LOMBA KARYA TULIS ILMIAH NASIONAL
T-BOO: KAOS LUKIS BERBAHAN SERAT BAMBU SEBAGAI SOLUSI PENCEGAHAN TRIAD KRR DI KALANGAN REMAJA INDONESIA MENGHADAPI MEA 2015
Disusun oleh: Indah Kusuma Effendi
I34130062
2013
Ilham Wahyu Widagdo
G24130022
2013
Yusrizal
G44110011
2011
INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya maka penulisan Karya Tulis ini dapat diselesaikan. Karya Tulis yang berjudul ““T-BOO”: Kaos Lukis Berbahan Serat Bambu sebagai Solusi Pencegahan Triad KRR di Kalangan Remaja Indonesia untuk Menghadapi MEA 2015” diajukan untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional oleh Universitas Pendidikan Ganesha. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian karya tulis ini, yaitu: 1. Orang tua yang sangat membantu dalam memberikan motivasi serta nasehat yang bermanfaat dalam proses penulisan karya tulis ini. 2. Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc selaku Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Bogor 3. Martua Sihaloho, SP. M.Si sebagai dosen pembimbing yang selalu menginspirasi kami dalam menulis dan berprestasi. Dan semua pihak yang memberikan segala bantuan dan arahan. Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bimbingan dan bantuan yang diberikan dan penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bogor, 22 September 2015
Penulis.
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii DAFTAR ISI........................................................................................................ iv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ v ABSTRAK ........................................................................................................... vi BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 3 1.3 Tujuan dan Manfaat................................................................................ 3 BAB II TELAAH PUSTAKA ............................................................................ 4 2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ...................................................... 4 2.2 TRIAD KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA) ............................... 5 2.3 Seksualitas …...................................................... ......................................... 6 2.4 HIV/AIDS .............................................................................................. 6 2.5 NAPZA .................................................................................................. 10 2.6 Pakaian Serat Bambu ............................................................................. 13 BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 14 3.1 Kerangka Pemikiran............................................................................... 14 3.2 Tahapan Penulisan ................................................................................ 14 3.3 Metode Pengumpulan Data . . . .............................................................. 16 3.4 Metode Analisis ..................................................................................... 17 3.5 Sistematika Penulisan . . . . . . . . ............................................................. 18 BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS ................................................................. 19 4.1 Pengaruh MEA Terhadap Perkembangan Nilai Sosial Budaya dan Permasalahan TRIAD KRR .................................................................. 19 4.2 Peran Sosialisasi dalam Menekan Jumlah Korban Fenomena Triad KRR......................................................................................................... 19 4.3 Konsep Inovatid untuk Sosialisasi Triad KRR ..................................... 21 4.4 Pengembangan T-Boo ........................................................................... 22 4.5 Analisis Sosial Masyarakat ................................................................... 24 BAB V PENUTUP ............................................................................................... 24 5.1 Simpulan ................................................................................................ 24 5.2 Saran ....................................................................................................... 25 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 26 LAMPIRAN.......................................................................................................... 30
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Sepuluh Provinsi teratas untuk kasus HIV baru per 100.000 penduduk pada tahun 2011 (Beadle et al. 2012) ........................................................ 8 Gambar 2 Kasus HIV baru ada perempuan dan laki-laki pada tahun 2008-2011 (Ahrold et al. 2011) ................................................................................................. 9 Gambar 3 Angka absolut dan angka prevalansu peyalahguaan narkoba menurut Provinsi (Salganik et al. 2014) ................................................................. 11 Gambar 4 Kerangka Pemikiran................................................................................ 15 Gambar 5 Tahapan Penulisan ................................................................................. 15 Gambar 6 Konsep desain kaos “T-Boo”................................................................. 14 Gambar 7 Kerjasama dalam pengembangan “T-Boo” ......................................... 15
DAFTAR TABEL Tabel 1 Jumlah responden berdasarkan situs seks dalam mengakses internet … . . . . . . . . . . . . . . ..................................................................................... 6 Tabel 2 Total biaya satuan konsumsi narkoba per orang per tahun.................... 12
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar riwayat hidup ........................................................................ 30 Lampiran 2 Data Penelitian Triad KRR................................................................ 38
v
ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara anggota Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada akhir tahun 2015. Kerjasama antar negara anggota ASEAN ini telah mendorong era baru dalam membangun kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya masyarakat ASEAN. Selain bidang ekonomi, aspek sosial dan budaya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi bangsa Indonesia, terutama di kalangan remaja. Konsep pasar bebas yang diusung MEA dan lemahnya proteksi pemerintah terhadap arus budaya luar yang masuk ditakutkan mampu melunturkan nilai-nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia. Disisi lain, Biro Pusat Statistik (BPS) menyatakan 22% penduduk Indonesia adalah remaja. Persoalan mengenai kesehatan reproduksi remaja semakin lama semakin krusial. Fenomena penyimpangan terhadap NAPZA, HIV/AIDS, dan seksualitas semakin merebak di kalangan remaja. Pencegahan terhadap penyimpangan tersebut harus segera dilaksanakan karena korban fenomena Triad KRR sudah menimpa sebagian besar remaja bahkan yang masih di bawah umur. Tujuan karya ilmiah ini yaitu mencari solusi dalam meminimalisir dampak negatif dari adanya MEA 2015 dalam aspek sosial dan budaya, serta mengetahui konsep inovatif dan kreatif yang sesuai untuk sosialisasi Triad KRR sebagai dampak negatif MEA 2015. Metode dalam penulisan karya tulis ini dengan cara studi literatur dan sosialisasi ke masyarakat. Literatur digunakan dari jurnal, buku dan artikel yang akurat. Sedangkan metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini terdiri dari penentuan kerangka pemikiran, gagasan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, pengambilan kesimpulan dan saran, dan rumusan solusi. Sosialisasi yang selama ini diterapkan kurang memberikan dampak secara luas kepada sasaran sosialisasi yaitu remaja. Remaja memiliki karakteristik yang harus dipahami penyuluh agar himbauan dan pengetahuan yang diberikan dapat diserap dengan baik oleh sasaran sosialisasi. Konsep inovatif yang dapat diterapkan untuk mensosialisasikan fenomena Triad KRR (NAPZA, HIV/AIDS, dan Seksualitas) dengan menerapkan konsep sosialisasi secara berkelanjutan. Memanfaatkan kaos dan kreativitas remaja dalam menggambarkan himbauan dan ajakan yang telah mereka lakukan melalui sosialisasi. Selanjutnya, remaja dengan kaos lukis “T-Boo” akan menjadi media informasi berupa himbauan untuk menghindari, mencegah, dan mengobati korban fenomena Triad KRR. Sehingga kaos lukis “T-Boo” akan menjadi solusi pencegahan dampak negatif MEA 2015 yang dapat merusak nilai sosial dan buaya Indonesia. Hal tersebut yang menyebabkan kaos ‘T-Boo” dapat mengakibatkan penurunan kasus Triad KRR dikalangan para remaja. Kata Kunci: MEA, remaja, Sosialisasi, T-Boo, Triad KRR
vi
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara anggota Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan dimulai pada akhir tahun 2015. MEA merupakan transformasi dari ASEAN Free Trade Area (AFTA) yang disepakati oleh negara anggota ASEAN pada ASEAN Summit tahun 1992 (Rofiq 2014). Kerjasama antar negara anggota ASEAN ini telah mendorong era baru dalam membangun kehidupan ekonomi, sosial, politik dan budaya masyarakat ASEAN. Selain bidang ekonomi, aspek sosial dan budaya menjadi kekhawatiran tersendiri bagi bangsa Indonesia, terutama di kalangan remaja. Konsep pasar bebas yang diusung MEA dan lemahnya proteksi pemerintah terhadap arus budaya luar yang masuk ditakutkan mampu melunturkan nilai-nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia. Biro Pusat Statistik (BPS) menyatakan masyarakat di Indonesia terdiri dari kelompok umur 10-19 tahun sebanyak 22%. Jumlah tersebut terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (BPS 2010). Remaja sebagai agen dalam mempelajari nilai sosial dan budaya mempunyai peran penting untuk keberlanjutan nilai-nilai tersebut di masa mendatang. Permasalahan yang mengancam lunturnya aspek sosial dan budaya oleh adanya efek negatif MEA adalah permasalahan reproduksi. Permasalahan reproduksi dikelompokkan menjadi tiga yaitu seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA yang sering disebut sebagai Triad KRR (BKKBN 2012). Hasil survei Komisi Nasional Pelindungan Anak (KOMNAS-PA) tentang seksualitas, menyatakan bahwa di tahun 2012 tercatat 62,7% siswi SMP sudah pernah melakukan hubungan seks di luar nikah dan 21,2% di antaranya telah melakukan aborsi ilegal. Perilaku seks bebas di Indonesia telah menyebar merata baik di daerah perkotaan maupun pedesaan. Pornografi lewat film ataupun video juga banyak mempengaruhi kasus seksualitas di bawah umur. Sekitar 97% remaja SMP dan SMA mengaku sudah pernah menonton film porno dan 93,7% diantaranya telah melakukan berbagai macam adegan intim tanpa penetrasi. Data tersebut didapat dari 4.726 responden siswa SMP dan SMA di 17 kota besar di Indonesia (Hidayana et al.2004).
2
HIV/AIDS telah menjadi masalah serius di abad ke-20. UNAIDS menyebutkan di dunia telah terjadi peningkatan jumlah penderita HIV/AIDS dari 36,6 juta orang pada tahun 2002 menjadi 39,4 juta orang pada tahun 2004. Sedangkan di Asia diperkirakan mencapai 8,2 juta orang pengidap HIV/AIDS. Peningkatan kasus HIV/AIDS juga terjadi pada masyarakat di Indonesia. Jumlah pengidap HIV sebesar 142.950 sedangkan pengidap AIDS sebesar 55.623 orang. Jumlah dihitung berdasarkan keseluruhan provinsi di Indoneisa yang di data oleh Badan Statistik Kasus HIV/AIDS Indonesia (National AIDS Commission 2012). Badan Narkotika Nasional (BNN) menyatakan bahwa sekitar 15.000 orang setiap tahun di Indonesia meninggal akibat penyalahgunaan NAPZA. BNN menyebutkan bahwa 41% pengguna narkoba untuk pertama kalinya mencoba di usia 16-18 tahun dari 3,6 juta penyalahguna narkoba. NAPZA yang paling sering ditemukan adalah jenis shabu dan pil ekstasi (Kompas 2009). Fenomena Triad KRR yang meningkat, menunjukkan bahwa banyak hal yang harus dibenahi dalam kasus ini. Selain peran orang tua dan keluarga, lingkungan juga harus mendukung dalam upaya pemberantasan tiga fenomena di atas. Sosialisasi adalah salah satu jalan alternatif untuk mencegah dan menekan angka remaja yang terkena dampak Triad KRR. Sosialisasi yang sering dilakukan dalam rangka mengenalkan bahaya Triad KRR adalah sosialisasi satu arah, dimana satu orang yang mensosialisasikan dihadapan target sosialisasi. Sehingga cara sosialisasi satu arah kurang efektif dalam menyelesaikan masalah Triad KRR. Model sosialisasi harus menarik dan membuat masyarakat tidak merasa sedang disosialisasikan. Model sosialisasi menggunakan kaos yang di tulis himbauan mengenai Triad KRR, tanpa disadari akan membangkitkan pikiran orang-orang yang melakukannya. Pengaruh yang ditimbulkan secara alamiah dan tidak membebani masyarakat selama proses sosialisasi berlangsung. Penggunaan kaos yang berbahan dasar serat bambu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi model sosialisasi inovatif dan ramah lingkungan. Oleh sebab itu, sosialisasi dengan kaos serat bambu menjadi inovasi baru, unik, dan kreatif dengan membawa konsep go green yang digemari remaja dalam sistem sosialisasi Triad KRR untuk menghadapi MEA 2015.
3
1.2 Rumusan Masalah Arus informasi dan perdagangan antar negara ASEAN yang semakin bebas akan menimbulkan dampak negatif dalam aspek sosial dan budaya khususnya reproduksi remaja. Kegiatan pencegahan dan pengurangan jumlah korban terutama dari sisi sosialisasi Triad KRR harus ditingkatkan. Diperlukan suatu konsep sosialisasi yang bisa menekan angka korban Triad KRR dengan melibatkan khalayak umum sebagai subjek utama pelaksanaan sosialisasi. Tetapi, karena selama ini warga telah merasa jenuh dengan konsep sosialisasi yang monoton, kebanyakan dari mereka lebih memilih untuk mengabaikan konsep sosialisasi satu arah. Oleh karena itu konsep lama tersebut harus digantikan dengan konsep baru yang lebih fresh dan inovatif. Berdasarkan uraian tersebut, rumusan masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh adanya MEA 2015 terhadap kondisi sosial dan budaya Indonesia, khususnya masalah reproduksi remaja? 2. Apa peran sosialisasi dalam menekan jumlah korban Triad KRR? 3. Bagaimana cara menimbulkan antusias remaja sebagai sasaran `utama terhadap sosialisasi Triad KRR? 4. Konsep inovatif apakah yang sesuai untuk sosialisasi Triad KRR agar mendapatkan hasil yang maksimal?
1.3 Tujuan dan Manfaat Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut: 1. Meminimalisir dampak negatif dari adanya MEA 2015 dalam aspek sosial dan budaya. 2. Mengetahui peran sosialisasi dalam menekan jumlah korban Triad KRR. 3. Mengetahui cara untuk menimbulkan antusiasme terhadap sasaran sosialisasi Triad KRR. 4. Memahami konsep inovatif dan kreatif yang sesuai untuk sosialisasi Triad KRR. Manfaat yang dapat diberikan dari hasil gagasan pada karya ilmiah yang disampaikan sebagai berikut:
4
1. Pemerintah Membantu pemerintah dalam upaya melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya bangsa serta memberikan alternatif solusi dalam sosialisasi Triad KRR yang lebih inovatif. Sehingga pemerintah dapat menciptakan remajaremaja yang unggul yang dapat melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya bagi generasi penerus selanjutnya. Mengurangi kasus Triad KRR yang ada pada masyarakat dengan cara yang menarik dan dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat Indonesia. Pemerindah akan lebih mudah mensosialisasikan proses pencegahan terhadap maraknya kasus Triad KRR pada masyarakat dengan sistem sosialisasi dua arah. Sosialisai dengan menggunakan kaos serat bambu berbasis Go Green menjadi lebih efektif dan ramah lingkungan. 2. Masyarakat Memberikan solusi untuk meningkatkan kesadaran remaja terhadap bahaya Triad KRR. Sehingga masyarakat akan lebih mengerti akan bahaya kasus Triad KRR yang dapat mengancam keselamatan dan masa depan para remaja di Indonesia. Hal ini dapat menekan jumlah korban Triad KRR di Indonesia semakin berkurang dan terkontrol dengan baik dengan kaos serat bambu yang berbasis ramah lingkungan.
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Kepala Negara ASEAN menyepakati ASEAN Vision 2020 pada tahun 1997, yaitu mewujudkan kawasan yang stabil, makmur dan berdaya-saing tinggi dengan pembangunan ekonomi yang ditandai dengan penurunan tingkat kemiskinan dan perbedaan sosial ekonomi. (ASEAN summit, Kuala Lumpur, Desember 1997). Kemudian pada tahun 2003, kembali pada pertemuan Kepala Negara ASEAN disepakati 3 (tiga) pilar untuk mewujudkan ASEAN Vision 2020 yang dipercepat menjadi 2015 yaitu : (1) ASEAN Economic Community, (2) ASEAN PoliticalSecurity Community, (3) ASEAN Sosio Cultural Community (ASEAN Summit, Bali, Oktober 2003).
5
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 yang mulai diberlakukan 31 Desember 2015 merupakan bentuk integrasi ekonomi regional. Berbeda dengan Uni Eropa, MEA masih menggunakan mata uang sendiri sendiri, belum bebas paspor, dan belum memiliki satu bank sentral. Secara teknis, pencapaian MEA menggunakan mekanisme dan inisiatif yang telah dibentuk oleh ASEAN yang diperkuat dengan penguatan institusi dalam kerjasama ASEAN. Masing-masing institusi dan inisiatif yang terlibat di lima elemen pasar tunggal (arus barang bebas, arus jasa bebas, arus investasi bebas, arus modal bebas, dan arus tenaga kerja bebas) dalam kesatuan basis produksi (Bakhri 2015). Indonesia adalah negara terbesar dari Negara ASEAN lainya jika dilihat dari segi populasi, geogafis, dan total Gross Domestic Product (Apresian 2014). Indonesia termasuk negara yang kuat dengan pasar yang sangat besar. Negara ASEAN akan menjadikan Indonesia menjadi tujuan utama ekspor negara mereka. Indonesia menganut keterbukaan ekonomi dan kerjasama pertukaran barang dan jasa untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi yang dimiliki dengan tujuan kemajuan bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Tetapi Indonesia tidak menganut perdagangan bebas dalam arti keterbukaan tanpa kendali. Tidak ada satupun produk yang dapat diperdagangkan lintas border secara bebas (Suatma 2012). Diperlukan suatu pengawasan ketat terutama mengenai pertukaran barang dan jasa yang bersifat ilegal dan merugikan negara. 2.2 Triad KRR (Seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA) World Health Organization (WHO) menyatakan sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Sekitar 900 juta berada di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Biro Pusat Statistik (2010), menyatakan di Indonesia kelompok umur 10-19 tahun adalah 22% yang terdiri dari 50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan (Soetjiningsih et al. 2004). Jumlah remaja berkembang begitu pesat menyebabkan beberapa permasalahan khususnya dalam hal reproduksi remaja. Permasalahan reproduksi remaja terjadi akibat beberapa faktor yang berkaitan dengan arus informasi, lingkungan, budaya, dan faktor lainya. Secara umum permasalahan reproduksi remaja dikelompokkan menjadi tiga yaitu seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA yang sering disebut sebagai Triad KRR (BKKBN 2012).
6
2.3 Seksualitas Hasil penelitian Claretta et al. (2014) tentang sumber informasi remaja dalam mendapatkan informasi seks menyimpulkan bahwa media massa khususnya majalah, surat kabar, dan televisi menjadi sumber informasi paling utama bagi remaja dalam memperoleh informasi tentang sekasulitas. Pendidikan mengenai seksulaitas perlu diajarkan kepada remaja sejak dini, khususnya oleh keluarga secara tepat agar remaja menyadari bahaya seks bebas. Media internet merupakan salah satu cara remaja mengakses informasi tentang dunia seksualitas. Salah satunya penelitian tentang hubungan penggunaan internet dengan pengetahuan seks remaja pada sempel percobaan siswa SMA di Bogor (Nursyaidah 2007), dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jumlah responden berdasarkan situs seks dalam mengakes internet Situs seks
Jumlah (orang)
Persentase
Rendah (0-2) Tinggi (3-5)
31 8
79 21
Jumlah
39
100
Penelitian telah banyak dilakukan untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab perilaku seksual pada remaja. Sarwono (2006) mengemukakan beberapa faktor yang menyebabkan perilaku seksual pada remaja, diantaranya yaitu perubahan-perubahan hormonal yang meningkatkan hasrat seksual (libido seksual) remaja, Penundaan usia perkawinan, adanya tabu/larangan dalam masyarakat untuk membicarakan perilaku seksual sebelum menikah, kurangnya informasi yang didapat remaja tentang seksualitas dan hal-hal terkait di dalamnya, serta pergaulan yang makin bebas. 2.4 HIV/AIDS HIV/AIDS telah menjadi masalah serius di abad ke-20. UNAIDS (2014) menyebutkan bahwa saat ini di dunia terjadi peningkatan jumlah orang dengan HIV/AIDS dari 36,6 juta orang pada tahun 2002 menjadi 39,4 juta orang pada tahun 2004. Sedangkan di Asia diperkirakan mencapai 8,2 juta orang pengidap HIV/AIDS (Kesrepro 2007). Sehingga HIV/AIDS menjadi ancaman yang serius bagi kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Perkembangan kasus HIV/AIDS di Indonesia memperlihatkan peningkatan yang semakin pesat. Kasus HIV/AIDS
7
di Indonesia ditemukan pertama kali pada tahun 1987 dan kasus AIDS sampai dengan maret 2011 adalah 10,62 per 100.000 penduduk (berdasarkan data BPS 2009, jumlah penduduk Indonesia 230.632.700 jiwa). Secara kumulatif, jumlah kasus AIDS yang dilaporkan sampai maret 2011 sebanyak 24.482 kasus yang tersebar di 300 kabupaten/kota di 32 provinsi (Depkes 2011). Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa dimulai dari Januari hingga maret 2011, jumlah pengidap AIDS baru yang dilaporkan mengalami peningkatan yakni menjadi menjadi 351 kasus
dari 27 Kabupaten/Kota di 12 Provinsi
(Soetjiningsih et al. 2004). Presentase Kasus HIV/AIDS berdasarkan cara penularannya dibagi menjadi heteroseksual (53,1 %), disusul pengguna NAPZA suntik (Penasun) (37,9 %), Lelaki Seks Lelaki (LSL) (3,0 %), perinatal atau dari ibu pengidap kepada bayinya (2,6 %). Transfusi darah (0,2 %), dan tidak diketahui (3,2 %). Kasus AIDS terbanyak dilaporkan dari DKI Jakarta, disusul Jawa Timur, Jawa Barat, Papua, Bali, Kalimatan Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Sealatan, Sumatera Utara, dan DIY (Depkes 2011). Proporsi kasus AIDS tertinggi dalam laporan triwulan pertama tahun 2011 dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (47,2 %), dimana pada kelompok umur tersebut sebagain masuk pada kelompok remaja (15-24 tahun) (Bekti 2010). Hasil survei BKKBN menyebutkan bahwa karakteristik umur klien potensial yang rawan tertular HIV/AIDS terbanyak adalah kelompok remaja yaitu 31 % yang terdiri dari 7 % berumur dibawah 20 tahun dan 24 % berumur antara 20-24 tahun. Koordinator Kampanye Yayasan AIDS Indonesia menyebutkan bahwa remaja merupakan populasi yang paling berisiko terkena HIV/AIDS karena remaja menjadi sasaran empuk untuk menjadi konsumen pelanggan narkotika dan industri seks (Kompas 2009). DKI Jakarta memiliki kasus HIV tertinggi untuk daerah kota dengan Jakarta Timur sebagai wilayah yang memiliki total kasus paling banyak hingga akhir 2011 yakni sebanyak 28 %, disusul Jakarta Barat 23 %, Jakarta Pusat 20 %, Jakarta Selatan 15 %, dan Jakarta Utara 14 % (Komisi Penanggulangan AIDS 2012). Keadaan kota menjadi latar belakang bagi remaja untuk memilih prilaku terkait dengan prilaku seksual dan resiko HIV/AIDS (Marsiglia et al. 2006). Dari
8
keseluruhan remaja 10-24 tahun, yang berstatus belum menikah adalah 86,7 %
(Spiritia 2011).
Pada kelompok remaja dengan status belum kawin, pada
laki-laki 3,0% dan perempuan 1,1% menjawab pernah berhubungan seksual. Terdapat 0,5% perempuan telah melakukan hubungan seksual pertama kali pada usia 8 tahun, dan 0,1% pada laki-laki (Adaji et al. 2010). Jakarta memiliki jumlah kasus baru tertinggi yaitu 4.012 pada tahun 2011. Tanah Papua (Provinsi Papua dan Papua Barat), Jakarta dan Bali menduduki tempat teratas untuk tingkat kasus HIV baru per 100.000 orang (Beadle et al. 2012). Data sepuluh provinsi teratas kasus HIV di Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Sepuluh provinsi teratas untuk kasus HIV baru per 100.000 penduduk pada tahun 2011 (Beadle et al. 2012) Meningkatnya feminisasi epidemi di Indonesia menunjukkan ketidakadilan dalam status dan kekuasaan. Perempuan lebih rentan karena peran tradisional mereka dalam masyarakat, terutama dalam hal perannya dalam rumah tangga. Proporsi perempuan untuk infeksi baru HIV di Indonesia telah mengalami peningkatan dari 34% pada tahun 2008 menjadi 44% pada tahun 2011 (Ahrold et al. 2011). Kasus HIV baru pada perempuan dan laki-laki pada tahun 2008-2011 dapat di lihat pada Gambar 2.
9
Gambar 2 Kasus HIV baru pada perempuan dan laki-laki pada tahun 2008 2011 (Ahrold et al. 2011). Perkiraan tahun 2011 menunjukkan tingkat prevalensi sebesar 36 % pada penasun (pengguna narkoba suntik), 22 % pada waria transgender, 10 % pada perempuan pekerja seks dan 8,5 % pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (Ministry of Health 2012). Pengetahuan remaja tentang HIV telah mengalami peningkatan, tetapi masih terbatas. Studi di lima provinsi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan pengetahuan yang komprehensif tentang HIV dan AIDS di kalangan remaja (usia 15-24 tahun) pada populasi umum, dari 11,4% pada tahun 2010 menjadi 20,6% pada tahun 2011, dengan proporsi yang sama untuk laki-laki dan perempuan. Studi di tahun 2011 lainnya, hanya 22% siswa Sekolah Menengah Pertama kelas 2 hingga Sekolah Menengah Atas memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang penularan HIV, dan 64 % masih memiliki miskonsepsi tentang HIV( National AIDS Commission 2012). 2.5 NAPZA Perilaku pemakai narkoba dibagi atas tiga kategori yaitu 1) penyalahguna seumur hidup (lifetime use), minimal sekali pakai narkoba dalam seumur hidup, termasuk penyalahgunaan 30 hari atau 12 bulan lalu. 2) penyalahguna tahun lalu (past year use), waktu pakai narkoba terakhir kali dalam 12 bulan lalu termasuk 30 hari lalu sebelum wawancara, 3) penyalahgunaan bulan lalu (past month use), waktu pakai narkoba terakhir dalam 30 hari lalu sebelum wawancara (BNN dan Puslitkes UI 2006).
10
Angka prevalensi tersebut diperoleh dari hasil survei narkoba di kelompok pelajar/mahasiswa tahun 2006 dan survei narkoba di rumah tangga tahun 2005. Angka prevalensi dipilah menjadi 3 kategori menurut jenis penyalahgunaan narkoba yaitu coba pakai, teratur pakai, dan pecandu. Di kelompok pecandu dipilah lagi menjadi pecandu suntik dan pecandu bukan suntik. Pengkategorian kelompok tersebut berdasarkan jumlah frekuensi pemakaian dan cara pakainya (Heckathorn et al. 2002). Hasil kalkulasi memperkirakan jumlah penyalahguna sebanyak 3,1 juta sampai 3,6 juta orang atau sekitar 1,99% dari total seluruh penduduk Indonesia yang berisiko terpapar narkoba di tahun 2008. Dari sejumlah penyalahguna tersebut, terdistribusi atas 26 % coba pakai, 27 % teratur pakai, 40% pecandu bukan suntik, dan 7 % pecandu suntik. Penyalahgunaan narkoba pada kelompok bukan
pelajar/mahasiswa
(60%)
lebih
tinggi
dibandingkan
kelompok
pelajar/mahasiswa (40%). Penyalahguna coba pakai lebih banyak di kelompok pelajar (90%), sedangkan pada teratur pakai dan pecandu lebih banyak terjadi di bukan pelajar/mahasiswa (Joewana 2004). Jumlah penyalahguna teratur pakai sekitar 829 ribu – 959 ribu orang yang sebagian besar didominasi oleh laki-laki (89%). Mereka kebanyakan berasal dari kelompok pelajar (90%), terutama laki-laki. Provinsi yang memiliki kasus terbesar berada di Jawa Timur (15%), Jawa Tengah (15%), Jawa Barat (14%), dan Jakarta (10%) (Johnston et al. 2008). Penyalahguna teratur pakai kebanyakan berada pada kelompok bukan pelajar (60%).
Penyalahguna teratur pakai paling banyak berada di Jawa Barat
(23%), Jawa Timur (18%), dan Jawa Tengah (14%) (Collins et al. 2004). Pecandu bukan suntik pada kelompok pecandu narkoba terdiri atas 2 jenis, yaitu diperkirakan sebanyak 1,25 juta sampai 1,45 juta orang. Kelompok bukan pelajar/mahasiswa semakin besar proporsinya pada jenis penyalahguna ini mencapai 88%. Dimana pecandu bukan suntik kebanyakan berada di provinsi Jawa Barat (19%) dan Jawa Timur (16%) (Wang et al. 2005). Pecandu suntik diperkirakan sebanyak 218 ribu sampai 253 ribu orang. Kejadian pada kelompok bukan pelajar/mahasiswa (79%) lebih tinggi dibandingkan pada pelajar/mahasiswa (21%). Populasi pecandu suntik paling
11
banyak di provinsi DKI Jakarta (14%), Jawa Barat (14%) dan Jawa Timur (13%). Variasi yang lebar jumlah penyalahguna di tingkat provinsi, dengan kisaran antara 8.700 sampai 604 ribu. Diperkirakan jumlah penyalahguna terbanyak ada di Jawa Barat (18%), Jawa Timur (16%), Jawa Tengah (13%), dan DKI Jakarta (9%). Namun, bila angka penyalahguna tersebut dibagi dengan total populasi penduduk, maka diperoleh angka prevalensi penyalahgunaan narkoba. Angka ini mencerminkan risiko setiap orang untuk terpapar penyalahgunaan narkoba (Todorov et al. 2006). Informasi NAPZA dapat dilihat pada Lampiran-Lampiran. Angka absolut didominasi oleh provinsi-provinsi yang berada di pulau Jawa, karena jumlah populasi penduduknya jauh lebih besar. Namun, bila dilihat risiko keterpaparannya tidak demikian, kecuali DKI Jakarta. Berikut adalah urutan angka prevalensi terbesar, yaitu DKI Jakarta (4,1%), DI Yogyakarta (2,7%), Maluku (2,6%), Maluku Utara (2,3%), Gorontalo (2,2%), dan Jambi (2,1%). Penduduk yang tinggal di provinsi memiliki tingkat keterpaparan penyalahgunaan narkoba jauh lebih tinggi dibandingkan provinsi lainnya (Salganik et al. 2004), dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Angka absolut dan angka prevalensi penyalahgunaan narkoba menurut provinsi (Salganik et al. 2004). Beberapa tahun terakhir penyalahgunaan narkoba di Indonesia meningkat pesat, baik dari jumlah sitaan barang bukti maupun jumlah tersangka. Hasil sitaan barang bukti, misalkan ekstasi meningkat dari 90.523 butir (2001) menjadi 1,3 juta butir (2006), Sabu dari 48,8 kg (2001) menjadi 1.241,2 kg (2006). Jumlah tersangka meningkat dari 4.924 orang tahun 2001 menjadi 31.635 orang tahun
12
2006 (Mabes Polri, 2007). Data yang terhimpun dari beberapa LSM yang peduli pada masalah ini melalui survey menunjukkan bahwa 65,8% pengguna NAPZA adalah mahasiswa, 25% berstatus pendidikan SMU, 4,3% berstatus pendidikan SLTP dan sisanya tersebar dari berbagai kelompok (Kompas 2009). Penggunaan NAPZA dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Total biaya satuan konsumsi narkoba per orang per tahun.
Jenis narkoba Ganja
Teratur 180.000
Pecandu
Pecandu
non suntik
suntik
1.800.000 1.500.000
Pecandu 1.800.000
Hashis
-
600.000
2.400.000
1.200.000
Kokain
-
360.000
1.440.000
606.154
Shabu
1.920.000
5.100.000 3.600.000
5.100.000
Ekstasi
1.470.000
5.100.000 1.860.000
3.600.000
3.742.500 7.668.750
6.885.000
Heroin Putau bubuk
2.000.004
Putau cair
-
Methadon Subutek Barbiturat
8.330.009 18.000.000 18.000.000 1.800.000
1.800.000
-
1.800.000 1.800.000
1.800.000
-
9.225.000 9.450.000
9.450.000
1.800.000 1.800.000
1.800.000
60.000
-
Lsd
110.000
400.000
840.000
624.000
Kecubung
100.000
100.000
600.000
102.000
28.800
28.800
Inhalan
24.000
28.800
Biaya satuan median konsumsi narkoba diperkirakan sebesar Rp.5,1 juta per orang per tahun. Semakin berat tingkat kecanduan narkoba, maka biaya satuan konsumsi semakin besar, dimana pecandu suntik menghabiskan median biaya Rp.20,4 juta per orang per tahun, dibandingkan kelompok lainnya (teratur Rp.950 ribu; pecandu bukan suntik Rp.5,2 juta). (BNN dan Puslitkes UI 2008).
13
2.6 Pakaian Serat Bambu Melalui penelitian dan pengakuan SGS yang merupakan laboratorium penelitian terbesar di dunia dengan menggunakan jumlah bakteri yang sama, bakteri pada bahan baku tekstil biasa dan serat kayu dapat berkembang biak dalam jumlah yang banyak, dan sebaliknya bakteri pada serat bambu terbunuh sebanyak 95% dalam waktu 24 jam. Penelitian dari Organisasi Inspeksi Tekstil Jepang juga membuktikan bahwa tekstil yang terbuat dari serat bambu memiliki kemampuan anti bakteri mencapai 71% dalam 24 jam, jauh melebihi serat alam lainnya. (Soeprijono 2005). Tekstil serat bambu memiliki zat klorofil copper sodium. Zat tersebut memiliki kemampuan menghilangkan bau yang baik, seperti menghilangkan bau asam dan amoniayang lebih tinggi dari tekstil katun, aman tidak berbahaya, menyerap ultraviolet yang sangat baik, sehingga mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh ultraviolet (Suprihatin 2012). Bambu banyak mengandung mikro elemen seperti pectin, madu bambu, asam amino, vitamin E, dan zat-zat antioksidan tyang dapat melawan kanker dan memperlambat penuaan. Zat-zat antioksidan dapat menghilangkan radikal bebas dan peroxide ester dalam tubuh secara
efektif,
menghambat
zat-zat
carcinogendan
N-Nitrit
Amonia,
meningkatkan antibodi tubuh, melembutkan kulit dan mengurangi lelah, memperlambat penuaan (Widiawati 2006) Kenyamanan pakaian ditentukan dari tiga unsur: nyaman dalam cuaca panas, nyaman disentuh, nyaman di tekan. Serat bambu memilik daya serap air tinggi, memiliki sirkulasi udara yang baik, tingkat emisi sinar infrared panjang mencapai 0.87 nm, jauh mengungguli bahan serat alam lainnya, sehingga memberi kehangatan di musim dingin, kesejukkan di musim panas. Tekstil serat bambu nyaman di kulit, lembut disentuh seperti sutera, memberi kesegaran pada kulit seperti katun, bersinar, halus dan ringan, lembut di badan (Soeprijono 2005). Serat bambu memiliki kerapatan yang tinggi, tingkat keputihan yang bagus, bila diberi warna terlihat indah, cerah, tidak luntur, bercahaya, elegan, anggun alami. Selain memiliki 6 keunggulan, serat bambu juga memiliki kemampuan anti kerut dan serat bambu lebih kuat pada saat kering dibandingkan pada saat basah (Suprihatin 2012).
14
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Metode dalam penulisan karya tulis ini dengan cara studi literatur dan sosialisasi ke masyarakat. Literatur digunakan dari jurnal, buku dan artikel yang akurat. Sedangkan metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya tulis ini terdiri dari penentuan kerangka pemikiran, gagasan, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, pengambilan kesimpulan dan saran, dan rumusan solusi. Tahapan pembuatan kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 4. MEA 2015
Masalah sosial dan budaya di Indonesia Degradasi sikap remaja terhadap sosial dan budaya
Triad KRR
HIV/Aids
NAPZA
Konsep penyelesaian berupa sosialisasi Solusi penyelesaian dampak negatif MEA 2015
Seksualitas
Kaos berbahan serat bambu yang dilukis tentang TRIAD KRR
Sosialisasi pada remaja
Kaos T-BOO
Gambar 4 Kerangka pemikiran 3.2 Tahapan Penulisan Penyusunan karya tulis ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan untuk mengembangkan gagasan yang dimiliki guna menyelesaikan permasalahan yang dibahas yaitu permasalahan tentang Triad KRR yang terjadi pada remaja
15
Indonesia yang diakibatkan oleh pengaruh negetif MEA 2015, terutama yang terkait pada pengaruh negatif terhadap sosial dan budaya bangsa Indonesia. Tahapan-tahapan penulisan dapat dilihat pada Gambar 5. Teori
Gagasan
Perumusan masalah
Tahap pengumpulan data dan landasan teori
Analisis data
Simpulan dan saran Gambar 5 Tahapan penulisan 3.2.1
Tahap Perumusan Masalah Tahap perumusan masalah merupakan tahapan paling awal dalam
penyusunan isi karya tulis. Pengaruh negatif MEA 2015 terhadap sosial dan budaya yang akan dibahas dalam karya tulis dan poin-poin mana saja yang hendak diselesaikan dalam mengkaji keterkaitan terhadap Triad KRR pada remaja Indonesia. Melalui tahapan ini diharapkan mampu menjadi pijakan pertama bagi kelanjutan proses dalam penyelesaian karya tulis. Tahap ini juga dirumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan adanya pengusulan gagasan. 3.2.2
Tahap Pengumpulan Data dan Landasan Teori Tahap pengumpulan data dan teori merupakan tahap lanjutan dari
penjabaran masalah. Tahap ini bertujuan untuk menemukan data dan informasi yang memiliki relevansi dengan masalah yang telah dijabarkan dalam tahap sebelumnya. Landasan teori terfokus pada remaja terhadap pengaruh Triad KRR yang dipengaruhi oleh rusaknya sosial dan budaya Indonesia akibat pengaruh negatif MEA 2015. 3.2.3
Tahap Analisis Data Data-data dan teori yang diperoleh dari tahap kedua kemudian dianalisis di
tahap
ketiga.
Informasi
yang
telah
didapat
dihubungkan
dengan
16
permasalahan yang diangkat sehingga diperoleh penjelasan yang diperlukan untuk menguraikan penyebab munculnya permasalahan beserta langkah- langkah yang sudah diambil untuk mengatasi masalah tersebut dan keberhasilannya. Dalam tahap ini, gagasan baru untuk menyelesaikan masalah akan diuraikan. Tujuan utama dalam tahap ini adalah mencapai tujuan yang telah diuraikan sebelumnya terhadap pengaruh negatif MEA 2015 yang merusak sosial dan budaya Indonesia. Penyajian tentang perkembangan Triad KRR disajikan berupa grafik, tabel, gambar dan informasi terkait HIV/Aids, NAPZA, dan Seksualitas di kawasan ASEAN akan menjadi analisis dalam karya tulis ini. Selain itu juga analisis data dilakukan terhadap data sosialisasi Triad KRR yang pernah ada didalam masyarakat. 3.2.4
Tahap Simpulan dan Saran Tahap Simpulan memiliki tujuan untuk menyimpulkan keseluruhan isi
penulisan menjadi suatu pemahaman yang utuh dan bersifat komprehensif. Berdasarkan kesimpulan yang diambil dari keseluruhan isi penulisan akan ditemukan alternatif solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi permasalahan, terutama dari gagasan yang telah dibahas. Penarikan kesimpulan tentang pendekatan sosialisasi yang paling baik dalam penanganan masalah MEA 2015, terutama terhadap rusaknya sosial dan budaya yang menekankan pengaruhnya pada peningkatan Triad KRR pada remaja di Indonesia. Penarikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan kemudian dihasilkan saran-saran yang diperlukan berkaitan dengan permasalahan yang ada, sehingga ke depan karya tulis yang sudah ada dapat mengalami perbaikan. Saran diharapkan memberi perbaikan informasi yang pernah dikaji dan disampaikan sebelumnya dalam karya tulis. 3.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dalam penyusunan karya tulis ini dilakukan dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut: 3.3.1
Telaah Pustaka dengan Penguatan Data Tinjauan pustaka merupakan metode untuk memperoleh data dan informasi
yang diperlukan. Data-data tersebut didapat melalui studi literatur (literature reseach) dari buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah, dan sumber- sumber lain yang berkaitan dengan pembahasan MEA 2015, Triad KRR, dan sosialisasi yang
17
pernah dilakukan di dalam masyrakat terkait Triad KRR. Penguatan data yang dimaksud dalam metode ini yaitu dengan melakukan diskusi informal dengan beberapa pihak untuk memperkuat gagasan yang diajukan sebagai pelengkap dalam penulisan. Penguatan data yang pertama dilakukan dengan berdiskusi dengan dosen pembimbing terkait sosialisasi yang epektif dalam mengatasi permasalahan yang dijadikan topik pembahasan. 3.3.2
Tinjauan Media Metode ini bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi lain sebagai
input dalam penyusunan makalah ini yang diperoleh dari internet, media cetak, dan media elektronik. Informasi yang diperoleh dalam tinjauan ini merupakan tambahan atau pelengkap teori-teori yang menjadi acuan dalam penulisan. Data dan informasi yang didapat dari tinjauan media akan memberikan gambaran terhadap informasi permasahan yang diangkat untuk memperoleh informasi terbaru dan akurat tentang diberlakukan MEA 2015 yang memberikan dampak negatif pada remaja Indonesia terutama tentang Triad KRR. 3.3.3
Observasi pada Komunitas Masyarakat Observasi secara langsung dilakukan dengan melakukn sosialisasi kepada
masyarakat dengan cara pendekatan secara terarah kepada kelompok organisasi masyarakat. Kelompok organisasi masyarakat yang menjadi target dalam sosialisasi yaitu memiliki sejumlah remaja sebagai anggota kelompok organisasi dalam masyarakat tersebut. Observasi yang mencakup sosialisasi didalam kunjungannya yaitu dilakukan pada organisasi The Movers. Organisasi tersebut dibawah asuhan Departemen Sains dan Komunikasi Kemasyarakatan, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Anggota asuhan The Movers merupakan kebanyakan siswa yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), walaupun anggota asuhan ada juga yang SD. The Movers berada di Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Bogor. Materi sosialisasi yang disampaikan tentang Triad KRR dengan cara melakukan pelatihan kaos lukis kepada anggota asuh The Movers. 3.4 Metode Analisis Data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan karya tulis dianalisis menggunakan metode pendekatan sebagai berikut:
18
1. Metode analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis untuk mengolah dan menafsirkan data kualitatif yang telah diperoleh melalui penggambaran fakta-fakta atau karakteristik yang sebenarnya pada objek yang dikaji. 2. Metode analisis komparatif yaitu metode analisis yang digunakan untuk melihat perbandingan antara gagasan yang ditawarkan dengan beberapa teori yang relevan dengan gaagsan tersebut. 3.5 Sistematika Penulisan Karya tulis ini disusun menjadi lima bab yaitu pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penulisan, pembahasan, dan penutup. Bab satu pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. Secara garis besar dalam bab ini diuraikan mengenai alasan pemilihan tema, tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ini, dan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini. Bab kedua adalah tinjauan pustaka. Bab ini membahas tentang landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam penyusuanan karya tulis yaitu mengenai dampak MEA 2015, sosial dan budaya di Indonesia, Triad KRR (seksualitas, HIV/AIDS dan NAPZA), dan kaos serat bambu. Metode penulisan diuraikan di bab tiga. Bab ini menguraikan tentang tahapan penulisan, metode pengumpulan data, metode analisis, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan. Kajian yang mendalam pada Bab tiga tentang bagaimana sistematika penulisan dan tatacara penyampaian konsep sosialisasi Triad KRR pada remaja dengan adanya MEA 2015 dalam keterkaitan degradasi nilai sosial dan budaya di Indonesia. Bab keempat pembahasan, berisi jawaban dari rumusan masalah yang telah disusun dalam bab pertama. Bab ini merupakan bab inti atau bab pokok yang membahas mengenai masalah yang diangkat dalam karya tulis ini. Bab pembahasan tentang sistematika penggunaan kaos “T-Boo” sebagai media sosialisasi dalam pencegahan Triad KRR pada remaja Indonesia dengan diadakannya MEA 2015 yang dapat berdampak pada kerusakan nilai sosial dan budaya. Pembahasan lebih lanjut tentang pengembangan “T-Boo” juga dikaji pada bab tiga. Penutup penulis diuraikan pada bab lima. Pada bab lima ini penulis lengkapi dengan simpulan dan saran yang diperoleh dari uraian yang telah kemukakan dari bab demi bab seperti tersebut di atas.
19
BAB IV ANALISIS DAN SINTESIS
4.1 Pengaruh MEA Terhadap Perkembangan Nilai Sosial Budaya dan Permasalahan Triad KRR Perubahan sosial budaya dan ekonomi masyarakat terjadi seiring dengan perkembangan dunia ke depan, perubahan tersebut akan terus terjadi karena dengan perubahan tersebut suatu kelompok dapat berkembang (Idris 2011). MEA 2015 diharapkan akan menciptakan suatu tatanan ASEAN yang baru dan lebih terbuka terutama di sektor pemasaran dan perekonomian negara. Namun, seiring berjalanannya waktu MEA juga dapat membawa dampak negatif. Arus perdagangan bebas di kawasan ASEAN dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap degradasi nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia. Degradasi nilai tersebut akan lebih mengkhawatirkan jika menimpa remaja sebagai penerus dalam melestarikan nilai sosial dan budaya Indonesia. Permasalahan yang mengancam lunturnya aspek sosial dan budaya oleh adanya efek negatif MEA adalah permasalahan reproduksi. Permasalahan reproduksi dikelompokkan menjadi tiga yaitu seksualitas, HIV/AIDS, dan NAPZA yang sering disebut sebagai Triad KRR (BKKBN 2012). Permasalahan Triad KRR akan berpengaruh langsung terhadap kondisi mental remaja dan dalam jangka panjang akan mempengaruhi pola pikir remaja dalam menerima dan menerapkan nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia. Usaha penanggulangan kasus pelanggaran Triad KRR akan sia-sia jika tidak diimbangi dengan usaha pencegahan. 4.2 Peran Sosialisasi dalam Menekan Jumlah Korban Fenomena Triad KRR Fenomena
penyimpangan
terhadap
NAPZA,
seksualitas,
maupun
HIV/AIDS di Indonesia sudah menimbulkan banyak korban. Fenomena tersebut menandakan bahwa tindak lanjut penanggulangan kasus triad KRR belum dilakukan dengan cepat dan efektif. Data penyimpangan triad KRR menunjukan bahwa jumlah korban akan terus meningkat seiring bertambahnya waktu (BKKBN 2012). Artinya, upaya pencegahan dan penekanan angka korban tersebut masih belum efektif. Pencegahan dengan sosialisasi merupakan salah satu cara yang dianggap paling efektif dalam menekan jumlah korban triad KRR.
20
Kusmariyani (2009) menyatakan bahwa terdapat tiga fase yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi yaitu: 1. Primer, kaitanya dengan triad KRR, sosialisasi dalam fase ini dilakukan sebelum penyalahgunaan terjadi dengan cara pendidikan dan penyebaran informasi
mengenai
bahaya
NAPZA,
HIV,
seksualitas.
Instansi
pemerintah, seperti BKKBN lebih banyak berperan pada tahap intervensi kegiatan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk materi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga. 2. Sekunder, sosialisasi pada fase ini dilakukan ketika sudah ada korban dan diperlukan upaya penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi fase penerimaan awal antara 1 -3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental serta fase detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3 minggu. 3. Tersier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah dan dalam proses penyembuhan. Tahap ini terdiri atas fase stabilisasi, antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan korban kembali ke masyarakat. Tahap ini bisanya berupa
kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dan lainnya (Rosita 2009). Berdasarkan penggolongan di atas, kegiatan sosialisasi dapat dilaksanakan sesuai
dengan
tingkatannya.
Tujuan
diadakannya
sosialisasi
terhadap
penyimpangan Triad KRR adalah untuk mencegah, menanggulangi, dan mengurangi jumlah korban. Ketersediaan sarana pemerintah masih belum optimal dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah daerah. Kegiatan penyuluhan yang tidak optimal dapat disebabkan oleh beberapa hal (Prabowo 2011). Menurut Anggi (2010) Faktor yang dapat mempengaruhi ketidakberhasilan kegiatan penyuluhan antara lain faktor penyuluh, faktor sasaran, dan faktor proses dalam sosialisasi. Faktor penyuluh merupakan faktor teknis yang sering terdapat kesalahan. Kurangnya persiapan materi, penampilan dan mental dalam penyampaian materi akan mempengaruhi jalanya sosialisasi. Respon sasaran
21
terhadap sosialisasi yang disampaikan akan sangat bergantung pada latar belakang lingkungan, ekonomi, dan pendidikan dari sasaran tersebut. Faktor proses dalam sosialaisasi merupakan faktor penentu dalam keberhasilan sosialisasi. Waktu, tempat, prasarana yang mendukung serta metode yang tepat akan mementukan keberhasilan dalam penyampaian materi. Namun jika salah satu faktor tidak optimal maka proses sosialisasi juga tidak akan berjalan maksimal. 4.3 Konsep Inovatif untuk Sosialisasi Triad KRR Sosialisasi inovatif Triad KRR perlu dikembangkan dalam menghadapi perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat. Salah satu diantaranya adalah menggunakan kaos oblong dengan konsep yang baru dan menarik di pasaran. Tipe kaos yang memiliki daya tarik karena tulisan atau gambar yang tertera di kaos tersebut biasanya disesuaikan dengan jiwa remaja. Berdasarkan trend tersebut “TBoo” bisa menjadi solusi inovatif dalam konsep sosialisasi dengan menggunakan kaos berbahan dasar serat bambu dan bertemakan Triad KRR dengan cara dilukis. Konsep dasar dari “T-Boo” adalah sosialisasi yang memberikan informasi tentang reproduksi remaja serta mengajak masyarakat dalam penggunaan bahan ramah lingkungan
yaitu
serat
bambu.
Konsep yang diusung “T-Boo”
merupakan konsep baru dalam sosialisasi dalam mode pakaian sehingga mempunyai peluang besar untuk lebih berkembang. Konsep desain kaos serat bambu “T-Boo” dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6 Konsep desain kaos “T-Boo” Seni lukis diatas kaos sudah pernah ada sebelumnya, namun belum digunakan sebagai sarana sosialisasi Triad KRR. Umumnya seni lukis diatas kaos
22
mengutamakan estetika dari lukisannya. “T-Boo” memanfaatkan media seni lukis tersebut untuk menuliskan himbauan-himbauan yang bertemakan Triad KRR. Himbauan yang tertera pada contoh kaos serat bambu pada gambar 6 bisa lebih dikembangkan dengan gambar, dan desain grafis lainya. Proses pembuatan produk “T-Boo” akan melibatkan interaksi antara kelompok remaja yang dinamakan “Sahabat T-Boo”. Interaksi antara “Sahabat TBoo” nantinya diharapkan sebagai media bertukar pikiran dan informasi tentang Triad KRR dan pengembangan “T-Boo” kedepanya. Serat bambu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan “T-Boo” mempunyai prospek yang bagus karena trend Go Green yang sedang berkembang. Selain “Sahabat T-Boo” yang akan mendapat manfaat langsung sebagai produsen produk, pengguna kaos “T-Boo” juga akan mendapat pengetahuan tentang Triad KRR secara tidak langsung. Teman, keluarga, maupun orang lain yang melihat secara tidak langsung juga akan mendapat pengetahuan tentang Triad KRR tersebut. Konsep sosialisasi tersebut merupakan sosialisasi yang dapat dikatakan efektif karena berjalan kontinu dan tidak memerlukan waktu khusus dalam pencapaianya. 4.4 Pengembangan “T-Boo”
Sahabat “Trisula Greets”
Masyarakat khususnya remaja
Masa bisis bahan baku
Instansi Pemerintahan
Gambar 7 Kerjasama dalam pengembangan “T-Boo”.
23
Pengembangan “T-Boo” sebagai langkah sosialisasi efektif dan inovatif membutuhkan dukungan dari beberapa kelompok yang peduli akan kasus Triad KRR yang berkaitan dengan diadakannya MEA 2015. Kerjasama ini berbentuk singular atau melingkar dan saling berhubungan. 4.4.1 Sahabat “T-Boo” Sahabat “T-Boo” merupakan sekelompok remaja yang mempunyai kepedulian terhadap permasalahan Triad KRR. Sahabat “T-Boo” bertugas sebagai penggerak utama dalam mensosialisasikan informasi tentang reproduksi remaja lewat produk “T-Boo”. Anggota awal sahabat “T-Boo” berasal dari sukarelawan remaja yang ingin mengaplikasikan pengetahuan terhadap Triad KRR kedalam sebuah karya. Sahabat “T-Boo” awal tersebut akan menjadi polopor dalam perekrutan anggota-anggota lainya. Perekrutan “T-Boo” dapat memanfaatkan media cetak ataupun elektronik. Sahabat “T-Boo” dapat mewakili suatu daerah kota atau daerah yang lebih kecil. Sahabat-sahabat “T-Boo” yang berbeda daerah dapat bertukar pikiran tentang informasi dan inovasi dalam penanggulangan masalah Triad KRR yang dituangkan dalam “T-Boo”. 4.4.2 Masyarakat Masyarakat luas terutama para remaja adalah target utama dan pertama yang akan merasakan dampak positif “T-Boo”. Produk “T-Boo” juga diharapkan memberikan efek positif secara fungsional, yaitu memberikan pengetahuan terhadap masalah reproduksi remaja serta mendukung gerakan penggunaan bahan serat bambu yang ramah lingkungan. Masyarakat terutama para remaja diharapkan mampu mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak negatif MEA 2015 dalam sosial dan budaya dengan menggunakan kaos lukis “T-Boo”. 4.4.3 Instansi Pemerintahan Instansi-instansi pemerintah diharapkan dapat bekerja sama dalam pengembanagan produk “T-Boo”. Hal tersebut berpeluang besar dapat terwujud apabila respon dari masyarakat juga antusias terhadap “T-Boo”. Instansi pemerintahan yang dapat berkerjasama diantaranya adalah BKKBN, Dinkes, BNN, Dinas Kebudayaan Lingkungan Hidup. Instansi-instansi pemerintahan ini bertugas sebagai penyandang dana ataupun donator dalam pengembangan “T-
24
Boo”. Pemerintah dapat menjadikan kaos lukis “T-Boo” sebagai filter masuknya arus informasi tentang sosial dan budaya dari masyarakat anggota negara lainnya di ASEAN pada saat diterapkan MEA 2015. 4.4.4 Masa Bisnis dan Bahan Baku Masa bisnis yang dimaksud dalam hal ini adalah produsen serat bambu. Geliat bisnis kaos serat bambu akan semakin meningkat seiring dengan berkembangnya “T-Boo” dan dukungan pemerintah akan hal tersebut. Masa bisnis bahan baku kaos serat bambu yang semakin berkembang akan memberikan feedback secara nyata bagi sahabat “T-Boo”. 4.5
Analisis Sosial Masyarakat Produk “T-Boo” yang berbahan dasar serat bambu dapat membantu
masyarakat khusunya remaja dalam memahami triad KRR sehingga pencegahan terhadap kasus-kasus yang tidak diinginkan dalam triad KRR dapat dilakukan dengan efektif dan bermanfaat terutama dengan diterapkan MEA 2015. Serat bambu yang digunakan bermanfaat juga sebagai wadah gerakan Go Green yang sedang didengungkan oleh masyarakat dunia. Hal tersebut juga merupakan terobosan baru untuk mensosialisasikan Triad KRR dalam dunia mode yang membutuhkan ide-ide kreatif, yaitu menggabungkan antara bahan baju yang berbasis go green dan tema baju yang mengangkat tentang masalah reproduksi remaja yaitu seksualitas, AIDS dan NAPZA sebagai penanggulangan dampak negatif MEA 2015 yang mulai diberlakukan. Selain itu laba dari penjualan “TBoo” ini bisa dijadikan modal untuk pengembangan kegiatan komunitas sahabat “T-Boo” serta pengembangan produk dan pasar yang lebih luas.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Sosialisasi yang selama ini diterapkan kurang memberikan dampak secara luas kepada sasaran sosialisasi yaitu remaja. Remaja memiliki karakteristik yang harus dipahami penyuluh agar himbauan dan pengetahuan yang diberikan dapat diserap dengan baik oleh sasaran sosialisasi. Konsep inovatif yang dapat
25
diterapkan untuk mensosialisasikan fenomena Triad KRR (NAPZA, HIV/AIDS, dan Seksualitas) adalah dengan menerapkan konsep sosialisasi secara kontinu. Memanfaatkan kaos dan kreativitas remaja dalam menggambarkan himbauan dan ajakan yang telah mereka lakukan melalui sosialisasi. Selanjutnya remaja dengan kaos lukis “T-Boo” akan menjadi media informasi berupa himbauan untuk menghindari, mencegah, dan mengobati korban fenomena Triad KRR. Kaos lukis “T-Boo” akan menjadi solusi pencegahan dampak negatif MEA 2015 yang dapat berdampak pada kerusakan nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia. 5.2 Saran Diperlukan inovasi-inovasi baru lainnya dalam kegiatan sosialisasi Triad KRR untuk menambah antusiasme remaja dalam mengikuti sosialisasi Triad KRR. Seharusnya dilakukan pengembangan inovasi sosialisasi dengan kaos lukis “T-Boo” ini agar dikomersilkan dan penyebarannya semakin luas. Sehingga akan terwujud metode sosialisasi Triad KRR dengan sistem go green yang bernilai ekonomis.
26
DAFTAR PUSTAKA
Adaji SE, Warenius LU, Ongany AA, Faxelid EA. 2010. The attitudes of kenyan in school adolescents toward sexual autonomy. African Journal of Reproductive Health. (4): 33-41. Ahrold TK, Meston CM. 2010. Ethnic differences in sexual attitudes of U.S. college students: Gender, acculturation, and religiocity factors. Archives of Sexual Behavior. (39): 190-202. Badan Pusat Statistik. 2010. Jumlah jenis kelamin berdasarkan kelompok umur [Internet].[diunduh 2015 Sept 8]. Tersedia pada: http: http://www.bps.go.id/. Baran JS. 2006. Introduction to Mass Communication: Media Literacy and Culture, Fourth Edition. Boston (US): Mc-Graw Hill. Beadle S, Temongmere GA. 2012. A Brief Review of Youth Policy and Programs in Papua and West Papua, Indonesia. Jayapura (ID): UNICEF. Bekti. 2010. Remaja rentan terkena HIV/AIDS. [Internet]. [diunduh 2015 Sept 8]. Tersedia pada: http://www.medicastore.com/. BKKBN. 2012. Masih rendah pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. [Internet].
[diunduh
2015
Sept
10].
Tersedia
pada:
http://www.
waspada.co.id. BNN, Puslitkes UI. 2006. Survei Nasional Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di Indonesia. Depok (ID): Puslitkes UI. BNN, Puslitkes UI. 2008. Laporan Survei Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia. BNN. 2014. Laporan Akhir Survei Nasional Perkembangan Penyalahguna Narkoba Tahun Anggaran 2014. Jakarta (ID): Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. Claretta D, Susanti DE. 2004. Sumber-sumber informasi remaja tentang seksualitas, [Artikel]. UPN Veteran Jawa Timur. Collins DJ, Lapsley HM. 2004. Economic Costs of Alcohol and Other Drugs In the Workplace, Section 3: Translating Research Into Practice. Australia: National Campaign Against Drug Abuse Monograph Series No. 1.
27
Depkes. 2011. Laporan triwulan pertama 2011 kasus HIV/AIDS. [Internet]. [diunduh 2015 Sept 10]. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id. Heckathorn DD, Semaan S, Broadhead RS, Hughes JJ. 2002. Extensions of respondent-driven sampling a new approach to the study of injection drug users aged 18–25. Journal of AIDS Behav. (6): 55–67. Hidayana et al. 2004. Seksualitas: Teori dan Realitas. Jakarta (ID): Program Gender dan Seksualitas FISIP UI. Idris R. 2011. Perubahan sosial budaya dan ekonomi Indonesia dan pengaruhnya terhadap pendidikan. Jurnal Lentera pendidikan. 14(2):219-231. Joewana S. 2004. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif. Jakarta (ID): EGC. Johnston LG, Sabin K, Hien MT, Huong PT. 2008. Assessment of respondent driven sampling for recruiting female sex workers in two vietnamese cities: reaching the unseen sex worker. Journal of Urban Health. (12): 294-304. Kesrepro. 2007. Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus meningkat. [Internet]. [Diunduh 2015 Sept 11]. Tersedia pada: http://www.kesrepro.info/. Komisi Penanggulangan AIDS. 2012. Kasus AIDS meningkat 25,3 persen, Jaktim paling rawan. [Internet]. [Diunduh 2015 Sept 12]. Tersedia pada: http://AIDS-ina.org/. Kompas. 2009. Remaja paling rentan tertular HIV/AIDS. [Internet]. [DIunduh 2015 Sept 12]. Tersedia pada: http://kesehatan.kompas.com/. Kusmariyani RE. 2009. Mengenal bahaya narkoba bagi remaja, upaya penyelamatan generasi muda melalui penyuluhan pengetahuan bahaya dan cara penanggulangan penyalahgunaan narkoba [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta. Marsiglia et al. 2006. HIV/AIDS protective factors among urban american indian youths. Journal of Health Care for the Poor and Underserved. (17): 45-58. Ministry of Health. 2008. Mathematic Model of HIV Epidemic in Indonesia. Jakarta (ID): Ministry of Health, Cited in Indonesian National AIDS Commission. Ministry of Health. 2011. Integrated Biological and Behavioural Survey (IBBS) 2011. Jakarta (ID): Ministr y of Health, Directorate General of Disease
28
Control and Environmental Health. Available at the Data Hub for AsiaPacific. Ministry of Health. 2012. Progress Report HIV/AIDS Situation in Indonesia up to December 2011. Jakarta (ID): Ministry of Health, Directorate General of Disease Control and Environmental Health. Available at the Data Hub for Asia-Pacific. National AIDS Commission. 2009. Republic of Indonesia Country Report on the Follow up to the Declaration of Commitment on HIV/AIDS (UNGASS): Reporting Period 2008 – 2009. Jakarta (ID): National AIDS Commission. National AIDS Commission. 2012. Republic of Indonesia Countr y Report on the Follow-Up to the Declaration of Commitment on HIV/AIDS (UNGASS): Reporting Period 2010-2011. Jakarta (ID): National AIDS Commission. Nursyaidah N. 2007. Hubungan komunikasi Internasional dan pemanfaatan internet dengan pengetahuan seks remaja [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Prabowo YTH. 2011. Upaya Badan Narkotik Kota menanggulangi bahaya narkoba dikalangan remaja di Kota Semarang [skripsi]. Semarang (ID): IKIP PGRI Semarang. Purba YC. 2009. Hubungan karakteristik, pengetahuan, dan remaja laki-laki terhadap kebiasaan merokok SMU Parulian 1 Medan tahun 2009 [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara. Puspitasari AE. 2010. Efektivitas penyuluhan tentang perubahan fisik masa pubertas pada remaja putri di SMP Negeri 37 semarang [skripsi]. Semarang (ID): Universitas Muhammadiyah Semarang. Ridha A. 2005. Remaja Tanpa Masalah.Jakarta (ID): Qisthi Press. Rofiq A. 2014. Menakar pengaruh masyarakat ekonomi ASEAN 2015 terhadap pembangunan Indonesia. Jurnal Filsafat dan Budaya Hukum. 3(2):250-251. Salganik MJ, Heckathorn DD. 2004. Sampling and estimation in hidden populations using respondent-driven sampling. Journal of Sociol Method. (34):193–239. Sarwono SW. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo Persada.
29
Soeprijono P. 2005. Pengetahuan Serat-Serat Tekstil. Bandung (ID): ITB Bandung. Soetjiningsih et al. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta (ID): Sanggung Seto. Spiritia. 2011. Laporan terakhir Kemenkes. [Internet]. [Diunduh 2014 Sept 12]. Tersedia pada: http://spiritia.or.id. Suprihatin SEY.2012. Produksi Busana Houte Couture Berbahan Serat Bambu [Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta. Syaifuddin ZH. 2008. Model pendidikan seks (sex education) orang tua bagi remaja guna mencegah seks pra nikah serta model tayangan alternatif seksualitas. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial. (8): 27-30. Todorov AA, Lynskey MT, Grant JD, Scherrer JF, Todd RD, Bucholz KK. 2006. Psyciatrich comorbidity and progression in drug use in adult male twins: implications for the design of genetic association studies. Journal of Addictive Behaviour. (31): 948-961 Wang J, Carlson RG, Falck RS, Siegal HA Rahman A, Li L. 2005. Respondentdriven sampling to recruit MDMA users: a methodological assessment. Journal of Drug Alcohol Depend. (78):147–157. Widiawati Dian. 2006. Pemanfaatan Sabut Kelapa untuk Tekstil. Bandung (ID): ITB Press.
30
LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar riwayat hidup 1. Ketua Kelompok a. Nama
: Indah Kusuma Effendi
b. Nama Panggilan
: Indah
c. Jenis Kelamin
: Perempuan
d. Tempat, tanggal lahir : Majalengka, 03 April 1995 e. Alamat asal
:.Desa
Sidowayah,
RT
02,
RW 03, Kec. Sidowayah Kab. Rembang f. No. Hp
: +6281293754566
g. Departemen/Fakultas :.Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat / FEMA h. Email
`
:
[email protected]
Pengalaman Organisasi Dewan Gedung Asrama A5 Sylvasari sebgai Ketua RT
2013-2014
lorong 5 Bendahara Umum Organisasi Mahasiswa Daerah Himpunan
2013-2014
Keluarga Rembang di Bogor Sekertaris 1 Organisasi Mahasiswa Daerah Himpunan
2014-2015
Keluarga Rembang di Bogor Anggota HERO 51 Anggota
Himpunan
2015 Mahasiswa
Peminat
Ilmu-ilmu 2014-Sekarang
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (Himasiera) Anggota Koran Kampus IPB sebagai Reporter
2014-Sekarang
Anggota Lingkung Seni Sunda Gentra Kaheman IPB divisi 2015-Sekarang Peran Anggota Lembaga Kemahasiswaan Teater UPTODATE
2014-Sekarang
31
Penghargaan Ilmiah Finalis
6
(IDENTIC)
besar oleh
Indonesian Fakultas
Medical Kedokteran
Scientific
Competition
Universitas
2014
Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan Bogor, 22 September 2015
( Indah Kusuma Effendi) NIM. I34130062
32
2. Anggota Kelompok 1 a. Nama
: Ilham Wahyu Widagdo
b. Nama Panggilan
: Ilham
c. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Tempat, tanggal lahir : Rembang, 1 Desember 1995 e. Alamat asal
:.Desa Karanglincak, RT 05, RW 01, Kec. Kragan, Kab. Rembang
f. No. Hp
: +6285740979987
g. Departemen/Fakultas : Geofisika dan Meteorologi / MIPA h. Email
`
:
[email protected]
Pengalaman Organisasi Ketua Divisi klub asrama Cybertron Tingkat Persiapan Bersama
2013-2014
(TPB), IPB Ketua Angkatan 50 Himpunan Keluarga Rembang di Bogor
2013
(HKRB), IPB Anggota divisi Risedu Kegiatan Mahasiswa Forum for Scientific
2013-2014
Studies (FORCES), IPB Staff anggota divisi acara Meteorologi Interaktif – Pesta Sains 2014 Nasional, IPB Ketua Pelaksana Geophysics and Meteorology Championship 2014 (GEOMETRIC) departemen Geofisika dan Meteorologi, IPB Ketua divisi Field Colaboration Regional Bogor, Himpunan 2014-2015 Mahasiswa Meteorologi Indonesia (HMMI) Staff divisi acara Field co. 2015 HMMI
2015
Ketua divisi Hubungan Masyarakat Masa Perkenalan Departemen 2015 Geofisika dan Meteorologi, IPB Judul Karya Tulis yang Pernah Dibuat 1. Dendeng Daun Pepaya Sebagai Pengganti Melonjaknya Harga Daging Sapi (2012)
33
2. Anti Acne Berbahan Dasar Kulit Mangga Sebagai Alternatif Pemanfaatan Limbah Dengan Metode Sederhana Dan Ramah Lingkungan (2013) Penghargaan Ilmiah Finalis
6
(IDENTIC)
besar oleh
Indonesian Fakultas
Medical Kedokteran
Scientific
Competition
Universitas
2014
Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan Juara Bidang Karya Tulis Lomba Murid Teladan Tingkat SMA se-
2012
Kabupaten Rembang Bogor, 22 September 2015
(Ilham Wahyu Widagdo) NIM. G24130022
34
3. Anggota Kelompok 2 a. Nama
: Yusrizal
b. Nama Panggilan : Rizal c. Jenis Kelamin
: Laki-laki
d. Tempat, tanggal lahir : Lampung, 25 Mei 1992 e. Alamat asal
: Desa Bandar Kejadian, Kab. Tanggamus, Prov. Lampung
f. No. Hp
: +6285778620657
g. Departemen/Fakultas : Kimia/MIPA h. Email
`
:
[email protected]
Pengalaman Organisasi Ketua Divisi Pengajaran Kimia Club Tutor Sebaya Tingkat 2011-2012 Persiapan Bersama (TPB), IPB Ketua Divisi Badan Olahraga dan Seni Organisasi Mahasiswa 2011-2013 Daerah Keluarga Mahasiswa Lampung (KEMALA), IPB Staff Kementerian Kebijakan Nasional Badan Eksekutif Keluarga 2013-2014 Mahasiwa (BEM KM), IPB Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa Forum for Scientific Studies 2013-2014 (FORCES), IPB
Judul Karya Tulis yang Pernah Dibuat 3. SanseFarpum:
Komersialisasi
Parfum
dari
Daun
Lidah
Mertua
(Sansevieria) yang Ramah Lingkungan. (2011) 4. “SmartCooler-13”: Pendingin Ikan Menggunakan Panel Surya sebagai Penyimpan Hasil Tangkap Nelayan Tradisional (2012) 5. Uji Efesiensi Kalor Pada Pendingin Ikan (2012) 6. Imflementasi Microchip RFID Sebagai Solusi Kontra Ternak Kerbau dengan Gajah di Taman Nasional Waykambas Lampung Timur, Sumatra, Indonesia (2012) 7. The Honestly of Canteen (2012)
35
8. Biskuit Fhytes: Biskuit Sehat dengan Triple Mix (Tepung Shorgum, Tepung Tempe dan Tepung Pisang) sebagai Solusi Kurang Energi Protein (KEP) Pada Balita (2013) 9.
“Eco-Green Batterai ATM”: Konsep ATM Ramah Lingkungan sebagai Penanganan Limbah B3 pada Baterai. (2013)
10. Penerapan Wakaf pada Sektor Ternak Kelinci untuk Wirausaha Jamaah di Kalangan Pesantren sebagai Wujud Peningkatan Indeks Pembangunan Pemuda Muslim Berlandaskan Al-Quran dan Al-Hadits (2014) 11. Trisula of Agroforestry: Pengelolaan Hutan Adat dengan sistem Agrofoestry (2014) 12. The Potential of Bark Extract Shorea venulosa as Biofungicide to Control Schizophyllum commune Fries (2014) 13. Banda Aceh Parfume City: Kosep Pemanfaatan Minyak Atsiri Nilam untuk Menjadikan Banda Aceh sebagai Kota Parfum. (2014) 14. “TRISULA GREETS”: Kaos Lukis Kreatif dan Inovatif Berbahan Serat Bambu sebagai Solusi dalam Sosialisasi Pencegahan Triad KRR di Kalangan Remaja (2014) 15. Hidrogel Poli(Kalium Akrilat-Ko-Kitosan) dengan Teknik Iradiasi Gamma sebagai Superabsorben Ramah Lingkungan (2015) 16. Ecodoe: Boneka Akar Wangi dengan Kombinasi Bulu Domba Garut (2015) 17. SEAPO-TECH: Rancang Bangun Teknologi dengan Menggunakan Elektrolit Air Laut dan Super Elekroda untuk Kemandirian Energi (2015) 18. Sintesis dan Karekterisasi Besi-Pektin sebagai Coating Obat Sensitif Asam Lambung (2015) Penghargaan Ilmiah Juara 1 LKTI Chemical Expo oleh FMIPA Universitas Negeri
2015
Medan, Sumatra Utara Juara 1 Poster Chemical Expo oleh FMIPA Universitas Negeri
2015
Medan, Sumatra Utara 2nd Place, Alltech Young Scientist - Asia Pacific, ALLTECH
2015
36
Juara 4 IDEAS SUMMIT Indonesia Studentpreneur oleh Fakultas
2015
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Second Prize, 2014 Asia Pacific Agriculture Undergraduate Student
2014
Project Competition (GFSRC), National Pingtung University of Science and Technology, TAIWAN (Topic: Food Processing and Safety) Third Prize, 2014 Asia Pacific Agriculture Undergraduate Student
2014
Project Competition (GFSRC), National Pingtung University of Science and Technology, TAIWAN (Topic: Sustainable Agri-food production system) Banda Aceh Development Youth Forum IKAMBA, Aceh
2014
Juara 4 Social Entrepreneurship Challenge oleh Badan Eksekutif
2014
Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Gadjah Mada Juara 1 LKTI Konferensi Nasional XVII dan Kongres XVI
2014
Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) Finalis
6
(IDENTIC)
besar oleh
Indonesian Fakultas
Medical Kedokteran
Scientific
Competition
Universitas
2014
Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan Finalis 10 Besar Lomba Esai, Kompetisi Esai dan Karya Tulis
2014
Mahasiswa Nasional Universitas Hasanuddi, Makassar Juara 2 Lomba Karya Tulis Al-Quran RDK Institut Teknologi
2014
Sepuluh Nopember, Surabaya Juara 1 National Chemistry Moslem Student Conference oleh Islamic
2014
Chemistry Week Cis-Its 2014, ITS Surabaya Juara Harapan 1 LKTIA Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi
2014
Sepuluh Nopember, Surabaya Finalis 15 Besar ITS Expo Paper Competition (IEPC), ITS Surabaya
2014
Finalis 10 Besar Lomba Karya Tulis Al-Quran Teknik Kimia, Institut
2014
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Finalis 10 Besar Lomba Karya Cipta Aplikatif Pertanian, Pekan Inovasi Mahasiswa Pertanian Indonesia, IPB, Bogor
2013
37
Finalis 15 Besar LKTI Airlangga Ideas Competition, Universitas
2013
Airlangga, Surabaya Juara 2 PKM-GT Semarak Bidik Misi, IPB
2013
Juara 3 Business Plan Semarak Bidik Misi, IPB
2012 Bogor, 22 September 2015
(Yusrizal) NIM. G4411001
38
Lampiran 2 Data Penelitian Triad KRR Data 1 Angka estimasi penyalahguna narkoba di Indonesia, 2008 (BNN dan Puslitkes UI 2008)
39
Data 2 Proyeksi Jumlah Penyalahguna Narkoba (coba pakai, teratur, pecandu bukan suntik dan pecandu suntik) (Nilai Tengah) menurut Propinsi, 2004-2013 (BNN dan Puslitkes UI 2008).
40
Data 3 Proyeksi jumlah penyalahguna narkoba kelompok coba pakai (nilai tengah) menurut propinsi, 2004-2013 (BNN dan Puslitkes UI 2008).
41
Data 4 Proyeksi jumlah penyalahguna narkoba kelompok teratur pakai (nilai tengah) menurut propinsi, 2004-2013 (BNN dan Puslitkes UI 2008).
42
Data 5 Estimasi jumlah penyalahguna narkoba di propinsi menurut kelompok pelajar dan jenis kelamin, 2008 (BNN dan Puslitkes UI 2008)