No.mDr-2
]
ATU,
I
Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi No. STT: 2516/SKJDIRJEN PPG/STTl1998
Improvement of ~ Ind"ctlon
QJltuAtM~o. Ant~urium and .. HistioJ9gical ,studJ . :its C.1.t.~.-=..~
sa
Budl,Wlnarto. ~rhay9ti.AnsPrl · MElUJik., Agu~· p..,tW1ro,q; ~ s.rapan '..... N. Pi 1(, • Haall ~ai ~ ;r A:mal~ran ICmlCu.,z... ""~ .",, T.nah :G81n
••_ ..
Siti~
Q
P.....,l188kt1s1da Melur (8rucea ja..,fas ~ .pllVonaniJ . (F,;) .(LepIdopbHa: ~epldc)pl$ml: YPo.nomeutidae) ,
.
Eka Pandra Un~ Ameli. Djoko Prijono~'Dadang Kajlan Aspek RaproduksJ lkan LaisOmpolrfiy~htIiR1IiIn Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Rrau
Roza Elvyra. Dedy Duryadt Solihln, ~nAffandli , zah1A JuRIOt ~1.sf,PemQJ1ll8n dan Ka~ari'" Up. . BaIarI .M
P~""lanp"~1:ilr (TPA)Gunullg:rtl~.l ~Uiltl
IkifnIttg dati: tlnll1 'T......
ZU$f;jh$ir. lien SetyaningJy$$.Amln 1'f8t9t11 .
-'
d ,etJ
Pola ReslStensl Bakteri Penyebab InfitDlsaJu
Pekanbaru
. RltaEndrlanl, Fauzia Andrinl. Dona Alfina
1
P~ln Haemaglutlnln Outer M8mbrs"PlDttln',(OM~I.JCD.",JJbJpf
mltSbllls pada Yealka Urln"'" Kennel Enny Suswati, Diana Chusna Mufida Pengaruh SftDkInIn Eksogen dan Sulcrosa temad., ProdUIQII B.o".....~an AlkJll~ld
ClInth/none·df dalam Kuftur SU8penai Sal Pasek,Bumi (Eu~ma IQng/ffll/iI .-• •,
L~AziZ MahmudSlregar
~4~
.
UI TOkSlsJtas Aleut Ekstrak Air Tanaman ,S amng Samul ( MYl7lJfJooi/1,· pan~.n.) ~ Owganttatl Menclt
~.d.
~Soeksm8nto. Partomuan Simanjuntak.
1
Muhammad Ahkam:Subroto SlfatFlsflCotd.rila dan Funga10nal Pati Buah AIJ»on (Br4lgu8IratwmllorhfA II!.~) ZitaLetviany Sarungalfo. Budi .Santoso. Eduard Frasisql Tethool Dlnier Re$Yerattol,da,1 Kullt a.tang Sh~ p..~/" (Dlptero.oar,_"I) KhOIJfIJW RO&y1dab, Ua De.wfJulleWJidl. Vana MaQlana ~ah, EuJ. tfQJ'I'.h~~n \H$kfifl :~
LU&man,Makmur
fa
.
1
CbemlcaJ Characteristics of Organic Wastes and Thalr PotentIal U.. fo;·. AoICi.Mlna RentedIatlOJ1. .67
nawar;Riwandl RInl..... Ti:IrumIn
2'.ftldl'okai Kalkon· m8IaJullQ»ndansas1C1at:aa~"cmml. . . ' .~tdJlJ . . .UJ
I~
m,Erp od
tqnf
at Zamrf..Jalri~. Rahmila
lfaftva
114
dart ~.J:i'" ~ {M..nQI)' ·~lJIsi,",. ~~'1I9 J~I'I ~~P1
Vetrla Rilda; Syukrl'ArietlAbdf DtrcJm1a.AdmfnAlif Penumbuhan Laptsan Tlpl,. Ci:)oper Phth.ro~.fn_a.. (CUP, Organik
Fahru Nurosyld. Kusumrangari
"'' an Baa., 1;
Jurnal
NA T UR INDONES I A
Wacana Sains Indonesia Volume 12. Nomor 2. April 2010
Tel'akl'editasi
Keputusan Akl'editasi No. 65alDIKTIIKep.l2008
Jumal Natur Indonesia, teroit sejak tahun 1998, merupakan jumal ilmu sains, yang menyajikan artikel mengenai hasil penelitian, pemlkiran, dan pandangan dari peneliti dan pakar dalam bidang sains (ilmu dasar) meliputi biologi, fisika, kimia, dan matematika. Jumal Natur Indonesia mellbatkan mitra bestari yang menelaah setiap artlkel sesuai dengan bidang i1munya. Nama dan asal institusi mitra bestari tersebut tercanlum pada halaman bagian depan Nomor 2 dari setiap volume penerbitan. Jumal int dtterbitkan setahun dua kali, pada bulan April dan Oktober.
Penanggung Ja1Vab Prof. Dr. Usman M. Tang
Ketua De1Van Editor Prof. Dr. Saryono, M.Si.
De1Van Editor Prof. Dr. Usman Pato, M.Sc.
Prof. Dr. Titania Tjandrawati Nugroho
Prof. Dr. Adel Zamri, DEA.
Dr. M. Imran, M.Sc.
Dr. Is Sulistyati
Dr. Delita Dzul, MS.
Dr. Amilia Linggawati, MS
Editor Teknik Yuana Nurulita, S.Si, M.SL
Sirkulasi & Pemasaran
Sri Wahyuni
ISSN 1410-9379
Alamat Redaksi Lembaga Penelitian Universitas Riau
Kampus Bina Widya J/. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293
Telp. (0761) 7617630, Fax. (0761) 567093,63279
e-mail:
[email protected]@yahoo.com
http://www.jni.unrLac.id
umal Natur Indonesja 12(2), April 2010: 117-123 ISSN 1410-9379, Keputusan Akreditasi No 65afDlXT1!l<ep./2008
KaJlan Aspek Rep~ duksi
Ikan Lais Ompok hypophthalmus di Sungai Kampar,
Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau
Roza Elvyra1"), Dedy Duryadi Solihin2" RJdwan Affandi s" dan Zairln Junio"" ll
Program Studi 8101ogi, Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam, Universitas Riau, 28293
8iologi, Fakultas Matematika IImu Pengetahuan Alam, Institut Perfanian 8ogor, 16680
3)Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan IImu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, 16680
·)Oepartemen 8udidaya Perikanan, Fskultas Perikanan IImu Kelsutan, Institut Pertanian Bogor, 16680
2lDepartemen
Diterlma 2S-04-1009
DlsetuJui 20-10-2009
ABSTRACT
0'
L.ala flsh of Ompok hypophtha/mus Is one of high economic flah In Kampar river. It should be protected from decrea.lng of It population estimated due to decranlng habitat quality and Increasing of exploitation. The objectives of the research are to study reprodUction biology of lals fish as the basic data for conservation. This ,...earch wa. conducted from January 2007 to January 2008. The re ulta of O. hypophthalmus reproductIon aspect show that the smallest female of maturity Ie 22,9 cm and male Is 22,6 em; th spawnIng season on September to November; O. hypophtIMlmus Is more appropriate spawning location to oxbow lake that close relatIon with tributary; the spawning Plttem IndIcated total.pawner fish; the fecundity rang from 3111 to 11164 eggs and the egg diameter ranges 0,41.1,13 mm. Keywords : Kamper river, Ompok hypophthBlmus, oxbow lake, reprodudJon
PENDAHULUAN Provinsi Riau memiliki potensi ekosistem sungai rawa banjiran yang dikenal juga dengan istiJah sungai paparan banjir atau floodplain riverdengan keragaman jenis ikannya yang linggi. Salah satu ekosistem sunga; rawa banjiran di Provinsi Riau ada di kecamatan Langgam Sungai Kampar. Sungai Kampar telah ditetapkan sebagai pusat produksi perikanan air tawar di Provlnsi Riau dengan SK Gubemur No. 99JIU2000. Ekosistem sunga; rawa banjiran sebagai habitat ikan, kompleks dengan sungai, anak sungai dan danau banjiran atau oxbow lake yang mempunyai fungs; untuk kefangsungan hidup ikan. Lubuk pada desar sungai dlgunakan ikan sebagai tempat berlindung. Anak sungsi terutama pada bagian pinggimya, digunakan iksn sebagai tempat bertlndung dan mencari makan. Danau banjiran yang mempunyai vegetasi riparian yang terendam, digunakan oleh jkan sebagai tempat memijah sekaligus juga tempat mencari makan dan berlindung (Hartoto et a/., 1998).
~elp:
+628521746150S
Email:
[email protected]
Oi antsra ikan yang hidup pada ekosistem sungai rawa banjiran di Sungai Kampar Riau, ada jenis-jenis ikan dar; genus Kryptoptsrus dan Ompok yang termasuk famlli Siluridae yang secara umum di Indonesia dikenal sebagai Ikan lais' (Utomo et al. 1990, Kottelat st a/., 1993, Ffshbase 2008), atau di Provins; Riau dikenal sebagai Ikan selais (Pulungan st a/., 1985, Saberina & NurainI2005). Genus Ompok di Indonesia terdirl dari 7 jenis, sedangkan genus Kryptopterus di Indonesia terdiri dari 14 jenis (Kottelat el al., 1993). Ikan lais Ompokmempunyai nama sinonim Silurodss, sedangkan Kryptopterus mempunyai nama slnonim Cryptopterus (Weber & Beaufort 1913, Kottelat st a/., 1993). Salah satu jenis daTi ikan lais tersebut adalah Ompoi< hypophthalmus, yang dikenal secara spesifik oleh masyarakst di sekitar S. Kampar sebagai ikan lais danau. Ikan lals O. hypophthalmus termasuk ikan air tawsr yang dlkonsumsl masyarakat dan mempunyai nilal ekonomis tinggi. Produksi ikan lais di provinsi Riau belakangan ini mengalami penurunan . Kondlsi Inj djsebabkan pencemaran lingkungan dan pendangkalan 5ungaj,
118
Jurnal Natur Indonesia U(2): 117-123
Elvyra, et al.
serta tingkat penangkapan yang cenderung telah berada
sungai raws banjiran, khususnya tertladap ikan lais O.
pade tingkat maksimal, terutama di sepanjang muara sungai dan danau-danau dekat daerah perXampungan (Diskanlut Provinsi Riau. 2007). Usaha konservasi sangat perlu dilakukan delam upaya pemanfaetan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan. Usaha tersebut akan lebih terarah dan bertlasil secara rnaksimal,apabila informasi fundamental rnengenai ikan leis digali lebih delam dan rinci. Salah satu informasi yang sangat diper1ukan adalah aspek reproduksi ikan lais. Walaupun informasi tentang aspek reproduksi ikan lais sodah ada (Elvyra 2000 & Simanjuntak 2007), tapl hanya bersitat penelitian yang terpotong-potong dalam waktu yang pendek. Informasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu dilakukan penelitian lebih rinci untuk mendapatkan informasi fluktuasi aspek reproduksi. Informasi aspek reproduksi akan memberikan gambaran kemampuan suatu spesjes delam melangsungkan kehldupen den perkembangannya dari waktu ke waktu. Berdasarkan hal tersebut dl etas make tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek reprodusi ikan lais O. hypophthalmus dalam periode satu tahun yang me/iputi ukuran ikan terkecil mencapai matang gonad, musim pemijahan. lokasi pemijahan. pola pemijahan dan potensi reproduksi. Menfeat dart penelltian im diharapkan dapat menjadllandasan untuk usahe konservasi dalam upaya pemanfaatan sumber daya perairan yang berkelanjutan pade ekosistem
hypophthalmus di Sungal Kampar Riau.
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelltlan. Penelitian dilakukan mulal dan bulan Januari 2007 sampai Januari 2008 dengan lokasl pengambilan sampal di Sungai Kampar, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. AnaJisis aspek reproduksl ikan lais dilakukan di Laboratorium Ekologl, Jurusan 8101091 FMIPA, UNRI. StIIslun Pen.Utian. Stasiun penelitian terdiri dari 3 stasiun. stasiun I adalah sungai yaitu Langgam. Stasiun ini merupakan pertemuan S. Kamper Kiri dan S. Kamper Kanan. Lebar S. Langgam ± 125 meter. Lokasi yang dipilih adalah yang bertlubungan dengan Danau Sarang Janggut (± lebar 30 meter). A1iren yang menghubungkan sungai dengan Danau Sarang Janggut pada musim kemarau tidak terputus. tetapi dangkal (± 1 meter). staslun \I adalah snak sungai yaitu Segall. Lebar anak sungai Segati ± 70 meter. Lokasi yang dipilih adalah yang berhubungan dengan Danau Sarang Penyangek (± lebar 20 meter). Pada musim kemarau, aliran yang menghubungkan anal< sungai Segati dengan danau ini terputus. Stasiun III adalah Danau Kejuit. Staslun ini merupakan danau beser (Iebar.t 100 meter).A1iran S. Kampar dengan Danau Kejult pada musim kemarau tidak terputus (kedalaman ± 3 meter). Peta lokasi
t
u
.""
.
...
;.,......
':r-, -7 ... .~ a,f '
. -," ',,,,".:....(\.
1../"
, ,~,
...
"
,,! , ~
••'
..
-7' ... of
~.
Skala 1 : 50.000
II
,.
Gambar 1. Peta lokasi pangambilan sampal lkan lals dl Sungai Kampar, Kecsmatan Langgam, Kabupaten Pelalswan, ProvinSI KI8U (Sumber : BakosurtanaI1984)
Reprod uksi Ompok hypophthalmus
aI. ~o.
~e n g ambilan
sam pel ikan lais di Sungai Kampar
olsaj ikan pada Ga mbar 1.
ogi-
,bar
)mh
aog
'aU,
gan ini
,s.
lrau
lasi
lU
119
satu ta hu n. Lakasi pem ijahan ikan lais dianalisis berdasarkan data tingkat kematangan gonad dikaitkan
Prosedur Penelitian. Sampel ikan lais ditangkap
dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Kampar.
j engan menggunakan jaring in sang dengan ukuran
Pola pemijahan ikan lais dianalisis berdasarkan data
"lata jari ng 0,75 ; 1; 1,25 ; 1,5; 1,75; 2 inei dan alat
tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad ,
tangkap sempirai (perangkap), pada setiap lokasi
dan diameter telur ikan lais betina yang matang gonad.
:-engambilan sampel. Jaring insang dipasang di perairan
Potensi reproduksi dianalisis berdas arka n data
:;ada jam 18.00 WIB sore dan diangkat kembali pada
fekunditas dan diameter telur ikan lais betina yang
am 6.00 WIB pagi hari berikutnya, sedangkan sempirai
matang gonad .
dlpasang di perai ra n selama dua hari dua malam . Sa mpel koleksi i kan lais O. hypaphthalmus
HASIL DAN PEMBAHASAN
diidentifikasi berdasarkan aeuan Kottelat et al., (1993) ;
Ukuran Ikan Terkec il Matang Gonad. Sampel
9 (2003) dan FishBase (2008) . Koleksi sampel ikan
ikan lais 0. hypophthalmus yang diperoleh di S. Kampar
ais dilakukan setiap bulan selama satu tahun pada
dari bulan Januari 2007 hingga Januari 2008, be~um l a h
setiap lokasi penelitian . Apabila yang tertangkap lebih
1049 ekor yang terdiri dari 685 ekor ikan lais betina
dari 100 ekor, diambil30 ekor ikan lais yang terdiri dari
dan 364 ekor ikan lais jantan. Ikan lais dari stasiun
elompok ukuran keeil , sedang dan besar masing
Langgam berjumlah 338 ekorterdiri dari 212 betina dan
""'asing 10 ekor. Apabila yang tertangkap kurang dari
126 jantan , dari stasiun Segati berjumlah 373 ekorterdiri
00 ekor, maka diambil semua dari jumlah yang
dari 254 betina dan 119 jantan, dan dari stasiun Kejuit
ertangkap. Sampel ikan lais dalam keadaan segar
berjumlah 338 ekor terdiri dari 219 betina dan 119 jantan .
diukur panjang tubuhnya dengan menggunakan mistar
Kisaran ukuran panjang dan berat tubuh dari
an ditimbang berat tubuhnya dengan timbangan digital.
keseluruhan sampel ikan lais betina adalah 12,7-28, 0
Karakteristik perkembangan gonad ikan lais
em dan 9,33-106,84 g, sedangkan ikan lais jantan 13,9
ditentukan berdasa rkan tingkat kematangan gonad
28,6 em dan 10,25-116,82 g. Berdasarkan pengamatan
TKG) seeara morfologis menu rut modifikasi Cassie
tingkat kematangan gonad terhadap 1049 ekor ikan lais
Effendie, 1992). Perkembangan gonadnya digolongkan
tersebut, panjang dan berat tu buh ikan lais betina
dalam lima tahap yaitu TKG I (belum berkembang), II
terkecil meneapai matang gonad (TKG IV) adalah 22 ,9
perkembangan awal) , III (sedang berkembang), IV
em dan 53,66 g, sedangkan ikan lais jantan pada
matang gonad) dan V (pasca pemijahan). Indeks
panjang 22 ,6 em dan berat 48,04 g.
!{e matangan gonad (IKG) dihitung berdasarkan
Tingkat Kematan ga n Gonad Berd asa rkan
persentase dari perbandingan berat gonad dengan berat
Waktu d an Stasiun Penelitian. Hasil penelitia n
ubuh ikan termasuk gonad (Yalein et al., 2001) .
persentase tingkat kematangan gonad (TKG) ikan lais
=ekunditas dihitung sebagai jumlah telur yang terdapat
0. hypophthalmus betina dan jantan mulai Januari 2007
j alam ovari ikan lais betina yang telah mencapai matang
hingga Januari 2008 memperlihatkan bahwa TKG IV
;Jonad (TKG IV) berdasarkan metode gravimetrik
dijumpai pada bulan Septem ber da n Ok to be r.
Effendi , 1992). Diameter telur pada ikan lais yang
Persentase TKG IV tertinggi da ri ika n lais betin a
'TIatang gonad diketahui dengan eara mengambil150
(18 ,33%) terjadi pada bulan Oktober dan persentase
butir telur dari tiga bagian subsampel ovari (bagian
terendah (4 ,08%) terjadi pada bu lan September.
anterior, tengah , posterior yaitu masing-masingnya 50
Sementara itu, TKG IV ikan lais j antan dijumpai pada
butir) . Diameter telur-telur tersebut diukur dengan
bulan Septem ber, Oktober dan November. Persentase
menggunakan mikrometer okuler pada mikroskop.
TKG IV tertinggi dari ikan lais jantan (36,67%) terjad i
Analisis Data. Ukuran ikan lais terkeeil meneapai
pada bulan Oktober dan persentase terendah (4,35%)
matang gonad ditentukan bef dasarkan data TKG
terjadi pad a bulan November, seperti tertera pada
dikaitkan dengan data ukuran ikan . Musim pemijahan
Gambar 2. Berdasarkan hasil penelitian persentase
an lais dianalisis berdasarkan data tingkat
TKG IV ikan lais betina dan jantan tersebut, terlihat
-<ematangan gonad dan indeks kematangan gonad ,
bahwa ikan lais mempunyai satu kali musim pemijahan
jikaitkan dengan bulan pengambilan sampel selama
dalam setahun . Musim pemijahan mulai terjadi pad a
Jumal Natur Indonesia
120
Elvyra, et al.
12(2): 117-123
Tabel 1. Uji Mann-Whitney terhadap jumlah ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan matang gonad (TKG IV) pada stasiun Langgam, Segati dan Kejuit j umlah betlna dan jantar, matang gonad pada ketiga slasiun yang dibandingkan
Keterangan : a
I II III > 0,05 = tidak berbeda nyata ; I
Nilai Mann-Whitney (a) Ikan Betina II 0,6625
= Langgam ; II
Jantan (N =364)
-"-'-
,-~ .-- ~ - ~- ~ -
- '' - -·- ''''- - -- ~-"
9O'k 80%
. - -I
,
9O'k
8O'k
[]JTKGV . I TKG IV I tlTKG III
~ 60% Q)
~ 50%
I f:lTKGII
Q)
~ 40%
30% 20%
~ 1 1 , 1 ,1Il, 1 , 1
100%
!
I
70%
10%
III 1,0000 0,6625
=Segali; III =Kejuit
Selina (N =685) 100%
Ikan Jantan II 0,8723
III 1,0000 0.5127
.._.-
....- ".-
-.-..
70% .~ 60% Q)
..._.
[JJTKGV I TKG IV
50%
~TKGIII
.:: 40%
BlTKG II IIIITKGI
=>
-'"
I III TKGI
30%
I
20%
III 100 111
._.-
Bulan
10%
, , , , ,1Il ,1IIl ,1II, 1Il 0% JFMAMJJASONDJ JFMAMJJASONDJ Gambar 2. Persentase tingkat kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan waktu penelitian di lingkungan Sungai Kampar gonad pad a stasiun Segati terlihat relatif lebih tinggi baik pada ikan betina maupun ikan jantan dibandingkan stasiun lainnya. Jika ketiga stasiun dibandingkan ~ ~
berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 1), didapatkan 40 .00%
persentase dari jumlah ikan lais betina maupun jantan
I Q)
yang matang gonad antara stasiun Langgam , Segati
'"<0
'E Q) l!?
dan Kejuit adalah tidak berbeda nyata (0 > 0,05). Stasiun Segati ad ala h an ak sungai yang
Ql
0..
berhubungan dengan danau banjiran yaitu Danau Sarang 0 .00%
Lan ggam
Segati
Kejuit
Stasium Gambar 3. Persentase TKG IV ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan stasiun penelilian di lingkungan Sungai Kampar
Penyangek. Pada musim kem arau, aliran yang menghubungkan anak sungai Segati dengan danau ini terputus, sedangkan pada musim hujan alirannya dapat bersambung kembali. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara perilaku pemijahan dengan
s aat mulai masuknya mu sim hujan yaitu bulan
keberadaan danau banjiran dan kondisi curah hujan.
September, berlanjut hingga bulan Oktober dan
Pada saat ketinggian air mulai meningkat seiring
November. Persentase TKG IV ikan lais betina dan
naiknya curah hujan, para nelayan di S. Kampar
jantan yang tertinggi terjadi pad a bulan Oktober.
memasang alat tangkap berupa sempirai (perangkap)
Selanjutnya, TKG V ikan lais betina dijumpai pada bulan
padajalur aliran sungai / anak sungai ke danau banjiran
November, Desember dan Januari, sedangkan TKG V
yang mulai bersambungan kembali. Sempirai sering
ikan lal5 jantan dijumpai pada bulan Desember dan
digunakan oleh nelayan di S. Kampar, jika keadaan air
Januari.
sungai / anak sungai dari keadaa n sangat surut berlanjut
Tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah
hingga ketinggian air berangsur-angsu r naik seiring
puncak ke matangan gonad ikan karena ikan dalam
masuknya musim hujan. Pada saat permu kaan perairan
kondisi siap memijah . Ga mbar 3 memperlihatkan
mulai naik, nelayan memasang sempirai sehingga ikan
persentase dari jumlah keseluruhan ikan lais betina dan
ikan yang menuju danau ban j ira n akan banyak
jantan yang matang gonad (T KG IV) pada masing
tertangkap. Pada saat tersebut, ikan-ikan yang akan
masing stasiun . Persentase ikan lais yang matang
memijah (TKG IV) akan tertangkap.
Reproduksi Ompok hypophthalmus
et al.
Pada saat permukaan perairan naik pada musim
siun
r
maupun lamanya han hujan dalam sebulan . Curah hujan
:-:'1ghujan , ketersediaan makanan di danau dan rawa
bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu
a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang
73,5 mm dengan lam a hujan 16 hari dan pada bulan
-ikan untuk mempercepat pematangan gonad .
Oktober 2007 curah hujan 328,5 mm dengan lama hujan
Q
='oses pematangan gonad sangat erat kaitannya
2 1 hari (B MG Pekanbaru , 2007).
-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan
Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober
...... aka na n untuk anak-anak ikan nantinya . Selain itu ,
men unju kkan bahwa ikan lais di S. Kampar dalam
--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan
penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam
-a
(flood) yang membasahi dataran yang kering
satu tahun yang bergantung kepad a masuknya musim
_~
e lah musim kemarau merupakan trigger untuk
hujan . Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai sa tu musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan
-sss pemijahan (Van derWall, 2006) .
:vl :6 IV
:6 111
:G II ,G I
Indeks Kematangan Gonad (IKG).Rata-rata nilai
dengan pendapat Lowe-McCo nnel (1987) , termasuk
.:; an lais 0. hypophthalmus betina dari bulan Januari
pola total spawner.
Fekunditas dan Diameter Telur. Fekunditas dari
_--- hingga Januari 2008 berk'isar antara 0,09-1 ,44% ,
ikan lais O. hypophthalmus yang matang gonad dengan
:=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 0,06
- :-10, Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat
ukuran panjang total 22 ,9 - 28 ,0 cm dan be rat total
: as meningkat dari bulan September hingga Oktober
53,66 - 94,03 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 bu tir.
:::- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar
Secara keseluruhan, hubungan antara fekunditas
jngai
dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan
?eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai
dengan persamaan : F
asuknya musim hujan pada bulan September dan
dan F
er 2007, dan mulai meningkatnya curah hujan
nggi
=1740 + 65.91
=- 5097 + 472.1 PT (r =0,304)
BT (r = 0 ,337).
Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi
jkan
ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG
...... Setina --- Jantan
,kan
tkan
ltan
121
IV. Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan
:
lai s dengan panjang total tubuh adalah 0,304,
:::
sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat
:gati
total tubuh adalah 0,337. Nilai korelasi antara fekunditas dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi
ang
dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan
'ang
panjang total tubuh . Namun secara keseluru han , nllai
ang u ini
F
M
A
A
J
M
SON
korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan
0
Bulan
3pat
berat total tubuh termasuk nilai yang rendah.
ar 4. Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan
lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)
Inya gan
In. ring
N
Ipar
Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama penelitian berkisar 0,41 - 1,13 mm. Da ri Gambar 5 terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung
= 1950 butir
25 . 00%
~ap)
Iran
nng air
.~
20 . 00 %
~
1 5 . 00 %
·
1 0 . 00 0/0
j ut
nng
'ran
:an ak
-
O. 00 0/0 -i-~=:::;::""-----,-,---",---------r,--~---r--
J
~
~ ~
#
~
#
~
#
~
#
~
#
~
#
~
#
Selang diameter telur ( m m) '3m bar 5. Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophtha/mus di Sungai Kampar
- - --r:==---- - -----,
---.-,
~
~ ~
122
Jurnal Natur Indonesia
Elvyra, et al.
12(2): 11 7-123
Tabel 2, Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior, tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8/mus Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior Anterior 0,3191 0-;-0732 Tengah 0,5144 Posterior Keterangan : 0 > 0,05 = tidak berbeda nyata
m e milik i satu pune a k kurva . Sementara itu ,
22 ,9 em, sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 ,6 em ,
berdasarkan uji Mann-Wh itney (Tabel 2) didapatkan
Berdasarkan ukuran ikan lais O. hypophthalmus terkecil
ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior, tengah
mencapai matang gonad yang ditemukan di S, Kampar
maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 0,05),
tersebut, penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh
Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian ikan lais matangnya serentak, Berdasarkan kurva
ditangkap adalah >22,9 em dan ikan lais jantan ;>22,6 em . Dari hasil penelitian, terlihat bahwa ikan lais O.
anterior, tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur sebara n diameter telur pada ovari dan nilai uji, Mann
hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan
Whitney, me mperkuat bukti bahwa ikan lais
dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah
mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam
hujan yaitu bulan September, berlanjut hingga bulan
satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode
Oktober dan November. Lokasi pemijahan yang paling
pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun, tetapi
disukai adalah danau banjiran yang bersambungan
tergantu ng kepada masuknya musim hujan , Ikan yang
kembali dengan anak sungai pad a musim hujan.
mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika
Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim
dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari
pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan
menur ut W allac e dan Selman (1981), tipe
kepadatan populasi ikan , Hal ini dapat dilakukan dengan
perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous
melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga
berkelompok.
kelestarian ikan .
Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan
Di Sungai Kampar khususn ya di Keeamatan
sumber daya ikan lais yang berkelanj utan. Usaha
Langgam Kabupaten Pe la lawan , masyarakat
kon servasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai
mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan
fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi
penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu
alami melalui pemu lihan populasi, dan sebagai fungsi
danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun
sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi
oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok
aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia
nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danau
(Hartoto et al., 1998) , Pengelolaan sumber daya
danau tersebut. Tetapi usaha tersebut di perkirakan
perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai
kurang maksimal , kalau tanpa dib are ngi usa ha
u paya untuk m e m perol e h prod uksi perikanan
pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim
maksimum yang berkelanjutan , keuntungan ekonomi
pemijahan . Alat tangkap ika n beru pa se mpirai
maksim um yang berkesinambungan bagi para pihak
(perangkap) sebaiknya tidak dilaku kan pada jalur
pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan
sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim
ke sej a hteraa n para pihak yang terkait deng an
pemijahan, sehingga ind uk-i nd uk ika n lais tidak
pemanfaata n sumber daya peri kanan , terutama nelayan
terganggu untuk melangsung kan reproduksinya. Hal ini
(King, 1997) . Strategi pengelolaan perikanan terkait
perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber
dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap,
daya ikan lais yang berkelanj utan,
pengaturanjenis alat, waktu dan lokasi penangkapan , Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
melakukan reproduksi untuk regenerasi atau
yang telah dilakukan , dapat disimpulkan:
kelangsungan keturunannya , Ukuran ikan lais O.
Ukuran ikan lais 0 , hypophthalmus betina terkeeil
hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad
mencapai matang gonad pada ukuran panjang 22,9 em ,
yang ditemukan di S, Kampar selama penelitian adalah
sedangkan ikan lais jantan pada panjang 22 ,6 em.
Reproduksi Ompok hypophthalmus
et al. Imus
Musim pemijahan ikan lais O. hypophthalmus pada bulan September hingga November. Lokasi pemijahan yang lebih disukai ikan lais O. hypophthalmus adalah danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai. Pola pemijahan ikan lais O. hypophthalmus adalah total spawner Potensi reproduksi ikan lais O. hypophthalmus
meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan diameter telur berkisar 0,41-1.13 mm.
tan
o.
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak Umar sekeluarga di Pelalawan, Yuliadi dan Briek Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
ogan Jjan. sim unan
atan
3kat
Han
{aitu
Ihun
Ipok
nau
Ikan aha
Jsim .i rai
alur
Isim
dak
II jni
Iber
5an
ecil
:m,
:m.
Badan Meteorologl. & Geoflslka. 2007. Data curah hujan daereh Pangka/8fI Kerinci-Pe/a/awan. Pekanbaru: Stasiun Meteorologi. Olnas Perikanan. & Kelautan. 2007 . Statistik perikanan t8flgksp Provinsi Riau. Pekanbaru: Diskanlut Provinsi Riau. Effendle, M.1. 1992. Metoda biologi perikanan. Bogar: Yayasan Agromedia. Elvyra, R. 2000. Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr.) di Sungai Kampar Kiri Riau. Tesis. Padang : Universita s Andalas. FlshBa.se. 2008. A global information system on fishes . http:// www.fishbase.org/ (16 Januari 2008) . Hartoto, 0 .1., Samlta , A.S., SJatel, 0.5., Satya, A., Syawal, Y., Suint", Kamal, M.M. & Slddlk, Y. 1998. Kriteria evaluasi suaka perikanan pefairan darat. Pusat Penelitian dan
123
Pengemba ngan Umnologi. Bogar: Lem b aga IImu Pengetahuan Indonesia. King, M. 1997. Fisheries biology. assessment and management. Fishing News Books . London: A division of Blackwell Science Ltd. Kottel a t , M., W h itten, A.J., Kartikasarl, S.N. & Wlrdjoatmodjo, S. 1993. Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi. Jakarta: Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep. of Indonesia. Lowe-McConnell, R.H. 1987. Ecological studfes in tropical fish communities. Australia: Cambridge University Press. Ng, H.H. 2003. A review of the Ompok hypophtha/mus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia . J. Fish Bioi. 82: 1296-131 1. Pulungan, C.P., Ahmad, M., Siregar, V.I., Ma'am oen, A. & Alawl. H. 1985. Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau. Pekanbaru: Pusat Penelitian Universitas Riau . Saberlna. & Nura tnl. 2005. Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp.) di perairan wilayah Pelaiawan Riau. Berka/a Perikanan Terubuk 32: 40-47. SlmanJuntak, C.P.H. 2007. Reproduksi ikan se lals Ompok hypophtha/mus (Bl kr.) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri. Tesis. Bogar: Inslitut Pertan tan Bogor. Utomo, A.D., AdJI., S. & Aayarl. 1990. Aspek biologl ikan Isis di perairan Lub uk Lampam Sumatera Selatan. Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9: 105-111 . Van der Wall, B.C.W. 2006. Observations on the breeding habits of C/arias garleplnus (Burchell). J. Fish Bioi. 6:23-27. Wallace, R. & Selman, K. 1981 . Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost. Am. Zool. 21: 325-343. Weber, M. & De Beaufort, L.F. 1913. The Fish of the Indo Australian archipelago. Vol. II. Malacopterygii. Myctophoidea, Ostariophysi : I. Siluroidea. Leiden: E.J. Brill Ltd. Yalcin, S., Solak, K. & Akyurt, I. 2001. Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey. Turk. J. Zool. 25: 453 460.