MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR Busana mempunyai hubungan yang erat dengan manusia, karena menjadi salah satu kebutuhan utamanya. Sejak jaman dahulu, dalam kehidupan sehari – hari manusia tidak bisa dipisahkan dari pemkakaian busana. Di masa kini, pakaian tidak lagi sebagai penutup tubuh, melainkan dibuat dengan desain menarik yang membutuhkan daya cipta, rasa, karsa, dan karya. Agar dapat mewujudkan sebuah busana yang indah dan menarik namun sekaligus juga enak dipakai, kita perlu membuat pola busana terlebih dahulu.
A. MENGENAL PERALATAN UNTUK MENGGAMBAR POLA Sebelum mempelajari teori dan praktek membuat pola, sebaiknya terlebih dahulu mengenal peralatan yang digunakan dalam membuat pola. Peralatan yang diperlukan untuk membuat pola antara lain : a. Buku kostum / pola
e. Penghapus
b. Skala
f. Pensil merah / biru
c. Penggaris
g. Pita ukuran
d. Pensil hitam
h. Kertas pola
B. TANDA – TANDA YANG DIPERLUKAN DALAM PEMBUATAN POLA No. 1 2 3 4
5 6 7 8
Tanda
Keterangan Garis pensil hitam = garis pola asli Garis merah ( pensil merah ) = garis pola menurut badan depan Garis biru ( pensil biru ) = garis pola menurut model badan belakang Garis hijau ( pensil hijau / bolpoin / spidol ) = garis untuk pola – pola yang tidak jelas batas antara pola depan dan belakang misalnya pola lengan, manset, atau ban pinggang Garis pertolongan, dengan warna pensil menurut bagiannya ( depan : merah, belakang : biru) Strip titik strip titik = garis lipatan, dengan warna pensl menurut bagiannya ( depan : merah, belakang : biru ) Garis pena hitam = garis tempat lipit atau pola perlu digunting untuk dilebarkan / dikerut Strip strip strip = garis rangkapan ( belegstuk )
9
Tanda bagian yang harus dihapus, dengan warna pensil menurut bagiannya ( depan : merah, belakang : biru )
10
Tanda bagian yang harus dilebarkan, dengan warna pensil sesuai bagiannya ( depan : merah, belakang : biru )
11
Lipit ( Plooi )
12
Setengah lipit ( halve plooi ), dengan warna pensil menurut bagiannya ( depan : merah, belakang : biru )
13
Bagian yang harus dilipit pada pola, batas memakai pena hitam ( kupnat yang dipindahkan )
14 15 16 17
TM TB pt
Tengah Muka ( bagian depan ) Tengah Belakang potong Siku - siku
18 19
Tanda panah dua arah = tanda arah benang / serat kain Garis tanda dikerut
20
Lipit hadap
21
Lipit sungkup
22
Garis yang sama
C. CARA MENGAMBIL UKURAN BADAN WANITA DEWASA Sebelum mengambil ukuran tubuh seseorang, perhatikan bentuk bahu, badan, pinggang dan pinggulnya. Ukuran pada bagian – bagian tersebut pasti berbeda pada setiap orang. Hal ini membuat setiap pola yang dibuat akan mempunyai ukuran yang berlainan juga. Orang yang akan diukur sebaiknya mengenakan busana yang pas di badan agar ukuran yang diambil dapat akurat. Sebelum mulai mengukur, ikatkan seutas vetter ban di sekeliling pinggang. Lingkaran Ukuran – ukuran yang diperlukan ialah : 1. Lingkar Badan Diukur pada bagian badan belakang, melalui ketiak hingga melingkari payudara, diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas. Tambahkan 4 cm pada hasil ukurannya.
2. Lingkar Pinggang Diukur pada bagian pinggang yang terikat vetter-band, diambil angka pertemuan meteran dalam keadaan pas, tambahkan 2 cm pada hasil ukurannya.
3. Lingkar Leher Diukur keliling leher, diambil angka pertemuan meteran pada lekuk leher depan bagian bawah.
4. Lebar Dada Di bawah lekuk leher turun + 5 cm, diukur mendatar dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan.
5. Panjang Dada Diukur dari lekuk leher depan bagian bawah ke arah bawah sampai dengan batas pinggang ( yang terikat vetter-band )
6. Panjang Sisi Diukur dari bawah kerung lengan ke bawah sampai batas pinggang
7. Lebar Bahu Diukur dari batas leher sampai bagian bahu yang terendah ( pangkal lengan )
8. Panjang Lengan Diukur dari ujung bahu / pangkal lengan ke bawah, sampai + 5 cm di atas siku atau sepanjang yang diinginkan ( untuk lengan pendek ) atau sampai + 2 cm di bawah ruas pergelangan tangan atau sepanjang yang diinginkan ( untuk lengan panjang )
9. Lingkar Kerung Lengan Diukur pada keliling kerung lengan dalam kedaan pas, tambahkan + 4 cm pada hasil ukurannya
10. Lingkar Pangkal Lengan Diukur tepat di bawah ketiak pada pangkal lengan dalam keadaan pas, tambahkan + 4 cm pada hasil ukurannya.
11. Tinggi Kepala Lengan Meteran tidak dilepas dan diukur dari batas kerung lengan ( ujung bahu ) sampai pangkal lengan ( tepat di tempat Lingkar Pangkal Lengan diukur )
12. Lingkar Lengan Ukur keliling lengan dalam keadaan pas, tambahkan + 4 cm pada hasil ukurannya
13. Lingkar Pergelangan Lengan Ukur keliling pergelangan lengan dalam keadaan pas ditambah + 2 cm atau sesuai dengan model lengannya
14. Jarak Payudara Diukur dari puncak payudara sebelah kiri ke sebelah kanan
15. Tinggi Puncak Diukur dari pinggang ke atas sampai kurang 2 cm dari puncak payudara
16. Ukuran Pemeriksa Diukur dari pertengahan pinggang bagian depan, serong melalui payudara ke bahu yang terendah, kemudian teruskan ke pertengahan pinggang belakang
17. Panjang Punggung Diukur pada bagian punggung, dari ruas tulang leher yang menonjol di pangkal leher, turun ke bawah sampai batas pinggang bagian belakang
18. Lebar Punggung Dari ruas tulang leher turun + 8 cm, diukur dari kerung lengan sebelah kiri sampai kerung lengan sebelah kanan
19. Panjang Rok Diukur dari batas pinggang ke bawah sampai panjang rok yang diinginkan
20. Lingkar Pinggul Diukur bagian pinggul yang terbesar, dari ukuran pas ditambah + 4 cm
21. Tinggi Pinggul Diukur dari pinggul yang terbesar ke atas sampai batas pinggang
22. Lingkar Pinggang Rok Diukur pada bagian pinggang yang terikat vetter-band, diambil angka pertemuan pada pita meteran dalam keadaan pas
D. POLA DASAR METODE DRESSMAKING POLA BADAN DEPAN Ukuran yang diperlukan : 1. Lingkar badan
6. Jarak payudara
2. Lingkar pinggang
7. Lebar bahu
3. Lingkar leher
8. Lebar punggung
4. Lebar dada
9. Panjang punggung
5. Tinggi dada
Contoh ukuran : 1. Lingkar badan
= 84 cm
6. Jarak payudara
= 18 cm
2. Lingkar pinggang
= 64 cm
7. Lebar bahu
= 12 cm
3. Lingkar leher
= 36 cm
8. Lebar punggung
= 35 cm
4. Lebar dada
= 33 cm
9. Panjang punggung
= 37 cm
5. Tinggi dada
= 18 ½ cm
Pola Depan : A–F
= 1/6 lingkar leher + ½ cm = ( 36 cm : 6 ) + ½ cm = 6 ½ cm
A–C
= 1/6 lingkar leher + 2 cm = ( 36 cm : 6 ) + 2 cm = 8 cm
F–C
= kerung leher depan
A–B
= panjang punggung + 1 ½ cm = 37 cm
A–D
= ½ panjang punggung + 1 ½ cm = ( 37 cm : 2 ) + 1 ½ cm = 20 cm
C–H
=½C–D
F–G
= lebar bahu = 12 cm
G–J
= turun 3 ½ cm
F–J
= lebar bahu = 12 cm
H–I
= ½ lebar dada = 33 cm : 2 = 16 ½ cm
D–E
= ½ lingkar badan + 1 cm = ( 84 cm : 4 ) + 1 cm = 22 cm
J–I–E
= kerung lengan depan
B – B’
= turun 3 cm
B’ – N
= ¼ lingkar pinggang + 1 cm + kupnat = ( 64 cm : 4 ) + 1 cm + 3 cm = 20 cm
P–C
= tinggi dada = 18 ½ cm
P–Q
= ½ jarak payudara = 18 cm : 2 = 9 cm
B’ – S
=P–Q
S–U
= S – U’ = 3 cm : 2 = 1 ½ cm
E–T
= turun + 9 cm
( E – T ) + ( N – V ) = ½ panjang punggung = 37 cm : 2 = 18 ½ cm
Sumber : Judul Buku
: Buku Penuntun Membuat Pola Busana Tingkat Dasar
Penulis
: Soekarno
Penerbit
: PT. Gramedia Pustaka Utama
Ilustrator sketsa busana
: Rasmini
Ilustrator pola
: Soekarno
Cetakan pertama
: Agustus 2002