PENGARUH JARAK DOMISILI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERSONEL KODIM 0609/KAB.BANDUNG
THE INFLUENCE OF RESIDENTIAL DISTANCE AND MOTIVATION ON THE PERFORMANCE OF KODIM 0609/KAB.BANDUNG Krisna Pribudi Universitas Pertahanan (
[email protected])
Abstrak
-
Fenomena
yang
terjadi
di
satuan
Kodim
0609/Kab.Bandung
adalah
ketidaktersediaan asrama militer sebagai fasilitas tempat tinggal bagi anggota. Kondisi ini menyebabkan anggota menggunakan rumah pribadi atau sewa yang tersebar di wilayah Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kota Cimahi. Atas dasar fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jarak
tempat
tempat
tinggal
dan
motivasi
terhadap
kinerja
personel
Kodim
0609/Kab.Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan tehnik dokumentasi dan kuesioner untuk mengukur variabel tempat tinggal, motivasi dan kinerja. Penelitian dilakukan atas 77 responden, yaitu personel Kodim 0609/Kab.Bandung yang bertempat tinggal di luar asrama. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan variabel jarak domisili dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja sebesar 83,2%. Sedangkan secara parsial jarak domisili berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja sebesar 73,1%, dan motivasi berpengaruh tidak secara signifikan terhadap kinerja sebesar 10,5%. Kata Kunci: Jarak Tempat Tinggal, Motivasi, Kinerja
Abstract - The phenomenon that occurs in Kodim 0609/Kab.Bandung is the unavailability of military barracks or hostel as residential facilities for its personnels. This condition causes the personnels to use their own houses or even rent scattered in Kab. Bandung, Kab. Bandung Barat and Kota Cimahi. Base on these phenomena, this research was conducted to determine the measurement of the residential distance and motivation influence on the performance of Kodim 0609/Kab.Bandung personnels. The method used in this research is quantitative method using documentation and questionnaires technique to measure variable residential distance and performance. The research was conducted on 77 respondents, namely Kodim 0609/Kab.Bandung personnel who resides outside the military hostel. The result showed that the residential distance and motivation does influence the performance of personnels simultaneously of 83,2%. However, partially, the residential distance takes effect of 73,1% to the personnels performance significantly, while the motivation takes effect of 10,5% to the personnels performance insignificantly. Keywords: Residential Distance, Motivation, Performance
Pendahuluan
D
Dengan
salah
satu
yang
alam mendukung pelaksanaan
mempengaruhi keberhasilan Kodim dalam
tugas
melaksanakan
pokoknya,
Komando
Distrik Militer sebagai satuan
kewilayahan
demikian,
adalah
kinerja personel Kodim itu sendiri. Kinerja adalah sesuatu yang tidak dapat dilihat dan
Keberhasilan
diukur. Dalam mengukur kinerja seseorang
pembinaan satuan menuntut Sumber Daya
yang tidak terlihat oleh kasat mata dalam
Manusia (SDM) yang berkinerja tinggi.
suatu
Personel
sikap
indikator yang dapat dinilai atau diukur.
kemampuan
Ada enam Indikator untuk mengukur
profesional sangat mungkin mempunyai
kinerja karyawan secara individu menurut
prestasi kerja dalam melaksanakan tugas
Robbins,
sehingga lebih berdaya dan berhasil guna.
Ketepatan waktu; Efektivitas; Kemandirian;
satuan.
satuan
pengabdian,
AD
pokoknya
melaksanakan
pembinaan
TNI
tugas
yang
disiplin,
memiliki
dan
organisasi,
yaitu;
diperlukan
Kualitas;
indikator-
Kuantitas;
dan
Komitmen
kerja.1
Dari
indikator-
tentang EKKO) menjelaskan bahwa secara
indikator tersebut, kinerja seseorang dapat
kuantitas,
diukur dari tingkat kehadiran, intensitas
Satuan Bantuan Administrasi (Satbanmin)
perijinan dan efektifitas kerjanya di kantor.
dan
Kodim
fasilitas
Satuan
perumahan
Komando
untuk
Kewilayahan
0609/Kab.Bandung
(Satkowil) ialah dapat menampung minimal
merupakan salah satu Satuan Komando
60% jumlah personel satuan sesuai Tabel
Kewilayahan jajaran Korem 062/TN di
Organisasi dan Peralatan/Daftar Susunan
bawah
Personel dan Peralatan (TOP/DSPP).3
Komando
Daerah
Militer
III/Siliwangi memiliki fenomena yang tidak
Gambaran tersebut menimbulkan
biasa. Di segi personel, data terakhir
dugaan bahwa fenomena tempat tinggal
menunjukan
yang kurang ideal tersebut berpengaruh
untuk
0609/Kab.Bandung
Makodim
memiliki
jumlah
terhadap
kinerja
personel
Kodim
personel 96% dari TOP/DSPP.2 Sementara
0609/Kab.Bandung yang muaranya adalah
itu, dari segi pangkalan, perumahan dinas
tugas pokok Satuan. Walaupun demikian,
yang
perlu
ada
hanya
diperuntukan
bagi
dipertimbangkan
juga
kondisi
Komandan Kodim dan Kepala Staf Kodim
motivasi personel sebagai salah satu
serta Komandan Komando Rayon Militer
pendorong personel untuk menampilkan
(Koramil), selebihnya menggunakan rumah
kinerja yang terbaik. Oleh karena itu,
pribadi yang tersebar di wilayah Kabupaten
melalui penelitian ini, penulis mengangkat
Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan
tema
Kota Cimahi. Hal tersebut menunjukan
motivasi dengan kinerja personel Kodim
adanya ketidaksesuaian jumlah perumahan
0609/Kab. Bandung dengan judul Pengaruh
bila
standarisasi
jarak tempat tinggal dan motivasi terhadap
perumahan anggota Kodim. Buku Petunjuk
kinerja personel Kodim 0609/Kab.Bandung
Teknis tentang Evaluasi Kemantapan dan
dengan
Kesiapsiagaan
penelitian ini antara lain ; Terdapat
berpedoman
pada
Operasional
(Bujuknis
hubungan
hipotesis
tempat
yang
tinggal
dibuat
dan
dalam
pengaruh jarak tempat tinggal terhadap 1
Robbins, Stephen P.,Perilaku Organisasi, PT Indeks, Jakarta : Kelompok Gramedia, 2006, hlm 260 2 Kodim 0609/Kab. Bandung,Laporan Evaluasi Kemantapan dan Kesiapsiagaan Operasional Semester II,2015
3
Mabesad,Buku Petunjuk Teknis tentang Evaluasi Kemantapan dan Kesiapsiagaan Operasional, 2014,hlm 12
kinerja
personel
Kodim
0609/Kab.
Kondisi diri ini ditekankan pada penghasilan
pengaruh motivasi
dan siklus kehidupannya. Lokasi dalam
terhadap kinerja personel Kodim 0609/Kab.
konteks ini berkaitan erat dengan jarak
Bandung; dan Terdapat pengaruh jarak
terhadap tempat kerja (accesibility to
tempat tinggal dan motivasi terhadap
employment).
kinerja
Heimstra
Bandung; Terdapat
personel
Kodim
0609/Kab.
Bandung.
4
dan
memberikan
Selain itu, Norman W. Leslie
H.
kriteria
Mc.
Farlins
lokasi
dimana
Beberapa tinjauan pustaka dan
seseorang akan merasa cocok tinggal pada
teori yang mendasari penelitian ini adalah
suatu tempat antara lain memperhatikan
tentang letak atau posisi perumahan yang
lima
berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan
permukiman, yaitu; Kepadatan lingkungan
lainnya,
permukiman
termasuk
dengan
aspek
unsur
kenyamanan
(neighborhood
lingkungan
density);
perekonomian dan pekerjaan. Sehingga,
Akses ke fasilitas (accessibility of facilities);
diperlukan adanya suatu keseimbangan
Rumah penghuni (responsdent’s home);
antara tempat tinggal atau residential
Kecocokan
location
Tingkat
Dalam
dengan hal
ini
aspek-aspek John
F.C
lainnya. Turner
sosial
(social
pemeliharaan
compality); perumahan
(neighborhood maintenance level)5
mengemukakan teori mobilitas tempat
Sementara
untuk
motivasi,
tinggal dengan istilah residential mobility.
menurut Rivai, motivasi adalah serangkaian
Teori ini dijabarkan dalam laporan yang
sikap dan nilai-nilai yang mempengaruhi
merupakan
“housing
individu untuk mencapai hal yang spesifik
priorities, settlement patterns, and urban
sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan
development in modernizing countries”. Ada
nilai tersebut merupakan suatu yang
beberapa dimensi yang bergerak paralel
invisible yang memberikan kekuatan untuk
dengan mobilitas tempat tinggal, yang
mendorong individu bertingkah laku dalam
hasil
penelitian
salah satunya adalah dimensi lokasi, yang mengacu pada tempat-tempat tertentu suatu kota yang dianggap paling cocok untuk tempat tinggal dalam kondisi dirinya.
4
Turner, J.F.C, Housing is a Verb, in Freedom to Build, eds: Turner J.F.C.,Fichter R, The Macmilian Company,2004 5 Heimstra, Norman W. And McFarlins, Leslie.H, Environment Psichology, California : Brooks/Cole Publishing Company, 1974.
mencapai
tujuan.
Apabila
individu
termotivasi, maka individu akan membuat
kapasitas kerja, dan merupakan kebutuhan tingkat tinggi.7
pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu
karena
dapat
Sedangkan
untuk
kinerja,
memuaskan
indikator-indikator yang dapat dinilai atau
keinginannya6. Juga teori hirarki kebutuhan
diukur. Secara teori ada beberapa indikator
yang
yang
dikembangkan
oleh
Maslow.
dapat
dijadikan
Menurutnya bahwa manusia memiliki lima
pengukuran
kebutuhan
Kebutuhan
organisasi. Ada enam Indikator untuk
(physiological
mengukur kinerja karyawan secara individu
needs) manifestasinya dalam tiga hal yaitu
menurut Robbins, yaitu; Kualitas. Kualitas
Sandang, pangan, dan papan; Kebutuhan
kerja
rasa aman (safety needs). Manifestasinya
terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan
berupa keamanan jiwa dimana manusia itu
serta
berada, keamanan harta, perlakuan yang adil,
keterampilan dan kemampuan karyawan;
pensiuan dan jaminan hari tua; Kebutuhan
Kuantitas.
sosial (social needs). Manifestasinya berupa
dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti
persahabatan, kasih sayang, keakraban,
jumlah unit dan siklus aktivitas yang
penerimaan dan keterikatan; Kebutuhan
diselesaikan; Ketepatan waktu. Merupakan
akan penghargaan dan prestise (esteem
tingkat aktivitas diselesaikan pada awal
needs).
juga
waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut
kebutuhan ego yang manifestasinya berupa
koordinasi dengan hasil output serta
ingin
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk
dengan
mempertahankan
hidup
Kebutuhan
desegani,
urutan;
ini
dihormati,
disebut
kewibawaan
kinerja
parameter
diukur
dari
seseorang
persepsi
kesempurnaan
Merupakan
karyawan
tugas
terhadap
jumlah
Efektivitas.
dalam
yang
memperoleh kedudukan dan penghargaan;
aktivitas
lain;
Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja
tingkat
penggunaan
(self actualization). Manifestasinya tampak
organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan
pada keinginan mengembangkan mental dan
baku)
dimaksimalkan
Merupakan
sumber
dengan
daya
maksud
menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya; Kemandirian. 6
Veithzal Rivai. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan : Dari Teori Ke Praktik, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hlm 255
7
A.H. Maslow,Motivasi & Perilaku. Penerjemah Redaksi (Semarang: Dahara Prize,2007) hal 3
Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya; dan Komitmen kerja. Merupakan tingkat
dimana
komitmen
kerja
pegawai
mempunyai
dengan
instansi
dan
tanggung jawab pegawai terhadap kantor. Pengukuran persepsi
dengan pegawai
menggunakan
dalam
membina
hubungan dengan instansi serta tanggung jawab dan loyalitas pegawai.8 Metode Penelitian Desain
yang
digunakan
dalam
penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang ada atau tidaknya dan kuat atau lemahnya hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Adapun model desain penelitian ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
8
Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi, PT Indeks, Jakarta : Kelompok Gramedia, 2006, hlm 260.
Gambar 1 Skema Desain Penelitian Keterangan : X1
=
Jarak Tempat tinggal
X2
=
Motivasi
Y
=
Kinerja personel Kodim
Instrumen
yang
respon diberi skor berdasarkan skala sikap.
digunakan dalam pengukuran variabel
Setelah menentukan instrumen penelitian
tempat tinggal (X1) adalah data alamat
yang
personel untuk mengklasifikasikan jarak
pengukurannya,
tempat tinggal anggota ke Markas Kodim
adalah menguji tingkat reliabilitas dan
0609/Kab.Bandung. Sedangkan Instrumen
validitas dari alat ukur (instrumen). Uji
penelitian
untuk
tersebut diperlukan untuk memaksimalkan
mengukur variabel motivasi dan kinerja (Y)
kualitas alat ukur, agar kecenderungan
adalah angket dengan menggunakan Skala
keliru dapat diminimalkan. Formula yang
Likert. Tingkat pengukuran dengan skala
digunakan
Likert digunakan dalam penskoran sikap
instrumen dalam penelitian ini adalah
untuk mengukur kinerja anggota Kodim
koefisien alfa (α) dari Cronbach (1951),
0609/Kab.Bandung.
yaitu:
yang
penelitian
digunakan
Setiap
kategori
k b ) r 11 ( )(1 k 1 ( 2t ) 2
Dimana : r11
: Koefisien Alpha Cronbach
digunakan
dalam
dan
langkah
menguji
metode selanjutnya
reliabilitas
k
: Jumlah butir pertanyaan
b2
:
t2
: Jumlah varian total
Jumlah varian butir
Uji reliabilitas instrumen dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya.Hasil pengukuran dapat dipercaya bila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok yang sama (homogen) diperoleh hasil yang relatif sama. 9 Sedangkan untuk uji validitas instrumen, formula yang digunakan adalah koefisien korelasi Pearson’s Product Moment dari Karl Pearson, yaitu :
Dimana : rxy
:
koefisien korelasi
n
:
jumlah responden uji coba
Xi
:
skor item ke i
∑ Xi
:
jumlah skor item ke i
Xi2
:
kuadrat skor item ke i
∑ Xi2
:
jumlah skor dari kuadrat item ke i
∑ Yi
:
Total jumlah skor dari tiap responden
Yi2
:
kuadrat jumlah skor dari tiap responden
∑ Yi 2
:
total dari kuadrat jumlah skor dari tiap responden
∑ Xi Yi
:
jumlah hasil kali item ke i dengan
jumlah skor dari tiap
responden
9
Somantri, Ating, Aplikasi Statistika dalam Penelitian ,Bandung : Pustaka Setia, 2006, hlm 47
Prosedur dilakukan
uji
selanjutnya,
regresi
dan
sebelum hipotesis,
pengamatan ke pengamatan yang lain. data
tidak
terjadi
masalah
dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji
heteroskedastisitas. Data yang baik adalah
kesahihan atau keabsahan hasil estimasi
tidak bersifat heteroskedastisitas atau
model regresi. Uji asumsi klasik yang
bersifat
dilakukan
adalah
uji
homokedastisitas
sehingga
normalitas,
uji
analisis regresi linier dapat dilanjutkan. Uji
dan
uji
heteroskedastisitas yang digunakan adalah
heteroskedastisitas. Uji normalitas data
dengan menggunakan metode Glejser
bertujuan
SPSS.
multikolinearitas
untuk
mengetahui
apakah
dalam sebuah model regresi mempunyai
Setelah
uji
Asumsi
klasik,
distribusi data yang normal atau tidak.
selanjutnya dilakukan uji regresi linear
Model regresi yang baik adalah distribusi
berganda
data yang normal atau mendekati normal.
hubungan antara variabel independen
Uji normalitas yang digunakan adalah
dengan variabel dependen apakah masing-
dengan metode Kolmogorov-Smirnov (K-
masing variabel independen berhubungan
S). Uji multikolinearitas digunakan untuk
positif
mengetahui
memprediksi nilai dari variabel dependen
ada
penyimpangan
atau
tidaknya
asumsi
klasik
apabila
untuk
atau
nilai
mengetahui
negatif
variabel
dan
arah
untuk
independen
multikolinearitas yaitu adanya hubungan
mengalami kenaikan atau penurunan. Data
linear antar variabel independen dalam
yang digunakan biasanya berskala interval
model regresi. Uji heteroskedastisitas
atau rasio. Persamaan regresi linear
digunakan untuk melihat apakah terdapat
berganda sebagai berikut :
ketidaksamaan varians dari residual satu Y = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn Keterangan: Y
: Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2
: Variabel independen
a
: Konstanta (nilai Y apabila X1, X2…..Xn = 0)
b
: Koefisien regresi (nilai peningkatan/penurunan)
Setelah itu, dilakukan uji korelasi
Hasil dan Pembahasan
bertujuan untuk menguji hubungan antara
Tehnik pengumpulan data yang
dua variabel yang tidak menunjukan
digunakan dalam penelitian ini adalah
hubungan
metode
fungsional,
Koefisien
dokumentasi
dan
kuesioner.
determinasi untuk mengukur besarnya
Personel yang dijadikan responden adalah
kontribusi
semua anggota Kodim 0609/Kab.Bandung
variabel
variabel
bebas
tergantungnya.
terhadap Selain
itu
yang bertempat tinggal di luar Asrama
dilakukan juga uji simultan (Uji F) untuk
sejumlah 77 orang, yang terdiri dari 52
mengukur bersarnya pengaruh variabel-
orang anggota TNI (47 orang putra dan 5
variabel bebas secara simultan, serta uji
orang putri) dan 25 orang anggota PNS (10
parsial (Uji t) untuk mengukur besar
orang putra dan 15 orang putri). Dari
pengaruh masing-masing variabel.
penelitian
penilaian
variabel
tempat
tinggal (X1) dengan metode dokumentasi diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1. Frekuensi Tempat Tinggal Valid
Cumulative
Percent
Percent
21.8
22.1
22.1
22
28.2
28.6
50.6
3
23
29.5
29.9
80.5
4
15
19.2
19.5
100.0
Total
77
98.7
100.0
System
1
1.3
78
100.0
Valid
Missing
Total
Frequency
Percent
1
17
2
Tabel di atas menjelaskan bahwa 77 orang
kategori 2 (dekat), 23 orang atau 29,9%
responden terdiri dari ; 17 orang atau 22,1%
dengan kategori 3 (jauh), dan 15 orang
dengan kategori tempat tinggal 1 (sangat
atau 19,5% dengan kategori 4 (sangat
dekat), 22 orang atau 28,6% dengan
jauh). Sementara itu untuk memudahkan
interpretasi
hasil
penilaian
variabel
pada kriteria skor tanggapan responden
motivasi dan kinerja, peneliti mengacu
sebagai berikut :
Tabel 2. Kriteria Sikap Responden No.
Jumlah Skor
Kriteria
1
1 – 1,75
Tidak Baik
2
1,76 – 2,50
Kurang Baik
4
2,51 – 3,25
Baik
5
3,26 - 4
Sangat Baik
Penilaian variabel motivasi (X2) diperoleh tanggapan responden sebagai berikut : Tabel 3. Tanggapan Responden terhadap Variabel Motivasi Jawaban Responden
No.
Total
Skor
Rata-
Aktual
rata
Kriteria
Pernyataan
SS
S
TS
STS
21
30
46
1
0
77
260
3.38
Sangat Baik
22
14
56
7
0
77
238
3.09
Baik
23
3
57
17
0
77
217
2.82
Baik
24
0
51
26
0
77
205
2.66
Baik
25
3
70
4
0
77
230
2.99
Baik
26
0
30
47
0
77
184
2.39
27
16
48
13
0
77
234
3.04
Baik
28
5
69
3
0
77
233
3.03
Baik
29
0
24
53
0
77
178
2.31
30
28
48
1
0
77
258
3.35
Sangat Baik
31
14
55
8
0
77
237
3.08
Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
32
1
49
27
0
77
205
2.66
33
0
19
58
0
77
173
2.25
34
0
30
47
0
77
184
2.39
1078
3036
2.82
Tanggapan
responden
keseluruhan pengukuran
terhadap
item/pernyataan variabel
motivasi
dapat
disimpulkan
Baik Kurang Baik Kurang Baik Baik
bahwa
tanggapan
dalam
responden secara keseluruhan terhadap
adalah
variabel
sebesar 3036 dan skor rata-rata sebesar
motivasi
rata-rata
tergolong
dalam kategori baik.
2.82, termasuk dalam kategori baik berada pada rentang interval 2,51 – 3,25. Jadi
Sedangkan penilaian variabel Kinerja (Y) diperoleh tanggapan responden sebagai berikut : Tabel 4. Tanggapan Responden terhadap Variabel Kinerja Jawaban Responden
No.
Total
Skor
Rata-
Aktual
rata
Kriteria
Pernyataan
SS
S
TS
STS
1
43
34
0
0
77
274
3.56
Sangat Baik
2
19
58
0
0
77
250
3.25
Baik
3
11
32
34
0
77
208
2.70
Baik
4
3
68
6
0
77
228
2.96
Baik
5
22
51
4
0
77
249
3.23
Baik
6
11
52
14
0
77
228
2.96
Baik
7
17
49
11
0
77
237
3.08
Baik
8
26
39
12
0
77
245
3.18
Baik
9
24
47
5
1
77
248
3.22
Baik
10
21
44
11
1
77
239
3.10
Baik
11
9
61
7
0
77
233
3.03
Baik
12
6
46
25
0
77
212
2.75
Baik
13
11
56
10
0
77
232
3.01
Baik
14
13
39
24
1
77
218
2.83
Baik
15
11
49
16
1
77
224
2.91
Baik
16
7
31
30
9
77
190
2.47
17
1
12
58
6
77
162
2.10
18
31
46
0
0
77
262
3.40
Baik
19
19
56
2
0
77
248
3.22
Baik
20
9
23
38
7
77
188
2.44
Sangat Baik
1540
4575
2.97
Baik
Tanggapan
responden
keseluruhan pengukuran
terhadap
item/pernyataan variabel
Baik Kurang Baik
variabel kinerja rata-rata tergolong dalam
dalam
kategori baik.
adalah
Uji validitas dilakukan dengan
sebesar 4575 dan skor rata-rata sebesar
menggunakan Software Statistical Program
2.97, termasuk dalam kategori baik berada
of Social Science (SPSS) ver.20 for Windows.
pada rentang interval 2,51 – 3,25. Jadi
Adapun hasil dari perhitungan dengan
dapat
menggunakan SPSS 20 untuk variabel (Y)
disimpulkan
kinerja
Kurang
bahwa
tanggapan
responden secara keseluruhan terhadap
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Uji Validitas Variabel
No Item
r xy
r tabel
Keterangan
1
2
3
4
5
1
0.621
0.227
Valid
2
0.566
0.227
Valid
3
0.678
0.227
Valid
Kinerja (Y)
Motivasi (X2)
1
Motivasi (X2)
4
0.381
0.227
Valid
5
0.434
0.227
Valid
6
0.656
0.227
Valid
7
0.628
0.227
Valid
8
0.641
0.227
Valid
9
0.354
0.227
Valid
10
0.645
0.227
Valid
11
0.496
0.227
Valid
12
0.408
0.227
Valid
13
0.518
0.227
Valid
14
0.529
0.227
Valid
15
0.274
0.227
Valid
16
0.330
0.227
Valid
17
0.354
0.227
Valid
18
0.535
0.227
Valid
19
0.476
0.227
Valid
20
0.245
0.227
Valid
21
0.419
0.227
Valid
22
0.386
0.227
Valid
23
0.544
0.227
Valid
2
3
4
5
24
0.230
0.227
Valid
25
0.307
0.227
Valid
26
0.347
0.227
Valid
27
0.893
0.227
Valid
28
0.298
0.227
Valid
29
0.650
0.227
Valid
30
0.389
0.227
Valid
31
0.346
0.227
Valid
32
0.459
0.227
Valid
33
0.409
0.227
Valid
34
0.488
0.227
Valid
Dari tabel tersebut,dapat terlihat bahwa
Selanjutnya
koefisien korelasi semua butir pertanyaan
Reliabilitas
uji
varibel X2 dan Y dinyatakan valid, karena
peneitian
variabel
koefisien korelasinya lebih dari 0,227.
variabel
kinerja
hasil
pengukuran
terhadap
instrumen
motivasi
(Y)
(X2)
dan
didapatkan
hasil
sebagai berikut : Tabel 6. Hasil Perhitungan Koefisien Uji Reliabilitas Variabel X2 Koefisien
Variabel
Reliabilitas
r tabel
Keterangan
Motivasi (X2)
0.696
0.227
Reliabel
Kinerja Anggota (Y)
0.819
0.227
Reliabel
Dari perhitungan di atas di dapatkan Nilai
disugestikan reliabel dan seluruh tes
Cronbach Alpha untuk variabel motivasi
secara konsisten memiliki reliabilitas yang
(X2) sebesar 0.696 , artinya seluruh item
kuat.
disugestikan reliabel dan seluruh tes
Selanjutnya hasil dari prosedur uji
secara konsisten memiliki reliabilitas yang
asumsi
moderat. Sedangkan untuk variabel kinerja
didapatkan hasil uji normalitas dengan
(Y) didapatkan Nilai Cronbach Alpha
menggunakan
sebesar 0.819 , artinya
Smirnov (K-S) sebagai berikut :
seluruh item
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas.
klasik
yang
metode
dilaksanakan,
Kolmogorov-
Unstandardized Residual N
77 Mean
0E-7
Normal Parametersa,b Std.
2.29850809
Deviation Most Extreme Differences
Absolute
.091
Positive
.080
Negative
-.091
Kolmogorov-Smirnov Z
.800
Asymp. Sig. (2-tailed)
.545
Berdasarkan output di atas, diketahui
data
yang
kita
uji
berdasarkan
bahwa nilai signifikansi sebesar 0.545 >
Kolmogorov-Smirnov berdistribusi normal.
0.05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dari uji multikolinearitas didapatkan hasil :
Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas. Unstandardize Standardized Model
d Coefficients B
(Constant) 1
TEMPAT TINGGAL MOTIVASI
Std. Error
Coefficients
Collinearity t
Sig.
Beta
Statistics Tole rance
60.967
9.659
6.312
-4.353
.607
-.801
.233
.210
.124
7.166 1.111
VIF
.000 .000
.177 5.657
.270
.177 5.657
Berdasarkan output di atas, diketahui
regresi bebas dari multikolinearitas. Uji
bahwa nilai tolerance semua variabel
Asumsi klasik yang terakhir adalah uji
independen > 0.1 dan nilai VIF semua
heteroskedastisitas dengan metode Glejser
variabel independen < 10, sehingga model
SPSS, didapatkan hasil :
Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Glejser SPSS. Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B (Constant) TEMPAT
1
TINGGAL MOTIVASI
Std. Error
2.596
6.563
-.322
.413
-.004
.143
Nilai t tabel dicari pada distribusi
t
Sig.
Beta .396
.694
-.781
.437
-.008 -.028
.978
-.211
terjadi
masalah
heteroskedastisitas.
nilai t tabel dengan N = 77 dan t 0.025
Dengan
demikian
dapat
maka
bahwa
diperoleh
Berdasarkan
t
uji
tabel
=
0.677.
heteroskedastisitas
data
di
disimpulkan
atas
bersifat
homokedastisitas sehingga analisis regresi
dengan metode Glejser diperoleh nilai t
linier dapat dilanjutkan.
hitung lebih kecil dari t tabel dan nilai
Tahap
berikutnya
adalah
signifikansi lebih besar dari 0.05. Sehingga
pengolahan data melalui analisis regresi
dapat disimpulkan bahwa data tidak
berganda, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 10. Analisis Regresi Berganda. Model
Unstandardize Standardize d Coefficients
t
Sig.
Correlations
d Coefficients
B
Std.
Beta
Zero- Partial Part
Error (Constant ) 1
TEMPAT TINGGAL MOTIVAS I
order
60.967
9.659
6.312
-4.353
.607
-.801
.233
.210
.124
7.166 1.111
.000
.000
-.913
.270
.851
-.640
.337
.128 .052
Dari tabel di atas, persamaan regresi yang
satuan
terbentuk adalah :
independen lain nilainya tetap,
Y = 60.967 – 4.353X1 + 0.233X2 + e
maka
Persamaan
Regresi
tersebut
dapat
akan
variabel
menurunkan
nilai
variabel Kinerja (Y) sebesar 4.353.
dijelaskan sebagai berikut :
sementara
Koefisien regresi variabel motivasi
Berdasarkan tabel di atas, dapat
(X2) adalah sebesar 0.233, yang
dijelaskan bahwa nilai Constanta
berarti
sebesar 60.967 yang berarti bila
motivasi
semua variabel independen yang
sebesar
terdiri dari jarak tempat tinggal
variabel independen lain nilainya
dan motivasi bernilai 0, maka
tetap, maka akan menaikan nilai
Kineja/Prestasi Organisasi akan
variabel Kinerja (Y) sebesar 0.233.
bernilai 60.967.
Analisis berikutnya adalah analisis
bahwa
jika
mengalami 1
satuan
variabel kenaikan sementara
Koefisien regresi variabel jarak
korelasi yang bertujuan untuk menguji
tempat tinggal (X1) adalah sebesar
hubungan antara dua variabel yang tidak
-4.353, yang berarti bahwa jika
menunjukan hubungan fungsional. Dari
variabel
pengolahan data yang telah dilakukan,
jarak
tempat
tinggal
mengalami kenaikan sebesar 1
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 11. Analisis Korelasi. KINERJA
TEMPAT
MOTIVASI
TINGGAL KINERJA Pearson Correlation
1.000
-.913
.851
TEMPAT TINGGAL
-.913
1.000
-.907
MOTIVASI
.851
-.907
1.000
.
.000
.000
TEMPAT TINGGAL
.000
.
.000
MOTIVASI
.000
.000
.
77
77
77
KINERJA Sig. (1-tailed)
N
KINERJA
TEMPAT TINGGAL
77
77
77
MOTIVASI
77
77
77
Korelasi antara jarak tempat tinggal (X1)
berarti
dengan Kinerja (Y) adalah sebesar -0,913
hubungan korelasi yang ada adalah arah
yang berarti korelasi sangat kuat. Arah
hubungan positif yang berarti pada saat
hubungan korelasi yang ada adalah arah
motivasi (X2) mengalami kenaikan, maka
hubungan negatif yang berarti pada saat
Kinerja (Y) akan mengalami kenaikan dan
jarak tempat tinggal (X1) mengalami
sebaliknya. Nilai signifikasi yang ada adalah
kenaikan,
0,000 < 0,05 yang berarti korelasi yang ada
maka
Kinerja
(Y)
akan
mengalami penurunan dan sebaliknya.
korelasi
sangat
kuat.
Arah
adalah korelasi yang signifikan.
Nilai signifikasi yang ada adalah 0,000 <
Untuk
analisa
koefisien
0,05 yang berarti korelasi yang ada adalah
determinasi yang merupakan besarnya
korelasi
kontribusi
yang
signifikan.
Sedangkan
variabel
bebas
terhadap
korelasi antara motivasi (X2) dengan
variabel tergantungnya didapatkan hasil
Kinerja (Y) adalah sebesar 0.851 yang
sebagai berikut :
Tabel 4.49 Koefisien Determinasi. Model
1
R
R Square .915a
Adjusted R
Std. Error of
Durbin-
Square
the Estimate
Watson
.837
.832
2.329
1.645
a. Predictors: (Constant), MOTIVASI, TEMPAT TINGGAL b. Dependent Variable: KINERJA
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat
(Kinerja) adalah sebesar 83.2% sisanya
bahwa nilai adjusted R-square dari model
sebesar 16.8% dijelaskan oleh variabel lain
regresi yang terbentuk dalam penelitian ini
yang tidak dimasukan ke dalam model.
adalah sebesar 0.832 yang menunjukan
Uji
F ini
(uji
simultan)
dilakukan
dalam
bahwa kemampuan variabel independen
penelitian
dengan
dalam menjelaskan variabel dependen
membanding nilai signifikasi pada tabel
ANOVA dengan tingkat signifikasi yang
disimpulkan
bahwa
secara
digunakan (alpha). Apabilai nilai signifikasi
variabel
lebih kecil dari nilai alpha, maka dapat
terhadap variabel dependen.
independen
simultan
berpengaruh
Tabel 4.50 Uji Simultan (Uji F). Model
Sum of
df
Mean
Squares Regression 1
Residual Total
F
Sig.
Square
2057.183
2
401.519
74
2458.701
76
.000b
1028.591 189.570 5.426
a. Dependent Variable: KINERJA b. Predictors: (Constant), MOTIVASI, TEMPAT TINGGAL Dari hasil output regresi di atas,
digunakan untuk memprediksi Kinerja.
dapat dilihat bahwa secara simultan
Dengan demikian dapat disimpulkan jarak
variabel independen memiliki pengaruh
tempat
yang
simultan
signifikan
terhadap
variabel
independen. Hal ini dapat dibuktikan dari
tinggal
dan
mempunyai
motivasi
secara
pengaruh
yang
signifikan terhadap kinerja.
nilai F hitung sebesar 189.570 sedangkan
Untuk menguji pengaruh parsial
nilai F tabel adalah dengan df : α,(k-1),(n-k)
dalam penelitian ini digunakan uji t. Uji t
atau df : 0,05 (3-1), (77-3) adalah 3,12 yang
digunakan untuk menguji pengaruh secara
berarti bahwa F hitung > F tabel. Hal ini
parsial
juga dapat dilihat dengan besarnya nilai
terhadap variabel tergantungnya. Uji t
probabilitas 0,000 yang berarti lebih kecil
yang dilakukan menggunakan uji dua sisi
dari
(two tail test), dengan α = 5%, maka
pada
tingkat
signifikasi
yang
digunakan yaitu 0,05 atau 5 %, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi dapat
(pervariabel)
variabel
bebas
diperoleh nilai t tabel sebagai berikut :
t-tabel (t-kritis) = |α ; df = (n-k-1)| = 0,05 , 77-2-1 = 1.9925 Selain membandingkan nilai t tabel dengan
probabilitas variabel independen lebih
t
kecil
hitung,
variabel
untuk
mengetahui
independen
apakah
dari
tingkat
signifikasi
yang
berpengaruh
digunakan yaitu 5% atau 0,05, maka dapat
signifikan terhadap variabel dependen
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
dalam penelitian ini juga dilakukan dengan
signifikan variabel dependen terhadap
melihat nilai probabilitas masing-masing
variabel independen.
variabel
data, didapatkan hasil sebagai berikut :
independen.
Apabila
nilai
Dari pengolahan
Tabel 4.51 Uji Parsial (Uji t). Model
Unstandardize Standardize d Coefficients
t
Sig.
Correlations
Collinearity
d
Statistics
Coefficients B
Std.
Beta
Zero- Par Part Tole
Error
orde tial
ranc
r (Constant)
1
TEMPAT TINGGAL
MOTIVASI
60.96 7
-4.353
.233
9.659
.607
6.312
-.801
.210
.124
1.111
e
.00 0
- .00 7.166
VIF
0 .27 0
-.913
.64 0
.337
.851 .128 .052
.177
5.657
.177
5.657
a. Dependent Variable: KINERJA
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui
signifikasi 0,000 yang berarti lebih kecil dari
uji parsial masing-masing variabel pada
tingkat signifikasi yang digunakan yaitu
penelitian ini bahwa nilai t hitung jarak
0,05 (alpha = 5%). Sedangkan secara
tempat tinggal adalah 7.166 yang berarti
prosentase menggunakan formulasi Beta X
lebih besar dari t tabel 1.9925 dengan nilai
Zero Order, didapatkan pengaruh jarak
domisili adalah sebesar 0.731 atau 73,1 %
= 0,05 , 77-2-1 = 1.9925. Dari perhitungan
maka dengan demikian disimpulkan bahwa
tersebut maka nilai t lebih besar dari t
variabel jarak tempat tinggal berpengaruh
tabel, dan nilai signifikansi lebih kecil dari
negatif signifikan terhadap Kinerja. Dengan
0.05. Dengan demikian dapat dikatakan H0
demikian
variabel
ditolak dan H1 diterima, yang artinya
tempat tinggal secara parsial berpengaruh
hipotesis pertama, Terdapat pengaruh
signifikan terhadap Kinerja. Selanjutnya
jarak tempat tinggal terhadap kinerja
pengaruh motivasi (X2) terhadap Kinerja (Y)
personel Kodim 0609/Kab. Bandung adalah
didapat nilai t hitung motivasi adalah 1.111
terbukti. Pada hipotesis kedua, Terdapat
yang berarti lebih kecil dari t tabel 1.9925
pengaruh
dengan nilai signifikasi 0,270 yang berarti
personel Kodim 0609/Kab. Bandung juga
lebih besar dari tingkat signifikasi yang
didapatkan melalui uji parsial (uji t). Nilai t
digunakan
hitung
dapat
yaitu
Sedangkan
disimpulkan
0,05
(alpha
secara
=
5%).
prosentase
motivasi
jarak
didapatkan
terhadap
tempat
adalah
1.111
kinerja
tinggal dengan
yang nilai
menggunakan formulasi Beta X Zero Order,
signifikansi sebesar 0.270. Dari perhitungan
didapatkan
adalah
tersebut maka nilai t lebih kecil dari t tabel,
sebesar 0.105 atau 10,5 % maka dengan
dan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05.
demikian
variabel
Dengan demikian dapat dikatakan H0
motivasi secara parsial tidak berpengaruh
diterima dan H1 ditolak, yang artinya
signifikan terhadap Kinerja.
hipotesis kedua, Terdapat pengaruh jarak
pengaruh
disimpulkan
motivasi
bahwa
Pada uji hipotesis pertama, Terdapat
tempat tinggal terhadap kinerja personel
pengaruh jarak tempat tinggal terhadap
Kodim 0609/Kab. Bandung adalah tidak
kinerja personel Kodim 0609/Kab. Bandung
terbukti,
didapatkan melalui uji parsial (uji t). Nilai t
terdapat pengaruh yang signifikan dari
hitung
motivasi
jarak
tempat
tinggal
yang
karena
(X2)
secara
terhadap
parsial
kinerja
tidak
(Y).
didapatkan adalah 7.166 dengan nilai
Sedangkan uji hipotesis ketiga, Terdapat
signifikansi sebesar 0.000. Sementara nilai t
pengaruh jarak tempat tinggal dan motivasi
tabel
orang
terhadap kinerja personel Kodim 0609/Kab.
diperoleh t-tabel (t-kritis) = |α ; df = (n-k-1)|
Bandung didapatkan melalui uji simultan
dengan
responden
77
(uji F). Nilai F hitung melalui perhitungan
signifikan jarak domisili terhadap
didapatkan nilai sebesar 189.570 dengan
kinerja personel Kodim 0609/Kab.
nilai signifikansi sebesar 0.000. Sedangkan
Bandung.
nilai F tabel df : α,(k-1),(n-k) atau df : 0,05
Melalui
uji
parsial,
diperoleh
(3-1), (77-3) adalah 3,12. Dari perhitungan
terdapat pengaruh secara tidak
tersebut, maka nilai F hitung lebih besar
signifikan
dari F tabel dengan nilai signifikansi lebih
kinerja personel Kodim 0609/Kab.
kecil dari 0.05. Artinya bahwa secara
Bandung.
simultan, jarak tempat tinggal dan motivasi
Melalui
motivasi
uji
terhadap
simultan,
terdapat
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pengaruh secara signifikan jarak
kinerja. Atau dapat disimpulkan, hipotesis
domisili dan motivasi terhadap
ketiga Terdapat pengaruh jarak tempat
kinerja personel Kodim 0609/Kab.
tinggal dan motivasi terhadap kinerja
Bandung.
personel Kodim 0609/Kab. Bandung adalah terbukti.
Dengan
Kesimpulan dan Saran
demikian,
maka
jarak
domisili dari hasil perhitungan berpengaruh
Hasil penelitian tentang pengaruh
terhadap kinerja personel sebesar 73,1 %,
jarak domisili dan motivasi terhadap kinerja
demikian juga halnya motivasi berpengaruh
personel
0609/Kab.Bandung
terhadap kinerja personel sebesar 10,5%,
memperoleh beberapa simpulan untuk
walaupun tidak secara signifikan. Namun
menjawab
ataupun
secara keseluruhan, melalui uji simultan,
pembuktian dari hipotesis yang telah
jarak domisili dan motivasi mempengaruhi
dibangun.
kinerja personel Kodim 0609/Kab. Bandung
Kodim
rumusan
Dari
masalah
perhitungan
secara
kuantitatif terhadap nilai variabel jarak
secara signifikan sebesar 83,2 %.
domisili (X1), motivasi (X2) dan kinerja
Untuk kinerja
personel
Kodim
personel (Y), maka diperoleh simpulan
0609/Kab.Bandung itu sendiri dari hasil
sebagai berikut :
perhitungan
Melalui uji parsial , diperoleh
umum masih tergolong dalam kategori
terdapat
baik. Artinya tidak terdapat permasalahan
pengaruh
secara
melalui
kuesioner
secara
yang mencolok, walaupun masih dapat
Kotama dan menjadi bagian dari program
ditingkatkan.
pengaruh
Rencana Strategis U.O Angkatan Darat
variabel independen baik jarak domisili
dalam periode yang akan datang. Yang
maupun
kedua
Dari
besarnya
motivasi,
tidak
didapatkan
adalah
pembangunan
Asrama
pengaruh sebesar 100%, artinya, terdapat
berbasis Rumah Susun. Tawaran solusi
faktor-faktor lain
berikutnya adalah membangun perumahan
yang mempengaruhi
kinerja personel Kodim 0609/Kab.Bandung
dinas
bagi
anggota
Kodim
yang tidak diteliti oleh penulis seperti
0609/kab.Bandung.
kewenangan, kepemimpinan, kepangkatan
Cimahi sebagai basis kantor Makodim
dan lain-lain.
0609/Kab.Bandung
Dikarenakan
termasuk
Kota
kategori
Berdasarkan Simpulan di atas,
daerah yang padat. Maka perumahan dinas
dalam rangka mengatasi permasalahan
yang memungkinkan adalah berupa rumah
tempat tinggal yang berpengaruh terhadap
susun sebagaimana telah dilaksanakan bagi
tingkat
kinerja
personel
Kodim
beberapa satuan militer di Indonesia.
maka
penulis
Dengan dibangunnya perumahan dinas
merekomendasikan beberapa saran seperti
anggota, maka diharapkan akan mengatasi
pengadaan
sarana
permasalahan tempat tinggal anggota yang
transportasi. Dalam rangka memfasilitasi
tersebar. Sebagaimana saran sebelumnya,
sarana transportasi anggota, gagasan yang
solusi ini memerlukan program pengadaan
ditawarkan
sarana
dari satuan atas. Dengan demikian, dengan
transportasi. Sarana transportasi tersebut
saran yang sama, perlu dimasukkan ke
digunakan dengan maksud mengurangi
dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA)
kemungkinan
melayani
Kotama dan menjadi bagian dari program
kemudahan sarana transportasi anggota;
Rencana Strategis U.O Angkatan Darat
dan mengurangi resiko kecelakaan. Hal ini
pada periode berikutnya.
0609/Kab.Bandung,
tentunya
dan
penyediaan
adalah
penyediaan
keterlambatan,
membutuhkan
program
Demikian
penulisan
Tesis
ini
pengadaan dari satuan atas, dan oleh
dibuat, semoga dapat menjadi salah bahan
karenanya perlu dimasukkan ke dalam
masukan
dalam
Rencana
personel
TNI
Kerja
dan
Anggaran
(RKA)
meningkatkan
AD
dari
segi
kinerja fasilitas
perumahan yang menjadi permasalahan di
Kodim 0609/Kab. Bandung. 2015. Laporan
beberapa satuan TNI AD. Selain itu, dalam
Evaluasi
penulisan
Kesiapsiagaan
Tesis
ini diharapkan
dapat
memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pasca sarjana
tulisan
kekurangan
ini
masih
dan
banyak
dihadapkan
keterbatasan
kemampuan
dengan dan
Kodim. Jakarta. UU RI Nomor 1 Tahun 2011. 2011. Perumahan dan Pemukiman. Jakarta. Buku Fidaus, Awang. Permintaan Dan Penawaran
pengetahuan. Oleh karena itu dengan
Perumahan,
segala keterbukaan, penulis mengharapkan
Jakarta.
saran
dan
masukan
berupa
kritik
Operasional
Perkasad. (2008). Organisasi dan Tugas
memerlukan
penyempurnaan
dan
Semester II. Cimahi.
Universitas Pertahanan. Penulis menyadari bahwa
Kemantapan
Valuestate,Vol. 007.
Heimstra, Norman W. And McFarlins,
membangun guna penyempurnaan Tesis
Leslie.H.
ini. Semoga melalui tulisan ini, penulis
Psichology. California : Brooks/Cole
memperoleh wawasan dan pengetahuan
Publishing Company.
serta
memberikan
manfaat
bagi
1974.
Environment
Keith, Davis dan Newstrom JW. 1996.
peningkatan kinerja personel TNI AD agar
Perilaku
Dalam
Organisasi
berdaya guna dan berhasil guna.
(Terjemahan Agus Dharm ) Jakarta : Erlangga.
Daftar Pustaka
Kertonegoro, Sentanoe. 1994. Manajemen
Peraturan dan Perundang-Undangan Keputusan Kasad. 2006. Buku Petunjuk
Organisasi. Jakarta: Widia Press. Koontz, Harold, Cyrill O’Donnell, dan Heinz
Pelaksanaan tentang Pembinaan
Weihrich.
Satuan. Jakarta.
terjemahan. Jakarta : Erlangga.
Keputusan Kasad. 2014. Buku Petunjuk Teknis Kemantapan
tentang dan
Operasional. Jakarta.
Evaluasi Kesiapsiagaan
Mangkunegara,
1989.
Anwar
Manajemen,
Prabu.
2005.
Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan,
Cetakan
keenam.
Bandung : Remaja Rosda Karya.
Mathis, Robert. L. dan John. H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya
Macmilian Company. Werther Jr, W. B. & Davis, K. 1985. Human in
Manusia, edisi pertama. Jakarta :
Resourcesand
Personal
Salemba Empat.
Management. USA : Mc Graw-Hill,
Rapoport, Amos. 1997. Human Aspects of
Yunus, Hari Sabari. 2000. Struktur Tata
Urban Form: Towards A Man.
Ruang Kota. Jakarta : Pustaka
Enviromental Approach to Urban
Pelajar.
Form And Design. New York :
Website
Pergamon Press.
http://www.kodim0609kabbdg.mil.id/page/
Rivai, Vethzal & Basri. 2005. Performance Appraisal: Sistem yang tepat untuk Menilai
Kinerja
Karyawan
Meningkatkan Perusahan.
Daya
Jakarta:
dan Saing
PT.
Raja
Grafindo Persada. Robbins,
Stephen
P.
2006.
Perilaku
Organisasi, PT Indeks. Jakarta : Kelompok Gramedia. Somantri, Ating. 2014. Aplikasi Statistika dalam
Penelitian.
Bandung
:
Pustaka Setia. Sukardi.
2008. Pendidikan
Metodologi
Penelitian
Kompetensi
dan
Praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara. Tim Penulis Seskoad. 2016.
Pedoman
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Bandung : Alfa Beta. Turner, J.F.C. 2004. Housing is a Verb, in Freedom to Build. New York : The
profil,
diakses
September 2016
tanggal
17