Hubungan antara Kualitas Pelayanan Poli KIA/KB dengan Derajat Kesehatan Ibu dan Anak di Dua Puskesmas di Kabupaten Jember
The Correlation between Service Quality of Maternal and Child Healthcare/Family Planning Clinic and Degree of Maternal and Child Health at Two Primary Health Care Centers in Jember Kunthi Kencana Makayasa Putri1, Ida Srisurani Wiji Astuti2, Sugiyanta3 1 2
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Jember
Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Jember 3
Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37, Jember 68121, Indonesia, Telp./Fax. (+62331) 337877 e-mail korespondensi:
[email protected]
Abstrak Salah satu masalah kesehatan di Indonesia pada kelompok ibu dan anak adalah tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu dan anak, maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan adalah dengan melihat AKI dan AKB. Kualitas pelayanan terdiri dari lima dimensi yaitu dimensi tangible, responsiveness, reliability, assurance, dan empathy.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak di Dua Puskesmas di Kabupaten Jember. Penelitian ini menggunakan Cross-sectional Design dengan jumlah sampel sebanyak 144 responden. Kualitas pelayanan dinilai dengan menggunakan kuesioner ServQual dan derajat kesehatan ibu dan anak dinilai dengan melihat AKI dan AKB. Hasil uji statistik dengan uji korelasi Spearman’s Rho menunjukkan signifikansi (p)= 0,000 dan koefisien korelasi (r)=0,690. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak di Dua Puskesmas di Kabupaten Jember. Kata kunci: Angka Kematian Bayi, Angka Kematian Ibu, ServQual
Abstract The high Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) is still a major health problem in Indonesia. As an one of indicator to assess the quality of maternal and child healthcare is MMR and IMR. Service quality consists of five dimensions i.e., tangible, responsiveness, reliability, assurance, and empathy. The aim of this research was to determine the correlation between service quality of maternal and child healthcare/family planning polyclinic and degree of maternal and child health at Two Primary Health Care Centers in Jember. This research used cross-sectional design with 144 respondents. Service quality was measured using ServQual questionnaire and degree of maternal and children health were measured using MMR and IMR. The results of statistical test with Spearman correlation test showed that the significance (p) = 0.000 and correlation coefficients (r) = 0.690. Thus, it can be concluded that there were a strong correlation between service quality of maternal and child healthcare/family planning clinic and degree of maternal and child health at Two Primary Health Care Centers in Jember. Keywords: Maternal Mortality Rate, Infant Mortality Rate, ServQual.
Vol. 2 No. 1 (2016) Journal of Agromedicine and Medical Sciences
7
Pendahuluan Salah satu permasalahan pokok yang dihadapi bangsa Indonesia adalah masalah kesehatan pada kelompok ibu dan anak, yang ditandai dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu dan anak, maka salah satu indikator terpenting untuk menilai kualitas pelayanan kesehatan adalah dengan melihat AKI dan AKB di wilayah tersebut. Masih tingginya AKI dan AKB menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya [Palutturi S, Nurhayani, Mandak N, 2007]. Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja [Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004]. Salah satu fokus upaya kesehatan wajib di Puskesmas adalah upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana [Efendi F, Makhfudli, 2009]. Puskesmas Jember Kidul dan Puskesmas Sukowono adalah Puskesmas yang letaknya di wilayah Jember. Kasus kematian ibu dan bayi di Puskesmas Jember Kidul tergolong rendah, yaitu pada tahun 2014 tidak terdapat kematian ibu dan terdapat 6 kasus kematian bayi. Sedangkan kasus kematian ibu dan bayi di Puskesmas Sukowono tergolong tinggi, yaitu tahun 2014 terdapat 1 kematian ibu dan 37 kematian bayi. Salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan jumlah kematian ibu dan kematian bayi di suatu wilayah adalah kualitas pelayanan yang diberikan, terutama pelayanan pada ibu hamil [Efendi F, Makhfudli, 2009]. Kualitas pelayanan kesehatan dapat diukur dari lima dimensi, yaitu dimensi tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy yang tiap dimensinya saling berkaitan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan dan derajat kesehatan ibu dan anak, serta menganalisis hubungan antara kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Jember Kidul Kabupaten Jember. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan metode cross sectional. Penelitian ini
dilakukan di Poli KIA/KB Puskesmas Jember Kidul dan Puskesmas Sukowono pada bulan November 2015. Besar sampel pada penelitian ini adalah 144 responden dengan rincian 80 responden di Puskesmas Jember Kidul dan 64 responden di Puskesmas Sukowono dengan tehnik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien ibu hamil, pasien yang memasang kontrasepsi, dan pasien yang berkonsultasi yang berumur ≥20 tahun di Poli KIA/KB Puskesmas Jember Kidul dan Puskesmas Sukowono Kabupaten Jember, mampu untuk membaca, menulis, dan berkomunikasi bahasa Indonesia dengan baik, kondisi sehat dan kooperatif, bersedia menjadi responden dan mengikuti prosedur penelitian sampai tahap akhir. sedangkan kriteria eksklusi yaitu pasien yang merupakan pegawai Puskesmas Jember Kidul dan Puskesmas Sukowono Kabupaten Jember, pasien yang menderita sakit berat, gangguan berkomunikasi atau tidak kooperatif sehingga tidak dapat mengisi kuesioner penelitian sesuai prosedur, dan pasien yang tidak bersedia untuk mengisi kuisioner yang telah disediakan sebagai tanda persetujuan sampel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi rekam medis dan kuesioner ServQual yang digunakan untuk mengukur tingkat kualitas pelayanan. Kriteria derajat kesehatan ibu dan anak dinilai berdasarkan kriteria rendah (AKI > 102, AKB > 23), normal (102, 23), dan tinggi (<102, <23). Penilaian tingkat kualitas pelayanan dibagi berdasar kriteria sangat kurang baik (20-35,9%), kurang baik (36-51,9%), cukup baik (52-67,9%), baik (68-83,9%), dan sangat baik (84-100%). Uji statistik yang digunakan adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan uji korelasi Spearman’s Rho karena jenis data dari kedua variabel yang dinilai adalah kategorikal-ordinal.
Hasil Penelitian Kualitas Pelayanan Poli KIA/KB Data hasil penelitian mengenai kualitas pelayanan kesehatan dengan menggunakan lima dimensi kualitas pelayanan di Poli KIA/KB dari persepsi pengguna layanan terdapat pada Tabel 1 di bawah ini.
Vol. 2 No. 1 (2016) Journal of Agromedicine and Medical Sciences
8
Tabel 1. Persepsi responden terhadap kualitas Pelayanan Poli KIA/KB Kualitas Pelayanan
Jumlah
Puskesmas Jember Kidul
-
sangat kurang baik
0
kurang baik
2
cukup baik
9
baik
40
sangat baik
29
- Puskesmas Sukowono sangat kurang baik
0
kurang baik
15
cukup baik
41
baik
6
sangat baik
2
Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sebanyak 40 orang menyatakan kualitas pelayanan Poli KIA/KB Puskesmas Jember Kidul baik, sedangkan sebagian besar responden sebanyak 41 orang menyatakan kualitas pelayanan Poli KIA/KB Puskesmas Sukowono cukup baik. Berdasarkan penilaian kualitas diatas dapat diketahui secara umum kualitas pelayanan di Poli KIA/KB dengan menghitung rata-rata skor dari lima dimensi kualitas pelayanan yang dijabarkan pada Tabel 2 dan Tabel 3 di bawah ini. Tabel 2. Kualitas pelayanan Poli KIA/KB Puskesmas Jember Kidul per dimensi
pelayanan Poli KIA/KB Puskesmas Jember Kidul sebesar 81,11 sehingga masuk dalam kategori kualitas pelayanan yang baik. Tabel 3. Kualitas pelayanan Poli KIA/KB Puskesmas Sukowono per dimensi Total
Skor Kualitas
Skor
Pelayanan
dimensi fasilitas fisik
1000
62,50
dimensi kehandalan
1425
63,60
dimensi daya tanggap
747
58,40
dimensi jaminan kepastian
1011
63,20
dimensi empati
1237
55,20
Dimensi Kualitas Pelayanan
Rata-rata
1084
60,60
Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa dimensi dengan nilai tertinggi adalah dimensi kehandalan (63,60) dan dimensi dengan nilai terendah adalah dimensi empati (55,20). Skor kualitas pelayanan Poli KIA/KB Puskesmas Sukowono sebesar 60,60 sehingga masuk dalam kategori kualitas pelayanan yang cukup baik. Derajat Kesehatan Ibu dan Anak Berdasarkan data yang diperoleh mengenai jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi, maka dapat diperoleh data AKI dan AKB yang dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu rendah, normal, dan tinggi pada Tabel 4. Tabel 4. Data AKI dan AKB bulan Januari 2015 sampai Oktober 2015 Puskesmas
AKI
AKB
Derajat kesehatan
Total Skor
Skor Kualitas Pelayanan
Jember Kidul
0
5
Tinggi
dimensi fasilitas fisik
1622
81,10
Sukowono
140
27
Rendah
dimensi kehandalan
2349
83,89
dimensi daya tanggap
1295
80,94
dimensi jaminan kepastian
1698
84,90
dimensi empati
2092
74,71
Dimensi Kualitas Pelayanan
Rata-rata
1811,2
81,11
Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa dimensi dengan nilai tertinggi adalah dimensi jaminan kepastian (84,90) dan dimensi dengan nilai terendah adalah dimensi empati (74,71). Skor kualitas
Berdasarkan Tabel 4, diketahui AKB di Puskesmas Jember Kidul sebanyak 5 per 1.000 kelahiran hidup dan di Puskesmas Sukowono sebanyak 27 per 1.000 kelahiran hidup, sedangkan AKI di Puskesmas Jember Kidul sebanyak nol dan di Puskesmas Sukowono sebanyak 140 per 100.000 kelahiran hidup. Derajat kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Jember Kidul dalam kategori tinggi, sedangkan derajat kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Sukowono dalam kategori rendah.
Vol. 2 No. 1 (2016) Journal of Agromedicine and Medical Sciences
9
Hasil tabulasi silang antara kualitas pelayanan dengan derajat kesehatan ibu dan anak dapat dilihat di Tabel 5 berikut. Tabel 5. Tabulasi silang kualitas pelayanan dan derajat kesehatan ibu dan anak Kualitas Pelayanan
Derajat Kesehatan
Total
Tinggi
Rendah
kurang baik
2
15
17
cukup baik
9
41
50
baik
40
6
46
sangat baik
29
2
31
Total
80
64
144
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahwa 50 responden menyatakan kualitas pelayanan cukup baik (9 orang dengan derajat kesehatan tinggi dan 41 orang dengan derajat kesehatan rendah), 46 responden menyatakan kualitas pelayanan baik (40 orang dengan derajat kesehatan tinggi dan 6 orang dengan derajat kesehatan rendah). Uji Normalitas Uji normalitas yang dipilih dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov-Smirnov. Pada uji ini menunjukkan hasil signifikansi (p) = 0,000, dimana jika p > 0,05 maka data terdistribusi normal sedangkan jika p < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas data menunjukkan data terdistribusi tidak normal. Uji Spearman’s Rho Hasil uji korelasi Spearman disajikan dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil uji korelasi Spearman’s Rho Hasil
Nilai
Koefisien Korelasi (r)
0,690
Signifikansi (p)
0,000
Jumlah Data
n 144
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi 0,000 yang menunjukkan bahwa korelasi antara kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak adalah bermakna. Nilai korelasi Spearman’s Rho sebesar 0,690 menunjukkan bahwa arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi
yang kuat. Hal ini berarti semakin tinggi kualitas pelayanan Poli KIA/KB maka semakin tinggi pula derajat kesehatan ibu dan anak.
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, dari 80 responden di Poli KIA/KB Puskesmas Jember Kidul dapat diketahui bahwa skor untuk kualitas pelayanan adalah 81,11, artinya sebagian besar persepsi responden terhadap kualitas pelayanan dalam kategori baik. Berdasarkan lima dimensi kulitas pelayanan, dimensi yang mempunyai nilai tertinggi adalah dimensi jaminan kepastian, kemudian diikuti dengan dimensi kehandalan, dimensi fasilitas fisik, dimensi daya tanggap, dan kualitas yang paling rendah adalah dimensi empati. Dari 64 responden Poli KIA/KB Puskesmas Sukowono dapat diketahui bahwa skor untuk kualitas pelayanan adalah 60,60, artinya sebagian besar persepsi responden terhadap kualitas pelayanan Poli KIA/KB dalam kategori cukup baik. Berdasarkan lima dimensi kualitas pelayanan, dimensi yang mempunyai nilai tertinggi adalah dimensi kehandalan (63,60), artinya kemampuan tenaga medis dalam keahlian, pengetahuan, dan profesionalisme kerja sudah cukup baik serta sudah mampu memberikan pelayanan yang telah dijanjikan kepada pasien. Sedangkan dimensi yang memiliki nilai terendah adalah dimensi empati dengan skor 55,20 yang dapat dikategorikan dalam kualitas yang cukup baik Hasil di atas didukung dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Lahore Pakistan pada 369 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai persepsi baik terhadap dimensi jaminan kepastian [Irfan SM, Ijaz A, Farooq MM, 2012]. Penelitian pada 260 pasien yang mendapat pelayanan KIA menunjukkan bahwa sebanyak 57,3% menilai tingkat kualitas pelayanan KIA sudah baik dan 60,8% pasien puas dengan kualitas pelayanan KIA di Puskesmas Sukoharjo [Maharani AF, 2013]. Penelitian sebelumnya, dari 107 pasien yang berkunjung ke dokter keluarga dengan pembayaran kapitasi dan 107 pasien dengan pembayaran fee-for-service dengan uji Mann Whitney tentang kualitas pelayanan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara pelayanan yang diberikan kepada pasien kapitasi dan fee-for-service. Perbedaan yang dimaksud berkaitan dengan kualitas pelayanan dokter tersebut, pasien
Vol. 2 No. 1 (2016) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 10
fee-for-service 0,59 poin merasa lebih puas daripada pasien kapitasi [Astuti, ISW, 2013]. Derajat kesehatan masyarakat dapat dinilai dengan beberapa indikator, yang dapat mencerminkan suatu kondisi tertentu seperti mortalitas atau kematian dari kelompok masyarakat tertentu yang dapat menggambarkan status kesehatan masyarakat secara kasar dan dapat pula digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dalam program pembagunan kesehatan. Kematian ibu dan anak dapat diukur dengan adanya indikator Angka Kematian Ibu maternal (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) [Yarlina S, 2013]. Berdasarkan data pada penelitian ini, derajat kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Jember Kidul termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari angka kematian ibu yang rendah dengan nilai 0, artinya tidak ada kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi yang rendah pula yaitu sebesar 5 per 1.000 kelahiran hidup. Beberapa variabel secara statistik yang berhubungan dengan praktik responden terkait kesehatan maternal adalah cara pembayaran kesehatan, aksesabilitas terhadap fasilitas kesehatan, pengaruh orang yang memutuskan dalam upaya pencarian pelayanan kesehatan, pengetahuan responden tentang kesehatan ibu, dan sikap ibu terhadap pelayanan kesehatan selama hamil, bersalin, dan nifas. Sedangkan variabel yang berhubungan bermakna dengan praktik responden terkait kesehatan bayi dan anak adalah usia pernikahan, jumlah anak, pendapatan keluarga, cara pembayaran kesehatan, aksesabilitas terhadap fasilitas kesehatan, pengaruh orang yang memutuskan dalam upaya pencarian pelayanan kesehatan, pengetahuan dan sikap responden terhadap pelayanan kesehatan untuk bayi dan anak [Zahtamal, Restuastuti T, Chandra F, 2011]. Berdasarkan hasil uji statistika didapatkan bahwa hubungan antara kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak memiliki nilai signifikansi p= 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara variabel kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak. Dari hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,690, artinya terdapat kekuatan hubungan yang kuat dengan arah hubungan positif antara kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak. Semakin baik kualitas pelayanan Poli KIA/KB maka semakin tinggi derajat kesehatan ibu dan anak.
AKI dan AKB menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat, dimana AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal akibat kehamilan, persalinan, dan nifas tidak termasuk kecelakaan tanpa memperhitungkan umur kehamilan atau lama kehamilan dan untuk mewujudkan derajat kesehatan ibu dan anak yang tinggi melalui peningkatan kualitas mutu pelayanan kesehatan ibu hamil dengan kunjungan K4 yang berkualitas [Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010]. Berkaitan dengan kematian bayi akibat persalinan, maka upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak adalah memperbaiki pelayanan kebidanan dan menyebarkan buku KIA [Hidayat AA, 2008]. Sekitar 80%-90% kematian bayi, dapat dicegah melalui pelayanan antenatal di tingkat puskesmas, puskesmas pembantu, dan posyandu [Susanti EM, 2013]. Upaya Puskesmas Jember Kidul dan Puskesmas Sukowono dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak yaitu dengan menggalakkan Gerak Berlian (Gerakan Serentak Jember Peduli Ibu, Bayi, dan Anak). Gerak tersebut melalui 12 upaya persalinan aman, yaitu persalinan oleh petugas kesehatan (bidan atau dokter); pemeriksaan minimal empat kali selama kehamilan; pemberian vaksinasi TT; pemberian tablet Fe atau zat besi; pendampingan ibu hamil resiko tinggi; rujukan dini; aktifitas kelas ibu hamil; tersedianya calon pendonor darah; tersedianya ambulan desa; suami siaga mendampingi ibu hamil; perawatan pasca persalinan atau nifas; dan sebagai peserta BPJS.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas pelayanan Poli KIA/KB dengan derajat kesehatan ibu dan anak di 2 Puskesmas di Kabupaten Jember dengan kekuatan korelasi yang kuat. Artinya, semakin baik kualitas pelayanan Poli KIA/KB maka semakin tinggi derajat kesehatan ibu dan anak. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan penambahan indikator derajat kesehatan ibu dan anak seperti AKN dan AKABA, menyiapkan surveyor minimal tiga orang, penambahan jumlah subyek penelitian, dan penekanan pada faktor-faktor yang berpotensi sebagai perancu (confounding factor) misalnya pengetahuan subyek penelitian.
Vol. 2 No. 1 (2016) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 11
Daftar Pustaka Astuti, ISW. Perbedaan Kualitas pelayanan Dokter Keluarga dengan Metode Pembayaran Kapitasi dan Fee For Service. Tidak Diterbitkan. Tesis. Surakarta: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret; 2013. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2010. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sistem Kesehatan Nasional 2004. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2004. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009. Hidayat AA. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika; 2008. Irfan SM, Ijaz A, Farooq MM. Patient Satisfaction and Service Quality Of Public Hospital in Pakistan: An Empirical Assessment. Middle-East Journal of Scientific Research. 2012: 12 (6): 870-877.
Kesehatan Ibu dan Anak dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Puskesmas Sukoharjo. Tidak Diterbitkan. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: Program Studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Surakarta; 2013. Palutturi S, Nurhayani, Mandak N. Determinan Kinerja Bidan di Puskesmas Tahun 2006. Jurnal Managemen Pelayanan Kesehatan. 2007: 10 (4): 195–200. Susanti EM. Determinan Kualitas Pelayanan Antenatal oleh Bidan di Puskesmas Kota Ambon. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga; 2013. [7] Yarlina S. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bidan Desa dalam Melaksanakan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas Kesehatan Kota Pariaman Tahun 2012. Tidak Diterbitkan. Tesis. Padang: Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran Universitas Andalas; 2013. Zahtamal, Restuastuti T, Chandra F. Analisis Faktor Determinan Permasalahan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. 2011: 6 (1): 9-16.
Maharani AF. Hubungan Tingkat Kualitas Pelayanan
Vol. 2 No. 1 (2016) Journal of Agromedicine and Medical Sciences 12