4.6 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Metode pengembangan Perangkat Lunak berorientasi objek adalah metode yang diterapkan pada pembuatan program, sehingga lebih terorganisasi dan memudahkan dalam kooperasi antar objek yang satu dengan yang lainnya. Objek tersebut ditampilkan dalam bentuk instansiasi dari sebuah kelas, dimana kelas merupakan seluruh hirarki anggota yang diturunkan dari hubungan penurunan (inheritance). Seluruh objek dalam kelas memiliki objek attribut, struktur maupun tingkah laku dalam sistem. Pemodelan berorintasi objek manggambarkan segala dalam dunia nyata dalam bentuk objek baik itu manusia, data, proses dan interaksi antar objek. Fasilitas yang nyata dari objek oriented adalah guna ulang (reuse) kode perangkat lunak yang membuat pengembangan aplikasi lebih cepat dan kuat. Dalam menganalisis sistem, penulis menggunakan Unified Approach (UA) sebagai salah satu metodologi yang terdapat pada konsep pengembangan sistem berorientasi objek. UA adalah suatu metodologi pengembangan perangkat sistem berorientasi objek, yang dikembangkan dari proses dan metodologi yang telah ada sebelumnya, dan menggunakan Unifield Modeling Language (UML) sebagai standar pemodelannya. Proses dan tahapan yang ada dalam UA merupakan proses-proses terbaik yang diambil dari metode objek yang telah diperkenalkan oleh Boch, Rumbaugh dan Jacobson. Tahap analisis dalam UA ditujukan untuk mengidentifikasi kelas-kelas yang terdapat dalam sistem. Adapun tahapan dari metodologi Unified Approach (UA) adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi User/Actors yang akan menggunakan sistem. b. Memodelkan Bussines Process menggunakan Activity Diagram. c. Mengidentifikasi Use Case menggunakan Use Case Diagram. d. Mengembangkan Use Case yang telah teridentifikasi dengan interaction diagram. e. Membuat klasifikasi menggunakan Class Diagram berdasarakan Use Case Daigram dan Interaction Diagram.
Sesuai dengan kebutuhan aplikasi perangkat lunak dalam studi kasus ini, maka didapat beberapa aktivitas yang dilakukan sampai kepada pengiriman adalah, sebagai berikut : a. Departemen Operasi mengikuti urutan langkah dalam membuat produk, memfasilitasi pembuatan produk sehingga menjadi barang yang mempunyai nilai. b. Menggunakan sistem pemesanan secara OnLine dan menggunakan operator sebagai layanan pelanggan, operator penjualan berperan sebagai penyimpan pesanan. Sistem memberitahukan kepada departemen operasi, bahwa pesanan produk telah selesai dibuat dan siap untuk didistribusikan dengan ketepatan waktu yang telah ditentukan untuk sampai ditempat. Mengidentifikasi pesanan yang unik yang telah diatur oleh divisi penjualan, setiap divisi penjualan memiliki skema penomoran untuk pesanan, sehingga apabila terjadi duplikasi pesanan antar divisi dapat segera untuk dihilangkan. c. Sistem memungkinkan untuk membatalkan pesanan yang telah diidentifikasi. d. Departemen operasi membutuhkan pemilihan produk untuk diproses, berbasis pada waktu yang dibutuhkan untuk membuat produk dan memaksimalkan waktu perusahaan dalam menginvestasikan produk. e Pengelola
dapat
mengambil
daftar
pesanan
dan
memastikan,
mengawasi
dan
mengendalikan arus produk yang keluar dan masuk. f Departemen operasi memberi tahu kepada logistik bahwa barang sudah siap untuk diantarkan, termasuk pemeriksaan terhadap ukuran, berat produk yang ada. Aplikasi yang akan dikembangkan dalam studi kasus ini merupakan Aplikasi Sistem Informasi Pemasaran (SIP) berbasis web, SIP adalah aplikasi web yang digunakan untuk proses pemasaran, transaksi dan reporting penjualan barang. Baik untuk pelanggan maupun distributor. SIP ini mendukung penjualan barang secara eceran dan layanan personal dari rancangan yang telah didefinisikan dalam bauran pemasaran (marketing mix).
Dalam aplikasi ini terdapat Aktor yang bertindak sebagai caller kepada sistem, terdapat lima aktor yang berperan dalam melakukan kontrak dengan sistem. Aktor tersebut : a. Pelanggan (Costumer) Pembeli perorangan sebagai pembeli utama produk barang. b. Operator Aktor yang melakukan pengelolaan registrasi dari satu atau banyak akun pelanggan. c. Manajer Pemasaran Kepala Penjualan/Pemasaran, setiap operator memberikan daftar/report untuk satu manajer dan setiap manajer mengawasi satu atau banyak operator, Manajer Pemasaran tidak bertugas untuk mengelola akun pelanggan. d. Analisis Pemasaran Orang/Aktor yang bertugas sebagai konsultan yang dapat melihat tren industri dan pasar di perusahaan dan menulis report atas hasil analisa, report pun dibuat untuk digunakan oleh Manajer Pemasaran untuk membantu membuat keputusan yang cerdas mengenai pasar. e. Sistem Administrator Aktor yang berperan sebagai penyimpan dan pengelola data, untuk halaman web termasuk front controller aplikasi. f. Teknisi Teknisi mempunyai peran sebagai sumber daya manusia mengolah bahan mentah menjadi barang jadi.
yang mengoperasikan dan
Gambar 4.4 Use Case Diagram Untuk Sistem Informasi Pemasaran Adapun urutan langkah dalam pembuatan produk hingga dipasarkan sesuai dengan diagram Use Case, adalah sebagai berikut : a. Membuat Produk Memilih janis produk dan mendeskripsikan nama produk. Menambah penempatan langkah operasi selama produk dibuat. Membuat inventaris penyimpanan barang dan mengelola proses pabrikasi produk. b. Penempatan Pesanan Menghitung total harga pada pesanan. Memvalidasi metode pembayaran. Menyimpan pesanan. Mengembalikan penelusuran informasi kepada pelanggan. Konfirmasi E-mail pada pelanggan. c. Membatalkan Pesanan Memastikan bahwa pesanan tidak memiliki duplikasi pada saat produk dibuat. Merubah status pemesanan untuk membatalkan. Periksa akun kartu kredit pelanggan. Konfirmasi E-mail untuk membatalkan pesanan.
d. Kebijakan harga Menentukan harga yang cocok untuk barang dipasar. Memberikan potongan harga kepada produk tertentu. Metode pembayaran barang. e. Menganalisa Pasar Menganalisa tren pasar dan kebijakan harga. Menganalisa volume penjualan/pembelian setiap barang per tahun. Menganalisa anggaran pemsaran yang dikeluarkan setiap tahun. Menganalisa pasar melalui faktor Marketing Mix. f. Memesan Barang Daftar pesanan yang tersedia, memastikan bahwa status belum terisi oleh barang lainya. Memastikan waktu antara pembuatan produk sampai pada produk jadi siap untuk dikirimkan dan telah sesuai, sehingga tidak terjadi penumpukan barang di gudang. Memilih salah satu produk untuk dibuat. Menyederhanakan kegiatan inventaris barang. Menelaah kembali tingkat ketersediaan (inventaris) barang, untuk mencegah kurangnya pasokan bahan mentah. g. Membangun Produk Dilakukan sesuai dengan langkah operasi, sampai produk selesai dibuat. h. Mengirimkan Pesanan/Logistik Memastikan bahwa produk yang telah dibuat, terkirim dan sampai kepada pelanggan.
SIP yang baik tidak hanya mendukung mekanisme penjualan, tetapi juga menyediakan informasi dan waktu, untuk menuntun para pembeli dalam proses penjualan secara digital.
Selanjutnya kita menentukan fungsionalitas, mengenai apa yang diinginkan oleh pelanggan, Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan oleh pembeli dalam kegiatan pembelian melalui media internet, proses interaksi tersebut dapat terlihat seperti : a. Intention to Buy Online (Kunjungan Pembelian Online) Kunjungan pelanggan terhadap pembelian produk spesifik yang menjadi motivasi dalam pembelian barang melalui situs internet. b. Decision to Buy Online (Keputusan Untuk Membeli Secara Online) Penentuan lokasi spesifik, untuk membeli secara Online, serta tambahan berupa kualitas layanan, produk, harga, promosi, pembelian, dukungan penjualan, personalisasi produk. c. Registration / Login Registrasi merupakan pernyataan informasi personal yang berupa, nama, umur, kelamin, status pendapatan, latar belakang pendidikan, harapan, status dan demografis. d. Online Catalog (Katalog) Online Catalog adalah katalog yang berada disisi front end, menampilkan hal yang bersifat interaktif untuk menyampaikan kepada pembeli potensial. Katalog menyediakan kombinasi dari seluruh produk yang tersedia, dengan dukungan berupa gambar, ciri, harga pembanding, layanan pembelian terhadap pelanggan. e. Search Facility (Fasilitas Pencarian) Fasilitas pencarian yaitu berupa form yang ditujukan untuk pencarian barang yang spesifik. f. Shoping Chart (Keranjang Belanja) Shoping Chart merupakan halaman tersendiri dalam daftar yang sudah di check out, yaitu berupa item pelanggan yang sudah dipilih dan akan dibayar, dalam halaman ini pembeli diizinkan untuk membatalkan satu atau lebih, merubah banyaknya barang dan secara otomatis menghitung biaya atas pembelian.
g. Payment (Cara Pembayaran) Payment adalah proses pembayaran berupa biaya kepada pemilik barang, dalam kasus ini alat pembayaran berupa digital cash yang dipertukarkan antara pemilik kartu kredit, tentunya dengan kemudahan dalam proses klasifikasi barang, sertifikasi barang dan tanggung jawab terhadap keamanan. h. Order Monitoring (Monitor Pesanan) Setelah berhasil mendapatkan barang, pembeli memasuki proses tunggu untuk menerima barang yang sudah dipesan, dan pembeli diizinkan untuk melihat kembali prosedur dalam memonitor aktivitas pembelian. i. Item Assesment (Penilaian Barang) Pembeli menilai dalam hal kondisi barang dan kelayakan. j. Report Item ( Daftar Item Pembelian) Daftar berupa bon dari hasil pembelian barang. k. Costumer Support (Dukungan Terhadap Pelanggan) Dukungan terhadap pelanggan, berupa layanan terpadu. l. Real Time Statistic Pengguna dapat melihat statistik penjualan Online. Pada saat memutuskan mengenai mana data yang akan dijadikan sebagai input informasi maka kita ditujukan untuk memilih antara data yang bersifat operasional atau data yang bersifat inferensial (untuk pendukung keputusan), maka dalam kasus ini akan digunakan data yang bersifat inferensial sebagai data yang akan dijadikan informasi, ini patut dijadikan sebagai pertimbangan, guna kemudahan dalam mengakses komponen perangkat lunak (Entitiy Beans) dalam kaitannya dengan aplikasi perangkat lunak, data tersebut dapat disajikan sebagai berikut:
a. Tabel Pelanggan Data yang akan dijadikan sebagai input informasi pada tabel Pelanggan yaitu : Id pelanggan, nama produk, nama lengkap, alamat, propinsi, usia, kota, kode pos, nomor telepon, nomor fax, alamat email, jenis kelamin, pendapatan, pekerjaan, tingkat pendidikan dan jumlah anak. b. Tabel Transaksi Data yang akan dijadikan input informasi pada tabel Transaksi yaitu : Id pelanggan, jenis produk minuman, jumlah pembelian, total transaksi, waktu transaksi,nomor akun, nomor kartu kredit, id barang, saluran distribusi, ukuran produk minuman, harga promosi, jenis pasar dan varian rasa. c. Tabel Produk Minuman Data yang akan dijadikan input informasi pada tabel Produk Minuman yaitu : Id produk, jenis produk minuman, ukuran produk minuman, jumlah pembelian, tanggal terjual dan total produk terjual. d. Tabel Layanan Pelanggan Data yang akan dijadikan input informasi pada tabel Layanan Pelanggan yaitu : tempat pembelian, id pelanggan, nama pelanggan, alamat pelanggan, nomor telepon, email, keluhan pelanggan dan tanggal layanan. e. Tabel Data History Data yang akan dijadikan input informasi pada tabel Data History yaitu : id prospek pelanggan, nama, alamat, nomor telepon, kota, provinsi, kode pos, id produk, saluran distribusi, jenis produk/minuman, waktu pembelian, total produk terjual/botol, total produk terjual/liter, kelompok pembeli, penghasilan pembeli dan kebiasaan pembeli.
f. Tabel Prediksi Pemasaran Data yang akan dijadikan input informasi pada tabel Prediksi Pemasaran yaiut : id pelanggan, total penjualan, total anggaran pemasaran, nama produk minuman, waktu produk dipasarkan, ukuran produk minuman, varian rasa, jenis pasar, total penjualan, jenis anggaran pemasaran, anggaran promosi, anggaran non promosi, personal selling, sales promotion, riset pasar, distribusi, administrasi, prediksi volume penjualan, prediksi volume penjualan, prediksi anggaran pemasaran, prediksi anggaran promosi dan prediksi anggaran non promosi. Perangkat lunak dikembangkan untuk mnyelesaikan suatu masalah, masalah itu dapat berupa bisnis itu sendiri, termasuk didalamnya bagaimana untuk memperkecil perhitungan waktu, biaya pada organisasi. Keputusan untuk merancang akan berdampak pada bagaimana model berevolusi, analisis dan perancangan yang outputnya membuat model atau cetakan harus diawali dengan pemetaan domain masalah kedalam bentuk yang mudah dimengerti untuk diselesaikan. Use case yang dipaparkan, menggambarkan fungsionalitas dari sistem, model pada domain masalah, direfleksikan dalam pikiran nyata diantaranya berbentuk dokumen dan manusia. Semua ditujukan sebagai dasar membuat cetakan (artifact) yang dapat menyelesaikan suatu masalah yang tertuang dalam bentuk kelas yang berinteraksi dengan sistem perangkat lunak. Modul yang berevolusi dapat memberikan manfaat informasi mengenai sistem, termasuk hubungan antar kelas. Solusi tertuang dalam bentuk rancangan, maka perancangan harus cukup sederhana dan mudah dimengerti, karena esensi dari perancangan sebuah sistem adalah menggambarkan sebuah cetakan / model. Dalam setiap kasus kita tidak dapat memberi solusi yang mutlak, kita hanya dapat memecahkan suatu masalah dalam bentuk konteks. Dalam kasus ini, hubungan antar objek dibentuk dalam suatu interaksi antar kelas, dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.5 Kelas Diagram Untuk Proses Pembayaran Dalam studi kasus ini, modul ditujukan sebagai perlengkapan sistem, bangunan sistem ini dibagi terhadap beberapa kelas, yang menyelesaikan masalah dalam bentuk iterasi. Salah satu kelas tersebut adalah pesanan pembelian yang terdapat pada kelas produk, kelas produk memiliki attribute dasar berupa kode produk dan kategori yang tersaji di layar untuk pengguna akhir. Setiap produk dipilih oleh pengguna yang disimpan dalam keranjang belanja (Shopping Chart), hasil belanja ditampilkan dalam bentuk item baris (Line Item). Interaksi dengan pembeli, barang dikelola pada aliran kerja pemesanan barang, yang mana aliran ini terenkapsulasi dari antar muka pengguna, dengan kata lain untuk menampilkan produk, memilih produk dan menyetujui pesanan yang telah dibayar, kelas-kelas terdapat pada lapisan logika / Controller . Pesanan barang yang telah disetujui (commit) akan disimpan dalam basis data, sedangkan bila pembeli membatalkan pesanan barang, maka sistem akan membatalkan
barang (rollback). Sedangkan untuk proses pemesanan dan pembayaran pesanan, dikirim melalui aliran pesan kepada manajer pemasaran untuk dijadikan sebagai informasi yang membantu dalam membuat keputusan pemasaran. Proses pembelian harus melibatkan akun sebagai pengenal dan membatasi dari pihak yang tidak memperoleh wewenang dalam mengoperasikan sistem. Untuk kebutuhan dalam menganalisis data, yang penggunaanya ditujukan kepada manajer pemasaran, akan menampilkan berupa data dari proses pembelian barang oleh pelanggan, yang disajikan dalam bentuk grafik. Hasilnya akan memberikan manfaat berupa informasi yang membantu manajer pemasaran dalam mengambil keputusan, terutama mengenai keputusan rencana penjualan tahunan, strategi pemasaran, dan anggaran pemasaran. Komponen selanjutnya dalam proses perancangan perangkat lunak adalah proses prakiran pasar dan proses layanan pelanggan. Proses peramalan pasar berhubungan dengan data yang berada pada tabel peramalan dan tabel data history, sedangkan untuk proses pelayanan pelanggan berhubungan dengan data yang berada tabel layanan dan pelanggan. Proses peramalan pasar tertuang dalam cetakan / diagram kelas, diperlihatkan dalam gambar berikut :
Gambar 4.6 Kelas Diagram Untuk Proses Prakiraan Pasar
Proses prakiraan pasar merupakan proses memperkirakan potensi pasar, untuk waktu yang akan datang dengan menggunakan metode regresi linear sederhana, data tersebut diambil dari data yang diperoleh pada tahun sebelumnya dan sekarang. Prakiraan pasar dalam cetakan diagram kelas terbagi dalam tiga attribute yakni proses peramalan penjualan, proses peramalan produk dan proses keputusan pemasaran. Proses peramalan penjualan berusaha untuk memprakirakan penjualan untuk tahun yang akan datang. Proses peramalan produk merupakan perhitungan, mengenai seberapa besar produk yang terjual dipasar dan mengukur seberapa kuat potensi pasar untuk dapat menerima barang/produk. Selanjutnya proses keputusan pemasaran merupakan dampak dari kedua komponen diatas yakni proses peramalan penjualan dan proses peramalan produk, dimana kedua proses tersebut akan berdampak pada keputusan pemasaran, diantaranya anggaran pemasaran. Yang terakhir adalah perancangan cetakan pada proses layanan pelanggan, layanan pelanggan adalah proses mengidentifikasi keingginan dan kebutuhan pelanggan melalui ciri demografis, kelas diagram untuk proses layanan pelanggan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.7 Kelas Diagram Untuk Proses Layanan Pelanggan
Proses Layanan pelanggan adalah proses yang sederhana, dimana komponen dari masing-masing kelas menampilkan attribute dari pelanggan dan jenis pelayanan informasi, diamana proses layanan pelanggan berguna untuk menjalin komunikasi antara perusahaan dan pelanggan. Setelah terjadi pembelian barang, informasi yang diberikan pelanggan akan dijadikan masukan terhadap manajemen dalam setiap pengambilan keputusan.
4.7 Perhitungan Penjualan Menggunakan Regresi Linear Sederhana Dalam menganalisa penjualan, standar yang akan digunakan adalah penjualan yang akan dicapai pada tahun 2012. Untuk itulah dibutuhkan berbagai informasi yang dapat mendukung keakuratan. Informasi ini dapat diperoleh dari hasil audit target pasar dan audit penempatan produk di pasar melalui serangkaian analisa penjualan, dengan mengukur masing-masing segmen pasar yang dimasuki. Melalui analisa regresi yang selanjutnya akan disesuaikan dengan keberadaan lingkungan yang akan diramalkan untuk tahun yang sama. Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai metode regresi yang akan digunakan untuk mengadakan peramalan penjualan, maka terlebih dahulu akan diperhatikan pola hubungan yang terdapat pada data yang akan diobservasi. Umumnya dalam peramalan, variabel yang akan diramalkan yakni penjualan dan permintaan suatu produk, yang dinyatakan sebagai variabel tertentu dan dipengaruhi oleh variabel lainnya, variabel-variabel tersebut sering disebut dengan variabel penentu, variabel bebas (Independent Variabel). Hubungan antar variabel bebas dan variabel yang ditentukan merupakan fungsi. Dengan demikian dalam peramalan digunakan fungsi, sebagai usaha untuk melihat pola hubungan yang ada pada masa lalu, antara variabel yang diramalkan dengan variabel yang menentukannya. Untuk kepentingan peramalan penjualan dalam tulisan ini, maka akan dipergunakan analisa deret waktu. Peramalan dengan menggunakan analisa deret waktu ini didasarkan pada hasil ramalan yang disusun atas pola hubungan antar variabel-variabel yang dicari, dengan
variabel waktu, yang merupakan satu-satunya variabel bebas. Dalam analisa ini dilakukan usaha untuk mencari pola deret data historis dan kemudian mengekstrapolasi data untuk masa yang akan datang. Untuk melakukan perhitungan melalui analisis regresi bagi peramalan tingkat penjualan, diperlukan data, data historis dari penjualan yang telah dicapai pada athun sebelumnya, sebagai data yang akan diramalkan (Y) dan kurun waktu sebagai data variabel bebasnya (X). Berikut disajikan tabel dari perhitungan koefisien regresi dari penjualan PT. CCAI pada kurun waktu 2005 – 2011 adalah sebagai berikut : Tabel 4.18 Perhitungan Koefisien Regresi dari Penjualan PT.CCAI Dari Kurun Waktu 2005-2011 (Ribuan Unit) Tahun
Y
X
X2
X3
X4
Y2
X2Y
XY
2005
25.683,6
0
0
0
0
659.647.309,0 0
0
2006
27.109,7
1
1
1
1
734.935.834,1 27.109,7
27.109.7
2007
28.753,4
2
4
8
16
826.758.011,6 57.506,8
115.013,7
2008
40.017,3
3
9
27
81
1.601.384.299 120.051,9 360.155,7
2009
39.190,3
4
16
64
256
1.535.856.100 156.761,2 627.044,8
2010
40.301,7
5
25
125
625
1.624.227.023 201.508,5 1.007.542,5
2011
40.214,0
6
36
216
1.296
1.617.165.796 241.284,0 1.447.704,0
Total
241.270.0 21
91
441
2.275
8.599.974.373 804,222,1 3.584.570,4
Dari perhitungan yang ditujukan dalam tabel tersebut, mencakup perhitungan regresi non linear, karena data-data historis dari penjualan selama kuun waktu 2005-2011
menunjukan trend angka yang berfluktuasi. Adapun dengan menggunakan notasi dari persamaan, adalah sebagai berikut : Y = a + bX + cX² dimana, Y adalah variabel yang diramalkan dan X adalah variabel waktu, serta a, b dan c adalah parameter (konstanta). Apabila persamaan fungsi diatas diaplikasikan ke dalam perhitungan yang terdapat dalam tabel, maka akan dihasilkan perhitungan peramalan penjualan untuk tahun 2012 sebagai berikut : Diketahui : N
Y
X
X2
X3
X4
XY
7
241.270 8.599.974.373 21
91
441
2.275
804.222,1 3.584.570,4
Y
X2Y
Dari formula umum diperoleh : Y = Na + bX + cX2 XY = aX + bX2 + cX3 X2Y= aX2+ bX3 +cX4 Dari Formula umum yang terdapat diatas, jika kita substitusikan ke dalam bentuk perhitungan diatas, diperoleh bentuk seperti berikut : 241.270
= 7a + 21b + 91c
(Persamaan 1)
804.222,1
= 21a + 91b + 441c
(Persamaan 2)
3.584.570,4 = 91a + 441b +2.275c
(Persamaan 3)
Untuk memecahkan ketiga persamaan tersebut guna mencari nilai konstanta dari a, b, c maka digunakan persamaan 1 dan persamaan 2, untuk menghilangkan salah satu parameter a atau b atau c, dimana akan diperoleh : 241.720
= 7a + 21b + 91c | X 3
804.222,1 = 21a + 91b + 441c | X 1
725.160
= 21a + 63b + 273c
804.222,1 = 21a + 91b + 441c (-)
- 79.062,1 = - 28b - 168c (Persamaan 4) Kemudian diambil persamaan 1 dan persamaan 3 : 241.270
= 7a + 21b + 91c
| X 13
3.584.570,4 = 91a+ 441b +2.275c | X 1
3.136.510
= 91a + 273b + 1.183c
3.584.570,4 = 91a + 441b + 2.275c (-) -448.060,4 = -168b – 1.092c (persamaan 5)
Selanjutnya untuk mencari nilai akhir dari parameter a atau b atau c diambil persamaan 4 dan persamaan 5, dengan cara perhitungan yang sama dengan sebelumnya, maka diperoleh hasil : 79.062,1
= 28b + 168c
|X6
448.060,4 = 168b+ 1092c | X 1
474.372,6 = 168b + 1008c 448.060,4 = 168b + 1092c(-) 26.312,2 = -84c c
= - 313,24
Nilai parameter c yang diperoleh ini, kemudian disubstitusikan ke dalam salah satu persamaan 4 atau persamaan 5, untuk mencari nilai parameter b, sehingga dapat diperoleh hasil : 79.062,1 = 28b + 168C 79.062,1 = 28b + 168(-313,24) 79.062,1 = 28b -52.624,32 28b = 79.062,1 – 52.624,32 28b = 131.686,42 b = 4.703,09 Selanjutnya nilai parameter b dan c disubstitusikan pula ke dalam persamaan 1, sehingga akan didapatkan hasil : 241.270 = 7a + 21b + 91c 241.270 = 7a + 21 (4.703,09) + 91 (-313,24) 241.270 = 7a + 9.8764,89 + 2.8504,84 7a = 241.270 + 9.8764,89 + 2.8504,84
7a = 171.009,95
, a = 24.429,99
Dari hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi untuk peramalan penjualan PT. CCAI: Y = 24.429,99 + 4.703,09X - 313,24X2 Dengan mempergunakan persamaan regresi tersebut, maka dapatlah disusun besarnya ramalan penjualan untuk tahun 2012 sebesar : Y = 24.429,99 + 4703,09 (21) – 313,24(91) Y = 24.429,99 + 98.764,89 - 28.504,84 Y12 = 94.690,04 Dari persamaan regresi tersebut diketahui bahwa tingkat penjualan PT. CCAI pada tahun 2012 diramalkan sebesar 94.690,040 unit. Hal ini menunjukan bahwa tingkat penjualan pada tahun 2012, diramalkan akan naik sekitar 57,5 % (didapat dari total penjualan tahun 2011 – peramalan tahun 2012, lalu selisih dari hasil tersebut dibagi dengan peramalan tahun 2012 dikalikan dengan persentase ), maka didapat : Total selisih = 94.690,04 – 40.214 = 54.476,04 Persentase
= (54.476,04 / 94.690,04) X 100 = 57,5 %
Setelah mendapatkan besarnya nilai ramalan penjualan, maka selanjutnya akan dilakukan pengujian terhadap peramalan regresi yang dipergunakan dalam menyusun ramalan tersebut, melalui koefisien korelasi untuk mengetahui ketepatan variabel yang mempengaruhi besarnya penjualan yaang diramalkan. Koefisien korelasi (r) antara variabel yang diramalkan yaitu penjualan sedangkan untuk variabel bebasnya yaitu waktu : r = ________n ( ∑XY ) – ( ∑X ( ∑Y ))______ √( n ( ∑ Xi2 ) – ( ∑ X )2) . ( n ∑ Yi2 – (∑ Y)2)
r=
7 ( 804.222,1 ) – 21( 241.270 )__________ √( 7 ( 91 ) - ( 21) 2 . 7 ( 8.599.974.373) – ( 241.270)2 )
r=
_____ 5.629.554,7 – 5.066.670__________ √( 637 - 441) . ( 60.199.820.610 – 58.211.212.900 )
r=
______562.884,7_____________ = _________562.884,7____________ √( 196 ) . ( 1.988.607.710 )
√ 389.767.111.200
r = 562.884,7 / 624.313,31 = 0,901606
Dari hasil koefisien korelasi ini dapat diperoleh koefisien determinan (R 2) adalah (0,901606)2 = 0,8128933 = 0,81 ( hasil pembulatan) koefisien korelasi (r) sebesar 0,901606 menunjukan bahwa antara variabel yang diramalkan dengan variabel bebasnya mempunyai hubungan yang kuat, yakni sekitar 90,16%. Sedangkan koefisien determinan (R2) sebesar 0,81 menunjukan bahwa variabel waktu dapat meramalkan PT. CCAI untuk tahun 2012 dengan tingkat keakuratan sekitar 81,28 %. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa peramalan penujualan untuk tahun 2012 ini telah memenuhi persyaratan ketelitian dan kecermatan yang ditinjau dari segi matematis serta dapat dijadikan sebagai tolak ukur, namun demikian bahwa tingkat keakuratan dan ramalan tersebut hanya sekitar 81,28 %. Hal ini berarti bahwa sisanya yang sebesar 18,72 % terdapat nilai kemungkinan dari berbagai faktor yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan PT. CCAI . Hasil perhitungan yang telah didapat untuk tahun 2012 adalah sebesar 94.690,040 unit, data ini diperoleh dari hasil analisis pada data tahun sekarang dan tahun sebelumnya, untuk mengetahui lebih rinci, mengenai analisis prakiraan penjualan masing-masing tahun dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 4.19 Perhitungan Prakiraan Penjualan PT.CCAI Dari Kurun Waktu 2006-2011 (Ribuan Unit) Tahun
Prakiraan
Y2006
-
Y2007
26.396,65
Y2008
30.179,20
Y2009
50.795,14
Y2010
61.186,34
Y2011
1.405.890,79
Untuk prakiraan data pada tahun 2006 tidak dicantumkan, ini dikarenakan untuk perhitungan tahun tersebut memerlukan data-data yang diperoleh dari tahun sebelumnya, sehingga sulit untuk meramalkan seberapa besar unit penjualan barang yang harus dikeluarkan ke pasar.
4.8 Perancangan Perangkat Lunak Perangkat Lunak studi kasus ini, dibangun dengan menggunakan konsep Perancangan MVC (Model-View-Control). Konsep MVC sangat berhubungan dengan pembuatan aplikasi J2EE. Aplikasi Multitier adalah aplikasi yang diperuntukan dan dirancang antar banyak lapisan logika dan lapisan fisik, pada saat dieksekusi setiap lapisan ditujukan untuk fungsi aplikasi tertentu dan berkomunikasi dengan yang lainnya, setelah didefinisikan dengan benar. Aplikasi selanjutnya berkerja dengan memindahkan sinyal dan data dari lapisan ke lapisan dalam menanggapi input program dari pengguna, urutan lapisan tersebut adalah : a. Client Client merupakan perlengkapan aplikasi yang dimasukan dan dimanipulasi oleh pengguna, aplikasi yang berada disisi client dapat hidup dalam browser web atau aplikasi stand alone.
b. Midlle Midlle merupakan perlengkapan aplikasi yang memuat logika bisnis, yang mengendalikan aliran informasi antara pengguna dan data perusahaan. Dalam J2EE lapisan tengah menangani dua lapisan bagian, yakni lapisan web yang mana menangani komunikasi dengan lapisan client, lapisan Enterprise Java Beans(EJB) yang menangani logika bisnis dan akses kepada data perusahaan. c. Enterprise Information System (EIS) EIS merupakan perlengkapan aplikasi yang menyediakan akses untuk penyimpanan data perusahaan yang berbeda, termasuk basis data relasional, sistem email, legacy system, keseluruhannya dapat diakses melalui penggunaan standar API. Para perancang J2EE menyelesaikan masalah dengan cara yang baik dan unik, yaitu dengan menggunakan platform model berlapis, J2EE dirancang untuk membangun sistem berbasis web yang diturunkan dari arsitektur berlapis, web adalah dunia pada browser, MVC secara khusus digunakan untuk kemudahan dalam membangun dan merawat aplikasi, MVC menyelesaikan konsep logika aplikasi yang terbagi kedalam tiga lapisan, diantaranya : a. Model Lapisan logika aplikasi
yang berintikan entitas bisnis dan sekumpulan logika bisnis.
Dalam aplikasi nyata, model objek biasanya dipetakan kedalam baris dalam tabel basisdata dan mengenai kode yang dipergunakan untuk memanipulasi data. Objek model diterapkan secara stabil pada objek bisnis yang dapat diguna ulang dan untuk digunakan antar para pengembang enterprise dalam banyak aplikasi. b. View Lapisan ini berhubungan dengan tampilan pada sebuah aplikasi, data dan perintah. Dengan kata lain pengguna melihat tampilan dari sudut pandang sistem, tampilan objek dapat
dibuat dengan merender halaman HTML dalam browser atau antarmuka pengguna yang diolah dari aplikasi java yang berada di client. c. Controller Lapisan yang berada diantara lapisan view dan model. Controller merupakan tempat diterapkannya logika bisnis dan aliran kerja. Perintah diawali dari pengguna dalam kode yang dipicu dari lapisan view yang diteruskan kepada control layer, dimana pada proses tersebut terjadi manipulasi satu atau banyak objek yang terdapat didalam lapisan model, untuk sepenuhnya diberi perintah dari objek control berupa aplikasi spesifik, tetapi juga dirancang untuk digunakan dalam banyak aplikasi. MVC adalah model yang sangat kuat, ini dikarenakan oleh adanya pembagian kode untuk masing-masing fungsionalitas, sehingga perubahan yang dibuat dalam satu lapisan aplikasi,
tidak
berdampak
kepada
lapisan
yang
lainnya.
Pemisahan
kode
dari
fungsionalitasnya merupakan konsep yang kita kenal dengan decoupling. Khususnya digunakan dalam lapisan tampilan (view), yang mana selama ini merupakan lapisan yang banyak mengalami perubahan pada aplikasi. Decoupling kode pada setiap lapisan, merupakan pembagian untuk siklus hidup sebuah aplikasi, ini disebabkan frekuensi perubahan yang ada dalam aplikasi cukup besar, tentunya dengan menulis ulang potongan sisa dari aplikasi yang lampau. Pembagian sejumlah keterampilan pada domain expert menjanjikan bertambahnya produktivitas pengembang, ini disebabkan karena pengembang dapat berfokus dalam kebutuhan setiap aplikasi yang ingin dirubah, tanpa mempermasalahkan akibat dari tumpang tindih dari sejumlah perubahan yang terdapat dalam sistem. Hal tersebut sangat menguntungkan, karena dapat memperkecil biaya pengembangan, kemudian pembagian domain expert pada wilayahnya masing-masing dapat memperkecil waktu untuk masuk kedalam pasar terutama untuk halaman web dan aplikasi.
Konsep decoupling, sebagaimana konsep pada pembuatan MVC yang digunakan untuk merancang aplikasi multilapis dalam lingkungan terdistribusi, decoupling membuat mungkin secara teori untuk menyebarkan (deployment) perlengkapan yang berbeda, pada mesin dan aplikasi yang berbeda. Bilamana kode berada dilapisan client, maka dapat dijalankan di workstation client. Sedangkan kode yang berada di lapisan model dan kontrol dapat dijalankan di sisi server. Dengan ini dapat memberikan kemudahan dalam mengakses client dan secara physical untuk menyimpan data perusahaan, sehingga meningkatkan kehandalan. Kita pun dapat mengkombinasikan penggunaan dalam platform java, dengan lingkungan yang fleksibel, sehingga kode yang dibuat dapat kita sebarkan (deployment) kepada kombinasi dari perangkat lunak dan sistem operasi yang terbaik untuk aplikasi. Motivasi lainnya untuk menggunakan platform MVC adalah pembagian yang bersih antar tim pengembang dari kumpulan keahlian, sehingga pakar untuk pembuatan GUI dapat berkerja pada lapisan view, domain expert dapat bekerja pada lapisan controller dan pakar untuk basis data dapat bekerja pada lapisan model. Pembagian yang bersih pada kerterampilan personil dalam anggota tim, akan membuat produktivitas bertambah. Setelah para perancang J2EE memutuskan untuk memakai model MVC, maka langkah selanjutnya, yakni bagaimana untuk menerapkanya pada persoalan nyata. Solusi yang baik untuk memetakan kumpulan objek yang kecil pada komponen perangkat lunak, yakni dengan menentukan spesifikasi kontainer yang digunakan pada host komponen. Kontainer berlaku secara menyeluruh, sehingga setiap vendor aplikasi yang mengiinginkan untuk membangun dan menggunakan kontainer J2EE sebagai mesin aplikasi dapat terpenuhi. Meskipun setiap vendor dapat bebas untuk menambah ciri yang lainnya pada kontainer, kita dapat tetap menjaga kumpulan kompatibilitas kebutuhan sebelum kontainer tersebut dapat terspesifikasi oleh Sun, proses sertifikasi merupakan komponen aplikasi yang telah ditulis melalui standar J2EE yang berjalan dalam kontainer pada setiap vendor. Runtime yang dijalankan pada aplikasi J2EE
memiliki dua karakteristik yakni kontainer dan komponen, karakteristik tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a.Kontainer Kontainer menyediakan dukungan runtime untuk mendukung tipe pada komponen, J2EE mendefinisikan 4 tipe kontainer : Kontainer web untuk hosting komponen web, kontainer EJB untuk hosting komponen EJB, kontainer applet untuk hosting applet disisi client yang berjalan di browser web, dan kontainer aplikasi client untuk hosting aplikasi java disisi client yang berjalan diluar browser web. Kontainer pun menyediakan dukungan untuk : Mengakses kontainer tertentu berupa API dan layanan (Servlet API untuk Servlet, EJB API untuk EJB, keamanan dan layanan transaksi untuk EJB). Layanan ini termasuk dukungan siklus hidup untuk komponen, kontainer secara otomatis mengelola untuk membuat dan menghancurkan komponen dalam menanggapi permintaan pengguna dalam sistem. Akses kepada J2EE API sebagai antarmuka dengan sistem dan komponen yang lainnya (JDBC, JMS, JNDI, JTA, Java Mail dan RMI). Dukungan untuk mengkonfigurasikan runtime pada komponen yang dimuat melalui deployment descriptor, yang mana diterapkan pada file berformat XML, untuk mengizinkan perakit aplikasi dan komponen J2EE, untuk memodifikasi tingkah laku runtime pada komponen sederhana dari pengaturan dalam file XML, seperti pada entity EJB untuk server basis data yang berbeda b. Komponen Komponen merupakan potongan pada fungsionalitas aplikasi tertulis yang berjalan diadalam kontainer komponen J2EE, Komponen J2EE dapat kita pisah menjadi 4 tipe yaitu, komponen web (JSP dan Servlet) yang berjalan pada kontainer web, komponen EJB
(Session Beans, Message Beans dan entity Beans) yang dijalankan pada EJB kontainer, komponen applet (aplikasi sisi client yang ditulis dalam bahasa java) yang dijalankan pada applet kontainer (biasanya browser web), dan komponen aplikasi client (full feature aplikasi
berada disisi client
yang ditulis dalam bahasa java) yang dijalankan dalam
kontainer aplikasi client (biasanya java virtual machine dalam komputer client). Untuk pembuatan komponen view diterapkan melalui penggunaan JSP, teknik yang digunakan adalah dengan memisahkan antara logika bisnis dan persentation logic (JavaBeans dan tag library) , JSP hanya berhubungan dengan tampilan dan model data, komponen kontroller diterapkan dengan menggunakan kombinasi servlet dan JSP serta mengunakan EJB sebagai helper class. Menggunakan komponen kontroller dalam perancangan aplikasi web, merupakan konsep yang bernilai dan sering kali digunakan untuk menyelesaikan permasalahan pengembangan aplikasi web, komponen kontroller yaitu servlet dan JSP yang menerima seluruh permintaan dari URL aplikasi. Komponen EJB dirancang untuk mengenkapsulasi logika bisnis serta untuk menjaga pengembang aplikasi dari masalah mengenai sistem perangkat lunak, diantaranya mengenai pemrosesan transaksi (Transaction), keamanan (Security), perluasan (Scalability), konkurensi (Concurency), komunikasi (Communication), pengelolaan sumber daya (Resource), penyimpanan (persistance), penanganan kesalahan (Error Handling) dan banyak API yang dapat terhubung dengan lingkungan operasi. JavaBeans menyediakan format yang bertujuan umum yakni berupa komponen yang belum terikat secara penuh sedangkan arsitektur dari Enterprise Java Beans menyediakan format untuk komponen logika bisnis yang telah ditentukan, jadi EJB merupakan kumpulan kelas java dan format file bertipe XML yang disatukan kedalam unit-unit tersendiri, kelas-kelas java mengikuti aturan yang terikat dan menyediakan metoda pemanggilan set/get aksesor.
Dari perspektif programmer bean, EJB dijalankan di dalam kontainer EJB, yang merupakan bagian dari fungsi server aplikasi. Kontainer bertanggung jawab untuk mengelola hubungan antar sistem perangkat lunak, pembagian pada masing-masing keahlian antara programmer bean dan kontainer bean, merupakan rangkaian ide dari teknologi EJB. EJB tidak hanya terbatas untuk organisasi yang menggunakan Teknologi Informasi sebagai operasional kerja, EJB ditujukan untuk setiap perusahaan agar dapat menjalankan perancangan proses bisnis secara berbeda, ini artinya EJB adalah komponen yang dapat diguna ulang. Pengembangan perangkat lunak berbasis komponen tidak hanya terbatas didalam pembuatan perangkat lunak disisi klien tetapi juga disisi server. EJB ditujukan untuk menyatukan komponen logika bisnis yang dapat diguna ulang, sehingga kita dapat menyebarkan komponen bisnis kepada vendor lain. Dengan kemudahan dalam penyebaran komponen, berarti meningkatkan produktivitas pengembangan perangkat lunak, sebab aplikasi dapat kita kelola dengan grup kerja yang terkoordinasi. Hasil yang utama dari teknologi EJB adalah arsitektur komponen terstandarisasi untuk membangun sistem bisnis terdistribusi yang berorientasi objek. EJB menyediakan tiga bentuk dalam mengelola siklus hidupnya diantaranya entity beans, sessions beans dan message driven beans. Pada kasus ini akan menggunakan sessions beans untuk menggambarkan alur bisnis dan entity beans sebagai model data. Sessions beans merupakan unit tersendiri yang merupakan logika bisnis perusahaan, diantaranya menghitung total penjualan tahunan dan produk, potongan harga yang ada pada produk, prediksi penjualan tahunan. Disini sessions beans bertindak sebagai sesi dari waktu hidup perangkat lunak, ketika waktu aplikasi dalam keadaan mati dan setelah mesin dihidupkan kembali. Rentang waktu tersebut tidak akan lenyap, sampai pelanggan menyetujui suatu tindakan, profiler pada Session beans diperlihatkan pada gambar berikut:
Gambar 4.8 Profiler Session Beans Sedangkan untuk entity beans merupakan perwujudan berorientasi objek dari model data konseptual ke data yang dapat disimpan didalam basis data, sehingga klien dapat mengakses basisdata secara simultan, Profiler Pada Entitiy Beans dapat diperlihatkan gambar berikut :
Gambar 4.9 Profiler Entity Bean Entity Beans yang ada didalam studi kasus ini yakni ditampilkan dalam skema tabel data history, tabel prediksi pemasaran, tabel pelanggan, tabel transaksi, tabel produk dan tabel layanan pelanggan. Entity beans sangat berhubungan dengan data yang dikelola pada basis data, entity beans dapat dikelola dari perspektif programmer (beans manage
persistance) atau kontainer (container manage persistance) dalam studi ini akan difokuskan pada perspektif program. Para perancang aplikasi java disisi server, harus mengerti keterpaduan antara Servlet, JSP dan EJB agar dapat berjalan semestinya, penting pula untuk mengerti setiap API yang membentuk keterpaduan fungsional pada aplikasi perangkat lunak. EJB menyediakan layanan enterprise berupa layanan perangkat lunak, yang menjadi dasar untuk organisasi bisnis tertentu. EJB API dirancang oleh programmer aplikasi dan menyediakan layanan pada sistem, sehingga dapat berfokus dalam logika bisnis aplikasi. Setiap arsitektur yang bertambah kompleks akan menyebabkan bertambahnya kekuatan perangkat lunak, dalam kasus ini akan diaplikasikan pada aplikasi web yang sederhana dan ditulis dengan JSP Page sebagai server script dan servlet yang menyediakan konten yang dinamis. Ini memungkinkan untuk menyisipkan script dan akses data dinamis pada halaman web yang memberikan kemudahan dalam perluasan dan perawatan. Proses pengembangan aplikasi web yang terpadu, sulit dipisahkan dari peran perancang web dan pengembang logika bisnis. Aplikasi yang kompleks dapat diselesaikan dengan pendekatan modular, pada aplikasi perangkat lunak ini akan kita pisahkan pemrosesan data dan logika tampilan, dengan menggunakan JSP sebagai tools yang mengambil komponen yang diguna ulang (JavaBeans), sehingga ketika kebutuhan aplikasi bertambah kompleks dan akses kepada logika bisnis terus berlangsung, maka data yang ada dapat kita kluster kedalam komponen. Keputusan untuk menggunakan EJB tidak hanya berbasis dalam kompleksitas aplikasi, tetapi juga terhadap layanan yang disediakan oleh kontainer EJB berupa transaksi, penyimpanan, perluasan dan keamanan. Salah satu yang membuat mudah kita untuk menerapkan EJB sebagai objek bisnis aplikasi, karena EJB dirancang untuk tugas menampilkan objek bisnis tanpa membuat programmer logika bisnis menyediakan layanan terhadap sistem. Kontainer adalah lingkungan eksekusi untuk komponen, komponen hidup dalam kontainer dan kontainer menyediakan layanan untuk komponen, kontainer berjalan dalam server aplikasi yang
menyediakan lingkungan eksekusi untuk kontainer, komponen berinterkasi dengan kontainer dan sumber daya antara muka antara kontainer dan server aplikasi. Client adalah setiap pengguna EJB ataupun aplikasi java disisi client yaitu servlet, untuk memediasi komunikasi dengan EJB. Tentunya kita harus membedakan antara pekerjaan programmer web dan programmer EJB. Programmer klien merupakan kumpulan developer bean yang menggunakan EJB, dasarnya adalah kita membutuhkan pengetahuan untuk mencari atau membuat bean, bagaimana membuat metoda, bagaimana merilis sumber daya, disisi klien akan mengunakan prosedur yang sama untuk membuat objek, lookup dan method invocation, EJB memiliki dua interface, yakni : a. Home Interface adalah yang utama untuk siklus hidup operasi, membuat, mencari, dan mengembalikan metoda. Home Interface bukanlah kumpulan dari beans, tetapi dia adalah tipe dari beans. b. Remote Interface adalah metoda bisnis yang secara logika menampilkan beans tertentu dalam server Remote Interface juga menyediakan kumpulan metode dengan bean interface Keuntungan lainnya pemrograman dengan menggunakan EJB adalah memberikan kemudahan dalam mengembangkan sistem transaksional, sehingga menjamin produktivitas pemrogram dan kemampuan aplikasi.
4.9 Perancangan Antarmuka Pengguna Perancangan antarmuka pengguna berfungsi menjembatani interkasi antar mesin dengan manusia melalui tampilan (Interface), agar memudahkan pengguna dalam mengoperasikan perangkat lunak, maka Interface perlu dirancang dan diuji sesuai dengan kenyaman pengguna, dalam tahap awal perancangan Interface dapat digambarkan sebagai berikut :
Profile
CocaCola
Sprite
Fanta
Minute Maid Pulpy
Powerade Isotonik
Login
Search
Fresteaa
Nama Produk Deskripsi Produk
Gambar Produk
Jumlah Pembelian Report Pembelian
Nama Produk Nama Produk Nama Produk
Gambar 4.10 Perancangan Antarmuka Aplikasi Pada Halaman Utama Untuk kolom deskripsi produk, gambar, jumlah pembelian dan report pembelian merupakan tampilan aplikasi perangkat lunak, yang nantinya akan disimpan dalam data transaksi barang.
Logo G R A F I K
Total Sales, Target Sales dan Prakiraan Penjualan
Insert Data Produk
Update
Delete
Report Data
Segmentasi Pasar
Anggaran
Tampilan Dari Operasi
Gambar 4.11 Perancangan Antarmuka Untuk Aplikasi Utama
Perancangan Aplikasi Utama manampilkan halaman yang berupa analisis transaksi barang yang ditampilkan dalam bentuk grafik, grafik tersebut menyajikan sejumlah urutan diantaranya Total Sales, Target Sales dan Prakiraan Penjualan. Adapun operasi Insert Data, Update Data, Delete Data, Report Data dan Data Porduk, Operari ini hanya ditujukan oleh pihak yang telah memiliki wewenang (Role) untuk dapat menjalankan operasi, sedangkan penggunna biasa operator dan pengunjung tidak dapat menjalankan operasi. Untuk Segmentasi Pasar dan Anggaran Pemasaran ini merupakan halaman yang menampilkan perangkat analisa melalui keunggulan startegi pemasaran.