Jumal Geoaplika (2008) Volume 3, Nomor I, hal. 037 - 046 Munib lkhwatun Iman DErwin Irawan
Diterima : 29 Jan 2008 Disetujui : 24 Febr. 2008 @ Geoaplika 2008
Munib Ikhwatun Iman Pusat Lingkungan Geologi II. Diponegoro 57 Bandung
D. Erwin Irawan * KK. Geologi Terapan, fITB-ITB JI. Ganesha 10, Bandung E-mail:
[email protected]
Identifikasi Sumber dan Pola Aliran Endapan Gunung Api untuk Penafsiran Sistem Hidrogeologi di Daerah Cikalong Wetan dan Sekitarnya, Kab. Bandung, Jawa Barat Abstrak Tekn:!-: k:1USUS pemetaan endapan gunung api C2 1am penelitian ini terbukti dapat membantu interpretasi kondisi hidrogeologi di daerah Cikalong Wetan, Kab. Bandung. Pemetaan 101 menggunakan teknik yang sedikit berbeda dibandingkan pemetaan batuan sedimen. Perbedaan utamanya adalah observasi singkapan yang tidak hanya di lembah sungai, tetapi juga di bukit dan punggungan. Observasi kedudukan lapisan batuan juga didukung dengan pengukuran e1emen struktur sedimen guna menentukan arah aliran endapan gunung api dari pusat erupsinya. Penarikan batas satuan batuan pad a peta geologi diperhalu.> oleh interpretasi pet a topografi dengan kontur lengkap. Tipologi akifer yang berkembang di daerah 101 adalah akifer endapan volkanik dengan geometri aki fer media rekahan batuan breksi volkanik dan lava, serta media pori batuan tul'. Unit akuifer breksi vulkanik dan lava memiliki mata air berdebit besar, sedangkan unit tuf memiliki mata air dengan debit relatif lebih keci\. Ketiga unit akuifer tersebut memiliki arah aliran air tanah ke arah barat, dikendalikan oleh arah aliran endapan gunung api yang mengalir dari kompleks Gunung Burangrang, Masigit, Gedogan, Lembung, dan Dano.
Abstracl - A specified method of I'olcat:!c deposits mapping in this study has been successfully assisted the hydrogeological mapping in Cikalong Wetan, Bandung. The method is slightly different compared to wellestablished method in sedimentary rock areas, Several major differences are: rock observation on hills and ridges instead only on river beds and valleys, strike and dip data is also supported by of sediment measurement structures to determine the flow direction from eruption source, rock distribution delineation is smoothened by topographical map interpretation. Volcanic aquifer typology in this area is composed of fractured medium of I'olcanic breccias and lava. and porous medium of tuf Volcanic breccias and lava units have larger water discharge in form of fractured spring: while tuf unit has lower discharge. Groundwater in a/l aquifer typologies have westward The flow was controlled by volcanic deposit flow from volcanic comple-<: of Gunung Burangrang, Masigit. Gedogan, Lembung, and Dana. Key words: aquifer volcanic deposit
typology,
Kata Kunci : Tipologi akuifer, endapan gunung api
• Alamat korespondensi
37
Pendahuluan
pada batuan sedimen (Yuwono dkk, 2000).
Latar Belakang Daerah penelitian secara administratif termasuk dalam Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung. Daerah penelitian terletak di bagian
Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk: • Mengidentifikasi sumber dan pola aliran endapan gunung api • Mengidentifikasi sistem hidrogeologi endapan gunung api Metode Penel:tian 101 dilaks
Gambar I. Peta indeks daerah penelitian
utara Kabupaten Bandung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Purwakarta dan merupakan kaki bagian baratlaut dari Gunung Burangrang. Secara geografis daerah Inl terletak pada koordinat: 6° 42' 23" LS - 6° 46' 44" LS dan 107° 25' 29" BT Pra-survei lapangan 107° 30' BT, seluas 66,4 km 2 (Gambar 1).
Pra Survei Lapangan Tahapan ini diperlukan sebagai disain awal kegiatan survei lapangan. Hal penting yang dilakukan dalam tahap 101 adalah memperkirakan kondisi geologi batuan yang ada di daerah penelitian, meliputi : jenis batuan, stratigrafi, dan struktur geologi. Yuwono dkk (2000) telah mengusulkan teknik pemetaan endapan gunung api dengan pertimbangan morfologi sebagai petunjuk awal pemisahan unit-unit satuan pet a dengan pertimbangan sebagai berikut: • Umur produk gunung api pada daerah penelitian relatif muda (Kuarter).
r
Kawasan ini seluruhnya terdiri dari endapan gunung api sehingga pemetaannya memerlukan teknik khusus, karena proses pelapukan yang intensif, serta proses pengendapan yang bersifat khusus . Hal ini akan terlihat umumnya pada kawasan gunung api yang berstatus istirahat atau mati. Masalah lainnya adalah jarang sekali dapat ditemukan kontak serta kedudukan jurus dan kemiringan yang jelas antar satuan batuan, seperti hallnya
38
1 i
Survel lapangan
Observasi lapangan
1 pal survei
Gambar 2. Diagram alir metode penelitian
Dengan demikian morfologi yang terlihat saat ini diperkirakan masih mencenninkan kondisi awal saat batuan tersebut diendapkan . • Berdasarkan pengamatan pada gunung api aktif, morfologi paling tinggi pada umumnya merupakan pusat erupsi utama. Po' la kontur yang seragam • mengindikasikan kesamaan resistensi batuan: o Pola kontur yang terisolasi dan lebih tinggi mengindikasikan adanya suatu tubuh batuan yang lebih resisten dibandingkan daerah sekelilingnya. Salah satu bentuk bentang alam yang sesuai adalah leher vulkanik (volcanic neck). o Pol a kontur yang memanjang dengan vanasl kerapatannya mengindikasikan kemiringan satuan batuan yang dicenninkan oleh kemiringan morfologi . o Pola kontur yang menyebar ke suatu arah mengindikasikan secara fisik adanya aliran jenis batuan tertentu dan arah akumulasinya. Selain pengamatan morfologi, dalam penelitian ini juga digunakan beberapa prinsip dasar sebagai berikut: • Pusat erupsi menjadi hal yang harus dikenali karena dengan demikian dapat diperkirakan kemana arah penyebaran masing-masing satuan batuan. Pusat erupsi yang dimaksud dapat berada di dalam maupun di luar daerah yang diteliti. • Satuan batuan yang berasal dari satu pusat erupsi dapat dibagi lebih rinci. • Bahwa dua peri ode erupsi atau dua pusat erupsi dapat dipisahkan terutama dengan memperhatikan horison tanah pelapukan, tefra, maupun tuf (Komisi SSI, \996). • Struktur sedimen diantaranya: orientasi sumbu panjang fragmen breksi, bidang kesejajaran fragmen breksi, maupun struktur akibat pendinginan berupa kekar kolom dan kekar berlembar dapat digunakan untuk memperkirakan arah aliran batuan gunung api.
Tahap Survei Lapangan Pemetaan di daerah endapan gunung api membutuhkan observasi pada lintasan sepanjang sungai serta di lereng dan puncak tinggian (bukitlpunggungan). Pengamatan terhadap orientasi sumbu panjang, kedudukan bidang kesejajaran dan gradasi fragmen breksi, dilakukan untuk menunjukkan arah sumber dan mekanisme pengendapan. Pengamatan tanah pelapukan dari suatu singkapan dilakukan untuk membantu menarik batas penyebaran endapan volkanik. Horison paleosoil adalah pembatas antara dua fase erupsi yang berbeda umurnya dan merupakan bukti dari ketidakselarasan pada sistem endapan gunung api.
Tahap Pasca Survei Lapangan. Ciri litologi merupakan dasar pembagian satuan batuan endapan volkanik. • Deskripsi batuan secara megaskopis dan mikroskopis digunakan sebagai dasar penentuan jenis endapan volkanik, dengan rekonstruksi didukung oleh kondisi morfologi . • interpretasi Iingkungan pengendapan endapan volkanik dengan menggunakan model fasies gunungapi strato Fuego di Guatemala menurut Cas dan Wright (1987).
Tatanan Geologi Geomorfologi. Daerah penelitian termasuk dalam zona gunungapi Kuarter (van Bemmelen, 1949). Berdasarkan klasifikasi geomorfik van Zuidam (1985), daerah penelitian terdiri dari dua satuan geomorfologi, yaitu:
•
Satuan Kaki Gunungapi (V7). Satuan ini merupakan dataran lembah dan perbukitan meliputi 60% dari luas daerah penelitian , terletak di bagian barat. Satuan ini disusun oleh breksi volkanik yang berumur Kuarter. Satuan ini memiliki kemiringan lereng sebesar 20% hingga 40%. Proses eksogen yang bekerja umumnya berupa longsoran dan erosi tepi sungai dengan tahapan erosi muda dan dewasa.
•
Satuan Lereng Gunungapi (VS). Satuan ini merupakan lereng bagian bawah slopes) dari Gunung
(lower volcano
39
Burangrang yang meliputi 40% dari luas daerah penelitian, berada di bagian tenggara daerah penelitian. Morfologinya dicirikan oleh tinggian punggungan dengan kemiringan lereng sebesar 40% - 80%. Satuan ini tersusun oleh litologi lava andes it dan tuf /api I i yang merupakan hasil dari gunungapi muda yang berumur Kuarter. Proses eksogen yang bekerja umuntnya berupa iongsoran, erosi ke bulu, dengan tahapan erosi muda Gan dewasa.
Stratigrafi Urutah stratigrafi regional berbasis kepada hasil pemetaan lapangan dengan merujuk pula kepada hasil pemetaan geologi regional oleh Martodjojo (1984), Silitonga (1973), dan Soedjatmiko (1972). Endapan gunung api di daerah penelitian terdiri dari em pat satuan batuan yang digambarkan dalam kolom stratigrafi pada Tabel 1 dan peta pada Gambar 3. Masing-masing satuan memiliki karakter hidrogeologi yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
ini tersusun oleh breksi berwarna hitam, berfragmen andesit, matriks tuf, fragmen berukuran lebih besar dari 64 mm, terpilah buruk, kemas terbuka, kompak, bentuk fragmen menyudut hingga menyudut tanggung, sedangkan di beberapa lokasi ditemukan bentuk fragmen membundar tanggung, serta struktur reverse. Warna tanah pelapukan coklat tua kemerahan. Sisipan tuf secara megaskopis berwarna abu-abu, getas, pemilahan balk dengan besar butir sa!l1pai dengan 64 mm. Secara mikroskopis, fragmen breksi volkanik ini mempunyai tekstur porfiritik dan hipokristalin. Komposisi mineralnya terdiri dari plagioklas (50 %), piroksen (10 %), litik batuan beku (10 %), mineral opak (20 %), dan gelas (10 %). Fenokris berukuran lebih dari 2,5 mm, terdiri dari plagioklas (20 %), piroksen (10 %), dan litik batuan beku (5 %) yang tertanam dalam massa dasar butiran halus plagioklas (30 %), litik (5 %), mineral opak (20 %), dan gelas (10 %).
Satuan Lava
Satuan ini mel iputi sekitar 20 % luas daerah penelitian yang tersebar di bagian timur daerah penelitian, digambarkan Tabe l I Kolom Kesebandingan Stratigrafi Daerah Penelitian dengan warna , merah muda pada Umur Peta Geologi. Penulis Satuan ini terdiri Soedjatmiko ( 1 972) Kala Zaman Daerah Ma1long berwama dari lava, Bandung (2001) Wetan, dsk. abu-abu dan hitam, memiliki Ho[osen Ai",,] I struktur vesikuler, tekstur hal us, Hasil Gunungapi Muda warna tanah hasi( Tuf (Qyd) pelapukan coklat I Hasil Gunungapi Tua Lava tua-hitam, dan di (Qob) Breksi beberapa tempat volkanik dijumpai struktur primer kekar berlembar di lokasi Sungai Cipadakati di Pangheotan. Secara dan kekar kol'om Satuan Breksi Volkanik Lava Inl mempunyai mikroskopis, Satuan Satuan ini meliputi sekitar 64 % luas daerah penelitian yang tersebar di bagian barat dan tekstur porfiritik dan hipokristalin. utara daerah penelitian, diberi warna coklat Komposisi mineralnya terdiri dari plagioklas, muda pada Peta Geologi. Di sekitar Sungai piro'ksen, dan mineral opak. Feno)
I
40
107°25'49" BT
~:::!...!.-==-~~~---------------------
PETA LOKASI DAN GEOLOGI
o
DAERAH CIKALONG WETAN DAN SEKITARNYA
,~ Jalan
~
Sungai
cJ'
Mataair
-¢-
Sumur Gan
.'
107°30' BT
1,5
~
3
kilometer
Lokasi Pengamatan Slngkapan
Aluvial
Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Conto Petrografi Lokasi Pengamatan dan Pengukuran DataHidrogeologi Lokasi Pengamatan Tanah Pelapukan
Tuf Lava Andesit Breksi Volkanik
Gambar 3. Peta geologi daerah penelitian
41
Satuan Tur Satuan ini meliputi sekitar 13 % luas daerah penelitian yang tersebar di bagian tenggara daerah penelitian, diberi warna ungu muda pada Peta Geologi. Satuan In! secara megaskopis berupa tuf berwarna coklat kekuningan, getas, terpilah buruk, besar butir abu volkanik kasar berukuran 1/16 - 2 mm hingga lapili yang berukuran 2 - 64 mm. Fragmen berupa litik vulkanik. Kedudukan satuan ini adalah N 520 E/230 pad a lokasi Cipadakati. Secara mikroskopis, komposisi tuf lapili ini terdiri dari litik volkanik (50%), geJas (45%), dan sisanya berupa rongga.
Satuan Aluvial Satuan ini terbentuk dari rombakan materialmaterial volkanik yang lepas dan terendapkan oleh air atau aktivitas sungai, serta be l u m terkompaksi. Lingkungan pengendapan darat. Satuan ini merupakan hasil erosi dan diendapkan sejajar di atas Satuan Breksi selaras berjenis Volkanik secara tidak disconformity. Satuan ini meliputi sekitar 3% luas daerah penelitian yang tersebar di bagian utara daerah penelitian. Singkapan dijumpai sepanjang Sungai Cisomang. Berdasarkan pengamatan profil di tepi sungai tersebut pada lokasi CM2, satuan aluvial ini memiliki ketebalan sampai dengan 0,5 m . Satuan ini berupa endapan material lepas, fragmen batuan beku andesit, bent uk fragmen membundar, fragmen berukuran hingga bongkah. Secara megaskopis, fragmen aluvial berwarna abu-abu dengan tekstur hal us.
Pembahasan Fasies Endapan Gunung Api Satuan Breksi Volkanik Berdasarkan ciri Iitologi tersebut di atas, maka satuan ini termasuk pada breksi piroklastik, menurut McPhie dan Allen (1993) hasil modifikasi dari Fisher dan Schminke (1984). Secara mikroskopis, fragmen breksi volkanik berkomposisi andesit (McPhie dan Allen, 1993). Sedangkan matriks breksi volkanik terdiri dari tuf kristal menu rut Cas dan Wright (J 987). diawal.i dengan erupsi Pembentukannya yang mengeluarkan material gunungapi piroklastik dengan mekanisme aliran massa, dicirikan adanya kesejajaran sumbu panjang fragmen breksi, pemilahan buruk, matriks tuf,
42
dan kemas terbuka. Sisipan tuf diendapkan dengan mekanisme jatuhan. Adanya breksi volkanik dengan mekanisme aliran dan sisipan material .t uf mengindikasikan lingkungan fasies menengah (medial) hingga fasies proksimal menurut Model Fasies Fuego oleh Vessel dan Davis (1981) op.cit Cas dan Wright (1987).
Satuan Lava Satuan lava Inl berkomposisi andesit berdasarkan ciri megaskopisnya. Ketebalannya diperkirakan nlaksimallnencapai 125 m. Satuan ini dihasilkan oleh Erupsi gunungapi secara efusifberupa magma yang mencapai permukaan menghasilkan lava. Berdasarkan penyebarannya maka satuan ini diendapkan pad a lingkungan Facies Proximal Volcaniclastic. menurut model fasies fuego (Cas dan Wright, 1987). Dalam penentuan batas dengan satuan di bawahnya didasarkan pada pengamatan di sekitar air terjun di Cipadakati yang memperlihatkan adanya perubahan litologi dari breksi volkanik pada bagian bawah dan lava pada dinding air terjun. Kontak di antara kedua satuan tersebut tidak ditemukan karena tertutup oleh bongkahbongkah batuan andes it, selain itu tidak ditemukan adanya paleosoil di sekitar lokasi tersebut. Satuan Lava diduga diendapkan secara selaras di atas Satuan Breksi Volkanik.
Satuan Tuf Satuan ini diendapkan mengikuti morfologi asal. Berdasarka,n rekonstruksi penampang geologi, Satuan Tuf ini diperkirakan memiliki ketebalan maksimal 200 m . Berdasarkan besar butirnya yang sebagian besar lapili, maka satuan ini termasuk ke dalam kelompok Lapilli Tuff (McPhie dan Allen, 1993). Berdasarkan komposisi secara mikroskopis, maka satuan ini termasuk ke dalam kelompok Lithic Tuff Ash (Cas dan Wright, 1987). Pembentukannya diawali dari erupsi gunungapi yang mengeluarkan dan menghempaskan material piroklastik ke atmosfir akan terendapkan dengan daerah penyebaran yang luas dan ciri litologinya memili·ki pemilahan baik. Satuan Tuf memperlihatkan pemilahan baik, menunjukkan bahwa sisipan tuf ini diendapkan dengan mekanisme Pyroclastic Fall Deposits (McPhie dan Allen, 1993). Satuan InI terendapkan pada seluruh fasies lingkungan pengendapan . Namun berdasarkan penyebarannya yang menempati lereng bagian bawah (V5), maka
satuan ini diendapkan pada Iingkungan Facies Proximal Volcaniclastic, menurut model fasies Fuego (Cas dan Wright, 1987).
Analisis Perkiraan Gunung Api
Sumber
Endapan
Morfologi, litologi, dan tingkat erosi merupakan landasan untuk memperkirakan sumber atau asal bahan volkanik yang menyusun daerah penelitian. Analisis berdasarkan landasanlal1d~an tersebut aka!": menghflsilkan arah perkira~n ~.umber bahan volkanik tersebut yang akan dlsajlkan pada Peta Analisis Perkiraan Sumber Bahan Volkanik Skala I : 100.000 pada Gambar "4. Daerah penelitian mempunyai rnorfologi khas yang dibentuk oleh aliran endapan volkanik berupa punggungan-punggungan yang membentuk perbukitan. Morfologi tersebut menunjukkan arah akumulasi endapan volkanik. PlInggungan tersebut mempunyai sumbu panjang relatif berarah barat-timur di bagian tengah hingga selatan daerah penel itian dan sumbu panjang relatif berarah barat lauttenggara di bagian utara daerah penelitian. Kemiringan ler~ng ~ntara 2:'0 - 30% atau 20 - 160 dengan ketmgglan berklsar antara 550 m hingga 1020 m di atas permukaan lallt. Bahan volkanik daerah penelitian disusun oleh breksi volkanik, lava, dan tuf. Pada Satuan Breksi Volkanik tampak orientasi sumbu panjang fragmennya yang menunjukkan arah aliran dari fragmen yang membentuk Satuan Breksi Volkanik tersebut. Orientasi sumbu panjang fragmen breksi terse but dijumpai pada Sungai Cibingbin belarah 70, N 305 0 E (Iokasi pengamatan CB-2); pada . 6ung~i Cisomang berarah 80, N 264 0 E (Jokasi pengamatan CMI); dan pada Sungai Cisarua berarah 70, N 276 0 E (Iokasi pengamatan CS-5). Berdasarkan data di atas yang diplot pad a peta anal isis perkiraan sumber bahan volkanik beserta perkiraan arah alirannya. Dari hasiJ anal isis diduga bahwa endapan volkanik berasal dari kompleks pegunungan di timur daerah penelitian yang
terdiri dari G . Burangrang, G . Masigit, G. Gedogan, G. Leumbung, dan G . Dano atau juga Kompleks Sunda disebut (Koesoemadinata, 1972, op. cit., Sunardi 1996)
Kondisi Hidrogeologi Tinjau Berdasarkan klasifikasi Mandel dan Shiftan (1981), daerah penelitian termasuk dalam sistem akifer sistem volkanik. Tipe mata air yang berkembang di daerah penelitian adalah mata air depresi pada akifer aluvial dan tuf kllususnya pada tanah pelapukannya dan mata air rekahan pada satuan breksi volkanik dan lava (klasifikasi Todd, 1980). Daerah penelitian memiliki dua jenis akifer yaitu akifer media rekahan pad a breksi vOlkanik dan lava serta media pori pad a batuan tuf. Sistem akifer ini dikendalikan oleh parameter geologi berupa jenis Iitologi penyusun akifer dan tingkat pelapukan pad a batuan yang tampak sebagai ketebalan tanah . Berdasarkan pembagian satuan stratigrafi, unit hidrogeologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi unit h~drogeologi volkanik I (breksi volkanik), unit hldrogeologi volkanik II (lava andes it), dan unit hidrogeologi III (tut) (Gambar 5). Unit breksi volkanik umumnya membentuk sistem akifer media rekahan . Rekahan tersebut berupa rongga diantara fragmen berukuran bongkah, yang saling terhubung. Sistem ini mengendalikan pemunculan mata air rekahan. Debit mata air yang dijumpai pada sistem akuifer ini berkisar antara 0,6-0,8 Lid. ~elanjutnya untuk unit lava, sistem hidrogeologi Juga terbentuk oleh sistem rekahan yang terbentuk oleh kekar-kekar. Kekar tersebut berupa kekar lembar atau kekar pendinginan saling terhubung. Sistem ini yang mengendalikan pemunculan mata air rekahan dengan kisaran debit relatif lebih besar, yaitu antara 0,8-3 Lid. Unit tuf umumnya membentuk sistem akifer media pori. Pori tersebut men~endalikan pemunculan mata air depresi . Debit mata air yang dijumpai relatif kecil yakni 0,1-0,4 Lid. Ketiga sistem akuifer tersebut memiliki pola umum aliran air tanah ke arah barat dengan gradien berkisar antara 0,3-0,45.
43
107°34'23" BT
107°24' BT
PETA ANALISIS PERKIRAAN SUMBER ENDAPAN VOlKANIK
o i
DAERAH ClKALONG WETAN, KAB. BANDUNG, JAWA BARAT
II - - .... ,
Daerah Penelitian
..
Perkiraan Arah Aliran
~
Arah Orientasi dari Sumbu Panjang Fragmen Breksi Volkanik
........
Arah Orientasi dari Kekar Kolom Lava
Gambar 4. Peta analisis perkiraan sumber endapan gunung api
44
kilometer
G1L1'" ,,~ ...... ....
........
~-'j
....~f.....
. ::.:... n
,'J
-
8 --- 1','I.
cu .... ,..... '
.....,.......
.. "....... o-~;
CiU"'~."Q
Cl."' .....
". ,.' e H , I" ,. __
__ I
· ....... Z
6i:lI .
d
. \..W' ~"" ." ?"'\•• •••• , ~
~ 'r'"
e= '::.
. ... ) .... 6~ ~t£
d'
6 .....•.• .. "
A
/Q\ \J...L1;;;)
YC,····'· . 'fI W .
II
••••
0 ' 0 !\?l 8 "W. i ~d' o~J '''r..~:: ; ",' ... &:.lI.~" •.".'
'C'~.:: I ..
,.
.::~
"'''''""B' . ''-_ ''''M '-I..
(;tro . . . . . . . ..
!
PETA HIDROGEOLOGI TINJAU
o
1,5
3
DAERAH CIKALONG WETAN DAN SEKITARNYA
kilometer
.>r-
Jalan
~
Sungai
cJ' ¢-
Mataair Sumur Gali
..
Lokasi Pengamatan Singkapan
'
••
'-.t.
Lokasi Pengamatan dan Pengambilan Conto Petrografi Lokasi Pengamatan dan Pengukuran DataHidrogeo~ogi Lokasi Pengamatan Tanah Pelapukan
Unit Hidrogeologi Sistem Volkanik I - Breksi Volkanik Unit Hidrogeologi Sistem Volkanik II - Lava Unit Hidrogeologi Sistem Volkanik I - Tuf
Gambar 5. Peta hidrogeo'ogi tinjau daerah penelitian
45
Kesimpulan Pemetaan endapan gunung api yang menggunakan kombinasi metoda pemetaan Ila pangan yang didukung oleh interpretasi peta topografi dinilai berhasil membantu pemetaan hidrogeologi tinjau . Pemetaan lapangan pada jenis endapan ini menggunakan teknik yang sedikit berbeda dibanding pemetaan pada jenis batuan sedimen. Perbedaan utamanya adalah observasi singkapan yang tidak hanya di lembah sungai, tetapi juga di bukit dan punggungan. Berikutnya adalah observasi kedudukan lapisan batuan juga didukung dengan pengukuran sumbu panjang fragmen breksi yang utamanya bertujuan untuk menentukan arah aliran endapan gunung api dari pusat erupsinya. Pada tahap penarikan batas satuan batuan, juga diperhalus oleh interpretasi peta topografi dengan kontur lengkap.
Daftar Pustaka Cas,
RAF. dan
Wright, JV.,
1987. Succession.
Volcanic
Allen & Unwin Ltd., London . Fisher, RV. dan Schminke, HU.,
1984. Pyroclastic Rocks. Springer-Verlag, Berlin Heidelberg. IWACO dan WASECO, 1990.
Peta Hidrogeologi Lembar Kabupaten Bandung dan Lembar Kabupaten Pum'akarta. skala 1-100.000. Mandel, S. dan Shiftan, ZL .,
1981. Groundwater Resources. Academic Press, New York, London, Sydney, San Francisco. . Martodjojo, S., 1984. Evolusi Cekungan Bogor-Jawa Barat. Diserlasi Doktor,
46
Tipologi akifer yang berkembang di daerah Cikalong Wetan dan sekitarnya adalah akifer endapan volkanik dengan geometri akifer yang berkembang berupa pelapukan batuan dan rekahan batuan. Tipologi ini disusun oleh litologi breksi volkanik, lava, dan tuf. Setiap jenis batuan membentuk sistem akuifer yang berbeda. Unit akuifer breksi vulkanik dan lava tersusun oleh sistem rekahan dengan debit mata air yang relatif besar. Unit akuifer tuf tersusun oleh sistem pori yang menyebabkan debit mata airnya relatif keci!. Ketiga unit akuifer tersebut memiliki penyebaran ke arah barat, sesuai dengan hasil pemetaan endapan gunung api. sumber volkanik pembentuk tipologi akifer ini berasal dari kompleks, pegunungan di timur daerah penelitian yang terdiri dari G. Burangrang, G. Masigit, G. Gedogan, G. Leumbung, dan G. Dano. Penyebaran litologi tersebut mengendalikan pola umum aliran air tanah yang juga mengalir ke arah barat atau disebut juga Kompleks Sunda.
Jurusan Teknik GeologiInstitut Teknologi Bandung, tidak dipublikasikan . McPhie, OM . dan Allen, R.,
1993. Volcanic Textures. Centre for Ore Deposit and Exploration Studies, University of Tasmania. Silitonga, P. H., 1973 . Peta
Geologi Bandung. I: 100.000 ,
Lembar Skala
Pusat Penelitian dan Pengemhangan Geologi, Bandung. Peta Soedjatmiko, 1972.
Geologi Lembar Cianjur. Skala I: 100.000. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung . Sunardi, E., 1996. Magnetic Polarity Stratigraphy of
the PI io-Pleistocene Volcanic Rocks around the Bandung Basin, West Java-Indonesia. Disertasi Doktor, tidak diterbitlkan. Thornburry, WD., 1969.
Principles Geomorphology.
of
Second Edition, Wi ley Eastern Limited, New Delhi. Todd, OK ., 1980. Groundwater Hydrology. John Wiley and Sons Inc., New York. van Bemmele n, RW., 1949. The
Geology
of
Indonesia.
Government Printing Otlice, Den Haag, Vol. lA, pp. 17- 18. Zuidam, RA. , 1983. Guide to
Geomorphic Aerial Photographic Interpretation and Mapping. Irc Enschede,
Netherlands.