PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
EVALUASI OPTIMALISASI PEMANFAATAN TERMINAL ANGKUTAN PENUMPANG UMUM (Studi Kasus Terminal Daya di Makassar) Yusni Mustari & Dahri Kuddu Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea - Makassar, 90245 Telp./Fax: (0411) 589707/(0411) 589707 e-mail:
[email protected]
Abstrak Evaluasi optimalisasi pemanfaatan terminal angkutan penumpang umum (studi kasus terminal Daya di Makassar).Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji optimalisasi fungsi pelayanan Terminal Daya dan faktor yang mempapa mempengaruhi hal tersebut.Hasil penelitian menunjukan Terminal Daya belum optimal pelayanannya. Hal ini disebabkan karena sebagian besar penumpang menunggu di luar terminal yaitu sepanjang jalan Perintis Kemerdekaan. Hubungan keoptimalan fungsi berdasarkan opini masyarakat, dipengaruhi oleh waktu, tempat, biaya, jarak tempuh, kelancaran, keamanan, kenyamanan, ketertiban dan efektifitas pelayanan. Kata Kunci: Optimalisasi, Pemanfaatan, Terminal
PENDAHULUAN Kota adalah sesuatu yang dinamis dimana sebagai ruang pemusatan penduduk dan berbagai kehidupan sosial, ekonomi dan politik yang disebabkan oleh pertumbuhan alamiah, terjadinya migrasi dari desa ke kota serta tatanan berbagai lingkup kehidupan penduduk yang mewadahi berbagai aktifitas. Pertambahan jumlah penduduk tersebut, semakin banyak kegiatan-kegiatan dan usaha baik yang bersifat formal maupun nonformal, yang selanjutnya akan semakin besar pula ketergantungan terhadap penyediaan sarana perkotaan. Ketergantungan dan tuntutan kegiatan-kegiatan sarana umum kota seperti terminal, perumahan, perkantoran, drainase, air bersih, perbelanjaan, rumah sakit/sarana sosial dan sebagainya (Miro, 1997). Hal tersebut sejalan dengan pendapat Opyar, tentang hubungan laju pertumbuhan penduduk dengan sarana perkotaan bahwa : berikut ini :dengan pendapat Murlok, 1979 (dalam Miro, 1997) bahwa: “Tinggi lajunya urbanisasi, sulit dihindari karena daerah perkotaan sudah terlanjur dianggap sebagai penyedia berbagai macam sarana perkotaan” (Ofyar,1997:354). Pendapat tersebut di atas dapat diartikan, bahwa kecendurungan penduduk menginginkan suatu kemudahan dalam melakuakan kegiatan untuk mencapai kemudahan ini akan memilih saran kota, salah satunya ialah sarana transportasi, namun tingginya jumlah penduduk di perkotaan menimbulkan pula permasalahan transportasi, seperti diungkapkan Opyar berikut ini: “Semakin tingginya tingkat urbanisasi, pada gilirannya akan menimbulkan beberapa permasalahan perkotaan, khususnya transportasi” (Opyar,1997:355). Sejalan itu pula, Kusbiantoro menyatakan bahwa: “Sangat tingginya urbanisasi menimbulkan permasalahan transportasi perkotaan yang makin besar dan rumit, diantaranya adalah tingginya motorisasi, meningkatnya kemacetan.” (Kusbiantoro,1993:2). Kondisi lalu lintas di kota-kota di Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi. Karena pertumbuhan jumlah kendaraan rata-rata di atas 3%. Pertumbuhan ini, tidak terbagi dengan pengembangan jaringan jalan perkotaan yang memadai. Secara kuantitas, pertumbuhan panjang jalan yang relatif kecil, yaitu dibawah 1% pertahun. Implikasinya dijumpai ketidakseimbangan antara jumlah lalu lintas dan prasarana jalan, yang secara kasat mata dapat dilihat dengan semakin bertambah banyaknya titik-titik kemacetan di kota-kota (LPKM, ITB, 1997). Salah satu permasalahan transportasi di kota Makassar Kecamatan Biringkanaya adalah kemacetan lalu lintas yang sangat dirasakan di pusat kota, hal ini disebabkan munculnya terminal-terminal bayangan di dekat
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Arsitektur TA14 - 1
ISBN : 978-979-127255-0-6
Evaluasi Optimalisasi Pemanfaatan Terminal… Arsitektur Elektro Geologi
Mesin
Yusni Mustari & Dahri Kuddu Perkapalan Sipil
perempatan jalan utama karena kendaraan angkutan umum penumpang tidak masuk ke pelataran Terminal Daya. Sehingga mengganggu arus lalu lintas kendaraan yang melewati jalur arteri kota. Sistem kebutuhan akan transportasi ini membutuhkan pergerakan sebagai alat pemecahan kebutuhan pergerakan manusia dan atau barang, jelasnya membutuhkan moda (sarana) transportasi dan media (prasarana) tempat moda transportasi tersebut bergerak. Prasarana transportasi yang diperlukan itu meliput,i sistem jaringan jalan raya dan terminal bus. Peranan sistem jaringan transportasi sebagai sarana perkotaan mempunyai dua tujuan utama: (1) sebagai alat untuk mengarahkan pembangunan perkotaan; (2) sebagai prasarana bagi pergerakan orang dan barang yang timbul akibat kegiatan di daerah perkotaan tersebut. Penjelasan dari sistem transportasi ini dapat diartikan, bahwa terminal, jalan, dan kendaraan tidak dapat dipisahkan satu sama lain dalam menunjang kelancaran kegiatan manusia. Hal ini sejalan dengan pendapat Murlok, 1979 (dalam Miro, 1997) bahwa: “Komponen utama dalam sistem transportasi yakni jalan dan terminal, kendaraan, sistem pengoperasian (yang mengatur manusia, kendaraan, jalan dan terminal) unsur-unsur tersebut saling terkait dalam memenuhi permintaan akan transportasi yang berasal dari manusia.” Dari gambaran tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pelayanan bidang transportasi sebagai suatu sistem, tidak terlepas dari penyediaan dan pengelolaan berbagai prasarana penunjang seperti jalan, terminal dan kendaraan. Dari ketiga unsur ini, terminal berperan dalam: Pengelolaan terminal sebagai salah satu prasarana penunjang sistem transportasi sangat penting dan strategis, karena selain berfungsi sebagai pusat pelayanan jasa transportasi yang dapat menampung penumpang dan arus kendaraan secara layak, memadai dan nyaman, juga berfungsi sebagai pelayanan umum untuk turun-naiknya penumpang serta untuk upaya pengendalian lalu lintas. Kehadiran terminal Daya oleh pihak pemerintah mengharapkan agar fungsi pelayanan terminal dapat berja;an lancar tidak terjadi lagi kemacetan lalu lintas di jalan arteri kota Makassar, karena salah satu penyebab terjadinya kemacetan adalah terminal-terminal bayangan di persimpangan jalan arteri antara terminal daya dan jalur menuju kota Makassar, dimana angkutan umum belum sepenuhnya beroperasi dalam lokasi terminal, sementara pihak masyarakat kota mengharapkan agar Terminal Daya dapat memberikan fungsi pelayanan optimal. Namun demikian, fakta yang ada dilapangan mengungkapkan bahwa fungsi pelayanan terminal belum optimal baik dilihat dari sudut pandang fungsi pelayanannya maupun prinsip operasionalnya dalam mencapai tujuannya dengan indikator : Dari tingkat pelayanan jasa transportasi belum sepenuhnya Terminal Daya menampung penumpang dan arus kendaraan sampai pada malam hari. Dari segi pelayanan umum, masih terdapat penumpang naik dan turun di luar lokasi unit Terminal Daya, khususnya di perempatan jalan arteri pusat kota dan eks lokasi terminal lama. Dari segi upaya pengendaian lalu lintas, masih didapati terminal-termina bayangan di pusat kota sehingga menimbulkan kemacetan arus lalu lintas di jalur arteri. Menurut Morlok (1995:269) bahwa terminal adalah titik dimana penumpang dan barang masuk dan keluar sistem. Purba (1997) terminal adalah batas atau ujung atau penghabisan. Umumnya terminal merupakan suatu sarana tempat pemberhentian pada akhir suatu trayek. Terminal adlah suatu tempat dimana sekumpulan bus mengakhiri dan mengawali lintasan operasionalnya. Selain terminal sebagai tempat memulai perjalanannya atau juga dapat menyambung perjalannya dengan ,mengganti lintasan bus lannya, juga sebagai tempat yang digunakan kendaraan dalam beristrahat sejenak, yang selanjutnya dapat digunakan kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecatan mesin (LPM ITB, 1997). Didalam tata ruang dijelaskan, terminal adlah prasarana transportasi tempat kendaraan umum berpangkal, tempat penumpang atau barang-barang naik-turun atau pindah kendaraan (IAP, 1997). Menurut Morlok (1995) bahwa fungsi-fungsi terminal transportasi sebagai berikut : Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transport serta membongkar/menurunkan. Memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain, Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu berangkat kemungkinan untuk memproses barang, dan menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya pelayanan makan, dan sebagainya), Menyiapkan dokumentasi perjalanan, menimbang muatan, memilih rute, menjual tiket penumpang, memeriksa pesanan tempat,
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Arsitektur TA14 - 2
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Mengumpulkan penumpang dan barang didalam grup-grup berukuran ekonomis untuk diangkut dan untuk menurunkan mereka setelah tiba ditempat tujuan.
Warpani (1990), mengemukakan sebuah terminal mempunyai empat fungsi pokok, yakni : Menyediakan sebuah terminal akses ke kendaraan yang bergerak pada jalur khusus Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/pergantian moda angkutan dan kendaraan yang bergerak pada jalur, Menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan. Abubakar (1995) dalam Brata (1999) dikatakan, bahwa pada dasarnya terminal dapat ditinjau dari tiga unsur yang terkait dengan terminal, yaitu penumpang, operator kendaraan dan pemerintah. Fungsi teminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda angkutan ke moda atau kendaraan lain, tempat tersedianya fasilitas-fasilitas dan informasi, termasuk fasilitas parker bagi kendaraan pribadi. Fungsi terminal antara lain dari segi perencanaan dan manajemen lalu lintas (untuk penataan dan menghindari kemacetan), sebagai sumber pemungutan distribusi Fungsi terminal bagi operator (sopir dan awaknya) adalah untuk pengaturan pelayanan operasi kendaraan umum, penyediaan fasilitas istrahat dan informasi bagi mereka, serta pangkalan/pelayanan bengkel bagi kendaraan umum. Sebagai kesimpulan dari uraian di atas, terminal berfungsi sebagai tempat memberikan pelayanan kepada penumpang dalam perjalanan, barang dalam pengiriman dan kendaraan sebelum dan sesudah melakukan operasinya. Evaluasi, yaitu suatu kegiatan yang mengukur dan memberi nilai secara objektif dan valid, dimana seberapa besar manfaat pelayanan yang telah dicapai berdasarkan tujuan daripada objek (terminal) yang seharusnya diberikan dan nyata dicapai, apakah hasil-hasil dalam pelaksanaan telah efektif secara optimal berdasarkan tujuan yang ingin dicapai. Beberapa kriteria evaluasi yang digunakan sesuai tujuan evaluasi William (1998) adalah : Efektifitas, yang mengidentifikasikan apakah manfaat yang diinginkan telah optimal Efisiensi, yang menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar barguna atau bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif Responsivitas, yang menyangkut mengkaji apakah hasil kebijakan memuaskan kebutuhan (keinginan), preferensi atau nilai kelompok-kelompok tertentu terhadap pemanfaatan suatu sumber daya.
METODA PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada unit Terminal Daya Angkutan Penumpang Umum (APU), Kecamatan Biringkanaya ± 500 meter dari jalan arteri Perintis Kemerdekaan. Pemilihan lokasi unit Terminal Daya berdasarkan pada pertimbangan : Unit Terminal Daya merupakan terminal representative dan lokasi unit Terminal Daya merupakan simpul jalan angkutan penumpang kea rah utara Makassar. Populasi penelitian adalah masyarakat pengguna jasa pelayanan Terminal Daya. Penentuan sampel dengan purposive yang diambil dari kelompok masyarakat pengguna yaitu pegawai, mahasiswa, pedagang, supir dan ibu rumah tangga. Data yang diperlukan adalah : (1) data primer melalui pengamatan langsung pada objek atas keberadaan terminal, volume kendaraan angkutan umum penumpang keluar masuk, opini pemakai penumpang dan sopir angkutan umum tentang tingkat pelayanan terminal. (2) data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui lembaga atau instansi terkait mengenai gambaran umum daerah penelitian, informasi tingkat pelayanan Terminal Daya, jumlah kendaraan keluar masuk, jumlah kendaraan berdasarkan jenis kendaraan umum, sistem trayek angkutan umum, jasa utama dan fasilitas umum terminal. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung, wawancara, kuesioner dan dokumentasi baik berupa buku, gambar atau semacamnya yang diharapkan dapat membantu dalam memperoleh data yang valid.
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Arsitektur TA14 - 3
ISBN : 978-979-127255-0-6
Evaluasi Optimalisasi Pemanfaatan Terminal… Arsitektur Elektro Geologi
Mesin
Yusni Mustari & Dahri Kuddu Perkapalan Sipil
Teknik dan metode analisis : (1) untuk mengukur optimalisasi fungsi pelayanan Terminal Daya digunakan. Model optimalisasi pengelola (Kaaba, 1997) yang dikonversi kedalam optimalisasi tingkat fungsi pelayanan. x 100% Otp = Optimalisasi tingkat pelayanan 0% - 4%, tingkat optimalisasi pelayanan sangat kurang, 40,01% - 60% tingkat optimalisasi pelayanan sedang, 60,01% - 80% tingkat pelayanan baik, 80,01% - 100% tingkat optimalisasi pelayanan sangat baik. Untuk mengetahui adanya korelasi waktu tempuh, biaya, jarak tempuh, opini daya tarik terminal, kenyamanan, keamanan, kelancaran, keterlibatan dan efektifitas terhadap fungsi pelayanan terminal Cappabungaya, digunakan metode uji chi kuadrat. Untuk analisis yang tidak berkenan dengan analisis kuantitatif, maka teknik analisanya menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel frekuentif relative distribusi persentasi (Sanapiah, 1995). Teknik operasional pelayanan terminal, (1) tingkat fungsi pelayanan terminal adalah kemampuan tingkat operasional Terminal Daya yang dapat diberikan ke masyarakat. Dibawah 5 jam tingkat pelayanan kurang, 6 - 10 jam sedang, 11 - 12 jam baik, 13 - 14 perhari sangat baik. (2) waktu tempuh, waktu yang digunakan untuk menempuh perjalanan dari tempat asal sampai keterminal, dinyatakan dalam satuan menit. (3) biaya perjalanan ke terminal, biaya yang dikeluarkan oleh penumpang dari tempat tinggal ke terminal. (4) jarak, jauhnya lokasi terminal dari suatu tempat tinggal. (5) opini pendapat atau persepsi responden terhadap fungsi pelayanan Terminal Daya apakah sudah beroperasi dengan optimal. (6) opini daya tarik pengguna terminal, penilaian masyarakat terhadap fasilitas yang disediakan Terminal Daya memakai skala Likert. (7) opini kenyamanan, keamanan, kelancaran dan ketertiban serta efektifitas pelayanan, semuanya memakai skala Likert. Ket : 4, 3, 2, 1 = nilai skor dalam skala Likert
HASIL DAN BAHASAN Gambaran Umum Terminal Daya Terminal Regional Daya terletak di Kecamatan Biringkanaya tepatnya disebelah timur Kota Makassar. Terminal Regional Daya merupakan relokasi Terminal Kota Panaikang yang terletak di tengah kota yang sebelumnya telah diabangun pada tahun 1992. Dan karena hambatan dalam proses pembangunannya, maka pembangunan Terminal Regional Daya ini sempat tersendat hingga akhirnya diresmikan pada tahun 2003. Terminal ini berjarak ±500 m dari jalan Perintis Kemerdekaan yang merupakan jalan arteri kota. Terminal Regional Daya memiliki luas 12 hektar dengan jarak 23 kilometer dari pusat kota. Pelayanan terminal Regional Daya ialah memfasilitasi para penumpang yang akan bepergian ke daerah utara kota Makassar untuk AKAP dan AKDP, sedangkan bagi arah penumpang ke selatan kota Makassar difasilitasi oleh Terminal Malengkeri. Adapun rute trayek AKDP yang dilayani oleh Terminal Regional Daya Makassar. Tabel 1. Trayek AKDP Terminal Regional Daya Makassar Jarak Trayek Trayek (km) Makassar-Maros 30 Makassar-Watansoppeng Makassar-Pangkep 51 Makassar-Soroako Makassar-Barru 102 Makassar-Selayar Makassar-Pare-pare 155 Makassar-Makale Makassar-Sidrap 188 Makassar-Mankutana Makassar-Enrekang 236 Makassar-Jalang Makassar-Kalosi 271 Makassar-Wotu Makassar-Rantepao 328 Makassar-Takalar Makassar-Palopo 376 Makassar-Masamba Makassar-Rappang 188 Makssar-Bone-Bone Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2008
Jarak (km) 242 283 304 317 283 153 183 220 283 484
Trayek Makassar-Sengkang Makassar-Ujung Lamuru Makassar-Watampone Makassar-Jeneponto Makassar-Malino Makassar-Bantaeng Makassar-Bulukumba Makassar-Timese Makassar-Sinjai Makassar-Pinrang
Jarak (km) 155 192 155 240 242 174 118 174 91 123
Pelayanan angkutan pete-pete di Terminal Regional daya Makassar pada dasarnya sebagai simpul pertemuan dengan bus AKAP dan AKDP serta sebagai tempat memutar kendaraan
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Arsitektur TA14 - 4
Volume 5 : Desember 2011
PROSIDING 2011© Arsitektur
Elektro
Geologi
Mesin
HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK Perkapalan Sipil
Tabel 2. Trayek AKAP Terminal Regional Daya Makassar Trayek Kendaraan Seat Penumpang Makassar-Kendari 214 5.517 178 Makassar-Poso 74 2.483 503 Makassar-Palu 130 3.796 765 Makassar-Kolonodale 33 858 558 Makassar-Luwuk 37 962 322 Makassar-Gorontalo 32 832 382 Makassar-Manado 35 1.040 535 Sumber : Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2008
Tingkat pemanfaatan Terminal Daya dari fungsinya tidak efektif dan tidak efisien, tujuan tidak tercapai dan bangunan terminal yang representative tidak mampu menarik pemakai lebih lama, hal ini disebabkan sebagai berikut : (1) biaya transportasi yang dikeluarkan penumpang dari tempat tinggal ke terminal Daya sebagian besar mengeluarkan biaya tambahan. (2) jarak tempuh bagi penumpang dari tempat tinggal ke terminal Daya relatif agak dekat. (3) terjadi deviasi pada satu rute angkutan umum sehingga menyebabkan penumpang menjadi bingung, karena tidak merasa pasti dimana mereka dapat naik dan kemana saja mereka dapat turun. Faktor-faktor yang mempengaruhi optimalisasi fungsi pelayanan terminal Daya berdasarkan hasil analisis chi kuadrat yang berhubungan sebagai berikut : (1) faktor waktu tempuh : opini masyarakat tentidak digunakan ke terminal melainkan langsung digunakan untuk menunggu angkutan umum di luar lokasi terminal. (2) biaya transport : umumnya masyarakat menambah biaya transport untuk bisa ke terminal. (3) jarak tempuh : opini masyarakat dirasakan agak jauh khususnya bila jalan kaki. (4) daya tarik : opini masyarakat mengenai fasilitas umum dan penunjang terminal Daya tidak memadai. (5) kenyamanan : kenyamanan menunggu kedatangan dan keberangkatan angkutan umum di dalam lokasi terminal pada jam-jam tertentu masih sangat sulit, belum sesuai dengan keinginan penumpang. (6) keamanan : lokasi terminal Daya tidak memberi rasa aman, seperti rasa aman dari gangguan anak-anak muda yang menjadi calo dengan cara pemaksaan. (7) kelancaran : jalan menuju terminal Daya adalah lancar karena lokasinya dekat jalan poros, tetapi penumpang lebih senang menunggu di pinggir jalan luar terminal. (8) ketertiban terminal Daya : terminal Daya adalah tertib dengan pengertian bahwa jauh lebih tertib pada terminal sebelumnya. Ketertiban yang terlihat jelas adanya pemisah ruang jalur trayek angkutan penumpang. (9) efektifitas terminal Daya : opini masyarakat yang menilai kurang efektifnya pelayanan terminal Daya yang diberikan.
SIMPULAN Dalam pengertian selain fasilitas yang telah ada dalam terminal, seharusnya ditunjang juga dengan fasilitas pusat pertokoan, restoran, kantor pos, pompa bensin supaya lebih mudah melakukan kegiatan karena dekat terminal. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rute pelayanan di sekitar lingkungan terminal Daya masih kurang mendukung, sehingga aktifitas yang terjadi di lokasi terminal dan di luar terminal sangat sunyi.
Saran Untuk mengoptimalkan tingkat pelayanan terminal Daya agar tercapai sasaran yang efektif dan efisien, maka dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : (1) perlu peningkatan fungsi pelayanan terminal Daya secara maksimal, khususnya waktu pengopersian dapat berlangsung sepenuhnya di terminal Daya, untuk itu sedapat mungkin pihak pemerintah memperhatikan terhadap faktor-faktor waktu tempuh, biaya transport, jarak tempuh, daya tarik terminal Daya, kenyamanan, keamanan, kelancaran, ketertiban dan efektifitas terminal. Karena masalah ini masih banyak dikeluhkan masyarakat sebagai pemanfaat jasa pelayanan unit terminal Daya. (2) perlu peningkatan fasilitas utama dan fasilitas penunjang yang ada di dalam terminal Daya sehingga diharapkan dapat menciptakan daya tarik orang ke terminal serta menungkatkan dan memperbaiki unsur-unsur sistem transportasi yang terkait dengan lokasi terminal seperti kondisi prasarana jalan yang telah rusak, penertiban moda dan trayek angkutan umum yang masuk keluar terminal sehingga trayek dapat memasuki terminal dengan teratur. (3) perlu adanya pengkajian mendalam oleh pemerintah kota dan segenap akademisi mengenai efektivitas pelayanan Terminal Regional Daya Makassar dengan melihat seluruh variable terkait, terutama
Volume 5 : Desember 2011
Group Teknik Arsitektur TA14 - 5
ISBN : 978-979-127255-0-6
Evaluasi Optimalisasi Pemanfaatan Terminal… Arsitektur Elektro Geologi
Mesin
Yusni Mustari & Dahri Kuddu Perkapalan Sipil
mengenai analisis perubahan fungsi kawasan yang tergolong sangat cepat. (4) bagi peneliti perlu melihat faktorfaktor lain yang mungkin sangat mempengaruhi tingkat pelayanan terminal pada kasus terminal yang sama
DAFTAR PUSTAKA Departemen Perhubungan, 1992. Problema Penyediaan Sarana Angkutan. Seminartentang Disiplin dan Tertib Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta. Direketorat Jenderal Perhubungan Darat. Direktorat Bina Sistem Sarana Prasarana tanpa tahun. Pedoman Teknis Pengembangan Terminal Angkutan Jalan Raya Dalam Kota dan Antar Kota. Dirjen Cipta Karya Dep. PU, 1997. Kamus Tata Ruang, IAP, Jakarta. Dunn, W.N., 1998. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Kusbiantoro, 1993. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, No.8 ITB, Bandung Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, ITB, 1997. Modul Pelatihan, Perencanaan Sistem Angkutan, ITB, Bandung. Arikuntoro, S., 1998. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta. Lincolin, A. 1999,Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, DPFE, Yogyakarta. Marlok, K.E., 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlanga, Jakarta. Nasir M., Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, 2005. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, Makasar. Alhusin, S., 2002. Apikasi Statistik Praktis dengan SPSS 10, Yogyakarta, J & J Learning. Purbam R., 1997. Angkutan Muatan Laut, Rineka Cipta, Jakarta. Sujarto, J., 1993, Kinerja dan Dampak Tata Ruang dalam Pembangunan Kota, Kasus Kota Terpadu Bumi Bekasi, Disertasi, ITB, Bandung Salim A., 2001, Optimasi Sistem Traek Angkutan Kota Pare-Pare, Tesis, tidak diterbitkan, Unhas, Makassar. Sevilla, G.C., 1993. Pengantar Metode Penelitian, UI-Press, Jakarta. Djoni Agustaf, 2002. Evaluasi Optimasi Angkutan Umum, Tesis Program Pascasarjana Unhas, Makassar. Abubakar I, dkk. 1995. Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Yang Tertib. Hadi Sabari Yunus, 1999. Struktur Tata Ruang Kota, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Kecamatan Dalam Angka Sungguminasa, Tahun 2004/2005. Kota Makassar Dalam Angka, Tahun 2004/2005 Eko, B. D., Sejumlah Masalah Permukiman Kota, PT. Alumni Bandung. Djoko S., dkk. 1999. Kota Berkelanjutan, Yayasan Adikarya IKAPI, Semarang. Anselm Strauss, dkk, 2003. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Pustaka Pelajar Yogyakarta. Warpani, S. Merencanakan Sistem Perangkutan, ITB, Bandung. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
ISBN : 978-979-127255-0-6
Group Teknik Arsitektur TA14 - 6
Volume 5 : Desember 2011