HUBUNGAN USIA, JARAK KELAHIRAN DAN KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU Faradilla Monita Donel Suhaimi Yanti Ernalia
[email protected]
ABSTRACT Low birth weight (LBW) is a major factor in increased mortality, morbidity and disability neonates, infants and children that provide long-term impact on life in the future. Some risk factors for low birth weight is maternal age less than 20 years old or over 35 years old, pregnant women who have spacing of pregnancy less than 2 years old, hemoglobin levels mother stating the mother anemia and several other factors. The objective of study was to determine the relationship of age, spacing of pregnancy and hemoglobin levels of pregnant mothers with LBW at Arifin Achmad General Hospital of Riau Province. This study used an analytical method with cross sectional approach. The subjects were all mother gave birth during 2014 at Arifin Achmad Gemeral Hospital of Riau Province. There were 90 subjects with maternal age at risk amounted to 36 mothers (40%), the mother has a range of risk births by 20 mothers (22.2%), mothers are anemic as many as 16 mothers (17.8%) and babies born with low birth weight were 42 infants (46.7%). Statistical test results maternal age categories risky, p value = 0.001 means significant correlation between age and the incidence of low birth weight. Statistical test result categories spacing has a value of p = 0.932 and category levels of hemoglobin (Hb) of pregnant women have a value of p = 0.985 means that there is no significant relationship between birth spacing and maternal hemoglobin concentration with LBW. Keywords : Low birth weight (LBW), maternal age, spacing of pregnancy, anemia in pregnant women PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah
terjadi
di
keluarga
negara
berkembang.
ekonomi
sosial
Pada rendah
bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
diperkirakan 15% kejadian BBLR dari
kurang dari 2500 gram tanpa memandang
seluruh kelahiran di dunia. Angka kejadian
1
masa gestasi. BBLR merupakan penyebab
BBLR
di
negara
utama kematian pada masa neonatal.2
mencapai 43% sedang di negara maju
BBLR mempunyai risiko mortalitas dan
hanya
morbiditas yang tinggi.3
Departemen Kesehatan (Depkes) pada
mencapai
berkembang
10,8%.
dapat
Menurut
Menurut World Health Organization
tahun 2004 kejadian BBLR di Indonesia
(WHO) pravelensi BBLR lebih sering
mencapai angka 350 ribu bayi setiap
tahunnya.3 Berdasarkan data Riskesdas
gangguan hematologi 6%, infeksi 5% dan
2013, persentase BBLR di Indonesia
lain-lain 13%.3
mencapai 10,2 % , persentase tertinggi
Salah satu faktor yang mendukung
yaitu Provinsi Sulawesi Tengah 17 % dan
terjadinya BBLR adalah usia ibu hamil
untuk Provinsi Riau sebesar 8%.4 Data
yang berisiko tinggi. Usia reproduksi
Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD )
optimal bagi seorang wanita adalah usia
Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2014,
antara 20-35 tahun, dibawah dan diatas
periode Januari – Desember, terdapat
usia tersebut akan meningkatkan risiko
kurang lebih 350 data bayi BBLR dari
terhadap kehamilan maupun persalinan.7
1584 kelahiran hidup (22%).5
Hasil penelitian Cahyani Tri P.S dan
Angka kejadian BBLR dianggap
Sulastri di RSUD Dr. Soediran, Surakarta,
sebagai indikator kesehatan masyarakat
tahun 2009, diperoleh mayoritas usia ibu
karena erat hubungannya dengan angka
melahirkan bayi BBLR yaitu usia kurang
kematian, kesakitan dan kejadian gizi
dari ( < ) 20 tahun dan lebih dari ( > ) 35
kurang dikemudian hari yang memberikan
tahun. Sementara rentang usia ibu 20 – 35
dampak
tahun tidak terlalu banyak melahirkan bayi
jangka
panjang
terhadap
kehidupan di masa depan.6 Dari berbagai data di atas menunjukkan bahwa angka
BBLR.8 Usia
ibu
mempengaruhi
tingkat
BBLR di Indonesia masih tinggi dan perlu
kejadian BBLR terutama dengan paritas
adanya penanggulangan dari masalah ini
tinggi yaitu usia ibu kurang dari 20 tahun
agar Angka Kematian Bayi (AKB) bisa
atau lebih dari 35 tahun. Pada usia yang
ditekan.3
terlalu muda (kurang dari 20 tahun),
Faktor
–
yang
peredaran darah menuju serviks dan juga
BBLR
menuju uterus masih belum sempurna
meliputi usia ibu, paritas, jarak kelahiran,
sehingga hal ini dapat mengganggu proses
umur
penyaluran nutrisi dari ibu ke janin yang
berhubungan
faktor
dengan
kehamilan,
risiko
kejadian
status
gizi,
status
ekonomi sosial dan pelayanan perawatan
dikandungnya.9
kehamilan.2 Untuk mengetahui gambaran
Faktor lain yang mempengaruhi
demografi di Indonesia menggunakan
BBLR adalah jarak antara kelahiran. Jarak
Survei Demografi Kesehatan Indonesia
persalinan yang baik untuk kesehatan ibu
(SDKI). Menurut data SDKI pada tahun
dan anak adalah > 2 tahun sampai 5 tahun,
2007 menyatakan kematian bayi akibat
semakin pendek ( < 2 tahun ), ibu berisiko
BBLR
masalah
tinggi untuk mengalami pre-eklampsia dan
pemberian minum 10%, tetanus 10%,
komplikasi kehamilan lain yang sangat
29%,
asfiksia
27%,
Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
2
berbahaya dan juga bagi bayinya bisa lahir
menjadi terganggu sehingga nutrisi ke
terlalu cepat, terlalu kecil atau dengan
janin berkurang.14
BBLR.10 Hasil penelitian Colti S. di RSUD Semarang, 2008, didapatkan bahwa ibu yang
mempunyai
jarak
kelahiran
sebelumnya < 2 tahun, sebanyak 18 responden BBLR.
(78,2%)
melahirkan
bayi
yang
mempunyai
jarak
Ibu
kelahiran sebelumnya ≥ 2 tahun, sebanyak 5 responden (21,7%) melahirkan bayi BBLR.
Dari
hasil
tesebut
secara
persentase, ibu yang mempunyai jarak kelahiran < 2 tahun lebih banyak yang melahirkan BBLR dibandingkan ibu yang melahirkan Bayi Berat Lahir Normal.11
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas dan data di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau kehamilan pada usia ibu berisiko tinggi masih banyak ditemukan, yaitu terdapat 418 orang dalam setahun, peneliti
tertarik
untuk
mengetahui
bagaimana hubungan antara usia, jarak kelahiran dan kadar Hb pada ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau.15
METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan
Selain dua faktor diatas, yang
adalah
penelitian
analitik,
dengan
mempengaruhi terjadinya BBLR yaitu
pendekatan cross sectional study yaitu
status gizi ibu yang kurang ( anemia ).
penelitian yang pengukuran variabel –
Kebanyakan anemia dalam kehamilan
variabelnya dilakukan hanya satu kali pada
disebabkan
satu saat.
oleh
defisiensi
besi
dan
perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.12
Data penelitian ini diambil di
Pada
bagian Obstetri dan Ginekologi dan rekam
kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi,
medik RSUD Arifin Achmad Provinsi
sehingga memicu peningkatan produksi
Riau pada bulan Februari – Mei 2015 yaitu
eritropoietin. Akibatnya, volume plasma
data
bertambah dan sel darah merah ( eritrosit )
Januari – Desember 2014.
jumlah
ibu
melahirkan
periode
meningkat. Namun, peningkatan volume
Populasi pada penelitian ini adalah
plasma terjadi dalam proporsi yang lebih
seluruh data ibu melahirkan pada tahun
besar
dengan
2014 di RSUD Arifin Achmad Provinsi
terjadi
Riau. Sampel pada penelitian ini diambil
penurunan konsentrasi hemoglobin ( Hb )
secara probability sampling dengan cara
jika
peningkatan
akibat
dibandingkan eritrosit
hemodilusi.13
menyebabkan
sehingga
Anemia
pengangkutan
dapat
simple random sampling yaitu mengambil
oksigen
semua populasi yang memenuhi kriteria
Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
3
inklusi sehingga semua sampel minimal
ini akan dihitung menggunakan rumus
√
√
√
)
= ( 1,249+ 0,522)2
dengan uraian sebagai berikut : (
√
(
terpenuhi, sampel minimal dari penelitian
(0,2)2 )
= 3,136 0,04
Z
= deviat baku alfa
Z
= deviat baku beta
Q1
= 1 – P1
Berdasarkan rumus diatas, maka
Q2
= 1 – P2
besar sampel minimum adalah 78 data
P1
= Proporsi pada kelompok yang
rekam medis pasien bayi baru lahir.
= 78,4 = 78
Kriteria
nilainya merupakan judgement peneliti P2
= Proporsi pada kelompok yang
inklusi
penelitian
ini
adalah : 1.
Bayi yang lahir dari ibu hamil periode januari – desember 2014 di
sudah diketahui nilainya Q
=1–P
RSUD Arifin Achmad Provinsi
P
= Proporsi total = (P1 + P2) / 2
Riau.
P1 – P2 = selisih proporsi minimal yang
2.
dianggap bermakna
Memiliki
data
rekam
medik
lengkap,
yang
mencantumkan
Kesalahan tipe I = 5%, hipotesis dua arah
nomor rekam medik, nama ibu,
Z = 1,96
usia ibu, jarak kelahiran, kadar Hb
Kesalahan tipe II = 20%, maka Z = 0,84
ibu dan berat lahir bayi.
P2 = proporsi pajanan pada kelompok
Kriteria eksklusi penelitian ini
kasus sebesar 18,4% = 0,184 ( penelitian
adalah faktor penyakit ibu yaitu malnutrisi
sebelumnya)
(KEK). Pengumpulan data pada penelitian
Q2 = 1 – 0,184 = 0,816 P1 – P2 = selisih proporsi pajanan yang
ini
berdasarkan
dianggap bermakna, ditetapkan sebesar 0,2
diperoleh
P1 = P2 + 0,2 = 0,184 + 0,2 = 0,384
Ginekologi
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,384 = 0,616
Pekanbaru. Data yang didapat meliputi :
P = ( P1 + P2 ) / 2 = 0,284
nomor rekam medik, nama, umur ibu,
Q = 1 – P = 1 – 0,284 = 0,716
paritas, umur kehamilan, jarak kelahiran,
dari
data
sekunder
bagian
RSUD
Obstetri
Arifin
yang dan
Achmad
kadar Hb pada ibu hamil dan berat lahir bayi, untuk data yang belum lengkap Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
4
dilanjutkan dengan pengambilan data dari
kejadian BBLR dan kadar Hb pada ibu
status rekam medik di Bagian Rekam
hamil dengan kejadian BBLR. Analisis
Medik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
akan dilakukan dengan uji Chi-Square
Setelah pengumpulan data selesai,
menggunakan program komputer, dengan
kemudian dilakukan pengolahan data :
ketentuan jika nilai p value < 0,05 terdapat
1.
hubungan yang bermakna.
Editing Langkah
untuk
Penelitian ini dinyatakan lolos kaji
memeriksa kembali data yang diperoleh
etik dari tim pelaksana kegiatan (TPC)
mencakup kelengkapan / kesempurnaan
Etika
data, kekeliruan pengisian, data sampel
Universitas
yang tidak sesuai / tidak lengkap.
49/UN.19.5.1.1.8/UEPKK/2015.
2.
ini
digunakan
Penelitian Riau
Fakultas
Kedokteran
dengan
nomor
:
Coding Data yang diperoleh diberikan kode
HASIL DAN PEMBAHASAN
tertentu
Gambaran umum subjek penelitian
untuk
mempermudah
pembacaan data. 3.
Penelitian ini dilakukan di RSUD
Tabulasi
Arifin Achmad Provinsi Riau. Populasi
Data yang terkumpul dimasukkan
pada penelitian ini adalah seluruh data ibu
dalam tabel frekuensi komputer sesuai
melahirkan tahun 2014 di RSUD Arifin
dengan
kategori
masing
–
masing.
Achmad Provinsi Riau, yang dijadikan
Melakukan analisis data menggunakan
sampel penelitian adalah seluruh populasi
program statistik komputer.
yang memiliki data rekam medik lengkap
1.
yang mencantukan nomor rekam medik,
Analisis Univariat Analisis
untuk
nama, usia ibu, jarak kelahiran, kadar Hb
dan
ibu dan berat bayi lahir dan tidak
persentase tingkat usia pada ibu hamil
memenuhi kriteria eksklusi. Untuk kriteria
berisiko tinggi, jarak kelahiran bayi dan
eksklusi pada rekam medik tidak ada
kadar Hb pada ibu hamil dengan kejadian
dicantumkan.
BBLR. Hasil analisis ini disajikan dalam
menggunakan
bentuk tabel distribusi frekuensi.
sampling yaitu pengambilan sampel secara
2.
acak dengan jumlah sampel minimum dari
mengetahui
ini
digunakan
distribusi
frekuensi
Analisis Bivariat Analisis
ini
digunakan
untuk
mengetahui hubungan usia berisiko pada ibu
hamil
dengan
kejadian
Sampel teknik
simple
diambil random
jumlah populasi yang tersedia, yaitu terdapat 90 sampel.
BBLR,
hubungan jarak kelahiran bayi dengan Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
5
ibu (60%). Frekuensi dari jarak kelahiran
Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian yang
berisiko (< 2 tahun) sebanyak 20 ibu
dilakukan di Rekam Medik RSUD Arifin
(22,2%) dan jarak kelahiran tidak berisiko
Achmad Provinsi Riau distribusi pasien
(≥ 2 tahun) sebanyak 70 ibu (77,8%).
yang dapat disajikan dalam tabel berikut :
Frekuensi ibu anemia (Hb 10 g/dl)
Tabel 1 Karakteristik Ibu Hamil di
sebanyak 16 ibu (17,8%) dan ibu tidak
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
menderita anemia (Hb ≥ 10 g/dl) sebanyak
tahun 2014
74 ibu (82,2%). Frekuensi bayi yang
Karakteristik
Frekuensi
Ibu Hamil
Persentase %
sebanyak 42 bayi (46,7%) dan bayi yang lahir tidak BBLR (≥ 2500 gram) sebanyak
Usia ibu < 20 dan > 35
dilahirkan dengan BBLR (<2500 gram)
36
40%
54
60%
48 bayi (53,3%).
tahun 20 – 35 tahun
Analisis Bivariat Hubungan Usia, jarak kelahiran
Jarak dan
kelahiran < 2 tahun
20
22.2%
≥ 2 tahun
70
77,8%
kadar
hemoglobin
ibu
hamil
dengan kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau tahun 2014
Hb ibu < 10 g/dl
16
17,8%
≥ 10 g/dl
74
82,2%
Hasil uji statistik hubungan antara usia ibu hamil dengan kejadian berat bayi lahir rendah dapat dilihat pada tabel 2 :
Berat bayi lahir < 2500 gram
42
46,7%
48
53,3%
≥ 2500 gram
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah sampel ibu hamil pada tahun 2014 sebanyak 90 ibu. Frekuensi dari usia ibu hamil pada usia berisiko (< 20 dan > 35 tahun) sebanyak 36 ibu (40%) dan usia tidak berisiko (20 – 35 tahun) sebanyak 54 Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
6
Tabel 2 Hasil Uji Statistik Hubungan
melahirkan bayi dengan BBLR. Hasil uji
Usia Ibu hamil dengan Kejadian Berat
statistik didapatkan nilai p = 0,001 dan RP
Bayi Lahir Rendah di RSUD Arifin
= 4,947, CI = 1,98 – 12,32 artinya ada
Achmad Provinsi Riau tahun 2014
hubungan yang bermakna antara usia ibu berisiko dengan kejadian BBLR.
Berat Lahir Bayi
P
penelitian Bambang R yang dilakukan di
P
Usia ibu melahir
BBLR
Tidak
(%)
BBLR
kan
RSU Saiful Anwar, Malang pada tahun Value
2011 yang menunjukkan bahwa terdapat
(%)
Berisiko
Tidak Berisiko
25
11
(69,4%)
(30,6%)
17
37
(31,5%)
(68,5%)
hubungan antara usia ibu hamil berisiko 0,001
4
1,98
dengan
,
6–
berpengaruh
9
12,3
terjadinya BBLR.6 Secara biologis wanita
4
20
dianjurkan mengandung pada usia subur
7
Total
Hasil penelitian ini sejalan dengan
R CI
terjadinya
BBLR.
sebesar
Usia
11%
ibu
terhadap
(20 – 35 tahun), karena pada usia subur
42
48
lebih banyak energi yang dimiliki oleh
(46,7%
(53,3%
wanita hamil. Data menunjukkan bahwa
)
)
terkecil kematian neonatal terjadi pada usia 20 – 35 tahun dan meningkat pada
Berdasarkan tabel 2 diketahui dari 36 ibu memiliki usia berisiko, 25 (69,4%)
usia dibwah 20 tahun atau diatas 35 tahun.16 Penelitian ini juga selaras dengan
diantaranya melahirkan bayi BBLR dan hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p adalah 0,001 dimana p < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil berisiko dengan kejadian BBLR. Usia ibu saat hamil mempengaruhi kondisi kehamilan ibu karena berhubungan dengan kematangan organ reproduksi dan kondisi psikologis.9 Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan usia ibu hamil berisiko ( < 20 dan ≥ 35 tahun ) sebanyak 36 ibu (40%) dan
25
orang
diantaranya
(69,4%)
Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
hasil penelitian Tazkiah pada tahun 2013 yang didapatkan Hasil Karakteristik usia ibu pada kelompok kasus yang terbanyak adalah 16–20 tahun (43,07%) sedangkan usia ibu pada kelompok kontrol yang terbanyak adalah 26–30
tahun
(26,15%).17
Penelitian
Sistiarani pada tahun 2008 di dapatkan hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,009 dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persentase BBLR antara ibu yang
termasuk
beresiko
kategori
dengan ibu
umur
yang
yang
termasuk 7
kategori umur yang tidak beresiko pada
penyakit yang sering menimpa pada usia
saat hamil dan melahirkan. Analisis faktor
ini.11
risiko umur didapatkan OR = 4,28 (95% )
Tabel 3 Hasil Uji Statistik Hubungan
CI = 1,4-12,4 artinya ibu yang termasuk
Jarak Kelahiran Ibu hamil dengan
kategori
mempunyai
Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah di
peluang melahirkan BBLR 4,28 kali
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
dibandingkan ibu yang tidak termasuk
tahun 2014
umur
beresiko
kategori umur yang beresiko.11 Prognosa
Berat Lahir
kehamilan
sangat
ditentukan oleh usia seseorang. Umur yang terlalu muda atau kurang dari 17 tahun dan
Jarak
P
RP
CI
Bayi
Kelahira BBL Tidak n
umur yang terlalu lanjut lebih dari 34
Val ue
R
BBL
(%)
R (%)
10
10
0,93
1,1
0,4
(50
(50%
2
88
39
%)
)
–
32
38
3,2
(45,
(54,3
11
7%)
%)
42
48
tahun merupakan kehamilan resiko tinggi. Kehamilan pada usia muda merupakan
Berisiko
faktor resiko hal ini disebabkan belum matangnya organ reproduksi untuk hamil (endometrium belum sempurna) sedangkan pada umur diatas 35 tahun endometrium yang kurang subur serta memperbesar
Tidak Berisiko
kemungkinan untuk menderita kelainan kongenital,
sehingga
dapat
berakibat
kesehatan
ibu
maupun
(46,
(53,3
perkembangan dan pertumbuhan janin
7%)
%)
terhadap
yang sedangdikandung.
Total
11
Kehamilan pada usia ibu < 20
Berdasarkan tabel 3 diketahui dari
tahun secara biologis belum optimal
20
sehingga
labil,
kelahiran berisiko, terdapat 10 (50%) ibu
mentalnya belum matang sehingga mudah
melahirkan bayi BBLR dan hasil uji
mengalami guncangan yang mengkibatkan
statistik dapat dilihat bahwa nilai p = 0,932
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan
dimana p > 0,05 artinya tidak ada
kebutuhan
selama
hubungan yang bermakna antara jarak
kehamilannya. Sedangkan pada usia > 34
kelahiran ibu hamil dengan kejadian
tahun terkait dengan kemunduran dan
BBLR.
emosinya
zat-zat
cenderung
gizi
ibu
hamil
yang
memiliki
jarak
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
8
Jarak ideal antar kelahiran adalah
Penelitian
yang
dilakukan
lebih dari 2 tahun, dengan demikian
Paembonan di RSIA Siti Ftaimah pada
memberi kesempatan pada tubuh untuk
tahun 2014 menyatakan Jarak kehamilan ≤
memperbaiki persediannya dan organ –
2 tahun bukan faktor risiko kehamilan
organ reproduksi untuk siap mengandung
prematur. Hasil penelitian ini tidak sejalan
lagi. Sistem reproduksi yang terganggu
dengan penelitian Kozuki et al ( 2013 )
akan
yang
menghambat
perkembangan
menyatakan
bahwa
menyatakan
pertumbuhan dan perkembangan janin.
bahwa jarak kehamilan < 18 bulan berisiko
Jarak kelahiran < 2 tahun dapat berisiko
terhadap kelahiran prematur. Hal ini
kematian janin saat dilahirkan, bblr,
disebabkan adanya faktor risiko lain diluar
kematian di usia bayi ataupun anak yang
jarak
bertubuh kecil.10,18 Ibu hamil yang jarak
kelahiran prematur. Faktor risiko lain yang
kelahirannya < 2 tahun, kesehatan fisik
mempengaruhi
dan kondisi rahimnya butuh istirahat yang
menurut Krisnadi ( 2009 ) yaitu perilaku
cukup. Ada kemungkinan juga ibu masih
ibu dalam hal merokok, komposisi diet,
harus menyusui dan memberikan perhatian
pertambahan
pada anak yang dilahirkan sebelumnya,
kehamilan,
sehingga kondisi ibu yang lemah ini akan
marital, dan kondisi sosial ekonomi.21
kehamilan
yang
menyebabkan
kelahiran
berat aktivitas
badan seksual,
prematur
selama status
berdampak pada kesehatan janin dan berat badan lahirnya.19 Berdasarkan tabel 3 terdapat 20 ibu hamil yang memiliki jarak kelahiran berisiko dan 10 ibu (50%) melahirkan bayi dengan BBLR. Hasil uji statistik penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara jarak kelahiran dengan kejadian BBLR dengan nilai p sebesar 0,932 lebih dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Trihardiani di wilayah Puskesmas kota singkawang
pada
tahun
2011
yaitu
menunjukkan hubungan tidak bermakna antara jarak kelahiran dengan berat badan lahir (p = 0,496).20 Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
9
Tabel 4 Hasil Uji Statistik Kadar
anemia
Hemoglobin Ibu hamil dengan Kejadian
penyebabnya adalah kekurangan zat gizi
Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD
besi yang diperlukan untuk pembentukan
Arifin Achmad Provinsi Riau tahun
hemoglobin. Anemia gizi besi terjadi
2014
karena tidak cukupnya zat gizi besi yang Berat Lahir
P
RP
CI
Hemogl
BBL
Tida
obin
R
k
Ibu
(%)
BBL
8
(50% (50%
pemasukkan dan pengeluaran zat besi
ue
dalam
tubuh.22,23
menyebabkan jaringan 0,9
1,1
0,3
85
76
99 –
sehingga
distribusi
akan
menurunkan
Hal
ini oksigen
berkurang
yang
metabolisme pertumbuhan
dapat ke akan
jaringan
janin
akan
terhambat dan berakibat berat badan lahir
)
)
34
40
(45,9
(54,1
(17,8%) yang memiliki kadar Hb <10 g/dl
%)
%)
(anemia) dan 8 ibu (50%) melahirkan bayi
42
48
(46,7
(53,3
%)
%)
3,4 Tidak
diserap dari makanan sehari – hari guna
Val
(%) 8
besar
menyebabkan ketidakseimbangan antara
R
Anemia
sebagian
pembentukan sel darah merah sehingga
Bayi
Kadar
dengan
Anemia Total
rendah.14 Berdasarkan tabel 4 terdapat 16 ibu
69
dengan
BBLR.
Hasil
uji
statistik
didapatkan p = 0,985 bahwa status anemia tidak
berhubungan
dengan
terjadinya
BBLR (P > 0,05 ). Pada wanita hamil saat volume Berdasarkan tabel 4 diketahui dari 16 ibu yang memiliki kadar Hb < 10 g/dl (anemia) terdapat 8 (50%) ibu yang melahirkan bayi dengan BBLR dan hasil uji statistik dapat dilihat bahwa nilai p adalah 0,985 dimana p > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar Hb ibu hamil dengan kejadian BBLR. Data
Depkes
RI
menunjukka
bahwa lebih dari 50% ibu hamil menderita Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
darah
meningkat
1,5
liter.
Peningkatan volume tersebut terutama terjadi
peningkatan
plasma
bukan
peningkatan jumlah sel eritrosit, walaupun ada peningkatan jumlah eritrosit dalam sirkulasi yaitu 450 ml atau 33%, tetapi tidak
seimbang
volume
dengan
plasma
peningkatan
sehingga
terjadi
hemodilusi. Pada awalnya, volume plasma meningkat pesat dari usia gestasi 6 minggu,
kemudian
laju
peningkatan 10
melambat,
sementara
eritrosit
mulai
ibu hamil, maka makin tinggi berat lahir
meningkat pada trimester kedua dan
bayi,
lajunya memuncak pada trimester ketiga.
dengan uji statistik p > 0,05 dan kekuatan
Hipervolemia
oleh
korelasi sangat lemah. Hasil ini sama
kehamilan mempunyai beberapa fungsi
seperti hasil penelitian Destuty yang
penting antara lain : mengisi ruang
melaporkan bahwa tidak ada hubungan
vaskular di uterus, jaringan pembuluh di
antara kadar Hb ibu hamil dengan berat
payudara,
kulit.
lahir bayi karena berat lahir tidak hanya
efek
ditentukan oleh kadar Hb ibu saja, tetapi
yang
otot,
Hipervolemia
diinduksi
ginjal
juga
dan
mengurangi
pengeluaran hemoglobin pada persalinan.
tetapi korelasi
tidak bermakna
juga dipengaruhi oleh faktor lain.26,27
Penurunan kekentalan darah memperkecil
Pada ibu hamil dengan kadar Hb
resistensi terhadap aliran sehingga kerja
normal dan berat bayi lahir normal
jantung untuk mendorong darah menjadi
dikarenakan
lebih ringan. Faktorlain dari penyebab
dalam darah pada plasenta. Pada ibu hamil
defisiensi
meningkatnya
dengan kadar Hb tidak normal dan
kebutuhan Fe ibu hamil. Kebutuhan ibu
melahirkan bayi dengan berat bayi lahir
hamil akan zat besi sebesar 900 mgr Fe,
normal batas normal.28 Selain dari kadar
pada
usia
Hb ibu dalam status gizi yang perlu
kehamilan 32 sampai 34 minggu) akan
diperiksa dalam mempengaruhi berat bayi
terjadi hemodilusi (pengenceran darah)
lahir yaitu Indeks Massa Tubuh ibu
pada ibu hamil sehingga hemoglobin akan
sebelum hamil, Lingkar Lengan Atas ibu,
mengalami
pertambahan berat badan selama hamil dan
Fe
trimester
adalah
dua
(puncaknya
penurunan,
mengakibatkan
anemia kehamilan fisiologis.24
tercukupi
suplai
oksigen
lain-lain.20
Hasil penelitian ini bertentangan
Penambahan
berat
badan
ibu
dengan Depkes RI 2007 dan penelitian
normal adalah berkisar 9 kg - 12 kg.
Festy pada tahun 2011 yang menyatakan
dimana pada trimester I pertambahan 1 kg
Jika
,trimester II sekitar 3 Kg dan Trimester III
Hb
ibu
<
11
gram%
maka
kecenderungan untuk mempunyai bayi
5-6
berat badan lahir rendah akan berlipat
berpengaruh pada berat bayi baru lahir.
3,366 kali dibandingkan Hb ibu 11 gram%
Sehingga dapat diasumsikan penambahan
dengan asumsi variabel lainnya konstan.25
yang sesuai berkontribusi terhadap berat
Menurut penelitian Charles di RSUP DR.
badan bayi sehingga menentukan bayi
Kariadi
2011
tergolong dalam berat badan kurang dari
didapatkan bahwa makin rendah kadar Hb
2500 gram atau berat badan bayi lebih dari
Semarang
pada
tahun
Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
kg.
Penambahan
berat
badan
11
2500 gram. LILA merupakan indikator
4 gr% ) terjadi payah jantung yang bukan
status gizi ibu hamil. Di Indonesia batas
saja menyulitkan kehamilan dan persalinan
ambang LILA normal adalah 23,5 cm
tapi juga bisa fatal.
sebelum kehamilan berisiko menderita
Pengaruh anemia di bagi menjadi 2 yaitu :
Kekurangan Energi Kalori. Ibu hamil
1. Bagi ibu
dengan ukuran LILA kurang 23,5 cm
a) Bahaya selama kehamilan
berisiko menderita Kekurangan Energi
(1) Dapat terjadi abortus
Kronis (KEK) yang dapat menyebabkan
(2) Persalinan prematuritas
prematuritas dan risiko Berat Badan Bayi
(3) Hambatan tumbuh kembang
Rendah. KEK berdampak negatif terhadap
janin dalam rahim
ibu hamil dan janin yang dikandung
(4) Mudah terjadi infeksi
berupa
(5) Ancaman dekompensasi kordis
peningkatan
kematian
ibu,
sedangkan bayi BBLR berisiko kematian
( Hb < 6 gr% )
dan gangguan tumbuh kembang. Kematian
(6) Mola hidatidosa
bayi merupakan indikator status kesehatan
(7) Hiperemesis gravidarum
masyarakat yang penting berhubungan
(8) Perdarahan antepartum
dengan anak sebagai investasi bangsa. Ibu
(9) Ketuban pecah dini (KPD)
hamil yang KEK sebaiknya mendapatkan
b) Bahaya saat persalinan
makanan tambahan dan peyuluhan yang
(1) Gangguan his-kekuatan mengejan.
berkualitas.25
(2) Kala pertama dapat berlangsung lama,
Pengaruh anemia pada ibu hamil, bersalin, dan nifas :24
dan terjadi partus terlantar. (3) Kala dua berlangsung lama, sehingga
1) Keguguran.
dapat melelahkan dan sering
2) Partus prematurus.
memerlukan tindakan operasi
3) Inersia uteri dan partus lama, ibu lemah. 4) Atonia uteri dan menyebabkan perdarahan. 5) Syok.
kebidanan. (4) Kala tiga dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri. (5) Kala empat dapat terjadi perdarahan
6) Afibrinogen dan hipofibrinogen.
postpartum sekunder dan atonia
7) Infeksi intrapartum dan dalam nifas.
uteri.
8) Bila terjadi anemia gravis ( Hb dibawah
Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
12
c) Bahaya pada saat nifas
10 ibu (50%). Ibu mengalami
(1) Terjadi subinvolusi uteri
anemia sebanyak 16 ibu (17,8%)
menimbulkan perdarahan
dan melahirkan BBLR sebanyak 8
postpartum
ibu (50%), serta bayi lahir dengan
(2) Memudahkan infeksi
BBLR sebanyak 42 bayi (46,7%)
(3) Pengeluaran ASI berkurang
dari 90 ibu melahirkan.
(4) Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
2. Terdapat
hubungan
bermakna
antara usia ibu hamil dengan
(5) Anemia kala nifas
kejadian BBLR di RSUD Arifin
(6) Mudah terjadi infeksi mamae
Achmad Provinsi Riau pada tahun 2014 dengan nilai p sebesar 0,001,
2. Bagi janin
p < 0,05.
(1) Abortus
3. Tidak terdapat hubungan yang
(2)Terjadi kematian intra uteri
bermakna antara jarak kelahiran
(3) Persalinan prematuritas tinggi
dengan kejadian BBLR di RSUD
(4) Berat badan lahir rendah
Arifin Achmad Provinsi Riau pada
(5) Kelahiran dengan anemia
tahun 2014 dengan nilai p = 0,932,
(6) Dapat terjadi cacat bawaan
p > 0,05.
(7) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal (8) Inteligensia rendah
4. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSUD Arifin Achmad Provinsi
SIMPULAN DAN SARAN
Riau pada tahun 2014 dengan nilai
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
p = 0,985, p > 0,05.
dilakukan
dapat
diambil
kesimpulan
sebagai berikut : 1. Karakteristik
Berdasarkan penelitian yang telah umum
subjek
dilakukan, maka peneliti memberikan
penelitian adalah ibu memiliki usia
saran sebagai berikut :
berisiko sebanyak 36 ibu (40%)
1. Diperlukan
dan
melahirkan
bayi
penelitian
lain
BBLR
mengenai hubungan LILA dan
sebanyak 25 ibu (69,4%). Ibu
IMT untuk mengetahui status gizi
dengan jarak kelahiran berisiko
ibu hamil sebelum melahirkan
sebanyak 20 ibu (22,2%) dan
dengan kejadian BBLR.
melahirkan bayi BBLR sebanyak Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
13
2. Pasien yang ditemukan melahirkan
dkk.
(penyunting).
Buku
ajar
BBLR terdapat pada usia ibu
neonatologi. Edisi pertama. Ikatan
berisiko (< 20 dan > 35 tahun),
Dokter Anak Indonesia; 2008.p. 12.
diharapkan adanya pemberitahuan kepada
calon
ibu
melewati
2.
Trihariyono. Bayi Berat Lahir Rendah
penyuluhan agar hamil sebaiknya
(BBLR).
tidak pada usia berisiko dan jika
Manajemen BBLR. 2010 [diakses 12
hamil pada usia berisiko
februari
agar
memantau masa kehamilannya.
Buku
Acuan
2015].
Modul
Dikutip
dari:
https://triharyono.files.wordpress.com/
3. Diharapkan penelitian ini dapat
2010/02/bblr1.pdf
digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai
3.
BBLR.
Nadhifah Laily, Yasin Hasbi, Sugito. Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi bayi berat lahir rendah dengan model regresi logistik biner
UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada
pihak
menggunakan metode Bayes (Studi
Fakultas
kasus
Universitas Riau, Bapak Donel Suhaimi,
RSUD
kota
Semarang).
Semarang : 2012.
S.Ked., dr.SpOG(K)., Dr.Ked dan ibu Yanti Ernalia, Dietisien,MPH sebagai
4.
Penyajian Pokok – Pokok Hasil Riset
pembimbing, bapak Zulmaeta, S.Ked.,
Kesehatan
Dasar
2013.
Badan
dr.SpOG dan bapak Erwin Christanto,
Penelitian
dan
S.Ked., dr., M.Gz., Sp.GK selaku penguji
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI
dan bapak Miftah Azrin, S.Ked., dr.SpKO
2013. 2013 [diakses 3 maret 2015].
sebagai supervisi yang telah meluangkan
Dikutip dari: http://manjilala.info/wp-
waktu dan pikiran dengan penuh kesabaran
content/uploads/2013/12/Riskesdas20
untuk membimbing dan mengarahkan
13.pdf
Pengembangan
penulis serta memberi masukan demi kesempurnaan skripsi ini.
5.
Data Rekam Medik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Provinsi Riau 2014. Pekanbaru : 2014.
DAFTAR PUSTAKA 1.
Damanik Sylviati M. Klasifikasi Bayi Menurut
Berat
Lahir
dan
Masa
Gestasi. Dalam : Kosim M Sholeh, Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
6.
Rahardjo
Bambang,
Khasanah
Uswatun,
Habibah
Khoirotul. 14
Hubungan antara usia ibu dan paritas
Dikutip
dari:
dengan kejadian berat badan lahir
http://repository.maranatha.
rendah (BBLR) di RSU Dr. Saiful
edu/2135/3/0610125_chapter1.pdf
Anwar Malang (periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011) [skripsi]. Universitas Brawijaya. Malang; 2011.
11. Sistiarani Colti. Faktor Maternal Dan Kualitas Pelayanan Antenatal Yang Berisiko Terhadap Kejadian BBLR
7.
Sianturi Irma D.M. Karakteristik ibu
Studi Pada Ibu Yang Periksa hamil Ke
yang melahirkan bayi dengan BERAT
Tenaga Kesehatan Dan Melahirkan Di
Badan Lahir Rendah (BBLR) di
RSUD Banyumas Tahun 2008 [Tesis].
Rumah Sakit Santa Elisabeth pada
Universitas Diponegoro. Semarang :
tahun
2003
–
2006
[skripsi].
2008
Universitas Sumatera Utara. Medan : 2007.
12. Anemia dalam kehamilan. Dalam : Saifuddin
8.
Puspitasari
Cahyani
Tri,
Sulastri.
AB,
Wiknjosastro
H
Adriaansz et
all.
G,
Editor.
Hubungan Karakteristik Ibu bersalin
Pelayanan Kesehatan Maternal dan
dengan kejadian bayi berat lahir
Neonatal. Edisi 1. Jakarta. Yayasan
rendah di Rumah Sakit Umum DR.
Bina Pustaka ; 2009.p.281.
Soediran Wonogiri [Hasil penelitian]. Universitas
Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta : 2009.
13. Prawirohardjo
S.
Anemia
dalam
kehamilan. Dalam :Saifuddin AB, Rachimhadhi T, Winknjosastro H.
9. Manuaba, IBG.Ilmu kebidanan,
Editor. Ilmu Kebidanan. Edisi ke-4.
Penyakit kandungan & Keluarga
Jakarta. Yayasan Bina Pustaka ;
Berencana untuk Pendidikan Bidan.
2010.p.775.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1998.
14. Rukmana SC. Hubungan asupan gizi dan status gizi ibu hamil trimester III
10. Ruswandiani. Karakteristik
Hubungan Ibu
Hamil
Antara
dengan berat badan lahir bayi di
Dengan
wilayah
kerja
puskesmas
Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di
[artikel
penelitian].
Rumah Sakit Immanuel, Bandung :
Diponegoro. Semarang. 2013
suruh
Universitas
2008 [diakses 24 Februari 2015]. Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
15
15. Data SMF Obgyn RSUD Arifin
21. Paembonan Novhita, Ansar Jumriani,
Achmad Pekanbaru, Provinsi Riau
dkk. Faktor risiko kejadian kelahiran
2014. Pekanbaru : 2014.
prematur di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah, Kota Makassar [artikel].
16. Asrining S, Handayani siti, dkk. Perawatan bayi risiko tinggi. Jakarta:
Makassar : Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin; 2014.
EGC;2003. 22. Waryono. 17. Tazkiah Misna, Wahyuni C.U, Martini Santi.
Determinan
Epidemiologi
Yogyakarta:
Gizi Pustaka
Reproduksi. Rihama;2010.
Hal 35-49.
Kejadian BBLR pada Daerah Endemis Malaria di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Fakultas
Selatan. Kesehatan
Surabaya
:
Masyarakat
23. Depkes RI. 2000. Program Perbaikan Gizi Menuju Indonesia Sehat 2010. Direktorat
Bina
Gizi
Masyarakat.
Jakarta.
Universitas Airlangga;2013
18. Mainase, J. Hubungan Faktor lbu
24. Khasanah Tiea. Hubungan tingkat
Hamil dengan Terjadinya Bayi Lahir
pendapatan perkapita keluarga dan
Rendah Di RSUD Dr.M.Haulussy
status gizi anemia pada ibu hamil di
Ambon.
BPS Natalia Genuksari Semarang.
Maluku.
Program
Pasca
Sarjana Universitas Airlangga; 2006
2011 [diakses 30 juni 2015]. Dikutip dari
19. Rochjati.
Pengenalan
Faktor-faktor
:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/1
Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko
20/jtptunimus-gdl-tieauswatu-5992-2-
Tinggi.
babii.pdf
Surabaya.
Airlangga
University Press. 2003. 25. Festy Pipit. Analisis faktor risiko pada 20. Trihardiani Ismi, Puruhita Niken. Faktor risiko kejadian Berat Badan
kejadian berat badan lahir rendah di Sumenep. 2011
Lahir Rendah di Wilayah Kerja Puskesmas Singkawang Timur dan Utara [skripsi].
Kota
2011
badan ibu hamil dengan berat lahir
Diponegoro.
bayi [artikel]. Semarang: Fakultas
Singkawang
Universitas
26. Budiman Charles. Korelasi antara berat
Semarang : 2011. Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
16
kedokteran Universitas Diponegoro; 2011.
27. Destuty
H.
Hubungan
Kadar
Hemoglobin Ibu Hamil dengan Berat Badan Bayi Baru Lahir di RSUP Haji Adam Malik Medan [skripsi]. Medan: FK USU. 2010.
28. Muazizah,
Nugroho
H.A,
dkk.
Hubungan kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir di RS Permata Bunda
Semarang.
Universitas
Muhammadyah Semarang; 2011.
Jom FK Volume 3 No. 1 Februari 2016
17