Film Kepahlawanan dalam Budaya Kontemporer (Studi terhadap film Black Hawk Down Produksi Hollywood) Makalah Non Seminar
Oleh Okky Oktaviani 1106085182
Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia! 2014 Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
Film Kepahlawanan dalam Budaya Kontemporer (Studi terhadap Film Black Hawk Down Produksi Hollywood)
Okky Oktaviani, Dr. Billy K. Sarwono M.A Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Email :
[email protected] Email:
[email protected]
Abstrak Jurnal ini merupakan studi analisis film Black Hawk Down produksi Hollywood sebagai film kepahlawanan yang kontroversial. Penulis menggunakan teori Enlightment as mass deception oleh Max Adorno dan Theodore Horkheimer yang membantu penulis dalam menganalisa film ini. Penulis menemukan bahwa film ini sudah mengalami proses komodifikasi oleh pemerintah Amerika, Pentagon setelah peristiwa 9-11. Jurnal ini juga dilengkapi dengan konsep soft power dengan temuan bahwa Amerika Serikat menggunakan film-film Hollywood sebagai soft power mereka untuk melanggengkan citra kepahlawanan Negara Amerika Serikat.
Heroism Movies in Contemporary Culture (Content Analysis of Black Hawk Down the movie produced by Hollywood)
This Journal is a content analysis study of Black Hawk Down the movie produced by Hollywood as a controversial heroic movie. The writer use Adorno’s “Enlightment as a mass deception” theory that help the writer to analyze this movie. The writer found that this movie has gone through a commodification by the authority of the United States of America’s pentagon after the 9-11 incident. This Journal is also use the concept of soft power that resulted the founding that this movie is being used as soft power by the Government of United States of America to preserved the idea of heroic USA. Keywords : Enlightment as a mass deception, Black Hawk Down, Heroic movies
Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 1!
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pasca-perang Dunia II dan Perang Dingin, Amerika Serikat terus maju menjadi Negara yang menguasai pusat teknologi dunia setelah pecahnya perang dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. Setelah Uni Soviet sebagai Blok Timur mengalami keruntuhan, Amerika Serikat sebagai Blok Barat secara otomatis menduduki posisi tertinggi yaitu sebagai satu-satunya Negara adidaya di dunia. 1 Sampai saat ini, Amerika Serikat melanggengkan sebutan Negara adidaya tersebut dengan berbagai cara salah satunya dengan menggunakan film. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa2, dan film dapat dijadikan sebagai sarana penyebaran nilai- nilai tertentu yang diinginkan Amerika Serikat. Film terbukti mampu mengintervensi pemikiran berbagai pihak, dimana film bisa mengubah pandangan, nilai baik bisa menjadi buruk terhadap suatu kejadian atau permasalahan. (Frank Stern, Cinema and Intervention : 66). Amerika Serikat menggunakan film sebagai alat propaganda sejak awal abad kedua puluh.3 Melalui Komite Informasi Publik atau Komite Penyaringan, Amerika Serikat merumuskan pedoman bagi semua media untuk mempromosikan dukungan rakyat AS kepada pasukan militer yang terlibat dalam perang. Pemerintah Amerika Serikat memberikan dukungan bantuan kepada industry perfilman pada masa itu dengan syarat Hollywood dan pihak media lain membantu menyebarkan propaganda untuk memobilisasi masyarakat AS.4 Mulai dari film tanpa suara Charlie Chaplin, hingga film berteknologi efek tinggi saat ini, Hollywood telah berkembang menjadi industri film yang penuh glamor dan !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 1 2
Eksistensi Amerika Serikat Sebagai Kekuatan Global, Global & Policy Vol.1, No.1, Mei 2014 Jowett, G & Linton JM 1980, Movies as Mass Communication, Sage Publications, Inc., USA.
3 US House of Representatives, Analysis of the First Year of the Obama Administration: Public Relations and Propaganda Initiatives, hlm. 4 4
David L. Robb, Operation Hollywood: How The Pentagon Shapes and Censors The Movies, 2004 (New York: Prometheus Books), hlm. 13
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 2! kejayaannya tak terbandingkan. 5 Saat ini, industri perfilman Hollywood telah menguasai pasar perfilman dunia, dengan produksi kurang lebih 400 film setiap tahunnya.6 Karena pengaruh globalisasi, film-film Hollywood tersebut tidak hanya ditayangkan di Amerika Serikat, tetapi juga di seluruh dunia. Denis McQuail memberikan catatan bahwa sepanjang perkembangan film, sejarah mencatat terdapat tiga tema besar yang penting, yaitu munculnya aliran-aliran seni film, lahirnya film dokumentasi social, dan pemanfaatan film sebagai media propaganda (McQuail, 1991). McQuail juga mengatakan bahwa sebagai sebuah medium propaganda, film mempunyai jangkauan, realisme, pengaruh emosional, dan popularitas yang hebat karena film mempunyai kemampuan untuk memanipulasi kenyataan yang tampak dalam pesan fotografis tanpa kehilangan kredibilitas (McQuail, 1991:14). Jowwet dan O’donnel dalam bukunya menyatakan bahwa “Film, melalui teknik-teknik, isi, karakter, realitas yang dibentuknya dan cerita di dalamnya mampu menggugah emosi audiens dengan cepat dan seketika, hal ini sangat jarang ditemukan di media lainnya” (Jowwet dan O’donnel, 2006:107). Di dalam setiap film, selalu terdapat nilai-nilai dan budaya yang ingin dipromosikan oleh sutradara kepada masyarakat. Salah satu kekuatan utama dari film adalah pesan-pesan dalam sebuah film biasanya tersembunyi di balik asumsi dasar bahwa film adalah suatu hiburan. Saat seseorang menonton film, kebanyakan dari mereka berharap untuk menyaksikan sebuah hiburan. Mesikpun demikian, menurut Theodore Adorno dan Max Horkheimer (1979:123) sebenarnya produksi benda budaya (film, musik, busana, seni dan tradisi) dapat diproduksi secara massal oleh industry budaya, yang menghasilkan produk budaya yang tidak otentik/palsu, manipulative, dan terstandarisasi. Dalam hal ini, masyarakat secara sadar dan tidak, telah digerakan secara massif seolah sangat membutuhkan budaya tersebut. Masyarakat diposisikan seolah-olah sebagai subjek, padahal mereka adalah objek. Di dalam film-film Hollywood terutama yang bergenre laga, seperti Black Hawk Down (BHD) terdapat nilai tertentu yang ingin dipromosikan oleh sutradara. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 5
“The History of Hollywood” diakses dari http://www.catalogs.com/info/history/history-of-hollywood.html
6 Hollywood and Society : A Question of Influence”. Diakses dari http://articles.latimes.com/2000/aug/15/news/cl4359 pada tanggal 17 Agustus 2014, pukul 7.24 WIB
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 3! Nilai-nilai yang terkandung di dalam Film BHD tersebut sebagian besar bersifat American centric, atau mengacu kepada nilai-nilai dan kebudayaan Amerika Serikat, yang merefleksikan keunggulan masyarakat AS dalam kehidupannya dibandingkan dengan masyarakat Negara lain, dan merefleksikan bahwa Amerika Serikat sebagai pahlawanan dan polisi dunia yang menjaga perdamaian dan ketertiban dunia. Nilai kepahlawanan Amerika Serikat dapat dilihat di film Black Hawk Down (2001) dimana digambarkan di dalam film tersebut Amerika Serikat melakukan misi perdamaian dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada perang saudara di Somalia. Film Black Hawk Down di akhiri dengan dengan kemenangan di sisi Amerika Serikat dengan jumlah korban dari sisi tentara Amerika Serikat sebanyak 19 orang, dan lebih dari 1000 Militan Somalia dan rakyat sipil mati terbunuh. Melihat fakta bahwa Hollywood merupakan pusat industri perfilman dunia, yang memiliki andil cukup besar dalam menyebarkan informasi dan nilai melalui film, maka makalah ini ingin melihat bagaimana Amerika Serikat memanfaatkan industri per-film-an untuk mengkonstruksikan citra diri sebagai Negara adikuasa melalui film-film Hollywood. Makalah ini akan melihat bagaimana film-film Hollywood yang bergenre laga seperti film, Black Hawk Down dikemas sedemikian rupa dan memiliki pengaruh dari pemerintahan Amerika Serikat sehingga Amerika seolah menjadi Negara yang Adikuasa dan Adidaya. Peneliti percaya bahwa hal ini penting untuk diteliti lebih jauh dengan tujuan untuk menggugah masyarakat yang masih memandang Amerika Serikat sebagai Negara adidaya, padahal sebetulnya Amerika tidak sedemikan rupa seperti yang digambarkan di film-film diatas. Hanya karena Amerika Serikat memiliki sarana yaitu Hollywood yang kebetulan memimpin industri perfilman diseluruh dunia sehingga mereka dapat memproduksi film dan mengemas citra keadidayaannya melalui film-film keluarannya.
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 4! II. Kerangka Konsep Enlightment as Mass Deception Berdasarkan tulisan Adorno dan Horkheimer culture industry adalah fenomena utama dari kapitalisme awal, yang meliputi segala produk dan bentuk dari hiburan ringan- mulai dari film-film Hollywood sampai musik. Segala bentuk dari kebudayaan kontemporer ini di desain untuk memuaskan kebutuhan masyarakat konsumen kapitalis terhadap hiburan yang semakin bertumbuh. Adorno secara khusus mencatat istilah culture industry lebih dipilih dari mass culture untuk memastikan istilah ini tidak dimengerti sebagai sesuatu yang secara spontan berasal dari masyarakat itu sendiri. Produk dari budaya ekonomi ini mengambil tampilan menjadi karya seni namun nyatanya bergantung pada industri dan ekonomi, dalam artian tunduk terhadap uang dan kekuasaan dan tidak independen.7 Dalam konteks makalah ini adalah filmfilm Hollywood yang dinilai tunduk terhadap kekuasaan pemerintah Amerika Serikat atau Pentagon. Dapat dilihat dari pengaruh Pentagon terhadap industri perfilman di dalam film Black Hawk Down secara lebih lengkap di dalam pembahasan. Adorno dan Horkheimer (1979) dalam tulisannya The Culture Industry Enlightment as Mass Decepetion, mengkritisi bahwa komodifikasi terjadi karena hasil dari perkembangan suatu industri budaya. Produksi benda budaya (musik dan film) pada zaman pra-industri diproduksi secara otonom/murni, tidak ada campur tangan industri dengan segala sistem pasar dalam proses produksinya. Namun dalam era globalisasi seperti sekarang dengan sistem kapitalisme memunculkan ledakan kebudayaan disegala aspek kehiduan, sehingga memunculkan kebutuhan massa, dalam hal ini kebutuhan akan hiburan. Makalah ini menggunakan konsep Enlightment as Mass Deception untuk menjelaskan bagaimana industri perfilman Hollywood memposisikan masyarakat sebagai objek manipulasi 8 dengan cara bekerjasama dengan pemerintah Amerika Serikat untuk memasukan nilai-nilai yang ingin disebarkan di dalam film-film !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
7
Adorno, T & Horkheimer, Max. (2002). Dialectic of Enlightment. United States of America: Stanford university press 8 Ibid
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 5! produksi mereka. Hal ini membuat masyarakat menjadi pasif dan menjadi subjek subordinat, tidak mampu mengkritik secara penuh tentang aksi mereka sendiri, suatu hal yang sangat penting di dalam demokrasi yang berfungsi. Masyarakat seolah secara sukarela memberikan dirinya untuk membantu melanggengkan sistem yang telah dibuat dengan cara berpartisipasi di dalamnya. Konsep Hegemoni Budaya Dalam globalisasi, persoalan hegemoni menjadi salah satu teori relevan untuk melihat proses perang ideologi atau oleh Huntington (1996) disebut sebagai perang antarperadaban. Karena perkembangan teknologi informasi, dunia seakan tidak memiliki jarak lagi, aliran informasi mengalir deras ke seluruh sudut dunia. Hal ini menyebabkan perebutan pengaruh antara satu Negara terhadap Negara yang lain. Negara yang memiliki kendali di dalam penguasaan media teknologi informasi adalah penguasa ideologis-politis di dunia. Amerika Serikat dengan Hollywood-nya yang menguasai pasar film di seluruh dunia dilihat sebagai sarana untuk menyebarkan nilai-nilai untuk memiliki pengaruh di dunia ini. Titik awal konsep Gramsci tentang hegemoni berkaitan dengan adanya suatu kelas dan anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas yang ada di bawahnya dengan cara kekerasan dan persuasi. Hegemoni bukanlah hubungan dominasi menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan persetujuan dengan mempertimbangkan kepemimpinan politik dan ideologis. Hegemoni bukanlah hubungan dominasi menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan persetujuan dengan mempertimbangkan kepemimpinan politik dan ideologis. Hegemoni adalah suatu organisasi consensus. Dalam beberapa paragraf dari karyanya, Prison Notebooks, Gramsci menggunakan kata direzione (kepemimpinan, pengarahan) secara
bergantian
dengan
hegemonia
(hegemoni)
dan
berlawanan
dengan
dominasione (dominasi). Amerika menyebarkan ideologi atau kesadaran palsu tentang citra bahwa Amerika adalah Negara yang adidaya, adikuasa, polisi dunia yang menjaga perdamaian dunia dapat di lihat dengan konsep ideologi sebagai kesadaran palsu yang ditanamkan diantaranya melalui film. Praktik-praktik gerakan ideologis melalui filmfilm Hollywood dengan genre laga diantaranya digunakan untuk menggerakan suatu
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 6! kelompok demi suatu kepentingan dalam konteks tulisan ini adalah legitimasi Amerika Serikat sebagai “pemimpin dunia”. Distorsi tersebut sengaja disebut untuk melanggengkan kepentingan kelompok berkuasa, yaitu Amerika Serikat dengan citra Negara adidaya-nya untuk mengendalikan sepenuhnya pihak yang lemah (Storey, 2005:5) Konsep Soft Power Untuk memperkaya pemahaman terhadap makalah ini, pertama-tama dijelaskan apa yang dimaksud dengan konsep soft power. Sebelum menjelaskan soft power, pertama-tama dijelaskan terlebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan power. Terdapat tiga aspek dari power, yaitu (1) A memaksa B melakukan sesuatu yang sebenarnya B tidak mau lakukan; (2) A mengontrol agenda di institusi sehingga pilihan B terbatas kepada keinginan A; dan (3) B sadar dan menerima pengaruh dari A, terhadap kepercayaan dasar, persepsi, dan pereferensi B. Menurut Joseph Nye, soft power adalah usaha mempengaruhi pihak lain, tanpa menggunakan aspek militer. Sumber soft power terdiri dari budaya, nilai-nilai politik, kebijakan luar negeri, dan aspek- aspek non-militer lainnya. Dalam makalah ini soft power yang di gunakan oleh Amerika Serikat adalah penyebaran nilai-nilai kebudayaan melalui film-film Hollywood. Keberhasilan soft power terlihat ketika masyarakat (mass) mampu mempengaruhi pemerintah.9 Konsep Kepahlawanan Menurut Andrew Bernstein sosok pahlawan adalah “an individual of elevated moral stature and superior ability who pursues his goal indefatigably in the face of powerful antagonist(s)” (individu yang diangkat atau didukung oleh nilai-nilai moral yang tinggi dan memiliki kemampuan superior, dalam mencapai tujuannya berhadapan dengan musuh yang sangat kuat).10 Menurut Bernstein, sosok pahlawan dihargai karena dia berdiri melawan apapun yang bertentangan dengan nilai-nilai yang diyakininya. Konsep kepahlawanan adalah konsep yang memiliki berbagai tafsiran, beberapa pendapat dan definisi menunjukkan bahwa makna kepahlawanan !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
9
Joseph Nye, “Soft Power”, dalam Foreign Policy, No. 80, Twentieth Anniversary, (Autumn, 1990), hal. 153- 171
10!Andrew!Bernstein!Mentzer5!Sharkey!Enterprises,!Inc.!2002,!site!by!FX!Media,!Inc,!www.fxmedia.com,! diakses!pada!tanggal!20!November!2014!
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 7! yang “sebenarnya” bukan hanya sekedar tentang perbuatan yang menantang berbagai resiko kematian, tetapi adalah tentang membuat perbedaan positif dan meningkatkan kehidupan. Dari pemaparan diatas dapat ditarik beberapa poin nilai-nilai kepahlawanan yakni: a. Keberanian Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani. Tidak akan pernah seorang disebut pahlawan jika tidak membuktikan keberaniannya. Keberanian adalah kekuatan yang tersimpan dalam kehendak jiwa yang menolong sesame untuk kebagaikan. b. Pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan ancaman Seorang pahlawan boleh salah, boleh gagal, boleh tertimpa musibah. Akan tetapi tidak boleh kalah dan tidak boleh menyerah. Di bawah godaan keterbatasan kelemahan, saat itulah semangat perlawanan pahlawan diuji.11 c. Rela Berkorban Nilai sosial setiap orang terletak pada apa yang kita berikan kepada masyarakat. Demikian dengan pahlawan, mereka dianggap telah banyak berkorban, dan tidak pernah berpikir untuk diri sendiri. 12 d. Memiliki Rasa Persatuan dan Kesatuan Pahlawan memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi. Persatuan dan kesatuan adalah kekuatan tersendiri bagi orang-orang yang ingin mencapai cita-cita untuk kepentingan bersama. 13 e. Mempunyai Kesetiakawanan Sosial Dalam perjuangannya, pahlawan tidak berjuang sendiri. Dia ditemani oleh rekan-rekan seperjuangan serta orang-orang yang nasibnya diperjuangkan. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
11!Anis!Matta,!Mencari!Pahlawan!Indonesia!(Jakarta:!Tarbawi!Center,!2004)!hlm.!61! 12!Ibid!hal.13! 13!Ibid!
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 8! Kesetiakawanan mengandung aspek-aspek solidaritas, tenggang rasa, empati, dan bukan tidak acuh masa bodoh atau egois. 14 III.
Metode Analisis
Pada makalah ini, penulis melakukan analisis isi deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang topik yang akan diangkat berdasarkan data-data yang diperoleh untuk mendukung makalah ini. Dalam buku Book of Visual Analysis (Van Leeuwen dan Jewitt, 2001:13), Phillip Bell menjelaskan: Content analysis is an empirical (observational) and objective procedure for quantifying recorded ‘audio-visual’ (including verbal) representation using reliable, explicityly defined categories (‘values’ on independent ‘variables’) Makalah ini menentukan objek penelitian pada nilai kepahlawanan yang terkandung di dalam film Black Hawk Down yang sengaja disebarkan oleh Amerika Serikat sebagai Mass Deception. Karena film Black Hawk Down walaupun berdasarkan kejadian nyata, namun alur ceritanya sudah mengalami komodifikasi agar sesuai dengan keinginan Pentagon. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini yaitu berupa kata-kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau frekuensi. Penulis melakukan capturing gambar dalam beberapa adegan yang menunjukan representasi dari konsep kepahlawanan yang telah diuraikan sebelumnya. a. Tanda-tanda verbal yang meliputi dialog, monolok dan musik latar. b. Tanda-tanda non verbal yang meliputi: -
komposisi visual berupa perpaduan warna, bahasa tubuh, tokoh, kostum dan make up.
-
Latar belakang lokasi (setting) yang berupa penggunaan lokasi dalam situasi dan alur cerita. Makalah ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan
observasi dengan mengamati objek penelitian yaitu film Black Hawk Down dan juga melakukan Studi Literatur yaitu dengan mencari acuan teoritis atau data yang !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 14!Ibid!
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 9! mendukung. IV Hasil Pengamatan Film Black Hawk Down diproduksi oleh Columbia Pictures, salah satu studio film utama dalam industry film Amerika. Industri film Amerika selalu diidentikan dengan Hollywood. Menurut kamus bahasa Merriam-Webster, “Hollywood” mempunyai dua arti, yang pertama adalah “Hollywood is a part of Long Angeles, California, where the American movie industry is based” sedangkan arti yang kedua adalah “The American movie industry”15. Film Black Hawk Down yang tayang setelah peristiwa 9/11 memiliki indikasi kuat sebagai salah satu media yang digunakan untuk mass deception. Karena pasca serangan WTC seperti dijabarkan dalam artikel oleh David Walsh pada situs www.wsws.org, Pemerintah Amerika mengadakan pertemuan dengan insan perfilman Hollywood, Pertemuan ini bertujuan untuk membahas “bagaimana industry film dan televisi bisa menyumbangkan perannya dalam perang melawan terror. Akurasi informasi dalam film ini juga dipertanyakan oleh beberapa kritikus film dan juga pengamat politik seperti Chris Tolkey dari Daily Mail dalam wawancaranya dengan British Broadcasting Center (BBC) dia melihat bahwa Black Hawk Down merupakan film patriotic yang memiliki potensi kuat untuk mempengaruhi audiens Amerika yang saat itu olehnya diibaratkan sedang dalam “intenstly patriotic mood”, walaupun banyak sekali informasi yang tidak akhurat serta kebohongan dalam film tersebut dan cenderung menonjolkan satu sisi saja yaitu “…heroism of American Soldiers underfire” atau “kepahlawanan tentara Amerika Serikat”. 16 Hegemoni budaya yang terjadi melalui film Black Hawk Down yaitu disaat pemerintah Amerika Serikat melakukan perubahan-perubahan di dalam film HD sebelum film itu di tayangkan dengan tujuan menyebarkan nilai-nilai tertentu, dalam !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 15
Hollywood, diakses pada tanggal 2 Desember 2014 dari http://www.learnersdictionary.com/search/hollywood
16
http://news.bbc.co.uk/hi/english/world/africa/newsid_1754000/175485 1.stm, di akses pada tanggal 2 Desember 2014.
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 10! hal ini adalah nilai-nilai untuk melakukan global war on terror yaitu perang dengan terori. Melalui film BHD Amerika Serikat telah melakukan hegemoni budaya, salah satu bukti yang menguatkan hal ini terungkap saat salah satu aktor di film tersebut yaitu Brendan Sexton III berbicara di forum terbuka di Universitas Columbia, AS17. Di hadapan forum tersebut Brendan Sexton III menjabarkan bahwa setelah tragedi 9/11, naskah film BHD mengalami banyak perubahan atas permintaan pentagon dan beberapa scene dihilangkan seperti scene yang mempertanyakan alasan keterlibatan AS di Somalia. Georige Monbiot, wartawan The Guardian UK mengutarakan keprihatinannya terhadap film ini dengan menyatakan: What we are witnessing in both Black Hawk Down and the current war against terrorism is the creation of a new myth of nationhood. America is casting itself simultaneously as the world’s savior and the world’s victim; a sacrificial messiah, on a mission to deliver the world from evil. This myth contains incalculable dangers for everyone else on earth (http: monbiot.com/dsp_article.cfm?article_id=486) diakses tanggal 2 Desember 2014. Nilai Kepahlawanan dapat dilihat dari potongan-potongan gambar film Black Hawk Down di bawah ini yang masing-masing merepresentasikan nilai kepahlawanan yang terkandung di dalamnya. a. Keberanian Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani. Tidak akan pernah seorang disebut pahlawan jika tidak membuktikan keberaniannya. Keberanian adalah kekuatan yang tersimpan dalam kehendak jiwa yang menolong sesama untuk kebagaikan. Salah satu tentara Amerika yang baru berusia 18 tahun, diperankan oleh Orlando Bloom saat itu belum pernah mengikuti perang. Namun ia berkata sudah bersemangat untuk mengikuti perang ini, dia membuktikan keberaniannya dengan mengikuti misi pertama walaupun akhirnya mati mengenaskan karena terjatuh dari helikopter. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! 17
http://www.counterpunch.org/wtcarchive.html , diakses pada tanggal 2 Desember 2014
! Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 11!
b. Percaya pada kekuatan sendiri Pahlawan sejati selalu mengetahui kadar kepahlawanan dari setiap tindakannya. Mereka selalu tahu letak sisi kepahlawanannya, karena tidak semua orang bisa menjadi pahlawan dalam segala hal. c. Pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan ancaman Seorang pahlawan boleh salah, boleh gagal, boleh tertimpa musibah. Akan tetapi tidak boleh kalah dan tidak boleh menyerah. Di bawah godaan keterbatasan kelemahan, saat itulah semangat perlawanan pahlawan diuji.18 Di dalam film BHD digambarkan tentara Amerika tidak mudah menyerah walaupun sudah banyak korban dari sisi mereka yang berjatuhan, bahkan salah satu kaptennya mati tertembak secara mengenaskan, hanya tersisa bagian tubuh atas sampai pinggang saja. d. Rela Berkorban Nilai sosial setiap orang terletak pada apa yang kita berikan kepada masyarakat. Demikian dengan pahlawan, mereka dianggap telah banyak berkorban, dan tidak pernah berpikir untuk diri sendiri. 19 e. Memiliki Rasa Persatuan dan Kesatuan Pahlawan memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi. Persatuan dan kesatuan adalah kekuatan tersendiri bagi orang-orang yang ingin mencapai cita-cita untuk kepentingan bersama.
20
Di dalam film BHD terlihat
persatuan dan kesatuan tentara Amerika yang kuat, karena mereka dikirim untuk mengembalikan ketertiban di Somalia agar Somalia nantinya akan menjadi Negara yang bersatu kembali, dan mengusir para militant yang memecah belah Negara. f. Mempunyai Kesetiakawanan Sosial Dalam perjuangannya, pahlawan tidak berjuang sendiri. Dia ditemani oleh !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
18!Anis!Matta,!Mencari!Pahlawan!Indonesia!(Jakarta:!Tarbawi!Center,!2004)!hlm.!61! 19!Ibid!hal.13! 20!Ibid!
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 12! rekan-rekan seperjuangan serta orang-orang yang nasibnya diperjuangkan. Kesetiakawanan mengandung aspek-aspek solidaritas, tenggang rasa, empati, dan bukan tidak acuh masa bodoh atau egois. 21 Tentara Amerika di dalam film BHD di gambarkan memiliki kesetiakawanan sosial karena mereka tidak meninggalkan rekan tentaranya di medan perang tanpa menolongnya. Walaupun sudah mati, mereka tetap membawa mayat rekannya untuk dibawa kembali ke pangkalan.
V.
Pembahasan Seperti yang telah dijelaskan di bagian latar belakang, makalah ini percaya
bahwa film-film Hollywood bersifat American centric, atau mengacu kepada nilai kepahlawanan palsu yang telah mengalami komodifikasi. Setelah mengamati film Black Hawk Down, memang benar sebagian besar dari film-film tersebut mengandung nilai-nilai kepahlawanan seperti keberanian, rela berkorban, dan kesetiakawanan sosial, percaya dengan kekuatan sendiri, dan memiliki rasa persatuan dan kesatuan. Film BHD menampilkan nilai kepahlawanan yang tinggi dimana di awal film tentara Amerika digambarkan sebagai pasukan yang seolaholah menjadi pengembali perdamaian dan ketertiban di Somalia. Nilai kepahlawanan dapat dilihat di film Black Hawk Down (2001) dimana digambarkan di dalam film tersebut AS melakukan misi perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa pada perang saudara di Somalia. Film Black Hawk Down di akhiri dengan kemenangan di sisi AS dengan jumlah korban dari sisi tentara AS sebanyak 19 orang dan lebih dari 1000 militan Somalia dan rakyat sipil Somalia terbunuh. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
21!Ibid!
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 13! Di dalam film-film blockbuster Hollywood, seperti Black Hawk Down dapat dilihat bahwa tokoh-tokoh antagonis memiliki nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai-nilai dan kebudayaan Amerika Serikat. Terorisme misalnya berlawanan dengan nilai-nilai Amerika Serikat. Walaupun film-film Hollywood didominasi oleh nilai-nilai dan kebudayaan Amerika Serikat, ternyata beberapa film Hollywood mengandung nilai-nilai yang bertentangan dengan Amerika Serikat, seperti komunisme dan sosialisme. Namun demikian, signifikansi mereka secara politik lemah, sehingga nilai-nilai yang pro-Amerika lebih terdengar ketimbang nilai-nilai yang anti-Amerika. Secara politis, nilai-nilai yang terkandung di dalam film-film Hollywood memiliki pengaruh yang kuat, terutama di Amerika Serikat. Sejak pertama kalinya industri perfilman dibuka di Hollywood, film-film Hollywood sudah memberikan pengaruh kepada percaturan politik di Amerika Serikat. Steven J Ross menjelaskan dalam bukunya Hollywood Left and Right, bagaimana figur-figur perfilman Amerika Serikat, seperti Charlie Chaplin, Louis B Mayer, Edward G Robinson, George Murphy, Ronald Reagan, Harry Belafonte, Jane Fonda, Charlton Heston, Warren Beatty, dan Arnold Schwarzenegger, mempengaruhi kehidupan politik di Amerika Serikat. 22 Steven
Ross
ingin
menantang
stigma
bahwa
film-film
Hollywood
mengandung nilai- nilai liberalisme. Menurut Ross, sejarah Hollywood lebih banyak menunjukkan nilai-nilai konservatif ketimbang demokratis. Selain itu, walaupun kelompok Hollywood yang memiliki pemikiran kiri cenderung lebih vokal, namun ternyata kelompok Hollywood berpemikiran kanan yang lebih aktif terlibat di dalam dunia perpolitikan Amerika Serikat, seperti Murphy, yang menjadi anggota Senat, Schwarzenegger, yang menjadi Gubernur, dan Reagan, yang menjadi Presiden.23 Konsep Hegemoni budaya percaya bahwa bangsa yang memiliki akses untuk teknologi dan informasi dapat menggunakannya untuk mendominasi bangsa !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
22
“Hollywood Left and Right: How Movie Stars Shaped American Politics”, diakses dari http://www.oup.com/us/catalog/general/subject/Politics/AmericanPolitics/PoliticalPartiesOrganizations/~~/d mlldz11c2EmY2k9OTc4MDE5NTE4MTcyMg== pada tanggal 21 September 2014, pukul 9.06 WIB 23
Ibid!
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 14! lainnya. Akses tersebut adalah film-film Hollywood, yang kebetulan menjadi pemimpin di dalam industry perfilman di dunia. Di dalam era globalisasi, masyarakat memperoleh informasi dari media massa ketimbang pengalaman langsung, sehingga pengaruh media massa menjadi semakin besar. Film memiliki pengaruh yang besar karena memiliki beberapa kelebihan dibandingkan media lain dalam membentuk persepsi public. Amerika Serikat memiliki basic interest untuk menjaga kedaulatan teritorial dan ideologis mereka. Salah satu cara untuk mempertahankan kedaulatan ideologisnya adalah dengan menyebarluaskan pemahaman ideologis tersebut kepada masyarakat di seluruh dunia. Melihat bahwa Hollywood dapat mempengaruhi cara pandang dan persepsi masyarakat terhadap dunia, maka Hollywood dapat digunakan oleh Amerika Serikat untuk menyebarluaskan nilainilai kebudayaanya.
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 15! VI. Kesimpulan Setelah melihat pemaparan di atas, dapat dilihat bagaimana film-film Hollywood dan penyebaran nilai-nilai kebudayaan Amerika Serikat. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, film-film Hollywood mengandung nilai-nilai dan kebudayaan Amerika Serikat, seperti nilai nasionalisme, ideologi, dan nilai kepahlawanan. Berdasarkan konsep enlightment as mass deception, film-film Hollywood yang ditayangkan sudah tidak otentik lagi sebagai karya seni karena sudah mengalami proses komodifikasi yaitu sudah mendapat pengaruh dari industri film itu sendiri dan juga pengaruh dari pemerintah Amerika Serikat, pentagon seacara khusus. Film-film Hollywood akan mempengaruhi masyarakat sehingga mereka percaya bahwa Amerika Serikat merupakan Negara yang nasionalis, memiliki ideologi liberal, dan merupakan pahlawan perdamaian dunia yang bebas dan demokratis. Hollywood dapat menjadi sarana bagi Amerika Serikat untuk memperluas pengaruhnya dan mempromosikan nilai-nilai tertentu yang mereka inginkan kepada masyarakat di seluruh dunia. Melihat bahwa Hollywood dapat mempengaruhi dan menyebarkan nilai-nilai Amerika kepada masyarakat di negara lain, maka dapat disimpulkan bahwa film-film Hollywood merupakan bentuk dari hegemoni budaya dan digunakan sebagai soft power Amerika Serikat. ! VII. SARAN Makalah ini diharapkan dapat memberikan sumbangan akademis dan kontribusi bagi studi media dan sosial budaya serta membantu penelitian-penelitian mendatang dengan tema yang serupa. Untuk penelitian ke depan, penulis bisa melakukan wawancara mendalam kepada insan-insan perfilman atau kepada penikmat film-film Hollywood untuk dapat melihat sejauh mana pengaruh film-film Hollywood memperngaruhi pandangan mereka terhadap Amerika Serikat. Film telah menjadi sarana praktis dan tidak bisa lepas dari penyebaran nilai-nilai kepada masyarakat.
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 16!
DAFTAR REFERENSI Buku Horkheimer, Max and Theodore Adorno, (2002). Dialectic of Enlightment pg 95 United States of America : Stanford University press David L. Robb, Operation Hollywood: How The Pentagon Shapes and Cencors The Movies hlm 13 2004. New York: Prometheus Books Jowett. G & Linton JM. (1989), Movies as Mass Communication. United States of America: Sage Publication. Inc Artikel US House of Representatives, Analysis of the First Year of the Obama Administration Public Relations and Propaganda Initiatives, hlm.4 Artikel Online “The History of Hollywood” diakses dari http://catalogs.com/info/history-of-hollywood.html Hollywood and Society : A Question of Influence, diakses tanggal 17 Agustus 2014, dari
http://catalogs.com/info/history-of-hollywood.html
Wanwarang Maisuwong, The Promotion of American Culture Through Hollywood Movies to the World Audience: A Threat to National Identity and Sovereignty. Diakses tanggal 5 November 2014, dari: http://www.icird.org/2012/files/papers/Wanwarang%20Maisuwong.pdf Hollywood, diakses pada tanggal 2 Desember 2014 dari http://www.learnersdictionary.com/search/hollywood http://news.bbc.co.uk/hi/english/world/africa/newsid_1754000/175485 1.stm, di akses pada tanggal 15 November 2014. http://www.counterpunch.org/wtcarchive.html, diakses pada tanggal 2 Desember 2014
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014
! 17! “Hollywood Left and Right: How Movie Stars Shaped American Politics”, diakses dari pada tanggal 21 September 2014, pukul 9.06 WIB, dari: http://www.oup.com/us/catalog/general/subject/Politics/AmericanPolitics/PoliticalPartiesOrganizations/~~/d mlldz11c2EmY2k9OTc4MDE5NTE4MTcyMg==
!
Universitas Indonesia Film kepahlawanan ..., Okky Oktaviani, FISIP UI, 2014