EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE
TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
oleh ANDY FERDIAN NIM : 15098105
PEMBIMBING Dr.Ir.Ade Sjafruddin Ir.Titi Liliani Soedirdjo, MSc
DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2005
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
TUGAS AKHIR
EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE oleh
Nama : Andy Ferdian NIM
: 15098105
DISETUJUI oleh
PEMBIMBING I
Dr.Ir. Ade Sjafruddin
PEMBIMBING II
Ir. Titi Liliani Soedirdjo, MSc
KOORDINATOR KELOMPOK BIDANG KEPAKARAN TRANSPORTASI
Ir. Hedi Hidayat, MSc
Bandung, Juni 2005
ii
ABSTRAK EVALUASI SISTEM OPERASI DRY PORT GEDEBAGE, Andy Ferdian 15098105, Program Studi Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Bandung, 2005 Dry Port Gedebage adalah salah satu jenis terminal peti kemas yang berada di kota Bandung. Terminal ini disebut dengan Dry Port karena fungsinya seperti port (pelabuhan) tetapi berada di darat, sehingga disebut Dry Port (pelabuhan darat). Berdasarkan jenis angkutannya Dry Port Gedebage diklasifikasikan sebagai terminal khusus karena barang yang dilayaninya hanya dalam bentuk peti kemas. Untuk mengoptimalkan kinerja sistem transportasi daerah perlu dilakukan evaluasi terhadap kinerja terminal dalam kasus ini Dry Port Gedebage agar dapat diketahui kinerja pada saat ini apakah sudah baik atau masih perlu perbaikan. Secara garis besar tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tugas akhir ini adalah menganalisis parameter kinerja operasi serta kapasitas Dry Port Gedebage dalam melayani kebutuhan ekspor impor barang dalam bentuk peti kemas. Selain itu perlu juga dilihat perkembangan permintaan jasa pelayanan peti kemas pada tahun-tahun mendatang berdasarkan data sejarah volume peti kemas. Terakhir adalah mengidentifikasi sistem operasi saat ini dan permasalahan yang dihadapi serta potensi peningkatan kinerja pelayanan terminal. Metode dalam penelitian tugas akhir ini dimulai dengan tahap identifikasi masalah yang dihadapi. Setelah itu dilakukan proses pengumpulan data dilapangan yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Tahap berikutnya adalah pengolahan data yang didapat di lapangan, data disusun dan disajikan agar dapat dianalisis lebih lanjut. Analisis data dilakukan untuk mendapatkan parameter kinerja dari terminal, kapasitas, dan ramalan pertumbuhan volume peti kemas yang melalui Dry Port Gedebage ditahun-tahun kedepan. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa Dry Port Gedebage masih bekerja dibawah kapasitasnya. Berdasarkan tingkat pelayanan peti kemas saat ini di Dry Port Gedebage, didapatkan hasil terminal throughput sebesar 102000 Teus/Tahun. Kinerja tersebut dicapai dengan batasan max dwell time untuk peti kemas ekspor sebesar 24 jam dan impor sebesar 48 jam. Dalam sejarah besar volume peti kemas yang melalui Dry Port Gedebage, didapat utilitas terminal terbesar yaitu 61.16% dicapai pada tahun 1994 dengan total volume ekspor impor sebesar 62388 Teus/Tahun. Hasil peramalan volume peti kemas yang melalui Dry port Gedebage ditahun-tahun mendatang adalah cenderung menurun. Hal ini diakibatkan menurunnya ekonomi di Indonesia pada tahun 1997. Jika dilihat dari volume peti kemas impor isi sejak tahun 1998 terjadi kenaikan volume dimana hal ini menunjukkan keadaan ekonomi di Indonesia yang mulai membaik sejak krisis moneter. Perkembangan volume peti kemas ekspor terlihat cenderung stabil walaupun terjadi penurunan volume pada tahun 1997, ramalan kondisi moderate menunjukkan volume peti kemas ekspor akan meningkat sejalan dengan membaiknya kondisi ekonomi Indonesia. Metode peramalan ini hanya berdasarkan data-data sejarah volume peti kemas, kinerja jaringan jalan dan volume peti kemas yang terangkut oleh moda lainya tidak diperhitungkan dalam proses peramalan. Secara umum Dry Port Gedebage masih bekerja secara baik walaupun volume peti kemas yang dilayaninya masih dibawah kapasitasnya. Upaya-upaya efisiensi dapat dilakukan dengan penggunaan sumber daya terminal secara efektif dan efisien dalam upaya untuk mengurangi biaya operasi terminal. Selain itu perlu disesuaikan jadwal kedatangan dan keberangkatan KA sesuai dengan volume yang ada saat ini, agar KA yang datang dan pergi dapat terisi penuh untuk menekan biaya operasi. Proses administrasi terminal sebaiknya dilakukan secara komputerisasi agar data peti kemas yang melalui terminal dapat terdokumentasi dengan jelas. Untuk meningkatkan volume peti kemas yang melalui Dry Port Gedebage perlu dilakukan penelitian secara komprehensif mengenai penyebab menurunnya volume peti kemas yang melalui terminal. kata kunci : dryport, peti kemas, throughput, kapasitas
iii
Kata Pengantar
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur kami panjatkan pada Allah SWT atas selesainya tugas akhir ini. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan di jurusan Teknik Sipil ITB. Tugas akhir ini membahas tentang permasalahan yang timbul pada Dry Port Gedebage serta kinerjanya yang terjadi saat ini. Salah satunya adalah mengenai kapasitas dan tingkat pelayanan untuk melayani permintaan yang ada. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut perlu dilihat apakah terminal tersebut telah bekerja sesuai kapasitasnya atau malah terdapat masalah-masalah sehingga kinerjanya tidak optimal. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian tugas akhir ini terutama kepada dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan. Saya menyadari masih banyak kekurangan dalam proposal ini. Mudah-mudahan dengan adanya tugas akhir ini dapat berguna bagi penelitian yang lain.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
JUDUL TUGAS AKHIR
i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar belakang
1
1.2
Permasalahan
1
1.3
Tujuan Penelitian
2
1.4
Ruang Lingkup Penelitian
2
1.5
Rencana Outline Tugas Akhir
3
STUDI PUSTAKA
5
2.1
Definisi dan Fungsi Terminal
5
2.2
Klasifikasi Terminal
5
2.3
Terminal Peti Kemas
7
2.4
Fasilitas Terminal Peti Kemas
8
2.4.1
Apron Bongkar Muat
9
2.4.2
Lapangan Penumpukan
9
2.4.3
Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas
BAB II
2.5
2.6
10
Analisis Terminal
10
2.5.1
Waktu Pelayanan di Terminal
10
2.5.2
Tempat Tunggu
11
2.5.3
Kriteria Performa Terminal Peti Kemas
13
2.5.4
Kapasitas dan Konsep Tingkat Pelayanan
14
Teori Antrian
15
2.6.1 Karakteristik Antrian
15
2.6.2 Model-Model Antrian
16
v
2.7
2.8
BAB III
Pengujian Distribusi
19
2.7.1
Pengujian Distribusi Poisson
19
2.7.2
Pengujian Distribusi Eksponensial Negatif
20
Teknik-Teknik Peramalan
21
2.8.1
Model Regresi
21
2.8.2
Model Rata-Rata Begerak
22
2.8.3
Model Pelicinan Eksponensial
23
METODOLOGI PENELITIAN
24
3.1
Bagan Alir Program Kerja
24
3.2
Program Kerja
25
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
31
4.1
Umum
31
4.2
Pengumpulan Data Sekunder
31
4.2.1
Struktur Organisasi Dry Port Gedebage
32
4.2.2
Fasilitas Dry Port Gedebage
33
4.2.3
Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas
35
BAB IV
4.2.4 Sistem Operasi Dry Port Gedebage
36
4.2.5
Sistem Pergerakan Peti Kemas di Terminal
40
4.2.6
Data Volume Ekspor Impor Peti Kemas
42
4.3
Pengumpulan Data Primer
44
4.4
Pengolahan Data
46
ANALISIS DATA
49
5.1
Uji Kesesuaian Distribusi
49
5.2
Perhitungan Kinerja Operasi
53
5.2.1
Gate Performance
54
5.2.2
Storage Performance
57
5.2.3
Crane Performance
58
BAB V
5.3
Perhitungan Kapasitas Terminal
59
5.4
Analisis Proyeksi Kedepan Volume Ekspor Impor Peti Kemas
62
5.5
Diskusi Kinerja dan Kapasitas Terminal
69
5.5.1
Diskusi Kinerja Terminal
70
5.5.2
Diskusi Kapasitas Terminal
71
5.5.3
Diskusi Trend Volume Ekspor Impor Peti Kemas
71
vi
BAB VI
Kesimpulan dan Saran
74
6.1
Kesimpulan
74
6.2
Saran
76
DAFTAR PUSTAKA
77
LAMPIRAN A
Hasil Pengujian Distribusi Poisson & Eksponensial Negatif
78
LAMPIRAN B
Hasil Survey Data Primer
87
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram arus waktu kumulatif
12
Gambar 2.2 Kurva-kurva waktu-volume pada prosesor di terminal dengan waktu pelayanan konstan dan pola kedatangan untuk headway waktu yang berbeda-beda. (Morlok 1985).
14
Gambar 2.3 Sistem antrian dengan k stasiun serial
19
Gambar 3.1 Flow chart metodologi program kerja
24
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dry Port Gedebage
32
Gambar 4.2 Layout Dry Port Gedebage
33
Gambar 4.3 Flow chart proses bongkar di terminal
35
Gambar 4.4 Flow chart proses muat di terminal
36
Gambar 4.5 Skema arus perjalannan peti kemas ekspor yang keluar melalui TPKB
36
Gambar 4.6 Skema arus perjalannan peti kemas impor yang datang menuju TPKB
37
Gambar 4.7 Proses dan flow chart sistem pelayanan peti kemas impor di terminal
38
Gambar 4.8 Proses dan flow chart sistem pelayanan peti kemas ekspor di terminal
39
Gambar 4.9 Proses dan flow chart sistem pelayanan peti kemas kosong di terminal
40
Gambar 4.10 Flow chart sistem pergerakan peti kemas impor di terminal
41
Gambar 4.11 Flow chart sistem pergerakan peti kemas ekspor di terminal
42
Gambar 4.12 Grafik perkembangan volume ekspor impor tahun 2003
44
Gambar 5.1 Grafik distribusi poisson kedatangan peti kemas di gate tanggal 5/11/04
51
Gambar 5.2 Grafik distribusi waktu pelayanan peti kemas yang masuk terminal di gate
52
Gambar 5.3 Grafik volume peti kemas impor isi yang melalui Dry Port Gedebage
63
Gambar 5.4 Grafik volume peti kemas impor kosong yang melalui Dry Port Gedebage
64
Gambar 5.5 Grafik volume ekspor peti kemas yang melalui Dry Port Gedebage
64
Gambar 5.6 Grafik trend perkembangan volume peti kemas impor isi tahun 1998-2006
65
Gambar 5.7 Grafik trend perkembangan volume peti kemas impor kosong tahun 1998-2006
66
Gambar 5.8 Grafik trend optimis perkembangan volume peti kemas ekspor tahun 1991-2006
68
Gambar 5.9 Grafik trend pesimis perkembangan volume peti kemas ekspor tahun 1997-2006
68
Gambar 5.10 Grafik trend moderate perkembangan volume peti kemas ekspor tahun 2002-2008
69
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Sistem pelayanan peti kemas impor
37
Tabel 4.2
Sistem pelayanan peti kemas ekspor
38
Tabel 4.3
Sistem pelayanan peti kemas ekspor
39
Tabel 4.4 Volume impor peti kemas tahun 1991 – 2003 TPKB (Teus)
43
Tabel 4.5 Volume ekspor peti kemas tahun 1991 – 2003 TPKB (Teus)
43
Tabel 4.6 Volume total ekspor & impor peti kemas tahun 1991 – 2003 TPKB (Teus)
43
Tabel 4.7 Volume ekspor impor bulanan TPKB tahun 2001 – 2003
43
Tabel 4.8 Data frekuensi keluar masuk peti kemas di gate Dry Port Gedebage
47
Tabel 4.9 Data frekuensi waktu pelayanan peti kemas di gate terminal
48
Tabel 4.10 Data frekuensi waktu pelayanan gate to yard & yard to gate transfer time
48
Tabel 4.11 Data frekuensi waktu pelayanan yard to apron & apron to yard transfer time
48
Tabel 4.12 Data frekuensi waktu pelayanan from train & to train transfer time
48
Tabel 5.1 Data frekuensi kedatangan peti kemas ekspor di gate terminal
49
Tabel 5.2 Data frekuensi keberangkatan peti kemas di gate terminal
50
Tabel 5.3 Data frekuensi waktu pelayanan peti kemas di gate terminal
50
Tabel 5.4
Pengujian kesesuaian distribusi kedatangan peti kemas di gate tanggal 5/11/04
51
Tabel 5.5
Pengujian kesesuaian distribusi waktu pelayanan peti kemas di inbound gate
52
Tabel 5.6 Hasil pengujian kesesuaian distribusi kedatangan
53
Tabel 5.7 Hasil pengujian kesesuaian distribusi waktu pelayanan
53
Tabel 5.8a Hasil perhitungan kinerja operasi gate
56
Tabel 5.8b Hasil perhitungan kinerja operasi gate (lanjutan)
56
Tabel 5.9 Hasil perhitungan kinerja operasi komponen terminal
60
Tabel 5.10 Hasil perhitungan jumlah rata-rata peti kemas di penumpukan
61
Tabel 5.11 Hasil perhitungan terminal utilization berdasarkan kapasitas terminal
62
Tabel 5.12 Ramalan volume peti kemas impor isi tahun 2002 – 2006
66
Tabel 5.13 Ramalan volume peti kemas impor total kosong dan isi tahun 2002 – 2007
67
ix
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap kinerja Dry Port Gedebage maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Jika dilihat tinjauan secara visual di dry Port Gedebage maka dapat diambil kesimpulan pelayanan peti kemas secara umum dapat dikatakan baik. Hal ini terlihat dari penempatan peti kemas yang teratur serta tidak terjadinya keterlambatan dalam proses bongkar muat. 2. Pelayanan administrasi dan bongkar muat untuk peti kemas ekspor cukup baik karena berdasarkan hasil survey seluruh peti kemas ekspor yang datang pada hari tertentu juga berangkat pada hari tersebut tanpa harus menginap di terminal. 3. Dilihat dari fasilitas terminal yang ada, Dry Port Gedebage dapat dibilang cukup lengkap. Semua fasilitas yang diperlukan oleh terminal peti kemas telah dimiliki Dry Port Gedebage. Jika dilihat dari kualitas dan kapasitas dari sumberdaya manusia yang ada, petugas di Dry Port Gedebage telah memenuhi syarat tersebut. Hanya saja karena sepinya peti kemas yang masuk membuat banyak petugas yang tidak bekerja secara efisien. 4. Kinerja pelayanan gate terminal menunjukkan bahwa dengan gate utilization sebesar 80% untuk inbound dan 85% outbound, banyaknya peti kemas rata-rata di dalam sistem gate adalah 4 untuk inbound dan 6 untuk outbound. Jumlah ini masih dapat ditampung oleh areal sistem gate. Untuk inbound gate jumlah peti kemas yang diperkenankan menunggu dalam antrian lebih sedikit dari outbound. Hal ini disebabkan tempat tunggu pada inbound gate berhubungan langsung dengan jalan raya, sehingga bila terjadi antrian yang panjang dapat menyebabkan kemacetan pada jalan tersebut. Besarnya throughput gate untuk inbound adalah sebesar 306.4 Teus/Hari dan 408 Teus/Hari untuk outbound gate. 5. Kinerja dari gantry crane masih cukup memadai untuk melayani operasi bongkar muat peti kemas yang melalui Dry Port Gedebage. Dengan kinerja rata-rata 25.3 Teus/Jam untuk load dan 24.87 Teus/Jam unload, gantry crane dapat melayani maksimum 14 kali sehari jadwal load atau unload peti kemas dari dan ke KA. Saat ini jadwal load dan unloading di Dry Port Gedebage hanya maksimum 10 kali sehari. 74
6. Kinerja dari fasilitas transfer peti kemas seperti top loader, fork lift dan trailer adalah sebesar 431 Teus/Hari untuk tiap saluran pelayanan. Kinerja ini dicapai dengan asumsi masing-masing proses transfer dilayani oleh satu pelayan. 7. Hasil dari perhitungan kapasitas terminal dapat disimpulkan bahwa kapasitas Dry Port Gedebage adalah masing-masing 51000 Teus/Tahun untuk volume ekspor dan impor. Kapasitas ini dicapai dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Jadwal kedatangan dan keberangkatan kereta api yang membawa peti kemas impor dan ekspor adalah masing-masing 5 kali sehari. Dengan maksimum kapasitas KA untuk tiap kedatangan dan keberangkatan sebesar 34 Teus. b. Maksimum dwell time untuk peti kemas impor adalah 4 hari (96 jam) dan 1 hari (24 jam) untuk peti kemas ekspor. c. Utilitas penumpukan yang diijinkan adalah sebesar 85% (850 Teus) dengan konfigurasi 3 stack 3 row. d. Gantry crane bekerja secara single mode yaitu load saja atau unload saja. Komponen yang membatasi kapasitas terminal adalah kapasitas dari penumpukan dan besarnya dwell time dari peti kemas. Maksimum dwell time untuk peti kemas impor adalah 4 hari dan ekspor 1 hari. Nilai ini diasumsikan sudah cukup memadai jika dilihat dari waktu rata-rata peti kemas di dalam terminal. Jadi untuk memperbesar kapasitas terminal dapat dilakukan dengan menambah kapasitas dari penumpukan yang ada. Dengan volume total ekspor impor per tahun sebesar 142800 diperlukan kapasitas penumpukan sebesar 1400 Teus. 8. Dari perhitungan trend perkembangan volume ekspor impor yang akan melalui Dry Port Gedebage di tahun-tahun mendatang. Dapat disimpulkan jika tidak terjadi krisis moneter di Indonesia sejak tahun 1996 maka Dry Port Gedebage kemungkinan akan mencapai kapasitas maksimumnya pada tahun 2004 (102891 Teus/Tahun). Sedangkan jika melihat kondisi saat ini maka diperkirakan jika tidak melakukan tindakan yang dapat bersaing dengan moda angkutan peti kemas lainnya, volume peti kemas yang melalui dry Port Gedebage memiliki kecenderungan terus turun.
75
7.1
Saran
Untuk meningkatkan tingkat pelayanan Dry Port Gedebage, maka beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain : 1. Perlunya dibuat waktu maksimum di dalam terminal (container dwell time) untuk peti kemas ekspor maupun impor untuk menjaga agar penumpukan tidak terlalu penuh. Hal ini sebaiknya diterapkan jika volume ekspor impor peti kemas mulai meningkat. 2. Perlu diadakannya penelitian secara komprehensif mengenai penyebab penurunan minat pengguna jasa peti kemas untuk menggunakan jasa Dry Port Gedebage. Jika dilihat dari faktor-faktor penurunan volume peti kemas, sebagian besar disebabkan oleh masalah adminstratif bukan masalah dari kinerja alat. Untuk itu masalah ini harus diselesaikan dengan pihak yang berkepentingan agar Dry Port Gedebage dapat lebih kompetitif dalam melayani ekspor impor peti kemas. 3. Proses administratif mengenai data-data peti kemas sebaiknya dilakukan secara komputerisasi agar semua data peti kemas yang pernah melalui Dry Port Gedebage dapat terdokumentasi dengan baik. 4. Upaya efisiensi terminal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : a. Penggunaan sumber daya alat dan manusia sebaiknya sesuai dengan kebutuhan secara efektif dan efisien. Untuk gate sebaiknya disediakan masing-masing satu orang untuk outbound dan inbound gate. Hal ini untuk mengurangi kemacetan yang mungkin terjadi di gate. Selain itu proses pengecekan surat-surat peti kemas sebaiknya dilakukan oleh petugas khusus untuk peti kemas impor dan ekspor agar proses mobilitas dan bongkar muat peti kemas dapat berjalan lancar. b. Jadwal keberangkatan dan kedatangan KA yang membawa peti kemas ekspor dan impor sebaiknya disesuaikan dengan rata-rata volume peti kemas yang ada saat ini dan jadwal kedatangan dan keberangkatan kapal peti kemas di dermaga Tanjung Priok. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya operasi terminal dan memberikan kepastian bagi pengguna jasa bahwa peti kemas yang mereka kirim tidak terlambat dimuat di kapal di Tanjung Priok.
76
DAFTAR PUSTAKA
Alfredo H.S Ang dan Wilson Tang, “Konsep-konsep Probabilitas dalam perencanaan dan Perancangan Rekayasa”, diterjemahkan oleh Binsar Hariandja M.Eng. Morlok Edward K, (1988), “Introduction to Transportation Engineering and Planning”, Terjemahan Ir. Johan Kelana Putera Hainin, Penerbit Erlangga, Jakarta. Hamdy A Taha, “Operations Research”, diterjemahkan oleh Daniel Wirajaya, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997. Riswan dan Karnawan JS, (1998) Tugas Akhir : “Evaluasi Performansi Terminal Leuwi Panjang”, Jurusan Teknik Sipil ITB. Dwi Herianto, (1995) Tesis : “Optimasi Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung”, Jurusan Teknik Sipil ITB.
77