EVALUASI PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2
Program Studi Manajemen Rumah Sakit
DINI DESI HARMATIWI 20121030013
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
LEMBAR PERSETUJUAN
EVALUASI PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
NASKAH PUBLIKASI
DINI DESI HARMATIWI 20121030013
Pembimbing I
Sri Sumaryani S.Kep. Ns, M.Kep, Sp.Mat
Tanggal…………………………….
Pembimbing II
Dr. Elsye Maria Rosa, SKM, M.Kep
Tanggal……………………………...
EVALUASI PELAKSANAAN SUPERVISI KEPERAWATAN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Dini Desi Harmatiwi, Sri Sumaryani, Elsye Maria Rosa Program Studi Manajemen Rumah Sakit, Program Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jalan Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY 55183
INTISARI Latar belakang : Rumah sakit merupakan pusat layanan kesehatan yang terdiri dari berbagai profesi yang membentuk suatu kesatuan dan saling berpengaruh satu sama lain. Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan dengan efektif dan efisien. Pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul menurut data sekunder tentang realisasi jaga supervisor menunjukkan tingginya tingkat ketidakpatuhan kehadiran supervisor. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pelaksanaan supervisi keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Seluruh data berasal dari hasil wawancara,observasi, dan telusur dokumen. Sampel responden adalah perwakilan supervisor keperawatan yang terjadwal pada bulan Oktober 2015. Variabel penelitian yakni pelaksanaan supervisi keperawatan, yang dilihat dari gambaran pelaksanaan, teknik, area, hambatan pelaksanaan, serta program monitor evaluasi supervisi. Hasil : Dari 67 kali supervisi terjadwal pada Oktober 2015 hanya 17 yang terlaksana (25,4%). Angka ketidakpatuhan supervisor dalam pelaksanaan supervisi masih cukup tinggi. Mayoritas supervisor melakukan supervisi dengan tidak langsung. Supervisi belum dilakukan keseluruh area yang seharusnya.
Hambatan pelaksanaan supervisi meliputi hambatan eksternal dan internal. Program monitor dan evaluasi supervisi masih belum dilaksanakan. Kesimpulan : Supervisi keperawatan belum berjalan dengan maksimal, dilihat dari angka ketidakhadiran supervisor dan ketidakpatuhan pelaksanaan yang cukup tinggi, serta masih terdapat kebelumpahaman supervisor tentang teknik dan area supervisi yang seharusnya. Program evaluasi pelaksanaan supervisi oleh manajemen juga belum dilaksanakan. Kata kunci : evaluasi, keperawatan, RSUD Panembahan Senopati Bantul, supervisi
EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF NURSING SUPERVISION IN PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL
Dini Desi Harmatiwi Magister Management of Hospitality Muhammadiyah University of Yogyakarta
ABSTRACT
Background: Hospital is a health center consists of various professions that form a unity and make impact to each other. Supervision is a way to help the development and upgrading of the supervised ones so they can carry out the tasks more effective and efficient. The implementation of nursing supervision at Panembahan Senopati Bantul Hospital by secondary data about the attendance supervisor realization maintains the high level of non-compliance. The purpose of this study is to evaluate the implementation of the supervision of nursing in Panembahan Senopati Bantul Hospital. Methods: This study is a descriptive qualitative research. All data derived from interviews, observation, and search documents. Sample of respondents is representative of the nursing supervisor scheduled in October 2015. The research variables: the implementation of nursing supervision, seen from the description of the implementation, engineering, area, barriers of implementation, supervision and evaluation program monitor. Results: Of the 67 times the supervision scheduled in October 2015 only 17 were implemented (25.4%). Figures noncompliance supervisor in the execution of supervision is still quite high. The majority of supervisors do with indirect
supervision. Supervision has not been carried out throughout the area should be. Barriers to implementation of supervision include external and internal obstacles. Program monitoring and evaluation of supervision is still not implemented. Conclusion: Supervision of nursing has not gone up, judging from the absence rate of non-compliance supervisor and implementation is quite high, and there are still incomprehension supervisor of engineering and supervisory area should be. Program evaluation of the supervision by the management has not been implemented. Keywords: evaluation, nursing, Panembahan Senopati Bantul, supervision
Rumah sakit (RS) merupakan
PENDAHULUAN Indonesia memasuki reformasi
era
kini baru,
dengan
telah
yakni
segala
bagian
dari
sistem
pelayanan
era
kesehatan yang terdiri dari berbagai
bentuk
profesi yang saling bekerja sama
perubahan yang cepat di segala
melayani
bidang, termasuk bidang kesehatan.
menyediakan
Berbagai tuntutan reformasi bidang
pelayanan.
kesehatan diantaranya dikarenakan
menjalankan
masih
pemberi pelayanan kesehatan perlu
adanya
pembangunan
ketimpangan
kesehatan
antar
penataan
pasien
dengan
berbagai Rumah
jenis
sakit
dalam
fungsinya
atau
sistem
sebagai
manajerial
daerah, tidak meratanya persebaran
terpadu untuk dapat memberikan
tenaga dan sarana kesehatan, serta
pelayanan
derajat
masih
satunya dalam bidang keperawatan,
lain
mengingat pelayanan keperawatan
kesehatan
tertinggal
dengan
yang negara
yang
sebagai
reformasi bidang kesehatan melalui
kesehatan di rumah sakit merupakan
paradigma
komponen
pelayanan
kesehatan di rumah sakit maupun
usaha
terwujudnya
Keperawatan
seperti
yang
kesehatan
telah disebutkan di atas, adalah salah
pencegahan
satu profesi yang memegang peranan
tidak
penting dalam upaya menjaga mutu
mengabaikan upaya penyembuhan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
(kuratif) dan rehabilitatif. Selain itu,
karena
kini pelayanan di sarana kesehatan
aktivitas
tidak hanya berpusat pada pasien
mencerminkan
atau individu saja, melainkan kepada
(Aditama, 2004). Tenaga perawat
keluarga serta masyarakat sekitar,
mempunyai
sehingga
pelayanan
dalam
paripurna
pelayanan kesehatan di rumah sakit
(promotif) (preventif)
kesehatan
promosi
sentral
pelayanan
pelayanan kesehatan yang bermutu.
puskesmas kini lebih ditekankan pada
item
salah
(Nursalam, 2011). Sejalan dengan
sehat,
sub
terbaik,
dan dengan
melahirkan yang
(Sihombing, 2005).
merupakan terbesar mutu
kedudukan
menghasilkan
penghasil yang pelayanan
penting kualitas
karena pelayanan yang diberikannya
merupakan pelayanan unik, yang
proses kegiatan pemberian dukungan
mencakup aspek bio-psiko-sosial-
sumber-sumber
spiritual yang diberikan selama 24
perawat dalam rangka menyelesaikan
jam dan berkesinambungan dimana
tugas untuk mencapai tujuan yang
hal
telah
ini
merupakan
kelebihan
tersendiri
dibandingkan
pelayanan
lainnya
Kesehatan
Republik
2008).
Perawat
yang
dibutuhkan
ditetapkan.
Pelaksanaan
dengan
supervisi bukan hanya ditujukan
(Departemen
untuk mengawasi apakah seluruh staf
Indonesia,
keperawatan menjalankan tugasnya
juga
merupakan
dengan
sebaik-baiknya,
sesuai
kelompok pemberi jasa pelayanan
dengan instruksi atau ketentuan yang
dengan jumlah terbesar di rumah
telah
sakit,
bagaimana
yakni
mencapai
40-60%
(Huber, 2006). hal
sebagai
tetapi
juga
memperbaiki
proses
yang
sedang
keperawatan
Banyak dilakukan
digariskan,
yang
dapat
berlangsung. Kegiatan supervisi yang
upaya
untuk
baik
menjadikan
seluruh
staf
menjaga mutu pelayanan kesehatan
keperawatan bukan sebagai obyek
termasuk
tetapi juga sebagai subyek. Perawat
salah
pelayanan
satunya
keperawatan.
dengan
supervisi.
diposisikan sebagai mitra kerja yang
Supervisi merupakan upaya untuk
memiliki
membantu
dan
pengalaman yang perlu didengar,
peningkatan kemampuan pihak yang
dihargai dan diikutsertakan dalam
disupervisi
melakukan
pembinaan
agar
mereka
dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang
ide-ide,
asuhan
pendapat,
dan
keperawatan
(Aditama, 2004).
telah ditetapkan dengan efektif dan
Kegiatan supervisi yang tidak
efisien (Nursalam, 2011). Supervisi
dilakukan
keperawatan
kegiatan
memberikan dampak bagi kinerja
pengawasan dan pembinaan yang
perawat pelaksana juga terjadinya
dilakukan berkesinambungan oleh
pemberian layanan kesehatan yang
supervisor.
menurun atau tidak optimal sehingga
Supervisi
adalah
dalam
konteks
keperawatan dipahami sebagai suatu
dengan
baik
akan
dapat muncul kecenderungan akan adanya
kejadian
yang
tidak
diharapkan atau nyaris cedera yang
belum terlaksana optimal. Hal ini
bertentangan dengan pasient safety.
dapat
Sesuai dengan penelitian Nainggolan
supervisi keperawatan pada 3 bulan
(2010), penurunan kinerja perawat
yang diamati peneliti yakni pada
akan mempengaruhi mutu pelayanan
bulan Juni-Agustus 2015 dimana
kesehatan.
pelaksanaannya
dilihat
dari
pelaksanaan
belum
optimal.
Pembentukan tim supervisor
Pelaksanaan supervisi keperawatan
RSUD Panembahan Senopati
pada bulan Juni 2015, dari 69 kali
Bantul merupakan upaya penjaminan
terjadwal hanya 22 kali terealisasi
mutu pelayanan keperawatan kepada
sementara pada Juli 2015, terdapat
pasien.
24
di
Akan
tetapi
berdasarkan
kali
pelaksanaan
supervisi
pengalaman dan pengamatan dari
keperawatan dari 68 kali terjadwal,
peneliti selama pernah menjalani
dan pada Agustus 2015 terdapat 19
program pendidikan dokter sebagai
kali
co-assistant selama 2 tahun di RSUD
keperawatan dari 68 kali terjadwal.
pelaksanaan
supervisi
Tabel 1.1 Tabel Persentase Realisasi Jadwal Jaga Supervisor Keperawatan Juni-Agustus 2015 Bulan
Jadwal Jaga
Realisasi
Persentase
Juni
69
22
32,35 %
68
24
35,29%
68
19
27,94%
2015 Juli 2015 Agustus 2015
Sumber : Bidang Keperawatan RSUD Panembahan Senopati Bantul 2015
Panembahan Senopati Bantul pada
Pelayanan
keperawatan
2011-2012, pelaksanaan supervisi
merupakan salah satu faktor penentu
belum
baik
baik buruknya kualitas dan citra
diharapkan.
suatu rumah sakit sehingga kualitas
berjalan
sebagaimana Jadwal
yang
supervisi
dengan
yang
telah
pelayanan keperawatan pun perlu
ditetapkan untuk setiap supervisor
ditingkatkan
keperawatan
Penulis
tiap
bulannya
pun
seoptimal
menyadari
mungkin. pentingnya
peningkatan pelayanan keperawatan
penelitian
di rumah sakit sehingga peneliti
inklusi meliputi semua supervisor
ingin
yang
melihat
tentang
lebih
dalam
pelaksanaan
lagi
supervisi
berdasarkan
terjadwal
supervisi
kriteria
dalam
kegiatan
bulan
Oktober
2015,
kriteria
eksklusi
yakni
keperawatan yang telah berjalan di
dengan
RSUD Panembahan Senopati Bantul
supervisor yang tidak berangkat pada
dengan harapan dapat membantu
tanggal pelaksanaan supervisi dari
membuat
jadwal supervisi bulan Oktober 2015.
pelayanan
keperawatan
berjalan dengan lebih baik. Rumusan
Wawancara dengan perwakilan pihak
masalah
dari
manajemen
untuk
menunjang
penelitian ini adalah “Bagaimana
informasi
pelaksanaan supervisi keperawatan
kepada Kepala Seksi Keperawatan
di
dan Kebidanan.
RSUD Panembahan Senopati
Bantul?
dilakukan
pula
yakni
Populasi dan sampel untuk wawancara perwakilan supervisor dilakukan dengan teknik purposive
BAHAN DAN CARA Penelitian
ini
merupakan
sampling. Penentuan jumlah sampel
jenis penelitian kualitatif dengan
dilakukan berdasarkan acuan sampel
desain deskriptif, dengan melakukan
pada penelitian serupa sebelumnya
telusur
serta dengan perhitungan
dokumen,
pelaksanaan wawancara
observasi
supervisi dengan
dan
perwakilan
Slovin untuk jumlah populasi yang telah diketahui, yakni:
supervisor. Penelitian ini bertujuan untuk
mengevaluasi
rumus
n= N/(1+Nd2 ) ,
pelaksanaan
dimana n = jumlah sampel yang
supervisi keperawatan di RSUD
dicari ; N = ukuran populasi yang
Panembahan Senopati Bantul.
diketahui; d = presisi margin error
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh
supervisor
(5%).
yang
Penelitian Ahaddyah (2012)
terjadwal dalam kegiatan supervisi di
menggunakan 3 supervisor sebagai
RSUD Panembahan Senopati Bantul
responden penelitian, dengan jumlah
pada bulan Oktober 2015. Sampel
populasi supervisor sebanyak 31 di
RSUD Kota Depok yang menjadi
pelaksanaan, teknik, area, hambatan
lokasi penelitian. Populasi supervisor
pelaksanaan,
yang terjadwal pada Oktober 2015 di
monitoring
RSUD Panembahan Senopati Bantul
keperawatan.
adalah 39 orang, sehingga bila
dan
program
evaluasi
supervisi
data
penelitian
Analisis
dihitung dengan rumus Slovin di atas
dilakukan
melalui
analisis
data
menghasilkan hasil akhir perhitungan
kualitatif dan disajikan dalam bentuk
3,62 yang dibulatkan menjadi 3
naratif.
sampel yang akan menjadi responden untuk
diwawancarai
sebagai
HASIL
perwakilan supervisor. Hasil ini pun
1. Karakteristik Supervisor
serupa dengan jumlah sampel dari
Berdasakan
penelitian sebelumnya.
Direktur
Variabel dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan
supervisi
Surat
RSUD
Keputusan Panembahan
Senopati Bantul Nomor 32/2015 Tanggal 30 Januari 2015 tentang
keperawatan di RSUD Panembahan
Pembentukan
Tim
Pengawas
Senopati
Keperawatan
dan
Kebidanan
Bantul,
subvariabel,
yaitu
dengan
lima
gambaran
RSUD
Panembahan
Senopati
Tabel 4.1 Karakteristik Supervisor Bulan Oktober 2015 Berdasarkan Usia, Jenis kelamin, dan Tingkat Pendidikan di RSUD Panembahan Senopati Bantul (n=39) Karakteristik
Jumlah
Persentase
30-40 tahun
8
20,5%
40-50 tahun
31
79,5%
Laki-laki
12
30,8%
Perempuan
27
69,2%
D3
14
35,9%
S1
22
56,4%
S2
3
5, 1%
Usia
Jenis Kelamin
Tingkat Pendidikan
Bantul,
tim
keperawatan orang.
terdiri
Pada
supervisi
supervisi
pendidikan supervisor didominasi
dari
S1 sebanak 22 orang (56,4%).
40
pelaksanaan
keperawatan
2. Gambaran Pelaksanaan
bulan
a. Frekuensi Supervisi
Oktober 2015, dari 40 orang yang
Frekuensi pelaksanaan supervisi
termasuk tim terdapat 1 orang
keperawatan pada bulan Oktober
yang tidak terjadwal pada bulan
2015 dapat dilihat pada tabel 4.2.
tersebut dikarenakan sedang ada
Kegiatan supervisi keperawatan
tugas di bagian lain sehingga
di
supervisor
Bantul pada bulan penelitian Oktober
yang
sebanyak
terjadwal
39
orang
yang
karakteristiknya
dapat
dilihat
pada
Tabel
4.1.
Tabel
RSUD Panembahan Senopati
2015 seperti pada tabel 4.2 di atas menunjukkan
4.1
bahwa
menurut
peraturan rumah sakit dalam Surat
mengenai karakteristik supervisor
Keputusan
Direktur
RSUD
keperawatan bulan Oktober 2015
Panembahan Senopati Bantul Nomor
di RSUD Panembahan Senopati
41/2015,
supervisi
Bantul menggambarkan bahwa
seharusnya
dilaksanakan
tersebut sesuai
Tabel 4.2 Pelaksanaan Supervis Keperawatan Bulan Oktober 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul Pelaksanaan
Jumlah
Supervisi
Pelaksanan
Persentase
Ya
17
25,4 %
Tidak
50
74,6 %
mayoritas usia supervisor pada
jadwal yang telah ditentukan, pada
rentang
,yakni
hari libur (yang meliputi shift pagi,
orang
(79,5%).
siang, malam) dan di luar jam kerja
jenis
kelamin,
pada hari biasa (selain jam 07.00-
kebanyakan supervisor berjenis
14.00 yang terdiri dari 2 shift yakni
kelamin perempuan, yakni 27
siang dan malam). Namun pada
orang
pelaksanaannya,
sebanyak
40-50 31
Berdasarkan
tahun
(69,2%).
Tingkat
supervisi
yang
terlaksana hanya sebanyak 17 kali
dari 67 kali supervisi yang terjadwal,
alat bantu berupa checklist observasi
atau hanya sekitar 25,4%. Jadwal
pelaksanaan supervisi keperawatan
supervisi yang tidak dilaksanakan
yang dibuat oleh peneliti dengan
sebanyak 50 kali supervisi (74,6%)
mengacu
pada
kebijakan b. Hasil Observasi
peraturan
tertulis
atau RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
Supervisi keperawatan di RSUD
supervisi keperawatan yakni Surat
Panembahan Senopati Bantul pada
Keputusan
penelitian ini dilihat pula dengan
Panembahan Senopati Nomor 45/550
cara observasi. Observasi bertujuan
tentang Panduan Kegiatan Supervisi
untuk
Keperawatan dan Surat Keputusan
mengetahu
pelaksanaan
Direktur
supervisi di RSUD Panembahan
Direktur
Senopati Bantul dengan melakukan
Senopati Nomor 41/2015 tentang
pengamatan langsung oleh peneliti
Pemberlakuan
pada
Pengawas/Supervisi
saat
kegiatan
supervisi
dilakukan. Metode ini menggunakan
RSUD
RSUD
Panembahan
Pedoman Keperawatan.
Observasi dilakukan sebanyak 17
Tabel 4.3 Hasil Observasi Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul Oktober 2015 Pelaksanaan Supervisi Keperawatan
1.Supervisor melaksanakan supervisi sesuai aturan waktu yang ditentukan (sore :14.00-20.00; malam : 20.00-07.00) 2.Supervisor melaksanakan supervisi ke seluruh area pelayanan keperawatan dan kebidanan yg sedang melakukan pelayanan saat supervisi dilakukan 3.Supervisor melakukan serah terima jaga antar petugas supervisi 4.Supervisor memeriksa petugas jaga (jumlah,kesesuaiaan dengan jadwal,atribut jaga) 5.Supervisor memeriksa list serah terima pasien pada rekam medis 6.Supervisor memeriksa hasil dokumentasi asuhan keperawatan pada rekam medis 7.Supervisor memeriksa format pendidikan kesehatan 8.Supervisor memeriksa form penilaian resiko jatuh
∑ Ya 12
Observasi ∑ % Tidak 5 70,6
Observasi moment
Ket
17
Tidak patuh
6
11
35,3
17
Tidak patuh
0
17
0
17
17
0
100
17
Tidak patuh Patuh
17
0
100
17
Patuh
17
0
100
17
Patuh
17
0
100
17
Patuh
10
7
58,9
17
9.Supervisor mengawasi pemakaian APD
2
15
11,8
17
10.Supervisor mengawasi five moment cuci tangan
3
14
21,4
17
11.Supervisor memeriksa form penilaian nyeri 12.Supervisor memberi kesempatan perawat bertanya atau mengeluarkan pendapat saat supervisi 13.Supervisor mengidentifikasi dan mencatat masalah yang ada serta mengupayakan solusinya 14.Supervisor melihat langsung dan mengawasi jalannya pelayanan oleh perawat pelaksana 15.Supervisor mengisi dan melaporkan hasil setelah selesai supervisi keperawatan
17 8
0 11
100 47,0
17 17
5
12
29,4
17
5
12
29,4
17
17
0
100
17
Tidak patuh Tidak patuh Tidak patuh Patuh Tidak patuh Tidak patuh Tidak patuh Patuh
kali kegiatan sesuai dengan jumlah
kepatuhan supervisor sebesar 100%
supervisi
yang
ada pada 6 poin tersebut, sedangkan
Oktober
2015.
terlaksana Hasil
pada
observasi
sisanya
yakni 9 poin penilaian
supervisi dapat dilihat pada tabel
lainnya kurang dari 100 persen yang
4.3.Hasil
diartikan
observasi
pelaksanaan
sebagai
ketidakpatuhan.
supervisi keperawatan seperti pada
Tingkat ketidakpatuhan yang paling
tabel 4.3 di atas memberi gambaran
buruk ada pada poin serah terima
bahwa telah diamati pelaksanaan
jaga antar petugas supervisi, dimana
supervisi
2015
dari 17 kali pelaksanaan supervisi
sebanyak 17 kali observasi moment
yang dilakukan Oktober 2015 tidak
dengan
observasi
pernah ada satupun pelaksanaan
checklist
serah terima jaga antar petugas (0%).
terdiri
pada
Oktober
masing-masing dari
pengamatan.
15
poin
Sebanyak
6
poin
dilakukan oleh semua supervisor
3. Teknik Supervisi
(100%) dari 17 kali pelaksanaan supervisi tersebut,
pada yakni
Hasil
penelitian
supervisi
tentang
Oktober
2015
teknik
pada
poin
berdasarkan hasil wawancara dengan
pemeriksaan petugas jaga, list serah
perwakilan
terima pasien pada rekam medis,
checklist peneliti pada poin 4-14.
format pendidikan kesehatan, form
Berikut ini adalah hasil coding
penilaian
wawancara yang disajikan dalam
nyeri,
dan
kegiatan
pengisian serta pelaporan hasil usai supervisi. Hal ini berarti tingkat
Tabel 4.4.
supervisor
diperoleh
dan
hasil
Tabel 4.4 Hasil Coding Wawancara Teknik Supervisi Topik pertanyaan
Axial Coding (subtema)
Tema
A.Teknik Supervisi 1. Responden 1
-Mengecek catatan asuhan keperawatan pada rekam medis -Bertanya pada perawat tentang kondisi bangsal -Mengamati
pelaksanaan
pelayanan
keperawatan 2.Responden 2
-Menerima laporan lisan dari perawat tentang kondisi bangsal -Mengecek catatan askep pada rekam medis tentang kondisi pasien hari demi hari -Memeriksa kelengkapan dokumentasi
Supervisi dilakukan
pasien mulai dari UGD/poli, serah
sekaligus
terima pasien, lembar resiko jatuh,
teknik langsung dan
lembar penilaian lainnya.
tidak langsung
dengan
- mendampingi perawat dalam mengisi dokumentasi asuhan keperawatan 3. Responden 3
-Memeriksa kelengkapan rekam medis pasien dan asuhan keperawatan -Mengawasi jalannya pelayanan oleh perawat kepada pasien - Menanyakan masalah/kesulitan yang dihadapi perawat terkait pasien
poin nomor 4 sampai dengan 14 Berdasarkan
data
yang
Sebanyak 17 kali observasi momen
diperoleh dari ketiga responden
supervisi pada Oktober 2015 dengan
tentang teknik atau cara supervisi di
tiap observasi menunjukkan hasil
RSUD
Senopati
bahwa dari 17 kali pelaksanaan
Bantul dapat diambil tema yakni
supervisi yang dilakukan Oktober
supervisi dilakukan dengan teknik
2015
supervisi
dilakukan sebagaimana mestinya
Panembahan
langsung
dan
tidak
langsung sekaligus.
masih
ada
yang
tidak
karena masih terdapat poin checklist
Hasil pengamatan dengan
yang
tidak
dilaksanakan
dalam
checklist observasi menunjukkan hal
supervisi. Checklist nomor 5 sampai
yang
hasil
8 misalnya, yang merupakan contoh
teknik
item penilaian teknik supervisi tidak
berbeda
wawancara.
dengan
Penilaian
supervisi dengan observasi pada
langsung,
masih
terdapat
nilai
ketidakpatuhan. Checklist nomor 9 misalnya,
tentang
Data penelitian tentang area
pengawasan
supervisi diperoleh melalui hasil
pemakaian APD sebagai salah satu
wawancara dan observasi dengan
contoh item penilaian supervisi
checklist pada poin ke 2. Hasil
langsung juga belum dilakukan oleh
coding wawancara dapat dilihat
seluruh supervisor (hanya 5 saja dari
pada Tabel 4.5.
17 kali pelaksanaan supervisi yang
Tabel
melakukan pengawasan pemakaian
menunjukkan
APD).
kesamaan Menurut hasil pengamatan,
wawancara belum
4.5. adanya
pemahaman
antar
supervisor tentang cakupan area
supervisi keperawatan di RSUD
yang harus disupervisi.
Panembahan Senopati Bantul belum
Hasil observasi tentang area
dilakukan secara langsung dan tidak
supervisi pada checklist pengamatan
langsung,
tabel 4.3 nomor 2 dimana dari 17 kali
mayoritas
masih
melaksanakan supervisi secara tidak
pelaksanaan
langsung
hasil
pelaksanaan yang tidak menjalankan
wawancara menyimpulkan bahwa
supervisi sesuai area yang ditetapkan
pelaksanaan
dilakukan
dan hanya ada 6 pelaksanaan yang
langsung
menjalankan supervisi sesuai area
sekaligus. Hal ini menunjukkan
yang ditetapkan. Hal ini berarti
perbedaan
bahwa berdasarkan hasil wawancara
saja.
langsung
Padahal
supervisi dan
tidak
antara
kenyataan
di
lapangan dengan hasil wawancara.
supervisi
4. Area Supervisi
keperawatan
Topik Pertanyaan
Axial Coding (Subtema)
Tema
C. Area Supervisi Perawat yang bertugas, askep,masalah yang dihadapi; memberikan
2.
3.
Responden 2
Responden 3
di
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tabel 4.5 Hasil Coding Wawancara Area Supervisi
Responden 1
11
dan hasil observasi didapatkan data bahwa supervisi
1.
ada
meliputi
semua
pelayanan
unit
yang
kesehatan
mulai
Belum
ada
poliklinik, hemodialisa,ICU,UGD dan bangsal
kesamaan
rawat inap
pemahaman antar
Perawat yang bertugas dan askep; tempat
supervisor tentang
meliputi UGD,dan bangsal rawat inap
area supervisi
Perawat yang bertugas dan askep; tempat supervisi yaitu UGD,ICU, dan bangsal rawat inap
belum dilakukan dengan baik sebab
supervisi keperawatan di RSUD
belum terdapat kesamaan persepsi
Panembahan
antar supervisor sehingga supervisi
terdapat hambatan pelaksanaan yang
yang dilakukan belum mencakup
berupa
keseluruhan
eksternal.
area
yang
telah
ditentukan.
Senopati
hambatan
Bantul
internal
Hambatan
dan
internal
meliputi faktor motivasi yang kurang dan bahkan
cenderung menurun
(demotivasi), sedangkan hambatan eksternal berupa beban pekerjaan lain di rumah sakit selain sebagai 5.Hambatan Pelaksanaan Supervisi Data hambatan diperoleh
supervisor (ada beban kerja ganda)
penelitian
mengenai
serta apresiasi rumah sakit khususnya
pelaksanaan
supervisi
yang
dari
hasil
wawancara
berupa
honorarium
masih
dirasa kurang.
terhadap supervisor. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6.
6.Monitor dan Evaluasi Supervisi
Tabel 4.6 Hasil Coding Wawancara Hambatan Pelaksanaan Supervisi Topik Pertanyaan
Axial Coding (Subtema)
Tema
D. Hambatan Pelaksanaan 1.
Responden 1
Motivasi kurang
2.
Responden 2
-Kurang
bersemangat
dan
melakukan supervisi -Apresiasi
3.
Responden 3
dari
Terdapat hambatan internal
pihak
eksternal
pelaksanaan supervisi
manajemen terhadap supervisor
(hambatan
dirasa masih kurang ,khususnya
demotivasi
dalam hal honorarium
eksternal:
-Beban pekerjaan di rumah
ganda,
sakit selain sebagai supervisor
honorarium
yang dirasa cukup berat
kurang)
Tidak
senang
tentang
internal ;
:
hambatan
beban
kerja
apresiasi
dan
yang
dirasa
menjadi
supervisor, tidak ada motivasi
Data Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat
bahwa
pada
pelaksanaan
mengenai
program
monitor evaluasi supervisi dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Coding Wawancara Program Monitor Evaluasi Supervisi Topik Pertanyaan E.
Monitor
Axial Coding (Subtema)
Tema
dan
Evaluasi 1. Responden 1
2. Responden 2
3. Responden 3
Belum
ada
evaluasi
antara
supervisor dan pihak manajemen
Belum ada program monitor
RS sampai saat ini
dan
Tidak jelas dan belum pernah
supervisi
diadakan
manajemen rumah sakit
Belum
ada
kegiatan
evaluasi
pelaksanaan
oleh
pihak
monitor
evaluasi atau follow up dari manajemen RS
dari Berdasarkan
tabel
hasil
wawancara
tentang
4.7
program monitor evaluasi bahwa
diketahui bahwa ketiga responden
belum ada program monitor dan
penelitian sama-sama menyebutkan
evaluasi
bahwa selama ini belum ada kegiatan
keperawatan oleh pihak manajemen
monitor atau follow up supervisi
rumah sakit.
keperawatan di RSUD Panembahan Senopati Bantul sehingga hal ini
pelaksanaan
supervisi
Hasil penelitian disajikan satu dalam bagan 1.
menjadi tema yang dapat diambil
Bagan 1. Rekapitulasi Hasil Penelitian
laki dan wanita yang mempengaruhi
PEMBAHASAN 1. Karakteristik Supervisor Karakteristik
supervisor
kinerja mereka. pada
Karakteristik berikutnya dalam
variabel usia supervisor di RSUD
penelitian
Panembahan
Bantul
pendidikan supervisor. Supervisor
menggambarkan bahwa mayoritas
paling banyak berpendidikan S1
usia supervisor pada rentang 40-50
yakni 22 orang (56,4%). Menurut
tahun yakni 31 orang atau sebesar
Ilyas (2002), pendidikan merupakan
79,5%. WHO menyebut usia 45-59
gambaran
tahun sebagai usia pertengahan atau
keterampilan
middle
age,
merupakan
Depkes
RI
Senopati
sedangkan 2009
menurut
usia
36-45
ini
yakni
tingkat
kemampuan
dan
individu,
dan
faktor
mempengaruhi
utama
kinerja
yang karena
merupakan usia dewasa akhir dan
melalui pendidikan seseorang dapat
usia 46-55 sebagai usia lansia awal.
meningkatkan
Hasibuan (2003) berpendapat
intelektualnya,
kematangan sehingga
dapat
bahwa umur individu mempengaruhi
membuat keputusan dalam bertindak,
kondisi fisik, mental, kemampuan
dan
kerja,
dan
berpendidikan semakin tinggi akan
Senada
semakin memiliki tujuan, harapan,
dengan Hasibuan, Robbins (2006)
dan wawasan untuk meningkatkan
menyatakan bahwa kinerja mungkin
prestasi kerja melalui kinerja yang
memang
optimal. Hal ini didukung oleh
tanggung
kecenderungan
jawab,
absensi.
akan
merosot
dengan
bertambahnya usia.
diasumsikan
penelitian
Gillies
orang
(1996)
yang
bahwa
Karakteristik lain dari supervisor
perawat dengan pendidikan yang
pada penelitian ini adalah jenis
tinggi mempunyai kemampuan kerja
kelamin,
mayoritas
yang lebih tinggi, dimana seseorang
kelamin
yang memiliki pendidikan tinggi
dimana
supervisor
berjenis
perempuan, yakni 27 orang atau
umumnya
sebesar
lebih mampu dan terbuka menerima
69,2%.
Robbins
(2006)
menjelaskan bahwa terdapat hanya sedikit perbedaan penting antara laki-
menyebabkan
tanggung jawab.
dirinya
2. Gambaran Pelaksanaan Supervisi
ketidakhadiran
Keperawatan di RSUD Panembahan
ketidakefektifitasan supervisi.
Senopati Bantul
Informasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
supervisor
didapatkan,
angka
mengenai
ketidakhadiran
data
supervisor diperoleh dari Kepala
di
Seksi Keperawatan dan Kebidanan
RSUD Panembahan Senopati Bantul
yang berpendapat bahwa hal tersebut
pada
2015
dikarenakan beban kerja ganda yang
kali
diemban oleh supervisor. Belum
supervisi dan pada kenyataannya
terdapat supervisor yang independent
hanya dilaksanakan sebanyak 17 kali
atau
(25,4%). Jadwal supervisi yang tidak
supervisor di RSUD Panembahan
dilaksanakan
Senopati
bahwa supervisi
bulan
dijadwalkan
diperoleh
tingginya
lain
dan
keperawatan
Oktober sebanyak
67
sebanyak
50
kali
(74,6%).
berdiri
sendiri.
Bantul
Mayoritas
adalah
kepala
ruangan, atau perawat pelaksana
Penelitian
yang
telah
senior, dimana mereka tentu saja
dilakukan Supratman & Sudaryanto
selain sebagai supervisor memiliki
(2008)
tugas lain sesuai dengan jabatannya.
menyimpulkan
bahwa
pelaksanaan supervisi di berbagai
Hal ini menyebabkan beban kerja
rumah sakit belum optimal. Hal ini
ganda,
yang
berdampak
pada
juga sejalan dengan penelitian Mua
ketidakhadiran
supervisor
pada
(2011) yang mengemukakan bahwa
jadwal yang telah ditentukan.
tidak optimalnya supervisi klinik kepala
ruangan
harus
mendapat
Gambaran
pelaksanaan
supervisi lain diperoleh dari hasil
perhatian yang serius dari bidang
observasi
keperawatan, mengingat resiko dan
observasi tabel 4.3. Pelaksanaan
dampak yang dapat timbul berkaitan
supervisi
dengan
sebanyak 17 kali observasi momen
supervisi
klinik
kepala
menggunakan
pada
ruangan yang tidak optimal yaitu
dengan
pelayanan keperawatan yang tidak
terdiri
berkualitas.
pengamatan.
supervisi
Ketidakoptimalan termasuk
dalam
hal
Oktober
masing-masing dari
15
checklist
poin
Sebanyak
2015
observasi checklist 6
poin
dilakukan oleh semua supervisor
(100%) dari 17 kali pelaksanaan
faktor internal maupun eksternal,
supervisi
pada
tersebut,
yakni
Oktober
2015
dimana
pada
poin
faktor
menurut internal
Siregar tersebut
(2006) meliputi
pemeriksaan petugas jaga, list serah
pengetahuan, masa kerja, motivasi,
terima pasien pada rekam medis,
pendidikan, usia, jenis kelamin, dan
format pendidikan kesehatan, form
sikap, sedangkan faktor eksternal
penilaian
diantaranya
nyeri,
dan
kegiatan
berupa
penghargaan
pengisian serta pelaporan hasil usai
misalnya honorarium, sistem reward-
supervisi. Hal ini berarti tingkat
punishment, ketersediaan fasilitas,
kepatuhan supervisor sebesar 100%
peraturan terkait, dan pengawasan
ada pada 6 poin tersebut, sedangkan
dari atasan.
sisanya
yakni 9 poin penilaian
Hasil penelitian memberikan
lainnya kurang dari 100 persen yang
gambaran tentang kepatuhan perawat
diartikan
dalam melaksanakan SOP masih
sebagai
ketidakpatuhan.
Tingkat ketidakpatuhan yang paling
kurang.
Hal
tersebut
buruk ada pada poin serah terima
dengan
masih
jaga antar petugas supervisi, dimana
ketidakpatuhan
dari 17 kali pelaksanaan supervisi
dibuktikan
tingginya
nilai
dalam
checklist
observasi.
Faktor
yang
yang dilakukan Oktober 2015 tidak
mempengaruhi
kinerja
pernah ada satupun pelaksanaan
terhadap kepatuhan pelaksanaan SOP
serah terima jaga antar petugas (0%).
yakni
Kepatuhan
usia,
perawat
lama kerja, tingkat
(compliance)
pendidikan, motivasi dan persepsi
merupakan bentuk perilaku yang
(Natasia, 2014). Penelitian terkait
ditujukan
yang
terhadap
suatu
objek,
dilakukan
Badi’ah
(2009)
dalam penelitian ini berupa tugas
menyebutkan bahwa secara umum
supervisor yang dinilai menggunakan
faktor motivasi memiliki hubungan
checklist yang dibuat berdasarkan
yang kuat dengan kinerja, termasuk
pada SOP peraturan rumah sakit
dalam hal ini adalah kepatuhan
terkait supervisi. Kepatuhan sendiri
terhadap SOP rumah sakit. Hal yang
merupakan
bentuk
dapat diprediksi adalah yakni bila
perilaku yang dapat dipengaruhi oleh
motivasi meningkat maka kinerja
salah
satu
juga akan meningkat.
Penelitian
Supervisor yang merangkap sebagai
lainnya menyatakan bahwa motivasi
kepala ruang di unit yang sedang
kerja
positif
disupervisi, tentu saja berpotensi
terhadap kepuasan kerja dan dengan
lebih besar untuk lebih banyak
pemberlakuan
reward-
menghabiskan waktu selama proses
punishment terhadap karyawan akan
supervisi untuk melakukan hal-hal
mempengaruhi kinerja (Idayu, 2012).
yang
juga
berpengaruh
sistem
tidak
efektif,
misalnya
Kepala Bidang Keperawatan
mengobrol dengan para perawat yang
dan Kebidanan RSUD Panembahan
sehari-hari menjadi rekan kerja di
Senopati Bantul menyatakan bahwa
unit atau bangsal tersebut. Asumsi
angka ketidakpatuhan yang tinggi
peneliti bahwa jika pihak manajemen
disebabkan juga oleh supervisor yang
rumah sakit mampu memperhatikan
tidak independen. Supervisor yang
dan
tidak independen, dalam hal ini
mempengaruhi
misalnya merangkap sebagai kepala
menjalankan SOP seperti yang telah
ruang dari bangsal yang sedang
disebutkan di atas, maka potensi
disupervisi,
akan
supervisor untuk melakukan kegiatan
mengakibatkan tingkat objektifitas
supervisi dengan lebih baik dan
yang menurun juga. Supervisor bisa
patuh juga akan lebih besar.
tentu
saja
mengelola
faktor
yang
kepatuhan
dalam
jadi merasa tidak perlu melakukan penilaian lengkap seperti pada uraian
3. Teknik Supervisi
tugas yang ditetapkan karena rasa
Berdasarkan hasil penelitian
canggung kepada rekan-rekan dalam
ini, didapatkan data hasil wawancara
unit yang sama, yang setiap hari juga
dengan responden sesuai tabel 4.4
tentu
mengetahui
kinerja
dan
bahwa supervisi dilakukan dengan
supervisor
yang
teknik langsung dan tidak langsung
sedang melakukan supervisi. Faktor
sekaligus. Hal ini serupa dengan
non-independent tersebut juga dapat
penelitian yang dilakukan di RSI
mengakibatkan ketidakpatuhan yang
Sultan Agung Semarang dimana
bersumber
supervisi dilakukan dengan teknik
keseharian
dari
oleh
faktor
ketidakefektifitasan proses supervisi.
langsung
dan
tidak
langsung
(Purweni, 2015).
supervisi dan ketidakjelasan uraian tugas sebagai seorang supervisor.
Teknik dalam pelaksanaan supervisi
keperawatan
dibedakan
4. Area Supervisi
menjadi 2 yakni supervisi langsung
Berdasarkan hasil wawancara
dan tidak langsung (Wiyana, 2008).
dan hasil observasi didapatkan data
Supervisi yang dilakukan di RSUD
bahwa supervisi
Panembahan
Bantul
RSUD Panembahan Senopati Bantul
menurut Surat Keputusan Direktur
belum dilakukan dengan baik sebab
Nomor 41 Tahun 2015 tentang
belum terdapat kesamaan persepsi
Pemberlakuan
antar
Senopati
Pedoman
Pengawas/Supervisi
keperawatan
supervisor
tentang
di
area
Keperawatan
supervisi sehingga supervisi yang
juga diharusnya untuk dilakukan
dilakukan pun lalu belum mencakup
secara langsung dan tidak langsung.
keseluruhan
Hasil
observasi
area
yang
telah
pada
ditentukan. Menurut asumsi peneliti,
penelitian ini menunjukkan bahwa
perlu dilakukan upaya persamaan
menurut pengamatan supervisi yang
persepsi antar supervisor tentang
dilakukan di RSUD Panembahan
pemahaman
Senopati Bantul belum dilakukan
melalui sosialisasi, pelatihan, atau
secara langsung dan tidak langsung.
kegiatan lainnya demi memperbaiki
Padahal
pelaksanaan supervisi keperawatan
hasil
dilakukan
wawancara
kepada
yang
supervisor
menyimpulkan bahwa pelaksanaan
di
area
supervisi
baik
RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
supervisi dilakukan langsung dan tidak langsung sekaligus. Hal ini menunjukkan
perbedaan
5.. Hambatan Pelaksanaan Supervisi
antara
Hambatan dalam pelaksanaan
kenyataan di lapangan yang diamati
supervisi keperawatan di RSUD
dengan hasil wawancara. Asumsi
Panembahan
peneliti adalah bahwa hal ini dapat
meliputi
dipengaruhi oleh kebelumpahaman
eksternal.
supervisor
meliputi
terhadap
kegiatan
Senopati
hambatan
internal
Hambatan faktor
Bantul
motivasi
dan
internal yang
menurun (demotivasi),
sedangkan
beban
kerja
kuantitatif
maupun
hambatan eksternal berupa beban
kualitatif. Beban kerja kuantitatif
kerja ganda serta apresiasi pihak
disebut juga beban kerja ganda, dan
rumah sakit kepada supervisor yang
yang bersifat kualitatif dirasakan
dirasa
individu ketika individu merasa tidak
masih
kurang,
khususnya
dalam hal honorarium. Beban kerja
memiliki
kemampuan
ganda yang dimaksud adalah jabatan
dibutuhkan
untuk
fungsional lain di rumah sakit misal
pekerjaan. Menurut Restiaty (2006),
sebagai kepala bangsal atau perawat
ada hubungan yang signifikan antara
pelaksana
sebagai
beban kerja di tempat kerja terhadap
supervisor. Menurut hasil wawancara
kelelahan kerja pada pekerja wanita
dengan Kepala Seksi keperawatan
dengan
dan
kelelahan akan berdampak pula pada
senior,
selain
Kebidanan,
hal
ini
mengakibatkan tidak maksimalnya kerja
supervisor
supervisi
dalam
keperawatan
peran
yang
menyelesaikan
ganda,
dimana
kinerja.
kegiatan
Motivasi sebagai hambatan
rumah
internal dalam pelaksanaan supervisi
di
sakit. Seringkali terdapat tugas di
di
unit
Bantul, serupa dengan hambatan
yang
harus
diselesaikan
RSUD Panembahan Senopati
bersamaan dengan jadwal supervisi
internal
sehingga
telah
penelitian yang dilakukan di RSUD
baik
setiap
Kota Depok oleh Ahaddyah (2012).
dengan
hasil
Hasil penelitian Bara (2014) di
koordinasi dengan para supervisor itu
RSUD Pasar Rebo juga menemukan
sendiri, akan tetapi jika mendadak
motivasi intrinsik perawat pelaksana
terdapat tugas lain di unit maka
yang tidak baik dalam menjalankan
supervisor
asuhan keperawatan.
meski
dijadwalkan bulannya
supervisi
dengan sesuai
cenderung
berpotensi
mengesampingkan
jadwal
supervisinya.
dapat
Salah mengoptimalkan
Beban kerja menurut Gibson (2000)
yang
dikatakan
ditemukan
satu
dalam
aspek kemanfaatan
pegawai adalah dengan memberikan
sebagai
motivasi (daya perangsang) kepada
beban kerja berlebihan bila berupa
mereka. Motivasi ini dimaksudkan
agar pegawai dapat bekerja dengan
Monev menjadi hal penting yang
segala
upayanya
harus dilakukan guna mengadakan
(Manullarang, 2011). Berdasarkan
pemantauan dan perbaikan organisasi
hasil
atau
daya
dan
penelitian,
di
RSUD
Panembahan Senopati Bantul sudah
dalam
(Moerdiyanto,
Monitoring
merupakan
materi
aktivitas yang dilakukan pimpinan
(uang) berupa honor supervisor,
untuk melihat, memantau jalannya
namun hal tersebut diakui oleh para
organisasi
supervisor
berlangsung,
masih
bentuk
kerja
2004).
ada suatu penghargaan kepada para supervisor
badan
dirasa
kurang
selama
kegiatan
dan
menilai
sehingga mereka pun menjadi kurang
ketercapaian tujuan, melihat faktor
motivasi
pendukung
dalam
menjalankan
dan
tugasnya dan dengan memberikan
pelaksanaan
penghargaan yang memuaskan dari
evaluasi
sisi material, diharapkan motivasi
mengidentifikasi
supervisor
dalam
menjalankan
mengumpulkan
tugasnya
akan
meningkat.
penghambat
program,
adalah
sedangkan
proses
untuk masalah,
data
dan
menganalisis data, menyimpulkan
Peningkatan motivasi tersebut pada
hasil
akhirnya
menginterpretasikan hasil menjadi
akan
berdampak
pada
peningkatan realisasi jaga supervisi.
yang
telah
dicapai,
rumusan kebijakan, dan menyajikan informasi
(rekomendasi)
untuk
6. Program Monitor dan Evaluasi
pembuatan keputusan berdasarkan
Supervisi
pada aspek kebenaran hasil evaluasi
Hasil menunjukkan program
penelitian bahwa
monitor
ini
belum
dan
(Moerdiyanto, 2004).
ada
evaluasi
Perbedaan antara monitoring dan
evaluasi
adalah
monitoring
supervisi di RSUD Panembahan
dilakukan pada saat program masih
Senopati Bantul. Program monitor
berjalan sedangkan evaluasi dapat
evaluasi
monev
dilakukan baik sewaktu program itu
ditujukan bagi program dan kegiatan
masih berjalan ataupun program itu
yang sedang atau sudah berlangsung.
sudah selesai, atau dapat juga bila
atau
disingkat
dilihat dari pelakunya, monitoring
rutin untuk monitor dan evaluasi
biasanya
supervisi.
dilakukan
oleh
pihak
internal
sedangkan
evaluasi
dilakukan
oleh
internal
maupun
eksternal.
pihak
Kegiatan
Peneliti
telah
mencoba
melakukan telusur dokumen dengan dibantu
Seksi
Keperawatan
monitoring dan evaluasi ditujukan
Kebidanan
untuk pembinaan suatu program
memang belum terdapat peraturan
sebab melalui kegiatan monitoring
rumah sakit yang mengatur jalannya
dan
program
evaluasi
(monev),
maka
Rumah
monitor
Sakit
dan
dan
dan
evaluasi
keberhasilan, dampak dan kendala
kegiatan supervisi. Asumsi peneliti
pelaksanaan suatu program dapat
hal
diketahui. Hasil analisis data monev
perhatian untuk segera diadakan
ini menjadi informasi yang berharga
mengingat program monitor evaluasi
bagi
keputusan
yang diagendakan rutin dan berkala
di
akan
pengambilan
perencanaan
program
masa
mendatang (Moerdiyanto, 2004). Program supervisi berjalan
di
ini
harus
banyak
segera
menjadi
membantu
usaha
perbaikan kegiatan supervisi yang
monitor
evaluasi
telah berjalan selama ini. Program
keperawatan
belum
monitor evaluasi kegiatan supervisi
RSUD
Panembahan
akan
berdampak
baik
pada
Senopati Bantul. Menurut Kepala
pelaksanaan supervisi , dan jika
Seksi Keperawatan dan Kebidanan,
supervisi pun telah berjalan dengan
memang belum ada kegiatan atau
makin
program
pelayanan keperawatan juga makin
rutin
supervisi
monitor
evaluasi
keperawatan,
namun
baik
maka
pemberian
optimal.
pernah diadakan dua kali pertemuan yang
juga
bertujuan
untuk
SIMPULAN
mengevaluasi supervisi. Kegiatan ini dilakukan
menjelang
proses
Berdasarkan hasil penelitian tentang
“Evaluasi
Pelaksanaan
akreditasi tetapi hingga kini memang
Supervisi Keperawatan di RSUD
belum ada agenda atau program yang
Panembahan Senopati Bantul” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Gambaran
pelaksanaan
3.
Supervisi
keperawatan
di
supervisi keperawatan di RSUD
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Panembahan Senopati Bantul pada
belum
bulan Oktober 2015 :
supervisi yang telah ditetapkan.
a.
Supervisi
dilaksanakan
4.
menjangkau
seluruh
Hambatan
area
supervisi
sebanyak 17 kali dari 67 supervisi
keperawatan di RSUD Panembahan
yang terjadwal (25,46%).
Senopati Bantul berupa hambatan
b.
internal dan eksternal. Hambatan
Berdasarkan hasil observasi
pelaksanaan tingkat
supervisi
ditemukan
internal berupa faktor demotivasi,
ketidakpatuhan
supervisor
sedangkan hambatan eksternal yakni
dalam menjalankan supervisi sesuai
beban
SOP yang tinggi, yakni terdapat 9
penghargaan rumah sakit kepada
item penilaian yang tidak patuh dari
supervisor
15 item yang dinilai pada checklist
khususnya dalam hal honorarium.
observasi.
5.
c.
Supervisi
keperawatan
di
pekerjaan
dirasa
ganda
masih
dan
kurang,
Belum terdapat program rutin
dan berkala tentang monitor dan
RSUD Panembahan Senopati Bantul
evaluasi
belum
keperawatan di RSUD Panembahan
dilaksanakan
dengan
seharusnya. 2.
Senopati
Supervisi
keperawatan
di
RSUD Panembahan Senopati Bantul
kegiatan
Bantul
karena
supervisi
belum
terdapat peraturan atau kebijakan yang mengaturnya.
menurut hasil wawancara dengan supervisor
dilaksanakan
dengan
teknik langsung dan tidak langsung
DAFTAR PUSTAKA
sekaligus, sedangkan menurut hasil
Aditama, Chandra Yoga. (2004). Manajemen AdministrasiRumah Sakit. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
observasi, mayoritas dilaksanakan dengan teknik tidak langsung saja. Hal
ini
menunjukkan
kebelumpahaman supervisor tentang kegiatan supervisi dan uraian tugas supervisor.
Ahaddyah, Rachma Melati. (2012). Analisis Pelaksanaan Supervisi Keperawatan di RSUD Kota Depok tahun 2012. Program Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Badi’ah, Atik. (2009). Hubungan Motivasi Perawat dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati tahun 2008. Poltekes Kesehatan Yogyakarta. Bara, M. (2014). Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Pasar Rebo. Jurnal Health Quality Vol 5 No 1. Halaman 1-66
Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Program Studi Keperawatan. Universitas Sumatera Utara. Ilyas, Y. (2002) Kinerja: Teori penilaian dan penelitian. Jakarta: FKM UI. Manullarang. (2001). Manajemen Personalia. Yogyakarta. Gajah Mada University Press. Moerdiyanto. (2004). Teknik Monitoring dan Evaluasi dalam Rangka Memperoleh Informasi untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Jakarta.
Depkes R.I. (2008). Modul Manajemen dan Pemberian Asuhan Keperawatan di Unit Ruang Rawat Rumah Sakit. Bandung: Depkes
Mua EL. (2011). Peningkatan Kepuasan dan Kinerja Perawat Melalui Supervisi Kepala Ruangan. Jurna Keperawatan Indonesia,14(3), 171-178.
Gibson. (2000). Organisasi, Perilaku, Struktur dan Proses. Alih bahasa: Maya Sari. Edisi ke-5. Cetakan ke-3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nainggolan, Mei J (2010). Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Kepala Ruangan terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Islam Malahayati Medan. Medan : Universitas Sumatera Utara.
Gillies, D.A. (1996). Nursing manajement : system approach. Chigago : Lippincott Company. Hasibuan, Malayu. (2003). Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta : PT Bumi Aksara. Huber, D. (2006). Leadership and Nursing Care Management. 3rd. Philadelphia: W.B. Saunders Company. Idayu, Widyana. (2012). Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan di Ruang
Navsia, Natasia. (2014). Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pelaksanaan SOP Asuhan Keperawatan di ICU-ICCU RSUD Gambiran Kota Kediri. Program Magister Manajemen Rumah Sakit. Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang. Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Mediaka
Purweni, Sri. (2015). Perbedaan Tingkat Kepuasan dan Kinerja Perawat terhadap Penerapan Supervisi Langsung dan Tidak Langsung di RS Islam Sultan Agung Semarang. Tesis. Program Studi Ilmu Keperawatan. Universitas Diponegoro Semarang. Robbins, Stephen. (2006). Perilaku Organisasi. Edisi Terjemahan. Jakarta : Erlangga Siregar, Marni. (2008). Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap. Diambil pada tanggal
10 Desember 2015 dari http://library.usu.ac.id/index.php? option=com_journal_review&id= 13824&task=view Sudaryanto, A &Supratman. (2008). Model-Model Supervisi Keperawatan Klinik. Diambil pada tanggal 29 Mei 2016 dari http://eprints.ums.ac.id/1132/1/4h. pdf. Wiyana, Muncul. (2008). Supervisi dalam Keperawatan. Diambil pada tanggal 10 Juni 2016. Dari http://www.akpermadiun.ac.id/ind ex.php?link=artikeldtl.php&id=3