Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
(M.2) ANALISIS BIPLOT UNTUK MENGETAHUI KARAKTERISTIK PUTUS SEKOLAH PENDIDIKAN DASAR PADA MASYARAKAT MISKIN ANTAR WILAYAH KECAMATAN DI KABUPATEN OGAN ILIR Didin Astriani P, Oki Dwipurwani, Dian Cahyawati (Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya)
[email protected] Abstrak Masalah putus sekolah pendidikan dasar masih menjadi masalah yang perlu diperhatikan, terutama pada masyarakat miskin. Demikian juga di Wilayah Kabupaten Ogan Ilir yang masih memiliki jumlah penduduk miskin relatif cukup besar. Wilayah ini terdiri dari 16 Kecamatan dengan beberapa diantaranya adalah hasil pemekaran. Karakteristik wilayah antar kecamatan hasil pemekaran yang saling berbeda, merupakan faktor yang dapat menyebabkan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar antar kecamatan berbeda-beda, sehingga perlu dianalisis untuk mendapatkan pemetaan masalah putus sekolah antar kecamatan terhadap faktor-faktor yang berkaitan dengan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar. Pemetaan ini diperoleh dengan menggunkan Analisis Biplot. Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh kecamatan yang berada di Kabupaten Ogan Ilir, sedangkan yang menjadi karakteristik peubahnya adalah Angka Putus Sekolah, Angka Partisipasi Murni, Persentase Anak yang Bekerja, Tingkat Motivasi Anak, Tingkat Motivasi Orang Tua, Persentase Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga yang Tidak Tamat SD, dan Jumlah Anak. Hasil Analisis Biplot diperlihatkan bahwa Kecamatan Payaraman dan Kandis mempunyai kemiripan dalam hal karakteristik Jumlah Anak, Persentase Pendidikan Kepala Keluarga yang Tidak Tamat SD dan Angka Putus Sekolah yang relatif tinggi, serta Angka Partisipasi Murni yang relatif rendah. Peubah Angka Putus Sekolah mempunyai korelasi yang kuat dengan peubah Angka Partisipasi Murni, Persentase Anak yang Bekerja, Persentase Pendidikan Kepala Keluarga yang Tidak Tamat SD, dan Jumlah Anak. Kecamatan Muara Kuang mempunyai karakteristik Angka Putus Sekolah yang sangat tinggi dan Angka Partisipasi Murni yang sangat rendah. Berdasarkan hasil ini, diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir agar lebih mengutamakan kebijakan-kebijakan yang diterapkan untuk menangani masalah putus sekolah dengan karakteristik wilayah masing-masing kecamatan.
Kata kunci: Angka Putus Sekolah Pendidikan Dasar, Masalah Kemiskinan, Metode Biplot.
103
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
A. PENDAHULUAN
Kabupaten Ogan Ilir (OI) mempunyai 16 kecamatan dengan beberapa diantaranya adalah hasil pemekaran. Sebagai kecamatan-kecamatan yang baru, hasil pemekaran, masingmasing wilayah ini masih memiliki tantangan dalam pembangunannya, salah satunya yaitu masih terbatasnya akses atas sarana dan prasarana termasuk pada bidang pendidikan. Selain terbatasnya sarana dan prasarana pendidikan, untuk masing-masing kecamatan di wilyah Kabupaten OI masih memiliki jumlah penduduk miskin yang relatif cukup besar. Data Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas, 2007) menunjukan bahwa proporsi populasi dibawah garis kemiskinan Kabupaten OI sebesar 19,45% masih di atas Palembang (16,8%) dan Nasional (16,66%) serta sangat jauh dengan capaian pembangunan milenium (Millenium Development Goals - MDGs) yang harus tercapai pada tahun 2015, yaitu menurunkan angka kemiskinan hingga 7,5 %. Kemiskinan sebagai salah satu penyebab putus sekolah (Supriadi dalam Cahyawati 2007) dapat merupakan faktor penyebab masalah rendahnya partisipasi sekolah pendidikan dasar. Berdasarkan hal di atas, terlihat bahwa tingkat partisipasi sekolah, yang terkait dengan masalah putus sekolah, masih menjadi masalah yang perlu diperhatikan terutama pada masyarakat miskin di Kabupaten Ogan Ilir untuk masing-masing kecamatan hasil pemekaran. Selain itu, karakteristik wilayah antar kecamatan hasil pemekaran yang saling berbeda, merupakan faktor yang menyebabkan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar antar kecamatan berbeda-beda. Sehingga perbedaan karakteristik wilayah ini perlu dianalisis untuk mendapatkan pemetaan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar masyarakat miskin antar wilayah Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan pemetaan tersebut adalah Analisis Biplot. Metode ini menganalisis peubah-peubah yang berkaitan dengan objek pengamatan, menampilkannya dalam grafik pada suatu bidang datar. Sehingga diperoleh pemetaan dalam bentuk grafik yang lebih menarik dan mudah diinterpretasikan. Dengan demikian, melalui pemetaan karakteristik antar kecamatan berdasarkan faktor-faktor yang berkaitan dengan putus sekolah, diharapkan dapat memberikan informasi untuk menentukan kebijakan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berisiko pada putus
104
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
sekolah untuk masing-masing kecamatan, khususnya pada masyarakat miskin di wilayah Kabupaten Ogan Ilir. B. TINJAUAN PUSTAKA B.1. Nilai Eigen dan Vektor Eigen
Definisi: Jika A adalah sebuah matriks yang berukuran nxn, maka sebuah vektor taknol x pada Rn disebut vektor eigen dari A, jika Ax adalah kelipatan skalar dari x, yakni: Ax = λx untuk skalar sembarang λ. Skalar λ disebut nilai eigen dari A dan x disebut vektor eigen dari A yang terkait dengan λ. Persamaan Ax = λx dapat ditulis sebagai (A-λI)x=0.
(Anton dan Rorres, 2002) B.2. Penguraian Nilai Singular (PNS)
Penguraian nilai singular (PNS) menunjukan matriks berukuran nxp dengan n ≥ p menghasilkan tiga perkalian matriks, yaitu: n
Dimana
X
adalah
X p =n U rLr A p
matriks
'
berukuran
(B.1) nxp
dengan
jumlah
kolom
r.
U=
1 1 1 xa1 , xa 2 ,..., x a r adalah matriks berukuran nxr, merupakan himpunan vektor λ2 λr λ1 eigen dari X ' X atau XX ' . L adalah matriks diagonal berukuran rxr dengan unsur-unsur diagonalnya adalah akar kuadrat
dari nilai eigen matriks X ' X atau XX ' dengan
λ1 ≥ λ1 ≥ … ≥ λr >0. Unsur-unsur
diagonal matriks L ini disebut nilai singular matriks X.
105
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
L=
λ1
0
0
λ2
0 M 0
0 0
... ...
0 M
λ3 M
... O
0
0
...
0 0 0 M λr
A = [a 1 , a 2 ,...,a r ] adalah vektor eigen dari matriks X ' X atau XX ' .
(Sharma, 1996)
B.3. Analisis Biplot
Analisis Biplot merupakan teknik statistik deskriptif dimensi ganda yang dapat disajikan secara visual dengan menyajikannya secara simultan segugus objek pengamatan dan peubah dalam suatu grafik pada suatu bidang datar sehingga ciri-ciri peubah dan objek pengamatan serta posisi relatif antara objek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis. Jadi dengan biplot dapat ditunjukan hubungan antara peubah, kemiripan relatif antar objek pengamatan, serta posisi relatif antar objek pengamatan dengan peubah (jollife, 1986 & Rawlings, 1988, dalam Sartono, dkk, 2003). Jika didefinisikan bahwa G = ULα dan H ' =L1-αA ' , maka persamaan (B.1) dapat dituliskan menjadi: X = GH '
(B.2)
Penguraian Nilai Singular matriks X = GH ' dapat dituliskan sebagai: X = ULα L1-αA ' dengan α ∈ [0 ,1 ]
C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Survei dilakukan secara langsung dengan menyebarkan kuesioner terhadap rumah tangga miskin setiap kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Kuesioner berisikan pertanyaan-pertanyaan yang
106
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
berkaitan dengan karakteristik Putus Sekolah Pendidikan Dasar dan Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel acak klaster (cluster random sampling). Dimana terdapat 16 kecamatan di Kabupaten OI, dari setiap kecamatan diambil dua desa secara acak sehingga diperoleh 32 desa, dari setiap desa diambil dua Rukun Tangga (RT) secara acak sehingga diperoleh 64 RT sebagai wilayah penelitian. Artinya, seluruh kepala keluarga yang memiliki anak usia sekolah pendidikan dasar (7-15 tahun) dan merupakan keluarga miskin yang ada di 64 RT tersebut merupakan responden. Karakteristik putus sekolah yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1)
Angka Putus Sekolah Pendidikan Dasar
2)
Angka Partisipasi Murni Pendidikan Dasar
3)
Persentase Anak Usia Pendidikan Dasar yang Bekerja
4)
Rata-Rata Motivasi Anak Terhadap Sekolah
5)
Rata-Rata Motivasi Orang Tua Terhadap Sekolah
6)
Persentase Pendidikan KK yang Tidak Tamat SD
7)
Jumlah Anak Orang Tua
Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah semua Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir, terdiri dari 16 kecamatan, yaitu: No
Kecamatan Asal
1
Indralaya
2
Pemulutan
3
Tanjung Batu
4
Tanjung Raja
5
Muara Kuang
Hasil Pemekaran 1. 2. 3. 1. 2. 3. 1. 2. 1. 2. 3. 1. 2. 3.
Indralaya Indralaya Utara Indralaya Selatan Pemulutan Pemulutan Barat Pemulutan Selatan Tanjung Batu Payaraman Tanjung Raja Sungai Pinang Rantau Panjang Muara Kuang Rambang Kuang Lubuk Keliat
107
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
6
Rantau Alai
1. Rantau Alai 2. Kandis
Langkah-langkah untuk menggambarkan pemetaan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar masyarakat miskin antar wilayah Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir dengan menggunakan analisis biplot adalah sebagai berikut: 1. Membuat tabel data karakteristik putus sekolah pendidikan dasar untuk masingmasing kecamatan dalam bentuk baris dan kolom. 2. Mencari akar ciri λ dan vektor ciri x dari matriks R. 3. Mencari matriks G dengan
α = 1dan matriks H dengan α = 0 , dimana
G = ULα = UL dan H ' = L1−α A ' = L1 A '
4. Memplotkan matriks G dan H dalam satu grafik berdimensi dua (biplot), sehingga menghasilkan pemetaan antar wilayah Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir berdasarkan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar. 5. Menginterpretasikan hasil biplot yang menggambarkan kemiripan masing-masing kecamatan berdasarkan peubah atau karakteristik yang diamati. 6. Menbuat kesimpulan hasil penelitian D. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil survei, data masing-masing kecamatan dengan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar masyarakat miskin untuk masing-masing Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir dapat dilihat pada Tabel 4.11 . Tabel 4.11. Data Karakteristik Putus Sekolah Pendidikan Dasar Masyarakat Miskin untuk Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir
Karakteristik Putus Sekolah Pendidikan Dasar No
Kecamatan X1
X2
X3 0,00
X4
X5
X6
X7
1
Indralaya
10,53 89,47
36,29 36,55 20,00 3,35
2
Indralaya Utara
10,53 89,47 15,79 32,24 30,68 63,64 3,23
3
Indralaya Selatan
8,82
85,29
2,94
34,50 34,43 61,90 3,24
4
Pemulutan
8,11
91,89
5,41
33,95 34,12 84,00 3,28
108
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
5
Pemulutan Barat
12,82 87,18
6
Pemulutan Selatan 12,12 87,88 12,12 32,24 31,96 90,91 3,68
7
Tanjung Batu
15,00 80,00
8
Payaraman
18,92 81,08 16,22 33,92 34,70 75,00 4,10
9
Tanjung Raja
3,13
93,75
10
Sungai Pinang
9,30
88,37 11,63 33,40 34,28 64,00 3,68
11
Rantau Panjang
11,77 88,24
12
Muara Kuang
31,43 62,86 37,14 33,89 34,57 66,67 4,24
13
Rambang Kuang
19,05 80,95 11,91 32,29 32,91 85,71 3,19
14
Lubuk Keliat
8,82
15
Rantau Alai
12,00 88,00 12,00 33,96 34,90 47,37 3,53
16
Kandis
27,45 68,63 11,77 33,78 35,81 61,90 4,48
88,24
5,13
2,50
6,25
5,88
8,82
33,03 32,76 76,19 3,62
34,10 34,95 52,38 3,57
35,16 34,96 68,18 3,23
33,71 33,00 77,27 2,68
33,74 34,86 77,27 3,73
Keterangan: X1 = Angka Putus Sekolah Pendidikan Dasar X2 = Angka Partisipasi Murni (APM) Pendidikan Dasar X3 = Persentase Anak Usia Pendidikan Dasar yang Bekerja X4 = Rata-rata Motivasi anak terhadap Sekolah X5 = Rata-rata Motivasi orangtua terhadap Sekolah X6 = Persentase Tingkat Pendidikan KK yang Tidak Tamat SD X7 = Rata-rata Jumlah Anak dalam Keluarga Nilai-nilai dalam Tabel 4.11 tersebut merupakan elemen-elemen matriks data Berdasarkan matriks data
16
16
X7 .
X 7 tersebut, dapat dihitung matriks korelasi R antar peubah
karakteristik putus sekolah pendidikan dasar, kemudian nilai-nilai akar ciri dari matriks korelasi R dapat dilihat pada Tabel 4.13.
109
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
Tabel 4.13. Nilai-Nilai Akar Ciri dari Matriks Korelasi R
Akar Ciri Kumulatif Komponen
Keragaman (%)
Total (%) 1
3,61
51,60
51,60
2
1,96
27,98
79,58
3
0,76
10,83
90,41
4
0,39
5,53
95,94
5
0,20
2,85
98,79
6
0,06
0,86
99,65
7
0,02
0,35
100,00
Berdasarkan Tabel 4.13, diperoleh informasi bahwa nilai akar ciri pada komponen utama pertama (KU I) sebesar 3,61 dengan keragaman yang dapat dijelaskan oleh satu KU tersebut sebesar 51,60% . Nilai akar ciri untuk komponen utama kedua (KU II) sebesar 1,96 dengan keragaman yang bisa dijelaskan sebesar 27,98%. Maka, jika digunakan dua nilai akar ciri terbesar pertama, berarti ada dua komponen utama (KU) yang digunakan sebagi peubah baru, sehingga kedua KU ini menerangkan data asal sebesar 79,58%. Dua peubah baru disini adalah peubah komponen utama pertama (KU I) dan komponen utama kedua (KU II) yang ditata berdasarkan keragamannya yang terbesar sampai yang terkecil. Nilai-nilai vektor ciri dari matriks korelasi R dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut. Tabel 4.15. Dua Vektor Ciri Pertama dari Matriks Korelasi
Vektor Ciri Peubah I
II
X1
0,256
0,001
X2
-0,253
-0,054
110
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
X3
0,233
-0,154
X4
-0,050
0,474
X5
0,042
0,495
X6
0,191
-0,010
X7
0,229
0,118
Nilai-nilai Tabel 4.15, merupakan elemen matriks dua vektor ciri 7A2 dengan tujuh peubah asal karakteristik putus sekolah dan dua peubah baru KU. Peubah baru yang dihasilkan memiliki korelasi dengan peubah asal. Nilai masingmasing koefisien korelasi peubah asal terhadap peubah baru dapat dilihat pada Tabel 4.14
Tabel 4.14. Nilai-nilai Korelasi Peubah Asal dengan KU
Komponen Utama (KU) Peubah I
II
X1
0,926
0,001
X2
-0,912
-0,107
X3
0,841
-0,302
X4
-0,181
0,928
X5
0,151
0,970
X6
0,690
-0,019
X7
0,828
0,231
Nilai-nilai Tabel 4.14, merupakan elemen-elemen matriks 7H2, yaitu nilai-nilai koefisien dua komponen utama (KU) untuk masing-masing peubah asal. Sehingga didapat kombinasi linear peubah asal untuk peubah baru KU, yaitu: 111
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
KU1 = 0,926X1 – 0,912X2 + 0,841X3 – 0,181X4 + 0,151X5 + 0,69X6 + 0,828X7 KU2 = 0,001X1- 0,107X2 - 0,302X3 + 0,928X4 + 0,97X5 – 0,019X6 + 0,231X7 Unsur-unsur dari matriks
7
H 2 merupakan titik-titik koordinat yang mewakili tujuh
peubah karakteristik putus sekolah pendidikan dasar untuk masing-masing di Wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Dua skor KU yang diperoleh untuk masing-masing Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir dapat dilihat pada tabel 4.16. Tabel 4.16. Skor KU I dan KU II untuk Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir
No
Kecamatan
Skor KU I
Skor KU II
1
Indralaya
-0,61
2,06
2
Indralaya Utara
-0,45
-2,03
3
Indralaya Selatan
-0,73
0,50
4
Pemulutan
-0,74
0,06
5
Pemulutan Selatan
-0,29
-0,68
6
Pemulutan Barat
0,31
-1,43
7
Tanjung Batu
-0,23
0,63
8
Payaraman
0,98
0,32
9
Tanjung Raja
-0,98
0,84
10
Sungai Pinang
-0,24
-0,11
11
Rantau Panjang
-0,99
-0,55
12
Muara Kuang
2,81
0,04
13
Rambang Kuang
0,19
-1,16
14
Lubuk Keliat
-0,29
0,30
112
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
15
Rantau Alai
16
Kandis
-0,18
0,30
1,45
0,91
Nilai-nilai Tabel 4.16, merupakan elemen-elemen matriks
16G2
yang unsur-unsurnya
merupakan titik-titik koordinat yang mewakili masing-masing kecamatan yang berada di Kabbupaten Ogan Ilir, yaitu 16 kecamatan. Dalam Analisis Biplot digunakan penggabungan dua buah matriks, yaitu matriks G dan matriks H. Matriks G dan H masing-masing diplot berdasarkan koordinat masingmasing unsur dari matriks G dan H. Hasil pemetaan Biplot dapat dilihat pada Gambar 4.3
4.00000
Indralaya
KU II 27,98%
2.00000
0.00000
X4
Tanjung Raja Indralaya Selatan Pemulutan X2 Rantau Panjang
X5
Kandis
Tanjung Batu
Rantau Alai Lubuk Keliat Sungai Pinang
X7
Payaraman Muara Kuang
X6
Pemulutan Selatan
X1 X3
Rambang Kuang Pemulutan Barat Indralaya Utara -2.00000
-4.00000
-1.00000
0.00000
1.00000
2.00000
3.00000
KU I 51,6%
Gambar 3. Pemetaan Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir Berdasarkan Karakteristik Partisipasi Sekolah Pendidikan Dasar dan Sosial Ekonomi Keluarga
Biplot pada gambar 4.3. mampu menjelaskan keragaman data sebesar 79,58% dari keseluruhan informasi pada data asal, mengenai karakteristik putus sekolah pendidikan dasar
113
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
untuk masing-masing Kecamatan di Wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Selanjutnya hasil Analisis Biplot dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Berdasarkan Kedekatan antar Objek Masing-masing Kecamatan •
Kecamatan Tanjung Raja, Indralaya Selatan, Tanjung Batu, rantau Alai, Lubuk Keliat, Sungai Pinang, Rantau Panjang, dan pemulutan memiliki karakteristik hampir mirip.
•
Kecamatan Pemulutan Selatan, Rambang Kuang, dan Pemulutan Barat mempunyai kemiripan.
•
Kecamatan Payaraman dan Kecamatan Kandis memiliki kemiripan.
•
Kecamatan Muara Kuang, Indralaya dan Indralaya Utara, masing-masing membentuk kelompok sendiri-sendiri.
2. Berdasarkan Keragaman Peubah-peubah Karakteristik Putus Sekolah Pendidikan Dasar •
Berdasarkan panjang vektor yang lebih kecil, Peubah Motivasi Anak dan Motivasi Orang Tua mempunyai keragaman yang relatif lebih kecil, artinya motivasi anak maupun orang tua untuk masing-masing kecamatan relatif sama.
•
Berdasarkan panjang vektor yang lebih panjang, peubah Angka Partisipasi Murni mempunyai keragaman yang lebih besar, artinya Angka Partisipasi Murni untuk masing-masing Kecamatan lebih beragam.
3. Berdasarkan Hubungan/Korelasi antar Peubah-peubah Karakteristik Putus Sekolah Pendidikan Dasar Sudut yang dibentuk antar dua peubah menunjukan kuat tidaknya korelasi antar peubah, baik korelasi positif maupun korelasi negatif. •
Vektor X1 berhimpit dengan vektor X6. Hal ini menunjukan bahwa kedua peubah ini mempunyai korelasi positif yang sangat kuat, artinya semakin tinggi Persentase Tingkat Pendidikan KK yang tidak tamat SD (X6) maka Angka Putus Sekolah pendidikan dasar (X1) semakin tinggi .
•
Vektor X1 hampir berhimpit dengan vektor X3. Hal ini menunjukan bahwa kedua peubah ini mempunyai korelasi positif yang sangat kuat, artinya, semakin tinggi Persentase Anak usia pendidikan dasar yang bekerja (X3). maka semakin tinggi Angka Putus Sekolah pendidikan dasar (X1).
114
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
•
Vektor X1 juga hampir berhimpit dengan vektor X7. Hal ini menunjukan semakin tinggi Jumlah Anak (X7), maka semakin tinggi Angka Putus Sekolah pendidikan dasar (X1).
•
Vektor dari peubah Motivasi Anak (X4) hampir berhimpit dengan vektor dari peubah Motivasi Orang Tua (X5). Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi motivasi orang tua maka semakin tinggi tingkat motivasi anak terhadap sekolah.
•
Vektor APM pendidikan dasar (X2) berlawanan arah dengan vektor Angka Putus Sekolah
pendidikan dasar (X1). Hal ini menunjukan bahwa kedua peubah ini
mempunyai korelasi negatif, artinya semakin kecil APM maka semakin besar Angka Putus Sekolah. 4. Berdasarkan Nilai Peubah pada Suatu Objek Hal ini menunjukan karakteristik putus sekolah pendidikan dasar untuk masingmasing Kecamatan di Kabupaten Ogan Ilir. •
Vektor X4 lebih mengarah pada Kecamatan Indralaya, hal ini menunjukan Kecamatan Indralaya cenderung memiliki karakteristik yang lebih baik dalam hal motivasi anak (X4) yang lebih tinggi. Karena motivasi orang tua (X5) berkorelasi positif terhadap motivasi anak (X4), maka motivasi orang tua di Kecamatan Indralaya juga tinggi
•
Vektor X1, X3, dan X6 lebih mengarah pada Kecamatan Muara Kuang, hal ini menunjukan tingkat Angka Putus Sekolah (X1), Persentase anak yang bekerja (X4), dan Persentase tingkat pendidikan KK yang tidak tamat SD (X6) pada Kecamatan Muara Kuang paling besar. Sedangkan vektor APM (X2) arahnya berlawanan dengan kecamatan Muara Kuang hal ini menunjukan bahwa Kecamatan Muara Kuang memiliki APM yang lebih rendah.
•
Vektor X2 lebih mengarah pada kecamatan Pemulutan, sedangkan vektor X1 dan X6 justru berlawanan. Hal ini menunjukan bahwa Kecamatan Pemulutan cenderung memiliki APM pendidikan dasar yang lebih tinggi, sedangkan Angka Putus Sekolah dan Persentase Tingkat Pendidikan KK yang tidak tamat SD lebih rendah.
•
Arah vektor X4 berlawanan arah dengan Kecamatan Rambang Kuang dan Pemulutan Barat, vektor X5
berlawanan arah dengan Kecamtan Indralaya Utara. Hal ini
menunjukan bahwa ketiga kecamatan ini mempunyai motivasi terhadap sekolah yang rendah (baik orang tua maupun anak).
115
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
E. KESIMPULAN DAN SARAN E.1. Kesimpulan
1. Kecamatan Tanjung Raja, Indralaya Selatan, Tanjung Batu, rantau Alai, Lubuk Keliat, Sungai Pinang, Rantau Panjang, dan pemulutan memiliki karakteristik hampir mirip berdasarkan Angka Partisipasi Murni yang relatif tinggi, sedangkan Angka Putus Sekolah, Persentase Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga yang tidak tamat SD, Jumlah Anak dalam keluarga dan Persentase Anak yang bekerja relatif lebih rendah. 2. Kecamatan Pemulutan Selatan, Rambang Kuang dan Pemulutan Barat mempunyai kemiripan dalam hal motivasi terhadap sekolah relatif lebih rendah (baik orang tua maupun anak). 3. Kecamatan Payaraman dan Kecamatan Kandis memiliki kemiripan dalam hal karakteristik jumlah anak yang lebih tinggi, persentase anak yang bekerja dan angka putus sekolah yang relatif tinggi, serta karakteristik Angka Partisipasi Murni yang relatif rendah. 4. Kecamatan Indralaya mempunyai tingkat motivasi terhadap sekolah yang sangat tinggi, baik Orang Tua maupun Anak 5. Kecamatan Muara Kuang mempunyai karakteristik tingkat Angka Putus Sekolah, Persentase Pendidikan Kepala Keluarga yang tidak tamat SD, dan Persentase Anak yang bekerja sangat tinggi. 6. Kecamatan Indralaya Utara mempunyai tingkat Motivasi Orang Tua terhadap sekolah yang sangat rendah. E.2.
Saran
1. Kepada pemerintah Kabupaten Ogan Ilir disarankan agar lebih memperhatikan Kecamatan Muara Kuang, Kecamatan Payaraman dan Kecamatan Kandis, karena masyarakat miskin di kecamatan tersebut memiliki Angka Putus Sekolah yang relatif masih tinggi. 2. Untuk mendapatkan kesempurnaan dalam penulisan atau penelitian yang akan datang, maka penulis menyarankan untuk menganalisis besarnya faktor-faktor yang mempengaruhi Putus Sekolah pendidikan dasar, Misalnya Metode Pohon Klasifikasi dan Metode Regresi Logistik.
116
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
F. DAFTAR PUSTAKA
Anton, H. & C. Rorres. 2002. Aljabar Linier Elementer, Edisi Kedelapan Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
Sartono, B., F.M. Affandi, U.D. Syafitri, I.M. Sumertajaya & Y. Agraeni. 2003. Analisis Peubah Ganda. Jurusan Statistika FMIPA IPB, Bogor.
Sharma, S. 1996. Applied Multivariate Techniques. John Wiley & Sons, Inc. New York.
117