Kandungan Bakteri Air Sungai,......Dewi N dan Dama A,....Sainmatika,......Volume 11,....No.1,....Juni 2014,....30-36
KANDUNGAN BAKTERI AIR SUNGAI MUSI SAAT PASANG DAN SURUT DI KOTA PALEMBANG Dewi Novianti1 dan Dama Agustria2 e-mail:
[email protected] Dosen Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang1 Alumni Jurusan Biologi FMIPA Universitas PGRI Palembang2 ABSTRACT Study bacterial content of the Musi river water at high tide and low tide in the city of Palembang was implemented in January through April 2014. Objective research to determine the water quality of the river Musi at high tide and low tide is based on the total number of bacteria and bacterial coliformnya. This study used a different test (T-test) consisting of 2 factors and 5 replications. Observation parameters consist of: the total number of bacterial colonies growing on media NA, and the number coliform test results obtained from the estimation and confirmation tests. The data obtained by different test T-test. The results of the calculation and analysis of the differences found in total bacterial counts at high tide and low tide, it appears that events tidal effect on the bacterial content in the water of the river Musi. Total content of more bacteria at low tide than at high tide. Key words: water river Musi, the total number of bacteria, and coliform bacteria ABSTRAK Penelitian kandungan bakteri air sungai Musi pada saat pasang dan surut di kota Palembang telah dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan April 2014. Tujuan penelitian untuk mengetahui kualitas air sungai Musi saat pasang dan surut berdasarkan jumlah total bakteri dan bakteri coliformnya. Penelitian ini menggunakan Uji beda (T-test) yang terdiri atas 2 faktor dan 5 ulangan. Parameter pengamatan terdiri dari: jumlah total koloni bakteri yang tumbuh pada media NA, dan jumlah coliform yang didapat dari hasil tes pendugaan dan tes penegasan. Data yang diperoleh dilakukan uji beda T-test. Hasil perhitungan dan analisa didapatkan adanya perbedaan jumlah total bakteri saat pasang dan surut, terlihat bahwa peristiwa pasang surut berpengaruh terhadap kandungan bakteri pada air sungai Musi. Jumlah kandungan bakteri lebih banyak pada saat surut daripada saat pasang. Kata kunci: Air sungai Musi, jumlah total bakteri, dan bakteri coliform ISSN 1829 586x
30
Kandungan Bakteri Air Sungai,......Dewi N dan Dama A,....Sainmatika,......Volume 11,....No.1,....Juni 2014,....30-36
PENDAHULUAN Air merupakan materi penting di alam dan merupakan sumber kehidupan bagi semua makhluk hidup. Hampir seluruh kegiatan manusia berhubungan erat dengan air. Air yang digunakan harus memenuhi syarat kualitas air. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak atau diolah. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan biologi, fisika, kimia dan radioaktif. Air dapat memberikan manfaat yang menguntungkan bagi manusia dan dapat juga memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan manusia. Air yang tidak memenuhi persyaratan standar mutu air bersih merupakan media penularan penyakit. Beberapa contoh penyakit yang ditularkan melalui air antara lain: penyakit kolera disebabkan bakteri Vibrio cholera, disentri disebabkan oleh bakteri Shigella dysentriae, dan demam tifoid oleh bakteri Salmonela typhi . Sungai merupakan aliran terbesar dan terjadi secara alami, serta sebagai salah satu badan air di permukaan tanah yang menjadi salah satu sumber air untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sungai Musi di kota Palembang mempunyai peran penting bagi penduduk yang berdomisili di sekitarnya, antara lain sebagai tempat pembuangan limbah rumah tangga, limbah cuci dan wc, bahkan masih banyak penduduk yang langsung mengambil air sungai sebagai air minum tanpa diolah terlebih dahulu. Sungai Musi mempunyai potensi ISSN 1829 586x
mengalami pencemaran. Pencemaran tersebut dapat berasal dari sumber domestik, yang terdiri dari aktifitas rumah tangga seperti limbah mencuci, sampah domestik. Sumber pencemaran non domestik yang terdiri dari limbah sisa kegiatan pabrik, limbah sisa industri, pertanian yang ada di sekitar perairan sungai Musi. Sungai Musi mengalami pasang surut harian. Pasang surut air sungai Musi merupakan suatu gejala fisik yang selalu berulang dengan periode dapat dirasakan sampai jauh masuk kearah hulu di muara sungai. Panjang periode pasang surut bervariasi antara 12 jam 25 menit hingga 23 jam 50 menit. Pada saat itu akan dihasilkan pasang naik dan pasang surut. Air yang berasal dari laut (muara) masuk ke sungai mengalir kearah hulu disebut pasang, sedangkan air surut berasal dari hulu sungai Musi terus mengalir ke laut disebut surut. Pasang surut sungai Musi antara 30 cm sampai 275 cm bersifat harian tunggal. Fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya muka laut secara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi (Pariwono, 1999). Bakteri merupakan salah satu komponen yang terdapat di air dan dapat dijadikan bioindikator kualitas air. Penentuan kualitas air dapat dilakukan secara biologis dengan cara melihat jumlah total bakteri yang terkandung di dalam air serta deteksi bakteri coliform yang berada di air tersebut. Kandungan jumlah total bakteri lebih dari 200 koloni bakteri/ml air menunjukkan tingkat sanitasi air yang tidak baik. Coliform umumnya 31
Kandungan Bakteri Air Sungai,......Dewi N dan Dama A,....Sainmatika,......Volume 11,....No.1,....Juni 2014,....30-36
secara internasional dipakai sebagai ukuran standar sanitasi air. Bakteri coliform merupakan kelompok bakteri yang secara umum ditemukan pada tinja (feses) manusia dan hewan berdarah panas. Kehadiran bakteri coliform mengindikasikan air tersebut terkontaminasi oleh feses manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Contoh bakteri coliform adalah Escherichia coli (Linsley dan Franzini, 2001). Pemakaian indikator untuk penilaian kualitas air PerMenkes 416/menkes/per/1X/1990 dinyatakan bahwa untuk penilaian kualitas air dari segi mikrobiologis parameter yang dipakai adalah bakteri golongan coliform. Batas standar kualitas air bersih non perpipaan yaitu MPN bakteri golongan coliform adalah 50 coliform per 100 ml (DepKes, 1990). Penelitian Ruyitno dan Thayib (1994), kondisi pasang surut mempengaruhi jumlah total bakteri dan bakteri coliform yang ada di perairan. Berdasarkan hal di atas maka dilakukan penelitian ini untuk mengetahui kualitas air sungai Musi saat pasang dan surut berdasarkan kandungan jumlah total bakteri dan bakteri coliformnya BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai April 2014. Alat yang digunakan dalam Penelitian ini yaitu: botol sampel 200 ml, cawan petri, cool box, gelas ukur, inkubator, jarum ose, kapas, pipet ukur, spritus, dan tabung durham, erlenmeyer, tabung reaksi, tali plastik, dan thermometer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu aquadest, air sungai ISSN 1829 586x
Musi, media Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB), media Lactose Broth (LB), dan media Nutrient Agar (NA). Penelitian ini menggunakan Uji beda (T-test) yang terdiri atas 2 faktor dan 5 ulangan. Masing-masing faktor tersebut adalah: Faktor 1= saat pasang dan faktor 2= saat surut. Pengukuran sifat fisik sampel dilakukan secara in situ. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan Thermometer berskala 1-100ºC sedangkan warna air dan bau dilakukan dengan cara pengamatan langsung. Parameter pengamatan penelitian ini yaitu terdiri dari: jumlah total koloni bakteri yang tumbuh pada media NA, dan jumlah coliform yang didapat dari hasil tes pendugaan dan tes penegasan. Data yang diperoleh dilakukan uji beda T-test. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan jumlah total bakteri pada air sungai Musi saat pasang dan surut dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil Uji T-test didapatkan Thitung yaitu 3.128.254 lebih besar dari Ttabel 2.365. Hal ini berarti terdapat perbedaan jumlah bakteri pada air sungai Musi saat pasang dan surut. Sungai Musi saat pasang kandungan total bakterinya lebih sedikit dibandingkan pada saat surut. Dari Tabel 1 didapatkan jumlah total bakteri pada saat pasang jumlah bakterinya yaitu 29 x 104 koloni/ml lebih sedikit dibandingkan saat surut yaitu 109 x 104koloni/ml. Air yang berkualitas baik diharapkan menunjukkan hitungan total yang 32
Kandungan Bakteri Air Sungai,......Dewi N dan Dama A,....Sainmatika,......Volume 11,....No.1,....Juni 2014,....30-36
rendah yaitu kurang dari 200 koloni/ml. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa air sungai Musi belum memenuhi standar air yang berkualitas baik. Hitungan cawan digunakan untuk menentapkan efisiensi usaha-usahamenyingkirkan atau memusnahkan mikroorganisme dengan jalan sedimetesi, filtrasi, dan klorinasi.
Air yang tidak bersih bisa menjadi mediator penularan penyakit. Beberapa contoh penyakit yang ditularkan melalui air diantaranya yaitu kolera disebabkan bakteri Vibrio cholera, disentri disebabkan bakteri Shigella dysentriae, dan demam tifoid disebabkan Salmonela typhi.
Tabel 1. Jumlah total bakteri pada sungai Musi saat pasang dan surut. Saat Pasang P1U1 P2U1 P3U1 P4U1 P2U1 P2U2 P2U3 P2U4 P3U1 P3U2 P3U3 P3U4 P4U1 P4U2 P4U3 P4U4 P5U1 P5U2 P5U3 P5U4 Rata-rata
Jumlah bakteri (koloni/ml) ~ 17x104 40x104 30x104 ~ 12x104 30x104 25x104 ~ 15X104 40X104 50X104 ~ 13X104 50X104 50X104 ~ 13X104 37X104 9X104 29X104
Berdasarkan hasil Uji T-test didapatkan Thitung yaitu 3.128.254 lebih besar dari Ttabel 2.365. Hal ini berarti terdapat perbedaan jumlah bakteri pada air sungai Musi saat pasang dan surut. Sungai Musi saat pasang kandungan total bakterinya ISSN 1829 586x
Saat Surut S1U1 S1U2 S1U3 S1U4 S2U1 S2U2 S2U3 S2U4 S3U1 S3U2 S3U3 S3U4 S4U1 S4U2 S4U3 S4U4 S5U1 S5 U2 S5U3 S5U4 Rata-rata
Jumlah bakteri (koloni/ml) ~ 230x104 400x104 350x104 ~ 21x104 57x104 40x104 ~ 40X104 78X104 60X104 ~ 48X104 90X104 70X104 ~ 45X104 75X104 28X104 109X104
lebih sedikit dibandingkan pada saat surut. Dari Tabel 1 didapatkan jumlah total bakteri pada saat pasang jumlah bakterinya yaitu 29 x 104 koloni/ml lebih sedikit dibandingkan saat surut yaitu 109 x 104koloni/ml. Air yang berkualitas baik diharapkan 33
Kandungan Bakteri Air Sungai,......Dewi N dan Dama A,....Sainmatika,......Volume 11,....No.1,....Juni 2014,....30-36
menunjukkan hitungan total yang rendah yaitu kurang dari 200 koloni/ml. Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa air sungai Musi belum memenuhi standar air yang berkualitas baik. Hitungan cawan digunakan untuk menentapkan efisiensi usaha-usaha menyingkirkan/ memusnahkan mikroorganisme dengan jalan sedimetesi, filtrasi, dan klorinasi. Air yang tidak bersih bisa menjadi mediator penularan penyakit. Beberapa contoh penyakit yang ditularkan melalui air diantaranya yaitu kolera disebabkan bakteri Vibrio cholera, disentri disebabkan bakteri Shigella dysentriae, dan demam tifoid disebabkan Salmonela typhi. Pada saat surut Air sungai Musi mengalir dari hulu ke hilir dimana diduga sampah atau pencemaran yang mengalir terbawa arus dari hulu lebih besar dibandingkan di hilir. Pada saat surut volume air berkurang dan arus sungai lebih cepat. Dengan berkurangnya volume air maka kemungkinan jumlah bakteri yang terdapat di air lebih pekat dibandingkan saat pasang. Saat pasang, jumlah bakteri lebih sedikit kemungkinan dikarenakan pada saat pasang air sungai Musi mengalir dari hilir ke hulu dimana bakteri yang terdapat di air dibagian hilir terbawa arus menuju ke hulu. Pencemaran atau kontaminasi bakteri pada air sungai Musi di bagian hilir tidak terlalu besar pencemarannya dibandingkan dari hulu sungai Musi. Saat pasang, permukaan air tinggi dibandingkan saat surut, volume air bertambah dan diduga salinitas air bertambah sehingga jumlah bakterinya mengalami penurunan akibat bertambahnya kadar garam pada ISSN 1829 586x
air. Banyaknya bakteri pada air sungai musi diduga berasal dari limbah dan titik seperti dari feses manusia, air cucian, saluran pembuangan, perahu, limbah industri, sisa hewan dan sayuran yang dibuang ke sungai. Ciri morfologi bakteri yang tumbuh pada media NA penelitian beragam yaitu berbentuk kokus, basil, tunggal atau berkelompok dengan tepian rata, bergelombang. Bakteri merupakan bioindikator kualitas air. Hitugan jumlah total bakteri merupakan salah satu hitungan cawan standar pada prosedur bakteriologi rutin. Prosedur bakteriologis yang terdiri dari: Hitungan cawan (plate count) untuk menetapkan jumlah bakteri yang ada dan uji deteksi bakteri coliform. Kandungan bakteri coliform air sungai Musi saat pasang dan surut didapatkan jumlah bakteri Coliformnya >2400 coliform/100ml. Banyak bakteri coliform air sungai Musi kemungkinan berasal dari pembuangan rumah tangga, limbah industri, limbah pabrik, sampah domestik, sampah non domestik. Namun diduga pada saat surut kandungan bakteri coliform lebih banyak dibandingkan saat pasang karena saat surut air sungai Musi terlihat lebih keruh dan bewarna lebih coklat dibandingkan saat pasang. Standar kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/MenKes/Per/IX/1990 yang menyatakan bahwa penilaian air secara biologis, parameter yang diamati adalah golongan coliform. Batas standar air bersih adalah 50 coliform/100ml air. Coliform merupakan bakteri yang terdapat pada tinja manusia dan hewan berdarah 34
Kandungan Bakteri Air Sungai,......Dewi N dan Dama A,....Sainmatika,......Volume 11,....No.1,....Juni 2014,....30-36
panas. Kelompok bakteri yang terdiri dari coli fekal seperti E. coli yang berasal dari tinja manusia dan fekal seperti Enterobacter aerogenes yang terdapat dalam saluran pencernaan manusia dan hewan juga terdapat pada tanah, air dan tanaman juga dalam saluran pencernaan manusia dan hewan. Kehadiran bakteri coliform mengindikasikan air tersebut tercemar oleh feses manusia atau hewan berdarah panas lainnya. Bakteri coliform dicirikan sebagai bakteri yang bersifat gram negatif, tidak membentuk spora, anaerobik fakultatif yang memfermentasikan laktosa pada suhu 37ºC dan dapat menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam (Suriawiria, 2005). Air yang mengandung coliform jumlahnya melebihi standar yang ditetapkan, dapat menjadi mediator penularan penyakit. Contoh bakteri coliform yaitu Escherichia coli, Klebsiella sp, dan Aeobacter sp yang dapat menyebabkan penyakit gastroenteritis (Fardiaz, 1993). Sifat fisik dan kimia air pada saat pasang suhu 29ºC pada saat surut 30 Cº, pH air pada saat pasang dan surut adalah 6, warna air pada saat pasang coklat keruh pada saat surut coklat jernih, bau air pada saat surut sangat lebih menyengat. Karakteristik fisik yang umum dianalisis dalam penentuan kualitas air meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang dihasilkan buangan industri. Dari segi estetika, kekeruhan dalam air dihubungkan dengan kemungkinan ISSN 1829 586x
pencemaran oleh buangan. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan sukar disaring dan mengakibatkan biaya pengolahan menjadi lebih tinggi. Bau dan rasa dalam air juga dapat menunjukkan kemungkinan adanya organisme penghasil bau dan rasa yang tidak enak serta adanya senyawasenyawa asing yang mengganggu kesehatan. Selain itu dapat pula menunjukkan kemungkinan timbulnya kondisi anaerobik sebagai hasil kegiatan penguraian kelompok mikroorganisme terhadap senyawasenyawa organik Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran mikroorganisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan. Kenaikan suhu air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau tidak sedap akibat terjadinya degradasi anaerobik (Dwidjosoputro, 1992). KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kandungan bakteri air sungai Musi pada saat pasang dan surut. Jumlah bakteri didapatkan lebih banyak pada saat surut yaitu 109 x104 koloni/ml daripada saat pasang 29 x104 koloni/ml. Kandungan bakteri coliform pada air sungai Musi saat pasang dan saat surut lebih dari 2400/100 ml DAFTAR PUSTAKA Departemen Kesehatan RI. 1990. Pedoman Pelatihan Teknis 35
Kandungan Bakteri Air Sungai,......Dewi N dan Dama A,....Sainmatika,......Volume 11,....No.1,....Juni 2014,....30-36
Pemeriksaan Bakteriologis Air. Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta.
Linsley dan Franzini. 2001. Water Resources Engineering. 3rd Edition. Mc. Graw Hill. New York.
Dwidjosoputro, D. 1992. Kualitas Lingkungan Hidup Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup. Jakarta.
Pariwono, JI. 1999. Gaya Penggerak Pasang Surut. P3O-LIPI. Jakarta.
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
ISSN 1829 586x
Suriawiria, U. 2005. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni Bandung. Bandung.
36