ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ANALISA KECEPATAN KOROSI PIPA GALVANIS PADA TANAH DENGAN TINGKAT KEHALUSAN YANG BERBEDA Alimuddin Sam *
Abstract This research done to know the speed corrosion that happened at galvanic pipe two-storey softness of land; and inspection of land concentration done by using instrument ph meter and spektrofotometer. Result of research indicate that harsh granulous land accelerate the compared to by quicker corrosion of granulous land refine this matter is visible at result obtained and corrosion happened the uneven effect energi in material marked with the existence of change of colour and strength. Keywords: Corrosion , Metal, Land
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kecepatan korosi yang terjadi pada pipa galvanis dengan dua tingkat kehalusan tanah dan pemeriksaan konsentrasi tanah dilakukan dengan menggunakan instrumen seperti ph meter dan spektrofotometer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tanah yang berbutiran kasar laju korosinya lebih cepat dibandingkan dengan tanah yang berbutir halus hal ini dapat dilihat pada hasil yang diperoleh dan korosi terjadi akibat tidak seimbangnya energi dalam suatu material yang ditandai dengan adanya perubahan warna dan kekuatan. Kata kunci: Korosi,Logam , Tanah
1. Pendahuluan Dalam usaha memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, maka salah satu bidang pembangunan sangat vitall adalah pembangunan dibidang teknologi dan industri. Logam merupakan bahan dasar yang sangat vital khususnya dalam menunjang kemajuan industri sehingga tidaklah dapat dibantah bahwa bahan dasar tersebut memegang peranan penting dalam perkembangan peradaban manusia, dengan banyak bukti yang jelas tentang usaha manusia dalam mengubah dan menemukan bahan –bahan dasar industri yang murah, tahan lama tidak
mengalami korosi selama dalam pemakaian. Korosi merupakan salah satu masalah utama yang paling sering terjadi dalam sektor industri. Dampak kerusakan logam dapat berupa bocornya pipa – pipa minyak, korosi pada pelat kapal dan kerugian besar lain yang dapat ditimbulkan baik berupa kerugian biaya perawatan maupun kerugian keselamatan manusia. Salah satu penggunaan logam sebagai bahan dasar adalah pembuatan saluran dari pipa. Dalam aplikasi pada umumnya, saluran pipa dapat dipasang di bawah tanah atau sekitar permukaan tanah, maka kemungkinan untuk terjadinya kerusakan adalah sangat besar,
* Staf Pengajar Jurusan D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
sehingga perlu diketahui beberapa hal yang berpengaruh terhadap pipa, terutama lingkungan dimana pipa tersebut terpasang . Karena apabila kerusakan akibat korosi ini dibiarkan berlarut - larut maka akan terjadi kerusakan dan kebocoran yang akan menyebabkan turunnya efesiensi suplay air yang melewati pipa tersebut. Penelitian dilakukan untuk mengetahui bentuk /tipe korosi yang terjadi pada pipa dengan cara menanamnya pada beberapa jenis tanah yang berbeda dan kehalusan yang beragam yang bertujuan untuk menganalisis masalah korosi. Penelitian ini dibatasi pada penelitian kecepatan korosi yang terjadi pada pipa saluran air dengan mengunakan tiga jenis tanah dan membagi ke dalam 2 bagian berdasarkan kehalusan tanah yang dikandung dari ketiga jenis tanah tersebut, dan juga dilakukan pemeriksaan unsur–unsur tanah dan pipa dipergunakan. Pengujian ini dilakukan selama selang waktu 3 (tiga) bulan dengan bahan yang digunakan adalah pipa baja galvanis dengan spesifikasi standart light . Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk mengetahui bentuk /tipe korosi yang terjadi pada pipa akibat penggunaan jenis kehalusan tanah yang berbeda. Untuk mengetahui laju korosi yang terjadi pada pipa yang digunakan dalam lingkungan tanah. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengaruh tanah terhadap korosi Lingkungan untuk proses korosi tidak ada definisi khusus atau batasan yang bisa kita gunakan, namun demikian interaksi kompleks dari keseluruhan material yang ada di permukaan bumi merupakan ruang lingkupnya. Tanah dikenal bersifat kompleks dan komposisinya serta interaksinya dengan lingkungan lainnya tidak ada dua jenis tanah yang benar benar mirip,tetap ada perbedaan dalam
struktur, komposisi dan aktifasi korosi. faktor iklim seperti curah hujan ,temperatur,aliran udara dan sinar matahari dapat menyebabkan alterasi tertentu pada sifat - sifat tanah yang berhubungan langsung dengan kecepatan korosi pada logam yang tertanam dalam tanah . 2.2 Proses korosi dalam tanah Meskipun tanah sebagai lingkungan yang korosif namun merupakan pula lingkungan yang lebih kompleks dari lingkungan lainnya. Sehubungan dengan itu maka sangat memungkinkan buat kita membuat beberapa hal umum yang berhubungan dengan korosi tanah . Korosi dalam tanah adalah suatu variabel yang dapat bervariasi dari yang cepat sampai yang dapat diabaikan, ini dapat dilihat oleh kenyataan yang terjadi pada pipa–pipa yang terpasang dalam tanah . Korosi dalam tanah adalah proses elektrolisa dan mekanismenya adalah elektrokimia, tetapi kondisi dalam tanah dapat bervariasi dari permukaan sampai terbenam seluruhnya. Kondisi– kondisi yang mempengaruhi antara lain kepadatan tanah serta uap air di dalam tanah dengan kondisi kering, uap air sebagian besar disimpan dalam pori pori tanah. Dalam hal ini kelembaban tanah adalah penting, sehingga tanah kering dan berpasir secara umum akan kurang korosif dari pada tanah liat dan basah. Kenyataan korosi pada tanah akan tergantung dari interaksi antara curah hujan, iklim dan reaksi – reaksi dalam tanah. Tanah itu heterogen sehingga variasi dalam komposisi tanah atau teksturnya dapat terjadi dalam lingkungan yang berbeda untuk permukaan logam yang sama. Hal ini akan menambah potensi elektris metal antara permukaan bagian dalam tanah .sehingga akan mengakibatkan terbentuknya daerah katodik atau daerah anodik utama serta lintasan yang dilalui logam tanah. Perbedaan konsentrasi Oksigen atau perbedaan keasaman/konsentrasi 237
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
garam dapat membantu dalam mempercepat kenaikan sel–sel korosi. Jarak pisah antara daerah katodik dengan daerah anodik dapat berkisar dari yang sangat kecil sampai yang bermil–mil ( korosi lintasan panjang). 2. 3 Sifat–Sifat Tanah Yang Berhubungan Dengan Korosi Struktur dan tekstur tanah Tanah diklasifikasikan sesuai dengan variasi umum dari suatu partikulernya, yang partikelnya terdiri dari tanah berpasir, berlempung dan berliat. Oleh karena tanah mengandung unsur organik, uap air, gas – gas dan organisme hidup, demikian juga partikel mineral, maka jelas bahwa jarak ukuran relatif terhadap tanah tidak menunjukkan sifat keseluruhan struktur tanah. Kenyataan hampir semua tanah mengandung kumpulan partikel – partikel koloid organik atau anorganik dari pada partikel – partikel individu terpisah. Kumpulan partikel – partikel ini memberikan struktur yang renggang sehingga mudah dihembus oleh uap air, pengisiannya lebih besar, mengurangnya erosi oleh air dan angin serta aktivitas biologis yang lebih banyak . Kehilangan kumpulan tekstur dapat timbul sebagai aksi mekanik atau akibat perubahan kimiawi seperti kumpulan alkali yang berlebihan. Kerusakan struktur atau “puddling” akan mempengaruhi perubahan – perubahan sifat kimia. Fraksi tanah liat Tanah liat merupakan susunan organik penting pada tanah, dimana susunannya terdiri dari macam – macam mineral tergantung pada komposisi induk, jenis dan kadar air. Biasanya tanah liat diklasifikasi ini tergantung pada kelembaban tanah, seperti contoh montmorillonite, Ellite dan Kaolinite. Montmorillonite dalam keadaan lembab dapat mengakibatkan hilangnya unsur potasium dan magnesium, dimana dapat merubah struktur kristalnya, demikian pula dengan 238
kaolinite .Montmorillonite secara langsung dapat menyerap air. Pemuaian yang besar dapat memberikan perubahan besaran plastik terhadap tanah. Keasaman tanah pada bentonite ini menunjukkan terjadi korosi yang lebih besar dari pada tanah dengan perbandingan persen kaolinite. Penyebaran dan sirkulasi Oksigen Kulit tanah dapat terdiri dari air dan udara atmosfir ,dengan demikia lokasi tanah berhubungan langsung terhadap seluruh persen permukaan tanah dan terhadap kondisi air. Permukaan tanah yang baik dalam hubunganya dengan tanah liat lebih menutup partikel dan mempunyai sedikit kapasitas kulit tanah untuk difusi gas dari pada jenis tanah yang terbuka seperti pasir. Kadar oksigen pada tekana atmosfir tanah adalah hal yang penting dalam korosi .pada umunya gas yang diasumsikan bahwa pada lapisan paling atas adalah sama dengan kondisi pada lapisan bawah kecuali untuk kadar CO2 yang tinggi dari data menunjukkan bahwa kadar O2 (Oksigen) penting bagi teknik korosi . Hubungan dengan air Proses korosi kurang baik terjadi pada lingkungan kering pada tanah.Air diperlukan untuk ionisasi dari pada permukaan logam. Air juga diperlukan untuk elektrolisa tanah, sehingga merupakan daerah yang langsung bagi kegiatan korosi. Dari bagian–bagian yang mempengaruhi korosi, air mempunyai pengaruh yang sangat besar karena mempunyai tugas melembabkan dan merubah struktur tanah . 2.4 Sifat-sifat kimia tanah Keasaman tanah (Ph) Hubungan antara lingkungan dan perkembangan dan kondisi asam dan alkalis dalam tanah telah diperlihatkan pengaruhnya sangat besar . Keasaman tanah berasal dari karbon dioksida yang dihasilkan dari proses biologi dan air , perkembangan asam yang lain juga berasal dari sisa
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
asam yang disebabkan oleh iklim ,pergeseran dari beberapa jenis material ,kehilangan alkali atau elemen –elemen dari bumi dengan melepaskan susunan dari asam organik oleh kegiatan mikroba ,sekresi akar tanaman dan polusi yang dihasilkan oleh manusia terhadap tanah terutama oleh industri . Seperti faktor–faktor lainnya, maka secara tidak langsung keadaan juga dapat memberikan reaksi korosi benda terhadap tanah. Untuk jelasnya pH 4,0 atau di bawahnya dapat mengakibatkan korosi sangat cepat terhadap jenis–jenis logam. Tingkat keasaman pada tanah tidak tetap misalnya pada batas antara tanah yang berlumpur yang lain harga keasaman menjadi lebih besar dari asam yang dihasilkan oleh tanaman. Bagian lain dari tanah mempunyai pH antara 5,0 – 8,0 ; rata korosi tergantung pada berbagai faktor lingkungan selain dari pH tanah .
dalam suatu daerah ,jawabannya terdapat tanah relatif cair dengan total hasil kegaraman berada antara 80 –1500 ppm.Pada daerah kawasan hujan yang ektensif memperlihatkan bahwa kosentrasi kelarutan garam yang lebih rendah seperti hasil pada pemberian aksi .sebaliknya tanah dikawasan tandus biasanya tingkat garamnya tinggi seperti tingkat kegaraman pada lapisan permukaan tanah oleh pergeseran air yang disusun dengan proses evaporasi permukaan. Pada umunya hubungan yang tetap dihasilkan pada tanah potasium ,sodium ,magnesium dan kalsium .Pada alkali tanah sodium dan potasium, sangat tinggi kadarnya ,tanah – tanah berkapur dominan terdiri dari magnesium dan kalsium .Garam dari keempat unsur diatas mengakibatkan terjdinya korosi pada logam .Unsur alkali pada bumi seperti kalsium dan magnesium meskipun cenderung berasal dari persenyawaan oksigen dan karbon ,dalam kondisi bukan asam mungkin dihasilkan pada lapisan pelindung logam dan mengakibatkan terjadinya korosi .
Kelarutan garam terhadap tanah Air dalam tanah sebenarnya penerapannya dapat juga digunakan untuk mencari hubungan antara garam didalam tanah .Dalam perubahan temperatur dan tingkat curah hujan
Tabel 1. Kandungan unsur-unsur dan ion –ion dalam tanah UNSUR SIMBOL
ION
Nitrogen
N
NH4+,NO2,NO3-
Fosfor
P
Hpo4+,H2PO4-
Kalium
Ca
Ca +2
Magnesium
Mg
Mg+2
S
SO3-2,SO4-2
Besi
Fe
Fe +2,Fe+3
Mangan
Mn
Mn+2,Fe+3
Tembaga
Cu
Cu+,Cu+2
Seng
Zn
Zn+2
Borium
B
BO3-3
Moliddenum
Mo
MoO4-2
Chlor
Cl
Cl-
Hidrogen
H
H+,OH-
Belerang
239
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
Tabel 2. Kelas keasaman tanah PH
REAKSI
< 4,5
Sangat asam
4,5 – 5,5
Asam
5,6 – 6,5
Agak asam
6,6 - 7,5
Netral
6,6 – 8,5
Agak alkalis
8,5 >
Alkalis
Sumber: Dasar-dasar Ilmu Tanah, Lephas Unhas, 1985
Konsentrasi unsur tanah Unsur – unsur yang terpenting dalam kimia tanah pada dasarnya terbagi atas dua bagian ,yaitu unsur makro dan unsur mikro . Unsur–unsur makro adalah antara lain Nitrogen ,Fosfor ( P ) , Kalium (K), Kalsium (Ca) ,Magnesium (Mg), Belerang (S ). Sedangkan unsur–unsur mikro antara lain adalah Besi (Fe), Mangan (Mn) ,Tembaga (Cu) ,Seng (Zn) , Borium ( B ) ,Molibdenum ( Mo ) dan Chlor ( Cl ). Ada dua macam sumber unsur dalam tanah yaitu pertama: Unsur yang terjerap dalam permukaan koloid dan kedua garam yang terdapat dalam larutan tanah . Dalam kedua hal itu unsur terdapat dalam bentuk ion seperti K + ,Ca +2 ,Cl- dan SO4-2. ion yang bermuatan positif diserap oleh koloid ,sedangkan ion negatif dan sebagian kecil dari kation berada dalam larutan tanah. Untuk lebih lengkapnya bentuk unsur–unsur dan ion–ionnya di perlihatkan pada tabel 1 dan tabel 2 memperlihatkan kelas keasam tanah pada batas batas tertentu. 3. Metode Penelitian 3.1 Diagram alir penelitian Diagram alir dari penelitian ini adalah mengikuti diagram alir pada gambar 1. 3.2 Lokasi penelitian Tempat untuk pemeriksaan konsentrasi tanah dilakukan pada loboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin dan 240
lokasi pengambilan dilakukan pada tiga daerah yang telah teliti sebelumnya pada Laboratorium Ilmu Tanah yaitu Tamalanrea, Ma’rang dan Gowa, sedang pemeriksaan tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Logam Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. 3.3 Prosedur penelitian Ada pun prosedur penelitian dilakukan sebagai berikut : 1. Pengambilan material tanah pada tiga lokasi yang telah dipilih. 2. Mula - mula pipa dipotong dengan ukuran panjang ± 5 cm sebanyak 18 potong. 3. Prosedur berikutnya adalah pengayakan tanah yang telah diperoleh dilokasi dan membaginya ke dalam dua kelompok kehalusan. Disini digunakan ayakan dengan ukuran 0,495 mm 4. Kemudian menaruh ketiga jenis tanah tersebut ke dalam akuarium sampai setinggi 40 Cm dan memasukan material uji ke dalamnya dengan menyumbat kedua ujungnya dengan kedalaman ½ dari ketinggian tanah. 5. Setelah satu bulan tertanam, pipa tersebut kemudian digali dan dibersihkan, lalu pipa – pipa tersebut ditimbang untuk mendapatkan berat akhir ( W2 ). 6. Untuk bulan ke dua dan ke tiga dilakukan seperti kegiatan tersebut di atas. 7. Analisis data hasil percobaan.
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
Latar belakang dan tujuan penelitian
Studi Pustaka Penentuan Jenis Tanah
Penentuan Benda Uji
Uji Komposisi dan Sifat Tanah
Menentukan tingkat kehalusan tanah
Pengadaan media penelitian
Pentanahan Benda Uji
Hasil bahan uji Tipe Korosi
Kehilangan Berat Pengolahan data Analisa hasil /pembahasan Kesimpulan dan Saran Gambar 1. Diagram alir penelitian
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Konsntrasi tanah Dari hasil analisa tanah sebagaimana pada lampiran 5 sampai Lampiran 7 ,maka diperoleh reaksi tanah ( pH ) tanah untuk lokasi –lokasi tertentu sebagai berikut : • Tamalanrea: pH tanahnya = 5,850 (agak asam) • Ma’rang : pH tanahnya = 5,20 ( masam ) • Gowa : pH tanahnya = 5,6 (agak masam ) Kandungan unsur – unsur yang mempengaruhi korosi seperti kalsium ( Ca), Magnesium ( Mg ), Kalium (K ), memperliatkan pada tanah :
• Tamalanrea Kalsium (Ca) nilainya : 11,05me /100g ( tinggi ) Magnesium (Mg) nilainya : 7,62 me/ 100g ( tinggi ) Kalium ( K ) nilainya : 0,426 me /100g ( tinggi ) Kelas struktur liat = 62,90 % ( liat ) • Ma’rang Kalsium ( Ca) nilainya : 6,5 me /100g ( tinggi ) Magnesium ( Mg ) nilainya: 0,35me/100g (sangat rendah) Kalium ( K ) nilainya: 0,26 me /100g ( tinggi ) Kelas struktur liat = 40,84 % ( liat )
241
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
• Gowa Kalsium ( Ca) nilainya: 4,06 me /100g ( tinggi ) Magnesium ( Mg ) nilainya: 1,07 me / 100g ( tinggi ) Kalium ( K ) nilainya : 0,12 me /100g ( tinggi ) Kelas struktur liat = 71,27% ( liat ) 4.2 Struktur mikro dan komposisi pipa Dari hasil pemeriksaan struktur mikro terhadap spesimen pipa diperoleh bahwa material pipa jenis galvanis iron pipe ( GIP ) merupakan baja karbon menengah dan berstruktur mikro ferit, baja ini dalam lingkungan asam tidak tahan dan mudah retak ( keropos).
Penerapan baja dalam lingkungan asam ketahanan korosinya sangat buruk Fontana ( 1986), hanya bisa diterapkan bila permintaan ekonomi menghendaki demikian, tetapi penggantian menjadi sering. Bahan yang sesuai dengan lingkungan asam adalah paduan yang diperkaya dengan silikon ( 14% atau lebih ) dengan harga yang lebih mahal dibanding dengan baja. Hasil pemeriksaan struktur mikro pipa di laboratorium ,maka komposisi kimia untuk baja galvanis yang berkelas light 0,06 – 0,18 % Carbon, 0,27 – 0,63 % Mangan, 0,048% Posfor dan 0,058 % Belerang.
Tabel 3. Pengamatan laju korosi bulan pertama (lama waktu: 720 jam) No 1 2 3
Lokasi
Jenis Tanah
Tamalanrea
Mediteran
Ma,rang
latosol
Gowa
alovial
Jenis butiran tanah Kasar halus Kasar halus Kasar Halus
Luas permukaan ( cm2) 67,513 67,446
Kehilangan berat W1-W2 ( gr) 0,09 0,09
Kecepatan korosi (mm/ thn) 0,22175 0,21318
66,189 67,646
0,06 0,06
0,14739 0,13769
67,713 67,646
0,05 0,05
0,12568 0,12295
Tabel 4. Pengamatan laju korosi bulan kedua (lama waktu: 1440 jam) Lokasi
Jenis Tanah
Tamalanrea
Mediteran
Ma,rang
latosol
Gowa
alovial
No. 1 2 3
Jenis butiran tanah Kasar Halus Kasar Halus Kasar Halus
Luas permukaan ( cm2) 67,646 67,513 70,511 67,646 67,846 68,846
Kehilangan berat W1-W2 ( gr) 0,15 0,21 0,15 0,25 0,05 0,11
Kecepatan korosi (mm/ thn) 0,18443 0,258713 0,18409 0,1301143 0,1103325 0,1238925
Tabel 5. Pengamatan laju korosi bulan ketiga (lama waktu: 2160 jam) Lokasi
Jenis Tanah
Tamalanrea
mediteran
Ma,rang
latosol
Gowa
aluvial
No. 1 2 3
Sumber:
242
Jenis butiran tanah Kasar Halus Kasar Halus Kasar Halus
Luas permukaan ( cm2) 67,513 66,979 68,179 67,646 67,713 67,646
Kehilangan berat W1-W2 ( gr) 0,15 0,21 0,40 0,35 0,09 0,11
Kecepatan korosi (mm/ thn) 0,36886 0,21318 0,30598 0,33114 0,140738 0,096647
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
4.3 Kecepatan korosi Dari hasil pengamatan, hubungan antara kecepatan korosi dengan waktu pengkorosian seperti ditunjukkan pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, dapat dikatakan bahwa laju korosi terbesar terjadi pada mediteran dan latosol. Bila dilihat dari kelas struktur tanah yaitu berpasir, berdebu, berliat, maka tanah berliatlah yang paling cepat korosif. Hal ini disebabkan karena tanah berliat banyak sekali terdapat zat organik dan mikrobiologi yang mudah bereaksi dengan tanah. Berdasarkan hal tersebut di atas diperoleh hasil bahwa pada tanah jenis lempung berdebu memiliki zat organik yang lebih rendah dari tanah berliat dan juga karena struktur tanah yang dominan adalah butir yang halus dari tanah liat yakni antara 0,02 sampai 0,1 mm, maka diperoleh hasil bahwa butiran tanah yang lebih halus dapat menyebabkan sirkulasi oksigen dalam tanah berkurang sehingga proses antara unsur dalam tanah dengan logam sangat terbatas. Hal ini nampak dengan jelas penyebaran korosi secara merata pada saat pengujian sehingga pada tanah jenis ini pipa lebih mampu bertahan terhadap korosi yang terjadi. Bedasarkan kandungan pH yang dimilikinya pada butiran tanah halus setelah 720 jam, 1440 jam sampai 2160 jam, Laju korosi cenderung semakin meningkat dimana peningktan tanah yang terbesar pada jenis mediteran. Hal ini disebabkan karena pH tanah yang dikandungnya sangat asam jika dibandingkan dengan kedua jenis tanah yang lainnya. Dimana keasaman dapat mempengaruhi kecepatan korosi pada logam. Pada butiran tanah kasar setelah 720 jam, 1440 jam sampai 2160 jam, laju korosi cenderung naik pada 720 jam sampai 1440 dan setelah 1440 jam laju korosi akan turun. Hal ini disebabkan karena produk karat yang semakin lama menebal dan menutup bagian permukaan baja yang belum terkorosi cenderung melindungi permukaan tersebut yang dapat menyebabkan sirkulasi oksigen kedalam pipa semakin
terbatas .sehingga laju perkaratan menurun dengan bertambahnya waktu. • Jenis Tanah Mediteran ( Tamalanrea) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5 dengan waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam dan 2160 jam untuk butiran tanah halus dan kasar menunjukan bahwa tingkat korositifitas kecepatan korosi ketahanan logam,termasuk dalam daerah baik. • Jenis Tanah Latosol ( Ma,rang ) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, dengan waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam dan 2160 jam untuk butiran tanah halus dan kasar menunjukkan bahwa tingkat korosifitas kecepatan korosi ketahanan logam termasuk dalam daerah baik. • Jenis Tanah Aluvial (Gowa) Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 3, tabel 4 dan tabel 5, dengan waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam dan 2160 jam untuk butiran tanah halus dan kasar menunjukan bahwa tingkat korosifitas kecepatan korosi ketahanan logam dalam daerah baik. 5. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian ,analisa data, pemeriksaan terhadap tanah dan struktur mikro pipa galvanis yang terendam pada 3 jenis tanah yang berbeda, maka dapat disimpulkan : 1. Kandungan pH tanah pada daerah Tamalanrea 5,80, pada daerah Ma,rang 5,2 dan pada daerah Gowa memiliki pH 5,6. Ini berarti bahwa tanah tersebut agak asam, demikian pula dengan kandungan unsur –unsur yang dominam dalam proses korosi logam seperti Magnesium, kalsium dan kalium konsentrasinya turut menunjang terjadinya korosi sehingga menyebabkan pipa saluran air mudah bereaksi dengan tanah akibatnya pipa terkorosi ( keropos ). Sirkulasi oksigen terhadap pipa sangat mempengaruhi laju korosi. Dimana pada pipa dengan tingkat 243
Analisa Kecepatan Korosi Pipa Galvanis Pada Tanah dengan Tingkat Kehalusan Berbeda (Alimuddin Sam)
kehalusan butiran tanah yang terendah memiliki laju korosi yang terendah pula untuk jangka waktu tertentu. 2. Waktu pengkorosian 720 jam, 1440 jam, dan 2160 jam untuk ketiga jenis tanah menunjukan harga kecepatan korosi dan masuk ketahanan terhadap korosi adalah baik, dengan tingkat kecepatan korosi pipa terhadap berbagai jenis tanah Aluvial > Latosol > Mediteran.
244
6. Daftar Pustaka Betekthin, A , A Course of Mineralogy, Moscow peace publisher. Fontana, Mars G,1985, Corrosion Engneering, Edisi Ketiga Smallman, R.E., 1975, Metalurgi untuk Rekayasawan, Jakarta Suhala,S .,1997, Bahan Galian Industri, PPTM Van
Vlack ,Lawrence H, Ilmu Teknologi Bahan, Jakarta
dan