www.rajaebookgratis.com Enaknya Bukuku Maunya membiasakan anak suka buku sejak bayi. Eh, di tangan mungilnya buku gambar warna-warni itu digigitgigit, dirobek, dsb. Mungkinkah mengenalkan buku pada bayi? Di tangan si kecil buku gambar mungil basah lembar demi lembarnya. Maklum si kecil menggigitnya hingga air liurnya membasahi lembaranlembaran buku. Biarpun Anda singkirkan bukunya, tetap saja diambil lalu digigit lagi. Bila tak menggigitnya, ampuun... lembaran buku itu dirobekrobek! Tak ada orang yang bisa 'melahap' buku secepat anak batita. Sayangnya perilakunya bukan berdasarkan kesukaan atau kecintaan akan buku bacaan, tapi karena si kecil ingin tahu rasanya atau tangannya ingin mencobacoba apa yang bisa dilakukannya. Pada usia sekitar 1 tahunan tentu jangan harap si kecil akan duduk anteng sambil membuka buku-buku yang Anda sediakan untuknya. Bila toh anteng, itu karena tangan dan mulutnya 'sibuk' merobek lalu memasukkan ke mulutnya. Tapi, bukan berarti Anda harus menjauhkan buku darinya. Sebab, mengenal bahkan akrab dengan buku sejak bayi, sangat besar manfaatnya. Bukan membaca bukunya lho, tapi membuat anak akrab, senang melihat gambar di buku, dan akhirnya diharapkan tumbuh minatnya
untuk membaca. Selain itu, buat bayi Anda yang penting adalah unsur stimulusnya, terutama untuk komunikasi. Dengan melihat buku, akan merangsang matanya untuk melihat, dan dari penglihatan itu merangsang keingintahuan bayi lalu berusaha berkomentar dalam bentuk ocehan. Tapi, tetap sayang kalau buku-buku berharga itu dirobek-robek si kecil. Benar. Karena itu untuk melindungi buku-buku Anda sekaligus juga menumbuhkan minat si kecil akan (membaca) buku, Anda bisa melakukan beberapa hal ini:
Bukan Buku yang Mudah Rusak Hindari buku-buku tipis. Saat anak masih berusia bulanan 2 tahunan, bukubukunya adalah buku dengan sampul tebal dengan lembar-lembar halaman karton yang cukup tebal sehingga tak mudah digigit dan dirobek anak. Selain itu, lembaran buku yang tebal memudahkan anak membalikbalik halaman dengan jari-jari kecilnya.
Larang Merusak Secara Konsisten Terapkan anak untuk tidak merobek apapun jenis kertas di depannya. Jika Anda membolehkan anak merobek kertas koran, majalah bekas, dsb., tapi melarangnya merobek buku, anak bisa jadi bingung. Ingat bayi tak bisa membedakan mana kertas yang masih terpakai dan mana yang boleh didaur ulang. Karena itu tetapkan anak tak boleh merobek kertas atau buku apapun, apalagi mengunyahnya karena kertasnya bisa jadi beracun.
Alihkan Minat Merusaknya,/b>
Jika minat anak memang tidak pada buku, alihkan pada kegiatan lain
www.rajaebookgratis.com di mana ia mendapat kepuasan. Atau bila ia mulai menggigit-gigit buku tanyakan apakah ia lapar. Simpan Buku yang Mudah Rusak Simpanlah buku yang mudah rusak (tipis misalnya) di rak yang lebih tinggi agar tak mudah diambil anak. Tetapi jangan sama sekali menyingkirkan dari bahan bacaan anak-anak. Anda bisa memberikannya lagi saat periode menggigit dan merusak (karena ingin tahunya) berlalu, biasanya di usia 2 tahunan. Alihkan Minat Menjadi Minat Melihat Jangan memberi kesan bahwa membaca itu terlarang baginya, hanya minat merusaknya saja yang harus 'dikendalikan'. Jadi, ketika ia merusaknya jangan memarahinya, sebaiknya mintalah dengan baikbaik. Atau katakan, "yuk kita lihat sama-sama," duduklah bersamanya, buka buku dan tunjukkan gambar-gambar di dalamnya. Bacakan dengan keras dengan cara yang menarik untuk menarik perhatiannya. Awalnya Membaca Gambar Buat bayi yang menarik dari buku adalah gambarnya. Apalagi di usia 1-2 tahun rasa ingin tahu mulai tampak. Dia mulai memperhatikan benda-benda di sekitarnya. Saat bicara, dia mulai menanyakan benda-benda tersebut. Orang tua sebaiknya memberitahukan nama benda atau bentuk yang ditanyakan anak, tanpa harus
memberitahukan bagaimana penulisannya. Pendekatan seperti itu penting, karena awalnya mereka hanya dapat membaca gambar. Setelah itu, terutama mulai usia 2 tahunan Anda bisa mencoba mengenalkannya huruf. Tapi, Anda harus melihat perkembangan bahasa anak. Bila kemampuan bahasanya bagus, Anda bisa memperlihatkan buku bergambar sambil menunjukkan kata-katanya, seperti tulisan apel, ayam, ibu, ayah, dsb. Bila anak belum berminat, bahkan meski usianya 4 tahun sekalipun, bila belum berminat baca, tak perlu dipaksa. Beri saja dulu gambar, misalnya, gambar rumah, ibu, bapak, dsb, yang ada tulisan di bawahnya. Kemudian tukar gambar itu ke tempat lain dan minta anak menunjukkan kata yang tepat untuk gambar tersebut. Untuk merangsang minat anak akan buku (dan membacanya), gunakan teknik pendekatan yang tepat. Yaitu dengan pengenalan huruf atau sintesa dan pengenalan kata. Misalnya ada buah apel yang di bawahnya ada tulisan 'ini buah apel'. Nah, copot tulisan tersebut dan acak kata-katanya. Mintalah anak memasangkannya lagi. Bila anak memasangkan katakatanya salah atau terbalik, biarkan saja. Nanti dia akan mengingat-ingat kembali kalimat yang benar tadi. Selain itu, untuk mengajak anak tertarik pada gambar atau tulisan sebaiknya dilakukan dengan sabar. Konsentrasi anak pada sebuah kegiatan hanya bertahan sekitar 5-15 menit. Jadi jika mengajaknya bermain gambar, paling lama ya 15 menit. Setelah itu orang tua
www.rajaebookgratis.com harus mengalihkan perhatian anak pada kegiatan lain dulu. Memilih Buku buat Anak Buku anak wow buanyak sekali. Sampai bingung memilihnya? Tak perlu bingung, sebab ada panduannya kok. Usia 0-2 Tahun Beri mereka buku yang tak mudah robek. Kertasnya pun tidak mudah melukai jari. Tema-tema di buku tersebut sederhana saja dengan gambar besar-besar dan tulisan sedikit. Halamannya jangan terlalu tebal, cukup 8-10 halaman. Usia 2-3 Tahun Anak mulai diberi buku-buku yang memuat tentang konsep tertentu. Misalnya, apa itu dokter gigi, kebun bunga, bertanam padi, dsb. Anak juga bisa diberi buku-buku tentang bagaimana cara sesuatu terjadi. Misalnya, bagaimana menanak nasi, membuat rumah, membuat baju, dsb. Gambar masih harus menonjol, namun sudah bisa diberikan kata yang agak panjang. Usia 3-4 Tahun Anak usia ini biasanya sudah masuk TK. Karena itu sudah bisa diberikan buku dongeng seperti Cinderella, cerita rakyat, dsb. Untuk mengasah imajinasi, boleh juga anak dirangsang membuat cerita sendiri. Jika Anda mahir
menggambar, cobalah membuat satu atau serangkaian gambar. Lalu minta anak untuk membuat ceritanya. Anakanak usia ini sedang senang-senangnya berimajinasi. Usia 5 Tahun Anak sudah cukup 'besar' untuk berkenalan dengan huruf, bahkan ada yang sudah ada yang pandai membaca. Rasa ingin tahunya pun semakin berkembang. Baginya sudah bisa diberikan buku-buku yang sedikit rumit dan panjang. Misalnya cerita tentang asal-usul. Mereka juga sudah bisa diajak melihat-lihat ensiklopedi anak-anak, yang umumnya bersampul tebal, memuat informasi singkat dengan gambar-gambar yang menarik.