LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)
Judul: IbM Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech untuk Guru Bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Kabupaten Tabanan
Oleh :
I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs/ 0027088401 (Ketua) Made Windu Antara Kesiman, S.T.,M.Sc/ 0011118203 (Anggota1) I Gede mahendra Darmawiguna, S.Kom.,M.Sc/ 0004018502 (Anggota2)
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, Sesuai dengan Surat Perjanjian Nomor 192/UN48.15/LPM/2015
Jurusan Pendidikan Teknik Informatika LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Tahun 2015
HALAMAN PENGESAHAN Judul IbM :
Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech untuk Guru Bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Kabupaten Tabanan
1.
Mitra Program
2.
Ketua Pelaksana a. Nama b. NIP c. Jabatan/Golongan d. Jurusan/Fakultas e. Perguruan Tinggi f. Bidang Keahlian g. Alamat Kantor/Telp/Faks/E-mail h. Alamat Rumah/Telp/Faks/E-mail
3.
: SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan : I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs : 198408272008121001 : Lektor / III a : Pendidikan Teknik Informatika/FTK : Universitas Pendidikan Ganesha : Informatika : Jl. Udayana Kampus Tengah/0362- 27213/: Grya Sambangan No 29 / 08108179723724 /-/
[email protected]
Anggota Tim Pelaksana a. Jumlah Anggota b. Nama Anggota I
4. 5.
Lokasi Kegiatan/Mitra Luaran yang dihasilkan
6. 7.
Jangka waktu Pelaksanaan Biaya
: 2 orang : Made Windu Antara Kesiman, ST., M.Sc. I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom, M.Sc : Denpasar dan Tabanan : Peningkatan keterampilan guru dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis Text to Speech : 8 Bulan : Rp. 47.500.000,Singaraja, 1 Oktober 2015 Ketua Pelaksana
I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs NIP. 198408272008121001
i
TIM PELAKSANA PENGABDIAN A. Ketua Pelaksana 1. Nama 2. NIP 3. Jenis Kelamin 4. Tempat/Tanggal Lahir 5. Jabatan/Golongan 6. Unit Kerja 7. Bidang Keahlian 8. Waktu untuk Kegiatan
: I Made Agus Wirawan, S.Kom., M.Cs. : 198408272008121001 : Laki-laki : Penatahan, Susut, Bangli / 27 Agustus 1984 : Lektor/ IIIa : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika : Ilmu Komputer : 4 jam/minggu
B. Anggota 1 1. Nama 2. NIP 3. Jenis Kelamin 4. Tempat/Tanggal Lahir 5. Jabatan/Golongan 6. Unit Kerja 7. Bidang Keahlian 8. Waktu untuk Kegiatan
: Made Windu Antara Kesiman, S.T., M.Sc. : 198211112008121001 : Laki-laki : Singaraja / 11 Nopember 1982 : Lektor/ IIIb : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika : Teknik Informatika : 4 jam/minggu
C. Anggota 2 1. Nama 2. NIP 3. Jenis Kelamin 4. Tempat/Tanggal Lahir 5. Jabatan/Golongan 6. Unit Kerja 7. Bidang Keahlian 8. Waktu untuk Kegiatan
: I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.Sc. : 198501042010121004 : Laki-laki : Singaraja / 4 Januari 1985 : Asisten Ahli / IIIb : Jurusan Pendidikan Teknik Informatika : Ilmu Komputer : 4 jam/minggu
ii
ABSTRAK Sesuai dengan judul program pengabdian masyarakat ini, metode penerapan ipteks yang dilakukan adalah berbentuk pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Kegiatan pelatihan ditunjang dengan ceramah, tanya jawab dan tentu saja praktek secara langsung di laboratorium komputer. Modul pelatihan diberikan kepada peserta sebagai alat bantu dalam kegiatan praktek di laboratorium. Tujuan dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guruguru bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech, sehingga membantu guru-guru dalam proses belajar mengajar dan pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan keterampilan bahasa Inggris siswa-siswa di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan. Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan kegiatan P2M ini, dapat kami simpulkan bahwa program P2M ini telah mampu memberikan manfaat yang sangat besar dan tepat sasaran bagi khalayak, terutama bagi mereka yang menyandang disabilitas seperti penyandang tunanetra. Bentuk pelatihan seperti ini merupakan bentuk yang sangat efektif untuk memberikan penyegaran dan tambahan wawasan serta pengetahuan baru di bidang teknologi informasi di luar proses pembelajaran yang diterima di sekolah masing-masing. Kata kunci : pelatihan, pengabdian, kamus bicara, text to speech
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat, bimbingan, dan petunjuk-Nya, kami dapat menyelesaikan Laporan Akhir P2M ini. Laporan ini disusun sebagai laporan akhir dari hasil Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang telah kami laksanakan. Banyak pihak yang telah membantu kami selama melakukan program P2M dan penulisan laporan ini. Untuk itu, melalui kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) yang telah menyetujui dan mendanai pelaksanaan program P2M ini. 2. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha. 3. Kepala SLB A Negeri Denpasar dan Kepala SLB Santikatmaka Tabanan, yang telah bersedia bekerjasama dan menjadi mitra untuk pelaksanaan program P2M ini. 4. Seluruh Panitia dan Tim Pelaksana program P2M ini, yang telah membantu dan mendukung kelancaran kegiatan ini. 5. Pihak lainnya yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu, yang telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami menyadari bahwa pelaksanaan program P2M ini masih sangatlah jauh dari sempurna, oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran untuk peningkatan kemampuan kami di masa mendatang. Semoga Laporan P2M ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan seluruh pihak yang membutuhkannya.
Singaraja, 1 Oktober 2015 Tim Pelaksana
iv
DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ i TIM PELAKSANA PENGABDIAN ..................................................................................... ii ABSTRAK........................................................................................................................... iii KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iv DAFTAR ISI ........................................................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ............................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 1.1 Analisis Situasi Mitra Kegiatan .................................................................................... 1 1.2 Permasalahan Mitra ..................................................................................................... 3 1.3 Tujuan Kegiatan .......................................................................................................... 4 1.4 Manfaat Kegiatan......................................................................................................... 4 BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................ 6 2.1 Aplikasi Kamus Bicara ................................................................................................ 6 2.2 Text To Speech ............................................................................................................ 9 2.3 Mitra Kegiatan ........................................................................................................... 11 BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................................ 13 3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan.................................................................................... 13 3.2 Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan ......................................................................... 13 3.3 Pemetaan dan Sosialisasi Program kepada Khalayak Sasaran ..................................... 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 16 4.1 Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................................ 16 4.2 Evaluasi Kegiatan ...................................................................................................... 20 4.3 Permasalah/Hambatan yang Dihadapi ........................................................................ 25 BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 27 5.1 Simpulan ................................................................................................................... 27 5.2 Saran ......................................................................................................................... 27 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 28
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Tampilan Utama Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech ................................ 7 Gambar 2. 2 Fungsi Manajemen Data Kata ........................................................................................ 8 Gambar 2. 3 Fungsi Cetak Kata Hasil Terjemahan ke dalam Format Huruf Braille ............................. 8 Gambar 2. 4 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008) ........................................................... 9 Gambar 2. 5 Proses Konversi Teks ke Ucapan (Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008) ..................... 10 Gambar 3. 1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................. 13 Gambar 3. 2 Laboratorium komputer sebagai dukungan mitra dalam pelaksanaan P2M ................... 14 Gambar 4. 1 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi ............................. 17 Gambar 4. 2 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus ............................................. 17 Gambar 4. 3 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi ............................. 18 Gambar 4. 4 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis .................... 18 Gambar 4. 5 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis .................... 19 Gambar 4. 6 Seorang Guru Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan ............................. 19 Gambar 4. 7 Seorang Guru Non-Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan...................... 20
vi
DAFTAR TABEL Tabel 1. 1 Matriks Evaluasi Kinerja Program P2M di SLB A Negeri Denpasar dan SLB.................. 20
vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Mitra Kegiatan Bahasa Inggris merupakan standar bahasa internasional yang digunakan saat ini, sehingga pemahaman dan penguasaan bahasa Inggris sangatlah penting untuk setiap orang. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mensosialisasikan bahasa Inggris, salah satunya adalah dengan memasukkan bahasa Inggris sebagai salah satu mata pelajaran pokok yang harus diberikan kepada siswa pada jenjang pendidikan tertentu. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan siswa akan pentingnya penguasaan bahasa Inggris agar kelak mereka mampu bersaing di dunia global, tentunya tanpa meninggalkan bahasa ibu atau daerah maupun bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia. Pelajaran bahasa Inggris diberikan mulai dari tingkat pendidikan SMP, SMA/SMK sampai pada tingkat Perguruan Tinggi, tak terkecuali pada sekolah-sekolah khusus (SLB), salah satunya adalah SLB-A, yakni untuk penyandang tunanetra. Untuk sekolah-sekolah khusus seperti SLB-A, pelajaran bahasa Inggris diberikan dari tingkat pendidikan SMP, dimana materi yang diajarkan disesuaikan dengan kondisi dari siswa. Jika siswa tersebut memiliki kelainan tambahan maka pemberian materi pelajaran bahasa Inggris tidak sepenuhnya mengacu pada Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan, dalam hal ini pemberian materi akan disesuaikan dengan kondisi fisik dari siswa tersebut. Tetapi jika siswa itu tidak memiliki kelainan tambahan maka pemberian materi pelajaran bahasa Inggris akan mengacu pada SK dan KD yang telah ditetapkan. Hal ini tentu berbeda dengan sekolah awas (non-SLB) pada umumnya, dimana pemberian materi pelajaran bahasa Inggris sepenuhnya mengacu pada SK dan KD yang telah ditetapkan. Secara umum kita belajar bahasa Inggris, salah satunya adalah dengan menggunakan kamus. Tetapi bagi penyandang tunanetra, tidak memungkinkan untuk menggunakan kamus seperti halnya orang normal. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, guru biasanya menggunakan media, seperti buku text dan kamus dengan format huruf Braille. Penggunaan kamus dengan format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara maksimal. Untuk mencari terjemahan suatu kata, mereka (siswa penyandang tunanetra) masih memerlukan bimbingan dari guru, hal ini disebabkan karena mereka harus mencari kata yang akan 1
2
diterjemahkan itu secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari. Cara ini, tentu berdampak pada tingkat efektivitas dan produktifitas pembelajaran yang tidak bisa dilakukan secara maksimal, baik dari sisi guru maupun siswa. Dari sisi guru, guru sering mengalami kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Inggris, sebab guru harus menuntun siswa satu per satu dalam mencari kata yang akan diterjemahkan. Sementara dari sisi siswa, proses penerjemahan kata yang dilakukan secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari, atas bantuan atau tuntunan guru, memunculkan rasa cepat bosan dikalangan siswa karena waktu yang dibutuhkan dalam proses penerjemahan kata cukup lama, terlebih bagi mereka yang tidak suka membaca. Dengan kata lain, penggunaan kamus dalam bentuk text book seperti ini, tidaklah efektif bagi penyandang tunanetra, walaupun dalam kamus tersebut telah menggunakan format huruf Braille. Selain itu, ukuran kamus yang cukup besar membuat pengguna sulit dalam mencari kata yang akan diterjemahkan serta jumlah pengadaan untuk kamus ini masih sangat terbatas, sehingga sulit untuk didapat. Jika dilihat dari karakteristik penyandang tunanetra, mereka memang memiliki kekurangan dalam indra penglihatannya, namun untuk indra yang lain seperti pendengaran mereka sangatlah peka. Mengacu pada hal tersebut, akan lebih baik jika ada suatu media kamus yang bisa disuarakan (Text to Speech), tidak seperti text book biasa. Dengan perkembangan teknologi saat ini, hal tersebut tidaklah mustahil untuk dilakukan, terlebih dengan adanya program Jaws, memungkinkan semua penyandang tunanetra untuk belajar mengoperasikan komputer. Kini komputer bukanlah barang yang bisa dioperasikan oleh orang normal saja, namun juga oleh mereka yang menyandang disabilitas, seperti penyandang tunanetra. Tidak sampai disitu, perkembangan teknologi Text to Speech kini telah merambah pada perangkat mobile. Universitas Pendidikan Ganesha, melalui Jurusan Pendidikan Teknik Informatika telah mengembangkan suatu aplikasi kamus bicara berbasis Text to Speech untuk tunanetra. TTS (Text to Speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa, yang dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan. Pemanfaatan TTS ini, akan sangat membantu terutama bagi pengguna yang memiliki keterbatasan dalam hal pembacaan teks atau kata, seperti penyandang tunanetra. Dengan menggunakan indra pendengaran, pengucapan kata akan sangat membantu penyandang tunanetra dalam mencari terjemahan suatu kata tertentu. Aplikasi kamus yang telah dikembangkan ini memiliki beberapa karakteristik khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan penyandang tunanetra. Karakteristik khusus yang dimaksud adalah pada rancangan interface-nya dibuat berupa shortcut-shortcut atau tuts
3
khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu, dimana setiap fungsi yang dijalankan itu nantinya akan diucapkan atau disuarakan oleh komputer. Selain itu, jumlah kata pada aplikasi ini bisa di-update secara dinamis. Dengan aplikasi kamus ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah guru dalam membelajarkan siswa penyandang tunanetra dalam mempelajari bahasa Inggris, terutama untuk mencari terjemahan suatu kata tertentu, sehingga dapat meningkatkan produktifitas pembelajaran, baik di rumah maupun di sekolah. Bertolak dari kondisi tersebut, maka Tim IbM Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Ganesha mencoba untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru-guru bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan melalui suatu pelatihan penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Dipilihnya guru dan bukan siswa, sebagai objek dalam pelaksanaan kegiatan P2M ini, atas dasar pertimbangan jika kelak siswa tersebut telah menyelesaikan studinya atau berhenti sekolah, maka pengetahuan yang mereka miliki tentang cara penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini tidak bisa didistribusikan lagi ke siswa penyandang tunanetra yang lain. Berbeda halnya jika guru yang diberikan pelatihan, pengetahuan akan cara penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini tentu tetap dapat disebarkan ke siswa penyandang tunanetra yang lain, melalui suatu kegiatan pembelajaran bahasa Inggris di dalam kelas.
1.2 Permasalahan Mitra Secara garis besar, permasalahan yang dihadapi mitra dalam pembelajaran bahasa Inggris adalah terbatasnya media kamus yang bisa memfasilitasi kebutuhan para siswa penyandang tunanetra. Dalam pembelajaran bahasa Inggris, guru biasanya menggunakan media, seperti buku text dan kamus dengan format huruf Braille. Namun, penggunaan kamus dengan format huruf Braille ini pun tidak bisa dilakukan secara maksimal. Untuk mencari terjemahan suatu kata, mereka (siswa penyandang tunanetra) masih memerlukan bimbingan dari guru, hal ini disebabkan karena mereka harus mencari kata yang akan diterjemahkan itu secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari. Cara ini, tentu berdampak pada tingkat efektivitas dan produktifitas pembelajaran yang tidak bisa dilakukan secara maksimal, baik dari sisi guru maupun siswa. Dari sisi guru, guru sering mengalami kesulitan dalam proses pengajaran bahasa Inggris, sebab guru harus menuntun siswa satu per satu dalam mencari kata yang akan diterjemahkan. Sementara dari sisi siswa, proses penerjemahan kata yang dilakukan secara manual, yakni dengan membaca menggunakan jari, atas bantuan atau
4
tuntunan guru, memunculkan rasa cepat bosan dikalangan siswa karena waktu yang dibutuhkan dalam proses penerjemahan kata cukup lama, terlebih bagi mereka yang tidak suka membaca. Dengan kata lain, penggunaan kamus dalam bentuk text book seperti ini, tidaklah efektif bagi penyandang tunanetra, walaupun dalam kamus tersebut telah menggunakan format huruf Braille. Selain itu, ukuran kamus yang cukup besar membuat pengguna sulit dalam mencari kata yang akan diterjemahkan serta jumlah pengadaan untuk kamus ini masih sangat terbatas, sehingga sulit untuk didapat.
1.3 Tujuan Kegiatan Tujuan dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah: 1. Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru – guru bahasa Inggris di SLB A Negeri di Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis Text To Speech. 2. Membantu guru – guru dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya bahasa Inggris, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan bahasa Inggris siswa di SLB A Negeri di Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan.
1.4 Manfaat Kegiatan Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah: 1. Bagi guru-guru bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan, pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat: a)
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru, tentang cara penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech, sehingga dapat membantu mempermudah guru dalam membelajarkan siswa penyandang tunanetra dalam mempelajari bahasa Inggris, khususnya saat melakukan proses penerjemahan suatu kata tertentu di dalam kelas.
b) Membudayakan kebiasaan pemanfaatan atau penggunaan teknologi informasi pada guru, seperti komputer atau PC dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas, sehingga akan berdampak pada meningkatnya pengetahuan dan keterampilan guru akan cara pengoperasian komputer. 2. Bagi Pemerintah Daerah Kotamadya Denpasar dan Kabupaten Tabanan, khususnya Dinas Sosial dan Dinas Pendidikan Nasional, pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat membantu terwujudnya program-program sosial dan pendidikan yang
5
telah menjadi bagian rencana peningkatan kualitas sosial dan pendidikan masyarakat pada umumnya. 3. Bagi pelaksana, program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk turut berperan serta dalam meningkatkan kualitas sosial dan pendidikan masyarakat sekitar, berupa pengejawantahan ilmu dan pengetahuan yang diperoleh dari lembaga pendidikan tinggi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Aplikasi Kamus Bicara Aplikasi kamus bicara, adalah sebuah aplikasi kamus yang dapat melakukan proses penerjemahan kata dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris atau sebaliknya. Aplikasi kamus bicara ini, memiliki fitur-fitur sebagai berikut. a. Aplikasi kamus hanya dapat melakukan penerjemahan kata dalam dua arah, yaitu dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. b. Untuk mencari terjemahan suatu kata, pengguna dapat mencarinya berdasarkan pilihan kategori atau non kategori. c. Menerima masukan berupa teks (kata atau frase) dengan panjang maksimal 50 karakter. d. Keluaran yang dihasilkan pada aplikasi kamus, yaitu berupa teks, suara dan teks dalam format huruf Braille. e. Tidak menyertakan sinonim untuk hasil padanan dari kata yang diterjemahkan, dalam arti satu masukan hanya menghasilkan satu keluaran. f. Kata yang diterjemahkan maupun padanannya, dapat disimpan dan dicetak dalam format huruf Braille. Proses penyimpanan kata maupun padanannya ini bersifat sementara, yakni ketika aplikasi telah ditutup kemudian dibuka kembali, maka kata dan padanannya yang telah disimpan sebelumnya akan terhapus. g. Jumlah kata yang terdapat pada aplikasi kamus saat ini sebanyak 2000 kata. Jumlah tersebut bisa ditambah secara dinamis, karena pada aplikasi ini telah disediakan sebuah fasilitas untuk menambah kata, dan yang bertugas untuk menambahkan kata tersebut adalah guru pengajar bahasa Inggris atau guru lain yang bisa mengoperasikan komputer. h. Menggunakan shortcut-shortcut atau tuts khusus pada keyboard untuk menjalankan suatu fungsi tertentu, seperti tombol Esc berfungsi untuk membatalkan perintah, tombol F1 berfungsi untuk memunculkan semua kata atau kata tertentu beserta padananya, tombol F2 berfungsi untuk berpindah dari kelompok kategori menuju non kategori atau sebaliknya, tombol F3 berfungsi untuk menampilkan kategori-kategori yang terkait dengan materi ajar yang akan disampaikan pada saat itu (hasil penyetingan kategori), tombol F4 berfungsi untuk menampilkan semua kategori yang terdapat pada aplikasi kamus, tombol F5 berfungsi untuk menutup aplikasi kamus, tombol F6 berfungsi untuk mengetahui petunjuk 6
7
penggunaan aplikasi kamus,
tombol F10 berfungsi untuk mencetak kata beserta
padananya dalam format huruf Braille, tombol F11 berfungsi untuk mengeja hasil terjemahan atau padanan kata saat melakukan penerjemahan kata di non kategori, tombol F12 berfungsi untuk menyimpan kata yang diterjemahkan beserta padanannya, tombol Backspace berfungsi untuk menghapus huruf atau karakter disebelah kiri saat melakukan penerjemahan kata di non kategori, tombol Enter berfungsi untuk mencari padanan kata saat melakukan penerjemahan kata di non kategori, memilih kelompok dari kata yang akan diterjemahkan, serta berfungsi untuk mengeja kata saat melakukan penerjemahan kata di kelompok kategori, tombol panah atas dan tombol panah bawah berfungsi untuk membaca kata beserta padanannya. i. Jenis keyboard yang digunakan tidak memiliki bentuk atau karakter khusus. j. Aplikasi kamus ini khusus diperuntukan bagi penyandang tunanetra, bukan bagi penyandang tunarungu maupun tunadaksa. Berikut ini adalah beberapa bentuk visualisasi dari aplikasi kamus bicara berbasis text to speech.
Gambar 2. 1 Tampilan Utama Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech
8
Gambar 2. 2 Fungsi Manajemen Data Kata
Gambar 2. 3 Fungsi Cetak Kata Hasil Terjemahan ke dalam Format Huruf Braille
9
2.2 Text To Speech TTS (Text to Speech) merupakan salah satu aplikasi dalam bidang teknologi bahasa, yang dapat mengkonversi teks dalam format suatu bahasa menjadi ucapan sesuai dengan pembacaan teks dalam bahasa yang digunakan, dengan cara melakukan fonetisasi, yaitu penyusunan fonem-fonem untuk membentuk ucapan (Arry Akhmad Arman, 2008). Suatu sistem TTS pada umumnya melakukan dua proses konversi, yaitu konversi teks ke fonem dan konversi fonem ke ucapan. Kedua proses ini dilakukan secara berurutan dengan input berupa teks dan menghasilkan output berupa suara atau ucapan (Rommel, 2008).
Gambar 2. 4 Sistem Text to Speech (Sumber: Rommel, 2008) a. Konversi Teks ke Fonem Bagian konversi teks ke fonem berfungsi untuk mengubah kalimat masukan dalam suatu bahasa tertentu yang berbentuk teks menjadi rangkaian kode-kode bunyi yang biasanya direpresentasikan dengan kode fonem, durasi serta pitch-nya. Untuk suatu bahasa baru, bagian ini harus dikembangkan secara lengkap khusus untuk bahasa tersebut. Fonem merupakan unit bunyi terkecil yang dapat dibedakan oleh manusia, dan suatu ucapan kata atau kalimat pada prinsipnya dapat dilihat sebagai urutan fonem. Durasi adalah lama waktu pengucapan untuk setiap fonem, dan pitch merupakan perubahan nilai frekuensi dasar pada pengucapan fonem untuk menghasilkan intonasi yang diinginkan. Proses konversi dari teks ke fonem terdiri dari beberapa tahap, yaitu normalisasi teks, konversi setiap fonem menjadi kode fonem, dan penetapan durasi serta pitch untuk setiap fonem. Normalisasi teks merupakan suatu proses yang merepresentasikan teks tertulis menjadi teks yang sesuai dengan pengucapan oleh manusia. Contoh “rommel membangun aplikasi TTS mulai tahun 2005”. Hasil normalisasinya adalah “rommel membangun aplikasi tetees mulai tahun duaribulima”. Kemudian setiap teks hasil normalisasi tersebut dikonversi ke fonem. Tidak setiap huruf sama dengan kode fonemnya. Hal ini karena, kode fonem yang digunakan harus sesuai dengan standar kode fonem yang ditetapkan oleh Speech Synthesizer yang digunakan.
10
Untuk mendapatkan ucapan yang lebih alami, ucapan yang dihasilkan harus memiliki intonasi (prosody). Prosodi adalah perubahan nilai pitch (frekuensi dasar) selama pengucapan kalimat atau teks dilakukan. Pada prakteknya, informasi pembentuk prosodi berupa data-data pitch serta durasi pengucapannya untuk setiap fonem yang dibangkitkan. Nilai-nilai yang dihasilkan diperoleh dari suatu model prosodi. Prosodi bersifat sangat spesifik untuk setiap bahasa, sehingga model yang diperlukan untuk membangkitkan data-data prosodi menjadi sangat spesifik juga untuk suatu bahasa. b. Konversi Fonem ke Ucapan Bagian konverter fonem ke ucapan berfungsi untuk membangkitkan sinyal ucapan berdasarkan kode-kode fonem serta pitch dan durasi yang dihasilkan oleh bagian konverter teks ke fonem, sehingga akan menghasilkan bunyi atau sinyal ucapan yang sesuai dengan kalimat yang ingin diucapkan (Arry Akhmad Arman, 2008). Teknik yang digunakan pada bagian ini adalah teknik diphone concatenation, yang bekerja dengan cara menggabunggabungkan segmen-segmen bunyi yang telah direkam sebelumnya. Setiap segmen berupa diphone (gabungan dua buah fonem). Berikut gambaran detail mengenai proses konversi teks ke ucapan.
Gambar 2. 5 Proses Konversi Teks ke Ucapan (Sumber: Arry Akhmad Arman, 2008)
11
2.3 Mitra Kegiatan a. SLB A Negeri Denpasar SLB-A Negeri Denpasar merupakan satu-satunya sekolah luar biasa yang berstatus negeri yang khusus menangani cacat netra yang ada di kota denpasar. SLB-A ini berlokasi di jalan Serma Gede No. 11 Denpasar-Bali, dengan luas wilayah mencapai 2346.54m2, luas bangunan 1113m2, dan luas lingkungan 813m2. Jumlah guru yang mengajar di SLB A Negeri Denpasar berjumlah 30 orang, dimana terdiri dari 4 orang guru bahasa inggris. Sedangkan Jumlah siswa yang ada di SLB-A saat ini adalah 69 orang (17 orang perempuan dan 52 orang laki-laki), jumlah ini tersebar dalam berbagai tingkatan atau jenjang yakni 1 orang untuk tingkat taman kanak-kanak, 48 orang untuk tingkat sekolah dasar (14 orang D1, 9 orang D2, 14 orang D3, 6 orang D4, 2 orang D5, dan 3 orang D6), 11 orang untuk tingkat sekolah menengah pertama (7 orang L1, dan 4 orang L3), dan 9 orang untuk tingkat sekolah menengah atas (2 orang M1, 4 orang M2, dan 3 orang M3). Ke-69 orang siswa ini memiliki gangguan yang berbeda, yakni 18 orang mengalami Low Vision (LV), 18 orang mengalami Totally Blibd, 1 orang mengalami CV, 6 orang mengalami kelambanan dalam belajar, 12 orang mengalami autis, 1 orang mengalami tunalaras, 1 orang mengalami kesulitan belajar, 4 tunagrahita, 4 orang mengalami ADD/gangguan perhatian, 2 orang mengalami gangguan komunikasi dan konsentrasi, 1 orang mengalami iperaktif, dan 1 orang mengalami tunarungu/wicara. b. SLB Santikatmaka Tabanan SLB Santikatmaka merupakan sekolah yang dikelola oleh yayasan PSBN Mahatmiya (Panti Sosial Bina Netra Mahatmiya) di bawah naungan Dinas Sosial Kabupaten Tabanan. PSBN Mahatmiya adalah unit pelaksana teknis departemen sosial RI, yang bergerak dibidang pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang cacat dan bertugas memberikan bimbingan, pelayanan dan rehabilitasi sosial bagi penyandang cacat agar mereka mampu hidup mandiri, wajar bagi diri dan keluarganya, memiliki keterampilan kerja, serta percaya diri. SLB Santikatmaka ini berlokasi di jalan S. Parman No. 1 Kediri Tabanan-Bali, dengan luas wilayah mencapai 0.6 hektar. Jumlah kelayan (penyandang cacat) yang ada di sekolah saat ini adalah 77 orang (24 orang perempuan dan 53 orang laki-laki), dengan rincian 13 orang penyandang cacat tubuh, 7 orang penyandang tuna rungu atau wicara, dan 57 orang penyandang tunanetra dimana 28 orang diantaranya menyandang Low Vision (LV). Jumlah
12
guru bahasa inggris yang mengajar di SLB Santikatmaka berjumlah 3 orang dari 25 orang guru.
BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan Metode pelaksanaan kegiatan pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis Text to Speech untuk guru – guru di SLB A Negeri di Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan, adalah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.
Gambar 3. 1 Kerangka Pelaksanaan Kegiatan
3.2 Waktu Efektif Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan program pelatihan ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama 4 jam/pertemuan pada masing-masing SLB. Selain itu, di masing-masing SLB 13
14
dilakukan juga tahap evaluasi pelatihan untuk mengetahui keterampilan yang dicapai oleh para peserta pelatihan dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech dalam proses belajar mengajar yang melibatkan para siswa serta mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech sehingga dapat dievaluasi kembali. Tahap evaluasi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam/pertemuan. Untuk sarana dan prasarana saat pelaksanaan pelatihan ini, sepenuhnya menggunakan milik SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan. Seluruh perangkat komputer yang ada pada masing-masing laboratorium telah memenuhi standar minimal, sesuai dengan apa yang dipersyaratkan pengembang guna bisa menjalankan aplikasi kamus bicara.
Gambar 3. 2 Laboratorium komputer sebagai dukungan mitra dalam pelaksanaan P2M Materi yang diberikan dalam pengenalan aplikasi kamus bicara ini diorganisasikan dalam sebuah modul, mulai dari pengenalan seputar operasioanl komputer, cara meng-install dan meng-uninstall aplikasi kamus bicara berbasis text to speech beserta aplikasi pendukung lainnya, manajemen data kamus yakni proses dimana admin/guru dapat mengelola data kamus, seperti menambah, meng-edit, maupun menghapus, pengenalan menu dan navigasi dari aplikasi kamus bicara berbasis text to speech serta proses cetak data dari kamus bicara berbasis text to speech ke dalam printer Braille. Jumlah tutor dalam kegiatan ini adalah 1 orang dengan melibatkan 2 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Informatika sebagai asisten tutor. Tutor yang ditugaskan ini merupakan dosen yang memiliki latar belakang Pendidikan Teknik Informatika.
15
3.3 Pemetaan dan Sosialisasi Program kepada Khalayak Sasaran Khalayak sasaran dari pelaksanaan program pengabdian masyarakat ini adalah guruguru bahasa Inggris yang ada di SLB A Negeri Denpasar maupun SLB Santikatmaka Tabanan. Selain guru bahasa Inggris, pelatihan juga diberikan kepada siswa dari masingmasing SLB dalam proses belajar, dimana guru sebagai tutor dalam penggunaan aplikasi ini. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan guru bahasa Inggris dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Kegiatan Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa pelaksanaan program pelatihan ini dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan dengan alokasi waktu selama 4 jam/pertemuan pada masing-masing SLB. Selain itu, di masing-masing SLB juga dilakukan tahap evaluasi pelatihan untuk mengetahui tingkat keterampilan yang dicapai oleh para peserta pelatihan dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas yang melibatkan para siswa serta mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini sehingga ke depan dapat dievaluasi kembali. Tahap evaluasi ini dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam/pertemuan. Dalam pelaksanaan program pelatihan ini, sebelum kegiatan pelatihan dimulai, pertama-tama dilakukan dulu kegiatan sosialisasi program P2M dan pembukaan pelatihan penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Kegiatan pembukaan ini dilakukan oleh ketua IbM yang didampingi oleh kepala SLB, dan disaksikan oleh seluruh peserta pelatihan serta anggota tim pelaksana kegiatan IbM yang lain. Setelah kegiatan sosialisasi program P2M dan pembukaan pelatihan penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di laboratorium komputer, mulai dari proses mengisi daftar hadir oleh peserta pelatihan, dilanjutkan dengan proses perkenalan oleh tutor, kemudian proses penyampaian materi oleh tutor dengan metode ceramah, demonstrasi, serta ditunjang dengan kegiatan tanya jawab, kemudian kegiatan praktek secara langsung oleh para peserta pelatihan. Dalam kegiatan praktek tersebut, tutor dibantu oleh 2 orang asisten tutor. Asisten tutor ini merupakan mahasiswa dari Jurusan Pendidikan Teknik Informatika. Modul/user manual dan CD installer diberikan kepada peserta pelatihan sebagai alat bantu dalam kegiatan praktek. Berikut ini adalah visualisasi kegiatan pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech yang dilaksanakan di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan. 16
17
Gambar 4. 1 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech di SLB Santikatmaka Tabanan
Gambar 4. 2 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech di SLB Santikatmaka Tabanan
18
Gambar 4. 3 Kegiatan Sosialiasi dan Pembukaan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech di SLB A Negeri Denpasar
Gambar 4. 4 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech di SLB A Negeri Denpasar
19
Gambar 4. 5 Suasana Kegiatan Pelatihan Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text To Speech di SLB A Negeri Denpasar
Gambar 4. 6 Seorang Guru Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan Aplikasi Kamus Bicara ke Siswa Penyandang Tunanetra
20
Gambar 4. 7 Seorang Guru Non-Tunanetra Tengah Mengajarkan Cara Menggunakan Aplikasi Kamus Bicara ke Siswa Penyandang Tunanetra
4.2 Evaluasi Kegiatan Evaluasi kegiatan program IbM pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech untuk guru-guru di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan diarahkan kepada tiga aspek kinerja yakni: aspek perencanaan, aspek pelaksanaan dan aspek hasil.
Untuk memudahkan
kegiatan evaluasi
ketiga aspek
kinerja tersebut indikator
keberhasilannya dijabarkan pada matrik berikut. Tabel 1. 1 Matriks Evaluasi Kinerja Program P2M di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan No Aspek yang Indikator Tolok ukur Hasil yang diperoleh dievaluasi keberhasilan 1 Perencanaan Tim IbM membuat 1. Tersedianya 1. Program kerja / persiapan program kerja dan program kerja sudah tersedia dan kegiatan menyiapkan alat serta secara detail dan aplikatif. bahan (modul/user aplikatif. 2. alat serta bahan manual dan CD 2. Tersedianya alat (modul/user manual Installer Aplikasi serta bahan dan CD Installer Kamus Bicara). (modul/user Aplikasi Kamus manual dan CD Bicara) telah Installer Aplikasi tersedia dengan Kamus Bicara). baik.
21
No 2
3.
Aspek yang dievaluasi Pelaksanaan program kegiatan
Indikator keberhasilan Tim IbM menjalin kerjasama dengan mitra pelatihan dalam hal ini guru-guru bahasa Inggris di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan untuk dilatih keterampilannya dalam menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech.
Hasil pelatihan
Peserta pelatihan dapat menggunakan/menga kses semua tools yang ada pada aplikasi kamus bicara berbasis text to speech.
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
1. Terlaksananya 1. Koordinasi dan koordinasi dan sosialisasi berjalan sosialisasi dengan sesuai jadwal guru-guru bahasa kegiatan. Inggris di SLB A 2. Pelatihan Negeri Denpasar pengenalan aplikasi dan SLB kamus bicara Santikatmaka berbasis text to Tabanan. speech berjalan 2. Pelatihan cara dengan lancar. penggunaan 3. Praktek penggunaan aplikasi kamus aplikasi kamus bicara berbasis bicara berbasis text text to speech. to speech diikuti 3. Praktek dengan tertib dan menggunakan antusias oleh para aplikasi kamus peserta pelatihan bicara berbasis sesuai dengan text to speech. jadwal yang ditetapkan. 4. Hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan pengenalan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech secara umum dapat dikategorikan cukup baik. Rata– rata 80-90% guru telah mampu menggunakan/meng akses tools yang ada pada aplikasi kamus. 1. Seluruh peserta SLB A N Denpasar pelatihan (guru) a. 90% dari jumlah dapat guru yang mengikuti menggunakan/me kegiatan pelatihan ngakses semua telah mampu tools yang ada menggunakan/menga pada aplikasi kses seluruh kamus bicara tools/menu yang berbasis text to terdapat pada speech serta dapat aplikasi kamus bicara berbasis text mengajarkan cara penggunaan to speech. Sementara, 10% aplikasi ini kepada siswa guru lainnya masih
22
No
Aspek yang dievaluasi
Indikator keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh
penyandang tunanetra. 2. Siswa penyandang tunanetra dapat menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech sesuai dengan tools/menu yang persyaratkan.
menemui kesulitan terutama dalam hal manajemen data kamus (menambah, mengubah, dan menghapus data), hal ini karena guru tersebut menyandang tunanetra dan tools untuk manajemen data tersebut memang khusus diperuntukkan bagi guru yang non tunanetra. Dalam hal ini, kesulitan yang dialami guru tersebut bukan karena kemampuan yang mereka miliki rendah, melainkan karena implementasi tools manajemen data tidak mengakomodasi kebutuhan mereka (tunanetra). b. Saat proses evaluasi, dimana guru mengajarkan cara penggunaan aplikasi kamus ke siswa penyandang tunantera, jika diklasifikasikan dalam nilai prosentase, hampir 90% guru telah mampu melakukan. Sementara 10% guru lainnya, masih terkendala oleh keterbatasan fisik yang mereka miliki (tunanetra). c. Untuk siswa penyandang tunanetra sendiri,
23
No
Aspek yang dievaluasi
Indikator keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh hampir 100% sudah mampu menggunakan aplikasi kamus. Tools yang diakses oleh siswa hanya terbatas pada cara penerjemahan kata baik itu berdasarkan katagori maupun nonkatagori serta mencetak hasil terjemahan kata. Siswa tidak bisa melakukan proses manajemen data (menambah, mengubah, dan menghapus data kata), karena proses ini hanya khusus diperuntukkan bagi guru. Disamping itu siswa penyandang tunanetra ini, tidak memiliki kelainan tambahan selain tunanetra. SLB Santikatmaka Tabanan a. 80% dari jumlah guru yang mengikuti kegiatan pelatihan telah mampu menggunakan/meng akses seluruh tools/menu yang terdapat pada aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Sementara, 20% guru lainnya masih menemui kesulitan terutama dalam hal manajemen data
24
No
Aspek yang dievaluasi
Indikator keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh kamus (menambah, mengubah, dan menghapus data), hal ini karena guru tersebut menyandang tunanetra dan tools untuk manajemen data tersebut memang khusus diperuntukkan bagi guru yang non tunanetra. Dalam hal ini, kesulitan yang dialami guru tersebut bukan karena kemampuan yang mereka miliki rendah, melainkan karena implementasi tools manajemen data tidak mengakomodasi kebutuhan mereka (tunanetra). b. Saat proses evaluasi, dimana guru mengajarkan cara penggunaan aplikasi kamus ke siswa penyandang tunantera, jika diklasifikasikan dalam nilai prosentase, hampir 80% guru telah mampu melakukan. Sementara 20% guru lainnya, masih terkendala oleh keterbatasan fisik yang mereka miliki (tunanetra). c. Untuk siswa penyandang tunanetra sendiri, hampir 100% sudah mampu
25
No
Aspek yang dievaluasi
Indikator keberhasilan
Tolok ukur
Hasil yang diperoleh menggunakan aplikasi kamus. Tools yang diakses oleh siswa hanya terbatas pada cara penerjemahan kata baik itu berdasarkan katagori maupun nonkatagori serta mencetak hasil terjemahan kata. Siswa tidak bisa melakukan proses manajemen data (menambah, mengubah, dan menghapus data kata), karena proses ini hanya khusus diperuntukkan bagi guru. Disamping itu siswa penyandang tunanetra ini, tidak memiliki kelainan tambahan selain tunanetra.
4.3 Permasalah/Hambatan yang Dihadapi Secara umum dapat dikatakan bahwa tidak ada permasalahan ataupun kendala yang berarti yang dihadapi baik pada saat pra, proses maupun pasca kegiatan pelatihan. Selama pelaksanaan kegiatan pelatihan ini, mulai dari tahap persiapan sampai pelaksanaannya, dapat kami sampaikan temuan-temuan sebagai berikut. 1. Antusiasme pihak pimpinan sekolah, baik dari SLB A Negeri Denpasar maupun SLB Santikatmaka Tabanan sangat tinggi. Mereka menyambut baik tawaran kerjasama sebagai mitra dalam program pengabdian masyarakat ini. Masing-masing pihak sekolah berharap program seperti ini bisa dilaksanakan secara reguler dan berkala di tahun-tahun selanjutnya. 2. Isi dari aplikasi kamus bicara sangat layak/relevan bagi pembelajaran tunanetra. Selain itu, rancangan interface yang dibuat berupa shortcut-shorcut atau tuts khusus pada keyboard
26
ini membantu dan mempermudah penyandang tunanetra dalam mencari terjemahan suatu kata tertentu. 3. Situasi dan kondisi di tempat pelatihan sangatlah kondusif serta memberikan kenyamanan bagi peserta pelatihan. Hal ini tentu saja didukung dengan berbagai fasilitas, sarana dan prasarana yang sangat memadai yang dimiliki oleh SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan. 4. Potensi dan kemampuan peserta pelatihan (guru) terlihat baik, terbukti dari hasil observasi yang dilakukan selama pelatihan, mereka dengan cepat dapat memahami dan menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech dalam mencari terjemahan suatu kata tertentu walaupun beberapa diantara mereka ada yang menyandang tunanetra. Sehingga ke depannya perlu diupgrade, terutama tools yang yang berkaitan dengan manajemen data kamus (menambah, mengubah, dan menghapus data). Pada aplikasi kamus bicara saat ini, belum mengakomodasi kebutuhan untuk guru yang menyandang tunanetra dalam hal manajemen data kamus. 5. Potensi dan kemampuan siswa penyandang tunanetra di masing-masing SLB, baik itu di SLB A Negeri Denpasar maupun SLB Santikatmaka Tabanan juga terlihat baik. Mereka dapat dengan cepat memahami dan menggunakan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. Disamping itu siswa-siswa penyandang tunanetra ini, tidak memiliki kelainan tambahan selain tunanetra. 6. Aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini, kedepannya supaya bisa dijalankan tidak hanya di SO Windows saja, namun dapat juga dijalankan pada SO yang lain. Serta jika memungkinkan ditambahkan pengaturan kecepatan spelling saat kata diucapkan.
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil evaluasi serta temuan-temuan yang kami peroleh selama pelaksanaan kegiatan P2M ini, dapat kami simpulkan bahwa program P2M ini telah mampu memberikan manfaat yang sangat besar, terutama dalam hal peningkatan pengetahuan serta ketrampilan guru-guru dalam penggunaan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech, baik bagi guruguru di SLB A Negeri Denpasar maupun guru-guru di SLB Santikatmaka Tabanan. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki ini, diharapkan dapat membantu mempermudah guru dalam melakukan proses kegiatan belajar mengajar dikelas khususnya saat pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu dengan adanya aplikasi kamus bicara berbasis text to speech ini diharapkan bisa menjadi solusi yang tepat sasaran bagi khalayak, khususnya siswa-siswi penyandang tunanetra di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan. Bentuk pelatihan seperti ini merupakan bentuk yang sangat efektif untuk memberikan penyegaran dan tambahan wawasan serta pengetahuan baru di bidang teknologi informasi di luar proses pembelajaran yang diterima di sekolah masing-masing.
5.2 Saran Berdasarkan hasil dari pelaksanaan program IbM Pengenalan Aplikasi Kamus Bicara Berbasis Text to Speech di SLB A Negeri Denpasar dan SLB Santikatmaka Tabanan serta kegiatan evalusi yang telah dilakukan, maka dapat dibuat beberapa saran sebagai berikut. 1. Memperluas cakupan wilayah pelatihan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech. 2. Menambahkan fitur-fitur yang lebih lengkap, sehingga mengakomodasi seluruh kebutuhan penyandang tunanetra, baik dari segi guru maupun siswa. Adapun fitur-fitur yang dimaksud yaitu: a.
Menambahkan tools yang yang berkaitan dengan manajemen data kamus (menambah, mengubah, dan menghapus data) untuk guru yang menyadang tunanetra.
b.
Mengembahkan aplikasi kamus bicara berbasis text to speech supaya multiflatform.
c.
Menambahkan pengaturan kecepatan spelling saat kata diucapkan.
27
28
DAFTAR PUSTAKA Arry Akhmad Arman, 2008. “Definisi Text to Speech (Departemen Teknik Elektro ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://indotts.melsa.net.id/Definisi Text to Speech « Teknologi Bahasa.htm (diakses tanggal 1 Agustus 2009) Luh Putu Eka Damayanthi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan, “Pengembangan Aplikasi Text To Speech Dalam Pembuatan Kamus Untuk Tunanetra”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Informatika (SENAPATI) 2010, ISSN 2087-2658, 21 September 2010, Singaraja Bali Rommel, 2008. “Aplikasi SMS dengan Text to Speech Bahasa Indonesia pada Sistem Operasi Symbian (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB: Bandung)”. Tersedia pada http://................./Final Paper - Rommel - [13202003].doc (diakses tanggal 10 Agustus 2009)