25
III. BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada April- Juli 2012 bertempat di Waduk Batutegi Kabupaten Tanggamus dan Laboratorium Balai Penelitian Ternak Ciawi Bogor Jawa Barat.
B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat yang digunakan Gelas beker kapasitas 600 ml, hot plate : 400 watt masing-masing untuk satu gelas dengan alat kontrol, kondensor :alat pendingin ini berhubungan dengan air yang mengalir dan bentuknya biasanya bulat sehingga pas masuk di bagian mulut gelas beker 600 ml, krusibel, tanur 500oC, kertas saring whatman no 54 atau 54l, plot ( 1x1 m2), oven, cawan, timbangan (5 kg), kantong plastik, golok, talenan, neraca analitik, tabung digestion, dan blok digestion, 2. Bahan Penelitian a. Larutan untuk Neutral-Detergent Fiber (NDF) Larutan dibuat pertama dengan cara melarutkan EDTA dan Na2B4O7.10H2O. Kemudian ditambahkan Na2HPO4 atau Na2HPO4.10H2O, sambil diaduk dengan
26 menggunakan stirer yang sekaligus berfungsi sebagai hot plate untuk mempermudah kelarutan. Menambahkan Ethylene glycol monoethyl ether sebagaimana perlunya untuk mengontrol busa supaya tidak berlebihan.
Untuk memastikan larutan detergen ini netral bisa dilakukan pengecekan pH dan biasanya akan berkisar antara 6.9 -7.1. Apabila larutan disimpan ditempat yang suhunya dibawah 18oC deterjen biasanya akan mengendap tetapi dapat dilarutkan kembali dengan pemanasan. Total larutan akan mencapai lebih dari volume yang dibuat karena adanya penambahan volume dari bahan kimia. Sebagai contoh apabila membuat larutan sebanyak 18 liter maka dengan adanya penambahan bahan kimia tersebut total larutan bisa mencapai 18.5 liter. Untuk analisis bahan pakan atau pangan yang mengandung pati sangat tinggi biasanya ditambahkan enzim pencerna pati seperti : Amyloglucosidae, hog pancreas amylase, Bacillus subtilus amylase, dan termamyl. b. Larutan ADF Larutan ADF dibuat dengan cara pertama dibuat dulu larutan asam sulfat 0.5 M (1 N) dan boleh sedikit adanya variasi larutan sebesar 0.98 – 1.02 N. Apabila menggunakan larutan asam sulfat murni bisa dibuat dengan cara menambahkan 49.0 g asam sulfat murni kedalam air sehingga didapat sebanyak 1 liter (ini akan sama dengan larutan 1 N). Kemudian ditambahkan 20 g CETAB dan diaduk dengan stirer sampai larut. Penambahan CETAB kedalam larutan asam sulfat 1 N kemungkinan sedikit akan menaikan volumenya. c. Kiambang dan aquades
27 Tabel 5. Larutan untuk Neutral- Detegrent Fiber (NDF) No.
Neutral Detergent Solution (NDS)
Jumlah
1
Distilled water
1,00l
2
Sodium laury sulfate, lab grade
30,00g
3
Disodium cthylenediamine tetraacetate
18,61g
(EDTA) dihyrate crystal, reagent grade
4
Sodium borate decahyderate, reagent grade
6,81g
5
Disodium hydrogen phosphate, anhydrous,
4,56g
reagent grade kalau menggunakan yang hydrous
11,48g
10 H2O 6
2-ethoxythanol (ethylene glycol monoethyl
10,00g
ether), purified gade Sumber : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Ternak (2002)
Tabel 6. Larutan untuk Acid –Detergent Fiber (ADF) No.
Neutral- Detergent Solution (NDS)
1
Sulfuric acid 1 N, reagent grade , setiap 1
Jumlah
1,00l
liter. Apabila menggunakan H2SO4 murni tiap liter
49,04g
larutan 2
Cethyltrimethylammoium Bromida (CETAB), technical grade
Sumber : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Ternak (2002)
20,00g
28 C. Metode Penelitian
1. Pengambilan sampel Pelemparan plot secara acak, pengambilan, pemisahan, meniriskan, menimbang, mencacah, mengeringkan, menimbang kembali, dan melakukan analisis Van Soest 1. Memisahkan antara Kiambang yang muda dan tua dalam satu tanaman yakni memperhatikan daun tua terlihat coklat dan mulai rusak sisi daunnya, dan daun muda masih terlihat hijau diselimuti bulu-bulu halus di setiap sisi daunnya,
Daun terlihat coklat
Daun terlihat hijau
Gambar 7. Metode pemisahan daun tua dan daun muda 2. Memisahkan antara daun dari bagian akar dan batang dengan cara memotong dari pangkal batang, 3. Mengumpulkan tumbuhan utuh baik yang tua maupun yang muda.
29
Memotong dari pangkal batang
Gambar 8. Memisahkan antara daun dengan akar dan batang
Gambar 9. Menimbang Kiambang
Gambar 11. Daun tua
Gambar 10. Daun muda
Gambar 12. Tumbuhan utuh
30
Gambar 13. Akar tua
Gambar 14. Akar muda
2. Analisis Van Soest a. Analisis serat metode Van Soest untuk mengetahui kandungan NDF dilakukan dengan prosedur berikut. Menimbang sampel Kiambang sebanyak 0,5--1 g (kering udara dan sudah digiling), masukkan sampel Kiambang ke dalam gelas beker 250 ml, tambahkan 100 ml larutan detergen netral dan 2-3 tetes dekalin, simpan di tempat pemanasan tunggu sampai 5-6 menit sampai mulai panas kemudian dihitung waktu pemanasannya selama 60 menit. Apabila mengerjakan lebih dari satu sampel bisa ditambah 3 menit antara satu dengan lainnya untuk memberikan semua bahan yang dilarutkan dimulai dari panas yang cukup, setelah 60 menit didihkan beker diambil dari pemanas dan biarkan sebentar supaya bahan padatan mengendap di bawahnya, siapkan kertas saring pada tempatnya dan panaskan dengan air mendidih.
31 Menyaring bahan larutan secara pelan-pelan mulai dari bahan cairan yang terlarut cukup dengan vakum yang rendah dayanya, kemudian bagian padatannya bisa di masukkan ke saringan sambil dibilas dengan air mendidih sampai semua sampel habis masuk ke gelas saring, vakum bisa ditambahkan kekuatannya sesuai dengan kebutuhannnya, sampel dicuci sekitar 2 kali dengan air panas dan 2 kali dengan aseton. Kemudian keringkan sampel minimal 8 jam pada suhu 105°C dalam oven yang dilengkapi dengan sistem kipas, setelah ditimbang didapatkan berat kering residu NDF. Pengamatan Van Soest lebih jelas bias di lihat pada Gambar 15-17.
b. Analisis serat metode Van Soest untuk mengetahui kandungan Lignin dilakukan terlebih dahulu ekstraksi residu tanaman atau bahan pakan dengan larutan aciddetergent (ADF). Menimbang sampel sebanyak 1 g (kering udara dan sudah digiling dan memasukkan ke dalam gelas beker 200 ml, menambahkan 50 ml larutan detergen netral, menyimpan di tempat pemanasan (hot plate) tunggu antara 5-6 menit sampai mulai panas kemudian dihitung waktu pemanasan selama 60 menit, prosedur penyaringan selanjutnya sama dengan waktu analisis NDF, perhitungan ADF juga sama dengan dilakukan pada NDF. Memisahkan komponen dinding sel menggunakan larutan H2SO4 72%, 12 M dengan masa jenis 1.634 di mana lignin tidak dapat larut dalam larutan asam tersebut. Kemudian membakar sampel ke dalam tanur 500ºC selama 3 jam, menimbang sampel, memasukkan sampel kembali ke dalam oven dengan suhu 105ºC, dan
32 mendapatkan bahan yang tersisa pada krusibel adalah abu yang tidak larut dalam asam sulfat.
Gambar 15. Menambahkan H2SO4 72%
Gambar 16. Memanaskan sampel yang telah diberi larutan NDF
Gambar 17. Membakar di dalam tanur dengan suhu 550°C
33 Pengambilan sampel Dihaluskan menjadi tepung
Menimbang sampel 0,5-1 g
Larut Isi sel (NDS)
Pemisahan Kiambang
Di timbang kembali
Ditimbang
Dijemur
+ larutan detergen netral 1 jam
Tidak larut Dinding sel (NDF) + larutan detergen asam 1 jam Larut Hemiselulosa (ADS)
Tidak Larut Lignoselulosa (ADF)
1. 2.
Larut Selulosa
Rendam dengan larutan 72%H2SO4 (15ºC) Memasukkkan ke dalamoven 105ºC
Tidak Larut Lignin & Silika (ADL) Membakar ke dalam tanur 500ºC selama 3 jam Menguap Lignin Gambar 18. Skema penelitian
Sisa atau Abu Silika (ADL)
34 D. Peubah yang diamati Peubah yang diamati yaitu persentase kandungan serat kasar khususnya dinding sel (NDF) dan lignin pada daun muda, daun tua, akar tua, akar muda dan tanamam utuh Kiambang.
E. Rancangan Perlakuan Rancangan perlakukan yang terdiri dari lima perlakuan (daun muda, daun tua, akar dan batang muda, akar dan batang tua, dan tumbuhan utuh) dan dua ulangan menggunakan metode deskriptif.