Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Kurnia Anzhar, Sunarko Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta
[email protected];
[email protected]
ABSTRAK KAJIAN AWAL KONDISI KEGEMPAAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SEBAGAI CALON TAPAK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN). Dalam rangka mendukung program jangka panjang Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) yaitu untuk menjadi lumbung energi masa depan terutama dengan PLTN, telah dilakukan kegiatan penelitian survei pendahuluan tapak PLTN. Salah satu aspek yang dikaji pada survei pendahuluan tapak PLTN adalah aspek kegempaan. Kajian kegempaan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kegempaan di wilayah Babel. Data sekunder yang digunakan adalah data gempa diperoleh dari USGS mulai tahun 1973 sampai dengan 2009, data percepatan tanah maksimum dan data seismotektonik. Diperoleh bahwa kondisi kegempaan di wilayah Babel mempunyai aktivitas sangat rendah dengan nilai percepatan tanah maksimum kurang dari 0,05 g. Kata kunci: Kegempaan, PLTN, Babel
ABSTRACT PRELIMINARY STUDY OF SEISMICITY CONDITIONS AT BANGKA BELITUNG PROVINCE AS CANDIDATE SITE FOR NUCLEAR POWER PLANT (NPP). In order to support long-term program of Bangka Belitung Province Government (Babel), which is to be a barn energy future, especially with the NPP, has conducted a preliminary NPP site survey. One of the aspects that were examined in a preliminary NPP site survey is seismicity. Seismicity study aims to determine the condition of seismicity in the Babel region. The secondary data used were the USGS earthquake data from 1973 to 2009, the peak ground acceleration map and seismotectonic map. Obtained that the conditions of seismicity in the region of Babylon has a very low activity with the value of peak ground acceleration less than 0.05 g. Keywords: seismicity, NPP, Babel
1.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Kegiatan penyiapan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) jangka panjang dilakukan melalui inventarisasi tapak-tapak PLTN di seluruh Indonesia. Kegiatan yang telah berjalan adalah di Wilayah Semenanjung Muria Jawa Tengah, Banten, dan Kalimantan Timur. Selanjutnya pada tahun 2010 dilakukan pra survei tapak PLTN di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pulau Bangka merupakan pulau yang sangat potensial untuk tapak PLTN, mengingat kondisi geologi yang cukup stabil dan jauh dari ancaman gunung berapi. Kendala yang ada saat ini adalah PLTN merupakan produsen listrik dengan kapasitas yang cukup besar, sehingga tidak sesuai dengan kebutuhan listrik di Provinsi Bangka Belitung. Namun pemikiran jangka panjang adalah Provinsi Bangka Belitung menjadi lumbung energi masa depan terutama untuk PLTN, dan listriknya dapat dialirkan ke Sumatera dan Jawa. Rencana pembangunan jembatan Selat Sunda diharapkan dapat mendukung hal tersebut.
ISSN 1979-1208
104
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional Pada tahap awal dilakukan kegiatan pra survei tapak dengan melakukan pengumpulan data sekunder dan konfirmasi lapangan. Salah satu aspek yang dikaji yaitu aspek kegempaan. 1.2.
Tujuan Mengetahui kondisi kegempaan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
1.3.
Ruang Lingkup Kegiatan Daerah kajian meliputi radius 500 km dari Pulau Bangka. Data berupa kejadian gempa dari USGS (sampai tahun 2009), peta seismotektonik dan peta percepatan tanah maksimum.
2.
KONDISI WILAYAH KAJIAN
2.1.
Kondisi Geologi Formasi utama di Pulau Bangka adalah Formasi Tanjung Genting yang didominasi oleh sedimentasi batuan clastic (sandstone) yang berumur triasic yang terendapkan di laut dangkal dan Formasi Klabat yang didominasi oleh intrusi granit berumur Triasic. Sementara Formasi di Pulau Belitung adalah Formasi Kelapakampit yang didominasi oleh batuan metamorf yang berumur karbon akhir dan Formasi Tanjung Pandan yang didominasi oleh batuan Granit yang berumur Triasic (Gambar 1).
Gambar 1. Peta Geologi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Pulau Bangka berlokasi di dataran Sunda dan merupakan bagian yang terangkat. Secara geologi, distribusi bijih timah di Indonesia merupakan kelanjutan dari sabuk granit yang berumur jurassic cretaceous dari Burma, Thailand, Malaysia, Kepulauan Riau (Pulau Singkep, Karimun dan Kundur), Pulau Bangka, Pulau Belitung hingga Pulau Karimata. Sabuk granit ini merupakan deretan Formasi batuan granit dengan kandungan mineral cassiterite tinggi dan disebut sabuk timah. Pulau-pulau di sabuk timah ini diinterpretasikan sebagai sisa dari pegunungan bagian dari Sunda Shelf pada periode pembentukan. Berdasarkan Pupili (1993) bahwa Malaysia, Riau and Kepulauan Bangka termasuk pada kelompok elemen tektonik yang sama. Evolusi tektonik pada daerah ini terjadi sejak awal paleozoic, berdasarkan teori tektonik lempeng, daerah subduksi berada di bagian timur Malaysia, dan pada awalpertengahan mesozoic menghasilkan kepulauan magmatic yang terdiri atas deretan Pulau Kundur, Singkep, Bangka, Belitung dan sebagian Kalimantan Barat.
ISSN 1979-1208
105
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional 2.2.
Kondisi Seismotektonik Zona sumber gempabumi di Indonesia dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok yaitu zona subduksi, zona patahan transform dan zona gempa menyebar (Gambar 2). Semua zona tersebut secara kegempaan adalah aktif tetapi hanya sedikit yang pernah mengalami gempabumi besar (Mw > 9.0) dalam 200 tahun terakhir[2]. Di sekitar wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terdapat zona kegempaan subduksi dan zona transform yang terletak di sebelah Barat Pulau Sumatera dan sebelah Selatan Pulau Jawa dengan jarak rata-rata 500 km. Dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia, wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk wilayah yang jauh dari zona kegempaan selain Kalimantan Barat.
Gambar 2. Zona sumber kegempaan di wilayah Indonesia[2] Jalur kejadian utama gempabumi di sekitar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada di sepanjang jalur subduksi Pulau Sumatera di bagian barat patahan Semangko. (Gambar 3). Distribusi gempa terkonsentrasi di sebelah Barat dari Pulau sumatera yang merupakan zona subduksi dan transform. Distribusi gempa terdekat berada di Laut Jawa dimana berdasarkan mekanisme fokus berupa sesar normal.
Gambar 3. Peta seismotektonik di sekitar wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung [3]
ISSN 1979-1208
106
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
3.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.
Distribusi gempabumi Hasil pengelompokan kejadian gempabumi berdasarkan magnitudo (M) dan kedalaman (D) terlihat bahwa gempabumi dengan Magnitudo antara 4 sampai 6 mendominasi dalam wilayah dengan radius 500 km yaitu sebanyak 1072 kejadian, kemudian gempabumi dengan Magnitudo kurang dari 4 sebanyak 62 kejadian dan gempa dengan megnitudo lebih besar dari 6 sebanyak 12 kejadian. Dalam radius 300 km jumlah kejadian gempabumi berkurang secara drastis yaitu untuk gempa dengan magnitudo antara 4 sampai 6 berjumlah 20 kejadian yang didominasi oleh gempa dalam (D>150km). Sedangkan untuk gempa dengan Magnitudo lebih besar dari 6 dan lebih kecil dari 4 masing-masing hanya 1 kejadian. Dalam Radius 150 km hanya terdapat 1 kejadian gempabumi dengan magnitudo antara 4 sampai 6 pada kedalam kurang dari 50 km. Hasil ini menunjukkan bahwa sumber gempa di sekitar wilayah Provinsi Bangka Belitung didominasi oleh gempa akibat mekanisme subduksi lempeng yang berada di sebelah Barat Pulau Sumatera. Berdasarkan hasil dapat diketahui bahwa kondisi kegempaan di sekitar Provinsi Kep. Bangka Belitung sangat dipengaruhi oleh kejadian gempa dengan jarak antara 300 sampai 500 km. Tabel 1. Tabulasi kejadian gempabumi berdasarkan kedlaaman dan magnitudo Radius 500 km
Radius 300 km
Radius 150 km
Kedalaman
M>6
4<M < 6 M < 4 M>6 4<M< 6 M < 4 M>6 4<M< 6 M < 4
D < 50
8
500
16
0
4
0
0
1
0
50
1
463
20
0
2
0
0
0
0
D > 150
3
109
26
1
14
1
0
0
0
Jumlah
12
1072
62
1
20
1
0
1
0
Keterangan: M= Magnitudo, D = Kedalaman (km) 3.2.
Percepatan gempabumi Berdasarkan peta percepatan tanah maksimum Indonesia dengan kemungkinan terlampaui 2% dalam 50 tahun (gempa 2500 tahunan) [4] diketahui bahwa Wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berada pada nilai kurang dari 0,05 G (Gambar 4). Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kegempaan daerah tersebut sangat rendah.
ISSN 1979-1208
107
Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Energi Nuklir IV, 2011 Pusat Pengembangan Energi Nuklir Badan Tenaga Nuklir Nasional
Gambar 4. Peta percepatan tanah maksimum Indonesia pada kemungkinan terlampaui 2% dalam 50 tahun (gempa 2500 tahunan)[4]
4.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan diperoleh kesimpulan bahwa : Kondisi kegempaan di sekitar Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sangat dipengaruhi oleh kejadian gempa dengan jarak antara 300 sampai 500 km. Kondisi kegempaan di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mempunyai aktivitas sangat rendah dengan nilai percepatan tanah maksimum kurang dari 0,05 g.
DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3] [4]
IAEA, Safety Guide, Site Survey For Nuclear Power Plant, 50-SG-S9, IAEA, Vienna, 1984. IRSYAM, M., DANGKUA, D.T., KUSUMASTUTI, D., KERTAPATI, E.K., ethodology of Site-Specific Seismic Hazard Analysis for Important Civil Structure, Civil Engineering Dimension, Vol. 9, No.2, 103-112, 2007. KERTAPATI, E., SOEHAIMI A., DJUHANDA A., Peta Seismotektonik Indonesia, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, 1992. IRSYAM, M., SENGARA, W., ALDIAMAR, F., WIDIYANTORO, S., TRIYOSO, W., HILMAN, D., KERTAPATI, E., MEILANO, I., SUHARDJONO, ASRURUFAK, M., RIDWAN, M., Ringkasan Hasil Studi Tim Revisi Peta Gempa Indonesia 2010, 2010
ISSN 1979-1208
108