eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media Siber Detikcom Mengenai Mekanisme Pemberitaan Tewasnya WNI di Kerusuhan Mesir Annisa Aninditya Wibawa1, Dadang Rahmat Hidayat2, Dandi Supriadi3 Jurusan Ilmu Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Corresponding Author:
[email protected]
ABSTRACT Annisa Aninditya Wibawa. 210110060215. 2012. Title of the research is “Journalism Ethics and Principles of Online Media Detikcom on Reporting Mechanism of an Indonesian Perish in Egypt Unrest”. The main advisor, Dadang Rahmat Hidayat, S.Sos, S.H., M.Si. The secondary advisor, Dandi Supriadi, S.Sos., M.A. (SUT). Majoring in Journalism, Faculty of Communication. University of Padjadjaran.The purpose of this research is to know the mecanism of Detikcom’s journalists from gathering, processing, until developing the news of an Indonesian perish in Egypt unrest; the newsworthiness determination at online media Detikcom’s organizational management; and the application of journalism ethics and principles on the reporting of an Indonesian perish in Egypt Unrest.This research used explanatory study case method. This research will determine why and how an erroneous news about the perish of an Indonesian in Egypt unrest has been reported by online media Detikcom. The conclusion of this research is there’s a misdoing process in the mecanism of the Indonesian perish in Egypt unrest reported by Detikcom. And for the sake of rapidity, Detikcom missed the verification level that should’ve been done by every mass media. And in this report, Detikcom didn’t apply some points in Journalism Code of Ethics, Guide of Online Media Reporting, and Elements of Journalis.
Key words: Journalism Ethic, Journalism Principle, Reporting
1
Penulis Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping 2
Page 1 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Latar Belakang Masalah
grup Facebook Science of Universe.
Saat
Bahkan, Detik memasukkan foto
ramainya
pemberitaan
kerusuhan di Mesir Februari lalu
seorang perempuan
dikarenakan
sebagai Imanda Amalia tersebut.
demonstrasi
besar-
besaran meminta turunnya Presiden
Kabar
yang disebut
tersebut
berlanjut.
Hosni Mubarak, tiba-tiba muncul
Bahkan, media massa lain juga ikut
berita yang mengagetkan bagi negara
memberitakan
Indonesia. Dikabarkan seorang WNI
mengacu pada Detik. Kompas.com
tewas saat kerusuhan di sana.
memberitakan hal ini pukul 12.23
WNI kerusuhan
yang
tewas
Mesir itu,
pada
dikabarkan
dengan
hal
judul
Dikabarkan
ini
“Seorang
Tewas
di
karena
WNI Mesir”.
bernama Imanda Amalia dan berusia
Vivanews.com memberitakan hal ini
28 tahun. Disebut bahwa ia seorang
pukul 12.30 dengan judul “Satu WNI
dokter yang menjadi relawan United
Diduga Tewas di Mesir”. Kemudian
Nations Relief and Works Agency
Metrotvnews.com
(UNRWA). UNRWA adalah badan
pukul 12.48 dengan judul serupa
PBB
menangani
seperti Vivanews. Lebih lambat dari
wilayah konflik di Palestina dan
itu, Tempo Interaktif memberitakan
Lebanon.
pukul 13.29 dengan judul “Berita
yang
bertugas
Detikcom adalah media massa
memberitakan
WNI Tewas di Mesir Simpang Siur”.
pertama yang memberitakan hal ini.
Selain
itu,
media-media
massa
Detik pertama kali memberitakan hal
elektronik juga memberitakan hal
ini pada Kamis, 3 Februari 2011,
tersebut.
pukul 11.53 WIB, dengan judul
Untuk pemberitaan tewasnya
“Innalillahi, Seorang WNI Tewas di
Imanda Amalia ini, Detik bersumber
Mesir”. Detik mendapat kabar ini
dari grup Facebook dan kawan-
dari dinding yang dikirim melalui
kawan
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Imanda
di
dunia maya.
Page 2 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Dikatakan juga Imanda cukup aktif
meninggal saat kisruh kerusuhan
di milis Indonesia BlackBerry sejak
Mesir itu. Dan pada akhirnya tidak
Juli atau Agustus 2010. Berbagai isu
diketahui siapa sebenarnya Imanda
pun muncul dari kawan-kawannya
Amalia.
yang mengaku ber-BBM dengan Imanda tewas.
sebelum Salah
ia
Menurut George Fox Mott
diberitakan
dalam New Survey of Journalism
ada
(1958), paling tidak terdapat delapan
satunya
yang
mengatakan Imanda adalah warga
konsep
negara
keturunan
diperhatikan oleh para praktisi dan
setelah
pengamat media massa. Salah satu
meninggal, jenazahnya dibawa ke
dari delapan konsep itu adalah berita
Perth, Australia.
sebagai laporan tercepat (news as
Australia
Indonesia.
Kemudian
Dalam 2 hari, tanggal 3 dan 4 Februari 2011, Detik mem-posting
berita
yang
harus
timely report). Kecepatan
dalam
mencari,
27 berita tentang tewasnya Imanda
menemukan,
ini. Mulai dari kabar Facebook,
mengolah berita, menjadi karakter
pembicaraan BBM terakhir Imanda
dasar reporter dan editor. Lebih cepat
dengan temannya, Kementerian Luar
suatu berita disiarkan, lebih baik.
Negeri
Detik berhasil menyiarkan berita ini
yang
mengonfirmasi UNWRA
yang
memiliki
staf
belum
dapat
tewasnya
Imanda,
menyebut bernama
sebagai
mengumpulkan,
yang
tercepat
dan
dibanding
tidak
media massa lain. Sayangnya, Detik
Imanda,
melupakan prinsip akurasi dalam
Imanda dikatakan warga Australia, sampai Kementerian Luar Negeri
pemberitaan. Media
massa
memiliki
Australia yang bilang Imanda bukan
tanggung jawab yang besar akan
warga negaranya.
tersebarnya informasi bagi khalayak.
Pada tanggal 3 Februari 2011,
Bila suatu media massa menyajikan
pukul 17:52 WIB, ada kabar dari
pemberitaan yang salah, tentu yang
Kementerian Luar Negeri bahwa
dirugikan adalah khalayak luas.
sebenarnya tidak ada WNI yang menjadi
relawan
UNWRA
dan
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Media massa yang melakukan kesalahan
pemberitaan
dapat
Page 3 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
menyesatkan
khalayak.
Pada
menjadi
faktor
terbesar
dalam
kesalahan Detikcom memberitakan
perkembangan masa depan industri
tewasnya WNI saat kerusuhan Mesir
media massa (Biagi, 1999:206).
awal
tahun
menimbulkan
ini,
Detik
telah
kehebohan
yang
Ciri periodesitas (keteraturan waktu
terbit)
yang
selama
ini
ternyata hanya kabar palsu. Serta
dimiliki
Detik telah merugikan orang yang
(publisistik pers) sebagai salah satu
fotonya dimuat dan disebut telah
ciri khasnya kini tidak lagi berlaku
tewas dalam berita tersebut. Padahal
ketika
orang tersebut masih hidup dan
jurnalistik
bukanlah Imanda Amalia.
jurnalistik
komunikasi
massa
manusia baru
pers
kedatangan yang
bernama
internet
(dotcom
journalism) yang dalam arti umum Pembahasan Masalah
sama dengan media online, website,
Detikcom merupakan salah satu situs
atau situs dalam cyberspace (Muis,
berita terpopuler di Indonesia. Ia
2001:4).
adalah media massa online dengan jumlah
pengakses
terbesar
Ini
adalah
tipe
baru
di
jurnalisme karena memiliki sejumlah
Indonesia
berdasarkan
situs
fitur dan karakteristik yang berbeda
pemeringkat
internasional
Alexa4
dari jurnalisme tradisional. Fitur-fitur
(Anggoro, 2012:129).
uniknya
Media online secara simultan
mengemuka
teknologinya,
menawarkan
mengecewakan and menguatkan. Ini
kemungkinan-kemungkinan
adalah sebuah medium berdasarkan
terbatas
teknologi lama dan baru dengan
menyebarkan
sebuah
2005:137).
terminologinya
sendiri.
Media online juga merupakan tipe media
yang
berkembang
paling
dalam
dalam
tidak
memproses berita
dan
(Santana,
Sebagai media yang terus menerus menyampaikan informasi
cepat. Karena pekembangannya yang
setiap
cepat, media online dijanjikan dapat
deadline yang terus menerus setiap
saat,
Detikcom
memiliki
saat: lebih cepat lebih baik, tapi tetap 4
http://www.alexa.com/topsites/countries/ID
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
harus akurat. Wartawan pun harus
Page 4 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
mengikuti informasi dari berbagai
pokoknya memberi pekabaran pada
sumber,
baik
masyarakat dengan selekas-lekasnya
televisi,
internet,
narasumber
itu
radio,
koran,
maupun
langsung
dari
(Anggoro,
agar
seluas-luasnya
(Sumadiria, 2006:3).
2012:107). Pada
tersiar
Secara keseluruhan, alur dan Februari
lalu,
mekanisme proses pembuatan berita
khalayak sempat dikejutkan oleh
media massa online Detikcom adalah
berita tewasnya seorang WNI yang
sebagai
tertembak pada kerusuhan Mesir.
2012:112):
Detikcom merupakan media massa
a. Tahap pencarian berita
pertama
b. Tahap pengolahan berita
yang
2011
memberitakan
hal
tersebut, tepatnya Kamis, 3 Februari
Dari
Dalam pemberitaan tewasnya saat
kerusuhan
Mesir,
proses
alur dan mekanisme
pembuatan
menganalisa
media
Konstruksi
pertama
yang
berita
media
massa online Detikcom, peneliti akan
Detikcom “menang” karena menjadi massa
(Anggoro,
c. Tahap pengembangan berita
2011, pukul 11.53 WIB.
WNI
berikut
menggunakan Sosial
Media
Massa
memberitakan hal tersebut. Namun
Burhan Bungin. Menurut Bungin,
setelah melalui tahap verifikasi yang
proses kelahiran konstruksi sosial
dilakukan belakangan, ternyata berita
media massa melalui tahap-tahap
tersebut tidak akurat. Kementerian
sebagai
Luar Negeri dan UNWRA PBB
menyiapkan materi konstruksi; (b)
menyebut bahwa tidak ada WNI
tahap sebaran konstruksi; (c) tahap
yang tewas saat kerusuhan Mesir.
pembentukan konstruksi realitas; dan
Bahkan tidak ada nama Imanda
(d) tahap konfirmasi.
Amalia yang disebut oleh pihak
berikut:
(a)
Menyiapkan
tahap
materi
Detikcom di Mesir maupun negara-
konstruksi media massa adalah tugas
negara Timur Tengah mana pun.
redaksi
Adinegoro
media
massa,
tugas
itu
menegaskan,
didistribusikan pada desk editor yang
semacam
ada di setiap media massa. Masing-
yang
masing media memiliki desk yang
jurnalistik
adalah
kepandaian
mengarang
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 5 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
berbeda-beda
sesuai
dengan
bahwa
ada
WNI
tewas
saat
kebutuhan dan visi suatu media
kerusuhan Mesir. Pesan tersebut juga
(Bungin, 2011:195).
mencantumkan
Sebagai
media
siber,
link
Facebook
Science of Universe. Berikut petikan
Detikcom memiliki proses persiapan
wawancara
materi konstruksi yang tidak sama
menulis berita “Innalillahi, Seorang
dengan media cetak dan elektronik.
WNI Tewas Tertembak di Mesir.
Detikcom tidak melakukan rapat untuk
perencanaan
Kalupun
ada
isi
berita.
perencanaan
dengan
Menurut pertimbangan
Fitraya
Fitraya, mengapa
yang
ada
3
dirinya
isi
memberanikan diri menulis berita
biasanya bersifat diskusi nonformal
yang belum terkonfirmasi tersebut.
yang dilakukan Redaktur Pelaksana,
Pertama, faktanya ada pengumuman
Koordinator Liputan, dan beberapa
duka cita di grup facebook dengan
redaktur. Sedangkan rapat koordinasi
anggota signifikan. Kedua, belasan
yang dilakukan seluruh awak news
orang berbagi kisah duka yang sama.
biasanya hanya 2 minggu sekali,
Ketiga, di Mesir pada saat yang
setiap Jumat.5
disebutkan dalam kabar duka itu
Pada pemberitaan tewasnya Imanda Amalia ini, sebelumnya tidak
memang terjadi bentrokan senjata di lokasi yang diklaim Imanda. Menurut Burhan Bungin, ada
dilakukan rapat sebelum pemuatan berita.
Laurencius
verifikator
berita
Simanjuntak— tersebut—
tiga hal penting dalam penyiapan materi
konstruksi
sosial,
yaitu
menyebut bahwa yang berurusan
(2011:196): (1)
pada dimuatnya berita ini hanya
media massa pada kapitalisme; (2)
Fitraya Ramadhanny si penulis berita
Keberpihakan
dan dirinya.
masyarakat;
Pada Kamis, 3 Februari 2012,
BBM
yang
mengabarkan
5
Wawancara dengan Redaktur Pelaksana Detikcom Indra Subagja, 14 April 2012, 08:57 WIB
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
semu (3)
pada
Keberpihakan
kepada kepentingan umum. Jadi
Fitraya Ramadhanny mendapatkan pesan
Keberpihakan
materi
dalam
konstruksi,
memosisikan
diri
tersebut
atas,
di
menyiapkan media
massa
pada tiga hal namun
pada
Page 6 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
umumnya
keberpihakan
kepada
kepentingan kapitalis menjadi sangat
masyarakat
dan
memperoleh
keuntungan yang besar.
dominan mengingat media massa
Pada
proses
pengolahan
adalah mesin produksi kapitalis yang
berita tewasnya WNI di kerusuhan
mau
harus
Mesir, Laurencius Simanjuntak lah
menghasilkan keuntungan. Dengan
yang bertanggung jawab sebagai
demikian,
verifikator, saat itu jabatannya di
ataupun
tidak
apabila
keberpihakan
media massa pada masyarakat, maka
bawah
sudah tentu keberpihakan itu harus
redaktur. Lauren menyebut bahwa
menghasilkan uang untuk kantong
berita yang sudah ditulis Fitraya
kapitalis pula (Bungin, 2011:197).
hanya
Pada tahap penyiapan materi
Fitraya
yang
diceknya
seorang
secara
teknis
sebelum dipublikasikan
konstruksi sosial, Detikcom memiliki
Laurencius yang merupakan
keberpihakan pada kapitalisme. Hal
verifikator adalah gatekeeper dalam
ini tampak jelas melalui misi yang
berita ini. Namun, peneliti menilai
dijalankan Detik yaitu (1) memiliki
bahwa
komitmen
untuk
pengolahan berita tewasnya Imanda
kepada
Amalia di kerusuhan Mesir ini tidak
yang
tinggi
memberikan
kepuasan
pelanggan;
(2)
memberikan
proses
gatekeeping
pada
berjalan semestinya.
kesejahteraan kepada karyawan dan
Sebuah
studi
oleh
Singer
menjadi tempat yang baik untuk
(2001)
berkarir; dan (3) memberikan hasil
ketika surat kabar menjadi online,
optimal yang berkesinambungan bagi
peran penjaga gawang (gatekeeper)
pemegang saham.6 Detikcom juga
mereka
mengusung
jelas,
2005:138). Ini karena mekanisme
“mengapa menunggu esok, detik ini
pemberitaan yang berbeda antara
juga
surat kabar dengan online.
tagline
yang
www.detik.com”.
Hal
ini
mengindikasikan
menghilang.
bahwa
(Santana,
menunjukkan bahwa Detikcom ingin
Titik esensial internet adalah
menyajikan berita yang cepat supaya
bahwa keunikan yang terletak pada
media
efisiensinya sebagai sebuah medium.
6
massanya
yang
laku
di
Company Profile Detikcom
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Namun
semestinya
itu
tidaklah
Page 7 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
esensi
sistem ekonomi sosial A.7 Berita-
komunikasi secara keseluruhan dan
berita yang disajikan Detikcom pun
jurnalisme khususnya tetap tidak
berita-berita
berubah (Santana, 2005:136).
masyarakat
kota.
Karena
segmentasinya
ditujukan
kepada
menopengi
fakta
Sebaran
bahwa
konstruksi
media
massa dilakukan melalui strategi
yang
dekat
dengan
masyarakat kota.8
konkret
Tahap sebaran kontruksi di
massa
media online memiliki konsep real
namun
time yang berbeda dengan media
prinsip utamanya adalah real time.
cetak. Karena sifat real time pada
Karena sifat-sifatnya yang langsung
media
(live), maka yang dimaksud dengan
penulisan dan pengeditan berusaha
real time adalah seketika disiarkan,
dilakukan dalam waktu sesingkat-
seketika itu juga pemberitaan sampai
singkatnya.
ke pemirsa atau pendengar (Bungin,
pengolahan berita, sebisa mungkin
2011:197).
berita tersebut segera dipublikasi
media
massa.
strategi
sebaran
masing-masing
Konsep media berbeda,
Segmentasi
yang
jelas
siber
Detikcom,
Maka
pada
proses
proses
setelah ditulis dan diverifikasi.
merupakan kekuatan Detikcom. Dari
Prinsip dasar dari sebaran
sifatnya yang menggunakan medium
konstruksi sosial media massa adalah
internet, segmen Detikcom sudah
semua informasi harus sampai pada
tersaring karena yang menggunakan
pemirsa atau pembaca secepatnya
internet
yang
dan setepatnya berdasarkan pada
mengerti
agenda media. Apa yang dipandang
teknologi. Kemudian, orang yang
penting oleh media, menjadi penting
adalah
berpendidikan
orang atau
secara rutin mengunjungi Detikcom adalah orang yang secara finansial relatif mampu mengakses internet. Menurut
AC
Nielsen,
68%
pengunjung Detikcom berasal dari
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
7
Skripsi Dita Astari (K1A01062), Strategi Portal Berita Detikcom dalam Mempertahankan Eksistensinya, 2006, Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (halaman 116-117) 8 Wawancara dengan Laurencius Simanjuntak, Senin, 9 April 2012, 19:06 WIB
Page 8 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
pula bagi pemirsa atau pembaca
sebuah isu. Fitraya menyebut bahwa
(Bungin, 2011:198).
setelah
Setelah berita
di
dimuatnya
tewasnya Imanda Amalia, secara paralel Detik juga mengecek ke
mengembangkan
Kemenlu dan UNWRA di Timur
maka reporter akan melakukan tugas
Tengah. Dan dari situlah cerita
selanjutnya menggali informasi lagi,
Imanda berkembang, jadi beberapa
baik yang kurang atau memang
running news.
berupa
untuk
informasi
kalau
berita
ada
peluang
Detikcom,
sebuah
mempublikasi
pengembangan.
Berita
klarifikasi
yang
Siklus tersebut berlangsung terus
menyatakan bahwa kabar tersebut
menerus sehingga satu peristiwa bisa
tidak benar baru muncul pada berita
menghasilkan
kesembilan.
puluhan
berita
(Anggoro, 2012:107-108).
Pukul
16:00
WIB,
Detikcom memublikasi berita yang
Pada konsep pengembangan
berjudul “Tak Ada WNI Tewas, Ini
berita siber Detikcom, keseluruhan
Dia Update Posko Siaga di Mesir”.
cerita tidak tampil dalam satu waktu
Kemudian pukul 17:52 WIB, muncul
melainkan dalam belasan bahkan
berita yang menyebut bahwa Menteri
puluhan artikel yang berkembang
Luar Negeri menegaskan tak ada
sesuai kejadian yang berlaku real
WNI bernama Manda di UNRWA
time. Real time adalah kata kuncinya.
Kairo.
Apapun perkembembangan berita,
Curtis D. MacDougall dalam
sekecil apapun update-nya, berita
bukunya Hoaxes menyebut bahwa
bergulirnya akan muncul setiap kali
hoax adalah sebuah ketidakbenaran
ada update dari cerita tersebut.9
yang
Berita
Detikcom
bersifat
sengaja
menyamarkan
dikarang
untuk
kebenaran.
Hoax,
running news atau berita bergulir.
kemudian,
dibedakan
Running news ini adalah berita
kesalahan
dalam
kedua,
penilaian,
yang
ketiga,
keempat
dan
observasi semua
seterusnya yang semakin melengkapi
persoalkan.
Definisi
9
bergantung
pada
Wawancara dengan penulis berita “Innalillahi Seorang WNI Tewas di Mesir” Fitraya Ramadhanny
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
dari
murni atau orang
MacDougall maksud
dari
reporter dan oleh karena itu, batas
Page 9 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
antara kecurangan, kebohongan, dan
berlangsung secara generik. Pertama,
hoax tidak selalu mudah tergambar.10
konstruksi
Inilah digital
konsekuensi
dengan
aneka
tersedia,
tetapi
pembenaran;
zaman
kedua, kesediaan dikonstruksi oleh
kanal
media massa; ketiga, sebagai pilihan
penyaluran. Informasi tidak hanya berlimpah
realitas
konsumtif (Bungin, 2011:198).
juga
Tahap
selanjutnya
adalah
berlangsung serba cepat, seketika,
tahap pembentukan konstruksi citra.
sekaligus massal. Sayang, segala
Pembentukan konstruksi citra adalah
kemudahan
bangunan yang diinginkan oleh tahap
ini
ternyata
bisa
menyesatkan: tak ada saringan mana
konstruksi.
yang benar dan mana yang salah,
konstruksi citra yang dibangun oleh
mana yang bermanfaat dan mana
media massa ini terbentuk dalam dua
yang sampah.11
model: (1) model good news dan (2)
Fitraya
mengaku
bahwa
Di
mana
bangunan
model bad news. Model good news
menurut redaksi, dirinya tidak salah
adalah
saat menulis berita tentang Imanda.
cenderung
Karena sebagai jurnalis, ia sudah
pemberitaan
mengonfirmasi
yang baik (Bungin, 2011:199).
yang
ke
banyak
membenarkan
orang
tewasnya
Imanda.
sebuah
konstruksi
yang
mengkonstruksi
suatu
sebagai
pemberitaan
Pada berita tewasnya WNI di kerusuhan Mesir, konstruksi yang
Tahap
pembentukan
dibentuk oleh Detikcom adalah bad
konstruksi realitas adalah di mana
news. Di mana ada seorang WNI
pemberitaan pembaca
telah
dan
sampai
pada
yang menjadi relawan UNWRA PBB
pemirsanya
yaitu
dan
kemudian
tewas
karena
terjadi pembentukan konstruksi di
buruknya situasi kerusuhan di Mesir.
masyarakat melalui tiga tahap yang
Setelah melalui update selanjutnya diketahui bahwa berita tersebut tidak
10
http://www.albany.edu/~scifraud/data/sci_fr aud_1501.html (diakses 17 Juni 2012, 03.12 WIB) 11 Agnes Aristiani, “Awas, Banyak Serangan Informasi Bohong”, di Kompas, halaman 15, Rabu, 16 Maret 2011
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
benar, bahwa
Detikcom pihaknya
keisengan
tokoh
mengontruksi adalah maya
korban yang
menyebut dirinya Imanda Amalia.
Page 10 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Konstruksi ini muncul setelah proses
suatu realitas sosial. Sedangkan bagi
pengembangan berita yang dilakukan
khalayak pembaca, tahapan ini juga
Detikcom.
sebagai bagian untuk menjelaskan
Dari konten konstruksi sosial
mengapa ia terlibat dan bersedia
media massa, tahap terakhir adalah
hadir dalam proses konstruksi sosial
konfirmasi.
(Bungin, 2011:200).
Konfirmasi
adalah
tahapan ketika media massa maupun
Menggunakan definisi yang
khalayak memberi argumentasi dan
sangat umum, komunikasi massa hari
akuntabilitas
ini dibagi menjadi 3 karakteristik
untuk
terhadap
terlibat
pilihannya
dalam
tahap
(Biagi, 1996:7): (1) menggunakan
pembentukan konstruksi. Kehadiran konstruksi media
Pesan dikirim
beberapa
media massa; (2)
Pesan dikirim
massa tidak bisa lepas dari peran
secara
faktor lain di luar konstruksi sosial
menjangkau
itu, karena konfirmasi dibutuhkan
beragam orang secara simultan atau
individu
dengan jangka waktu yang singkat.
untuk
dan
(3)
kelompok
Pesan besar
suatu
Information highway, seperti
yang diperoleh dari
yang dilihat saat ini, dimulai dengan
keputusannya pengetahuan
memperkuat
cepat;
bentuk
tentang
pemberitaan. Meskipun tahap ini
cara
berada
membawa informasi dan hiburan
di
luar
pemberitaan,
namun
konstruksi tahap
ini
yang
(pesan)
sama.
dari
Saluran
berbagai
akan
sumber
diperlukan dalam proses konstruksi
berbeda (pengirim) kepada banyak
sosial
orang
media
massa
untuk
memperkuat konstruksi ke arah tahap
yang
berbeda
(penerima)
(Biagi, 1996:28).
berikutnya, hingga pesan dari media
Pada jaringan ini, Anda tidak
itu bisa diterima masyarakat sebagai
hanya dapat menerima informasi tapi
suatu pengetahuan sosial.
juga
Bagi media, tahapan ini perlu sebagai
bagian
argumentasi alasannya
untuk
memberi
terhadap
alasan-
dalam
mengirim
informasi.
Komunikasi dua arah pada jaringan membuat hal ini menjadi mungkin (Biagi, 1996:33).
mengkonstruksi
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 11 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Pada jalur baru ini, pesan dan feedback
dapat
Pengirim
dan
terjadi
seketika.
penerima
dapat
representatif (representative), tidak langsung
(indirect),
(delayed),
kumulatif
tertunda (cumulative),
berkomunikasi satu sama lain di
dan terlembagakan (institutionalized)
waktu
Seperti
(Elvinaro,
komunikasi telepon, komputer juga
2007:47).
yang
sama.
beroperasi menggunakan informasi yang
didigitalkan
Berbeda
Karlinah,
dengan
external
bersifat
feedback komunikasi massa yang
interaktif. Kata-kata tertulis, audio,
dijelaskan oleh Elvinaro, Komala,
dan
dan
video
dan
Komala,
diterjemahkan
dan
Karlinah
dalam
buku
disimpan sebagai bits. Bits dapat
Komunikasi Massa Suatu pengantar,
dengan mudah ditransmisi (Biagi,
feedback media siber dapat bersifat
1996:28).
langsung dan tidak tertunda.
Hal inilah yang menarik dari
Pada
berita
“Innalillahi
media siber, bahwa pesan yang
Seorang WNI Tewas di Mesir”
diberikan oleh media bisa langsung
terdapat 70 feedback atau komentar
mendapat feedback sesaat setelah
keseluruhan.
pesan tersebut dipublikasikan oleh
terdiri dari 45 komentar atas berita, 9
media massa. Bahkan tidak sampai
suka
setengah jam, media siber sudah bisa
tanggapan terhadap komentar, dan 1
mendapatkan
feedback
dari
suka kepada tanggapan. Komentar
pembacanya.
Feedback
yang
atas berita terdiri dari bermacam-
diterima Detikcom dari berita ini
macam sudut pandang. Dari 45
yaitu external feedback.
komentar, 23 merupakan ucapan
External
feedback
adalah
berduka
Komentar
terhadap
cita,
tersebut
komentar,
9
20
menyalahkan
umpan balik yang diterima oleh
pemerintah, 2 membela pemerintah,
komunikator
komunikan.
3 menyalahkan Detikcom, 2 bersifat
External feedback ini sifatnya bisa
klarifikasi atas foto, 4 seakan-akan
langsung
tidak
mengenal Imanda dan membenarkan
pada
hoax, dan 1 lain-lain.
langsung.
dan
dari
bisa
juga
Feedback
komunikasi massa cenderung bersifat Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 12 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Pada
berita
ini,
terdapat
diselipkan
di
berita
berjudul
komentar seorang pembaca bernama
“Science Of Universe Minta Maaf,
Sherly yang mengomentari bahwa
Kabar Kematian Manda Jadi Tak
foto yang dilampirkan dalam berita
Jelas” dengan subjudul “Detikcom
tersebut merupakan foto temannya.
Minta
Sherly memberikan 2 komentar pada
dipublikasikan Kamis, 3 Februari
3 Februari 2011, pukul 13:30 dan
2011, pukul 17:43 WIB.
16:55
WIB.
memberikan
Pembaca
tersebut
feedback
mengenai
Maaf”.
Berita
ini
Selain itu, terdapat empat komentar
yang
mendukung
akurasi foto dalam berita tersebut
keberadaan tokoh Imanda Amalia ini
melalui komentarnya.
di
Foto yang dikomplain Sherly
dunia
maya.
Satu
komentar
menyebut
bahwa
Imanda
masih
adalah foto temannya yang bernama
posting di mailing list kemarin, satu
Farina. Foto Farina dicatut untuk
menyatakan bahwa Imanda bukanlah
foto profil Facebook Imanda Amalia.
WNI
Detikcom yang mendapat laporan ini
Australia,
kemudian
meminta Detik tidak memberitakan
meng-crosscheck
ke
melainkan
Farina. Farina membenarkan fotonya
karena
dicatut dan memberikan foto aslinya
keberatan.
dan
pihak
warga dua
negara komentar
keluarga
yang
saat liburan di Darut Tauhid sebagai
Maka pada akhirya, Detikcom
bukti. Foto asli tersebut sebenarnya
mengontruksi bahwa Imanda Amalia
adalah foto keluarga Farina dengan
ini ada di dunia maya, dan Detikcom
ibu
juga menjadi korban keisengan tokoh
dan
pelaku.
tantenya Setelah
yang itu,
di-crop Detikcom
maya
tersebut.
Ini
ditunjukkan
mencabut semua foto Farina dari
Detikcom pada berita-beritanya yang
berita-beritanya dan menggantinya
dipublikasikan 4 Februari 2011 yaitu
dengan foto kerusuhan Mesir.
“Heboh Manda dan
Science of
melakukan
Universe” pada pukul 16:15 WIB,
kesalahan
“Ini Dia Broadcast BBM 'Manda'
pemberitaan dan kesalahan foto yang
Sebelum Raib” pukul 16:58 WIB,
dilakukannya. Permintaan maaf ini
“Diyakini
Detikcom permintaan
maaf
atas
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Ada,
Imanda
Berbagi
Page 13 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Nomor
PIN
BB
dan
Nomor
1) Journalist
level.
Faktor
Handphone” pukul 17:05 WIB, “Ini
berhubungan
Dia
Terakhir
belakang potensial dari jurnalis.
Imanda dengan Dedy” pukul 17:42,
Latar belakang individu, jenis
dan ditutup dengan berita “Cara
kelamin, seperti jenis kelamin,
Imanda
dan
umur, atau agama, sedikit banyak
Perbincangan Mati Syahid” pada
akan mempengaruhi apa yang
pukul 20:31 WIB.
ditampilkan media.
Percakapan
BBM
Mengakhiri
Kisah
Melalui tahapan konfirmasi ini
perlu
bagian
latar
Ramadhanny,
untuk
wartawan yang menulis berita
terhadap
“Innalillahi Seorang WNI Tewas
dalam
di Mesir” adalah lulusan Ilmu
mengkonstruksi suatu realitas sosial.
Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan
Melalui konfirmasi yang dilihat dari
Politik,
komentar-komentar, jelas mengapa
Dikatakannya bahwa background
Detikcom
pendidikannya
memberi
sebagai
Fitraya
dengan
ini
argumentasi
alasan-alasannya
mengembangkan
berita
Universitas
Indonesia.
terpakai
karena
tersebut sedemikian rupa menjadi 27
Detiknews memuat isu-isu politik.
berita dengan beragam angle.
Meski begitu, pada berita ini tidak
Bagaimana sebuah berita bisa dipublikasikan
khalayak,
Fitraya sudah 6 tahun bekerja
(1996)
di Detikcom. Ia pertama kali
menyatakan bahwa ada lima faktor
menjadi wartawan di Detikcom.
yang
Sehingga
Shoemaker
kepada
terdapat unsur politik.
dan
Reese
mempengaruhi
pengambilan
keputusan dalam ruang pemberitaan. Berdasarkan
jurnalistik
dipegangnya
dipelajari
of
pertama kali saat di Detikcom.
Influence Shoemaker dan Reese,
Saat Fitraya pertama kali bekerja
seperti
yang
di Detikcom, terdapat training
pengambilan
bagi reporter sebelum terjun ke
inilah
mempengaruhi
Hierarchy
yang
nilai-nilai
faktor-faktor
keputusan tersebut pada pemberitaan “Innalillahi Seorang WNI Tewas di Mesir”: Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
lapangan. 2) Media routine level. Faktor ini berhubungan dengan mekanisme
Page 14 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
dan
proses
Setiap
penentuan
media
mempunyai
ukuran
berita.
mempublikasi sebuah isu. Pada
umumnya
berita tewasnya seorang WNI di
tersendiri
kerusuhan
Mesir,
Detikcom
tentang apa yang disebut berita,
berhasil menjadi yang pertama
apa ciri berita yang baik, atau apa
memberitakan.
kriteria kelayakan berita. Ukuran
3) Organizational level. Pengelola
tersebut adalah rutinitas media
media dan wartawan adalah bukan
yang berlangsung tiap hari dan
orang yang tunggal yang ada
menjadi prosedur standar bagi
dalam
pengelola media yang berada di
sebaliknya ia adalah bagian kecil
dalamnya. Rutinitas media juga
dari
berhubungan dengan mekanisme
organisasi
bagaimana
dibentuk.
mempunyai banyak elemen juga
yang
mempunyai tujuan dan filosofi
Sebagai
berita mekanisme
organisasi
organisasi
media.
begaimana
berita
organisasi
diproduksi,
rutinitas
media
elemen tersebutlah
mempengaruhi
Setiap
media,
menjelaskan
karenanya
media,
selain
sendiri.
akhirnya
Berbagai yang pada
mempengaruhi
bagaimana wujud akhir sebuah
bagaimana seharusnya wartawan
berita.
bersikap, dan bagaimana juga
Setiap mempunyai
media
umumnya
seharusnya
ukuran
tersendiri
dalam berita.
tentang apa yang disebut berita,
Setiap
peristiwa
disajikan
organisasi
media,
apa ciri berita yang baik, atau apa
selain mempunyai banyak elemen
kriteria kelayakan berita. Kriteria
juga
kelayakan berita Detikcom yang
filosofi organisasi sendiri. Begitu
utama adalah kecepatan. Para
juga Detikcom. Core values atau
wartawannya,
mungkin
nilai-nilai perusahaan Detikcom
mendapatkan berita paling cepat
adalah cepat dan akurat; kreatif
dibandingkan media lain. Sebisa
dan
mungkin,
sama; dan independen.
menjadi
sebisa
Detikcom
berusaha
mempunyai
inovatif;
tujuan
integritas;
dan
kerja
yang pertama dalam
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 15 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Berbagai elemen tersebutlah yang
pada
akhirnya
mempengaruhi seharusnya
bagaimana
wartawan
bersikap,
untuk berkarir, dan memberikan hasil
optimal
yang
berkesinambungan
bagi
pemegang saham.
dan bagaimana juga seharusnya
Melalui visi dan misi ini,
peristiwa disajikan dalam berita.
dapat dilihat bahwa Detikcom
Dengan core values seperti yang
berusaha
sudah
atas,
konten layanan digital yang paling
berusaha
menjadi tujuan utama masyarakat
dijelaskan
wartawan
di
Detikcom
menjadi
penyedia
menyajikan berita dengan cepat
Indonesia,
dan akurat, kreatif dan inovatif
memberikan kesejahteraan yang
dalam menjadi media trendsetter,
baik kepada karyawannya dan
memiliki
memberi
integritas
dalam
sehingga
hasil
mampu
optimal
yang
mencapai tujuan tersebut, mampu
berkesinambungan
bekerja sama karena dalam proses
pemegang saham. Jelas bahwa
pembuatan suatu berita wartawan
tujuan utama Detikcom adalah
tidak bekerja sendiri dari awal
bisnis
hingga
kepentingan politik di dalamnya.
akhir,
dan
terakhir
independen tidak berpihak kepada pihak mana pun. visi
menjadi
Detikcom
tujuan
dan
tidak
ada
4) Extramedia forces level. Faktor yang
Kemudian adalah
semata
bagi
berhubungan
lingkungan
di
dengan
luar
utama
meskipun
untuk
organisasi media, hal-hal di luar
mendapatkan content dan layanan
organisasi media sedikit banyak
digital,
mempengaruhi
orang Indonesia
baik
melalui
internet
berada
media, di
luar
pemberitaan
maupun seluler. Misinya adalah
media termasuk dalam lingkungan
memiliki komitmen yang tinggi
di luar media: (1) Sumber berita,
untuk
dalam
memberikan
kepuasan
hal
ini
sumber
berita
kepada pelanggan, memberikan
dipandang bukanlah sebagai pihak
kesejahteraan kepada karyawan
yang netral
dan menjadi tempat yang baik
informasi apa adanya. (2) Sumber
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
yang memberikan
Page 16 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
penghasilan
Sumber
lebih kepada yang berkuasa di
penghasilan media bisa dari iklan,
masyarakat dan bagaimana media
bisa juga berupa pelanggan atau
menentukan.
pembeli
media.
media.
(3)
Pihak
Ideologi
dalam
hal
ini
eksternal seperti pemerintah dan
diartikan
lingkungan bisnis. Pengaruh ini
berpikir
atau
referensi
yang
sangat ditentukan oleh warna dari
dipakai
oleh
individu
untuk
masing-masing
melihat realitas dan bagaimana
lingkungan
eksternal media. Faktor
sebagai
kerangka
mereka menentukannya. Ideologi
yang
berhubungan
ini berhubungan dengan konsepsi
dengan lingkungan di luar media,
atau
seperti sumber berita,
menafsirkan
sumber
posisi
seseorang
dalam
realitas.
Dalam
penghasilan media, dan pihak
faktor ini ideologi akan dilihat
eksternal seperti pemerintah dan
lebih kepada yang berkuasa di
lingkungan bisnis. Pada berita ini,
masyarakat dan bagaimana media
dapat dilihat bahwa faktor-faktor
menentukan.
tersebut tidak berpengaruh pada
Di
sini,
berita tersebut. Keindependenan
berusaha
Detikcom dapat dilihat di sini. Ia
yang
tidak
berusaha
memiliki
pengaruh
dari
sumber berita.
mengikuti
dipegang
informasi
5) Idealogy level. Ideologi dalam hal
Fitraya
nilai-nilai
Detikcom.
cepat dan
hanya
Ia
menangkap menjadi
yang
pertama memberitakan.
ini diartikan sebagai kerangka
Setiap
media
umumnya
berpikir
atau
referensi
yang
mempunyai ukuran tersendiri tentang
dipakai
oleh
individu
untuk
apa yang disebut berita, apa ciri
melihat realitas dan bagaimana
berita yang baik, atau apa kriteria
mereka menentukannya. Ideologi
kelayakan berita. Detikcom sebagai
ini berhubungan dengan konsepsi
media
atau
posisi
siber
paling
populer
di
seseorang
dalam
Indonesia, tentu memiliki standar
realitas.
Dalam
kriteria penentuan kelayakan berita.
faktor ini ideologi akan dilihat
Maka di sini peneliti memaparkan
menafsirkan
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 17 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
penentuan kelayakan berita dalam manajemen
organisasional
media
Tidak dalam
ada
news
kriteria
value
cepat
dan
news
siber Detikcom:
judgement. Namun dalam news
1) Cepat
value
terdapat
unsur
aktual
Mekanisme pemberitaan secara
(timeliness). News is timeliness.
keseluruhan di Detikcom yang
Berita
menetapkan
sebagai
sedang atau baru terjadi. Secara
penyampai berita cepat (breaking
sederhana aktual berarti menunjuk
news)
pada peristiwa yang baru atau
diri
(Anggoro,
Detikcom
2012:112).
mengusung
tagline
adalah
sedang terjadi.
peristiwa
Sesuai
yang
dengan
yang jelas, “mengapa menunggu
definisi jurnalistik, media massa
esok,
juga
haruslah memuat atau menyiarkan
www.detik.com”. Adagium atau
berita-berita aktual yang sangat
rumus ini harus selalu menjadi
dibutuhkan oleh masyarakat.
detik
ini
pegangan bagi seluruh jajaran
2) Akurat
redaksi, tanpa pengecualian. Tak
Kecepatan
ada toleransi bagi awak redaksi
memang penting, tapi ketepatan
yang
memperlambat
dan kebenaran adalah jauh lebih
upaya mendapatkan berita atau
utama dan penting. Bahkan di
berlama-lama dalam melakukan
mata pembaca, kecepatan bisa
pengiriman
saja menjadi tidak berarti bila
sengaja
laporan/berita
(Anggoro, 2012:123).
Detik
mengatakan
Iin
sebuah
wartawan
memang
cepat.
Yumiyanti,
Untuk
atau kesalahan fatal atas sebuah bukti atau fakta. Justru di sinilah
untuk
tantangannya (Anggoro, 2012:66).
para
Pada core values atau nilai-nilai
dibiasakan
perusahan Detikcom pun disebut
bahwa
penulisan
segalanya
yang tersaji ternyata kebohongan
Salah satu Wakil Pemimpin Redaksi
adalah
berita,
sebuah
tulisan,
ditekankan paling lama 7 menit atau bahkan 5 menit.
bahwa nomor satu adalah cepat dan akurat. Apakah pernah
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Detikcom
melakukan
tidak
kesalahan?
Page 18 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Tentu saja pernah. Media ini
Paul De Massenner dalam buku
sudah
berisi
Here’s
yang
Associate menyatakan, news atau
nyaris tak pernah berbuat salah.
berita adalah sebuah informasi
Prinsip
yang
yang
pada
perhatian serta minat khalayak.
galibnya secara alamiah memiliki
Lalu Charnley dan James M. Neal
kemungkinan tingkat kesalahan
menuturkan, berita adalah laporan
lebih
ketimbang media
tentang suatu peristiwa, opini,
cetak, apalagi dibanding media
kecenderungan, situasi, kondisi,
berkala atau majalah. Paling tidak,
interpretasi
terjadinya
salah
menarik, masih baru dan harus
ketik akan lebih banyak dijumpai
secepatnya disampaikan kepada
(Anggoro, 2012:69).
khalayak (Sumadiria, 2006:64).
pasti
bukan
kumpulan para malaikat
pemberitaan
mengutamakan
tinggi
Bila
kecepatan
kemungkinan
Detikcom
memuat
The
News:
penting
Berita
dan
Unesco
menarik
yang
penting,
tewasnya
Imanda
sebuah berita yang teranyata tidak
Amalia yang tewas di kerusuhan
akurat, biasanya terdapat updated,
Mesir ini bisa dikatakan penting
revisi, atau klarifikasi. Updated
dan
adalah meluruskan informasi yang
kerusuhan Mesir saat itu sedang
biasanya kesalahan bukan pada
menjadi
Detikcom. Sedangkan, revisi atau
internasional.
klarifikasi merupakan pembetulan
terdapat
berita yang tidak benar. Biasanya
merupakan
Detikcom
PBB yang tewas pada kerusuhan
meminta
maaf
jika
menarik.
Penting
karena
sorotan
media
Kemudian
seorang
WNI
relawan
bila yang
UNWRA
beritanya tidak benar. Tulisan
tersebut,
updated, revisi, atau klarifikasi ini
menggemparkan
biasanya terdapat pada subjudul.12
Kemudian judul yang disajikan
3) Penting dan Menarik
tentu negara
akan kita.
“Innalillahi Seorang WNI Tewas di Mesir” ini sudah memenuhi
12
Wawancara dengan Redaktur Pelaksana Detikcom Indra Subagja, 14 April 2012, 08:57 WIB.
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
unsur menarik, dimana khitah
Page 19 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Detikcom
adalah
pemberitaan
dengan unsur 3W (what, where,
yang terkesan santai.
dan when) diperbolehkan. Pada berita “Innalillahi Seorang WNI
4) 3W adalah
Tewas di Mesir” ini juga hanya
media massa online yang dalam
memenuhi unsur 3W dengan what
pemberitaannya
selalu
(apa) yaitu tewasnya WNI di
mengutamakan
kecepatan,
Situs
berita
Detikcom
kerusuhan Mesir, who
sehingga memiliki kecenderungan
yaitu
tidak memenuhi norma umum
seorang staf UNWRA PBB, dan
jurnalistik
where (dimana) yaitu di Kairo,
saat
ini
yang
Imanda
(siapa)
Amalia
yang
membakukan 5W+1H. Pemakaian
Mesir. Belum
unsur 3W dilakukan Detikcom
(kapan), why (mengapa), apalagi
tidak di seluruh berita tetapi di
how (bagaimana).
sebagian
saja,
tergantung
diketahui
when
5) Running News (Berita Bergulir)
urgensinya. Biasanya dalam kasus
Running news
adalah
konsep
ini informasi yang masuk pun
pengembangan
berita
dimana
belum
Ini
keseluruhan cerita tidak tampil
ditambah lagi lantaran pilihan
dalam satu waktu, melainkan
sikap Detikcom sebagai penyalur
dalam belasan bahkan puluhan
berita
news)
artikel yang berkembang sesuai
sehingga kelengkapan berita akan
kejadian yang berlaku real time.
disampaikan
beberapa
waktu
Real time adalah kata kuncinya.
kemudian.
Walau
hanya
Apapun perkembembangan berita,
memenuhi 3W (what, where, dan
sekecil apapun update-nya, berita
when)
runningnya akan muncul setiap
terlalu
cepat
lengkap.
(breaking
pembaca
mempermasalahkan
tidak (Anggoro,
kali
ada
update
dari
cerita
tersebut.13
2012:141). menyebut,
Pada pemberitaan tewasnya
karena di Detikcom yang sangat
Imanda Amalia ini, running news
Iin
penting
Yumiyanti
adalah
memublikasikan
kecepatan, berita
hanya
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
13
Wawancara via email dengan Fitraya Ramadhanny, Senin, 26 Maret 2012
Page 20 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
berjalan hingga 27 berita selama 2
berita. Bisa jadi, sampai ke hal-
hari. Dalam running news ini
hal yang oleh kebanyakan orang
berjalan proses verifikasi sampai
kadang dianggap sebagai sesuatu
akhirnya diketahui bahwa kabar
yang remeh-temeh, juga kami
tewasnya Imanda Amalia tersebut
muat.
tidak benar.
sebagai upaya memenuhi dua hal
Kusumaningrat
Tetapi,
itu
dilakukan
mengatakan
di atas, bahwa pengakses selalu
bahwa berita harus lengkap, adil,
ingin tahu informasi baru, seperti
dan berimbang. Keakuratan suatu
yang ada dalam benak pikirannya
fakta
(Anggoro, 2012:101-102).
tidak
selalu
menjamin
keakuratan arti. Fakta-fakta yang akurat
yang
disusun
secara
Pada news value, terdapat nilai kebaruan. Kebaruan adalah
longgar atau tidak adil sama
ukuran
menyesatkannya
dengan
berita untuk menentukan apakah
kesalahan yang sama sekali palsu.
layak dihimpun atau bisa dijual.
Dengan terlalu banyak atau terlalu
Tewasnya
sedikit
Mesir merupakan hal baru dan
memberikan
tekanan,
dengan menyisipkan fakta-fakta yang tidak relevan atau dengan meghilangkan
fakta-fakta
yang
yang
diterapkan
WNI
di
pada
kerusuhan
belum pernah terjadi sebelumnya. 7) Media Trendsetter Sebagai
media
trendsetter
seharusnya ada di sana, pembaca
(pembuat
mungkin mendapat pesan yang
Detikcom
palsu.
menjadikan isu yang diangkatnya
6) Kebaruan
menjadi
kecenderungan), selalu
bahan
berusaha
pembicaraan
Pada setiap berita yang memiliki
(public
tingkat pengakses tinggi, redaksi
publik).
Detikcom selalu berusaha untuk
bahan pembicaraan di masyarakat,
mengembangkan
informasi
Detikcom harus mencari berita
tersebut.
senantiasa
apa saja yang disukai pembaca
Kami
discourse—wacana Agar
berita
menjadi
menggali informasi dan fakta baru
setiap hari,
(novum) untuk diungkap sebagai
memberikan sesuatu yang baru.
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
yakni harus bisa
Page 21 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Berita
tewasnya
Imanda
Detikcom, peneliti mencoba untuk
Amalia di kerusuhan Mesir ini,
membahas
Detikcom
berbagai
merupakan
media
etika
trendsetter karena menjadi media
prinsip
massa
meninjau
pertama
yang
memuat
berita
tersebut
dari
profesional
dan
jurnalisme.
Peneliti
akan
Kode
Etik
penerapan
kabar ini. Indra Subagja menyebut
Jurnalistik,
Detikcom
sebagai
media
Media Siber, dan Elemen Jurnalisme
trendsetter
merupakan
sebuah
pada berita tewasnya WNI pada
tantangan. panutan,
itu
Dengan
menjadi
adalah
tantangan
Pedoman
Pemberitaan
kerusuhan Mesir tersebut. Bekti Nugroho Dewan Pers
supaya Detik harus jadi lebih baik
mengatakan
dan menjaga kualitasnya karena
pelanggaran mengacu kepada Kode
media adalah urusan kepercayaan.
Etik
Secara yuridis formal, seperti
bahwa
Jurnalistik.
tersebut
tidak
batasan
Apakah
berita
akurat,
tidak
dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (1)
berimbang,
UU Pokok Pers No. 40/1999, pers
melanggar privasi, dan sebagainya.
adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi melaksanakan
tidak
proporsional,
Pasal 1 Kode Etik Jurnalistik
massa
yang
kegiatan
jurnalistik
bersikap independen, menghasilkan
memperoleh,
berita yang akurat, berimbang, dan
meliputi
mencari,
memiliki,
menyimpan,
mengolah,
berbunyi
tidak
“Wartawan
beritikad
Indonesia
buruk”.
Berita
dan menyampaikan informasi baik
tewasnya WNI di kerusuhan Mesir
dalam bentuk tulisan, suara, gambar,
tersebut dipublikasikan padahal tidak
suara dan gambar, serta data dan
memenuhi unsur akurasi. Menurut
grafik maupun dalam bentuk lainnya
Kamus
dengan menggunakan media cetak,
akurat berarti teliti, saksama, cermat,
media elektronik, dan segala jenis
dan tepat benar.
saluran yang tersedia (Sumadiria, 2006:31). Dari pemberitaan tewasnya WNI pada kerusuhan Mesir oleh Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Besar
Salah
Bahasa
satu
Indonesia,
syarat
peting
dalam pekerjaan seorang wartawan adalah bertindak akurat. Wartawan profesional
harus
akurat
dalam
Page 22 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
menulis,
menyiarkan
atau
profesional
dalam
melaksanakan
menayangkan berita. Ini mutlak,
tugas jurnalistik”. Poin penting pada
tidak bisa ditawar-tawar lagi. “Berita
pasal
yang
pemberitaan
tidak
dipegang
akurat,
tidak
kebenarannya.
bisa
2
yang
berkaitan
tewasnya
dengan
WNI
di
Artinya,
kerusuhan Mesir adalah mengenai
berita itu tidak pantas dipercaya.
menghasilkan berita yang faktual dan
Media massa yang berulang kali
jelas sumbernya.
menyajikan berita tidak akurat, akan kehilangan
reputasinya
kepercayaan
dari
Kabar
WNI
yang
tewas
dan
tertembak di kerusuhan Mesir tidak
audiensnya
nyata dan mengandung kebenaran.
(pembaca/pendengar/pemirsanya),
Peristiwa
akhirnya
terjadi. Padahal, Sumadiria (2006)
ditinggalkan,”
tulis
wartawan senior AM Dewabrata. Ketua
tidak
benar-benar
menyebut bahwa setiap informasi
Jurnalis
yang disampaikan oleh pers harus
Independen Eko Maryadi, menyebut
memenuhi kriteria dasar yang salah
ada problematika baru yang dihadapi
satunya adalah faktual.
oleh
dunia
Aliansi
itu
jurnalistik
Indonesia
Ketua Komisi Penegakan Etik
sekarang. Dimana unsur kecepatan
Dewan
yang dulu menjadi handicap atau
menyebut bahwa sumber berita harus
kendala, sekarang mulai terjawab
jelas.
dengan adanya teknologi internet.
“Innalillahi Seorang WNI Tewas di
Tetapi ketika kecepatan pemberitaan
Mesir”, sumber tersebut merupakan
itu mencapai titik terbaiknya, ada
sumber
yang terkorbankan: akurasi. Berita
kredibel karena hanya mengambil
cepat.
dari Facebook.
Tapi
persoalan
besarnya
adalah seberapa akurat berita itu. Ini
Pers
Agus
Sedangkan
yang
Sudibyo,
pada
lemah
dan
berita
tidak
Pasal 3 Kode Etik Jurnalistik
menjadi problematika terbesar dari
berbunyi
“Wartawan
Indonesia
media online: akurasi.
selalu
menguji
informasi,
Pasal 2 Kode Etik Jurnalistik berbunyi menempuh
“Wartawan cara-cara
memberitakan
secara
berimbang,
Indonesia
tidak mencampurkan fakta dan opini
yang
yang menghakimi, serta menerapkan
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 23 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
asas praduga tak bersalah.” Poin
bohong berarti sesuatu yang sudah
penting pada pasal 3 yang berkaitan
diketahui sebelumnya oleh wartawan
dengan pemberitaan tewasnya WNI
sebagai hal yang tidak sesuai dengan
di kerusuhan Mesir adalah mengenai
fakta yang terjadi.
menguji informasi berarti melakukan
Informasi
yang diberitakan
check and recheck tentang kebenaran
Detikcom merupakan kabar bohong.
informasi. Berikut penjabaran poin
Namun
penting pasal 3 KEJ mengenai hal
berbohong membuat kabar tersebut.
tersebut.
Menurut Pasal 4 KEJ, bohong berarti
Zaenuddin
(2011:141)
bukan
sesuatu
Detikcom
yang
sudah
yang
diketahui
akurat, cara
sebelumnya oleh wartawan sebagai
melakukan
hal yang tidak sesuai dengan fakta
check and recheck. Wartawan harus
yang terjadi. Di sini Detikcom tidak
mau mengecek beberapa kali untuk
melanggar
menguji kebenaran setiap data dan
sebelumnya
fakta yang didapatnya.
bahwa kabar tewasnya WNI di
mengatakan, supaya paling ampuh
Pada
adalah
proses
pemberitaan
tewasnya WNI di kerusuhan Mesir, Detikcom tidak melakukan check and
Pasal tidak
4
KEJ tahu
karena menahu
kerusuhan Mesir tersebut merupakan kabar bohong. Pasal
10
Kode
recheck
mengenai
kebenaran
Jurnalistik
informasi.
Pengecekan
kebenaran
Indonesia segera mencabut, meralat,
informasi
ke
Negeri
dilakukan
“Wartawan
Luar
dan memperbaiki berita yang keliru
setelah
dan tidak akurat disertai dengan
Kementerian
justru
berbunyi
Etik
permintaan maaf kepada pembaca,
dimuatnya berita. Pasal 4 Kode Etik Jurnalistik berbunyi “Wartawan Indonesia tidak
pendengar, dan atau pemirsa.” Pada berita kesembilan baru
fitnah,
muncul konfirmasi yang menyatakan
sadis, dan cabul. Poin penting pada
bahwa tidak ada WNI yang tewas di
pasal
kerusuhan Mesir.
membuat
4
berita
yang
bohong,
berkaitan
dengan
Berita tersebut
di
berjudul “Tak Ada WNI Tewas, Ini
kerusuhan Mesir adalah mengenai
Dia Update Posko Siaga di Mesir”
pemberitaan
tewasnya
WNI
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 24 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
yang
dipublikasikan
Kamis,
3
Laporan Penelitian Problem
Februari 2011, pukul 16:00 WIB.
Penegakan
Detikcom juga segera mencabut foto
Profesionalisme Media Berdasarkan
seorang perempuan berjilbab yang
Kasus-Kasus yang Ditangani Dewan
diklaim sebagai Imanda Amalia dan
Pers,
menggantinya dengan foto kerusuhan
menyebut,
Mesir.
media siber (situs berita) ke Dewan Detikcom
melakukan
Etika
dan
Januari-Desember
2011
pengaduan
terhadap
Pers meningkat dalam dua tahun
permohonan maaf melalui berita
terakhir.
Peningkatan
itu
sejalan
yang berjudul “Science of Universe
dengan pertumbuhan jumlah media
Minta Maaf, Kabar Kematian Manda
siber yang pesat.
Jadi Tak Jelas”, yang dipublikasikan
Divisi Etik Dewan Pers Agus
Kamis, 3 Februari 2011, pukul 17:43
Sudibyo menyebut bahwa jumlah
WIB.
pengaduan
Permohonan
dilakukan hanyalah
maaf
Detikcom perihal
tersebut
semakin
untuk
media
siber
banyak.
Tahun
2011
Detikcom
terdapat 26% dari total pengaduan
tidak meminta maaf atas kesalahan
langsung ke dewan pers. Angka
substansi pokok berita. Permohonan
tersebut meningkat dari 2010 yang
maaf atas simpang siurnya kabar
baru 13% dari total pengaduan. Jadi
yang
untuk
dimuat
foto.
yang
Detikcom
justru
mengantisipasi
kasus-kasus
permohonan maaf grup Science of
pelanggaran. Tren dari media siber
Universe. Berikut petikan beritanya:
ini mengejar kecepatan. Kecepatan
Dalam term “Forth Estate” historis,
jurnalisme internet baru
dan
kecepatan,
sehingga
mengabaikan akurasi, mengabaikan
dalam tahap merangkak. Tetapi dari
kelengkapan,
segi dampaknya terhadap sumber
kedalaman.
berita, ia termasuk pelari cepat kelas
Peneliti
mengabaikan
meninjau
berita
satu. Internet adalah medium yang
tewasnya WNI di Kerusuhan Mesir
besar, tanpa batas, bebas, dan makin
tersebut dari Pedoman Pemberitaan
kompetitif (Passante, 2008:209).
Media
Siber
yakni
mengenai
ketentuan ruang lingkup; verifikasi Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 25 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
dan
keberimbangan berita;
serta
ralat, koreksi, dan hak jawab.
jurnalistik itu adalah ketat dan taat terhadap verifikasi.
Detikcom adalah salah satu
Pedoman Pemberitaan Media
portal berita pertama yang sekaligus
Siber menyebut bahwa media wajib
nomor
meneruskan upaya verifikasi, dan
satu
Diluncurkan
di pada
Indonesia. dan
setelah verifikasi didapatkan, hasil
sepenuhnya menjadi sebuah media
verifikasi dicantumkan pada berita
berita
pemutakhiran (update) dengan tautan
pada
menyajikan
1998
2004,
breaking
Detikcom news
dari
pada berita yang belum terverifikasi.
setiap kejadian di seluruh negeri,
Sedangkan pada berita “Innalillahi
dalam bilangan menit. Saat ini,
Seorang WNI Tewas di Mesir”, tidak
Detikcom mendapat lebih dari 24 juta
ada satu tautan berita pun yang
pageviews per hari.
mengarahkan
pembaca
kepada
Dalam Pedoman Pemberitaan
verifikasi bahwa sebenarnya tidak
Media Siber nomor dua disebutkan
ada WNI yang tewas di kerusuhan
verifikasi
Mesir.
adalah
pembuktian jangan
keakuratan
sampai
mengarang menyesatkan
pengujian
data,
atau berita,
Pada Pedoman Pemberitaan
menambah
atau
Media Siber ini, disebut bahwa ralat,
menipu,
atau
koreksi, dan hak jawab mengacu
penonton,
pada Undang-Undang Pers, Kode
pembaca,
atau pendengar (Romli, 2008:134). Bekti Nugroho Dewan Pers
Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan Pers.
menyatakan bahwa berita “Innalillahi
Detik mengoreksi berita yang
Seorang WNI Tewas di Mesir” sudah
keliru dan tidak akurat ini, serta
menyalahi
prosedur
standar
melakukan permintaan maaf pada
jurnalistik.
Disebutnya
bahwa
berita “Science of Universe Minta
pekerjaan jurnalistik itu, yang paling
Maaf Kabar Kematian Manda Jadi
utama adalah verifikasi. Itu yang
Tak
membedakan
melakukan permohonan maaf atas
dengan
pekerjaan
laporan
wartawan
warga.
Bekti
mengatakan bahwa unsur utama dari Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Jelas”.
kekeliruan
dan
Detikcom
tidak
tidak
akuratnya
berita. Detik hanya meminta maaf
Page 26 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
atas salahnya pemuatan foto dalam
kebenaran. Detik tidak skeptis akan
subjudul “Detikcom Minta Maaf”.
informasi yang diterimanya. Fitraya
Bill
dan
Tom
yang saat ini mendapatkan informasi
Rosenstiel
melakukan riset
yang
dari Facebook, langsung percaya
ekstensif
terhadap
yang
bahwa kabar yang tersebut benar.
sesungguhnya harus dikerjakan oleh
Karena ketidakskeptisan wartawan
para wartawan. Hasil riset tersebut
dalam
kemudian ditulis dalam buku The
Detikcom
Elements of Journalism. Disebutkan
tewasnya Imanda Amalia kepada
dalam buku tersebut bahwa tujuan
khalayak.
utama
Kovasch
dari
apa
jurnalisme
adalah
menangkap
informasi,
memberitakan
Elemen
kabar
kedua
adalah
menyediakan informasi yang akurat
loyalitas pertama jurnalisme adalah
dan
warga
kepada warga. Pada berita tewasnya
masyarakat agar dengan informasi
Imanda Amalia ini, Detikcom hanya
tersebut
mencari
terpercaya
kepada
mereka
dapat
berperan
dan
melaporkan
berita
membangun sebuah masyarakat yang
kepada khalayak. Tidak ada unsur
bebas (Ishwara, 2005:9).
kepentingan
Elemen mengenai
pertama
adalah
kewajiban
perorangan
atau
perusahaan.
utama
Setelah Detikcom melakukan
jurnalisme adalah pada pencarian
kesalahan
kebenaran. “Kebenaran jurnalistik”
Imanda Amalia ini, Detikcom juga
ini—adalah
sekadar
bertanggung jawab untuk melakukan
akurasi. Ini adalah pekerjaan sortir
permohonan maaf kepada khalayak
yang
dan pihak yang dirugikan.
lebih
berkembang
dari
antara
cerita
pertama dan interaksinya di tengah publik,
pembuat
cerita,
dan
pemberitaan
Ketiga, adalah
disiplin
intisari
tewasnya
jurnalisme
verifikasi.
Pada
wartawan sepanjang waktu (Kovach
akhirnya, disiplin verifikasi adalah
dan Rosenstiel, 2001:44).
ihwal yang memisahkan jurnalisme
Pada kabar tewasnya Imanda
dari hiburan, propaganda, fiksi, atau
Amalia, Detikcom terlambat pada
seni. Hanya jurnalisme yang sejak
kewajiban
awal berfokus untuk menceritakan
utamanya
mencari
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 27 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
apa yang terjadi setepat-tepatnya
menarik
(Kovach dan Rosenstiel, 2001:87).
wartawan adalah menemukan cara
Divisi
Bambani
membuat hal-hal penting menjadi
menyebut bahwa yang ideal adalah
menarik untuk setiap cerita, dan
memverifikasi fakta kepada pihaknya
menemukan campuran yang tepat
langsung,
dari yang serius ke yang kurang
Etik
AJI,
Arfi
bukan
melalui
pihak
sekunder.
dan
relevan.
Tugas
serius yang ada dalam laporan berita
Kemudian jurnalisme harus
pada
hari
mana
pun.
menghadirkan sebuah forum untuk
pemahaman
kritik dan komentar publik. Semua
sebagai
bentuk
Rosenstiel, 2001:198-190):
medium
yang
dipakai
wartawan sehari-hari bisa berfungsi
yang
berikut
Berita
Mungkin
baik
adalah
(Kovach
“Innalillahi
dan
Seorang
untuk menciptakan forum di mana
WNI Tewas di Mesir” ini memiliki
publik diingatkan akan masalah-
judul menarik. Bagaimana penulis
masalah penting mereka sedemikian
menambahkan
rupa sehingga mendorong warga
menambah
unuk
membuat
mengambil
forum
dramatis
dari
dan
berita. Judul ini sudah sesuai dengan
(Kovach
dan
kriteria berita Detikcom. Dengan
Rosenstiel, 2001:172).
sebuah
kesan
“Innalillahi”
penilaian
sikap
Detikcom
kata
judul menghadirikan
untuk
kritik
dan
komentar publik. Melalui hal inilah,
tersebut,
Fitraya
berhasil
membuat kabar tewasnya WNI di Mesir yang penting menjadi menarik dan relevan.
muncul informasi mengenai foto
Lalu jurnalis harus menjaga
Farina yang ternyata dicatut oleh
berita
“Imanda Amalia”. Kemudian melalui
menjadikannya
ini
Jurnalisme adalah kartografi modern.
pula terdapat
adanya
berita tentang
mahasiswa
bernama
sama
UGM
seperti
proporsi
dan
komprehensif.
yang
Ia menghasilkan sebuah peta bagi
Imanda
warga untuk mengambil keputusan
Amalia.
tentang kehidupan mereka sendiri.
Lalu jurnalis harus berusaha membuat
dalam
hal
penting
Itulah manfaat dan alasan ekonomi
menjadi
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 28 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
kehadiran jurnalisme (Kovach dan Rosenstiel, 2001:210-211).
atau tidak. Kemudian, melalui proses pengembangan
berita
tersebut,
Pada media online, berita tidak
dapat
dilihat
secara
komprehensif hanya sari satu buah berita. Proporsi kelengkapan berita ada
pada
berita
bergulir
diketahui bahwa berita yang sudah terlanjur
diinformasikan
tersebut
tidak benar.
yang Ada mekanisme yang tidak tepat
kemudian saling melengkapi.
dalam proses pencarian informasi Kesimpulan
dan pengolahan berita. Pada proses
Proses pemberitaan media siber tidak pengembangan berita pun, Detikcom sama dengan media cetak. Di media seakan ingin menunjukkan bahwa siber, segala hal berlangsung cepat. kabar tersebut memang tersebar di Detikcom mendapat informasi dari dunia maya. grup Facebook bahwa ada seorang Melalui mekanisme ini, nampak WNI tewas di pergolakan Mesir. bahwa jurnalis sudah terbiasa oleh Tanpa verifikasi ke sumber resmi, pola media routine Detikcom yang seorang wartawan menulis berita selalu berusaha menjadi cepat dan tersebut. Penulis berita tewasnya pertama dalam mempublikasi sebuah seorang WNI di kerusuhan Mesir itu isu. Kemudian pada organization adalah seorang redaktur, sedangkan level,
terdapat
salah
satu
nilai
verifikator berita menjabat sebagai perusahaan Detikcom adalah cepat. penulis. Proses verifikasi pada berita Dan salah satu visi Detikcom adalah tersebut
tidak
berlangsung
baik menjadi
karena
verifikator
tujuan
utama
orang
menyangka Indonesia
untuk
mendapatkan
redaktur paham berita yang benar Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 29 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
content
dan
Kemudian jurnalis
layanan
digital.
tahap
ideologi,
pada
menggunakan
kerangka
pemberitaan tewasnya seorang WNI di kerusuhan Mesir. Pada
pemberitaan
tewasnya
berpikir atau referensi yang untuk
seorang WNI di kerusuhan Mesir ini,
melihat
berusaha
Detikcom tidak memenuhi beberapa
mengikuti nilai-nilai yang dipegang
poin pada pasal-pasal KEJ. Melalui
Detikcom.
pemberitaan
tewasnya
menangkap informasi dan menjadi
Amalia
kerusuhan
yang pertama memberitakan, supaya
Detikcom telah melanggar Pasal 1
Detikcom tetap menjadi tujuan utama
yang berbunyi “Wartawan Indonesia
orang Indonesia untuk mendapatkan
bersikap independen, menghasilkan
content dan layanan digital. Maka
berita yang akurat, berimbang, dan
demi
tidak beritikad buruk”.
realitas
dan
Ia
berusaha
kecepatan
yang
cepat
diusung
di
Imanda Mesir,
Detikcom, jurnalis sudah terbiasa
Detikcom juga telah melanggar
untuk memberitakan dengan cepat
Pasal 2 yang berbunyi “Wartawan
untuk menjadi yang pertama.
Indonesia menempuh cara-cara yang
Terdapat beberapa kriteria layak
profesional
dalam
berita Detikcom, yaitu cepat, akurat,
tugas
penting dan menarik, 3W, running
memublikasikan berita yang tidak
news,
media
faktual dan jelas sumbernya, karena
trendsetter. Pada beberapa kriteria
hanya bersumber dari laman grup
layak berita tersebut, hanya akurat
Facebook.
yang
kebaruan,
tidak
dan
terpenuhi
jurnalistik”.
melaksanakan Detikcom
pada
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 30 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Detikcom telah melanggar Pasal 3 dengan
berbunyi
sebelumnya oleh wartawan sebagai
“Wartawan
hal yang tidak sesuai dengan fakta
Indonesia selalu menguji informasi,
yang terjadi. Sedangkan wartawan
memberitakan
Detikcom tidak tahu
secara
berimbang,
tidak mencampurkan fakta dan opini
bahwa berita
tersebut bohong.
yang menghakimi, serta menerapkan
Detikcom menunjukkan tanggung
asas praduga tak bersalah.”. Pada
jawabnya dengan memenuhi Pasal
berita tewasnya WNI di kerusuhan
10
Mesir,
menguji
Indonesia segera mencabut, meralat,
informasi atau melakukan check and
dan memperbaiki berita yang keliru
recheck tentang kebenran informasi
dan tidak akurat disertai dengan
tersebut.
permintaan maaf kepada pembaca,
Detikcom
tidak
Pasal 4 Kode Etik Jurnalistik
yang
berbunyi
pendengar,
dan
“Wartawan
atau
pemirsa”.
berbunyi “Wartawan Indonesia tidak
Detikcom mencabut foto Farina yang
membuat
dimuat dan memperbaiki berita yang
berita
bohong,
fitnah,
sadis, dan cabul”. Pasal ini menyebut
keliru
bahwa
permintaan maaf.
wartwan
tidak
membuat
berita bohong. Di sini, Detikcom
Pada
tersebut
disertai
Pedoman
dengan
Pemberitaan
memuat berita bohong, tapi bukan
Media Siber, Detikcom melanggar
Detikcom
poin Verifikasi dan Keberimbangan
yang
membuat
berita
bohong tersebut. Pada penafsiran
Berita.
pasal ini dikatakan bohong berarti
bertanggung
sesuatu
melakukan koreksi atas kesalahan
yang
sudah
diketahui
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Meski
begitu, jawab
Detikcom dengan
Page 31 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
pemberitaan
yang
dilakukannya.
publik. Dan melalui inilah, muncul
Pada poin Ralat, Koreksi, dan Hak
informasi mengenai foto Farina yang
Jawab, dalam pedoman ini disebut
ternyata
bahwa berita koreksi harus ditautkan
Amalia”. Berita ini sudah memenuhi
pada berita yang dikoreksi. Namun
elemen
Detikcom tidak melakukan hal ini.
berusaha
Terakhir, penerapan berita ini terhadap
beberapa
Jurnalisme.
Pada
dicatut
bahwa membuat
oleh
jurnalis hal
“Imanda
harus penting
menjadi menarik dan relevan, namun
poin
Elemen
kurang pada elemen yang menyebut
poin
pertama
jurnalis harus menjaga berita dalam
Elemen Jurnalisme, kewajiban utama
proporsi
dan
jurnalisme adalah pada pencarian
komprehensif.
menjadikannya
kebenaran, Detikcom terlambat pada kewajiban tersebut. Pada elemen loyalitas pertama jurnalisme adalah kepada
warga,
berita
ini
menunjukkan bahwa Detikcom tidak memiliki unsur kepentingan kecuali kapitalisme.
Elemen
intisari
jurnalisme adalah disiplin verifikasi tidak terpenuhi. Namun Detikcom bisa
menghadirikan
jurnalisme
harus
bahwa
menghadirkan
forum untuk kritik dan komentar
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 32 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. Komala, Lukiati. Karlinah, Siti. Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. 2007. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Biagi, Shirley. Media Impact: an Introduction to Mass Media. 1996. Massachusetts: Wadsworth Publishing Company. Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. 2007. Jakarta: Prenada Media Group. HM, Zaenuddin. 2011. The Journalist, Bacaan Wajib Wartawan, Redaktur, Editor, & Para Mahasiswa Jurnalistik. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Iswara, Luwi. Catatan-Catatan Jurnalisme Dasar. 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. Izard, Ralph. Culbertson, Hugh. Lambert, Donald. Fundamental of News Reporting. 1990. Iowa: Kendall/Hunt Publishing Company. Kusumaningrat, Hikmat. Kusumaningrat, Purnama. 2005. Jurnalistik, Teori & Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lanson, Gerald. Stephens, Mitchell. 1994. Writing and Reporting the News. Florida: Harcourt Brace College Publishers. Mencher, Melvin. 2003. News Reporting and Writing. New York: McGraw-Hill. Muis, A. 2001. Indonesia di Era Maya, Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy. Solatun. 2008. Metode Penelitian Komunikasi, Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya. Passante, K. Christopher. 2008. The Complete Ideal’s Guides Journalism. Jakarta: Prenada Media Group. Santana, Septiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 33 of 34
eJurnal Mahasiswa Universitas Padjadjaran Vol. 1 ., No. 1 (2012)
Shoemaker, Pamela. Reese, Stephen. Mediating the Message: Theories of Influences on Mass Media Content. 1996. New York: Longman Publishers. Sobur, Alex. Etika Pers, Profesionalisme dengan Nurani. 2001. Bandung: Humaniora Utama Press. Soehoet, Hoeta. 2003. Manajemen Media Massa. Jakarta: Yayasan Kampus Tercinta – IISIP. Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Sumadiria, AS Haris. Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature, Panduan Praktis Jurnalis Profesional. 2005. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yin, Robert. Studi Kasus, Desain dan Metode. 1996. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Referensi dari Surat Kabar: Aristiarini, Agnes. “Awas, Banyak Serangan Informasi Bohong”, Kompas, halaman 15, Rabu, 16 Maret 2011.
Referensi dari Internet: http://www.detik.com http://agrakom.com/page/1/who-we-are (diakses 15 Februari 2012 pukul 14.40 WIB) http://www.spj.org/ethicscode.asp (diakses 28 Maret 2012 pukul 16.06 WIB) http://www.albany.edu/~scifraud/data/sci_fraud_1501.html (diakses 17 Juni 2012, 03.12 WIB)
Referensi dari Skripsi: Dita
Astari
(K1A01062),
Strategi
Portal
Berita
Detikcom
dalam
Mempertahankan Eksistensinya, 2006, Jurusan Jurnalistik, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.
Annisa Aninditya Wibawa - Etika Dan Prinsip Jurnalisme Media... Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi © 2012 http://journals.unpad.ac.id
Page 34 of 34