KARAKTERISASI BIOBRIKET BERBASIS ARANG DARI TONGKOL JAGUNG Fitriah Ramadhani Anwar*), Paulus Lobo Gareso, dan Eko Juarlin Laboratorium Fisika Material dan Energi, Jurusan Fisika FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatan 90245, Indonesia Email:
[email protected]*)
SARI BACAAN Biobriket tongkol jagung telah dibuat dengan proses karbonisasi arang suhu 200°C, 250°C dan 300°C selama 2 jam dengan massa 60 gram, diameter 5 cm serta ketebalan 3 cm. Pengujian kandungan unsur arang dan biobriket tongkol jagung menggunakan X-Ray Flouresence (XRF). Setelah itu dilakukan pengujian sifat fisis diantaranya kadar air, kadar abu, kadar zat terbang, kadar karbon dan nilai kalor. Hasil pengujian X-Ray Flouresence diperoleh nilai kandungan unsur kalium memiliki presentase paling tinggi dari semua sampel arang 66,83% - 77,37% dan biobriket 64,56% - 73,57%. Hasil uji fisis kadar air 6,00% 6,52%, kadar abu 3,17% - 6,00%, kadar zat terbang 46,03% - 49,16%, kadar karbon 41,83% 44,25% dan nilai kalor 4940 kal/g - 5727 kal/g. Dari hasil penelitian sifat fisis biobriket secara umum menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu karbonisasi semakin menurun nilai kadar air dan kadar karbon sedangkan nilai kadar abu, kadar zat terbang dan nilai kalor semakin meningkat. Kata Kunci : Tongkol Jagung, Karbonisasi, Arang, Biobriket.
ABSTRACT Biobriquettes corn cobs has made by carbonization process charcoal with temperature 200°C, 250°C and 300°C until 2 hours with 60 grams of mass, 5 cm of diameter and 3 cm of thickness. Chemical composition of charcoal and corn cobs biobriquettes were tested used by X-Ray Flouresence (XRF). Then, testing of physical properties includes moisture analyzer, ash, volatile matter, carbon content and calorific value. X-Ray Flouresence test results showed the percentage of Potassium composition has the highest percentage than all the charcoal samples. The percentage of Potassium on charcoal sample was 66,83% - 77,37% and on biobriquettes was 64,56% - 73,57%. The value of physical test results was 6,00% 6,52% of moisture, 3,17% - 6,00% of ash, 46,03% - 49,16% of volatile metter, 41,83% 44,25% of carbon level and 4940 cal/g - 5727cal/g of calorific value. The study shows that the carbonization temperature is proportional with increases ash, volatile metter and calorific value but moisture and carbon level value decreased. Keywords: Corn Cob, carbonization, charcoal, Biobriquettes.
1
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
Indonesia adalah negara yang sangat
PENDAHULUAN Energi merupakan kebutuhan yang sangat penting dan tidak dapat terlepas dari kehidupan
manusia.
Sumber
energi
biomassa dari limbah–limbah hasil pertanian dapat
dikembangkan
kelangkaan
energi
untuk dimasa
mengatasi mendatang.
Biomassa merupakan material organik yang dapat digunakan sebagai sumber bahan
berpotensi
untuk
pengembangan
energi
alternatif terutama pada sektor pertanian. Energi alternatif dapat dihasilkan dari teknologi sederhana seperti
biobriket
dengan memanfaatkan
biomassa
limbah
diantaranya tempurung kelapa, sekam padi, cangkang sawit, tongkol jagung dan serbuk gergaji kayu.
bakar alternatif. Selain ramah lingkungan,
Pada tahun 2014 produksi jagung
ketersediaannya juga sangat melimpah dan
indonesia mencapai 19,03 juta ton yang
pengembangan
bisa
artinya akan menghasilkan banyak limbah.[1]
ekonomi
Tongkol jagung merupakan salah satu
membantu
biomassa
juga
dalam modernisasi
limbah
pertanian Pengaruh
globalisasi
nampaknya
membawa dampak positif bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satunya
dapat
terlihat
dari
banyaknya
penelitian yang dilakukan pada bidang pengembangan dan pemanfaatan biomassa
biomassa
melimpah
namun
yang
ketersediaannya
belum
termanfaatkan
secara maksimal. Umumnya limbah tongkol jagung hanya dibuang dan dibakar begitu saja, sehingga memberi dampak yang tidak baik terhadap lingkungan. Metode
karbonisasi
adalah
cara
dari hasil pertanian menjadi energi alternatif
mengubah tongkol jagung menjadi arang.
dengan membuat biobriket.
Arang adalah suatu bahan padat berpori yang mengandung karbon yang dihasilkan
2
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
dari pembakaran
pada
(karbonisasi). Arang
suhu
tinggi
bermanfaat
sebagai
Biomassa
terdiri
atas
beberapa
komponen yaitu kandungan air, karbon
sumber energi terutama jika dikembangkan
terikat
menjadi
teknologi
Mekanisme pembakaran biomassa terdiri
penekanan.[2] Berdasarkan hal tersebut maka
dari tiga tahap yaitu pengeringan proses
akan
pengeringan
briket
dilakukan
dengan
penelitian
mengenai
kadar
abu
dan
akan
zat
terbang.
menghilangkan
karakterisasi biobriket berbasis arang dari
kandungan
air
dari
tongkol jagung.
perubahan
komposisi
biomassa, senyawa
proses atau
pecahnya ikatan kimia secara termal setelah
TEORI
terjadi pengeringan atau biasa dikenal Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga rumput-rumputan dan merupakan satu-satunya
spesies
yang
tidak
dapat
tumbuh secara liar di alam. Dari data Badan
dengan istilah devolatilisasi dan proses pembakaran arang dimana pada tahap ini terjadi proses pembentukan arang pada tahapan ini terjadi reaksi antara karbon dan oksigen.
Pusat Statiktik (BPS) produksi jagung pada Karbon yang terkandung didalam
2014 sebesar 19,03 juta ton, berararti akan banyak limbah tongkol jagung
yang
dihasilkan. Potensi ini sangat berpeluang diimanfaatkan
sebagai
sumber
bahan
alternatif dengan diolah melalui proses
arang
dengan
oksigen
pada
permukaan membentuk karbon monoksida menurut reaksi berikut :[4] C + ½ O2
karbonisasi untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan biobriket.
3
bereaksi
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
CO
(2.1)
Permukaan karbon juga bereaksi dengan
tidak teroksidasi. Sebagian besar pori-pori
karbondioksida dan uap air dengan reaksi
pada
reduksi sebagai berikut :
hidrokarbon, eter dan senyawa organik
C + CO2
2CO
(2.2)
C + H2O
CO + H2
(2.3)
arang
bisa terbakar
seperti
CO,
CH4,
H2,
formaldehid, asam formiat dan asam asetat serta gas gas yang tidak bisa terbakar seperti CO2, H2O dan tar cair dilepaskan. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai digunakan
nilai untuk
kalor
yang
memenuhi
dapat
kebutuhan
kalor pada proses karbonisasi.[4] Briket merupakan bahan bakar dari campuran material arang dan bahan perekat yang dapat dijadikan sebangai bahan bakar alternatif. Arang adalah suatu bahan padat berpori yang dihasilkan dari pembakaran
tertutup
dengan
lainnya.[5] Proses pembriketan adalah pengolahan
Selama proses karbonisasi, gas-gas yang
masih
yang
mengalami
proses
perlakuan
penggerusan, pencampuran bahan baku, pencetakan dan pengerigan pada kondisi tertentu, sehingga diperoleh briket yang mempunyai bentuk, ukuran fisik, dan sifat tertentu. Tujuan dari pembriketan adalah untuk meningkatkan kualitas bahan bakar, mempermudah penanganan dan transportasi serta mengurangi kehilangan bahan dalam bentuk debu pada proses pengangkutan. Prinsip
karbonisasi
merupakan
proses konversi dari suatu zat organik kedalam
karbon
mengandung
atau
karbon
residu dalam
yang proses
pembuatan arang berkarbon.[11]
pada suhu tinggi dengan proses karbonisasi, yaitu proses pembakaran tidak sempurna, sehingga bahan hanya terkarboninasi dan 4
Langkah – langkah pembuatan briket tongkol jagung :
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
1. Menggiling
tongkol
jagung
8. Memadatkan
menggunakan blender
menggunakan
2. Mentampi tongkol jagung yang telah digiling untuk memisahkan
furnace
300°C kemudian didinginkan dan disimpan dalam wadah tertutup
9. Mengeringkan briket selama 14 hari
arang
tongkol
alat pengayak
Pada penelitian ini menggunakan tongkol jagung sebagai bahan dasar briket
200°C, 250°C dan 300°C. Pembuatan biobriket menggunakan bahan perekat dari adonan tepung kanji dengan perbandingan 3
adonan
tepung
kanji
dengan cara mecampur tepung kanji air
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan 3 variasi suhu karbonisasi yaitu
jagung menggunakan blender dan
dengan
penekan
dengan
variasi suhu 200°C, 250°C dan
5. Membuat
alat
dengan sinar matahari.
3. Mengkarbonisasi tongkol jagung
4. Menghaluskan
dengan
(pengepres)
dengan zat terbang
menggunakan
briket
kemudian
dimasak
hingga mengental
: 1 yaitu arang 3 dan kanji 1 yang setiap komposisi menghasilkan briket dengan berat 60 gram (45 gram arang + 15 gram adonan tepung kanji) berbentuk silender dengan
6. Mencampur bubuk arang tongkol diameter 5 cm dan tinggi 3 cm. jagung dengan adonan tepung kanji dengan perbandingan 3:1 7. Mencetak adonan briket dengan alat cetak
5
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
Tabel. 1 Hasil Uji X-Ray Flouresence
presentasi tertinggi dari ketiga sampel arang.
Arang Tongkol Jagung
Hal ini dikarenakan Kalium adalah salah satu unsur hara yang penting dalam proses
Kandungan Unsur
K
Arang 200°C (%)
Arang 250°C (%)
Arang 300°C (%)
77,37
66,83
72,22
pertumbuhan
dan
kualitas
tanaman
jagung.[17] Tabel. 2 Hasil Uji X-Ray Flouresence
Ca
15,27
13,77
7,05 Biobriket Tongkol Jagung
Cl
0,00
8,46
8,94
S
0,00
6,02
4,88
Si
0,00
0,00
0,85
P
3,93
1,89
2,32
Zn
1,29
1,03
0,76
Ti
0,84
0,00
0,00
Rb
0,49
0,47
0,424
Nb
0,241
0,204
0,104
Mo
0,178
0,00
0,064
In
0,140
0,132
0,058
Sn
0,140
0,118
0,049
Sb
0,100
0,069
0,044
Dari hasil
pengujian
Kandungan Unsur
Briket 200°C (%)
Briket 250°C (%)
Briket 300°C (%)
K
69,13
64,56
73,57
Ca
13,10
16,55
8,87
Cl
7,48
9,83
7,76
S
5,80
5,21
5,40
P
2,02
1,90
2,31
Zn
0,95
0,00
0,95
Ti
0,74
0,99
0,00
Rb
0,262
0,40
0,57
Nb
0,156
0,228
0,150
Mo
0,122
0,00
0,102
In
0,0771
0,121
0,0911
Sn
0,072
0,135
0,084
Sb
0,054
0,079
0,072
kandungan
unsur arang tongkol jagung menunjukkan nilai kandungan K ( Kalium ) memiliki
6
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
Gambar.1 Hasil Pengujian Kadar Air
6.52
6.4 6.2 6.01
6
6
5.8 5.6 200°C
250°C 300°C Suhu Karbonisasi
Dari gambar.1 menunjukkan nilai kadar air biobriket tongkol jagung berkisar 6,00 % 6,52 %. Presentase kadar air tertinggi diperoleh pada suhu karbonisasi 200°C yaitu 6,52% dan presentase terendah diperoleh pada suhu karbonisasi 300°C yaitu 6,00%. Kadar
air
mengalami
biobriket
tongkol
jagung
penurunan
seiring
dengan
tingginya suhu karbonisasi pada arang. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi suhu karbonisasi maka semakin banyak air yang mengalami penguapan sehingga arang hasil karbonisasi
yang
didapatkan
semakin
Presentase (%)
Presentase (%)
6.6
Gambar.2 Hasil Pengujian Kadar Abu
7.00 6.00 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00
3.84 3.17
200°C
Dari
250°C =\
300°C
gambar.2 menunjukkan nilai kadar
abu biobriket tongkol jagung berkisar 3,17% - 6,01%. Presentase kadar abu tertinggi diperoleh pada suhu karbonisasi 300°C yaitu 6,01% dan presentase terendah diperoleh pada suhu karbonisasi 200°C yaitu 3,17%. Kadar
abu
mengalami
biobriket
tongkol
jagung
peningkatan
seiring
dengan
tingginya suhu karbonisasi arang. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi suhu karbonisasi semakin cepat laju pembakaran sehingga menghasilkan residu atau abu yang semakin tinngi.
kering.
7
6.01
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
Gambar.3 Hasil Pengujian Kadar Zat
Gambar.4 Hasil Pengujian Kadar
50.00 49.00 48.00 47.00 46.00 45.00 44.00
Karbon
45
49.16 Presentase (%)
Presentase (%)
Terbang
46.90 46.03
200°C
250°C
44.25
44
43.25
43 42
41.83
41 40
300°C
200°C
Suhu Karbonisasi
250°C 300°C Suhu Karbonisasi
Dari gambar 4.menunjukkan nilai kadar Dari gambar 4.3 Menunjukkan nilai kadar zat
terbang
biobriket
tongkol
jagung
berkisar antara 46,03%. - 49,16% Dari hasil pengujian
kadar
zat
terbang
biobriket
tongkol jagung hasil yang diperoleh cukup besar, hal ini disebabkan karena bahan dasar dari biobriket mengandung kadar zat terbang yang cukup tinggi. Kadar zat terbang yang tinggi pada biobriket akan berpengaruh pada saat digunakan karena akan menghasilkan asap yang lebih banyak sehingga biobriket dengan kadar zat terbang tinggi tidak ramah terhadap lingkungan.
karbon biobriket tongkol jagung berkisar antara 41,83%- 44,25% . Kadar karbon biobriket penurunan
tongkol
jagung
presentase
mengalami
seiring
tingginya suhu karbonisasi pada arang. Hal ini dipengaruh oleh tingginya kadar zat terbang biobriket tongkol jagung karena kadar karbon diperoleh dari 100% dikurang dengan penjumlahan nilai kadar air, kadar abu dan kadar zat terbang. Jadi walaupun nilai kadar air dan kadar abu yang didapatkan rendah, namun jika kadar zat terbang tinggi akan berpengaruh pada presentase kadar karbon biobriket.
8
dengan
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
200°C, 250°C dan 300°C dengan
Gambar.5 Hasil Pengujian Nilai Kalor
kal/gram
massa 60 gram, ketebalan 3 cm serta 5800 5600 5400 5200 5000 4800 4600 4400
5727
berdiameter 5 cm. 2. Berdasarkan
uji
X-Ray
Flouresence semua sampel arang dan
4940
biobriket 200°C
250°C 300°C Suhu Karbonisasi
peningkatan
bahwa
diperoleh
hasil
pengujian
kadar
sampel yang paling rendah diperoleh
seiring
tingginnya
unsur
3. Dari pengujian sifat fisis biobriket
pada suhu karbonisasi 300°C. Hasil
dengan tingginya suhu karbonisasi, hal ini menunjukkan
kandungan
yaitu unsur kalium.
menunjukkan nilai kalor biobriket tongkol mengalami
jagung
paling tinggi dari semua sampel
abu biobriket tongkol jagung berkisar antara 4940 kal/gram – 5727 kal/gram. Dari grafik
tongkol
menunjukkan
Dari gambar 4.5 Menunjukkan nilai kadar
jagung
hasil
5099
pengujian kadar abu dan kadar zat
suhu
terbang paling rendah diperolah pada
karbonisasi menghasilkan nilai kalor yang
suhu
tinggi.
karbonisasi
200°C.
Hasil
pengujian kadar karbon dan nilai Kesimpulan
kalor paling tinggi diperoleh pada suhu karbonisasi 300°C.
Berdasarkan hasil penelitian pembuatan biobriket dari tongkol jagung dapat ditarik
Saran
kesimpulan sebangai berikut : Pada penelitian selanjutnya sebaiknya : 1. Biobriket
tongkol
telah
dibuat
dengan variasi suhu karbonisasi yaitu 9
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
1. Memvariasikan
komposisi
jenis
bahan perekat dan bahan untuk meningkatkan kualitas biobriket 2. Menghitung
efisensi
pembakaran
biobriket.
Properties. New York. John Wiley & Sons. 3. [6] Joseph, S. dan D. Hislop, 1981. Residu Briquetting in Development Countries. London. Applyed Science Publisher. [7] Kurniawan Oswan, Marsono, 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Super karbon [1] Badan
Pusat
Produksi
Padi
Sementara)
Statistik. Tahun
2015.
2014(Angka
Diperkirakan
Turun
0.63Persen.http://www.bps.go.id/brs/vie w/id/1122, Diakses pada tanggal 24 Mei 2015. [2]
Siahaan,
Satriani
dkk.
2013.
Penentuan kondisi optimum suhu dan waktu
karbonisasi
pada pembuatan
arang dari sekam padi. J. Teknik Kimia USU. Vol .2, No 1. Universitas Sumatra
[3]
Alam Syah Nur, Andi. 2006.
Biodiesel Jarak Pagar. Bandung. Agro
[4] Borman, G.L., and Ragland, K.W. Combustion
Engineering.
Singapore. McGraw-Hill Book Co. [5]
Kinoshita,
Electrochemical 10
Depok. Penebar Swadaya. [8] Sukandarumidi. 2004. Batu Bara dan Gambut. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. [9] Inzana, Nur. 2011. Pembuatan dan Pengujian Kacang
Sifat Tanah
Fisis
Briket
Sebagai
Kulit Energi
Alternatif. Skripsi Sarjana. Makassar. Universitas Hasanuddin. Zemansky,
Mark
Waldo
dan
Dittman, Richard H. 1986. Kalor dan Termodinamika. Bandung. Penerbit ITB. [11] Tironi M dan Sabit Ali. 2011. Efek
Media Pustaka.
1998.
Pengganti Minyak Tanah Dan Gas.
[10]
Utara.
Bahan bakar Alternatif
K.
1988.
Carbon
Suhu
Pada
Proses
Pengarangan
Terhadap Nilai Kalor Arang Tempurung Kelapa
(Coconut
Shell
Charcoal).
J.Neutrino. Vol. 3, No.2. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
and Physicochemical
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]
[12] Prasetyo, Lea dan Setiawan Sandi. 1991.
Mengerti
Fisika
Termofisika.
Yogyakarta. Andi Offset. [13] Moran, Michael J. dan Saphiro, Howard
N.
2003.
Termodinamika
TeknikJilid I. Jakarta. Erlangga. [14] Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI No. 01-6235-2000. Briket Arang Kayu. Jakarta. [15] Beiser Arthur. 1992. Konsep Fisika Modern
(ed.
Keempat).
Jakarta.
Erlangga. [16] Munasir dkk. 2012. Uji XRD Dan XRF Pada Bahan Mineral (Batuan Dan Pasir) Sebagai Sumber Material Cerdas (CaCO3 Dan SiO2). J. Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA). Vol. 2 No.1 Universitas Negri Surabaya. Surabaya. [17] Sompotan, Saartje. Respons Pertumbuhan Dan Hasil Jagung Manis ( Zea Mays Saccarata Sturt) Terhadap Pemupukan. Soil Environment Vol. 12 No. 1. Universitas Sam Ratulangi. Manado.
11
Jurnal Fisika. *Email :
[email protected]