III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Wilayah Studi
Wilayah studi ini dilakukan di kota Kota Bandar Lampung. Kota Bandar Lampung memiliki jaringan jalan sepanjang 1.159.573 km yang terdiri dari 299.487 km jalan dalam kondisi baik, sisanya mengalami rusak ringan, sedang, dan berat yang rusaknya mencapai 70% dari keseluruhan jaringan jalan yang ada. (Kepala Dinas PU Profinsi Lampung, Taufik Hidayat, Senin 12 Juli 2012) Pembangunan prasarana jalan raya di Kota Bandar Lampung mengutamakan peningkatan kondisi atau kualitas jalan-jalan yang sudah ada, sedangkan untuk pembangunan jalan baru diarahkan dalam rangka perluasan kota dan membuka daerah yang sedang terisolir. Pembangunan sektor transportasi di Kota Bandar Lampung menitik beratkan pada angkutan jalan raya atau transportasi darat yang berfungsi sebagai penghubung antar daerah, antar kota, dan juga pergerakan dalam kota. Berkaitan dengan penelitian ini, sistem transportasi dan juga sarana dan prasarana transportasi berpengaruh terhadap banyaknya jumlah kecelakaan yang terjadi di Kota Bandar Lampung. Di bawah ini ialah tabel daerah rawan kecelakaan dan penyebabnya di Kota Bandar Lampung.
30
Tabel 6. Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas di Kota Bandar Lampung LOKASI
1. Jl. Soekarno-Hatta 2. Jl. Ir.Sutami 3. Jl. Yos Sudarso (Dari simpang Jl. Teluk Ambon s/d Simpang Jl. Gatot Subroto) 4. Jl. Gatot Subroto (Dari Polsek TBS s/d simpang Jl. Yos Sudarso)
PENYEBAB KECELAKAAN
Jalan bergelombang, tanjakan, turunan, dan tikungan. Di sisi kanan dan kiri jalan banyak terdapat gudang sehingga banyak kendaraan yang keluar masuk, juga merupakan jalan lintas Sumatra.
5. Jl. Yos Sudarso (Depan Bumi waras Bandar Lampung)
Turunan tajam dan tikungan, kiri dan kanan jalan jurang dan tebing, banyak dilewati kendaraan muatan berat.
6. Jl. Soekarno-Hatta Batu Serampok Panjang
Tidak ada penerangan jalan/lampu jalan.
7. Jl. Soekarno-Hatta (depan Polda Tribrata)
Badan jalan digunakan untuk parkir truck. Tempat hiburan malam. Marka dan kelihatan.
rambu
jalan
tidak
Sumber : Direktorat Lalu Lintas Polda Lampung, 2012
B. Metode Pendekatan
Dalam analisis ini akan menggunakan Metode The Gross Output (Human Capital) untuk menghitung besarnya biaya korban kecelakaan, adapun unsur biaya yang akan dihitung adalah : Biaya yang terhitung karena adanya kerugian langsung. Biaya yang dihitung akibat kerugian penghasilan yang akan datang. Melalui pendekatan data dari : Biaya perlakuan rumah sakit terhadap penanganan korban kecelakaan lalu lintas. Biaya kerugian penghasilan korban akibat kecelakaan lalu lintas.
31
Asumsi dasar yang digunakan untuk memperoleh data adalah : 1. Data dari rumah sakit (Medical Record) untuk memperoleh/menghitung biaya perawatan korban dalam berbagai tingkatan korban kecelakaan. 2. Data Badan Pusat Statistik (BPS) seperti PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), untuk memperoleh nilai produktivitas rata-rata usia.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait yaitu 1. Direktorat Lalu Lintas Polda Lampung dan Polresta Kota Bandar Lampung. Data tersebut merupakan data yang berhubungan dengan kecelakaan lalu lintas dari tahun 2007-2011, yaitu : Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas Kendaraan bermotor yang terlibat kecelakaan lalu lintas Faktor penyebab kecelakaan lalu lintas Kecelakaan berdasarkan posisinya Usia korban kecelakaan Profesi korban kecelakaan 2. Jasa Raharja Untuk mendapatkan data korban kecelakaan lalu lintas, berupa biaya dan lama perawatan korban kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung pada tahun 2011 berdasarkan tingkatan keparahan korban. Data ini dikelompokkan berdasarkan tingkatan keparahan korban dan rumah sakit
32
tempat korban dirawat yang mengklaim ke Jasa Raharja, adapun rumah sakit tersebut ialah : RSUD Dr. H. Abdul Muloek RS Advent Bandar Lampung RS Immanuel Bandar Lampung RS Urip Sumoharjo RS Bumi Waras Kelima rumah sakit tersebut dirasa cukup mewakili rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Bandar Lampung, selain karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit terbesar yang ada di Kota Bandar Lampung, juga dikarenakan banyak korban kecelakaan yang dirawat dirumah sakit tersebut dan mengklaim ke Jasa Raharja untuk mendapatkan santunan akibat kecelakaan lalu lintas. 3. Badan Pusat Statistik (BPS) Untuk mendapatkan nilai produktivitas rata-rata usia.
D. Analisis Data
1. Merekap data kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung berdasarkan jumlah kejadian kecelakaan, tingkat keparahan korban, kendaraan yang terlibat kecelakaan, faktor penyebab kecelakaan, jenis kecelakaan berdasarkan posisinya, serta usia dan pekerjaan korban. 2. Merekap data yang berkaitan dengan biaya kecelakaan lalu lintas yang didapat dari instansi-instansi terkait seperti Jasa Raharja dan BPS.
33
3. Membuat grafik statistik kecelakaan untuk menampilkan persentase kecelakaan menurut jumlah korban, tingkat keparahan korban, faktor penyebab
kecelakaan,
kendaraan
yang
terlibat
kecelakaan,
jenis
kecelakaan, usia, dan pekerjaan korban sehingga dapat diketahui karakteristik kecelakaan di Kota Bandar Lampung. 4. Menghitung besarnya biaya korban kecelakaan lalu lintas. Metode yang digunakan ialah metode The Gross Output (Human Capital). Dalam penelitian ini memperhitungakan biaya langsung berupa biaya perawatan korban dan biaya tidak langsung berupa kerugian produktivitas korban. a. Biaya perawatan korban Yaitu dengan mengambil biaya rata-rata dari setiap biaya yang harus dikeluarkan
korban
kecelakaan,
berdasarkan
keadaan
korban
kecelakaan Korban meninggal Korban luka berat Korban luka ringan b. Biaya kerugian produktivitas korban BKP
: Jumlah hari tidak produksi x PDRB/jumlah penduduk/ jumlah hari kerja
dimana: BKP
: Biaya Kerugian Produktivitas
PDRB
: Produk Domestik Regional Bruto
BSKO (Tn)
=a+b
…………………………(1)
BBKO (Tn)
= ∑ (JKOi x BSKOi(Tn))
…………………………(2)
34
Dimana
:
BSKO (Tn)
= Biaya satuan korban kecelakaan lalu lintas pada tahun ‘n’ untuk setiap kategori korban, dalam rupiah/korban.
JKOi
= Jumlah korban kecelakaan lalu lintas untuk setiap kategori korban, dalam korban/tahun.
BBKO (Tn)
= Besaran biaya korban kecelakaan lalu lintas di suatu ruas jalan atau persimpangan atau wilayah dalam rupiah/tahun.
5. Melakukan pengamatan langsung di titik rawan kecelakaan (Black Spot) di Kota Bandar lampung untuk melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Faktor kecelakaan yang diamati ialah faktor jalan, baik faktor secara fisik (tata letak jalan, permukaan dan disain jalan) maupun piranti pengatur lalu lintasnya (marka jalan, penerangan jalan, rambu-rambu lalu lintas). Selanjutnya membandingkan hasil pengamatan langsung dengan hasil pengolahan data sekunder yang didapat dari Polresta Kota Bandar Lampung mengenai faktor-faktor penyebab kecelakaan lalu lintas di Kota Bandar Lampung.
E. Diagram Alir Penelitian
Dari tahapan-tahapan penelitian yang telah dijelaskan di atas, dapat dibuatlah diagram alir penelitian seperti gambar 1, sebagai berikut :