II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1 Sejarah Umum Kuda Kuda merupakan hewan yang telah lama digunakan untuk kepentingan manusia, entah itu diambil tenaganya, kecepatannya, bahkan dagingnya sebagai makanan. Kuda (Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Peternakan kuda diperkirakan telah dimulai sejak tahun 4500 SM, bukti-bukti penggunaan kuda untuk keperluan manusia baru ditemukan terjadi sejak 2000 SM. Bukti bahwa kuda telah dikenal begitu lama oleh peradaban manusia. Ternak kuda ini mulai berkembang sehingga banyak dengan baik, sehingga banyak sekali para peternak yang ingin membudidayakan atau beternak kuda ini. Selain sangat memiliki peran yang sangat penting kuda ini juga memiliki nilai ekonomis yang relatif tinggi dibandingkan dengan jenis ternak lainnya. Namun, secara sistematisnya menurut Mill dan Nankervis (1999) kuda ini dapat di bedakan berdasarkan taksonomi, klasifikasi dan morfologinya berdasarkan tingkatannya yaitu sebagai berikut : Kingdom : Animalia Filum : Chordata Kelas : Mammalia Ordo : Perissodactylater
7
Famili : Equidae Genus : Equus Spesies : Equus caballus Tetua kuda berasal dari tiga tipe primitif kuda yang sampai sekarang salah satunya bertahan. Kuda tersebut adalah (1) forest horse, dikenal sebagai Equus caballus silvaticus atau diluvial horse yang kemungkinan dibentuk dari Equus caballus germanicus yang bertahan pada masa setelah jaman es dengan tinggi 152 cm dengan rambut yang kasar, ekor dan bulu tengkuk yang lebat, serta tapak kaki yang lebar yang cocok untuk daerah rawa. Warna bulu biasanya berwarna 7 merah atau hitam, (2) przewalskii asiatic wild horse adalah kuda liar yang masih bertahan sampai sekarang dengan nama ilmiah Equus caballus przewalskii przewalskii. Di daerah Mongol dikenal dengan nama taki dan orang kirghis menyebutnya kertag. Kuda ini ditemukan di daerah Asia tengah oleh peneliti Rusia bernama mikhalovitch przewalskii pada tahun 1879. Kuda przewalskii mempunyai tinggi sekitar 132 cm dengan keeempat kaki berwarna hitam serta ekor dan rambut tengkuk berwarna hitam, sedangkan daerah di bawah perut berwarna krem, dan (3) kuda tarpan, merupakan kuda liar yang menyebar ke Eropa Timur sampai Ukraina. Kuda tarpan ini mempunyai nama ilmiah Equus caballus gmelini. Kuda tarpan liar terakhir dengan jenis kelamin betina mati di Askanianova (sebelah timur Crimea Ukraina) pada tahun1880. Kuda ini mempunyai tinggi 132 cm (Edward, 1994). Terdapat pula 3 jenis kuda modern yaitu: 1. Heavy Horse dengan bentuk tubuhnya besar dengan struktur yang tebal, kekuatan yang besar, tapi mempunyai kecepatan yang lambat.
8
2. Light Horse memiliki perototan yang panjang dan proporsional, bentuk tubuhnya sempit dan mempunyai bahu berbentuk slope. Kuda ini biasanya diidentikan dengan kuda Thoroughbred. 3. Kuda Poni dengan proporsi yang unik, panjang badannya melebihi tingginya, kedalamannya sama dengan panjang kakinya, dan panjang kepalanya sama dengan bahu (Edward, 1994).
2.2 Klasifikasi Kuda Kuda dapat diklasifikasikan menjadi tipe ringan, tipe berat dan kuda poni. Kuda tipe ringan mempunyai tinggi 145-170 cm saat berdiri, bobot badan 450-700 kg dan sering digunakan sebagai kuda tunggang, kuda tarik atau kuda pacu. Kuda tipe ringan secara umum lebih aktif dan lebih cepat dibanding kuda tipe berat. Kuda tipe berat mempunyai tinggi 145-175 cm saat berdiri, dengan bobot badan lebih dari 700 kg dan biasa digunakan untuk pekerja. Kuda poni memiliki tinggi kurang dari 145 cm jika berdiri dan bobot badan 250-450 kg, berbeda kuda berukuran kecil biasanya juga terbentuk dari keturunan kuda tipe ringan (Ensminger, 1962).
2.3 Sejarah Kuda Polo Kuda banyak digunakan untuk kesenangan berkuda oleh orang-orang dari segala usia. Beberapa kuda digunakan dalam parade dimana penampilannya sangat penting. Kuda sangat penting dalam olahraga, macam macam olahraga kuda seperti pacuan kuda, rodeo dan polo (Bogart dan Taylor, 1977).
9
Kuda Poni Argentina merupakan hasil dari persilangan antara kuda ras Criollo dan Thoroughbreds. Kuda ras Criollo memiliki sifat yang tangguh, kuat dan cerdas dikawin silang dengan Thoroughbreds yang memiliki sifat yang cepat dan daya tahan yang baik untuk menghasilkan keturunan Kuda Poni Argentina terbaik dalam olahraga polo. (Kidd, 1995). Pemilihan tipe dan konformasi dasar kuda poni polo berdasarkan ketahanan dan kecepatannya saat sedang membawa penunggang. Kuda juga harus memiliki kemampuan yang baik untuk berhenti tiba-tiba, berputar, kemudian kembali berlari kearah yang berlawanan. Temperamen kuda harus berani serta cerdas untuk mendeteksi penempatan bola polo (Kacker dan Panwar, 1996). Langkah kaki yang rendah tidak dipermasalahkan karena lebih mudah untuk mengambil bola dari seekor kuda poni yang lebih pendek kakinya (Edwards, 2002). Salah satu peternakan atau tempat yang memiliki kuda untuk olahraga kuda polo di Indonesua adalah Nusantara Polo Club. Berdiri tahun 2005, di bawah bimbingan Letnan Jenderal (Pur.) Prabowo Subianto, didirikan Nusantara Polo Club (NPC). Klub ini mewakili Indonesia untuk pertama kalinya dalam turnamen Kings Cup 2006 di Thailand dan meraih peringkat ketiga di bawah Malaysia dan Jordan. Dalam akhir dari turnamen ini, negara-negara ASEAN: Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, dan Indonesia sepakat untuk membuat polo sebagai cabang olahraga resmi yang dimainkan dalam SEA Games 2007 di Thailand (Tevinsa, 2014). Nusantara Polo Club (NPC) adalah klub polo berkuda eksklusif pertama di Indonesia yang dibangun oleh Prabowo Subianto di kawasan Jagorawi Golf & Country Club. Selain menjadi klub yang terbuka untuk membina olahraga polo
10
berkuda yang saat ini masih belum populer dimainkan di Indonesia, Nusantara Polo Club juga membina tim nasional polo Indonesia yang pada bulan Desember 2007 berkesempatan mewakili Indonesia pada ajang turnamen polo SEA GAMES 2007 Thailand. Pada tahun 2011, Nusantara Polo Club direncanakan akan dijadikan tempat penyelenggaraan turnamen polo berkuda pada South East Asian Games (SEA Games) 2011 Indonesia (Tevinsa, 2014).
2.4 Anatomi dan Fisiologi Kuda Istilah anatomi digunakan untuk menunjukan ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur semua organisme.
Berbeda dengan anatomi yang pada
dasarnya mempelajari struktur, fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari fungsi tubuh secara lengkap dan fungsi semua bagian-bagian tubuh (Frandson,1992).
2.4.1 Panjang Badan Panjang badan diukur dari jarak garis miring antara titik bahu (point of shoulder) sampai bagian pangkal ekor (point of buttocks).
Panjang badan
membantu dalam pergerakan badan kuda sehingga akan lebih cepat dan akan menjamin kesinambungan gerak. Semakin panjang badan maka kecepatan lari kuda akan semakin cepat pada lintasan jarak pendek.
Panjang badan dapat
mempengaruhi kualitas langkah kaki kuda seperti pencapaian jarak lintasan dalam waktu singkat (Bandiati, 1990).
11
2.4.2 Tinggi Pundak Tinggi pundak diukur dengan cara berdiri disisi kuda secara tegak lurus pada suatu dataran dengan ketinggian yang sama dan mengukur dari titik tertinggi pudak sampai ke tanah (Ensminger, 1991).
Keadaan pundak merupakan hal
terpenting karena dapat menentukan kecepatan dan ketangkasan pergerakan seekor kuda. Pundak kuda harus panjang, tonjolan pundak terlihat jelas dan miring. Menurut Sasimowski (1987), megungkapkan tinggi pundak kuda dapat dikatagerogikan sebagai berikut: Tabel 1. Katagori Tinggi Pundak Ukuran Tinggi Pundak < 130 cm 131 – 147 cm 148 - 158 cm 159 – 169 cm >170 cm
Kategori Sangat Kecil Kecil Sedang Besar Sangat Besar
Sumber: Sasimowski, 1978 2.4.3 Sistem Pergerakan Pergerakan atau kerja pada kuda merupakan koordinasi dari rangkaian system kerja tubuh yang mempunyai fungsi-fungsi tersendiri yang tidak dapat dipisahkan. Dapat dijelaskan secara singkat gerak terjadi akibat adanya kontraksi dari otot, kerja otot dalam berkontraksi tak lepas dari peranan energi yang berupa ATP (Adenosine Triphosphat). ATP ini di produksi dari rangkaian metabolisme energi yang terjadi di dalam sel. Oksigen dibutuhkan dalam metabolisme aerobik. Oksigen dialirkan sskeseluruh tubuh melalui darah yang dipompa oleh jantung merupakan bagian dari sistem sirkulasi.
12
Pertukaran oksigen dan karbondioksida pada jantung dan paru-paru terjadi melalui proses difusi yang rumit.
Pengambilan oksigen dari luar tubuh dan
pengeluaran karbondioksida dari dalam tubuh merupakan proses inspirasi dan ekspirasi yang dilakukan oleh paru-paru. Performa yang maksimal dihasilkan dari fungsi optimal hampir semua system tubuh. Dalam berbagai kasus, performa yang maksimal
membutuhkan
system
tubuh
yang
beroprasi
pada
kapasitas
maksimumnya (Hinchcliff, 2008). Kapasitas yang maksimum dapat diperoleh dengan cara latihan-latihan. Latihan dapat dimulai dengan meningkatkan mobilitas sendi dan tendon pada kuda. Waktu yang cukup dan memadai dalam latihan merupakan dasar yang kuat bagi kuda untuk melakukan aktivitas otot lebih tinggi (Gibbs, 2004). Kerja otot memiliki hubungan dengan energi dan konsumsi oksigen oleh tubuh, yang tak lepas dari dua hal penting tentang penilaian bentuk fisik kuda, yaitu: tinggi pundak dan panjang badan. Bobot badan merupakan keseluruhan dari komponen penyusun tubuh termasuk organ-organ didalamnya, serta massa otot. Pada masa otot yang besar memiliki potaensi kekuatan yang besar dalam menunjang kecepatan lari kuda namun akan diikuti dengan bertambahnya bobot badan (Kearns and Keever, 2001). 2.4.4 Sistem Kerangka Kuda Bagian tubuh yang menyusun tinggi pundak dan panjang badan adalah otot dan kerangka, dimana tinggi pundak dan panjang badan merupakan ukuran tubuh yang mempengaruhi pergerakan kuda. Tulang berfungsi sebagai pelindung bagi organ penting dalam tubuh, mendukung bagian-bagian lunak pada tubuh, menyediakan kerangka bagi kuda untuk melakukan gerak. Tulang tersambung ke
13
otot melalui tendon dan ligament. Tulang atau kerangka menyusun kontruksi tinggi pundak terdiri dari kerangka kaki depan, yaitu scapula, humerus, ulna, radius, karpus, metacarpus, falanx proksimal, falanx medialis dan digiti sedangkan kerangka kaki belakang terdiri dari femur, tibia, fibula, tuber kalkis, tarsus, metatarsus dan digiti (Frandson, 1992). Otot-otot kerangka kuda mempunyai perkembangan yang pesat, khususnya pada bangsa kuda atletik. Berbeda dengan kebanyakan mamalia dimana 30-40% dari bobot badan terdiri dari otot dan bangsa kuda bukan atletik sekitar 42% bobot badan terdiri dari otot, pada bangsa kuda atletik lebih dari separuh sekitar 55% dari berat badan dewasa bangsa kuda atletik terdiri dari otot rangka (Hinchcliff, 2008).
14