Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALURAN KREDIT USAHA MIKRO DAN KECIL (UMK) (Studi Kasus pada PT BPR Modern Expres di Kota Ambon)”. J.R. Puturuhu Abstract The study aims to analyze influence of Capital Adequacy Ratio (CAR), Third Party Fund (DPK), and Operating Expenses to Operational Income (BOPO) to Loan to Deposit Ratio (LDR) as a Credit Distribution Proxy. Population in this study is Government Bank Maluku and North Maluku with 20 samples(quarterly) for 5 year period 2011-2015.The method used in this research is descriptive analysis anf multiple regression analysis These result indicates that the independent variables CAR, insignificant influence; LDR and BOPO are positive and significances influences to LDR. Based to R2 test showed that the ability to explain the independent variable on the dependent variable LDR amounted to 51,9 % while remaining 48.1 % is influences by other variables outside the independent variable used in this study Keyword: CAR, DPK, BOPO => LDR PENDAHULUAN Fungsi intermediasi adalah fungsi utama dari sebuah Bank sehingga bank bertugas menghimpun dana dari masyarakat yang bekelbihan dana dalam bentuk simpanan, giro selanjutnya dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan atau kekurangan dalam bentuk Bilamana proses intermediasi tersebut berjalan dengan baik, maka semua pihak baik bank, pihak yang berkelebihan dana, pihak yang kekurangan dana, dan pada gilirannya perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari keberadaan suatu bank ( Suseno dan Abdullah, 2004). Penyaluran kredit mutlak menjadi tugas penting yang dilakukan mengingat perbankan menjadi lembaga yang mempertemukan unit surplus dengan unit defisit Oktaviana (2012), namun disisi lain perbankan harus dengan cermat dan teliti menganalisis penyaluran kredit (D.A, Saryadi, & Wijayanto, 2012). Dengan demikian industri perbankan dituntut untuk terus meningkatkan, kompetensi, khususnya pada bagian kredit agar menjaga kesinambungan pertumbuhan kredit yang optimal serta sebagai lembaga intermediasi keuangan ( Ningsih & Zuhroh 2010). Hasanudin (2010) dan Ghalih (2011) menyatakan bahwa penawaran kredit perbankan bukan hanya dipengaruhi dana yang bersumber dari dana pihak ketiga (DKP) tetapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor internal lain seperti loan to deposit ratio (LDR) untuk melihat seberapa besar tingkat likuiditas dalam menentukan kemampuannya untuk membayar kewajiban jangka pendeknya. Deramayang (2011) memaparkan bahwa faktor kredibilitas calon debitur berdampak kuat pada penyaluran kredit perbankan. Dengan demikian, diperlukan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit untuk menghindari risiko kredit macet (Dini, Yozza, & Devianto, 2013) dan Pato (2013) serta Fitria dan Sari (2012). Unsur kehati-hatian ini dideteksi dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL). Besarmnya NPL sudah ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu sebesar 5% nilai NPL yang tinggi akan menyebabkan dana yang disalurkan melalui kredit juga akan semakin berkurang karena bank harus membentuk
penghapusan yang lebih besar (Meydianawathi, 2007). Besarnya NPL menjadi salah satu penyebab sulitnya perbankan dalam menyalurkan kredit. Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menurut Yulhasnita (2013) merupakan sebuah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi kinerja operasional perbankan. Di dalam rasio ini akan dibandingkan antara biaya operasional dan pendapatan operasionalnya. Dimana semakin kecil rasio ini maka kinerja bank semakin baik, artinya bank tersebut semakin efisien dalam mengeluarkan biaya guna mendapatkan pendapatan. Operasional bank yang tidak efisien dapat diindikasikan dengan nilai rasio BOPO yang tinggi, sehingga kemungkinan besar suatu bank tersebut dalam bermasalah. Jika hal ini terjadi, maka kegiatan operasional bank dalam menyalurkan kredit akan terhambat. PT BPR Modern Expres merupakan perusahaan perbankan yang terletak dikota Ambon telah berdiri sejak tahun 1988, telah mempunyai beberapa cabang antara lain di Tual (Maluku Tenggara) mulai buka tahun 2005, Masohi (Maluku Tengah) mulai buka tahun 2007, Namlea (Pulau Buru) mulai buka tahun 2008, Piru (Seram Bagian Barat) Mulai Buka Tahun 2009. PT. BPR Modern Express lebih berfokus pada wirausahawan mikro dan kecil (UMK), dengan memberikan layanan jasa perbankan, produk simpanan, dan pinjaman baik komersial maupun konsumer. Porsi kredit usaha mikro dan kecil (UMK) terhadap total kredit di tahun 2014 sebesar 3,64%. Pada dasarnya ada empat layanan produk PT BPR Modern Expres yaitu : 1. Kredit Konsumsi : Memberikan kredit kepada masyarakat dalam pembiayaan konsumtif prbadi, sebagai kredit khusus pegawai negeri, pensiunan, kepemilikan kenderaan. 2. Kredit Modal Kerja : Memberikan kredit kepada masyarakat untuk pemberdayaan modal usaha. 3. Deposito adalah simpanan berjangka bagi masyarakat / perusahaan 4. Tabungan adalah tabungan umum bagi masyarakat / perusahaan
1
Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
Penyaluran kredit pada PT BPR Modern Expres dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dimana faktor-faktor ini dapat digunakan sebagai penilain kinerja maupun laba yang diperoleh. Seperti DPK (dana yang dihimpun dari masyarakat), BOPO, LDR (meliputi aspek likuiditas) dan
NPL (mewakili resiko kredit). Kondisi dana pihak ketiga (DPK), BOPO, loan to deposit ratio (LDR), non performing loan (NPL) dan Kredit PT BPR Modern Express selama 5 tahun atau 19 triwulan terdapat pada tabel berukut ini:
Tabel 1.1 Perkembangan Kinerja PT. BPR Modern Ekspres di Kota Ambon pada Periode 2010-2014 120 100
80 DPK BOPO
60
LDR NPL
40 20 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Sumber : PT.BPR Modern Ekspress Bertolak dari grafik diatas terlihat bahwa perkembangan PT BPR Modern Express dalam kurun waktu 19 triwulan menunjukan perkembangan fkukjtuatif dengan kecenderungan pada rtriwulan-triwulan terakhir mengalami peningkatan. DPK pada beberapa triwulan mengalami penurunan. Dana pihak ketiga (DPK) yang paling terendah yaitu terjadi pada September 2010 sebanyak 1.99%, hal ini tidak searah dengan kredit yang terus mengalami peningkatan. sedangkan DPK tertinggi terjadi pada desember 2014 yaitu sebanyak 2.51%, searah dengan kredit yang mengalami peningkatan. Data diatas menunjukan bahwa meskipun DPK mengalami fluktuasi pada beberapa triwulan namun DPK dari tahun 2011 hingga 2014 selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga dapat dikatakan adanya keberhasilan dalam menghimpun dana pihak ketiga. Dengan adanya peningkatan DPK maka akan sangat mempengaruhi laba yang diperoleh perusahaan. Dimana semakin tinggi DPK maka penyaluran kredit juga akan semakin tinggi. Tingkat efisiensi kinerja operasional perbankan juga tidak kalah penting. Dimana tingkat operasional sering diukur menggunakan beban operasional terhadap pendapatan operasional atau disingkat menjadi BOPO. Hal ini terkait dengan kegiatan utama perbakan yang berperan dalam penyaluran kredit ke masyarakat. Angka terbaik untuk rasio BOPO adalah dibawah 90% (Infobank, 2007), jika rasio BOPO yang dihasilkan oleh suatu bank melebihi
90%, maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut tidak efisien dalam menjalankan operasinya. Dari tabel 1.1 menunjukan bahwa rasio BOPO berada pada angka dibawah 90% dengan pergerakan yang berfluktuasi yang masih berkisar pada angka 36.52% hingga 62.97%. Berdasarkan data kita dapat mengetahui bahwa PT BPR Modern Express cukup baik dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, dalam hal ini terlihat nilai rasio BOPO yang rendah. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja manajemen bank tersebut, karena lebih efisien dalam menggunakan sumber daya yang ada diperusahaan. Maka dapat disimpulakan bahwa pergerakan rasio BOPO ini terlihat searah dengan penyaluran kredit. Dimana jika rasio BOPO menurun maka penyaluran kredit juga akan meningkat. Dalam kaitanya dengan pertumbuhan ekonomi suatu Negara, penyaluran kredit mempunyai peranan yang sangat penting. Kredit yang disalurkan oleh PT BPR Modern Ekspres di kota Ambon suda cukup optimal, hal ini dapat dilihat dari rasio loan to deposit ratio (LDR) dari periode Juni 2010 hingga Desember 2014, angka rasio LDR berkisar antara 80.63% hingga 98.89%, (dapat dilihat pada tabel 1.1). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR yang dimiliki oleh suatu perbankan diharapkan berada pada kisaran 80% - 110%. sehingga dapat disimpulkan bahwa PT BPR Modern Express secara umum dari periode juni 2010 hingga desember 2014, rasio LDR suda sesuai
2
Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
dengan harapan Bank Indonesia. Jika kita kaitkan lagi dengan penyaluran kredit, maka akan jelas terlihat bahwa pergerakan LDR terhadap penyaluran kredit searah. Dimana hubungan LDR dengan penyaluran kredit berbanding lurus. Pergerakan rasio-rasio keuangan juga terjadi terhadap NPL dan hubungannya dengan penyaluran kredit, dimana NPL mempunyai hubungan yang berbanding terbalik dengan penyaluran kredit. Dari Tabel 1.1 menunjukan bahwa menurunnya nilai NPL di iringi dengan kenaikan penyaluran kredit. Meski dengan pergerakan yang berfluktuasi NPL terus mengalami penurunan pada periode selanjutnya, terlihat dari Desember 2010 hingga Desember 2014, angka NPL mempunyai kecenderungan menurun dari angka 2.91% pada periode desember 2010 hingga angka 0.20% pada periode desember 2014. Hingga secara umum dapat disimpulkan bahwa rasio NPL pada periode tersebut semakin baik karena pada periode terakhir yaitu desember 2014 rasio NPL berada pada angka 0.20%, dimana angka rasio terbaik untuk rasio NPL adalah dibawah 5% (Infobank, 2007). Dengan kata lain kredit bermasalah yang dihadapi bank pada periode tersebut semakin kecil. Penurunan rasio NPL ini diantaranya disebabkan oleh adanya pembayaran kredit oleh masyarakat serta kondisi ekonomi yang relatif membaik. Keputusan perbankan dalam menyalurkan kredit didasari atas asas kehati-hatian, serta mempertimbangkan berbagai rasio keuangan merupakan salah satu strategi perbankan dalam mengevaluasi evektivitas penyaluran kredit. Dari sisi internal bank, kemampuan penyaluran kredit di pengaruhi oleh beberepa rasio yaitu DPK, non performing loan (NPL), BOPO, dan loan to deposit ratio (LDR). Rasio DPK diperkuat oleh penelitianya Maharani (2011) menemukan bahwa dana pihak ketiga (DPK) berengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan. Hal serupa ditemukan juga oleh Pratama (2010), Anggrahini (2009), Oktaviani (2012) dan Budiawan (2008).sementara hasil berbeda diperoleh oleh Satria dan Subegti (2010) yang menyatakan bahwa dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap kredit perbankan. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Saryadi (2013) dan Meiranto (2012 : 10) menemukan bahwa loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini berbeda dengan hasil temuan Yulhasnita (2013) yang menyatakan bahwa LDR tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Meydianawathi (2007) menemukan bahwa non performing loan (NPL) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini serupa dengan hasil temuan Arisandi (2008) dan Pratama (2010). Sementara hasil berbeda di temukan Trimulyanti (2012) menemukan bahwa NPL berpengaruh positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan penyaluran kredit. Eka Pratama (2014) dan Yulhasnita (2013) bahwa rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit. Hal ini berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Satria dan Subegti (2010) menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Berdasarkan uraian diatas, masih terlihat adanya perbedaan ketidakonsistenan hasil penelitian terdahulu atas variabel-variabel tersebut. Dengan adanya perbedaan itu
maka penulis ingin melakukan pengujian lebih lanjut mengenai keadaan keuangan perbankan dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Usaha Mikro dan Kecil (UMK) (Studi Kasus pada PT BPR Modern Expres di Kota Ambon)”. Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : (1). Bagaimana dana pihak ketiga (DPK), BOBO, loan to deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) berpengaruh terhadap penyaluran kredit UMK? Tujuan Penulisan ini adalah untuk menganalisis sejauh mana pengaruh dana pihak ketiga (DPK), BOPO, loan to deposit ratio (LDR) dan nonperforming loan (NPL) terhadap penyaluran kredit UMK. Serta menganalisis sejauh mana variabel diantara dana pihak ketiga (DPK), BOPO, loan to deposit ratio (LDR), dan non performing loan (NPL) yang berpengaruh dominan terhadap penyaluran kredit UMK. METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif asosiatif yang digunakan untuk menguji hubungan antara satu variabel dengan variabel lainya atau bagaimana satu variabel mempengaruhi variabel lain (Sugiyono, 2011). Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dana pihak ketiga (DPK), BOPO, loan to deposit ratio (LDR) dan non performing loan (NPL) terhadap penyaluran kredit UMK. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank yakni PT BPR Modern Expres dengan periode pengamatan selama 19 periode (triwulan periode Januari 2010 sampai Desember 2014). Teknik analisa regresi linier berganda digunakan untuk pengelolaan data dimana teknik ini digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen dengan menggunakan lebih dari satu variabel independen. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan model regresi linier berganda dengan program SPSS versi 20.0, yang dirumuskan sebagai berikut :
Y = a + b1x1+ b2x2+b3x3+ b4x4 + e Keterangan : Y : Penyaluran Kredit X1 : Dana Pihak Ketiga (DPK) X2 : Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) X3 : Loan to Deposit Ratio (LDR) X4 : Non Porforming Loan (NPL) e : Variabel residual (tingkat eror) a : Konstanta b : Koefisien Korelasi Besarnya konstanta tercermin dalam a, dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukan dengan b1, b2,b3, dan b4. HASIL DAN PEMBAHASAN PT BPR Modern Express dimulai lebih dari dua dekade yang silam, ketika tahun 1988. Grop Modern melihat
3
Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
perlu adannya suatu perusahaan pembiayaan masyarakat yang mampu melayani masyarakat Maluku. Barangkat dari pemikiran tersebut manajemen kemudian membentuk BPR Modern Express berdasarkan Akta Pendirian No. 50, tanggal 28 Nopember 1988, yang dibuat dihadapan Notaris Tuasikal Abua, SH di Ambon. Akta ini kemudian mendapat pengesahan dari Departemen Kehakiman RI dengan SK Nomor C2-5780.HT.01.01.TH. pada tanggal 25 juni 1989. Selanjutnya ijin operasional di peroleh dari SK Mentri Keuangan No 210/KM.13/1989 tanggal 14 Nopember 1989, bahwa BPR Modern Express telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh ijin usaha sebagai Bank Perkreditan Rakyat. Pada saat itu kegiatan kredit di mulai dengan kredit konsumsi, kredit pegawai maupun kredit kebutuhan lainnya. Nasabah debitur BPR Modern Express pada saat operasi tiga bulan pertama mencapai 200 orang. Ini suatu catatan yang membanggakan mengingat BPR ini masih baru terbentuk.dalam perjalanan hingga kini tercatat ribuan nasabah yang telah di layani olah BPR Modern Express. Dengan perjalanan prestasinya BPR Modern Express telah pula membuka cabang di beberapa kabupaten di Provinsi Maluku, antara lain di Tual (Maluku Tenggara), mulai buka tahun 2005, Masohi (Maluku Tengah) mulai buka tahun 2007, Namlea (Pulau Buru) mulai buka tahun 2008, Piru (Seram Bagian Barat) mulai buka tahun 2009 dan tahun 2012 ini telah dibuka juga kantor cabang di Saumlaki (Maluku Tenggara Barat).
Berdasarkan data laporan keuangan triwulan BPR Modern Ekspress tahun 2010 hingga 2014, dilakukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dana pihak ketida (DPK), BOPO, Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL) dan Kredit UMK.Hasil perhitungan nilai rata-rata (mean), Standar deviasi (simpanan baku) nilai minimum, dan maksimum lnDPK, lnBOPO, lnLDR, NPL, dan ln Kredit UMK. Berdasarkan hasil perhitungan nampak bahwa dari 19 data pengamatan pada periode triwulan 2010 hingga 2014, menunjukan rata-rata (mean) variabel penyaluran kredit UMK sebesar 2.60% dengan standar deviasi sebesar 0.30 %. Dengan demikian data variabel penyaluran kredit UMK dianggap baik. Kondisi ini didasarkan pada nilai standar deviasi lebih kecil di bandingkan nilai rata-ratanya (mean). Begitu pula dengan data variabel dana pihak ketiga (DPK), BOPO, loan to deoposit ratio (LDR), non performing loan (NPL). Nilai rata-rata (mean) masingmasing adalah 2.28%, 1.68%, 1.96%, 0.82% dan selanjutnya nilai standar deviasi (SD) masing-masing adalah 0.17%, 0.07%, 0.02%, 0.73%. Nilai rata-rata masing-masing variabel semua lebih besar dibandingkan nilai standar deviasinya. Sehingga semua data variabel independen DPK, BOPO, LDR, dan NPL dapat dikatakan baik. Oleh karena itu cukup alasan untuk melakukan analisis dan uji lebih lanjut. 4.4.2 Hasil Uji t (Parsial) Hasil perhitungan uji regresi adalah sebagai beirkut.
Analisis Statistik Deskriptif
Tabel Hasil Perhitungan Uji t Model
Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) -1.134 3.977 DPK 1.174 0.370 BOPO 0.814 0.405 1 LDR -0.102 1.582 NPL -0.143 0.072 a. Dependent Variable: Kredit Sumber : Data Sekunder hasil Output SPSS 20.0 Dari hasil analisis transformasi regresi di atas, tampak bahwa 4 variabel independen yaitu dana pihak ketiga, BOPO, Loan to Deposit Ratio (LDR),dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yaitu penyaluran kredit UMK. Berdasarkan tabel di atas, dapat disusun persamaan transformasi regresi linear berganda sebagai berikut. Y = (-1.134) + (1.174) X1 + (0.184) X2 + (- 0.102) X3 + (- 0.143) X4 Berdasarkan persamaan transformasi regresi diatas diperoleh penjelasan sebagai berikut : 1. Variabel Dana Pihak Ketiga memiliki nilai koefisien regresi sebesar (1,174) dengan nilai signifikansi 0,007. Koefisien tersebut mengindikasikan adanya hubungan
Standardized Coefficients Beta 0.656 0.189 -0.008 -0.350
t
-0.285 3.172 2.008 -0.064 -2.005
Sig.
0.780 0.007 0.064 0.950 0.065
positif dan signifikan antara variabel DPK terhadap penyaluran kredit UMK. Hal ini dapat dimaknai dengan meningkatnya rasio DPK, maka akan berdampak pada peningkatan penyaluran kredit UMK, demikian pula sebaliknya. 2. Koefisien regresi variabel (BOPO) sebesar 0,184 dengan nilai signifikansi 0,064. Koefisien tersebut mengidikasikan adanya hubungan positif terhadap penyaluran kredit UMK. Hal ini dapat dimaknai dengan peningkatan nilai rasio BOPO, maka akan berdampak pada peningkatan kredit UMK. begitupun sebaliknya. Meskipun memiliki pengaruh positif terhadap penyaluran kredit UMK, akan tetap rasio ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit
4
Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
UMK. Ini dikarenakan nilai signifikan t variabel BOPO sebesar 0,064 lebih besar dari tingkat signifikan 0,05. 3. Koefisien regresi untuk variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah sebesar -0,102 dengan nilai signifikansi 0,950. Nilai Koefisien yang negatif menunjukan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMK. Meskipun memiliki pengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMK, akan tetap rasio ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit UMK. Ini dikarenakan nilai signifikan t variabel LDR sebesar 0,950 lebih besar dari tingkat signifikan 0,05. 4. Koefisien regresi untuk variabel Non Performing Loan (NPL) adalah sebesar -0,143 dengan nilai signifikansi 0,065. Nilai Koefisien yang negatif menunjukan bahwa LDR berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMK. Hal ini dimaknai dengan penurunan rasio NPL yang akan berdampak pada penyaluran kredit UMK. Meskipun memiliki pengaruh negatif terhadap penyaluran kredit UMK, akan tetap rasio ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kredit UMK. Ini dikarenakan nilai signifikan t variabel NPL sebesar 0,065 lebih besar dari tingkat signifikan 0,05. Dari hasil uji t dapat dilakukan pembuktian hipotesis yang diajukan sebagai berikut : 1. H1 : Dana pihak ketiga (DPK), BOPO, Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit
UMK. Berdasarkan uji t diperoleh hasil bahwa nilai F hitung sebesar 29,928 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena F hitung (29,928) > F tabel (5,27) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu sebesar 0,000 maka H0 di tolak dan H1 diterima. Sehingga secara statistik terdapat pengaruh yang signifikan variabel dana pihak ketiga, BOPO, Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing Loan (NPL) secara bersama-sama terhadap variabel penyaluran kredit UMK. Dengan demikian hipotesis pertama dapat diterima. 2. Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh dominan terhadap penyaluran kredit UMK.Berdasarkan uji t diperoleh hasil bahwa nilai t hitung variabel DPK sebesar (3,172) dengan tingkat signifikansi 0,007. Karena nilai t hitung variabel DPK lebih besar dibandingkan variabel bebas lainnya serta tingkat signifikansi sebih kecil dari 0,05, maka variabel DPK berpengaruh dominan terhadap penyaluran kredit UMK. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima. Pengujia Hipotesis Penelitian Hasil pengolahan uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel independen yang dimaksutkan dalam model mempunyai pengaruh bersamasama terhadap variabel dependen-nya. Hasil perhitungan Uji F dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut ini :
Tabel Hasil Perhitungan Uji F Model
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression 1.456 4 1 Residual 0.170 14 Total 1.626 18 a. Dependent Variable: Kredit b. Predictors: (Constant), NPL, BOPO, LDR, DPK Berdasarkan hasil analisis transformasi regresi dapat diketahui pula bahwa secara bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil perhitungan F hitung diperoleh sebesar 29,928 > F tabel (5,27) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5% yaitu sebesar 0,000 maka H0 di tolak dan H1 diterima. Sehingga secara statistik dapat dikatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK), BOPO, Loan to Deposit Ratio (LDR dan Non Performing Loan (NPL) secara bersama-sama berpengaruh
0.364 0.012
F
Sig.
29.928
0.000b
terhadap penyaluran kredit UMK. Dengan demikian model transformasi regresi layak untuk digunakan. Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependennya. Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independennya memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006), hasil perhitungan koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 0.946 0.895 0.865 0.11028 a. Predictors: (Constant), NPL, BOPO, LDR, DPK b. Dependent Variable: Kredit Sumber : Data Penelitian
Berdasarkan hasil Perhitungan diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,865. Hal ini berarti 86,5%
penyaluran kredit UMK dapat dijelaskan oleh variasi variabel Dana Pihak ketiga, BOPO, Loan to Deposit Ratio
5
Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
(LDR) dan Non Performing Loan (NPL), dan sisanya sebesar 13,5% di pengaruhi oleh variabel lainnya di luar model seperti CAR, Return on Asset (ROA) dan sebagainya. PEMBAHASAN Pengaruh DPK terhadap Penyaluran Kredit UMK Secara statistik variabel dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMK dengan nilai koefisien sebesar 1,174. Angka tersebut memiliki arti apabila terjadi peningkatan 1% pada dana pihak ketiga diperkirakan akan meningkatkan kredit UMK sebesar 1.174. Jadi semakin besar DPK yang dihimpun oleh bank, maka bank memiliki kemampuan pendanaan yang lebih besar, sehingga pada tahap selanjutnya akan berimplikasi kepada peningkatan kredit UMK. Hasil penelitian sejalan dengan temuan Billi Arma Pratama (2010) yang menjelaskan dampak DPK terhadap kredit UMK. Dari sisi penghimpunan dana, penurunan suku bunga simpanan pada beberapa triwulan tidak menurunkan minat masyarakat untuk menyimpan dananya di bank. Dimana DPK yang berhasil dihimpun BPR Modern Ekspres tetap meningkat yakni naik Rp 110.777.120 menjadi Rp 321.553.905. Jika dilihat dari laporan keuangan Komposisi DPK yang tinggi saat ini adalah deposito berjangka, diikuti dengan tabungan. Kenaikan DPK disebabkan oleh adanya berbagai macam program simpanan berhadiah oleh bank. Pada akhir tahun 2014 total DPK BPR Modern Ekspres mencapai pertumbuhan 26,7 % lebih besar dari pertumbuhan DPK pada tahun sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan kredit mencapai 37.1% dimana pertumbukan kredit juga terus meningkat dari tahun sebelumya. Dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh positif dan signifikan maka membuktikan bahwa dengan meningkatnya nilai DPK akan membuat ekspansi kredit UMK pada BPR Modern Ekspres semakin meningkat. Pencapaian kinerja kredit tersebut meningkatkan peran BPR Modern Ekspres dalam pembiayaan ekonomi. Pengaruh Variabel BOPO terhadap Penyaluran Kredit UMK Secara statistik hasil penelitian menunjukan bahwa variabel BOPO berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMK dengan nilai koefisien sebesar 0.814 angka tersebut memiliki arti apabila terjadi peningkatan 1% pada BOPO, diperkirakan akan meningkatkan kredit UMK sebesar 0.814.. Hasil ini mempertegas bahwa meningkatnya rasio BOPO ternyata diikuti dengan peningkatan kredit UMK. Peningkatan rasio BOPO ini menjelaskan bahwa tingkat efisiensi BPR Modern Expres tidak terlalu mempengaruhi keputusan bank dalam memberikan kredit kepada UMK. Dimana bank tetap memberikan kredit meskipun terjadi peningkatan BOPO. Peningkatan rasio BOPO ini disebabkan karena beban bunga bank meningkat lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan pendapatan. Beban bunga yang meningkat mencerminkan DPK yang juga bertambah. Bank membutuhkan peningkatan pendapatan untuk menekan biaya yang semakin besar. Salah satu sumber pendapatan terbesar adalah pedapatan bunga kredit, sehingga bank akan mengambil posisi peningkatan penyaluran kredit yang
dimungkinkan dapat dilakukan mengingat DPK yang dikelola juga bertambah. Besarnya pengaruh kredit tehadap biaya dan pendapatan operasional bank, mendorong agar bank terus berupaya meningkatkan rasio efisiensinya sehingga dapat menekan biaya operasional mereka. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendorong perbankan meningkatkan efisiensinya adalah dengan mewajibkan bank-bank untuk mengumumkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) kepada masyarakat. Dengan kewajiban tersebut, dapat diketahui berapa tingkat suku bunga wajar yang diberikan oleh bank, sehingga sekaligus dapat diketahui berapa biaya bunga yang harus dibayarkan bank. pada gilirannya bank yang mampu beroperasi dengan efektif diharapkan dapat menurunkan tingkat suku bunga kreditnya, tentunya dengan tetap mendapatkan marjin keuntungan pada tingkat yang wajar. Pengaruh LDR terhadap Penyaluran Kredit UMK Hasil statistik menunjukan bahwa LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kredit UMK dengan nilai koefisien sebesar -0.102 yang artinya jumlah Dana Pihak ketiga BPR Modern Expres tidak mempengaruhi penyaluran kredit UMK. Akan tetapi bank suda harus berhati-hati dengan angka LDR, Karena jika dilihat dari nilai statistiknya angka LDR sudah mendekati taraf signifikan. Kadaan ini mengharuskan pihak bank sebaiknya selalu menjaga rasio LDR agar tetap memenuhi standar sebagai bank yang sehat antara 80% - 110% sesuai dengan standar yang digunakan oleh Bank Indonesia. Jika besarnya LDR 80% maka perusahaan memperoleh keuntungan (Profit). Pada saat ini bank dapat memberikan kreditnya, jika besarnya LDR 80% - 110% maka perushaan optimal, sehingga bank dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Sedangkan jika besarnya LDR lebih dari 110% maka perusahaan tersebut beresiko, sehingga bank pada saat itu dianjurkan untuk tidak memenuhi permintaan kredit karena dikawatirkan terjadi penangguhan dalam pembayaran kreditnya. Hal ini berarti bahwa total kredit yang diberikan bank tersebut melebihi dana yang dihimpun. Sehingga dapat disimpulakan bahwa semakin tinggi LDR menunjukan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukan kurangnya efektifitas bank dalam penyaluran kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. LDR dapat dijadikan pedoman untuk menentukan strategi investasi bagi para investor. Semakin baik suatu bank, maka dapat disimpulkan kelangsungan hidup bank tersebut akan berlangsung lama, dengan demikian investor akan tertarik untuk berinvestasi di bank tersebut karena yakin bahwa investasi yang ditanamkan akan selalu menghasilkan keuntungan bagi dirinya. Pengaruh NPL terhadap Penyaluran Kredit UMK Hasil statistik menunjukan NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMK dengan nilai koefisien sebesar -.0.143. Hal ini memperjelas bahwa kredit yang bermasalah pada BPR Modern Ekspres tidak mempengaruhi penyaluran kredit UMK, akan tetapi suda harus mendapat perhatian khusus, dikarenakan nilai statistiknya sudah mendekati taraf signifikan. Keadaan ini suda mengharuskan manajemen BPR Modern Expres perlu
6
Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
meningkatkan pirnsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana (kredit) untuk mempertahankan level NPL yang aman. Dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa NPL berpengaruh negatif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit UMK, hal ini disebabkan karena pemberian kredit yang dilakukan tidak menggunakan prinsip kehati-hatian dan ekspansi dalam pemberian kredit yang kurang terkendali sehingga bank akan menanggung resiko yang lebih besar. Resiko tersebut berupa kesulitan pengembalian kredit oleh debitur yang apabila jumlahnya cukum besar. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja perbankan. Terdapatnya kredit bermasalah tersebut menyebabkan kredit yang disalurkan banyak tidak memberikan hasil. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Dana Pihak Ktiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit UMK sehingga dapat disimpulkan dengan meningkatnya DPK yang berhasil dihimpun dari masyarakat, akan mengakibatkan peningkatan penyaluran kredit UMK. 2. Biaya operasional pendapatan Operasional (BOPO) cenderung berpengaruh positif tetapi dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMK dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peningkatan rasio BOPO, tidak akan bepengaruh pada peningkatan penyaluran kredit UMK. 3. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMK sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi LDR menunjukan semakin riskan kondisi likuiditas bank, sebaliknya semakin rendah LDR menunjukan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. 4. Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit UMK Saran 1. BPR Modern Express hendaknya menggali strategi untuk meningkatkan jumlah simpanan pihak ketiga (deposan) atau DPK, agar kemampuan dalam menyalurkan pinjaman kredit semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Tarmizi & Willyanto K. Kusumo, 2003, Analisis Rasio Rasio Keuangan sebagai Indikator dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan Perbankan di Indonesia, Media Ekonomi Bisnis. Vo.XV, No.1, Juni, pp 54-75 Almilia & Herdiningtyas, 2005, Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Periode 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No.2, Nopember Amelia, dkk. 2005, Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Kondisi Finansial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vo. 7 No.2 Athanasoglou, Brissmis, 2005. Bank-Specific, IndustrySpecific and Macroeconoomic Determinant of bank
Profitability, Working Paper Bank Of Greece. No.25 June Awdeh, Ali, 2005, Domestic Bank’s and Foreign Bank’s Profitabiulity: Diffrences and their Determinant, Cass Business School, City Of London Bastian, Indra, 2006. Akuntansi Sektor Publik, Suatu Pengantar, Jakarta. Erlangga Buchary, 2010. Manajemen Pemasaran. Bandung. Linda Karya Dendawijaya, 2005. Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakrta De Young, Roberth Nole, 1996, Foreign-owned Bank In United States: Earning Market Share or Buying It ? Journal Of Money, Credit and Banking, Vol.28, No.4, pp.622-636 Bank Indonesia, 2007, Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia, Vo.5, No.6, Mei Mamduh, M. Hanafi dan Abdul Halim, 2009. Analisis Laporan Keuangan, Yogyakarta. UPP-STIM YKPN, Nopember Mawardi, Wisnu, 2005, Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum denganTotal Aset Kurang dari 1 Triliun), Jurnal Bisnis Strategi, Vol.14 No.1, Juli, pp.83-94 McMillan, J.H. Schumacher, S, 2001 Research In Education, New York:Logman., Inc Munawir, S, 1997, Analisis Laporan Keuangan, Liberty. Yogyakarta Oktaviani dan Pujiastuti, 2012, Manajemen Keuangan, Edisi Keenam. UPP-STIM-YKPN, Yogyakarta Pandia Frianto, 2012 Manajemen Dana dan Kesehatan Bank, Cetakan Pertama. Jakarta, RIneka Cipta Prastiyaningtyas, Fitriani, 2010, Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan (Studi pada Bank Umum Go Publik Yang Listed di BEI Tahun 2005-2008). Universitas Diponegoro. Semarang Sarifudin A, 2010, Analisis Pengaruh Rasio Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba. Yogyakarta Subramanyam. K.R. dan John. J Wild, 2014. Analisis Lapran Keuangan. Jakarta Sudiyanto, B dan J. Suroso, 2010, Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Pada Sektor Perbankan Yang GoPublik di BEI Periode 2005-2008, Jurnal Dinamika Keuangan dan Perbankan, Vol.2.No.2 Mei Suharsimi, A,2002,Metodologi Penelitian, PT. Rineka Cipta. Jakarta Sukarno.K.W, 2006, Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Bank Umum di Indonesia , Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi, Vol3, No.2 hal.46-58 Santosa dan Ashari, 2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS, Yogyakarta Andi Offset Sanyoto, Danang, 2012 Analisis Validitas dan Asumsi Klasik. Cetakan Pertama, CAPS. Yogyakarta Taswan, 2010. Manajemen Perbankan. UPP STIM YKPM. Yogyakarta Uma Sekaran, 2006. Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Salemba Empat. Jakarta
7
Jurnal SOSOQ Volume 5 Nomor 1, Feb 2017
Utari, Mita Puji, 2011. Analisis Pengaruh CAR, NPL, ROA dan BOPO terhada LDR.Jurnal Ekonomi, Universitas Diponegoro. Semarang, Vol.1 No.5 Viethzal Rivai, 2007 Bank And Financial Institute Management. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada Wwerdaningtyas, H, 2002. Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Offer Pramerger. Jurnal Manajemen Indonesia, Vol.1, No.2. Yuliani, 2007 Hubungan Efisiensi Operasional Dengan Jinerja Profitabilitas pada Sektor Perbankan, Jurnal Manajemen dan Bisnis. Vol. 5 No.10, Desember
8