
berikut : - Bahwa Putusan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon tanggal 21 Agustus 2014, telah sesuai dengan hukum syari’ah dan undang-undang yang berlaku di Negara Republik Indonesia; - Bahwa Majelis Hakim telah cukup seksama mempertimbangkan alat bukti dan keterangan saksi-saksi yang diajukan Terbanding (Penggugat) tidak cacat hukum baik hukum Agama maupun dengan undang-undang yang berlaku; Hal. 3 dari 7 hal. Put. No 91 /Pdt.G/2014/MS-Aceh
- Bahwa Pembanding dengan Terbanding dalam kehidupan berumah tangga sejak kawin rumah tangga kami rukun dan harmonis, tapi sejak tahun 2004 rumah tangga kami mulai terjadi pertengkaran yang terus menerus dan apabila terjadi
keributan
Pembanding
selalu
marah-marah
dan
mencaci
maki
Terbanding serta memukul Terbanding sehingga perbuatan Pembanding sangat menyakitkan Terbanding; - Bahwa Pembanding dalam memori Bandingnya pada alenia 2 menuduh istrinya/Terbanding berselingkuh dengan laki-laki lain, ini adalah suatu masalah yang sangat pahit dan sangat sukar untuk dilupakan dan tidak mungkin lagi akan tercapai kehidupan yang harmonis dalam rumah tangga, bahkan akan terjadi sebaliknya berujung kepada pertengkaran dan kekerasan maka untuk menghindarkan hal tersebut sudah sewajarnya Penggugat dijatuhkan talak satu bain shugra Tergugat (PEMBANDING) terhadap Penggugat (TERBANDING); - Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut maka Terbanding mohon kepada yang mulia Bapak Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh atau Majelis Hakim yang ditunjuk agar kiranya berkenan memberikan putusan sebagai berikut : PRIMAIR : 1. Mengabulkan Kontra Memori banding Terbanding; 2. Menguatkan Putusan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon No : 226/Pdt.G/2014/MSLsk, tanggal 21 Agustus 2014; 3. Menolak permohonan banding Pembanding; 4. Membebankan seluruh biaya banding kepada Pembanding; SUBSIDAIR : - Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon Putusan yang seadil-adilnya (ex auquo et bono); Menimbang bahwa terhadap keberatan-kebertan yang diuraikan
oleh
Tergugat/Pembanding sebagaimana tersebut dalam memori bandingnya, Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Aceh akan mempertimbangkan sebagai berikut : Menimbang, bahwa terhadap apa yang dikemukakan dalam memori banding oleh Tergugat/Pembanding, sebenarnya sudah pernah dikemukakan dalam jawabannya, Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon
sudah mempertimbangkan dalam putusannya, dan Majelis Hakim
Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh setelah meneliti apa yang telah dipertimbangkannya sudah tepat dan benar, oleh karenanya Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh tidak perlu dipertimbangkan lagi; Menimbang, bahwa dalam perkara a quo posisi kasus dapat diringkaskan bahwa Penggugat/Terbanding mengajukan gugatan cerai terhadap Tergugat/ Pembanding yang didasarkan pada Pasal 19 huruf (f) PP Nomor 9 tahun 1975 Hal. 4 dari 7 hal. Put. No 91 /Pdt.G/2014/MS-Aceh
yaitu antara Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga; Menimbang, bahwa Mahkamah Syar’iyah Aceh berpendapat dari hasil pemeriksaan Majelis Hakim Tingkat Pertama Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon, ternyata alasan gugatan Penggugat/Terbanding telah terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus antara Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/ Pembanding telah terbukti, hal ini didasarkan pada keterangan 2 (dua) orang saksi yang diajukan oleh Penggugat/Terbanding yang mengemukakan bahwa sejak tahun 2004 rumah tangga Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding sudah mulai goyah, dan sejak bulan ramadhan 2014 rumah tangganya semakin memuncak, bahkan sudah pernah didamaikan oleh aparat desa sampai 3 (tiga) kali namun rumah tangga penggugat/Terbanding dengan Tergugat/Pembanding tetap tidak harmonis; Menimbang, bahwa perselisihan tersebut selain telah diupayakan damai, juga ternyata antara Penggugat/Terbanding dengan Tergugat/ Pembanding sudah pisah tempat tinggal sejak bulan Ramadhan 2014 sampai dengan saat gugatan diajukan ke Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga
Penggugat/Terbanding
dengan
Tergugat/Pembanding
telah
pecah
sedemikian rupa tanpa perlu dipersoalkan lagi siapa penyebabnya, sehingga tujuan perkawinan tidak mungkin lagi dicapai sebagaimana dikehendaki dalam Surat Ar-Rum Ayat 21, dan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Menimbang,
bahwa
berpisahnya
tempat
tinggal
antara
Pengugat/
Terbanding dengan Tergugat/Pembanding membuktikan telah terjadi perselisihan antara keduanya. Putusan Mahkamah Agung Nomor 1354K/Pdt/2000, tanggal 08 September 2003 menyatakan bahwa “Suami isteri yang telah pisah tempat tinggal dan tidak saling memperdulikan sudah merupakan fakta adanya perselisihan dan pertengkaran sehingga tidak ada harapan untuk hidup rukun dalam rumah tangga dapat dijadikan alasan untuk mengabulkan gugatan perceraian”. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh menilai bahwa dalil-dalil gugatan Penggugat/Terbanding sudah terbukti dan alasan perceraian yang didalilkan oleh Penggugat/Terbanding telah sesuai dengan maksud ketentuan Pasal 19 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 dan Pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, maka oleh karenanya putusan Majelis Hakim Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon Nomor 226/Pdt.G/2014/MS-Lsk. Tanggal 21 Agustus
2014, Miladiyah bertepatan dengan tanggal 25 Syawal 1435 Hijriyah
sudah cukup alasan untuk dikuatkan ; Hal. 5 dari 7 hal. Put. No 91 /Pdt.G/2014/MS-Aceh
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, secara ex officio Panitera berkewajiban untuk mengirimkan salinan putusan kepada Pegawai Pencatat Nikah yang wilayahnya meliputi tempat kediaman Penggugat/Terbanding dan Tergugat/Pembanding serta kepada Pegawai Pencatat Nikah ditempat perkawinan dilangsungkan guna didaftarkan dan dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Menimbang, bahwa oleh karena perkara a quo termasuk bidang perkawinan, sesuai dengan ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009, maka biaya perkara pada tingkat banding
dibebankan kepada Tergugat/Pembanding yang
jumlahnya sebagaimana tercantum dalam amar putusan ini; Mengingat segala ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan hukum Syara’ yang berhubungan dengan perkara ini; MENGADILI Menerima permohonan banding dari Tergugat/Pembanding ; Menguatkan putusan Mahkamah Syar’iyah Lhoksukon Nomor 226/Pdt.G/2014/ MS-Lsk., tanggal 21 Agustus
2014 Masehi, bertepatan dengan tanggal 25
Syawal 1435 Hijriyah ; Membebankan Tergugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis
Hakim
Tingkat Banding Mahkamah Syar’iyah Aceh pada hari Rabu tanggal 26 Nopember 2014 Masehi. bertepatan dengan tanggal 03 Safar 1436 H., oleh kami Drs. H. ABD MANNAN HASYIM,S.H.,M.H., Hakim Tinggi yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Syar’iyah Aceh sebagai Ketua Majelis Dra. Hj. YUNIAR A. HANAFIAH, S.H., dan Drs. H. FIRDAUS HM, SH., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan oleh Ketua Majelis tersebut dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 03 Desember 2014 Masehi. bertepatan dengan tanggal 11 Safar 1436 Hijriyah. dengan dihadiri oleh HakimHakim Anggota dan Drs. H. HELMY DAUD sebagai Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara.
KETUA MAJELIS dto. Drs. H. ABD MANNAN HASYIM, S.H., M.H.
Hal. 6 dari 7 hal. Put. No 91 /Pdt.G/2014/MS-Aceh
HAKIM ANGGOTA I
HAKIM ANGGOTA II
dto.
dto.
Dra. Hj. YUNIAR A. HANAFIAH, S.H.
Drs. H. FIRDAUS HM, SH., M.H.
PANITERA PENGGANTI dto. Drs. H. HELMY DAUD
Perincian biaya perkara : 1. Materai Rp. 6.000,2. Biaya Redaksi Rp. 5.000,3. Biaya Leges Rp. 3.000,4. Biaya Proses Rp. 136.000,Jumlah Rp. 150.000,(seratus lima puluh ribu rupiah) Untuk Salinan yang sama bunyinya, Banda Aceh 04 Desmber 2014 Panitera Mahkamah Syar’iyah Aceh, dto Drs. H. SYAMSIKAR
Hal. 7 dari 7 hal. Put. No 91 /Pdt.G/2014/MS-Aceh