Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:04:00 PM Sumber : BeritaSatu Penulis : Whisnu Bagus Prasetyo / WBP
Inflasi Bulan Puasa dan Lebaran 2017 Lebih Terkendali
o.
id
Jakarta- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, inflasi pada bulan puasa dan Lebaran 2017 adalah yang terendah sejak 2014. Pada bulan puasa dan Lebaran 2017 yang jatuh pada Mei dan Juni, inflasi masing-masing mencapai 0,39 persen dan 0,69 persen atau berjumlah 1,08 persen.
ab
.b
ps
.g
"Inflasi pada bulan puasa dan Lebaran 2017 jauh lebih terkendali dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Kita tahu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya, salah satunya dengan membentuk satgas pangan," kata Suhariyanto dalam konferensi persnya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7).
er ib
uk
Diketahui pada bulan puasa dan Lebaran 2014-2016 yang jatuh pada Juni dan Juli, besaran inflasi mencapai 1,36 persen pada 2014 (Juni 0,43 persen, Juli 0,93 persen), 1,47 persen pada 2015 (Juni 0,54 persen dan Juli 0,93 persen), dan 1,35 persen pada 2016 (Juni 0,66 persen dan Juli 0,69 persen).
la
ua
ns
Menurut Suhariyanto, pada bulan puasa dan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya, harga pangan terutama beras dan daging berpengaruh besar terhadap inflasi. "Langkah pemerintah tahun ini jauh lebih bagus. Harga terkontrol. Itu (harga pangan) tidak menjadi penyebab utama inflasi," kata Suhariyanto.
ht
tp s: //
ke
pu
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah, mengapresiasi kinerja pemerintah atas terjaganya harga pangan selama bulan puasa hingga Lebaran. Selain itu, dia juga mengapresiasi kebijakan pasar murah yang digelar Kementerian Perdagangan (Kemdag) di seluruh daerah di Indonesia. “Kemudian pasar murah yang ada di 300 sekian titik ya, tidak seperti tahun lalu, kini harga-harga seperti ayam dan daging itu lebih terjaga ya. Saat Lebaran itu yang menjadi parameter daging sapi dan daging ayam, terus telur,” tukas Rusli, Senin (3/7). Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita pernah mengatakan, selama Ramadan hingga Lebaran 1438 Hijriah tidak ada kenaikan signifikan harga komoditas pangan. Menurutnya hargaharga bahan pokok tersebut juga tidak berpengaruh terhadap angka inflasi. "Lebih dari 10 tahun terakhir ini setiap Ramadan dan Lebaran selalu saja harga komoditas pangan dinaikkan, padahal sebenarnya tidak ada kenaikan harga dan pasokan berbagai komoditas pangan tersebut juga tidak ada masalah, bahkan berlimpah," tegas Mendag. Presiden Joko Widodo mengapresiasi jajaran menterinya yang mampu menciptakan stabilitas harga kebutuhan pokok menjelang Hari Raya Idul Fitri 1438 H. "Saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya karena kalau kita lihat, harga kebutuhan pokok menjelang Lebaran tahun ini berada dalam posisi yang sangat baik, stabil," ujar Jokowi saat membuka sidang kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (22/6).
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 10:05:00 PM Sumber : Kompas Penulis : Wahyu Adityo Prodjo
Isu Keamanan dan Demo Pacu Penurunan Wisman di Batam
id
JAKARTA, KOMPAS.com - Isu keamanan dan demo di Indonesia membuat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara asal Singapura melalui Batam mengalami penurunan. Hal itu dikatakan oleh Menteri Pariwisata, Arief Yahya seusai acara Halal Bihalal Kementerian Pariwisata di Jakarta.
ps
.g
o.
"Kalau menurut saya (penurunan kunjungan wisman Singapura) karena isu ketidaknyamanan dari demo. Kalau untuk Batam, itu (kedatangan wisman) paling banyak dari Singapura. Saya mohon rekan-rekan di Batam. Wisman kita sangat sensitif terhadap isu," kata Arief.
uk
ab
.b
Ia meminta tak ada lagi isu-isu keamanan dan demo yang bisa menyebabkan turunnya kunjungan wisman di Batam. Menurut Arief, isu-isu keamanan dan demo mesti dikelola dengan baik agar tak memengaruhi kunjungan wisman.
er ib
"Tak perlu demo. Ini tak akan menyejahterakan banyak pihak, merugikan terlalu banyak pihak," tambahnya.
ua
ns
Badan Pusat Statistik mencatat bahwa ada penurunan kunjungan wisman asal Singapura pada bulan Mei 2017 dibandingkan bulan Mei tahun lalu atau bulan April 2017.
ke
pu
la
Bulan Mei tahun 2017, jumlah kunjungan wisman yang masuk melalui pintu Batam sebanyak 112.333 orang. Sementara pada bulan Mei tahun lalu sebanyak 132.410 orang dan bulan April 2017 sebanyak 134.218 orang.
ht
tp s: //
Adapun isu-isu negatif terkait keamanan di Indonesia salah satunya ledakan bom yang terjadi di sekitar Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam. Ledakan tersebut mengakibatkan korban tewas dan luka-luka baik dari pihak sipil maupun polisi.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 9:35:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Adinda Ade Mustami Hendra Gunawan
Penumpang kereta api Mei naik karena dua hal ini
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang kereta api yang berangkat pada Mei 2017 sebanyak 33,7 juta orang atau naik 7,12% dibanding bulan sebelumnya. Secara kumulatif, jumlah penumpang kereta api yang berangkat Januari-Mei 2017 mencapai 155.709, naik 9,18% year on year (YoY). Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah penumpang kereta api pada Mei 2017, terdiri dari penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang commuter line sebesar 27,4 juta. Adapun peningkatan jumlah penumpang, terjadi di semua wilayah Jabodetabek, Jawa nonJabodetabek, dan Sumatera masing-masing 7,74%, 4,51%, dan 3,52%. Lebih lanjut ia mengatakan, peningkatan jumlah penumpang kereta api tersebut karena adanya penambahan jadwal kereta commuter line Jabodetabek dan adanya perpanjangan relasi KRL dari Tanah Abang hingga Rangkasbitung. "Kalau kami lihat jumlah penumpang kereta api (Jabodetabek) naik signifikan hampir dua jutaan," kata dia, Senin (3/7). BPS juga mencatat, jumlah barang yang diangkut kereta api pada Mei 2017 sebesar 3,7 juta ton, naik 5,92% dibanding bulan sebelumnya. Baik pengangkutan barang di wilayah Jawa non-Jabodetabek dan Sumatera masing-masing naik 13,86% dan 2,82%. BACA JUGA : Arus balik kereta Palembang mulai ramai Mulai 7 Juli, harga tiket 20 kereta ekonomi naik
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 9:02:00 PM Sumber : Detik Penulis : Hendra Kusuma
Sri Mulyani Optimistis Inflasi Tahun Ini Capai 4%
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Pemerintah menargetkan inflasi 2017 ini sebesar 4%. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, berharap target itu bisa tercapai.Sri Mulyani optimistis target itu bisa tercapai karena pemerintah tak mengubah faktor administered price. Harga pangan yang selama ini menjadi pemicu utama inflasi bisa dikendalikan.Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, andil bahan pangan terhadap inflasi Juni cukup kecil, yaitu 0,14%. Padahal, harga bahan pangan sempat melonjak selama Ramadan."Kami berharap dengan dua faktor ini bisa dijaga oleh pemerintah, inflasi akan bisa kita kendalikan, masih sama dengan asumsi di APBN 2017 sebesar 4%. Harapannya sekitar 4%," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (3/7/2017).Untuk menjaga laju inflasi, menurut Sri Mulyani, di semester II-2017 harus lebih cermat melihat perkembangan harga komoditas hingga nilai tukar."Kita tetap harus hati-hati untuk menjaga dan ingin memperkuat momentum positif di kuartal II ini, mengenai stabilitas, confidence, investment grade, itu kita harap akan bisa kita kapitalisasi atau manfaatkan di semester II," jelas Sri Mulyani.Ia menambahkan puncak inflasi pada 2017 terjadi di pertengahan tahun, saat Lebaran hingga tahun ajaran baru sekolah."Sehingga memang dari demand side untuk inflasi, yang paling puncak adalah di sini. Kalau dilihat dari sisi supply side, seharusnya untuk pangan, makanan, puncaknya ada di kuartal-I, pada Maret-April, dan sekarang musim hujan agak panjang sampai Juni-Juli, sehingga kami lihat dari sisi makanan, kami harapkan tidak ada tekanan inflasi dari sisi demand," tutur Sri Mulyani (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 8:49:00 PM Sumber : Okezone Penulis : Lidya Julita Sembiring
Harapkan Inflasi Tak Lebih dari 4%, Sri Mulyani: Jaga Harga Pangan!
o.
id
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis inflasi selama bulan Juni 2017 sebesar 0,69%. Angka tersebut lebih tinggi dari inflasi bulan Mei sebesar 0,39%. Namun dengan capaian tersebut, maka capaian inflasi selama Lebaran 2017 menjadi yang terbaik dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
.b
ps
.g
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan inflasi masih terjaga di 0,69% karena pemerintah sudah memutuskan bahwa untuk harga-harga yang ditentukan Pemerintah masih dijaga dan tidak ada kenaikan.
uk
ab
Sri Mulyani Sebut Juni Jadi Puncak Kenaikan Inflasi di 2017Inflasi Ramadan Tinggi, Menko Darmin: Pangan Bukan Penyebab UtamaInflasi 0,69%, BI Masih Waspadai Tarif Listrik
ns
er ib
"Administered tidak ada perubahan. Saya berharap bahwa dengan inflasi ini dan kemarin kerja dari Kementerian untuk menjaga harga pangan, karena kan selama ini, inflasi dianggap dari volatile foods, ya makanan, dan administered price," ungkap Menkeu usai melanti pejabat eselon I dan II di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Senin (3/7/2017).
pu
la
ua
Sementara itu, ia juga berharap dua faktor tersebut bisa terus dijaga pemerintah sehingga ionflasi bisa tetap dikendalikan. Serta angka inflasi bisa terus terjaga sesuai dengan asumsi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yakni 4% years on years (yoy)
ke
"Harapannya sekitar 4%," jelasnya.
tp s: //
Menkeu pun berharap di semester II tahun 2017 ini, Pemerintah tetap harus hati-hati dalam melihat perkembangan harga komoditas serta nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
ht
"Walaupun pada hari ini dolar yang mendapatkan tekanan, namun kita tetap harus hati-hati untuk menjaga dan ingin memperkuat momentum positif di kuartal II ini, mengenai stabilitas, confidence, investment grade, itu kita harap akan bisa kita kapitalisasi atau manfaatkan di semester II," tukasnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 8:05:00 PM Sumber : Kompas Penulis : Wahyu Adityo Prodjo
5,3 Juta Wisman Kunjungi Indonesia Sepanjang Januari-Mei 2017
id
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik mencatat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang bulan Januari - Mei 2017 sebanyak 5.358.489 orang. Data tersebut tercantum dalam Berita Resmi Statistik No. 62/07/TH.XX, 03 Juli 2017 yang dirilis Senin (3/7/2017).
ps
.g
o.
Jumlah kunjungan wisman sepanjang bulan Januari - Mei tercatat naik sebesar 20,38 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2016. Jumlah wisman pada periode Januari - Mei tahun 2016 yaitu 4.433.932 orang.
ab
.b
Dari total 5.358.489 orang, sebanyak 4.687.721 orang masuk melalui 19 pintu masuk utama di Indonesia. Sementara, 670.768 orang tercatat masuk melalui selain 19 pintu masuk utama.
er ib
uk
BPS mencatat kunjungan wisman di luar 19 pintu utama sebanyak 422.483 orang melalui pos lintas batas dan 248.285 orang kunjungan lewat pintu lainnya. Pencatatan wisman di wilayah perbatasan juga menggunakan metode penghitungan Mobile Positioning Data (MPD).
ua
ns
Jumlah wisman masuk melalui Bandara Ngurah Rai sebanyak 2.284.426 orang dan melalui Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 1.004.724 orang.
ke
pu
la
Pintu-pintu masuk utama di Indonesia adalah Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Husein Sastranegara, Kualanamu, Batam, Juanda, Sam Ratulangi, Entikong, Adi Soemarmo, Minangkabau, Bandara Internasional Lombok, Hasanuddin, Sepinggan, Sultan Syarif Kasim II, Adisutjipto, Tanjung Pinang, Pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Uban, dan Tanjung Balai Karimun.
ht
tp s: //
Wisatawan kapal pesiar Pacific Eden di Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (13/4/2017).(ARSIP KEMENPAR)Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan target kunjungan wisman pada tahun 2017 harus tercapai. Ia menekankan pada pencapaian kunjungan wisman selama bulan Januari - Mei mencapai 5,3 juta wisman. "Pokoknya harus tercapai. Kalau tidak tercapai akan semakin jauh," kata Arief saat ditemui seusai acara Halal Bihalal Kementerian Pariwisata di Balairung Soesilo Soedarman, Jakarta, Senin (3/7/2017).
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 8:00:00 PM Sumber : Liputan6 Penulis : Ilyas Istianur Praditya
BI: Inflasi Juni Sesuai Perkiraan Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) telah melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional di mana mencatatkan angka inflasi sebesar 0,69 persen.
id
Melihat pencapaian itu, Bank Indonesia mengapresiasi upaya pemerintah dalam menjaga hargaharga pangan pada saat musim perayaan hari besar agama seperti Lebaran 2017.
ps
.g
o.
"Jadi angka 0,69 persen itu lebih baik dibandingkan dengan rata-rata selama ini yang sebesar 0,9 persen. Jadi masih sesuai perkiraan 4 persen secara year on year," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Gedung Bank Indonesia, Senin (3/7/2017).
ab
.b
Terciptanya inflasi yang rendah tersebut, dipaparkan Agus tidak terlepas dari beberapa komoditas yang biasanya menyumbang angka inflasi justru mengalami deflasi. Komoditas yang dimaksud adalah cabai dan bawang putih.
er ib
uk
eski di bawah rata-rata tiap tahunnya, Agus mengaku tetap ada beberapa hal yang perlu M diwaspadai dalam beberapa bulan ke depan, seperti diantaranya tarif listrik, tarif angkutan umum baik darat dan udara. "Mungkin sedikit di harga daging ayam dan daging sapi," tambah Agus.
ua
ns
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Juni mencapai 0,69 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 2,38 persen dan tahun ke tahun 4,37 persen.
pu
la
"Pada Lebaran 2017, inflasi terkendali dari sebelumnya. Pemerintah melakukan berbagai upaya, ada satgas pangan dan lainnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto, di kantornya, Jakarta.
tp s: //
ke
Dia menyebutkan dari 82 kota IHK, sebanyak 79 kota mencatat inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi di Tual 4,48 persen, terendah di Merauke sebesar 0,12 persen. Sementara deflasi tertinggi di Singaraja 0,64 persen dan terendah di Denpasar 0,01 persen.
ht
Adapun besaran inflasi bulan Ramadan dan Lebaran tahun sebelumnya, 2014 (Juni dan Juli) masingmasing 0,43 persen dan 0,93 persen. Sementara pada 2015 (Juni dan Juli) sebesar 0,54 persen dan 0,93 persen. Kemudian di 2016, besaran inflasi masing-masing di Juni dan Juli sebesar 0,66 persen dan 0,69 persen.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 7:52:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Adinda Ade Mustami Hendra Gunawan
Juni puncak inflasi, Menkeu optimis akhir tahun 4%
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meyakini Juni kemarin menjadi puncak inflasi tahun 2017 ini. Bahkan ia optimistis, inflasi akhir tahun akan mencapai angka 4% year on year (YoY). Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini merilis inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 2,38% dan inflasi tahunan Juni mencapai 4,37% YoY. Sri Mulyani bilang, Juni akan menjadi puncak inflasi dari sisi permintaan. Sebab, bulan lalu bertepatan dengan puasa, Lebaran, liburan, dan menjelang musim tahun ajaran baru. "Maka dari sisi demand side, inflasi yang paling puncak di sini (Juni 2017)," kata Sri Mulyani, Senin (3/7). Sementara dari sisi suplai, puncaknya terjadi saat panen, yaitu di Maret dan April lalu. Tekanan yang berdampak dari sisi suplai, dipengaruhi oleh tarif listrik dan tarif bahan bakar minyak (BBM). Namun, penyesuaian tarif listrik juga telah dilakukan selama semester pertama tahun ini. Oleh karena itu, ia meyakini inflasi akhir tahun masih akan sesuai target. "Inflasi akan bisa kami kendalikan, masih sama dengan asumsi di APBN 2017, sebesar 4%. Harapannya sekitar 4%," tambah dia. Ia juga mengaku sejumlah hal masih perlu menjadi perhatian di semester kedua nanti, seperti harga komoditas dan nilai tukar. Namun ia mengaku pemerintah akan tetap menjaga dan memperkuat momentum positif di semester kedua, baik stabilitas, optimisme, maupun peringkat layak investasi.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 7:08:00 PM Sumber : Inilah Penulis : Uji medianti
Bos BPS Klaim Inflasi Lebaran 2017 Lebih 'Jinak'
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INILAHCOM, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengklaim bahwa laju inflasi pada Lebaran 2017 lebih terkendali ketimbang Lebaran sebelumnya."Secara umum inflasi pada Lebaran 2017, memang lebih terkendali dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Kecuk kepada wartawan di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Kecuk mengatakan, laju inflasi periode Puasa Ramadan hingga Lebaran 2017 yang jatuh pada Mei mencapai 0,39%, dan Juni sebesar 0,69%. Capaian ini lebih rendah dibandingkan periode Lebaran dalam tiga tahun terakhir.Menurut Kecuk, hal itu terjadi karena perkembangan harga bahan makanan, bisa lebih terkendalikan. Ya, karena pemerintah mampu menjaga stabilisasi harga bahan pangan. "Kalau dijumlahkan pengaruh inflasi pada Lebaran tahun ini, hanya 1,08 persen. Hal yang berpengaruh karena harga bahan makanan relatif terkendali dibandingkan Lebaran tahun sebelumnya," kata Kecuk.Pada Lebaran 2014 yang jatuh pada Juni dan Juli, kata dia, inflasi tercatat masing-masing 0,43% dan 0,93%. Artinya jauh lebih tinggi. Hal serupa terjadi pada Lebaran 2015 yang terjadi pada Juni dan Juli, dengan inflasi 0,54% dan 0,93%. Sedangkan Lebaran 2016 yang terjadi pada Juni dan Juli, inflasi tercatat 0,66% dan 0,69%.Sebelumnya, BPS mencatat inflasi pada periode Lebaran 2017 lebih disebabkan oleh kenaikan tarif listrik, tarif angkutan udara dan tarif angkutan antarkota. Harga-harga bahan pangan seperti beras, daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, cabai rawit, daging sapi dan tomat sayur dalam periode ini tidak mengalami kenaikan drastis. [ipe]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 6:43:00 PM Sumber : Jpnn Penulis :
Pembangunan Rumah Subsidi Tembus 30 Persen
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
jpnn.com, SURABAYA - Asosiasi Pengembang dan Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur menargetkan bisa membangun 12 ribu unit rumah bersubsidi selama 2017. Hingga kuartal pertama 2017, realisasi pembangunan rumah bersubsidi mencapai 30 persen. Ketua Apersi Jatim Soepratno menyatakan, pembangunan rumah bersubsidi tersebut tersebar di seluruh Jawa Timur, kecuali Surabaya. Sebab, harga tanah di Surabaya tidak terjangkau oleh pengembang jika harus menjual rumah bersubsidi. Sesuai dengan ketentuan pemerintah, rumah bersubsidi berharga maksimal Rp 123 juta. Kondisi yang tidak mungkin ada di Surabaya yang punya harga tanah hingga Rp 30 juta per meter persegi. ’’Target kami tersebar di seluruh Jatim mulai Tuban sampai Banyuwangi, mulai Trenggalek sampai Pasuruan,’’ katanya. Menurut Soepratno, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), kebutuhan rumah di Jatim yang belum bisa disuplai pengembang maupun pemerintah atau disebut backlog hingga kini mencapai 550 ribu unit
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 6:09:00 PM Sumber : Inilah Penulis : -
Bos BI Ingatkan Jokowi Seriusi Inflasi Tahunan
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INILAHCOM, Jakarta - Badan Pusat Statistik merilis inflasi indeks harga konsumen (IHK) Mei 2017 sebesar 0,69% secara month to month (mtm). Ini angka yang cukup besar.Gubernur BI Agus Martowardojo bilang, berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan BI hingga pekan ketiga Juni 2017, inflasi sebesar 0,5%. "Ada beberapa sumber, dari listrik, tarnsportasi udara, transportasi antar kota, dan sedikit volatile food (harga pangan yang bergejolak), misal daging ayam dan daging sapi," jelas Agus di Jakarta, Senin (3/7/2017).Kata mantan menteri keuangan era SBY ini, harga komoditas pangan yang biasaanya menjadi penyumbang besar bagi inflasi, malah tak terjadi. Yang ada justru terjadi deflasi. Komoditas pangan yang mengalami penurunan harga (deflasi) adalah cabai merah dan bawang putih. "(Inflasi Juni) 0,69 persen itu masih cukup baik. Diupayakan sampai akhir tahun bisa di kisaran 4 plus minus 1 persen," kata mantan Dirut Bank Mandiri ini.Agus mengingatkan, angka inflasi tahunan (Januari-Juni 2017) mencapai 4,37%. Memang masih di bawah target 4% plus-minus 1%, namun masuk kategori cukup tinggi. Sehingga bank sentral perlu memberikan peringatan atas perkembangan ini."Tanggal 27 Juli 2017 akan ada rapat koordinasi nasional yang dipimpin presiden untuk meyakinkan seluruh pihak, pusat dan daerah. Kita ingin terus meningkatkan koordinasi demi menjaga inflasi, agar bisa sesuai target," kata Agus. [tar]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 6:08:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Adinda Ade Mustami Hendra Gunawan
Jumlah wisman naik, ini dia penyebabnya
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wiman) ke Indonesia Mei 2017 sebesar 1,16 juta kunjungan. Jumlah tersebut naik 1,49% dibanding bulan sebelumnya dan naik 26,66% dibanding bulan Mei 2016. Secara lebih rinci, dari total kunjungan wisman sebesar 1,16 juta kunjungan di Mei lalu terdiri dari kunjungan wisman yang melalui 19 pintu utama sebesar 963.310 kunjungan, naik 11,31% year on year (YoY). Selain itu juga kunjungan wisman di luar 19 pintu utama sebesar 195.898 kunjungan, naik signifikan 293,47% YoY. Peningkatan kunjungan wisman yang di luar 19 pintu utama, salah satunya dipengaruhi oleh kenaikan wisman yang melalui pos lintas batas. Sebab, "Yang pos lintas batas kami sudah terapkan big data mobile positioning data dari Telkomsel. Jadi pergerakan wisman di pos-pos lintas batas yang tidak ada kantor imigrasinya," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (3/7). Lebih lanjut ia mengatakan, kunjungan wisman yang mengalami kenaikan tertinggi, yakni wisman yang melalui Bandara Sam Ratulangi Manado sebesar 449,02% YoY. Selain itu, wisman yang melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II Riau dan Bandara Internasional Lombok masing-masing naik 33,92% YoY dan 29,38% YoY. "Kenaikan wisman di Bandara Sam Ratulangi Manado karena ada direct flight ke beberapa kota di China," tambahnya. BPS juga mencatat, kunjungan wisman asal China masih mendominasi. Pada Mei 2017, jumlah kunjungan wisman asal China ke Indonesia mencapai 152.914 kunjungan, naik 13,19% dibanding periode yang sama tahun lalu. Disusul kunjungan wisman asal India yang naik 4,19% YoY. Sedangkan wisman lainnya asal Singapura, Malaysia, dan Australia pada Mei 2017 mengalami penurunan masing-masing sebesar 9,83%, 9,62%, dan 7,91% YoY.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 5:45:00 PM Sumber : Detik Penulis : Sylke Febrina Laucereno
Inflasi Stabil, Bank Belum Minat Turunkan Bunga Kredit
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan inflasi Juni 2017 0,69% month to month (mtm). Angka ini relatif stabil jika dibandingkan dengan angka inflasi Juli tahun lalu.Meskipun inflasi stabil, sejumlah bank mengaku belum akan menurunkan suku bunga kredit. Karena selama ini bank sudah menurunkan cukup banyak.Presiden Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengungkapkan bunga kredit belum akan bisa turun."Bunga kredit kan sudah turun banyak sekali, jadi tidak akan banyak lagi turunnya, karena penurunan bunga sejak tahun lalu sudah cukup besar," kata Parwati di Gedung BI, Senin (3/7/2017)Dia menyebutkan target kredit hingga akhir tahun mencapai 10-15%. Hingga memasuki semester 2 ini penyaluran kredit perseroan masih sesuai target.Berdasarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) perseroan per 2 Mei 2017, tercatat suku bunga kredit korporasi 10,25%, sedangkan untuk kredit ritel 11,25%. Kredit konsumsi KPR 12,5% dan kredit konsumsi non KPR 12,75%.Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, bunga kredit dari tahun lalu sudah mengalami penurunan. Kemudian semua bank juga harus melakukan pencadangan yang besar."Cost of credit kita juga tinggi, jadi kalau masih tinggi dan kondisi likuiditas meskipun bunga deposito meningkat tapi ruang untuk penurunan bunga kredit sangat terbatas," kata dia.Menurut dia, ada segmen yang mungkin terjadi penurunan bunga kredit seperti korporasi. Namun untuk komersial dan bisnis kecil masih susah untuk turun.Dari data SBDK perseroan per 31 Maret 2017 suku bunga kredit korporasi tercatat 9,95%, kredit ritel 9,95%. Sedangkan untuk kredit mikro tercatat 18,75%. Kemudian kredit konsumsi KPR 10,25% dan kredit konsumsi non KPR 12,25%.Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengatakan, suku bunga kredit di perseroan tergantung dengan tingkat suku bunga simpanan."Prakteknya lihat dulu suku bunga simpanan, kalau turun ya bunga kredit bisa turun juga," ujar dia.Menurut Kostaman, angka inflasi tersebut akan berdampak terhadap suku bunga yang seharusnya di atas inflasi. "Kalau misalnya suku bunga naik, maka dampaknya terhadap masyarakat harga-harga bisa naik," imbuh dia.Per Juni 2017, penyaluran kredit Bank Mega tumbuh Rp 1,7 triliun. Kostaman mengharapkan adanya kenaikan pada semester dua tahun ini.Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk Rico Rizal Budidarmo mengungkapkan belum berencana untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit."Belum, permintaan kredit masih normal, loan to deposit ratio (LDR) masih di kisaran 90%, dari situ kelihatan supply dan demand nya masih match," ujar Rico.Menurut dia, penurunan suku bunga kredit tergantung dengan kondisi likuiditas perbankan nasional. Dia mengatakan, semester 2 tahun ini kredit diprediksi bisa sesuai dengan target perseroan.Dari data SBDK BNI per 31 Maret 2017 bunga kredit korporasi tercatat 10,25%, bunga kredit ritel 9,95%. Bunga kredit konsumsi KPR 10,5% dan kredit konsumsi KPR 12,5%.Mengutip data uang beredar Bank Indonesia (BI) suku bunga kredit relatif stabil per April 2017 bunga kredit tercatat di posiai 11,92% meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,9%.Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, dan 6 bulan masing-masing sebesar 6,37%, 6,64%, dan 7,02%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnyayang masing-masing sebesar 6,44%, 6,69%, dan 7,03%. Sementara itu, suku bunga simpanan bertenor 12 bulan stabil pada 7,10%. (ang/ang)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 5:18:00 PM Sumber : Liputan6 Penulis : Fiki Ariyanti
Penumpang Kereta Api Tembus 33,75 Juta Orang pada Mei 2017
o.
id
Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan jumlah penumpang kereta api tembus 33,75 juta orang atau 9,91 persen sepanjang Mei 2017 dibanding realisasi periode sama tahun lalu 30,70 juta penumpang kereta api. Peningkatan ini salah satunya karena adanya pengoperasian 16 perjalanan KRL lintas Tanah Abang-Rangkasbitung.
.b
ps
.g
Kepala BPS, Suhariyanto atau disapa Kecuk mengungkapkan, jumlah penumpang kereta api 33,75 juta orang di bulan kelima ini naik 7,12 persen dari realisasi bulan sebelumnya yang mencapai 31,50 juta orang. Sementara dari Januari-Mei ini, kenaikan jumlah penumpang mencapai 9,18 persen.
uk
ab
"Pertumbuhan jumlah penumpang kereta api sangat pesat, yang diangkut mencapai 33,75 juta. Angka tertinggi untuk bulan Mei," kata Kecuk di kantornya, Jakarta, Senin (3/7/2017).
er ib
Peningkatan jumlah penumpang kereta api ini, Kecuk mengakui bukan hanya untuk kereta api jarak jauh, tapi juga lintas Jabodetabek yang dikelola PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ).
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
"Kenaikan penumpang karena ada penambahan jadwal kereta Jabodetabek dan perpanjangan relasi dari Tanah Abang-Rangkasbitung yang dimulai April ini. Naiknya hampir 2 jutaan penumpang," ujar dia.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 5:18:00 PM Sumber : Inilah Penulis : Uji medianti
Jurus Sedot Wisman Cina Pemprov Sulut Sukses Besar
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INILAHCOM, Jakarta - Hingga Mei 2017, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang plesiran ke Indonesia mencapai 5,36 juta. Angka ini naik 20,85% ketimbang Mei 2016. Alhamdulillah.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto bilang, jumlah kunjungan wisman hingga Mei 2017, tertinggi melalui Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara. "Kenaikan tertinggi ada di tiga pintu di Bandara Sam Ratulangi sebesar 449,02%.Diikuti Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau sebesar 33,92%. Dan, Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat sebesar 29,38%," papar Kecuk di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Kecuk mengatakan, kenaikan kunjungan wisman melalui Bandara Sam Ratulangi, didominasi oleh wisman asal negeri tirai bambu. Lantaran dibukanya rute baru dari China ke Manado juga Denpasar ke Manado secara langsung.Untuk jumlah wisman yang masuk tidak melalui pintu utama bandara, kata Kecuk, justru mengalami kenaikan 293,47% dibandingkan tahun sebelumnya. Tepatnya dari 49,79 ribu wisman menjadi 195,90 ribu wisman. "Peningkatan ini disebabkan oleh metode penghitungan wisman menggunakan Mobile Positioning Data (MPD) pada tahun 2017 namun belum digunakan pada Mei 2016," tutur Kecuk. [ipe]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 5:15:00 PM Sumber : Detik Penulis : Danang Sugianto
Ini yang Picu IHSG Tembus Rekor 5.900
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mencetak rekor tertingginya. Pada perdagangan hari ini IHSG tembus ke level 5.910, yang naik 80,529 poin atau 1,38% dari penutupan perdagangan sebelumnya.Menurut Analis First Asia Capital David Sutyanto meroketnya IHSG terdorong data perekonomian inflasi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini. Tercatat inflasi Juni 2017 yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri cukup terkendali sebesar 0,69%."Inflasi ini sangat penting, karena inflasi di bulan Lebaran biasanya paling tinggi. Tapi pemerintah bisa menjinakkannya," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Senin (3/7/2017).Inflasi bulan Lebaran tahun ini memang cenderung lebih terkendali dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada saat Lebaran 2014 yang jatuh pada Juli 2014 terjadi inflasi sebesar 0,93%, lalu di Lebaran 2015 sebesar 0,93% dan di 2016 yang jatuh pada Juni 2016 sebesar 0,66% dan Juli 0,69%, sehingga jumlahnya 1,35%."Dengan inflasi rendah berarti tantangan pemerintah berkurang untuk menahan inflasi hingga akhir tahun. Ini juga bisa menahan Bank Indonesia (BI) agar tidak menaikkan suku bunga acuannya," imbuhnya.Dengan data inflasi tersebut, menurut David pelaku pasar cukup optimistis melihat perkembangan ekonomi Indonesia tahun ini, khususnya investor asing. Hari ini pun tercatat asing melakukan aksi beli dengan catatan net buy sebesar Rp 476 miliar."Dari sisi transaksi asing melakukan transaksi sebesar Rp 5,5 triliun, sementara lokal Rp 3,2 triliun," tukasnya. (dna/dna)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:57:00 PM Sumber : Merdeka Penulis : Anggun P. Situmorang
BPS catat nilai tukar petani Juni 2017 naik 0,38 persen
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Merdeka.com - Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Juni 2017 sebesar 100,53 atau naik 0,38 persen dibanding bulan sebelumnya. Kenaikan NTP dikarenakan indeks Harga yang Diterima Petani (lt) naik sebesar 0,60 persen lebih besar dari kenaikan indeks Harga yang Dibayar Petani (lb) sebesar 0,22 persen."Pada Juni 2017, NTP Provinsi Banten mengalami kenaikan tertinggi sekitar 1,34 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan terbesar 1,42 persen," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (3/7).Suhariyanto mengatakan, pada Juni 2017 terjadi inflasi pedesaan di lndonesia sebesar 0,22 persen disebabkan oleh naiknya enam dari tujuh kelompok penyusun indeks konsumsi rumah tangga (IKRT)."Dari 33 provinsi yang terhitung IKRT nya pada bulan Juni 2017, 27 provinsi mengalami inflasi sedangkan 6 provinsi mengalami deflasi. Tertinggi inflasi terjadi di Gotontalo 2,30 persen dan tertinggi deflasi di Provinsi Sumatera Utara 0,54 persen," ungkapnya. Sementara itu, harga gabah kering panen ditingkat petani sebesar Rp 4.528 per kilogram, angka tersebut naik 0,97 persen dibanding bulan lalu. Harga beras medium di penggilingan sebesar Rp 8.794 per kilogram, naik 0.05 persen dibanding bulan lalu. "Berdasarkan 1.124 transaksi penjualan gabah di 24 provinsi selama Juni 2017, didominasi gabah kering panen (GKP) 63,88 persen, gabah kualitas rendah 21,09 persen dan gabah kering giling (GKG) 15,03 persen," pungkasnya.
ht
tp s: //
ke
pu
la
[bim]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:49:00 PM Sumber : TheJakartaPost Penulis : Grace D. Amianti
June inflation rises as fares increase Monthly inflation rose 0.69 percent in June following an increase in transportation fares over the Idul Fitri holiday and electricity rates after a government subsidy adjustment, the Central Statistics Agency (BPS) announced on Monday.
id
The agency recorded that prices increased in 82 cities across the country, bringing annual inflation to 4.37 percent year-on-year (yoy), while deflation occurred in three cities.
ps
.g
o.
“Inflation during Ramadhan and the Idul Fitri holiday this year was more controlled compared to in the previous three years because the government made efforts [to manage inflation], such as establishing a food task force," said BPS head Suhariyanto in a press conference.
ab
.b
(Read also: Government predicts 0.5% inflation in June)
er ib
uk
Besides increases in air and inter-province transportation fares for Idul Fitri travel, he said inflation in June was also caused by a third increase in electricity rates for 900 volt-ampere (VA) capacity after the price was increased in January and March.
ua
ns
The effect of the electricity rate increase would subside in coming months because the June raise was the last one for this year, he added.
pu
la
Meanwhile, the increase in food prices was relatively well-managed and only slightly contributed to inflation as only marginal food commodities were affected, such as young papaya, potatoes, cucumbers and tomatoes.
tp s: //
ke
The price of shallots, which often contributes to volatile food prices, only saw a small increase in June, BPS data show.
ht
"The pattern is different from previous years, when food prices soared. This time, inflation was caused more by administered prices," Suhariyanto said. (bbn)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:38:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Ghina Ghaliya Quddus Hendra Gunawan
BI: Inflasi Juni pencapaian yang cukup baik
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%. Angka ini di atas ekspektasi sebagian besar ekonom sebesar 0,55%-0,6%. Angka itu juga lebih tinggi dibanding inflasi Juni tahun lalu yang tercatat sebesar 0,66%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 mencapai 2,38% dan inflasi tahunan Juni 2017 mencapai 4,37% year on year (YoY). Bank Indonesia (BI) menilai inflasi Juni 2017 tersebut terkendali dengan baik mengingat periode tersebut terdapat momen bulan puasa Ramadan serta libur panjang hari raya Idul Fitri. “Saya merasa itu baik, karena kalau dibandingkan dengan rata-rata selama ini, 0,69% pencapaian yang cukup baik,'" ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo, di Gedung BI, Senin (3/7). Agus melanjutkan, berdasarkan survei BI ada beberapa sumber inflasi, yakni tarif dasar listrik, transportasi udara, transportasi darat dan sedikit volatile food seperti daging ayam atau daging sapi. Namun, menurut Agus yang menarik adalah komoditas yang biasanya menyumbang inflasi seperti cabai atau bawang putih, berada pada kondisi deflasi. Dari inflasi year on year berdasarkan data BPS yang sebesar 4,37%, menurut Agus angka ini hampir sama dengan prediksi BI yakni sebesar 4,3%. Agus optimistis, inflasi sampai akhir tahun bakal terjaga di kisaran 4± 1%. Sementara tahun 2018, BI optimistis dengan target inflasi yang lebih baik yaitu 3,5 ± 1% akan bisa tercapai. “27 Juli mendatang akan ada rapat yang dipimpin Presiden untuk meyakinkan seluruh masyarakat baik di pusat dan daerah bahwa kami akan koordinasi jaga inflasi sesuai target. Kami harapkan koordinasi lebih baik,” ucapnya. Meski Juni cukup baik, Agus mengatakan BI akan terus memonitor faktor penyebab inflasi seperti tarif dasar listrik, transportasi udara, transportasi antar kota. Adapun inflasi volatile food seperti daging ayam dan daging sapi. BACA JUGA : Darmin: Inflasi Juni di luar ekspektasi BRI: Inflasi tidak pengaruhi bunga kredit
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:36:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Ghina Ghaliya Quddus Hendra Gunawan
Daya beli membaik, inflasi bakal naik lagi
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%. Angka ini di atas ekspektasi sebagian besar ekonom sebesar 0,55%-0,6%. Angka itu juga lebih tinggi dibanding inflasi Juni tahun lalu yang tercatat sebesar 0,66%. Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 mencapai 2,38% dan inflasi tahunan Juni 2017 mencapai 4,37% year on year (YoY). Ekonom sekaligus Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan, pencapaian inflasi yang baik ini harus tetap dijaga. Pasalnya, ada kenaikan daya beli sedikit saja akan mempengaruhi inflasi. “Harus tetap waspada terhadap harga pangan, karena seringkali kalau daya beli membaik, inflasi biasanya muncul lagi. Apalagi sekarang dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) baru keluar di Juni, Dana Desa juga baru keluar,” ujar Aviliani usai halalbihalal di Kantor Bank Indonesia (BI), Senin (3/7). Ia melihat, inflasi Juni memang inflasi yang harus diperhatikan sepanjang tahun ini lantaran ada momentum bulan puasa dan Lebaran yang diperparah dengan penyesuaian tarif dasar listrik bagi konsumen 900 VA pada Mei lalu. Namun, inflasi masih mungkin untuk berada pada puncaknya pada tahun ini seiring dengan pengeluaran dana yang besar untuk masyarakat seperti dana BOS dan Dana Desa. “Menurut saya di tahun ini masih akan naik lagi sedikit dengan pengeluaran dana yang besar untuk masyarakat sehingga konsumsinya naik,” ucapnya. BACA JUGA : BRI: Inflasi tidak pengaruhi bunga kredit Pangan tak lagi jadi penyebab utama inflasi
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:34:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Ramadhani Prihatini Barratut Taqiyyah Rafie
Darmin: Inflasi Juni di luar ekspektasi
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA. Meski pemerintah telah berusaha menekan melambungnya harga pangan jelang Lebaran, namun nampaknya pemerintah tak kuasa membendung kenaikan inflasi pada Juni 2017. Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengakui inflasi yang terjadi pada Juni 2017 sebesar 0,69% terjadi di luar ekspektasi pemerintah. Darmin menilai, kenaikan inflasi di Juni 2017 lebih bersumber pada kebutuhan sekunder masyarakat. Kenaikan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar serta kelompok sandang menjadi faktor pendorong kenaikan inflasi di Juni 2017. BACA JUGA : Pangan tak lagi jadi penyebab utama inflasi BPS: inflasi Juni 2017 sebesar 0,69% "Jadi memang agak tinggi, artinya 0,69% itu ya agak di atas harapan lah itu," kata Darmin di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Senin (3/7). Namun, Darmin bilang, jika dilihat dari year to date sebesar 2,38% dan secara year on year yakni 4,37%, menurutnya tingkat inflasi Juni masih cukup baik. Ia berharap, sampai dengan Desember 2017, inflasi yang didorong oleh pangan tidak akan melebihi 0,69%. "Ya kita mengharapkan akan terus terjaga (inflasinya) karena kita terus mengurusi supaya inflasi pangan tidak terlalu tinggi," jelasnya. Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%. Angka itu juga lebih tinggi dibanding inflasi Juni 2016 sebesar 0,66%. Inflasi tahun kalender Januari-Juni 2017 mencapai 2,38% dan inflasi tahunan Juni 2017 mencapai 4,37% year on year (YoY).
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:28:00 PM Sumber : Bisnis Penulis : Yusran Yunus
BPS: Penumpang Pesawat Domestik Naik, Luar Negeri Turun
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan di sepanjang bulan Mei mencapai 7,2 juta orang, mengalami kenaikan 2,47% dibandingkan bulan April. Sebaliknya, jumlah penumpang angkutan udara internasional mengalami penurunan sebesar 3,83% menjadi 1,3 juta orang. Secara total selama periode Januari-Mei 2017, jumlah penumpang domestik mencapai 34,6 juta orang, naik 9,84%, sedangkan jumlah penumpang internasional mencapai 6,7 juta orang, naik 13,33% dibandingkan dengan periode sama di tahun lalu.Kepala BPS K.Suhariyanto menjelaskan kenaikan jumlah penumpang pada Mei, terjadi di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar 5,56%, disusul Bandara Ngurah Rai Denpasar 4,95%, Juanda Surabaya 0,54%, Soekarno-Hatta Cengkareng Banten 0,17%.Secara keseluruhan, jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Januari-Mei 2017 tercatat 34,6 juta orang, atau naik 9,84% dibanding dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 31,5 juta orang.“Jumlah penumpang terbesar tercatat di Soekarno-Hatta mencapai 8,5 juta orang (24,74%) dari keseluruhan penumpang domestik, diikuti Bandara Juanda Surabaya sebanyak 3,1 juta orang atau 8,87%," katanya sebagaimana dikutip dari laman setkab.go,id, Senin (3/7/2017).Adapun jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri pada Mei 2017 tercatat sebanyak 1,3 juta orang atau turun 3,83% dibanding April 2017.“Jumlah penumpang internasional terbesar terjadi Bandara Soekarno-Hatta Jakarta sebesar 591,4 ribu orang atau 44,07% dari total penumpang ke luar negeri, diikuti Bandara Ngurah Rai Bali sebanyak 471,6 ribu orang atau 35,14%," ujarnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:23:00 PM Sumber : Merdeka Penulis : Anggun P. Situmorang
Menko Darmin akui inflasi Juni di atas harapan pemerintah
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Merdeka.com - Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, mengakui besaran inflasi Juni sebesar 0,69 persen di atas harapan pemerintah. Namun, besaran ini dinilai masih baik."0,69 persen itu ya agak di atas harapan lah itu. Tapi kalau dilihat year to datenya masih oke. Dia (inflasi) year on yearnya masih oke," ujar Menko Darmin saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Senin (3/7).Besaran inflasi saat Ramadan ini, lanjutnya, juga masih lebih baik dibandingkan tahun-tahun lalu. Ke depan, Menko Darmin meyakinkan bahwa pemerintah akan terus menjaga inflasi pada tingkat rendah, khususnya pada sektor pangan."Kelihatannya perumahan, kemudian pakaian, itu (penyumbang inflasi) yang paling tinggi baru kemudian pangan," tuturnya.Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi Juni 2017, sebesar 0,69 persen. Inflasi tersebut naik 0,30 persen dari inflasi Mei sebesar 0,39 persen."Berdasarkan pantauan BPS di 82 kota pada Juni inflasi tercatat 0,69 persen. Hal ini masih dipengaruhi oleh naiknya sejumlah harga komoditas saat masa Lebaran," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Gedung Badan Pusat Statistik, Jakarta.Adapun inflasi pada tahun kalender adalah sebesar 2,38 persen. Inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) 4,13 persen.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
[bim]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:20:00 PM Sumber : Bisnis Penulis : Rivki Maulana
Kesejahteraan Petani Sulut Tergerus
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Bisnis.com, MANADO -- Badan Pusat Statisti (BPS) Sulawesi Utara melansir tingkat kesejahteraan petani sedikit tergerus, tercermin dari penurunan indes nilai tukar petani. NTP Sulut juga tercatat yang paling rendah di antara seluruh provinsi di Pulau Sulawesi.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:16:00 PM Sumber : Kontan Penulis : Adinda Ade Mustami Hendra Gunawan
Harga gabah naik lebih tinggi dibanding beras
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA. Harga gabah dan beras di bulan Juni 2017 tercatat mengalami kenaikan. Sebagaimana yang terjadi sebelumnya, kenaikan harga gabah lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga beras. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata harga gabah kering panen di tingkat petani naik 0,97% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 4.528 per kilo gram (kg). Sementara rata-rata harga gabah kering panen di tingkat penggilingan naik 0,98% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 4.615 per kg. Begitu juga dengan rata-rata harga gabah kering giling di tingkat petani yang naik 0,6% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 5.564 per kg. Sedangkan rata-rata harga gabah kering giling di tingkat penggilingan naik 0,99% dari bulan sebelumnya menjadi Rp 5.677 per kg. Sementara rata-rata harga beras kualitas premium di tingkat penggilingan naik 0,09% dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp 9.444 per kg. Rata-rata harga beras kualitas medium naik 0,05% dan kualitas rendah 0,07% dibanding bulan sebelumnya. "Kalau digabung, kenaikannya tipis dibanding bulan sebelumnya. Tetapi pattern-nya sama, gabah naik lebih tinggi dibanding beras. Ini membuat andil beras dalam inflasi Juni 2017 0,01% tipis sekali," kata Kepala BPS Suhariyanto, Senin (3/7). BACA JUGA : Jelang Lebaran, pemerintah tak akan ekspor beras HOKI bidik pertumbuhan penjualan beras 30%
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 4:00:00 PM Sumber : Liputan6 Penulis : Fiki Ariyanti
Menko Darmin: Inflasi Juni di Atas Harapan Pemerintah
id
Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi inflasi di Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Capaian Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan keenam ini lebih tinggi dari prediksi pemerintah dan Bank Indonesia (BI), yakni di bawah 0,5 persen.
ps
.g
o.
"Inflasi 0,69 persen memang agak tinggi, di atas harapan. Tapi inflasi year to date dan year on yearnya masih oke," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di kantornya, Jakarta, Senin (3/7/2017).
uk
ab
.b
Untuk diketahui, inflasi tahun kalender di Juni ini sebesar 2,38 persen dan tahun ke tahun 4,37 persen. Sumber atau penyebab inflasi 0,69 persen paling dominan disumbang pengeluaran pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen. Sementara andil inflasinya 0,23 persen.
ns
er ib
Faktor pemicu inflasi lainnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen dengan andil 0,18 persen. Karena kenaikan tarif listrik golongan 900 VA dan tarif air minum PAM.
la
ua
Selanjutnya, kelompok sandang menyumbang inflasi 0,78 persen dengan andil 0,05 persen akibat kenaikan harga emas perhiasan andilnya 0,02 persen dan baju muslim wanita.
ke
pu
"Inflasi kali ini yang lebih tinggi di perumahan, pakaian, dan pangan. Harga pangan menjelang Lebaran naik dulu, lalu turun, dan naik lagi," ujar Darmin.
tp s: //
Meski demikian, Darmin menilai, realisasi inflasi pada Juni ini relatif bagus. "Kita harapkan inflasi pangan tidak terlalu tinggi seterusnya," tuturnya.
ht
Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengaku, tren inflasi pasca Lebaran akan bergerak turun. Yang patut diwaspadai adalah inflasi di Desember karena ada libur Natal dan persiapan Tahun Baru. "Tren inflasi habis Lebaran akan turun. Tapi harus hati-hati di Desember, karena banyak liburan, Natal dan persiapan Tahun Baru. Kuncinya pengendalian harga pangan," ucapnya. Sementara untuk dampak pencabutan subsidi listrik golongan 900 VA, kata Kecuk sudah berakhir. "Dampak pencabutan subsidi listrik pelanggan 900 VA di Juli sudah tidak ada. Terakhir kan penyesuaian di Mei dan berdampak ke inflasi untuk prabayar, kalau Juni ini pelanggan pascabayar," papar Kecuk. Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memperkirakan, inflasi pada Juni 2017 sekitar 0,39 persen. Angka ini di bawah perkiraan sementara Bank Indonesia (BI) 0,5 persen.
"Agak susah sih memprediksinya karena dia angkanya keluar 0,5 persen bukan tidak bisa turun. Kita berharap sama bulan lalu paling-paling 0,39 persen," kata dia. Darmin menuturkan, harga komoditas pangan relatif turun. Di antaranya terjadi pada bawang putih, cabai, gula.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
"Kalau bulan depan mestinya iya, walaupun kata BI seminggu pertama indikasi 0,5 persen kata mereka. Kalau saya bilang nggak, kita akan turun di bawah itu karena beberapa barang terutama cabai rawit sama bawang putih, gula agak turun," jelas dia.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:37:00 PM Sumber : BeritaSatu Penulis : Whisnu Bagus Prasetyo / WBP
Kadin Minta Pemerintah Benahi Sektor Hulu Migas Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah membenahi sektor hulu minyak dan gas (migas) agar impor migas yang cenderung naik bisa ditekan.
ab
.b
ps
.g
o.
id
Ketua Koordinator Gas Industri Kadin Ahmad Wijaya mengatakan, impor memang tidak bisa ditutup semua, namun tetap harus ada usaha keras dari pemerintah untuk benar-benar mengelola hulu migas. Jika tidak, sektor hilir, akan terus dibanjiri impor. Ujungnya, industri tertekan dan tidak memiliki daya saing. "Impor terus terjadi sebab pemerintah belum mampu menarik investasi industri hulu berbasis minyak dan petrochemical yang secara pertumbuhan turun ke industri intermediate baru ke industri hilir," tegas Ahmad, kepada media, Senin (3/7).
ua
ns
er ib
uk
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas Mei 2017 mencapai US$ 1,82 miliar atau naik 10,54 persen dibanding April 2017, sedangkan jika dibanding Mei 2016 meningkat 9,10 persen. Secara total, nilai impor Indonesia Mei 2017 mencapai US$ 13,82 miliar atau naik 15,67 persen dibanding April 2017. Jika dibandingkan Mei 2016 melonjak hingga 24,03 persen. Tiongkok jadi negara pemasok barang impor nonmigas terbesar dengan nilai US$ 13,67 miliar (26,12 persen), Jepang US$ 5,82 miliar (11,12 persen), dan Thailand US$ 3,77 miliar (7,21 persen).
tp s: //
ke
pu
la
Khusus sektor migas, Ahmad menegaskan, agar impor yang membanjiri sektor hilir bisa dikurangi, Indonesia perlu 10 pabrik baru petrochemical. Jika sudah ada, hasil produksinya tak boleh diekspor, namun digunakan untuk kepentingan mendukung industri dalam negeri. "Baru industri hulu, intermediate sampai hilir bertumbuh. Saat ini kondisi kita di industri banyak melakukan paralel impor dan produsen. Jadi cash cost tinggi di semua linier," tegasnya.
ht
Persoalan tetap tingginya impor di sektor migas, juga berkolerasi dengan kepentingan para trader. Menurut Ahmad, sektor migas masih banyak melayani trader. Sementara untuk meyakinkin investor refinery masih perlu waktu lama. "Masih panjang, kemungkinan satu periode Pemilu lagi belum tentu ada hasil maksimal sebab RUU migas masih belum tuntas," ujar Ahmad. Di sisi lain, sektor ESDM juga masih tumpang tindih di Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan Ditjen Migas. Alhasil semua jalan di tempat. Maka tak heran, potensi besar energi yang bisa mendukung industri nasional, seperti Liquefied Natural Gas (LNG) di wilayah timur Indonesia, tidak bisa dimanfaatkan maksimal. "Semua jalan di tempat, LNG yang berlimpah dari timur selalu alasan infrastruktur belum memadai," kata Ahmad. Menurut Ahmad, perbaikan sektor hulu merupakan jalan tercepat agar persoalan impor migas bisa dibenahi. Jika hulu tidak ada masalah, maka di sektor hilir impor bisa dihilangkan. "Utamakan sektor hulu tidak ada jalan lain," tegasnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:28:00 PM Sumber : Inilah Penulis : Uji medianti
BPS Ungkap Pemantik Inflasi Tinggi di Bulan Juni
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INILAHCOM, Jakarta - Sepanjang Juni 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi sebesar 0,69%. Ada sejumlah faktor yang memicu angka inflasi yang cukup jumbo ini. Apa saja?Kata Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, inflasi Juni 2017 sebesar 0,69% lantaran dipantik kenaikan sejumlah tarif yakni listrik, angkutan udara dan angkutan antarkota. "Inflasi Juni 0,69 persen terutama dipengaruhi oleh penyesuaian tarif listrik, angkutan udara dan angkutan antarkota," kata kecuk di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Kecuk mengatakan, kenaikan tarif ketiga komponen itu (administered price), mendorong naik inflasi sebesar 2,1%. Sedangkan, inflasi dari harga bahan makanan (volatile food), relatif terkendali di level 0,65%. Artinya, pemerintah berhasil menjaga stabilitas harga pangan selama Bulan Puasa hingga Lebaran. "Bahan makanan relatif terkendali dan kenaikan harga bahan makanan pada periode ini seperti tahun lalu tidak terjadi," papar Kecuk.Kecuk menambahkan, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi di antaranya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,27%, diikuti kelompok sandang sebesar 0,78%.Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar ikut menyumbang inflasi 0,75%; kelompok bahan makanan 0,69%; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,39%. "Bahan makanan masih menyumbang inflasi dari kenaikan harga sayur-sayuran yang andilnya kecil-kecil. Namun kenaikan tinggi harga beras dan daging tidak terjadi pada Lebaran," kata Kecuk.Penyumbang inflasi lainnya, lanjut Kecuk, adalah kelompok kesehatan sebesar 0,34%; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,07%. "Kelompok pendidikan tidak mempunyai andil dalam inflasi Juni, karena belum mulai masuk tahun ajaran baru. Dampaknya baru terlihat pada inflasi bulan depan," ujar Kecuk.Secara umum, komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi pada Juni 2017 adalah tarif listrik, tarif angkutan udara, tarif angkutan antarkota, ikan segar, bawang merah, daging ayam ras, pepaya dan emas perhiasan.Komoditas lainnya adalah beras, ayam hidup, daging ayam kampung, daging sapi, ikan diawetkan, bayam, kacang panjang, kangkung, kentang, ketimun, tomat sayur, wortel, kelapa, kue kering berminyak, mie, nasi dengan lauk dan kopi manis.Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga dan menekan inflasi adalah cabai merah, bawang putih, cabai rawit, cat tembok dan mesin cuci.Dengan tingkat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%, maka laju inflasi tahun kalender (Januari-Juni 2017) mencapai 2,38%. Sementara inflasi dari tahun ke tahun (yoy) tercatat 4,37%.Dari 82 kota IHK, sebanyak 79 kota menyumbang inflasi dan hanya tiga kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 4,48%, dan terendah di Merauke sebesar 0,12%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 0,64%, dan deflasi terendah terjadi di Denpasar sebesar 0,01%. [ipe]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:27:00 PM Sumber : Inilah Penulis : -
Pengguna Kereta Api Capai 33 Juta Penumpang
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INILAHCOM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penumpang pengguna kereta api yang diberangkatkan pada Mei 2017 tercatat sebanyak 33,7 juta orang atau mengalami kenaikan sebesar 7,12 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya.Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pertumbuhan pengguna angkutan kereta api tersebut merupakan yang tertinggi, dimana pada April 2017 sebelumnya tercatat jumlah penumpang kereta api sebanyak 31,5 juta orang."Angkutan kereta api tumbuh sangat pesat, ini merupakan angka tertinggi pada Mei 2017. pengguna angkutan kereta api ini termasuk pengguna KRL Jabodetabek," kata Suhariyanto dalam jumpa persnya di Jakarta, Senin (3/7/2017).Senada dengan jumlah pengguna, jumlah barang yang diangkut oleh kereta api tercatat juga mengalami kenaikan sebesar 5,92 persen menjadi 3,7 juta ton.Selama Januari-Mei 2017 jumlah penumpang mencapai 155,7 juta orang atau naik 9,18 persen dibanding periode yang sama tahun 2016. Hal yang sama untuk jumlah barang yang diangkut kereta api naik 20,82 persen menjadi 16,8 juta ton.Untuk moda transportasi lain, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada Mei 2017, tercatat sebanyak 7,2 juta orang atau naik 2,47 persen dibanding April 2017, dan jumlah penumpang tujuan luar negeri atau internasional mengalami penurunan sebesar 3,83 persen menjadi 1,3 juta orang.Selama Januari-Mei 2017 jumlah penumpang domestik mencapai 34,6 juta orang atau naik 9,84 persen dan jumlah penumpang internasional mencapai 6,7 juta orang atau naik 13,33 persen dibanding periode yang sama tahun 2016.Sementara itu, jumlah penumpang angkutan laut dalam negeri yang diberangkatkan pada Mei 2017 tercatat 1,3 juta orang atau naik 5,16 persen dibanding April 2017. Jumlah barang yang diangkut naik 8,43 persen menjadi 22,7 juta ton.Selama Januari Mei 2017 jumlah penumpang mencapai 6,2 juta orang atau naik 1,52 persen dibanding dengan periode yang sama tahun 2016, sedangkan jumlah barang yang diangkut naik 2,51 persen atau mencapai 105,3 juta ton. [tar]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:23:00 PM Sumber : Detik Penulis : Ardan Adhi Chandra
Penumpang Kereta Capai 33,75 Juta, Naik 7,12%
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang untuk angkutan kereta pada Mei 2017 sebanyak 33,75 juta. Jumlah ini sudah termasuk penumpang commuter line Jabodetabek.Jika dibandingkan April 2017, jumlah penumpang naik 7,12% dari 31 juta, sedangkan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya naik 9,91%"Angkutan kereta api tumbuh sangat pesat pada Mei ini jumlah penumpang kereta api 33,75 juta," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017).Suhariyanto menambahkan, andil lonjakan penumpang kereta api Mei 2017 di antaranya disebabkan oleh penambahan jadwal commuter line Jabodetabek dan perpanjangan relasi kereta."Pertama ada penambahan jadwal kereta Jabodetabek, kedua juga ada perpanjangan relasi KRL dari Tanah Abang ke Rangkasbitung yang dimulai April," kata Suhariyanto.Selain kereta penumpang, kereta barang juga mengalami kenaikan 5,92% dibandingkan bulan sebelumnya dengan mengangkut 3,65 juta ton. Sedangkan jika dibandingkan bulan yang sama tahun lalu mengalami kenaikan 36,12%.Selain itu, angkutan udara pada Mei 2017 berhasil mengangkut 7,24 juta orang untuk penerbangan domestik atau naik 2,47% dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 5,18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Sedangkan untuk penerbangan internasional pada Mei 2017 berhasil mengangkut 1,34 juta penumpang atau turun 3,83% dibandingkan bulan sebelumnya dan naik 10,06% dibandingkan periode yang sama tahun lalu."Angkutan udara domestik Mei adalah 7,24 juta orang, naik 2,47% dibandingkan bulan sebelumnya," terang Suhariyanto.Terakhir, untuk transportasi angkutan laut pada Mei 2017 tercatat ada 1,32 juta penumpang. Angka ini mengalami lonjakan 5,16% dibandingkan bulan sebelumnya atau naik 12,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.Sedangkan untuk kapal barang di Mei 2017 berhasil mengangkut 22,69 juta ton. Angka ini naik 8,43% dibandingkan bulan sebelumnya atau naik 4,62% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:14:00 PM Sumber : Liputan6 Penulis : Fiki Ariyanti
Tarif Taksi Online Tak Lagi Murah, Ini Kata BPS
.g
o.
id
Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menetapkan tarif batas bawah dan atas untuk taksi online yang berlaku per 1 Juli 2017. Tarif batas bawah antara Rp 3.500 per kilometer (km) untuk wilayah I dan wilayah II Rp 3.700 per km, sementara batas atas Rp 6.000 per km untuk wilayah I dan Rp 6.500 per km di wilayah II. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengaku belum memasukkan angkutan online dalam perhitungan inflasi atau Indeks Harga Konsumen (IHK) secara mandiri. BPS masih menggabungkannya di kelompok pengeluaran angkutan darat.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
"Kita akan masukkan perhitungan, tapi jadi satu sama di kelompok angkutan darat. Ini memang jadi pekerjaan rumah yang akan kita kaji lebih jauh, karena sesuai kemajuan teknologi, mau tidak mau akan mengarah ke sana," jelas Kecuk di kantornya, Jakarta, Senin (3/7/2017). Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto sebelumnya mengatakan, penetapan tarif taksi online mengacu pada usulan kepala daerah. Pemerintah kemudian membagi dua wilayah.Wilayah pertama meliputi Sumatera, Jawa dan Bali. Adapun besaran tarif batas bawah di wilayah I yakni Rp 3.500 per kilometer (km) dan batas atas Rp 6.000 per km.Kemudian wilayah II meliputi Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua. Besaran tarif batas bawah di wilayah II, yakni Rp 3.700 per km dan batas atasnya Rp 6.500 per km."Memang berdasarkan usulan daerah, masing-masing gubernur, kepala daerah mengusulkan ke pemerintah pusat sudah kita evaluasi, kita sudah samakan. Ada pembagian wilayah 1 dan 2," kata dia.Penerapan tarif taksi online ini merupakan implementasi dari Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) 26 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek."1 Juli sudah ditetapkan PM 26 berlaku sebenarnya nggak ada masalah, sudah diundangkan 3 bulan lalu. Transisi pertama terkait masalah KIR, stiker. Sekarang masalah tarif, kuota dan STNK," ujar dia.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:06:00 PM Sumber : Detik Penulis : Sylke Febrina Laucereno
BI Waspadai Faktor Penyebab Inflasi, dari Pangan Hingga Listrik
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan angka inflasi Juni sebesar 0,69%. Bank Indonesia (BI) menyebutkan angka ini masih sesuai dengan proyeksi.Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan meski inflasi sesuai prediksi namun ada sejumlah faktor yang harus diwaspadai.Agus mengatakan bank sentral terus memonitor faktor penyebab inflasi seperti listrik, transportasi udara, transportasi antar kota. Kemudian volatile food seperti daging ayam, daging sapi."Tapi sejumlah komoditi penyumbang inflasi seperti cabai merah dan bawang putih mengalami deflasi," kata Agus di Gedung BI, Jakarta, Senin (3/7/2017).Dia menyebut, 27 Juli mendatang BI bersama tim pengendali inflasi akan melakukan rapat koordinasi nasional yang akan dipimpin oleh Presiden. Hal ini dilakukan untuk menjaga target inflasi.Tahun depan, BI menargetkan angka inflasi bisa lebih baik dibandingkan tahun tahun sebelumnya.BPS telah mengeluarkan angka inflasi bulanan, per Juni inflasi tercatat 0,69% angka ini sama dengan inflasi Juli 2016."Ini pencapaian yang cukup baik dan masih sesuai dengan survei BI," ujar Agus. Menurut dia angka inflasi tersebut juga masih sejalan dengan target BI yang 4+- 1%. Hingga akhir tahun BI memproyeksikan inflasi berada di kisaran 4,3% - 4,7%. (ang/ang)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:05:00 PM Sumber : Kompas Penulis : Yoga Sukmana
Inflasi Ramadhan-Lebaran Tahun Ini Lebih Terkendali JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Mei-Juni 2017 hanya sebesar 1,08 persen. Padahal periode Ramadhan dan Lebaran tahun ini jatuh pada dua bulan tersebut.
o.
id
"Secara umum inflasi Lebaran jauh lebih terkendali dibanding tiga tahun sebelumnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (3/7/2017).
ps
.g
Ia menyampaikan, tingkat inflasi pada periode Ramadhan-Lebaran tahun 2014 mencapai 1,36 persen. Saat itu Ramadhan-Lebaran terjadi pada Juni-Juli 2014.
uk
ab
.b
Setahun berselang, tingkat inflasi Ramadhan-Lebaran melonjak hingga 1,47 persen. Pada 2015, Ramadhan-Lebaran juga terjadi pada Juni-Juli 2015.
er ib
Sementara itu tahun lalu, tingkat inflasi Ramadhan-Lebaran sebesar 1,35 persen. Selama tiga tahun itu, sumbangsih terbesar terhadap inflasi disumbang oleh harga bahan makanan.
ua
ns
"Tahun sebelumnya biasanya yang paling berpengaruh adalah bahan makanan tetapi kali ini tidak terjadi. Inflasi 0,69 persen (Juni 2017) lebih karena harga yang diatur oleh pemerintah (tarif listrik)," kata Suryamin.
ht
tp s: //
ke
pu
la
BPS bersyukur inflasi Ramadhan-Lebaran tahun ini bisa terkendali. Hal itu dinilai tidak terlepas dari upaya pemerintah menjaga stabilitas harga pangan, bahkan pemerintah sampai membentuk satgas khusus pangan.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 3:01:00 PM Sumber : Detik Penulis : Ardan Adhi Chandra
1,16 Juta Turis Asing Kunjungi RI, Mayoritas dari China
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia sepanjang Mei 2017 sebanyak 1,16 juta. Angka ini mengalami kenaikan 1,49% dibandingkan April 2017.Dari kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1,16 juta di Mei 2017, 963.310 kunjungan melalui 19 pintu utama kedatangan internasional. Dari 963.310 kunjungan tersebut, 938.623 di antaranya merupakan wisatawan mancanegara reguler dan sisanya 24.687 merupakan wisatawan mancanegara khusus.Sisanya sebanyak 195.898 masuk dari luar 19 pintu utama dengan rincian melalui pos lintas batas 156.054 dan pintu masuk lainnya 39.844."Kalau kita lihat pada Mei 2017 jumlah wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia 1,16 juta, naik dari bulan sebelumnya 1,49%," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017).Suhariyanto menambahkan, kenaikan wisatawan mancanegara tertinggi terjadi di Bandara Sam Ratulangi, Manado seiring dibukanya penerbangan langsung ke China. Berdasarkan asal negara, wisatawan mancanegara asal China duduk di urutan teratas di Mei 2017 sebesar 152.914 atau naik 13,19% dibandingkan Mei 2016 110.035. Posisi kedua diduduki oleh wisatawan asal Singapura dengan jumlah kunjungan sebanyak 113.963 di Mei 2017. Kemudian, disusul Malaysia 111.551 kunjungan, Australia 91.709 kunjungan, dan India 48.582 kunjungan.Perkembangan Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada Mei 2017 mengalami kenaikan 0,93 menjadi 56,07 dibandingkan bulan sebelumnya atau naik 0,61 dibandingkan bulan yang sama tahun 2016."Hunian kamar mengalami kenaikan TPK 56,07%, naik dibandingkan April 2017 0,93 poin, yoy naik 0,61 poin," tutur Suhariyanto. (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 2:55:00 PM Sumber : Sindonews Penulis : Lily Rusna Fajriah
Kunjungan Wisman Via Bandara Sam Ratulangi Lompat 449%
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Manado melalui Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara naik 449,02% pada Mei 2017. Hal tersebut salah satunya disebabkan adanya penerbangan langsung (direct flight) dari Manado ke beberapa negara seperti China. (Baca: Kunjungan Wisman ke Indonesia Mencapai 5,36 Juta)Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, jumlah kunjungan wisman reguler ke Indonesia yang melalui 19 pintu utama pada Mei 2017 naik 11,51% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Persentase kenaikan tertinggi tercatat di Bandara Sam Ratulangi, Sulawesi Utara yang mencapai 449,02%."Kalau dilihat kenaikan wisman di Sam Ratulangi, ada direct flight dari Manado ke beberapa kota seperti ke China itu naik 449%. Tinggi sekali kenaikan jumlah wisman di Manado," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Selanjutnya, jumlah wisman yang naik cukup tinggi berada di Lombok dan Riau. Di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Riau jumlah wisman naik 33,92%, dan Bandara Internasional Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) naik 29,38%."Sementara, kenaikan terendah terjadi di Bandara Sepinggan, Kalimantan Timur sebesar 50,60% dan penurunan paling rendah terjadi di Pintu Masuk Entikong, Kalimantan Barat sebesar 2,10%," imbuh dia.Sementara jumlah kunjungan wisman yang datang di luar 19 pintu utama pada Mei 2017, mengalami kenaikan 293,47% dibanding Mei 2016 atau dari 49,79 ribu menjadi 195,90 ribu kunjungan. Peningkatan ini sebagian disebabkan karena digunakannya metode penghitungan wisman menggunakan mobile positioning data (MPD) pada tahun ini. Penggunaan MPD untuk meningkatkan cakupan data wisman yang berada di wilayah peratasan Indonesia dan belum tercatat di Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) dan urvei pelintas batas yang dilakukan BPS."Demikian juga jika dibanding April 2017, jumlah kunjungan wisman di luar 19 pintu utama mengalami kenaikan 32,32%," tutur dia.Selain itu, jumlah wisman naik cukup tinggi di Lombok dan Riau. Tiga Bandara ini kenaikan jumlah wisman secara yoy cukup signifikan. (izz)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 2:45:00 PM Sumber : Kompas Penulis : Yoga Sukmana
Tarif Transportasi Naik, Inflasi Juni Melonjak Jadi 0,69 Persen
id
JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik ( BPS) mencatat, data indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69 persen, lebih besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya 0,66 persen.
.g
o.
Adapun bila dibandingkan Mei 2017, inflasi Juni 2017 juga lebih besar. Sebab pada Mei lalu, inflasi hanya 0,39 persen saja. Inflasi tahun kalender 2017 dari Januari-Juni sudah mencapai 2,38 persen
.b
ps
" Inflasi ini disebabkan penyesuaian tarif listrik, angkutan udara dan angkutan antar kota," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers, Jakarta, Senin (3/7/2017).
er ib
uk
ab
Pada Juni 2017, 79 kota mengalami inflasi dan hanya tiga kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual mencapai 4,48 persen. Sementara deflasi terendah terjadi di Denpasar 0,01 persen.
ua
ns
Tingginya inflasi Juni 2017 disumbang oleh kenaikan pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan kontribusi 0,23 persen. Penyebabnya adalah naiknya tarif angkutan udara, angkutan antar kota, dan kereta api.
pu
la
Sementara itu, pengeluaran perumahan, air, listrik, gas, dan BBM menyumbang inflasi 0,18 persen. Penyesuaian tarif listrik 900 VA jadi penyebab besarnya inflasi pada kelompok pengeluaran ini.
tp s: //
ke
Meski inflasi Juni 2017 cukup tinggi, harga bahan makanan justru hanya menyumbang inflasi 0,14 persen. Meski ada Ramadhan dan Lebaran, harga-harga bahan makanan terbilang terkendali.
ht
Suhariyanto mengatakan, kondisi itu lebih baik dibandingkan harga-harga bahan makanan pada Ramadhan dan Lebaran sejak tiga tahun lalu. Dari hasil itu, BPS menyampaikan bahwa inflasi Juni 2017 lebih disebabkan harga yang diatur oleh pemerintah yang menyumbang inflasi 0,42 persen. Adapun gejolak harga hanya menyumbang inflasi 0,12 persen.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 2:20:00 PM Sumber : BeritaSatu Penulis : / FER
BPS: Kunjungan Wisatawan Mancanegara Naik 1,49 Persen
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada Mei 2017 mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen dari bulan sebelumnya sebanyak 1,142 juta kunjungan menjadi 1,159 juta kunjungan.
.g
o.
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan, kenaikan jumlah kunjungan wisman tersebut terjadi hampir di seluruh pintu masuk utama yang ada, meski ada penurunan di beberapa pintu lainnya.
.b
ps
"Mayoritas wisatawan mancanegara masuk dari 19 pintu utama. Pariwisata diharapkan menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi," kata Suhariyanto, di Jakarta, Senin (3/7).
uk
ab
Di Bandara Ngurah Rai, Bali, tercatat ada kenaikan jumlah kunjungan wisman sebesar 2,53 persen. Kenaikan tersebut dari 474,600 kunjungan pada April 2017, menjadi 486,600 kunjungan pada Mei.
ns
er ib
Sementara itu, di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, mengalami penurunan sebesar 3,04 persen menjadi 204,700 kunjungan dan di Batam tercatat mengalami penurunan yang cukup signifikan yakni dari 134,200 kunjungan menjadi 112,300 kunjungan.
la
ua
"Soekarno-Hatta dan Batam mengalami penurunan. Batam kurang menggembirakan, penurunan cukup signifikan," ucap Suhariyanto.
ke
pu
Dari total kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 1,159 juta tersebut terbagi dalam dua kelompok yakni wisman melalui 19 pintu masuk utama dan di luar pintu masuk utama.
tp s: //
Sebanyak 963,300 kunjungan masuk melalui 19 pintu utama yang terbagi dari wisatawan mancanegara reguler sebanyak 938,600 kunjungan dan 24,600 wisman khusus.
ht
Sementara wisman di luar 19 pintu utama tercatat sebanyak 195,800 dan terbagi dari 156,000 masuk melalui pos lintas batas dan 39,800 masuk dalam kategori lainnya. Jumlah wisman paling banyak merupakan warga negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) mencapai 152,900 kunjungan, diikuti Singapura sebanyak 113,900 kunjungan dan Malaysia sebanyak 111,500 kunjungan. Secara kumulatif untuk periode Januari-Mei 2017, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 5,36 juta kunjungan atau naik 20,85 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 4,43 juta kunjungan. Sementara untuk Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia pada Mei 2017 mencapai rata-rata 56,07 persen atau naik 0,61 poin dibandingkan dengan TPK Mei 2016 yang tercatat sebesar 55,46 persen. Begitu pula jika dibanding TPK April 2017, TPK hotel klasifikasi bintang pada Mei 2017 naik 0,93 poin.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel klasifikasi bintang di Indonesia selama Mei 2017 tercatat sebesar 1,99 hari, terjadi kenaikan 0,24 poin jika dibandingkan keadaan Mei 2016.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 2:17:00 PM Sumber : Merdeka Penulis : Anggun P. Situmorang
1,16 Juta wisatawan asing plesiran ke Indonesia pada Mei 2017
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Mei 2017 mencapai 1,16 juta. Angka tersebut naik 26,66 persen dibanding kunjungan Mei 2016.Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kunjungan wisatawan ke Indonesia naik 26,66 persen dibanding Mei 2016, yaitu dari 915,21 ribu kunjungan menjadi 1,16 juta kunjungan."Dengan demikian dibanding April 2017, jumlah kunjungan wisman bulan Mei mengalami kenaikan sebesar 1,49 persen," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (3/7).Secara kumulatif dari bulan Januari hingga Mei 2017, BPS mencatat jumlah kunjungan ke Indonesia mencapai 5,36 juta kunjungan atau naik 20,85 persen dibanding jumlah kunjungan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,43 juta kunjungan. Sementara itu, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia rata rata 56,07 persen atau naik 0,61 poin dibandingkan dengan tingkat penghunian kamar Mei 2016. "Begitu pula apabila dibandingkan dengan TPK bulan April 2017, TPK hotel klasifikasi bintang pada Mei 2017 naik 0,93 poin," ungkapnya. Suhariyanto menambahkan, rata rata lama menginap tamu asing dan Indonesia selama Mei, tercatat sebesar 1,99 hari. "Terjadi kenaikan 0,24 poin jika dibandingkan keadaaan Mei 2016," pungkasnya.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
[bim]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 2:09:00 PM Sumber : Inilah Penulis : Uji medianti
Inflasi Puasa Hingga Lebaran, Inilah Catatan BPS
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INILAHCOM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Indeks Harga Konsumen (IHK), atau inflasi selama Bulan Puasa hingga Lebaran, atau sepanjang Juni 2017 sebesar 0,69%."Jadi inflasi tahun kalender 2017 dengan posisi ini inflasi tahun kalender 2017 adalah 2,38% sementara inflasi year on year (yoy) Juni 2017 ke Juni 2016 adalah 4,37%," kata Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Dia menjelaskan, penyebab inflasi Juni 2017 terjadi di semua kelompok pengeluaran. "Semuanya mengalami inflasi," terang dia.Untuk bahan makanan, kata dia, hanya memberikan andil 0,14%. Hal ini dikarenakan bahan pangan yang biasanya bergejolak di saat Lebaran, seperti daging dan beras, tidak terjadi. "Andil inflasi dari bahan makanan terjadi karena kenaikan sayur-sayuran yang kecil-kecil," tutur Kecuk.Dari 82 kota, kata Kecuk, IHK di 79 kota, mengalami inflasi. Sisanya yang 3 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Tual sebesar 4,48% dan terendah di Merauke 0,12%. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Singaraja -0.64% dan Denpasar sebesar -0,01%. [ipe]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 2:02:00 PM Sumber : Detik Penulis : Ardan Adhi Chandra
Daya Beli Petani Naik Tipis
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Juni 2017 tercatat mengalami kenaikan 0,38% menjadi 100,53 dibandingkan bulan sebelumnya 100,15. Kenaikan NTP disebabkan Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mengalami kenaikan 0,60% atau lebih besar dibandingkan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) sebesar 0,22%.NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi ataupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat kemampuan daya beli petani."Di Juni 2017 Nilai Tukar Petani 100,53 naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya 0,38%," kata Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017).Baca juga: BPS: Harga Beras di Lebaran Tahun Ini TerkendaliNTP tertinggi Juni 2017 terjadi di Provinsi Banten 1,34% dibandingkan kenaikan NTP di provinsi lainnya. Sedangkan NTP di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengalami penurunan terbesar 1,42% dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya.Kenaikan NTP pada Juni 2017 dipengaruhi oleh naiknya NTP pada subsektor tanaman pangan sebesar 0,69%, subsektor tanaman perkebunan rakyat 0,08%, subsektor peternakan 0,52% dan subsektor perikanan 0,72%. Sedangkan subsektor tanaman hortikultura turun 0,01%."Seluruh subsektor mengalami kenaikan kecuali hortikultura," kata Suhariyanto.Kemudian Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) nasional Juni 2017 mengalami kenaikan 0,41% menjadi 109,59 dibandingkan bulan sebelumnya. (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:55:00 PM Sumber : Sindonews Penulis : Lily Rusna Fajriah
Daftar Penyumbang Terbesar Inflasi Juni 2017
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69%. Pada periode ini, kenaikan tarif angkutan udara (pesawat) menjadi salah satu penyumbang terbesar inflasi tahun ini.Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, pada periode Lebaraan tahun ini, harga bahan pangan jauh lebih terkendali. Sehingga sumbangannya terhadap inflasi jauh lebih rendah, sekitar 0,14%."Bahan makanan 0,69% andil inflasi 0,14%. Bahan-bahan pangan yang bergejolak di Lebaran tidak terjadi pada Lebaran ini. Inflasi terjadi karena kenaikan harga sayur mayur, ikan segar 0,05%, bawang merah dan daging ayam ras masing-masing 0,03%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Sementara itu, untuk sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, menyumbang inflasi pada periode ini cukup besar yaitu 1,27% dengan andil terhadap inflasi nasional sebesar 0,23%. Menurutnya, sektor tersebut menjadi penyumbang paling dominan terhadap inflasi Juni 2017.(Baca: Pasca Lebaran, BPS Rilis Inflasi Juni 0,69%)Adapun kenaikan tarif angkutan udara menyumbang 0,12% terhadap inflasi nasional. Sedangkan kenaikan tarif angkutan antar kota memiliki andil 0,08% dan kereta api sebesar 0,01%."Komoditas dominan menyumbang inflasi tarif angkutan udara 0,12%, cari tiket susah harga naik, semua mau beli. Tarif angkutan antar kota bus dan lain-lain mengalami peningkatan andil 0,08%, dan tarif KA andilnya 0,01%," imbuh dia.Selain tarif pesawat dan angkutan kota, lanjut Suhariyanto, penyumbang inflasi pada periode ini adalah penyesuaian tarif listrik untuk pelanggan 900 voltampere (VA). Hal ini mengingat pada Mei 2017 merupakan penyesuaian terakhir terhadap tarif listrik pelanggan tersebut, sehingga dampaknya terasa hingga Juni 2017."Perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,75% dengan andil inflasi 0,18%. Dominan karena penyesuaian tarif listrik 900 VA dan tarif air minum PAM," tuturnya.(Baca: BPS Sebut Inflasi Lebaran 2017 Paling Terkendali)Dia menambahkan, untuk sektor makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau inflasinya sebesar 0,39% dengan andil terhadap inflasi 0,07%. Sementara untuk kue kering, nasi dan lauk, serta rokok kretek filter masing-masing andilnya 0,01%.Selanjutnya, untuk sektor sandang inflasinya sebesar 0,78% dengan andil terhadap inflasi 0,05%, terutama disebabkan karena kenaikan harga baju muslim wanita dan perhiasan. Untuk sektor keshatan inflasinya 0,34% dengan andil 0,02% dan sektor pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasinya 0,07% dengan andil 0,00%."Jadi, beda dengan pattern sebelumnya karena biasanya harga pangan yang memengaruhi, tapi ini lebih kepada harga yang diatur pemerintah (administred price)," ujarnya. (izz)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:53:00 PM Sumber : Republika Penulis : Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
BPS: Inflasi Lebaran Kali Ini Lebih Terkendali
.g
o.
id
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutankan bahwa tingkat inflasi pada Juni 2017, yang bertepatan dengan momen Puasa dan Lebaran, lebih terkendali dibanding periode Lebaran tahun-tahun sebelumnya. Inflasi Juni lalu tercatat sebesar 0,69 persen. Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, angka inflasi kali ini bisa dibilang relatif rendah bila dibandingkan dengan periode Lebaran sejak tahun 2014 hingga 2016 lalu. Sebagai pembanding, BPS mencatat pada tahun 2014 lalu Lebaran jatuh pada akhir Juli, sehingga inflasi Juli 2014 sebesar 0,93 persen.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
Sementara tahun 2015, Lebaran jatuh pada pertengahan Juli dengan Puasa yang sudah berjalan sejak Juni sebelumnya. Dengan inflasi Juni 0,54 persen dan inflasi Juli 2015 sebesar 0,93 persen, maka keseluruhan inflasi Puasa-Lebaran tercatat 1,47 persen. Tahun 2016 lalu pun demikian, inflasi Juni tercatat 0,66 persen dan inflasi Juli tercatat 0,69 persen. "Dengan demikian secara umum inflasi lebaran 2017 jauh lebih terkendali dibanding tahun sebelumnya," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Senin (3/7). Ia menilai, stabilitas tingkat inflasi kali ini didukung oleh upaya pemerintah dalam mempertahankan pasokan bahan pangan. Tujuannya, menjaga harga pangan agar tidak naik tajam selama Puasa hingga Lebaran. "Ada satgas pangan dan sebagainya. Jadi posisi Juni 2017 yang sebesar 0,69 persen idealnya dibanding posisi Juli," jelas dia. Ia menegaskan, kesimpulan yang bisa diambil dari rilis inflasi Juni 2017, adalah bahwa tingkat inflasi terutama dipengaruhi oleh penyesuaian tarif listrik golongan 900 Volt Ampere (VA), kenaikan tarif angkutan udara, dan angkutan antar kota yang memang polanya selalu naik selama musim mudik Lebaran. Sementara itu, lanjutnya, bahan makanan relatif terkendali. "Jadi pattern ini sangat berbeda dari lebaran tahun sebelumnya yang dimana sebelumnya berpengaruh besar di bahan pangan. Jadi lebih ke administred price yang menyumbang 0,42 persen," katanya. Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai inflasi Juni lalu sebesar 0,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,72. Pada Mei lalu, inflasi tercatat sebesar 0,39 persen, lebih rendah dibanding inflasi Juni 2017. Dari 82 kota yang disurvei, 79 kota di antaranya mengalami inflasi dan hanya 3 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual, Maluku dengan nilai 4,48 persen dan terendah terjadi di Merauke, Papua dengan angka 0,12 persen. Sementara deflasi tertinggi dialami oleh Singaraja, Bali dengan angka 0,64 persen dan deflasi terendah di Denpasar, Bali dengan nilai 0,001 persen. Ketua BPS Suhariyanto menyebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen, kelompok sandang sebesar 0,78 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,34 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2017 sebesar 2,38 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,37 persen. Komponen inti pada Juni 2017 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari– Juni) 2017 mengalami inflasi sebesar 1,59 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 3,13 persen.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:40:00 PM Sumber : Detik Penulis : Ardan Adhi Chandra
BPS: Harga Beras di Lebaran Tahun Ini Terkendali
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat harga beras relatif terkendali selama Juni 2017. Harga beras kualitas premium di penggilingan naik 0,09% menjadi Rp 9.444 per kg dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan rata-rata harga beras kualitas medium di penggilingan naik 0,05% menjadi Rp 8.794 per kg dan rata-rata harga beras kualitas rendah di penggilingan naik 0,07% menjadi Rp 8.380 per kg.Dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu pada Juni 2016, ratarata harga beras di penggilingan mengalami kenaikan 0,96%, kualitas medium dan rendah mengalami penurunan masing-masing 1,99% dan 2,35%."Harga beras relatif terkendali. Sangat terkendali hanya naik tipis 0,09% untuk beras premium, sedangkan medium 0,05%, sementara beras kualitas rendah naik 0,07%," jelas Kepala BPS Suhariyanto, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017).Baca juga: Naik Saat Ramadan, Harga Pangan Tak Jadi Pemicu Utama InflasiSedangkan, selama Juni 2017 rata-rata harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan 0,97% menjadi Rp 4.528 per kg dan di tingkat penggilingan naik 0,98% menjadi Rp 4.615 per kg dibandingkan Mei 2017. Selanjutnya, rata-rata harga Gabah Kering Giling (GKG) di tingkat petani naik 0,60% menjadi Rp 5.564 per kg dan di tingkat penggilingan naik 0,99% menjadi Rp 5.677 per kg."Harga gabah rata-rata di tingkat petani itu GKP naik 0,97%," ujar Suhariyanto.Kemudian, harga gabah kualitas rendah di tingkat petani naik 0,96% menjadi Rp 3.934 per kg dan di tingkat penggilingan naik 1,05% menjadi Rp 4.008 per kg.Dibandingkan Juni 2016, ratarata harga pada Juni 2017 di tingkat petani untuk semua kualitas GKG dan GKP mengalami kenaikan masing-masing 0,60% dan 2,47%. Sedangkan gabah kualitas rendah mengalami penurunan 1,85%.Baca juga: Harga Pangan Stabil, Kapolri: Kartel Tak Berani BermainDi tingkat penggilingan, rata-rata harga untuk kualitas GKP dan GKG juga mengalami kenaikan masing-masing 0,37% dan 2,73%, sedangkan gabah kualitas rendah megnalami penurunan 2,48%.BPS juga mencatat berdasarkan 1.124 transaksi penjualan gabah di 24 provinsi selama Juni 2017, didominasi transaksi GKP 63,88%, gabah kualitas rendah 21,09%, dan GKG 15,03%. (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:34:00 PM Sumber : Detik Penulis : Nur Faizin Darain
Urbanisasi Pasca Lebaran
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Masyarakat yang pulang kampung ketika Lebaran kini telah banyak yang kembali ke tempat kerjanya. Tak jarang mereka (khususnya dari kalangan menengah ke bawah) membawa serta kawan dari kampung halaman untuk bekerja di kota-kota besar. Fenomena seperti ini menjadi kebiasaan masyarakat kita saban tahunnya. Pascalebaran arus urbanisasi semakin meningkat.Sebagian besar tujuan mereka pergi ke kota atau ke daerah yang lebih potensial dari segi ekonomi untuk memperbaiki perekonomian keluarga. Anggapan daerah kota lebih mapan dan maju secara ekonomi masih menjadi asumsi mayoritas masyarakat. Bahkan dari mereka tidak peduli apakah sumber daya yang dimiliki mencukupi atau sesuai dengan lahan tenaga pekerjaan yang dimiliki atau tidak. Yang penting di benak mereka berangkat dan terlebih dahulu menumpang di tempat saudara atau karib yang mengajak serta.Apabila hal demikian masih menjadi realitas favorit masyarakat kita, tentunya upaya pemerintah untuk membangun desa yang lebih mandiri patut dipertanyakan. Selama ini pembangunan sumber ekonomi di desa telah meningkat dan berubah dibanding satu dekade terakhir. Bagaimana program PNPM mandiri, KUR, dan pengentasan kemiskininan lainnya berkolerasi positif terhadap perkembangan perekonomian masyarakat di tengah-tengah masih maraknya urbanisasi? Tidakkah lebih nyata mereka yang mengadu nasib di kota semakin menambah beban masyarakat miskin perkotaan? Di sinilah benang kusut yang perlu diurai. Kaum Miskin KotaBerbagai macam kisah kesuksesan orang-orang perantauan memancing minat orang-orang desa berbondong-bondong menuju kota. Begitulah proses urbanisasi pascalebaran terjadi. Sebagian besar masyarakat kita masih berjibaku pada pameo lama yang mengatakan bahwa di kota atau di tanah perantauan kita dapat meraih rezeki (uang) yang melimpah. Namun, kenyataannya berbanding terbalik. Tidak sedikit para perantau di ibukota atau di kota-kota besar masih di bawah garis kemiskinan. Alih-alih mengubah nasib menjadi lebih baik, malah tidak lebih baik daripada kehidupan di desa.Semakin bertambahnya penduduk kota atau masyarakat yang merantau ke kota semakin bertambah pula masalah sosial. Mereka yang tidak mempunyai keahlian khusus dan mengandalkan sepenuhnya pada tenaga kasar yang dimiliki cenderung bekerja serabutan dan apa adanya, baik menjadi kuli, buruh, atau bahkan meminta-minta di jalanan. Mengacu pada kriteria pemerintah, kategorisasi penduduk miskin suatu masyarakat atau orang apabila berpenghasilan lebih sedikit Rp 6000 per hari atau sekitar Rp 180.000 per bulan. Mengacu pada kriteria tersebut penduduk miskin di Indonesia saat ini sekitar 43 juta atau 13 persen. Lebih sedikit dari tahun-tahun sebelumnya.Pernyataan pemerintah bahwa kemiskinan semakin menurun mungkin secara scripto dapat dibenarkan. Akan tetapi secara de facto hal tersebut terbalik; realitas masyarakat tidak mampu khususnya di perkotaan masih menjadi polemik berkepanjangan di beberapa kota-kota besar. Khususnya di Jakarta misalnya, program padat karya dan pembangunan infrastuktur terus dilakukan. Bahkan untuk menekan laju perkembangan penduduk dari proses ubanisasi pemerintah melakukan program yustisia secara ketat. Hal tersebut dilakukan secara tidak langsung untuk 'melarang' masyarakat dari berbagai daerah yang mengadu nasib di Jakarta, apabila identitas dan pekerjaan mereka tidak jelas.OtomatisasiMenurut catatan Badan Pusat Statistik, pada umumnya tingkat urbanisasi di berbagai kota besar di atas 75 %. Misalnya di Bandung, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan lainnya tingkat pendatang dari berbagai wilayah (daerah) semakin tahun semakin meningkat. Bahkan di DKI Jakarta lebih 100% atau lebih banyak pendatang daripada ketersedian lapangan pekerjaan yang ada. Sedangkan di kota-kota berkembang tingkat urbanisasi masih berkisar
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
35% sampai dengan 40%.Angka demikian bila ditarik dari segi sosiologi pembangunan akan menemukan ketimpangan. Belum lagi persoalan ketersediaan lapangan pekerjaan dan gesekan sosial yang dibawa oleh masing-masing budaya dapat berakibat asimilatif, baik positif atau negatif. Yang positif timbul budaya saing dan tingkat kebudayaan yang semakin kaya. Akan tetapi realitas tersebut dapat berakibat fatal ketika muncul konflik kepentingan antar berbagai individu. Tidak jarang kekerasan menjadi pilihan terakhir. Misalnya pasca 1997 konflik masyarakat urban di berbagai daerah di kota-kota besar semakin tampak.Urbanisasi apabila tidak ditekan dengan baik dan dialihkan ke tempat yang lebih produkif alamnya dapat berakibat pada kemiskinan akut. Memang, kemiskinan dalam berbagai struktur sosial dalam kacamata fungsionalisme struktural mempunyai nilai fungsional. Harbert Gans (1972) misalnya, menilai bahwa kemiskinan (terutama di kota) mempunyai fungsi ekonomi dan sosial, kultural, dan politik. Misalnya di Amerika kemiskinanan dalam fungsi politiknya menjadi ukuran mengenai perubahan dan pertumbuhan dalam masyarakat, dan kemiskinan menyebabkan sistem politik menjadi lebih centrist dan lebih stabil.Namun demikian, Gans memberikan alternatif perubahan sosial bagi ketergantungan pada sistem kemiskinan. Gans mengemukakan bahwa jika orang ingin menyingkirkan kemiskinan, maka harus mampu mencari alternatif lain. Alternatif yang diusulkan Gans adalah otomatisasi. Otomatisasi dapat menggantikan fungsi si miskin yang semula mengerjakan pekerjaan kotor, untuk kemudian dapat dialihkan kepada fungsi yang lain yang memberikan upah yang lebih tinggi (George Rizer, 2010: 24)Kemiskinan dapat terentaskan bila seluruh elemen masyarakat, khususnya yang datang dari berbagai daerah yang hendak mengadu nasib di kota-kota besar, dapat mempersiapkan diri dengan produktivitas dan kreativitas yang memadai. Bagi pemerintah jalan lain bisa ditempuh dengan meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan dan pengembangan model urbanisasi pedesaan. Dengan begitu akan muncul kota-kota baru yang dapat menjadi destinasi utama masyarakat urban.Nur Faizin Darain alumnus Pascasarjana Sosiologi UGM dan Pengurus Pusat GP Ansor
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
(mmu/mmu)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:28:00 PM Sumber : Detik Penulis : Ardan Adhi Chandra
Dibanding 3 Tahun Sebelumnya, Inflasi Lebaran 2017 Terkendali
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Juni 2017 sebesar 0,69%. Inflasi yang bertepatan dengan perayaan Hari Raya Idul Fitri 1438 H lebih terkendali dibandingkan Hari Raya Idul Fitri 1437 H tahun sebelumnya.Berdasarkan catatan BPS, inflasi saat Lebaran 2014 yang terjadi pada Juli 2014 sebesar 0,93%. Selanjutnya, Lebaran 2015 terjadi di Juli dengan inflasi 0,93%. Selanjutnya di 2016, inflasi Juni 0,66% dan Juli 0,69%, sehingga jumlahnya 1,35%."Pada 2017 ini Ramadan sebagian jatuh di Mei dan Juni. Lebaran 2017 lebih terkendali dibandingkan 3 tahun sebelumnya," kata Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017).Baca juga: Naik Saat Ramadan, Harga Pangan Tak Jadi Pemicu Utama InflasiInflasi Juni 2017 yang terkendali, lanjut Suhariyanto, tidak terlepas dari upaya pemerintah dalam menekan gejolak harga pangan. Umumnya, gejolak harga pangan terjadi menjelang Lebaran, namun di tahun ini gejolak harga pangan bisa diatasi dengan adanya Satgas Pangan."Pemerintah melakukan berbagai upaya dengan adanya Satgas Pangan dan sebagainya," tutur Suhariyanto.Dengan demikian, tingkat inflasi tahun kalender JanuariJuni 2017 sebesar 2,38% dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun (yoy) sebesar 4,37%. (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:27:00 PM Sumber : Liputan6 Penulis : Fiki Ariyanti
Bukan Harga Pangan, Ini Biang Kerok Inflasi Juni 2017
id
Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi Juni 2017 sebesar 0,69 persen. Realisasi inflasi tersebut lebih terkendali dibandingkan periode puasa dan Lebaran tahuntahun sebelumnya karena harga sejumlah komoditas pangan stabil.
.g
o.
"Inflasi Lebaran 2017 terkendali dibanding tiga tahun sebelumnya," kata Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk saat Rilis Inflasi Juni di kantornya, Jakarta, Senin (3/7/2017).
uk
ab
.b
ps
Berdasarkan data BPS, Kecuk menyebut, sepanjang periode puasa dan Lebaran 2014 yang jatuh di Juni dan Juli, masing-masing mencetak inflasi 0,43 persen dan 0,93 persen. Kemudian terkerek naik di periode yang sama 2015 masing-masing 0,54 persen dan 0,93 persen. Sedangkan pada Juni dan Juli 2016 masing-masing inflasi 0,66 persen dan 0,69 persen.
er ib
"Inflasi yang terkendali di Lebaran tahun ini karena pemerintah melakukan berbagai upaya, seperti membentuk Satgas Pangan, dan lainnya," ia menerangkan.
la
ua
ns
Adapun sumber atau penyebab inflasi 0,69 persen paling dominan disumbang pengeluaran pada kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen. Sementara andil inflasinya 0,23 persen.
ke
pu
"Komoditas yang dominan menyumbang inflasi, yakni tarif angkutan udara dengan andil 0,12 persen, tarif angkutan antar kota 0,08 persen, dan tarif kereta api andilnya 0,01 persen. Cari tiket susah, harganya naik, dan semua mau beli," jelas Kecuk.
ht
tp s: //
Faktor pemicu inflasi lainnya, sambung Kecuk, pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen dengan andil 0,18 persen. Karena kenaikan tarif listrik golongan 900 VA dan tarif air minum PAM. Selanjutnya, kelompok sandang menyumbang inflasi 0,78 persen dengan andil 0,05 persen akibat kenaikan harga emas perhiasan andilnya 0,02 persen dan baju muslim wanita. Sementara kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau berkontribusi 0,39 persen terhadap inflasi Juni dengan andil 0,07 persen karena kenaikan harga kue kering, nasi dan lauk pauk, rokok kretek yang masing-masing 0,01 persen. Kecuk menerangkan, kelompok bahan makanan justru memberikan sumbangan inflasi 0,69 persen dengan andil 0,14 persen. Inflasi terjadi karena kenaikan harga sayur mayur, seperti bawang merah dan daging ayam ras masing-masing andil inflasinya 0,03 persen. "Jadi inflasi Juni ini 0,69 persen dipengaruhi utamanya karena penyesuaian tarif listrik 900 VA, tarif angkutan udara, angkutan antar kota. Sedangkan harga bahan makanan relatif terkendali, sehingga beda pattern-nya dengan tahun-tahun sebelumnya karena biasanya harga pangan yang berpengaruh ke inflasi tapi kini harga-harga yang diatur pemerintah," pungkas Kecuk.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:16:00 PM Sumber : Detik Penulis : Bagus Prihantoro Nugroho
RI Jajaki Ekspor Batu Bara ke Meksiko
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Diaspora dinilai Presiden Jokowi sebagai potensi meningkatkan ekspor produk Indonesia ke berbagai negara. Salah satu yang saat ini dijajaki adalah ekspor batu bara ke Meksiko lewat 'promosi' dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI)."Kami bekerja sama dengan KBRI Meksiko misalnya. Ada diasporanya Meksiko, kami bahas mengenai masalah bagaimana kami bisa mengekspor batu bara ke Meksiko," ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, usai pertemuan Diaspora Indonesia dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Senin (3/7/2017).Setiap negara berusaha menaikkan nilai ekspornya, kata Retno. Terlebih karena kondisi ekonomi dunia belum stabil."Kami juga mencoba menjajaki peluang agar ekspor batu bara kami, kami bisa kirim ke Meksiko. Nah, akan sangat baik apabila kami bisa bersinergi dengan para diaspora yang sudah tinggal di sana lama," imbuh Retno.Jokowi, kata Retno, berpesan agar para Diaspora bisa menarik investor ke dalam negeri. Sehingga lebih banyak dana segar yang masuk untuk pembangunan."Bagi diaspora dan pemerintah berarti kita bersinergi untuk membangun bangsa," imbuh Retno.Dikutip dari Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor batu bara Indonesia menurun sejak tahun 2011. Pada 2011 nilai ekspor batu bara Indonesia mencapai US$ 27.221,9 juta, lalu terus menurun hingga tahun 2015 tercatat senilai US$ 15.999 juta. Penurunan ini memang lebih disebabkan karena turunnya harga batu bara di pasar dunia.India negara yang paling banyak membeli batu bara dari Indonesia, yakni sebanyak 124 juta ton pada 2015, diikuti China sebanyak 72 juta ton. Meksiko belum tercatat menerima ekspor batu bara dari Indonesia. (bpn/wdl)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:15:00 PM Sumber : Republika Penulis : Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Lebaran Kerek Laju Inflasi Juni 0,69 Persen
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim Lebaran ikut mempengaruhi tingkat inflasi selama Juni 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, nilai inflasi Juni lalu sebesar 0,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,72. Pada Mei lalu, inflasi tercatat sebesar 0,39 persen, lebih rendah dibanding inflasi Juni 2017. Dari 82 kota yang disurvei, 79 kota di antaranya mengalami inflasi dan hanya 3 kota yang mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual, Maluku dengan nilai 4,48 persen dan terendah terjadi di Merauke, Papua dengan angka 0,12 persen. Sementara deflasi tertinggi dialami oleh Singaraja, Bali dengan angka 0,64 persen dan deflasi terendah di Denpasar, Bali dengan nilai 0,001 persen. Ketua BPS Suhariyanto menyebutkan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen, kelompok sandang sebesar 0,78 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,34 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen. Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2017 sebesar 2,38 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,37 persen. Komponen inti pada Juni 2017 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Juni) 2017 mengalami inflasi sebesar 1,59 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 3,13 persen. Suhariyanto menjelaskan, dengan andil terhadap inflasi sebesar 0,14 persen, bahan-bahan pangan yang bergejolak di tahun lalu justru terpantau stabil pada Lebaran kali ini. Inflasi kali ini, lanjutnya, terjadi lebih karena kenaikan harga sayur mayur, ikan segar, bawang merah, dan daging ayam ras. Berkaitan dengan Lebaran juga, kenaikan harga kue kering yang menjadi sajian favorit untuk Lebaran memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,01 persen. Sementara itu, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar yang mengalami inflasi 0,75 persen memberikan andil inflasi 0,18 persen. Tingkat inflasi pada kelompok ini dominan karena penyesuaian tarif listrik 900 VA dan tarif air minum PAM. "Sementara sandang, untuk baju muslim misalnya, memberikan adik inflasi 0,05 persen," ujar Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Senin (3/7). Di sisi transportasi, andil inflasi yang diberikan sebesar 0,23 persen, dengan penyumbang utama yakni tarif angkutan udara 0,12 persen. "Cari tiket susah harga naik, semua mau beli. Tarif angkutan antar kota bus mengalami peningkatan andil 0,08 persen, dan tarif KA andilnya 0,01 persen," ujarnya. Artinya, lanjut Suhariyanto, pola yang teramati dalam periode Lebaran pada Juni lalu memberikan penjelasan bahwa inflasi kali ini lebih disebabkan oleh harga yang diatur oleh pemerintah, seperti penyesuaian tarif listrik 900 VA pada Mei lalu. Sementara untuk harga yang bergejolak, termasuk harga bahan pangan strategis, harga justru terpantau stabil atau tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:09:00 PM Sumber : Merdeka Penulis : Anggun P. Situmorang
BPS catat harga grosir sepanjang Juni turun 0,07 persen
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nonmigas atau indeks harga grosir pada Juni 2017 sebesar 158,69 atau turun sebesar 0,07 persen dari IHPB Mei sebesar 158,81. Penurunan terjadi pada kelompok barang ekspor nonmigas yakni sebesar 0,75 persen.Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan Juni 2017 kelompok barang ekspor nonmigas merupakan penyumbang andil dominan pada perubahan IHPB yaitu sekitar negatif 0,12 persen. Sektor pertanian menyumbang andil sebesar 0,01 persen dan sektor industri 0,04 persen."Sementara itu, sektor pertambangan dan penggalian serta kelompok barang impor nonmigas tidak menyumbang andil yang signifikan," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, Senin (3/7).Suhariyanto mengatakan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Juni antara lain cabai merah, cabai rawit, tomat, minyak kelapa sawit (CPO), karet remah (SIR), lemak dan minyak hewan/nabati ekspor. IHPB bahan bangunan atau konstruksi yang terdiri dari 5 jenis bangunan pada Juni 2017 secara umum mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Pada Juni semua kelompok jenis bangunan mengalami kenaikan. "Kelompok bangunan dan intalasi listrik, gas, air minum dan komunikasi mengalami kenaikan paling tinggi yaitu sebesar 0,37 persen. Kelompok bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal naik 0,11 persen. Kelompok bangunan pekerjaan umum untuk pertanian 0,17 persen, kelompok bangunan pekerjaan umum untuk jalan, jembatan dan prlabuhan 0,11 persen serta kelompok bangunan lainnya 0,08 persen," pungkasnya.
ht
tp s: //
ke
[bim]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 1:01:00 PM Sumber : Inilah Penulis : Uji Sukma Medianti
Tarif Listrik dan Tiket Mudik Topang Inflasi Juni
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
INILAHCOM, Jakarta - Tarif Listrik menyumbang andil terbesar pada inflasi Juni 2017. Penyebabnya, lantaran pencabutan tarif listrik subsidi jadi non subsidi pelanggan 900 VA.Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto, menuturkan kelompok pengeluaran perumahan seperti air, listrik, gas dan bahan bakar memiliki andil inflasi 0,18% terhadap inflasi Juni 2017 yang sebesar 0,69%. "(Tarif listrik) dominan karena penyesuaian tarif listrik 900 VA dan tarif air minum PAM," jelas dia di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Selain listrik, tarif transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mempunyai kontribusi 1,27% memiliki andil inflasi 0,23% pada Juni 2017. "Komoditas dominan menyumbang inflasi (lainnya) tarif angkutan udara 0,12% cari tiket susah harga naik, semua mau beli. Tarif angkutan antar kota bus dll mengalami peningkatan andil 0,08%, dan tarif KA andilnya 0,01%," terangnya.Untuk sandang, kata dia,yang memiliki kontribusi 0,78% hanya memiliki andil inflasi 0,05 persen, serta kenaikan harga emas perhiasan 0,02% dan baju muslim wanita.Sedangkan untuk bahan makanan, kata dia, relatif terkendali. Berbeda dengan kebiasan yang terjadi pada puasa dan lebaran sebelumnya. "Biasanya harga pangan yang mempengaruhi, tapi (cukup terkendali) kepada harga-harga yang diatur pemerintah," jelasnya. [hid]
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 12:52:00 PM Sumber : Detik Penulis : Ardan Adhi Chandra
Naik Saat Ramadan, Harga Pangan Tak Jadi Pemicu Utama Inflasi
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Harga bahan pangan sempat melonjak selama Ramadan hingga mendekati Lebaran. Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahan pangan bukan pemicu utama inflasi Juni 2017.Inflasi Juni yang sebesar 0,69% justru lebih banyak dipicu penyesuaian tarif listrik 900 VA, kenaikan tarif angkutan udara, dan kenaikan tarif angkutan antar kota. Adapun inflasi bahan pangan sebesar 0,69%, dengan andil yang kecil ke inflasi Juni yaitu 0,14%."Satu catatan di sini gejolak bahan pangan seperti daging dan beras tidak terjadi di Lebaran ini," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers di Kantor BPS, Senin (3/7/2017).Baca juga: Tarif Listrik Hingga Ongkos Angkutan Picu Inflasi JuniSumbangan terhadap inflasi sebesar 0,14% terjadi karena kenaikan harga sayuran yang andilnya kecil, misalnya bawang merah dan daging ayam 0,03%, pepaya 0,02%. Kemudian, sayuran-sayuran kecil seperti pepaya muda kentang, mentimun, wortel, bayam, masing-masing 0,01%.Suhariyanto menambahkan, tiga pemicu inflasi adalah, pertama, penyesuaian tarif listrik 900 VA menyumbang 0,17% terhadap inflasi Juni."Kita semua tahu apa yang terjadi di sana komoditas dominan di sana penyesuaian tarif listrik 900 VA. Ada pengalihan subsidi, tadinya menerima subsidi, tapi sebetulnya mampu. Sumbangannya 0,17%," jelas Suhariyanto.Baca juga: BPS: Inflasi Juni 0,69%Kedua, kenaikan tarif angkutan udara, dengan sumbangan ke inflasi sebesar 0,12%. Ketiga, kenaikan tarif angkutan antar kota, dengan peningkatan andil sebesar 0,08% terhadap inflasi JuniSebagai informasi, inflasi tertinggi di kota Tual (Maluku), sebesar 4,48%. Inflasi terendah terjadi di Merauke (Papua) sebesar 0,12%. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Singaraja (Bali) sebesar 0,64%, sedangkan deflasi terendah terjadi di Denpasar (Bali) sebesar 0,04%. (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 12:47:00 PM Sumber : BeritaSatu Penulis : Paulus Nitbani / PCN
BPS: Inflasi Juni 0,69 Persen Jakarta- Tingkat inflasi pada Juni 2017 tercatat sebesar 0,69 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,72.
o.
id
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laman resminya, Senin (3/7), menyebutkan dari 82 kota IHK, 79 kota mengalami inflasi dan tiga kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 4,48 persen dengan IHK sebesar 150,91 dan terendah terjadi di Merauke sebesar 0,12 persen dengan IHK 135,57.
ps
.g
Sedangkan, deflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 0,64 persen dengan IHK sebesar 136,45 dan terendah terjadi di Denpasar sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 125,57.
ns
er ib
uk
ab
.b
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,69 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75 persen; kelompok sandang sebesar 0,78 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,34 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,27 persen.
la
ua
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Juni) 2017 sebesar 2,38 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,37 persen.
ht
tp s: //
ke
pu
Komponen inti pada Juni 2017 mengalami inflasi sebesar 0,26 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari–Juni) 2017 mengalami inflasi sebesar 1,59 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 3,13 persen.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 12:11:00 PM Sumber : JakartaGlobe Penulis : Nilufar Rizki & Hidayat Setiaji
Indonesia's Inflation Rate Picks Up Slightly in June
id
Jakarta. Indonesia's annual inflation rate accelerated slightly in June as demand increased in the days leading to the Idul Fitri celebrations at the end of the month, the Central Statistic Agency, or BPS, said on Monday (03/07).
ps
.g
o.
The consumer price index rose 4.37 percent in June from a year earlier, the highest increase since March 2016. In May, the annual rate was 4.33 percent. A Reuters poll had expected a rate of 4.29 percent.
ab
.b
On a monthly basis, the inflation rate was 0.69 percent in June, faster than May's 0.39 percent, as consumer prices rose across the board, the agency said.
er ib
uk
But Suhariyanto, the head of the statistics agency, said the inflation rate this year during Idul Fitri was "more manageable compared with the past three years."
ns
However, June's annual core inflation rate, which excludes government-controlled and volatile food prices, cooled to 3.13 percent from 3.20 percent in May. The poll had expected 3.21 percent.
la
ua
Indonesia's central bank targets annual inflation at 3-5 percent this year. Bank Indonesia's next policy meeting is July 19-20.
ke
pu
Economists expected the central bank to to stand pat on its benchmark interest rate at 4.75 percent, seeing no immediate pressure from inflation or rupiah exchange rate.
ht
tp s: //
"Unless we see food inflation continuing to inch higher towards the year-end, however, there is only a marginal risk of inflation overshooting. Still, inflation trend is tilted towards the upside and we reckon there is a chance of inflation topping the 5 percent mark later this year," the Singapore-based lender DBS write in a note to client on Monday. The government may still need to rise fuel and electricity prices, should the global oil prices hover above $45 per barrel assumed in the state budget. "Much will depend on crude oil price trajectory going forward, given how transport and housing/utilities inflation have been driving overal inflation this," DBS said.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:54:00 AM Sumber : Sindonews Penulis : Lily Rusna Fajriah
BPS Sebut Inflasi Lebaran 2017 Paling Terkendali
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa inflasi pada Lebaran tahun ini atau pada periode Juni 2017 paling terkendali dibanding tiga tahun sebelumnya. Pada Lebaran 2017, inflasi berada pada posisi 0,69%.(Baca: Pasca Lebaran, BPS Rilis Inflasi Juni 0,69%)Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan, pada 2014 Lebaran jatuh pada 28 Juli 2014 dan pada periode tersebut inflasi mencapai 0,93%. Sementara pada 2015, inflasi Lebaran yang jatuh pada Juli 2015 mencapai 0,93%."Pada 2014 Lebaran jatuh pada 28 Juli 2014, sehingga pada Juli itu terjadi inflasi 0,93%, Ramadannya pada Juni. Sementara 2015 jatuh di Juni-Juli, Juni 0,54% dan Juli 0,93% Jadi jumlahnya 1,47%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Sementara, lanjut dia, pada 2016 inflasi Lebaran yang jatuh pada Juli 2016 mencapai 0,69%. "Dengan demikian secara umum inflasi Lebaran 2017 jauh lebih terkendali dibanding tahun sebelumnya," imbuh Suhariyanto.Menurutnya, inflasi Lebaran tahun ini yang jauh lebih terkendali, salah satunya disebabkan oleh berbagai upaya pemerintah menekan gejolak harga pangan jelang Ramadan dan Lebaran. Pada tahun ini, pemerintah membentuk satuan tugas (satgas) pangan yang bertugas memantau gejolak kenaikan harga di pasar."Kita tahu pemerintah melakukan berbagai upaya, ada satgas pangan dan sebagainya, jadi posisi Juni 2017 yang sebesar 0,69%," ujarnya. (izz)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:47:00 AM Sumber : Bisnis Penulis : Dewi Aminatuz Zuhriyah
Laporan BPS: Inflasi Juni 0,69%
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto (tengah) menjelaskan pada wartawan di Jakarta, jumat (5/5). - JIBI/Endang Muchtar Bisnis.com, JAKARTA- Badan Pusat Statistik menyatakan inflasi pada Juni 2017 berada di angka 0,69%. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan Juni 2016 yang ada di angka 0,66%.Kepala BPS Suhariyanto mengatakan dengan posisi angka tersebut artinya inflasi kalender 2017 adalah 2,38% sementara yoy dari Juni 2016 ke Juni 2017 berada di angka 4,37%."Temuan kami, 79 kota mengalami inflasi dan 3 kota deflasi," ujarnya di BPS, Senin (3/7)."Inflasi Juni lebih banyak dipengaruhi oleh tarif listrik, angkutan udara dan angkutan antar kota sementara bahan makanan relatif terkendali dimana andilnya hanya 0,14%," imbuhnya.Sebelumnya, Realisasi angka inflasi Juni tersebut lebih tinggi dari proyeksi sejumlah ekonom yang disurvei Bisnis yang memperkirakan realisasi inflasi pada bulan lalu di rentang 0,5% hingga 0,63% sedang inflasi tahunan di prediksi berada di kisaran 4,18% yoy.Pengamat ekonomi INDEF Bhima Yudhistira mengatakan angka tersebut diprediksi lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yakni 0.66% lantaran kenaikan harga bahan pangan, sandang dan transportasi saat lebaran. Tag : Inflasi, harga pangan Editor : Lutfi Zaenudin
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:41:00 AM Sumber : Okezone Penulis : Feby Novalius
Selama Ramadan, Nilai Tukar Petani Naik 0,38% JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) secara nasional pada Juni 2017 mengalami kenaikan tipis sebesar 0,38% dan berada di angka 100,53 dibandingkan Mei 2017.
o.
id
"Seluruh subsektor mengalami kenaikan kecuali hortikultura. Indeks harga diterima petani sebetulnya alami peningkatan. Sehingga NTP ada kenaikan tipis. Ke depan kita berharap ini terus naik karena menunjukkan kemajuan petani," ujar Kepala BPS Suharyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).
ps
.g
Sementara itu, perkembangan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) mengalami kenaikan 0,41% dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini karena seluruh subsektor NTUP mengalami kenaikan.
uk
ab
.b
"Selain itu untuk harga gabah tingkat petani DKP naik 0,97% menjadi Rp4.528 per kg, dan GKG mengalami kenaikan 0,60% menjadi Rp5.640 per kg," ujarnya.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
Sekadar informasi, BPS mencatat pada bulan Juni terjadi inflasi sebesar 0,69%. Adapun inflasi pada tahun kalender 2017 adalah sebesar 2,38%, inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) 4,37%.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:39:00 AM Sumber : Sindonews Penulis : Lily Rusna Fajriah
Pasca Lebaran, BPS Rilis Inflasi Juni 0,69%
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi periode Juni 2017 sebesar 0,69%. Angka ini diklaim jauh lebih terkendali dibanding inflasi pada Ramadan dan Lebaran di tahun-tahun sebelumnya, namun bila dibandingkan bulan kemarin terlihat lebih tinggi. Sementara inflasi tahun kalender (Januari-Juni) 2017 sebesar 2,38% dan inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 4,37%. Komponen inti pada Juni 2017 mengalami inflasi sebesar 0,26%. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Juni) 2017 mengalami inflasi sebesar 1,59% dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 3,13%."Perkembangan harga berbagai komoditas pada Juni 2017 secara umum menunjukkan kenaikan. 82 Kota di bulan Juni terjadi inflasi sebesar 0,69%. Dengan posisi ini berarti inflasi tahun kalender 2017 adalah 2,38% sementara inflasi yoy 4,37%," jelas Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).Dari 82 kota indeks harga konsumen (IHK) yang dimonitor BPS, sambung dia, sebanyak 79 kota mengalami inflasi. Sedangkan 3 kota lainnya mengalami deflasi. Tual menjadi kota dengan inflasi tertinggi pada periode ini yaitu sebesar 4,48% dan terendah di Merauke sebesar 0,12%. "Sedangkan deflasi terjadi di tiga kota, tertinggi di Singaraja -0,64% dan terendah di denpasar -0,01%," tandasnya.Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok bahan makanan 0,69 %, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,39%. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,75%, kelompok sandang sebesar 0,78% kelompok kesehatan sebesar 0,34%, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,07% dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,27%. (akr)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:24:00 AM Sumber : Republika Penulis : Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
Pertanian Indonesia Masuk 25 Terbaik Dunia
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor pertanian Indonesia masuk ke 25 besar dunia. Hal tersebut berdasarkan lembaga riset dan analisis ekonomi internasional yang berpusat di Inggris, The Economist Intelligent Unit (EIU) dan Barilla Center for Food and Nutrition (BCFN) Foundation."Dulu kita urutan 71," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Auditorium Kementerian Pertanian, Senin (3/7). Untuk diketahui, pada Juni 2016 lembaga riset EIU merilis bahwa Indonesia peringkat 71 dari 133 negara dengan peningkatan terbesar di dunia dengan skor 2,7 pada Global Food Security Index (GFSI). Lembaga tersebut merilis Indek Keberlanjutan Pangan atau Food Sustainability Index (FSI) pada Desember 2016 di situs resminya http://foodsustainability.eiu.com/country-ranking/. Dalam situs tersebut, negara yang diteliti dengan pertimbangan dua pertiga penduduk dunia berada di 25 negara tersebut dan mencakup 87 persen dari total Produk Domestik Bruto (PDB) Dunia. Riset FSI disusun dari 58 indiaktor yang mencakup empat aspek yakni secara keseluruhan (overall), pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), kehilangan/susut pangan dan limbah (food loss and waste) serta aspek gizi (nutritional challenges). Amran menambahkan, secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil. Indonesia berada di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi dan India. Untuk sustainable agriculture, Indonesia berada pada peringkat 16 (skor 53,87) setelah Argentina. Peringkat ini membuat Indonesia berada di atas Cina, Ethiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab dan India. Pada kategori ini, Indonesia mendapat skor tinggi pada ketersediaan sumberdaya air yang melimpah, rendahnya dampak lingkungan sektor pertanian pada lahan, keanekaragaman hayati lingkungan, produktivitas lahan, serta mitigasi perubahan iklim. Sementara itu, dari aspek food loss and waste, Indonesia berdiri di peringkat 24 dengan skor 32,53. Indonesia diapit Uni Emirat Arab dan Arab Saudi. Pada aspek ini Indonesia termasuk dalam kategori sedang dalam upaya mengatasi masalah kehilangan makanan (food loss). Selanjutnya aspek nutritional challeges, Indonesia masuk peringkat 18 (skor 56,79) setelah Brasil serta berada di atas Turki, Rusia, Mesir, Meksiko, Afrika Selatan, Nigeria dan India. Pada kategori ini Indonesia dipandang mampu mengatasi masalah defisiensi micronutrient, prevalensi kelebihan gizi, kurang gizi, kelebihan gula, serta mampu membeli makanan segar. Peneliti senior Indef Sugiyono mengapresiasi hasil riset EIU tersebut. Faktanya, kata dia, di era Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman ini banyak terjadi terobosan pembangunan yang membuahkan hasil. "Ini bisa dilihat kasat mata pada saat Ramadhan dan Idul Fitri kemarin harga pangan stabil, dulu-dulu setiap hari raya lebaran harga pangan bergolak," katanya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian pada kuartal I 2017 tumbuh pesat 15,59 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan tumbuh terbesar dari sektor lainnya. PDB sektor pertanian kuartal I 2017 naik 7,12 persen dibandingkan kuartal yang sama 2016 yoy, melebihi kenaikan PDB industri pengolahan 4,21 persen maupun PDB total Indonesia 5,01 persen. Sektor pertanian memberikan kontribusi terhadap PDB sebesar 13,59 persen, peringkat terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan 20,48 persen. "Produk hasil pertanian juga memberi andil besar pada sektor industri pengolahan ini, misal industri makanan dan minuman berkontribusi 5,92 persen terhadap PDB," ujarnya.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:20:00 AM Sumber : Detik Penulis : Ardan Adhi Chandra
BPS: Inflasi Juni 0,69%
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
ns
er ib
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2017 sebesar 0,69%. Hal ini disampaikan Kepala BPS, Suhariyanto, dalam konferensi pers di kantor BPS, Senin (3/7/2017)."Inflasi tahun kalender 2017 adalah 2,38% sementara year on year, Juni 2016 ke Juni 2017 4,37%," ujar Suhariyanto.Dia menambahkan, inflasi ini terjadi karena terjadi lonjakan harga komoditas selama Ramadan hingga Lebaran."Perkembangan harga berbagai komoditas Juni 2017 ada kenaikan beradasarkan pemantauan BPS di 82 kota pada juni 2017 terjadi inflasi sebesar 0,69%," terang Suhariyanto.Sebelum memulai konferensi pers, Kepala BPS menggelar halabihalal bersama seluruh pegawai (hns/hns)
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 11:09:00 AM Sumber : Okezone Penulis : Feby Novalius
BREAKING NEWS: BPS Catat Bulan Ramadan Inflasi 0,69%
o.
id
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini merilis data perekonomian sepanjang Juni 2017, salah satunya adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi. BPS mencatat pada bulan Juni terjadi inflasi sebesar 0,69%. Adapun inflasi pada tahun kalender 2017 adalah sebesar 2,38%, inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) 4,37%.
ps
.g
"Berdasarkan pantauan BPS di 82 kota pada Mei inflasi tercatat 0,69%", ungkap Kepala BPS Suhariyanto di kantor BPS, Jakarta, Senin (3/7/2017).
uk
ab
.b
Menurutnya, dari 82 kota IHK, tercatat pada 79 kota mengalami inflasi dan 3 kota deflasi. Inflasi tertinggi terdapat di daerah Tual sebesar 4,48% dan terendah di daerah Merauke 0,12%. "Sedangkan ada tiga deflasi, di mana deflasi tertinggi di Singaraja 0,04%," ujarnya.
ns
er ib
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, inflasi pada bulan Ramadan tahun ini diperkirakan akan menyentuh titik terendah dibandingkan inflasi bulan Ramadan tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan pengendalian harga pun terlihat mulai membuahkan hasil.
ht
tp s: //
ke
pu
la
ua
"Kalau bulan lalu (Mei) itu waktu puasa inflasi kita 0,39% karena produk bahan-bahan pangannya itu tidak terlalu besar inflasinya. Artinya tahun ini mungkin inflasi kita, termasuk kalau dilihat harga pangan pokok, ini termasuk yang terendah selama beberapa tahun terakhir ini," katanya.
Kliping Berita Online Tanggal : 7/3/2017 8:25:00 AM Sumber : BeritaSatu Penulis : Khudori / GOR
Efisiensi Industri Perberasan Data-data mutakhir dari sejumlah lembaga, baik Bank Dunia maupun BPS, menunjukkan harga beras di Indonesia hampir sama dengan di Filipina tetapi jauh lebih tinggi ketimbang di Thailand, Kamboja, Vietnam, dan Myanmar. Pergerakan harga beras di Indonesia berlawanan arah dengan di Thailand.
o.
id
Di Indonesia harga beras cenderung meningkat, sebaliknya di Thailand cenderung turun. Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. Pertanyaannya, mengapa itu terjadi? Benarkah industri perberasan kita tak efisien?
ab
.b
ps
.g
Dari sisi ekonomi, usahatani padi masih menjanjikan. Selain menguntungkan, usatahani padi juga berdaya saing kuat (Agustian, 2014). Masalah terjadi setelah padi atau gabah berubah jadi beras. Kajian 2008-2012 menunjukkan, daya saing beras terus menurun yang menandai beras Indonesia tidak punya daya saing di pasar dunia (Azahari dan Hadiutomo, 2013).
ua
ns
er ib
uk
Ini terjadi karena selama berpuluh-puluh tahun pemerintah lebih fokus swasembada gabah, tapi melupakan beras. Berbagai kebijakan di on farm (subsidi pupuk, benih, bantuan traktor, irigasi dan lain-lain) dibuat untuk mengejar swasembada gabah, termasuk surplus beras 10 juta ton pada tahun 2017 oleh Kabinet Kerja. Industri padi/gabah dan industri beras saling terkait dan saling memperkuat. Jika salah satu di antaranya melemah, kurang atau tidak diurus, keduanya akan melemah atau tidak terurus.
ke
pu
la
Harga beras, kualitas beras dan produktivitas beras tidak hanya ditentukan tingkat produktivitas (gabah kering giling/ha) dan efisiensi pada tingkat usahatani, tetapi juga ditentukan oleh efisiensi pada tahap proses pengeringan gabah dan penggilingan padi. Dua tahapan pascapanen ini sangat menentukan kualitas dan produktivitas beras, serta efisiensi yang dicerminkan pada harga beras.
ht
tp s: //
Dua tahapan pascapanen ini terkait erat dengan kinerja dan kondisi industri penggilingan padi. Sialnya, di dua hal itu kita lemah. Selama bertahun-tahun negeri ini didominasi oleh penggilingan padi kecil dan sederhana. Sensus penggilingan padi BPS pada 2012 menunjukkan, 169.044 (92,8%) dari 182.000 unit merupakan penggilingan kecil dengan pangsa kapasitas 80%. Sedangkan jumlah penggilingan besar hanya 2.075 buah (1,1%) dengan kapasitas 8%. Penggilingan padi kecil tak mampu menghasilkan beras kualitas baik dengan biaya rendah, kehilangan hasil tinggi, banyak butir patah, rendemen rendah dan tidak mampu menghasilkan beras dengan higienitas tinggi (Sawit, 2014; Patiwiri, 2006). Bahkan, di sentra-sentra produksi padi penggilingan keliling – yang kualitasnya lebih buruk— berkembang tanpa kendali. Dominasi penggilingan padi kecil dan penggilingan keliling menghambat upaya menekan kehilangan hasil pada tahap pengeringan/penggilingan, rendemen giling rendah, dan mempersulit peningkatan kualitas beras. Akibatnya, biaya produksi membengkak dan harga beras mahal. By product (sekam, katul, menir) juga kurang bermutu. Ini membuat industri hilir perberasan, seperti rice bran oil, semen dan kertas, tidak berkembang seperti di negaranegara lain anggota Asean.
Betapa tidak efisiennya pascapanen padi di Indonesia tampak dari kehilangan saat panen dan pascapanen sebesar 10,82%. Rendemen giling hanya 62,74%, jauh lebih rendah dari Thailand (69,1%) dan Vietnam (66,6%). Mengapa penggilingan padi kecil dan penggilingan keliling dominan di negeri ini? Salah satunya karena selama 47 tahun negeri ini mempertahankan pengadaan beras oleh Bulog standar kualitas medium: kadar air maksimum 14%, derajat sosoh minimum 95%, butir patah dan butir menir maksimal 20% dan 2%. Ini beras kualitas rendah. Padahal, pengadaan beras oleh Bulog terus diperbesar: dari rerata 6%-7% jadi 8%- 10%.
id
Untuk memenuhi itu, tiap tahun Bulog bekerja sama dengan 5.000-an penggilingan padi kecil, bukan penggilingan penghasil beras premium dan super. Kian besar pengadaan Bulog dari penggilingan kecil kian tinggi permintaan terhadap beras medium, dan kian rendah insentif penggilingan memperbaiki kualitas beras di luar kualitas medium.
ab
.b
ps
.g
o.
Keberadaan beras satu kualitas tidak memiliki alas pijak yang kokoh. Di lapangan ada lebih dari satu kualitas beras. Di Pasar Beras Induk Cipinang Jakarta ada 17-an jenis beras, di toko kelontong ada 3-5 jenis beras. Kebijakan harga tunggal mengingkari pergerakan harga gabah/beras sesuai musim, adanya beras di luar kualitas medium, dan segmentasi pasar sesuai preferensi konsumen: segmen menengah-atas yang mengonsumsi beras premium, dan segmen bawah yang mengonsumsi beras medium.
er ib
uk
Kebijakan harga tunggal juga menyulitkan pemerintah dalam intervensi harga lewat operasi pasar. Dengan satu jenis beras (kualitas medium), apalagi stok lama, mustahil operasi pasar bisa meredam gejolak harga semua jenis beras di pasar. Operasi pasar menjadi tidak efektif.
pu
la
ua
ns
Ke depan, pemerintah perlu mengoreksi harga kualitas tunggal jadi multikualitas. Penerapan harga sebaiknya mengacu pada harga dunia agar ada benchmark. Dalam jangka pendek harga multikualitas yang bisa diterapkan: perbedaan butir patah 5% dan 25%, kualitas medium (musim hujan) dan premium (kemarau), serta varietas unggul dan romatik/lokal.
ht
tp s: //
ke
Pengadaan beras Bulog mengikuti pengadaan beras multikualitas. Beras kualitas medium tetap dipertahankan untuk memenuhi pagu Raskin, namun volumenya dikurangi seiring berkurangnya penyaluran untuk publik. Jumlah beras kualitas premium atau super ditingkatkan guna mengisi cadangan beras pemerintah. Ini akan memberi insentif penggilingan untuk memproduksi beras berkualitas dengan mengganti mesin. Industri penggilingan padi harus diperkuat. Caranya, penggilingan padi kecil diintegrasikan dengan penggilingan padi besar agar tidak saling kanibal, terutama dalam memperebutkan bahan baku gabah. Penggilingan besar diatur agar bisa menerima beras pecah kulit sebagai bahan baku dari penggilingan kecil. Penggilingan kecil diberi insentif agar melengkapi diri dengan alat/ mesin sehingga mampu menghasilkan beras pecah kulit berkualitas. Bulog tahun ini mendapat penyertaan modal Rp 2 triliun. Ini bisa dipakai membangun penggilingan padi modern berkapasitas giling 1 juta ton gabah kering giling, selain membuat gudang modern. Bersama penggilingan besar, penggilingan Bulog bisa mengolah beras pecah kulit guna menghasilkan beras berkualitas sesuai selera konsumen. Dengan cara ini, beras industri penggilingan lebih mampu bersaing dengan beras impor. Khudori, Pegiat Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), anggota Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Pusat (2010-sekarang), dan peminat masalah sosial-ekonomi pertanian dan globalisasi.