DAMPAK PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT DAN DIVIDEN MENURUN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM (ABNORMAL RETURN) SEBELUM DAN SESUDAH EX–DIVIDEND DATE
Oleh: FAHMI FAUZI 105081002422
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M
DAFTAR RIWAYAT HIDUP IDENTITAS PRIBADI Nama Tempat/Tanggal Lahir Usia Jenis Kelamin Agama Kewarganegaraan Status Perkawinan Tinggi Badan Berat Badan Alamat Telp HP
: Fahmi Fauzi : Tangerang, 14 Mei 1987 : 21 tahun : Laki-Laki : Islam : Warga Negara Indonesia : Belum Menikah : 158 cm : 50 kg : Jl. KH Mustopa RT 01/RW 04 No.11 Poris Jaya Kec. Batuceper Tangerang 15122 : (021) 70602235 : 02191223458
PENDIDIKAN FORMAL
2005 – 2009 : Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2002 – 2005
: MAN Cipondoh.
1999 – 2002
: MTsN 1 Tangerang.
1993 – 1999
: SDN Poris Gaga 6
PENGALAMAN ORGANISASI
Sebagai sekertaris Komite Poris Tanggap Flu Buurung (PORTAF)
Sebagai anggota kepengurusan Program Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM) di kelurahan Poris Jaya. Kec. Batuceper. Tangerang
Sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Qori-Qori’ah Mahasiswa (HIQMA).
ABSTRACT
In this research, that have title “the effect of dividend announcement increase and decrease to the price alteration share( abnormal return) before and after ex-dividend date with methods in these research is even study that observe the price of share movements ( abnormal return) in the modal market, with main problem is there are differences to the investor reaction with abnormal return before and after ex-divined date, at the dividend announcement increase and decrease that doing by company, that list on Indonesia effect stock exchange in 2006-2007. The sample in this research is the company who announce dividend payment, approximately for three years. From all of company listed in the Indonesia effect stock exchange in 2006-2007, there are 22 companies in with 32 ex dividend that selected as sample of announcement of dividend mount and 18 companies with date of it’s his counted 22 Ex-Dividend date. Chosen as natural sample of announcement of downhill dividend the model in this test hypothesis in this research is using statistic test “One Sample t test” end “ Paired Sampel t test” From he result of observe to the company that have dividend announcement exchange level is increase, its statistic results is showing that there is no information and differences of abnormal return that signify to the announcement dividend, although they have dividend exchange level increase from year to year, and from the company that have dividend exchange level decrease show that there is not information and differences of significant abnormal return. From the result of observation, that have conclusion that dividend announcement increase and decrease is not really have height effect to the IHSG, its caused by all the investors or the people who have stock is not see to the dividend announcement, or may be they are more see to the capital gain than dividend
Key Word: Ex-Dividend Date, Abnormal Return
ABSTRAK Dalam penelitian yang berjudul “Dampak Pengumuman Dividen Meningkat dan Pengumuman Dividen Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sudah Ex-Dividend Date” dan penelitian ini adalah event study yang mengamati pergerakan harga saham (Abnormal Return) dipasar modal dengan pokok permasalahannya adalah apakah terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah Exdividend date, pada pengumuan dividen meningkat dan menurun yang dilakukan oleh perusahaan, yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengumumkan pembayaran dividen paling tidak tiga tahun berturut-turut. Dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2007, terdapat 22 perusahaan dengan jumlah Ex-Dividennya sebanyak 32 yang terpilih sebagai sampel pada pengumuman dividen meningkat dan 17 perusahaan dengan tanggal Ex-Dividennya sebanyak 22. yang terpilih sebagai sampel pada pengumuman dividen menurun, Model pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan Statistik Uji One Sample t-test dan paired sampel t test.. Dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen meningkat, ternyata hasil statistiknya menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan terhadap pengumuman dividen meskipun mereka memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen dari tahun ketahun meningkat. Dan dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen menurun, juga menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan. Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata pengumuman dividen meningkat dan menurun tidak terlalu berpengaruh kuat terhadap harga saham maupun indeks harga saham gabungan (IHSG) secara keseluruhan. Hal ini desebabkan karena para investor atau yang ingin main saham, tidak terlalu melihat dari pengumuman dividen. Atau mungkin bahwa sebagai besar pelaku pasar lebih melihat capital gain dibandingkan dividen.
Key Word: Ex-Dividen Date , Abnormal Return
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur selalu terpanjat khadirat Allah SWT karena atas limpahan nikmat dan kasih sayang dari-nyalah kita semua masih dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lancar sehingga pada kesempatan kali ini saya dapat pula menuntaskan skripsi pada tepat pada waktunya, tak lupa pula shalawat serta salam penulis limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Selanjutnya Skripsi ini disusun melalui proses yang panjang dan melelahkan dengan menguras seluruh potensi yang dimiliki oleh penulis baik yang bersifat materi maupun non materi, namun hal itu semua telah memberikan sebuah pandangan bagi penulis tentang arti dari sebuah perjuangan untuk menuju kearah kesuksesan dan penulis berharap perjuangan yang telah dilakukan ini bermakna baik bagi penulis maupun bagi setiap orang yang mampu menghargai pengorbanan dan perjuangan orang lain. Dan Penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1. Ayah dan ibu tercinta yang telah mendukung atau yang memberikan motivasi serta pengorbanan baik materi maupun non materi yang tak akan pernah terbalaskan. 2. Bpk. Prof, Dr, Abdul Hamid, MS sebagai DEKAN, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bpk. Prof, Dr, Ahmad Rodoni, sebagai PUDEK, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Ibu. Dr. Pudji Astuty, sebagai dosen pembimbing Skripsi pertama. 5. Bpk. Indoyama Nasarudin, S.E, M.Si sebagai ketua jurusan Manajemen dan dosen pembimbing Skripsi kedua.
6. Staf Administrasi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu dalam Administrasi. 7. Teman-teman seperjuangan dikelas manajemen yang selalu memotivasi saya dalam menyelesaikan Skripsi ini.
Semua yang disusun penulis memang telah menguras seluruh potensi yang dimiliki, namun walaupun demikian tetap saja skripsi ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari semua pihak akan penulis terima dan akan menjadi bahan rujukan bagi kesempurnaan penelititan selanjutnya.
Penulis
Tangerang “09
DAFTAR ISI
LEMBER PENGESAHAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSRACT………………………………………………………………………....i ABSTRAK………………………………………………………………………...ii KATA PENGANTAR……………………………………………………………iii DAFTAR ISI……………………………………………………………................v DAFTAR TABEL………………………………………………………………...ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...………………………………………………...…….1 B. Perumusan Masalah…...……………..…………………….………......8 C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian……………………….………...........9 1. Tujuan Penelitian…………………………………………………..9 2. Manfa’at Penelitian………………………………………………..9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal .........................................................................................11 B. Pasar Modal Efisien………………………………………………..…12 C. Saham ..................................................................................................15 1. Saham Biasa (Common Stock) …………………………….…15
2. Saham Preferen (Preffered Stocks) ...........................................16 3. Nilai Saham……………………………………………………17 D. Dividen .................................................................................................19 1. prosedur pembagian dividen………………………………......19 2. macam-macam dividen …………………………………….…20 E. Kebijakan Dividen ................................................................................22 1. Teori Kebijakan Dividen………………………………………23 2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen……………………..… 24 3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurun Kesejahteraan Pemegang Saham………………………...……………………26 4. Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen ......................28 5. Kebijakan Pemberian Dividen ..................................................37 F. Studi Peristiwa (Event Study).................................................................39 G. Telaah Penelitian Terdahulu……………………………………......…41 H. Kerangka pemikiran………………………………………………..…43 I. Hipotesis………………………………………………………...….....44
.BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian……..…………………….…….....……....45 B. Metode Penentuan Sampel…..……………………….………............46 C. Metode Pengumumpulan Data……………………………………….46 D. Metode Analisis Data…………………………………………..…….47 E. Operasional Variabel Penelitian……………………………..….……50
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum dan Objek Penelitian………….………….52 1. Sejarah BEI ( Bursa Efek Indonesia )……………………………52 2. Pelaku Pasar Modal Indonesia ……………………………… ….55 3. Badan pengawas pasar modal (BAPEPAM)……………………..57 B. Penemuan dan Pembahasan………………………………………….58 1. Pembahasan Pengumuman Dividen Meningkat……………….......58 a. Daftar tanggal pengumuman dividen meningkat………… …58 b. Pengujian statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat……………………………………...…….59 c. Pengujian Statistik (One Sampel t test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat………………….63 d. Pengujian Statistik (Paired Sampel t test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat…………….……69 2. Pembahasan Pengumuman Dividen Menurun…………………….83 a. Daftar tanggal pengumuman dividen menurun………………83 b. Pengujian Statistik Deskriptif Rata-rata Abnorma Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun……………………………...……...……….84 c. Pengujian Statistik (One Sampel t test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun…………….……...87 d. Pengujian Statistik (Paired Sampel t test) Abnormal Return
pada saat pengumuman dividen menurun…………….……...93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan….………………………………………………......107 2. Saran…...………………………………………………………..108 DAFTAR PUSTAKA………..……………………………………………….....109 DAFTAR LAMPIRAN……...……………….…………………………………112
DAFTAR TABEL Tabel
Keterangan
Tabel 4.1
Nama-nama perusahaan pada pengumuman
Hal
Dividen meningkat……………..…………………………………..58 Tabel 4.2
Hasil uji Pengujian Statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat…………….…..60
Tabel 4.3
Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test) Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat……..64
Table 4.4
Uji beda Abnormal Return periode t-7……………………………..69
Table 4.5
Uji beda Abnormal Return periode t-6……………………………..70
Table 4.6
Uji beda Abnormal Return periode t-5……………………………..71
Table 4.7
Uji beda Abnormal Return periode t-4……………………………..72
Table 4.8
Uji beda Abnormal Return periode t-3……………………………..73
Table 4.9
Uji beda Abnormal Return periode t-2……………………………..74
Table 4.10 Uji beda Abnormal Return periode t-1……………………………..75 Table 4.11 Uji beda Abnormal Return periode t0……………………………...76 Table 4.12 Uji beda Abnormal Return periode t+1….........................................77 Table 4.13 Uji beda Abnormal Return periode t+2….........................................78 Table 4.14 Uji beda Abnormal Return periode t+3….........................................79 Table 4.15 Uji beda Abnormal Return periode t+4….........................................80 Table 4.16 Uji beda Abnormal Return periode t+5….........................................80
Table 4.17 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan periode t+7………81 Tabel 4.18 Nama-nama perusahaan yang mengalami pengumuman Dividen menurun………………………..………………………….83 Tabel 4.19 Uji Pengujian Statistik Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman Dividen menurun ……………………………….………………….84 Tabel 4.20 Hasil Uji Pengujian Statistik (One Sample t-test) Abnormal Return pada saat pengumuman Dividen menurun…………………………………………..……….88 Table 4.21 Uji beda Abnormal Return periode t-7…..…………………………93 Table 4.22 Uji beda Abnormal Return periode t-6……………………………..94 Table 4.23 Uji beda Abnormal Return periode t-5……………………………..95 Table 4.24 Uji beda Abnormal Return periode t-4……………………………..96 Table 4.25 Uji beda Abnormal Return periode t-3……………………………..97 Table 4.26 Uji beda Abnormal Return periode t-2……………………………..98 Table 4.27 Uji beda Abnormal Return periode t-1……………………………..99 Table 4.28 Uji beda Abnormal Return periode t0….........................................100 Table 4.29 Uji beda Abnormal Return periode t+1…………………………...101 Table 4.30 Uji beda Abnormal Return periode t+2…………………………...102 Table 4.31 Uji beda Abnormal Return periode t+3…………………………...103 Table 4.32 Uji beda Abnormal Return periode t+4…………………………...103 Table 4.33 Uji beda Abnormal Return periode t+5…………………………...104 Table 4.34 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan periode t+7……...105
BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang Penelitian Kemajuan perekonomian suatu negara dapat salah satunya dapat direfleksikan oleh aktivitas pasar modal yang ada di negara tersebut. Hal ini didasarkan pada fungsi pasar modal sebagai prasarana transaksi modal yang dapat mempengaruhi pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai pasar yang sedang berkembang (emerging market), pergerakan harga ekuitas di pasar modal Indonesia berfluktuasi relatif tinggi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain informasi luar perusahaan (eksternal), serta informasi internal perusahaan, termasuk didalamnya adalah pengumuman pembagian dividen. Pengumuman pembagian dividen merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi investor untuk berinvestasi. Hasil-hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa return sahan dan harga saham bereaksi terhadap pengumuman dividen dilihat dari besarnya dividen yang dibagikan (Sularso 2003 dan Pujiono 2002). Reaksi tersebut terjadi khususnya pada hari-hari di sekitar tanggal ex-dividend. Beberapa teori yang berkaitan dengan perilaku harga saham di sekitar exdividend date secara empiris dirasa masih kurang, serta kurangnya bukti yang mampu menjelaskan secara secara meyakinkan tentang efek dividen terhadap perubahan harga saham di sekitar ex-dividend date, menyebabkan timbulnya
motivasi untuk meneliti hal tersebut dikaitkan dengan situasi pasar modal Indonesia. Seorang investor yang menginvestasikan dana atau kekayaannya pada saham akan memperoleh dua macam pendapatan atau imbal hasil, yaitu (1) pendapatan dari peningkatan harga saham yang disebut capital gain, dan (2) pendapatan berupa pembayaran deviden tunai dari perusahaan kepada para pemegang saham. Kegiatan investasi selalu akan dihadapkan pada dua hal yaitu pada keinginan untuk dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan pada satu sisi dan dapat meminimumkan tingkat risiko pada tingkat lainnya. Kemungkinan yang dapat dilakukan adalah bagaimana memaksimlakan keutungan pada tingkat risiko tertentu atau bagaimana meminimalkan risiko pada tingkat tertentu. Risiko terjadi Karena perbedaan antara tingkat imbal hasil yang diharapkan dengan tingkat imbal hasil actual. Risiko atas ketidak pastian yang dihadapi oleh investor juga terjdi dalam kehidupan sehari-hari. Investor sebagai manusia biasa hanya bisa berusaha untuk terjadinya kerugian dalam berinvestasi. Pengetahuan akan terjadinya sesuatu dimasa datang hanyalah milik Allah semata, sedangkan investor sebagai manusia tidak memiliki pengetahuan apapun tentang kepastian dimasa depan. Pembagian dividen kepada pemegang saham menyebabkan posisi kas suatu perusahaan semakin berkurang. Hal ini juga mengakibatkan leverage (rasio antara hutang terhadap ekuitas) akan semakin besar. Dampak yang timbul adalah para pelaku pasar akan berpikiran negatif terhadap perusahaan. (Campbell and
Beranek’s 1995) menyatakan bahwa pembagian dividen tunai kepada pemegang saham akan menyebabkan harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date. (Elton and Gruber 1980) memberikan penjelasan awal mengenai fenomena exdividend date yang cenderung didasarkan pada perbedaan tarif pajak terhadap dividen dan capital gain income untuk marginal long-term investor. (Eades et al. 1994) menyatakan bahwa hasil awal studinya tidak secara jelas dapat diinterpretasikan sebagai dukungan terhadap pengenaan pajak sebagai suatu variabel penjelas dalam mengobservasi ex-dividend date. Sedangkan (Michaely and Murgia 1995) melakukan penelitian tentang perilaku dividen di Milan Stock Exchange (MSX), dengan sampel yang diteliti adalah investor yang dibagi dalam dua kelompok perdagangan saham dengan tarif pajak yang berbeda atas pendapatan dividen mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa, terdapat suatu porsi yang signifikan terhadap perdagangan pada ex-dividend date yang termotivasi karena pajak. Namun demikian, penelitian ini tidak sepenuhnya dapat menjelaskan penyebab penurunan harga saham pada exdividend date. Jagannathan and Frank (1998) secara rinci menjelaskan bahwa suatu efek dari kekuatan ex-dividend date di Hongkong tidak disebabkan oleh pembebanan pajak yang berbeda pada dividen dan capital gains. Simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal dapat dicermati dari karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan berpengaruh terhadap simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal yang berbeda pula. Hasil penelitian yang mendukung simultinitas kebijakan dividen dan struktur modal (Noronha et al. 1996), mengatakan bahwa kebijakan dividen dan struktur modal dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan,
dalam
hal
tingkat
pertumbuhan
(growth)
dan
diversitas
kepemilikan
(blockholder). Pengujian secara empiris terhadap pengumuman dividen telah banyak dilakukan dengan hasil yang tidak konsisten. Pettit (1972) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, menemukan bahwa pasar melakukan reaksi yang sangat cepat terhadap pengumuman peningkatan atau penurunan dividen. Namun, watts (1973) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, Menemukan bahwa perubahan dividen hanya sedikit membawa informasi tentang laba masadepan perusahaan. Dan tidak ditemukan abnormal return disekitar pengumuman dividen (Healy dan palepu 1988)
menguji
sampel
131
perusahaan
yang
membayarkan
dividen
pertamakalinya dan 172 perusahaan yang menghapus dividen pertamakalinya antara tahun 1969 dan 1980. hasil penelitian mereka menunjukan bahwa kabijakan perusahaan untuk membayar atau menghapus dividen pertamakalinya ditafsirkan oleh pasar sebagai ramalan perusahaan mengenai peningkatan dan penurunan laba masa depan. Sedangkan Kao dan Wu (1994) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, mengembangkan model Marsh-Merton untuk menguji informasi dividen. Mereka menguji perusahaan dari COMPUSTAT tape periode 1965-1986. hasil penelitian mereka juga menunjukan bahwa perubahan dividen memberikan sinyal tentang perubahan prospek laba perusahaan masa depan. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Gonedes (1978) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, yang melakukan penelitian terhadap 285 perusahaan, selama kurun waktu 1946-1972, menolak kandungan informasi dividen karena tidak
meberikan sinyal perubahan laba dimasa depan. Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Aharony dan Swary (1980) menggunakan model ekspektasi naif dan menggunakan 149 industri yang diseleksi dari new york stock exchange menunjukan pengumuman dividen secara kuartalan mempunyai kandungan informasi di pasar efisiensi setengah kuat. Michaely dan vila (1995) melakukan pengujian terhadap heterogenitas investor, harga dan volume perdagangan pada waktu ex dividen. Penemuan yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu ex-dividen, heterogenitas dan volume perdagangan juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Penelitian ini memberikan petunjuk bahwa masih adanya informasi content dati kebijakan dividen yang dibuat dari perusahaan. Susanto (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh kebijakan dividen dan pertumbuhan perusahaan terhadap perubahan harga saham pada waktu exdividen day. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara pertumbuhan perusahaan dengan harga saham. Sedangkan menurut subekti (2001) hasil penelitiannya menunjukan bahawa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitiannya French dan Moon (1999:17), yang menghitung return saham pada saat ex-dividend date, menemukan adanya kenaikan variansi yang signifikan pada ex-dividend date. Menurut Campbell dan Beranek (1995:426) pembagian dividen tunai akan mengakibatkan penurunan harga saham pada saat ex-dividend date. Lebih lanjut, Michaely dan Villa (1995) juga menyimpulkan bahwa harga saham jatuh pada waktu ex-dividend date, heterogenitas dan volume penjualan
saham juga mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Dalam penjelasannya Sularso (2003) menyatakan, bahwa pada saat ex-dividend date investor pada umumnya memprediksikan, bahwa pembagian dividen akan berdampak pada harga saham. Prediksi ini didasarkan pada pemikiran logis, bahwa investor telah kehilangan hak atas return dari dividen. Investor yang berkeinginan mendapat keuntungan, cenderung akan memilih untuk tidak berada dalam posisi beli (long position). Dengan demikian harga saham tersebut akan mengalami penurunan sebanding dengan nilai dari return yang telah hilang. Adanya pemikiran tersebut akan mendorong harga atau nilai saham di pasar mengalami penurunan sampai mendekati nilai saat dividen diumumkan (Gitman 2000:542). Lebih lanjut, menurut Miller dan Modigliani, harga saham (common stock) suatu perusahaan akan turun sebesar dividen yang dibagikan di sekitar ex-divedend date. Sedangkan, Boyd dan Jagannathan (1994) mengungkapkan tentang adanya hubungan nonlinier antara persentase perbedaan harga saham dengan dividend yield yang terjadi sebagai akibat adanya biaya-biaya transaksi (transaction costs) yang mempengaruhi penetapan harga saham. Hal yang berbeda diungkapkan oleh Bhardwaj dan Brooks (1999) yang menyatakan, bahwa dalam jangka pendek terdapat perbedaan antara dividend income dan penurunan harga saham pada waktu ex-dividend date. Melihat hasil tersebut paling tidak telah memberikan suatu gambaran tentang adanya pengaruh berbeda-beda yang ditimbulkan oleh kebijakan dividen pada waktu ex-dividend date. Didasarkan atas penelitian Campbell dan Beranek (1995), Michaely dan Vila (1995), Sularso (2003), Pujiono
(2002), dan Gitman (2000), serta dengan mempertimbangkan argumentasi dari Boyd dan Jagannathan (1994) dan Bhardwaj dan Brooks (1999), maka dapat dihipotesiskan, bahwa pertama, akan terjadi perbedaan yang signifikan antara harga saham sebelum ex-dividend date dengan harga saham setelah ex-dividend date di Bursa Efek Jakarta. Kedua, dihipotesiskan, bahwa selisih perbedaan harga saham tersebut akan sebanding dengan nilai deviden per lembar saham yang dibagikan. Istilah dividen biasanya dipahami sebagai distribusi kas oleh perseroan kepada pemegang sahamnya. Dividen dinyatakan sebagai jumlah spesifik perlembar saham biasa. Dividen kas adalah pembagian laba oleh perusahaan kepada para pemegang sahamnya. Jumlah yang diterima sepadan dengan banyaknya jumlah lembar saham yang dimilikinya. Biasanya terdapat kondisi yang patut oleh perusahaan untuk membayar dividen kas, yaitu saldo laba yang mencukupi, kas yang memadai, dan tindakan formal oleh dewan direksi. Jumlah saldo yang besar tidak harus berarti bahwa perusahaan mampu mambayar dividen. Dana kas perlu pula tersedia dengan jumlah memadai yang melebihi kebutuhan-kebutuhan operasi normal. Dewan direksi tidak wajib mengumumkan dividen setiap tahun, bahkan walaupun terdapat saldo kas yang cukup besar untuk membagikan dividen. Kurangnya dana ataupun posisi kas yang sangat ketat dapat memaksa direksi perusahaan untuk mengurangi atau bahkan meniadakan pembayaran dividen. Keputusan distribusi itu mestilah dipikirkan secara masak-masak karena dividen sering menjadi elemen kunci dalam imbalan yang diharapkan oleh para
pemodal dari saham yang dimilikinya. Harga pasar saham kerap jatuh secara dramatis pada saat deklarasi dividen ternyata lebih kecil daripada yang diprediksi sebelumnya. Sebagian besar perusahaan mencoba mempertahankan catatan pembayaran dividen yang stabil dalam upaya membuat saham mereka kelihatan memikat bagi para pemodal. Dividen dapat dibayarkan sekali setahun atau setiap semesteran. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil yang berbedabeda. Perbedaan hasil dari beberapa penelitian tersebut, mungkin disebabkan oleh perbedaan data yang digunakan dan periode yang diamati. Untuk itu, penulis merasa
tertarik
untuk
melakukan
penelitian
dengan
menguji
dampak
pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun terhadap perubahan harga saham (return) sebelum dan sesudah Ex-Dividend Date.
B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat kandungan informasi sebelum dan sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun ? 2. Apakah terdapat perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah exdividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun ?
C. Tujuan dan Manfa’at Penelitian 1. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1)
Untuk mengetahui kandungan informasi sebelum dan sesudah exdividend date pada dividen meningkat dan menurun.
2)
Mengetahui perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah exdividend date pada pengumuman dividen meningkat dan menurun.
2. Manfa’at penelitian Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfa’at sebagai berikut: 1)
Bagi penulis Merupakan informasi serta wawasan yang luas mengenai pasar modal di Indonesia terutama masalah
perbedaan harga saham
(Abnormal Return) yang ditimbulkan oleh pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun sebelum dan sesudah ex-dividend date. 2)
Bagi investor Sebagai bahan pertimbangan investasi yang dilakukan oleh investor.
3)
Bagi ilmu menejemen, khususnya menejemen keuangan : Diharapkan dapat mencerminkan dan memperkaya informasi ilmiah mengenai dividen, ex-dividend date.
4)
Bagi Akademisi
Sebagai bahan acuan dan referensi dalam memahami Exdeviden date terhadap perubahan harga saham (Abnormal Return). 5)
Bagi PT. Bursa Efek Indonesia Dapat dijadikan masukan untuk memperbaiki kinerja Bursa Efek Indonesia.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pasar Modal Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahan swasta. (Husnan, 1998, 3). Dengan demikian pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit dari pasar keuangan (financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri baik dana jangka panjang maupun jangka pendek, baik negotiable ataupun tidak. Pasar modal berpengaruh dalam menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan dari suatu negara. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Dengan menginvestasikan kelebihan dana yang mereka miliki, lenders mengharapkan akan memperoleh imbalan dari penyerahan dana tersebut. Dari sisi borrowers tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari hasil operasi perusahaan. Dalam proses ini diharapkan akan terjadi peningkatan produksi, sehingga akhirnya secara keseluruhan akan terjadi peningkatan kemakmuran. Fungsi ini juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Hanya bedanya dalam pasar modal diperdagangkan dana jangka panjang dan dilakukan secara langsung tanpa perantara keuangan.
Van Horne dan Wachowicz, (1997:528). Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang diperlukan oleh pihak borrowers dan para lenders menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut. Pasar modal sendiri terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar untuk surat-surat berharga yang baru diterbitkan. Pada pasar ini dana berasal dari pembeli sekuritas kepada perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut (sektor investasi). Sedangkan dalam pasar sekunder terjadi jual beli sekuritas yang sudah ada (sekuritas lama). Transaksi–transaksi pada pasar sekunder tidak memberikan tambahan dana bagi investasi modal keuangan. Pasar sekunder juga dikenal sebagai bursa efek. Mulai tanggal 1 Desember 2007, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Sebelum bergabung menjadi satu, Bursa efek (pasar modal) yang terbesar di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang juga dikenal dengan nama asingnya sebagai Jakarta Stock Exchange (JSX). Saham biasa mendominasi volume transakasi di BEJ. Bursa efek terbesar setelah BEJ adalah Bursa Efek Surabaya (BES) atau Surabaya Stock Exchange (SSX). Sekuritas yang terdaftar di BEJ juga diperdagangkan di BES.
B. Pasar Modal Efisien Menurut suad husnan (1998:261) pasar modal yang efisien adalah pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Dengan demikianakan sangat sulit bagi para pemodal
untuk memperoleh tingkat keuntungan diatas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan diatas bursa efek. Menurut jogiyanto (2003:370-373) pasar efisien ditinjau dari sudut informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi. Tiga bentuk efisiensi pasar secara informasi itu adalah sebagai berikut: 1. Efisiensi pasar bentuk lemah. Dikatakan efisiensi bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secarapenuh mengenai informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakaninformasi yang sudah terjadi. Bentuk efisien pasar lemah ini berkaitan degan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan degan nilai sekarang. Jika pasar efisiensi bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memperediksi harga sekarang. Ini berarti untuk pasar yang efisiensi bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan keuntugan yang tidak normal. 2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semi strong from). Pasar
dikatakan
jika
harga-harga
sekuritas
secara
penuh
mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi yang berada dilaporan-laporan keuangan perusahaan emiten. Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagai berikut : a. informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari perusahaan yang mempublikasikan informasi
tersebut. Informasi yang diinformasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan emiten. Informasi ini umumnya
berhubungan
dengan
peristiwa
yang
terjadi
di
perusahaan emiten. Contoh informasi pengumuman laba dan pembagian dividen. b. Informasi yang dipiblikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas
perusahaan
sejumlah
perusahaan.
Informasi
ini
dipublikasikandapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas yang terkena regulasi tersebut. c. Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini berupa peraturan pemerintah dan regulator yang berdampak kesemua perusahaan emiten. 3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong from). Pasar dikatakan jika harga sekuritas seara penuh mencerminkan semua informasi yang tersedia termasuk ivormasi yang privat. Jika pasar efisiensi dalam bentuk ini, maka tidak ada individual atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
C. Saham Iskandar Z.Alwi (2003:33) Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perseroan terbatas. Dalam transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering disebut shares merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Selanjutnya saham dapat dibedakan menjadi saham biasa (common stock) dan saham preferen (preffered stock). Perbedaan kedua jenis saham ini antara lain adalah sebagai berikut: 1. Saham Biasa (common stocks) Iskandar Z.Alwi (2003:33) Pemegang saham ini adalah pemilik perusahaan yang mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa mempunyai beberapa hak yaitu: 1) Hak Kontrol Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakantindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham. 2) Hak menerima Pembagian Keuntungan Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam
perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen. 3) Hak Preemtive Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah. 2. Saham Preferen (preffered stocks) Iskandar Z.Alwi (2003:34) Saham preferen mempunyai gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi, saham preferen yang membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen dibawah klaim pemegang obligasi. Dibandingkan dengan saham biasa, saham preferen mempunyai hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak atas pembayaran lebih dahulu jika terjadi likuidasi. Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut: 1) Preferen terhadap dividen a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.
b. Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahuntahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. 2) Preferen pada waktu likuidasi Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaandibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadilikuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif. 3. Nilai Saham Dalam praktik perdagangan saham, nilai saham dibedakan menurut cara pengalihan dan manfaat yang diperoleh bagi pemegang saham. Menurut Rusdin (2006;68), nilai saham terbagi atas tiga jenis yaitu: 1. Nilai Nominal (Nilai pari) Merupakan nilai yang tercantum dalam sertifikat saham yang bersangkutan, di Indonesia saham yang diterbitkan harus memiliki nilai nominal dan untuk satu jenis saham yang sama pada suatu perusahaan harus memiliki satu jenis nilai nominal. 2. Nilai Dasar Pada prinsip harga dasar saham ditentukan dari harga perdana saat saham tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan berubah sejalan dengan
dilakukannya berbagai tindakan emiten yang berhubungan dengan saham, antara lain: Right issue, Stock split, waran, dll. 3. Nilai Pasar Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup maka harga pasar saham tersebut adalah harga penutupannya. Sedangkan menurut Mustopo Ali Sasongko (2008) dalam jurnalnya yang berjudul ”Analisa penilaian saham”, mengemukakan bahwa ada beberapa jenis nilai saham, yaitu: 1. Nilai Nominal Merupakan nilai per lembar saham yang berkaitan dengan hukum 2. Nilai Buku Merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan 3. Nilai Pasar Merupakan harga saham di bursa efek 4. Nilai Intrinsik Merupakan nilai sebenarnya dari saham Dari pernyataan di atas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu nilai saham terdiri dari beberapa jenis yaitu nilai nominal, nilai dasar, nilai buku, nilai pasar dan nilai intrinsik. Nilai nominal saham tertera pada saham itu sendiri. Nilai dasar saham adalah harga pertama kali saham diperjualbelikan di pasar perdana. Nilai buku yaitu harga saham menurut catatan perusahaan. Nilai pasar saham terjadi
ketika penutupan pasar bursa. Sedangkan nilai intrinsik yaitu nilai sebenarnya dari saham.
D. Dividen Deviden merupakan pembagian sisa hasil laba bersih perusahaan yang didistribusikan kepada pemegang saham (Tjipto dan Hendi, 2001:9). Deviden diberikan setelah mendapat persetujuan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Kebijakan dividen adalah kebijakan yang menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi hak pemegang saham. Pemegang saham mempunyai hak untuk menjual saham setiap saat untuk suatu kepentingan, sehingga perputaran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah, karena komposisi pemegang saham berubah-ubah maka pembayaran dividen menjadi sulit untuk menentukan siapa yang berhak atas dividen tersebut, sehingga diperlukan prosedur untuk mengatur pembayaran dividen. 1. Prosedur Dalam Pembagian Dividen Menurut (Watson dan Bringham, 1993 : 212) terdapat empat Prosedur dalam pembagian dividen yaitu: 1. Tanggal pengumuman (declaration date) Adalah tanggal pada saat dimana direksi perusahaan mengumumkan rencana pembayaran dividen. 2. Tanggal pencatatan pemegang saham (holder of record date) Adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan.
3. Tanggal ex-dividen (ex-dividen date) Adalah tanggal pada saat dimana hak atas dividen periode berjalan dilepaskan dari sahamnya, biasanya jangka waktunya empat hari kerja sebelum pencatatan pemegang saham. 4. Tanggal pembayaran dividen (payment date) Adalah tanggal pada saat perusahaan benar-benar mengirimkan cek dividenatau membayarkan dividen. 2. Macam-macam deviden Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:129), deviden dilihat dari alat pembayarannya dibagi menjadi tiga jenis yaitu: 1. Deviden tunai (Cash Devidend) Deviden tunai merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk uang tunai. Tujuan dari pemberian deviden dalam bentuk tunai adalahuntuk memacu kinerja saham dibursa efek, yang juga merupakan return kepada para pemegang saham. Deviden tunai merupakan bentuk pembayaran yang paling banyak diharapkan oleh investor. Untuk membayarkan deviden dalam bentuk tunai di perlukan likuiditas. 2. Deviden saham (Stock Devidend) Deviden saham merupakan deviden yang dibagikan dalam bentuk saham, dengan dibagikannya deviden dalam bentuk saham maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan di bursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya dan dengan cara
memperluas pemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan deviden dalam bentuk tunai. 3. Sertifikat deviden (Script Devidend) Sertifikat deviden merupakan deviden yang dibayarkan dengan sertifikat atau surat promes yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Jadi kalau perusahaan ingin membagikan deviden dalam bentuk tunai akan tetapi sementara itu perusahaan sedang mengalami kesulitan likuiditas, maka sebagai gantinya perusahaan mengeluarkan sertifikat. Tjipto Darmadji dan Handy M.Fakhrudin (2001:131), berdasarkan atas hubungan dengan tahun buku, deviden dapat dibagi atas dua jenis yaitu : a. Deviden Interim Merupakan deviden yang dibayarkan oleh perseroan antara satutahun buku dengan tahun buku berikutnya. Deviden interim ini dapat dibayarkan beberapa kali dalam setahun dengan tujuan salah satunya yaitu untuk memacu kinerja kerja saham perseroan di bursa. b. Deviden Final Deviden final merupakan deviden hasil pertimbangan setelah penutupan buku perseroan sebelumnya dan dibayarkan pada tahun buku berikutnya.
Deviden
final
ini
juga
memperhitungkan
dan
mempertimbangkan hubungannya dengan deviden interim yang telah dibayarkan untuk tahun buku tersebut.
E. Kebijakan Dividen Sutrisno (2003:303), Salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen adalah memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Sedang apabila perusahaan tidak membagikan labanya sebagai dividen akan bisa memperbesar sumber dana intern perusahaan dan akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembangkan perusahaan. Dividen kas merupakan bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham. Ada dua jenis dividen, yaitu dividen saham preferen yang dibayarkan secara tetap dalam jumlah tertentu, dan dividen saham biasa yang dibayarkan kepada pemegang saham apabila mendapatkan laba. Harga saham dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dividen. Besarnya dividen yang dibayarkan akan meningkatkan nilai perusahaan atau harga saham. Namun semakin besar dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham akan memperkecil sisa dana yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan perusahaan sebagai reinvestasi, karena laba ditahan tersebut merupakan sumber dana intern yang dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan. Semakin rendah laba ditahan akibatnya akan memperkecil kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba yang pada akhirnya juga memperkecil pertumbuhan dividen. Dari keterangan diatas ternyata
kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan untuk mengambil kebijakan dividen yang optimal. Rasio Pembayaran dividen (dividen payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba yang ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen. 1. Teori Kebijakan Dividen Teori kebijakan dividen menjelaskan bagaimana sifat dari dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Teori dari Kebijakan dividen ini akan mempengaruhi harga saham. Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2003;383-387), ada tiga teori yang membahas tentang kebijakan dividen dan berpengaruh terhadap harga saham. Ketiga teori tersebut adalah: a. Teori Residu Dividen Teori ini menjelaskan bahwa investor lebih senang apabila perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali daripada jika keuntungan itu dibayarkan berupa dividen di mana reinvestasi akan menghasilkan lebih banyak dibandingkan saham-saham lain yang risikonya kira-kira seimbang.
b. Teori Irrelevansi Dividen Teori
ini
menjelaskan
bahwa
kenaikan
nilai
perusahaan
dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari asset perusahaan. c. Teori Relevansi Dividen Teori ini menjelaskan bahwa investor umumnya menghindari risiko dan dividen yang diterima sekarang mempunyai risiko yang lebih kecil dari pada dividen yang diterima di masa yang akan datang. 2. Muatan Informasi Kebijakan Dividen Dalam kondisi pasar modal yang efisien, informasi-informasi yang berkaitan dengan perusahaan penerbit saham (emiten) akan direspon oleh investor apabila informasi tersebut memiliki muatan informasi (information contents). Akan tetapi, investor tidak akan merespon seluruh informasi tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi muatan informasi dari sebuah pengumuman (Foster, 1986) dalam Endang Raino Wirjono:2003. yaitu: 1. Ekspektasi pasar modal terhadap muatan informasi dan waktu pengumuman; factor ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi akan menimbulkan respon yang lebih besar di pasar saham. 2. Implikasi pengumuman terhadap distribusi return sekuritas akan datang. Semakin besar arus kas ekspektasian akan datang maka harga pasar akan lebih terpengaruh. 3. Kredibilitas sumber informasi; sumber informasi yang memberikan pengumuman akan berdampak terhadap volatilitas harga saham.
Semakin kredibel (layak dipercaya) sumber informasi, respon dari investor akan semakin tinggi. 4. Berdasarkan teori sinyal (signaling theory), pengumuman dividen merupakan mekanisme yang dipilih manajer untuk menyampaikan pandangannya mengenai laba atau arus kas akan datang kepada investor. Penggunaan dividen sebagai sinyal memerlukan cost yang tinggi sehingga hanya perusahaan yang berkulaitas yang mampu menanggungnya. Dividen sering digunakan oleh manajer sebagai isyarat untuk menunjukkan kemampuan perusahaan. Ada dua asumsi pokok dalam dividend signaling theory: 1. Keengganan manajemen perusahaan untuk mengubah kebijakan dividen karenainvestor menganggap kebijakan dividen sebagai isyarat mengenai kemampuanperusahaan. 2. Ada perbedaan informasi antara manajer dengan investor, perbedaan ini terjadi karena manajer lebih banyak informasi mengenai
perusahaan
dibandingkan
investor.
Kondisi
ini
menimbulkan kesenjangan informasi (asymetry information) antara manajer dengan investor. Pengumuman dividen mengandung informasi mengenai laba pada saat ini dan masa akan datang. Apabila pengumuman dividen meningkat (menurun) berarti manajer memiliki keyakinan bahwa laba akan mengalami peningkatan (penurunan).
Investor
sebagai
pihak
yang
memiliki
informasi
inferior
menggunakan informasi pengumuman dividen untuk mengeliminasi kesenjangan informasi dan memprediksi laba yang akan datang. Manajer akan bertindak hati-hati dalam memberikan sinyal. Manajer harus benar-benar yakin mengenai prospek perusahaan yang akan datang sebelum menaikkan pembayaran dividen. Manajer juga tidak akan gegabah memotong dividen sebab pasar akan bereaksi lebih kuat terhadap kabar buruk. Ross (1977), dalam Endang Raino Wirjono:2003. menyatakan ada empat syarat penting yang perlu diperhatikan dalam optimalisasi kebijakan dividen sebagai isyarat, yaitu: 1. Manajemen harus selalu memiliki dorongan untuk mengirimkan isyarat secara jujur, meskipun beritanya buruk. 2. Isyarat dari suatu perusahaan yang sukses (berprospek) tidak mudah ditiru oleh pesaingnya yaitu perusahaan yang kurang sukses (tidak berprospek). 3. Isyarat harus memiliki hubungan yang cukup berarti dengan kejadian yang diamati. 4. Tidak ada cara menekan biaya yang relatif lebih efektif untuk mengirimkan isyarat yang sama. 3. Dividen Dapat Meningkatkan dan Menurunkan Kesejahteraan Pemegang Saham. 1. Dividen dapat meningkatkan kesejehteraan pemegang saham Teori yang di kemukankan oleh Gordon (1959) dan litnert (1956) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, ini bisa disebut dengan teori birdin-the-hand. Gordo dan litnert berpendapat bahwa pembagian dividen
lebih baik dari pada capital gain, karena investor memandang satu burung di tangan lebih berharga dari pada seribu burung di udara sehingga perusahaan menawarkan dividen yield yang lebih tinggi. 2. Dividen dapat menurunkan tingkat kesejahteraan pemegang saham Teori ini di kemukakan oleh litzenberger dan ramaswamy (1979) dalam Beni Suhendra Winarsono 2006, pandangan ini menyatakan bahwa investor lebih menyukai retained earnings dibandingkan degan dividen, hal ini disebabkan karena pertimbangan pajak yang dikenakan terhadap capital gain lebih rendah. Teori ini menyarankan agar perusahaan membagikan dividen yang rendah jika ingin memaksimalkan nilai sahamnya. Para investor lebih menyukai pembagian dividen yang lebih rendah dibandingkan yang tinggi karena pajak dari capital gain maksimum pada rate 20% sedangkan pajak dari pendapatan dividen pada rate di atas 39,6%. Oleh karena itu, kesejahteraan investor ( yang memiliki sebagian besar saham dan menerima sebagian besar dividen ) terletak pada kesenagan mereka untuk menguasai perusahaan dan menanamkan kembali earning mereka dalam bisnis. Pertmbuhan earnings akan mengarah pada harga saham yang lebih tinggi, dan pajak capital gain akan digantikan oleh pajak dividen yang lebih tinggi. Selain itu, pajak tidak dibayar sampai gains saham terjual. Karena efek nilai waktu, pajak yang dibayar pada masa yang akan datang mempunyai effective cost yang lebih rendah daripada pajak yang dibayarkan saat ini, jika saham dimiliki seseorang sehingga dia meniggal, maka tidak akan ada pajak capital gains yang
ditanggung. Karena keuntungan pajak ini, investor lebih suka menguasai sebagian besar earnings mereka di perusahaan sehingga investor bersedia membayar lebih banyak untuk perusahaan yang low-payout dibandingkan untuk perusahaan yang high-payout. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sutrisno (2003:304), Semakin tinggi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham akan mengurangi kesempatan perusahaan untuk mendapatkan sumber dana intern dalam rangka mengadakan reinvestasi, sehingga dalam jangka panjang akan menurunkan nilai perusahaan. Dikarenakan pertumbuhan dividen akan semakin berkurang. Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya dividen yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham antara lain: 1. Posisi solvabilitas perusahaan Apabila perusahaan dalam kondisi insolvensi atau solvabilitasnya kurang menguntungkan, biasanya perusahan tidak membagikan laba. Hal ini disebabkan laba yang diperoleh lebih banyak digunakan untuk memperbaiki struktur modalnya. 2. Posisi likuiditas perusahaan Dividen kas merupakan arus kas keluar bagi perusahaan, oleh karena itu bila perusahaan membayarkan dividen berarti harus bisa menyediakan uang kas yang cukup banyak dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang likuiditasnya kurang baik, biasanya dividend payout ratio nya kecil, sebab sebagian besar laba digunakan untuk menambah likuiditas. Namun perusahaan yang sudah
mapan dengan likuiditas yang baik cenderung memberikan dividen lebih besar. 3. Kebutuhan untuk melunasi hutang Salah satu sumber dana perusahaan adalah dari kreditur berupa hutang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hutang-hutang ini harus segera di bayar pada saat jatuh tempo dan untuk membayar hutanghutang tersebut harus disediakan dana. Semakin banyak hutang yang harus dibayar semakin besar dana yang harus disediakan sehingga akan mengurangi jumlah dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham. Disamping itu, dengan jatuh temponya hutang, berarti dana hutang harus diganti. Alternatif mengganti dana hutang bisa dengan mencari hutang baru atau me roll-over hutang, dan juga bisa dengan sumber dana intern dengan memperbesar laba ditahan. Hal ini tentunya akan memperkecil dividend payout ratio. 4. Rencana perluasan Perusahaan yang berkembang ditandai dengan semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan, dan hal ini bisa dilihat dari perluasan yang dilakukan oleh perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, juga semakin pesat perluasan yang dilakukan. Konsekuensinya semakin besar kebutuhan dana untuk membiayai perluasan tersebut. Kebutuhan dan dalam rangka ekspansi tersebut bisa dipenuhi baik dari hutang, menambah modal sendiri yang berasal dari pemilik, dan salah satunya juga bisa diperoleh dari internal resources berupa memperbesar laba ditahan.
Dengan demikian semakin pesat perluasan yang dilakukan perusahaan semakin kecil dividend payout rationya. 5. Kesempatan investasi Kesempatan investasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya dividen yang akan dibagi. Semakin terbuka kesempatan investasi semakin kecil dividen yang akan dibayarkan sebab dananya digunakan untuk memperoleh kesempatan investasi. Namun bila kesempatan investasi kurang, dananya lebih banyak digunakan untuk membayar dividen. 6. Stabilitas pendapatan. Bagi perusahaan yang pendapatannya stabil, dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham lebih besar dibanding dengan perusahaan
yang
pendapatannya
tidak
stabil.
Perusahaan
yang
pendapatannya stabil tidak perlu menyediakan kas yang banyak untuk berjaga-jaga, sedangkan perusahaan yang pendapatannya tidak stabil harus menyediakan uang kas yang cukup besar untuk berjaga-jaga. 7. Pengawasan terhadap Rencana perluasan Kadang-kadang pemilik tidak mau kehilangan kendali terhadap perusahaan. Jika perusahaan mencari sumber dana dari modal sendiri, kemungkinan akan masuk investor baru dan tentunya akan mengurangi kekuasaan pemilik lama dalam mengendalikan perusahaan. Apabila dibelanjai dari hutang resikonya cukup besar. Oleh karena itu perusahaan cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada
ditangannya. Sedangkan pendapat lain, faktor-faktor yang dianalisis perusahaan
dalam
memutuskan
kebijakan
dividen:
(Van
Horne,
Wachowich, 1999:117), Adalah sebagai berikut: 1. Peraturan-peraturan hukum Pembahasan peraturan hukum penting dilakukan untuk menetapkan batasan- batasan hukum dimana kebijakan dividen perusahaan dapat digunakan.
Peraturan penurunan modal. Negara melarang pembagian dividen jika mengakibatkan penurunan modal. Tujuan hukum penurunan modal adalah untuk melindungi kreditor perusahaan, dan hukum ini dapat memiliki beberapa pengaruh jika perusahaan relatif baru. Pada perusahaan berkembang
yang
telah
menghasilkan
yang sudah
keuntungan
dan
memiliki laba ditahan, kerugian yang biasanya dialami sebelum pembatasan memberikan pengaruh terhadap pembayaran dividen yang dibatasi. Pada saat ini kreditur hanya dapat menerima sedikit perlindungan.
Peraturan ketidaksolvabilitasan. Negara melarang pembayaran dividen kas jika perusahaan tidak sanggup membayar hutang. Ketidaksolvabilitasan dapat diartikan secara hukum maupun teknik. Secara hukum berarti nilai kewajiban yang dicatat melebihi nilai aktiva yang dicatat, sedangkan secara teknis sebagai ketidakmampuan perusahaan membayar pinjamannya
pada saat jatuh tempo. Karena kemampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya bergantung pada likuiditas daripada modal perusahaan, maka pembatasan ketidaksolvabilitasan merupakan bentuk perlindungan yang baik bagi kreditur. Jika kas terbatas, perusahaan dilarang untuk melakukan sesuatu yang lebih menguntungkan bagi pemegang saham tapi merugikan kreditur.
Peraturan laba ditahan yang tidak semestinya. Dinas perpajakan melarang penahanan laba lebih dari semestinya. Diartikan sebagai penahanan kelebihan kebutuhan investasi perusahaan saat ini di masa depan dalam jumlah yang besar. Tujuan peraturan ini adalah untuk mencegah perusahan menahan labanya dengan tujuan mengurangi pajak.
2. Kebutuhan pendanaan perusahaan Saat batasan-batasan hukum bagi kebijakan dividen telah ditetapkan, langkah selanjutnya adalah penafsiran kebutuhan pandanaan perusahaan. Perlu dipersiapkan anggaran kas, proyeksi laporan sumber dan penggunaan dana, proyeksi laporan arus kas. Tujuan utamanya adalah menentukan arus kas dan posisi kas perusahaan yang mungkin terjadi tanpa adanya perubahan kebijakan dividen. Disamping memperkirakan hasil yang mungkin diterima, perusahaan juga harus mempertimbangkan risiko bisnis sehingga dapat diperoleh berbagai macam hasil arus kas yang
mungkin Perusahaan perlu mengetahui apakah masih ada dana yang
tersisih
setelah
penggunaan
dana
untuk
kebutuhan
perusahaan, termasuk pendanaan proyek investasi yang diterima. Dalam hal ini perusahaan harus melihat situasi beberapa tahun di masa depan untuk mengatasi fluktuasi. Kemampuan perusahaan untuk meyediakan dividen harus dianalisis relatif terhadap probabilita arus kas dan saldo kas yang mungkin di masa depan. Berdasarkan analisis ini perusahaan dapat menentukan besarnya dana yang mungkin tersisa. 3. Likuiditas Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam keputusan dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan, semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Perusahaan yang berkembang dan menguntungkan mungkin tidak likuid karena dana yang dimilikinya digunakan untukkeperluan aktiva tetap dan modal kerja permanen. Manajemen perusahaan biasanya ingin mempertahankan tingkat likuiditas tertentu untuk memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen perusahaan mungkin melakukan penolakan untuk membayar dividen dalam jumlah besar. 4. Kemampuan untuk menjamin
Posisi likuid bukan merupakan satu-satunya cara untuk memberikan perlindungan dan fleksibilitas keuangan terhadap ketidakpastian. Jika memiliki kemampuan untuk memperoleh pinjaman dalam waktu singkat, perusahaan dapat dikatakan memiliki
fleksibilitas
keuangan
relatif
baik.
Kemampuan
meminjam ini dapat berupa batas kredit atau perjanjian kredit beruntun dari bank, atau kemampuan tidak resmi kelembagaan keuangan untuk memperluas kredit. Selain itu, fleksibilitas keuangan dapat berasal dari kemampuan perusahaan untuk menembus pasar modal dengan menerbitkan obligasi. Semakin besar dan semakin kuat perusahan, semakin besar fleksibilitas keuangan dan semakin besar kemampuannya untuk membayar dividen kas. Jika perusahaan dapat melakukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu terlalu mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan. 5. Batasan-batasan dalam perjanjian hutang Perjanjian perlindungan dalam perjanjian obligasi atau pinjaman seringkali berisikan batasan-batasan pembayaran dividen. Batasan ini digunakan oleh pemberi pinjaman untuk menjaga kemampuan perusahaan untuk membayar hutang. Biasanya batasan ini dinyatakan sebagai persentase maksimum laba ditahan kumulatif perusahaan. Jika batasan ini harus diterapkan, maka akan mempengaruhi
kebijakan
dividen
perusahaan.
Terkadang
manajemen perusahaan menerima batasan dividen yang diberikan pemberi pinjaman karena perusahaan tidak harus melakukan pembenaran laba ditahan kepada pemegang saham. Manajemen perusahaan dapat menjadikan batasan tersebut sebagai alasan tidak membayar dividen. 6. Pengendalian Jika perusahaan membayar dividen dalam jumlah besar, perusahaan kemudian perlu mencari modal melalui penjualan saham untuk mendanai peluang investasi yang memungkinkan. Dalam situasi tersebut kepentingan pengendalian perusahaan mungkin menipis jika pemegang saham yang memiliki kendali tidak mau atau tidak dapat memesan tambahan saham. Para pemegang saham ini lebih memilih pembayaran dividen yang rendah dan pendanaan kebutuhan investasi melalui laba ditahan. Kebijakan dividen ini mungkin tidak memaksimalkan kekayaan keseluruhan pemegang saham, namun kebijakan dividen tersebut dilakukan demi kepentingan terbaik pihak yang memiliki kendali. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara yang sangat berbeda, jika perusahaan ingin diakuisisi oleh perusahaan lain, pembayaran dividen yang rendah merupakan keuntungan bagi pihak luar yang ingin memiliki kendali atas perusahaan. Pihak luar ini dapat meyakinkan pemegang saham bahwa perusahaan tidak memaksimalkan kekayaan pemegang saham dan pihak luar ini
dapat melakukan hal yang lebih baik. Akibatnya, perusahaan dalam ancaman akuisisi mungkin menetapkan pembayaran dividen yang tinggi untuk menyenangkan pemegang saham. Dalam menentukan pembayaran dividen, perusahaan akan menganalisa sejumlah faktor yang dijelaskan diatas. Faktor-faktor ini mempengaruhi batas hukum dan batasan lain dimana dividen dapat dibayarkan. Jika perusahaan membayar dividen dari kelebihan dana residualnya, ini berarti bahwa manajemen dan dewan direksi yakin bahwa pembayaran dividen memiliki pengaruh positif bagi kekayaan pemegang saham. Sangat disayangkan sangat sedikit bukti empiris yang tersedia untuk membuat generalisasi yang jelas. Kurangnya landasan perusahaan untuk memperkirakan pengaruh jangka panjang kebijakan dividen tertentu terhadap penilaian menyebabkan kebijakan dividen merupakan keputusan kebijakan yang paling sulit. Pertimbangan–pertimbangan
pada
bagian
ini
memungkinkan perusahaan menentukan strategi dividen pasif yang sesuai. Kebijakan dividen aktif melibatkan rasa percaya, karena kebijakan ini menuntut sebagian dividen kumulatif yang pada akhirnya dibayarkan diganti dengan pendanaan saham biasa. Strategi ini bersifat tidak jelas namun satu hal yang paling sulit dipercaya oleh kaum akademisi adalah adanya peningkatan kekayaan
pemegang
saham.
Meskipun
demikian,
banyak
perusahaan percaya bahwa pembayaran dividen mempengaruhi harga saham. 5. Kebijakan Pemberian Dividen Berbagai macam kebijakan pemberian deviden menurut Riyanto (2001:289) adalah sebagai berikut : a. Kebijakan deviden yang stabil Banyak perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan deviden yang stabil, artinya jumlah deviden per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Deviden yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya deviden per lembar dinaikkan. Dan deviden yang dinaikan ini akan dipertahankan dalam waktu yang relatif panjang. Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan deviden yang stabil adalah kebijakan deviden yang stabil dijalankan oleh suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masamasa mendatang. Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak mengurangi deviden yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan kalau devidennya dikurangi pembayarannya. Dengandemikian manajemen dapat mempengaruhi harapan para investor melalui politik deviden yang stabil.
Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari deviden. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya pembagian deviden yang tidak stabil. Mereka lebih senang membayar harga ekstra bagi saham yang akan memberikan deviden yang sudah dapat dipastikan jumlahnya. Pada banyak negara terdapat ketentuan dalam pasar modalnya, bahwa organisasi atau yayasan-yayasan sosial, perusahaanperusahaan asuransi, bank-bank tabungan, dana-dana pensiun, pemerintah Kota Madya, dan lain-lain hanya diijinkan menanamkan dananya dalam saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menjalankan kebijakan deviden yang stabil. Biasanya dalam pasar modal ada daftar resmi yang memuat nama-nama perusahaan yang menjalankan kebijakan deviden yang stabil, artinya perusahaan yang bersangkutan akan membayar devidennya secara tetap dan tidak terganggu pembayarannya. b. Kebijakan pembayaran deviden dengan penetapan jumlah minimal plus jumlah ekstra tertentu. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal deviden per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik maka perusahaan akan membayarkan deviden ekstra di atas jumlah minimal tersebut. Bagi pemodal ada kepastian akan menerima jumlah deviden yang minimal setiap tahunya meskipun keadaan keuangan perusahaan agak memburuk. Tetapi dilain pihak kalau keadaan keuangan baik maka pemodal akan menerima deviden minimal tersebut ditambah
dengan deviden ekstra. Kalau keadaan keuangan memburuk lagi maka yang dibayarkan hanya deviden yang minimal saja. c. Kebijakan deviden dengan penetapan deviden payout ratio yang konstan Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan deviden payout ratio yang konstan misalnya 50 %. Ini berarti bahwa jumlah deviden per lembar saham tiap tahunya yang di bayarkan akan berfluktuatif sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh tiap tahunnya. d. Kebijakan deviden yang fleksibel Perusahaan menetapkan deviden payout ratio besarnya tiap tahunnya disesuaikan dengan posisi keuangan dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan. Apabila keuntungan tinggi maka besarnya deviden yang dibagikan relatif tinggi, dan sebaliknya
jika tingkat
keuntungan rendah maka besarnya deviden yang dibayarkanjuga rendah, atau dapat dikatakan besarnya selalu proporsional dengan tingkat keuntungan.
F. Studi Peristiwa (Event Study) Syahrir ika (2000:140) dalam Novy Zulvayanti 2005, studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event studi dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi dan suatu pengumuman.
Pengujian kandungan informasi dimaksudakan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuaman. Jika pengumuman mengandung informasi, maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan atau dengan menggunakan abnormal return. Jika digunakan abnormal return, maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mengandung kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. (syahrir ika, 2000: 140). dalam Novy Zulvayanti (2005) Sebaliknya
yang
tidak
memberikan
kandungan
informasi
tidak
memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak pada gambar dibawah ini: Ada abnormal return
Ada kandungan informasi &
Tidak ada abnormal return
Tidak ada kandungan informasi
Pengumuman peristiwa
Pengujian kandungan informasi hanya menguji reaksi dari pasar, tetapi tidak menguji seberapa cepat pasar itu bereaksi.
G. Telaah Penelitian Terdahulu Penelitian yang mengkaji masalah pengaruh pengumuman deviden terhadap perubahan harga saham pernah diteliti oleh : Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Lani Siaputra dan surja dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh ex-dividend date terhadap perubahan harga saham, dengan periode penelitian selama 30 hari yaitu 15 hari sebelum dan 15 sesudah ex-dividen date. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata harga saham sebelum dan sesudah ex-dividend date berbeda signifikan. Buddi Wibowo dan Adler Manurung (2004) menguji 25 perusahaan yang melakukan pengumuman dividen pada tahun 2003. Mereka mengungkapkan bahwa pengumuman dividen berpengaruh terhadap abnormal return. Beberapa penelitian yang dilakukan baik di Indonesia maupun di luar negeri masih memberikan hasil yang beragam, seperti hasil penelitian yang dilakukan Indah Patmawati(1999), Sri Mulyati(2003) dan Sudjoko (1999) dalam Kurnia Basyori 2007. menyimpulkan bahwa pengumuman dividen mengandung informasi. Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dividen.
Penelitian yang dilakukan di luar negeri pun sama. Dalam Jogianto (2000) bahwa hasil kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976), Ang(1975) dan Gonedes(1978) tidak menemukan bukti jika dividen mengandung informasi. Namun hasil lain mengungkapkan bahwa pengumuman dividen mengandung informasi, seperti hasil Mande (1994), Eddy dan Seifert(1992) Chang dan Chen(1991), Laub (1976) Woolridge (1982). Woolridge (1928) dalam Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu sehari setelah pengumuman. Kartini, (2001), meneliti tentang reaksi pemegang saham terhadap pengumuman perubahan pembayaran dividen. Dalam penelitian ini mengambil sampel sebanyak 50 perusahaan. Terbagi menjadi 25 perusahaan mengalami kenaikan dividen dan 25 mengalami penurunan. Hasil penelitian ini bahwa pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman penurunan dividen. Dan pemegang saham bereaksi negatif terhadap pengumuman kenaikan pembayaran dividen. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang dilaksanakan oleh Kartini. Perbedaan dengan penelitian sebelumya adalah jumlah sampel sebanyak 150 sampel, periode pengamatannya dimulai pada tahun 2002 2005, dimana periode krisis di Indonesia, dan metode pengujiannya menggunakan one sample t test.
H. Kerangka Pemikiran
Bursa Efek Indonesia (BEI)
LQ45
Dampak Pengumuman Dividen Meningkat dan Dividen Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sesudah Ex –Dividend Date di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Menghitung Abnormal Return dan rata-rata Abnormal Return Uji Deskriptif Statistik , Uji Statistik One Sample t test dan Paired Sampel t test
Uji hipotesis H0 = Tidak terdapat kandungan informasi dan
Ha =
perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia. Terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia
H0 diterima jika sig> 0,05 Ha diterima jika sig< 0.05
I. Hipotesis Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 = Tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum dan sesudah ex-dividend date dengan adanya pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia. Ha = Terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return sebelum
dan
sesudah
ex-dividend
date
dengan
adanya
pengumuman dividen meningkat dan menurun di Bursa Efek Indonesia .
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
Event
Study,
yang
berjudul
Dampak
Pengumuman Dividen Meningkat dan Menurun Terhadap Perubahan Harga Saham (Abnormal Return) Sebelum dan Sudah Ex-Dividend Date. dengan tujuan untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa (Event). Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian ini juga dilakukan berdasarkan suatu peristiwa (Event), dengan adanya informasi pengumuman dividen.
A. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dilakukan pada perusahaan – perusahaan LQ45 yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) dengan menggunakan event study yang akan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal. Untuk menguji adanya reaksi harga dilakukan tes abnormal return selama periode peristiwa dan dengan melakukan pengujian abnormal return terhadap dividen naik dan dividen turun pada saat Ex-Dividend Date. Peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini adalah peristiwa ExDividen Date 7 hari sebelum kejadian dan 7 setelah kejadian dengan pengumuman dividen meningkat dan dividen menurun sejak tahun 2006-2007
B. Metode Penentuan Sampel Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggnukan Teknik pengambilan dengan menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta (ICMD, JSX Monthly Statistic, Fact Book) dan sumber-sumber lain yang mendukung penelitian ini. Data yang diperlukan meliputi: 1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di LQ45 dari tahun 2005-2007, dan mengeluarkan dividen, sehingga Ex-Dividend date bisa diketahui; 2. Dari perusahaan tersebut dipilih perusahaan yang jumlah dividennya berbeda dari periode sebelumnya (meningkat dan menurun) 3. Nama perusahaan dan jumlah dividen tunai yang dibayarkan perusahaan selama tahun amatan (dividen tiap lembar saham). 4. Tanggal pengumuman Ex-Dividen Date perusahaan pada tahun amatan. 5. Harga saham harian untuk tiap-tiap saham perusahaan yang dijadikan sampel pada tahun amatan (Closing Price). 6. Indeks Harga SahamGabungan (IHSG) pada tahun amatan.
C. Metode Pengumpulan Data Untuk dapat menganalisis masalah maka penulis menggunakan data sekunder dengan cara sebagai berikut: 1. Melakukan penelitian lapangan pada bursa Efek Indonesia melalui pusat layanan informasi pada pusat referensi pasar modal.
2. Peneitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan literatur-literatur ilmiah, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian ini.
D. Metode Analisis Data Untuk mengetahui adanya pengaruh pengumuman dividen terhadap kandungan informasi dan perubahan harga saham (Abnormal Return), dilakukan pengujian dengan melihat reaksi pasar di periode pengamatan dengan menghitung Abnormal Return. Menghitung Abnormal Return setiap saham selama periode pengamatan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut: RTNit = Rit – E (Rit) dimana: RTNit = Abnormal Return sekuritas ke-i pada periode ke-t Rit
= Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t
E(Rit) = Return ekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t. (IHSG)
a. Menghitung Return Saham Adalah tingkat pengembalian masing-masing saham berdasarkan rumus: (Manurung 1997) Rit =
Pi,t – Pi,t-1 Pi,t-1
dimana: Rit
= Return sesungguhnya yang terjadi untuk sekuritas ke-i pada peristiwa ke-t
Pit
= harga saham ke-i pada periode ke-t
Pit-1
= harga saham ke-i pada periode ke t-1
b. Menghitung Return pasar Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang terdaftar di Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG.dan perhitungan untuk return diformulasikan sebagai berikut: (Manurung 1997) E(Rit ) = Rmt = IHSGt - IHSGt-1 IHSGt-1 dimana: E(Rit ) = Return ekpektasi sekuritas ke-i untuk peristiwa periode ke-t. (IHSG) IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1
Dengan pengujian Statistik Santoso, (2001) Perhitungan untuk pengujian t (t-tes) dengan menggunakan alat analisis (One Sampel t-test) dan (Paired Sampel t test) SPSS Versi 15. atau dengan formula berikut: t hitung = RRTNt KSEt
dimana : RRTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t KSEt
= kesalahan standar estimasi untuk hari ke-t di periode peristiwa
Untuk mencari rata-rata Abnormal Return (RRTNt) digunakan formulasi berikut ini: k
RRTNt = ∑ RTNi,t i=1
k
dimana : RRTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t RTNi,t = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t K
= Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Sedangkan
perhitungan
kesalahan
standar
estimasi
(KSEt)
digunakan formula sebagaiberikut : k
KSEt = √ ∑ (RTNi,t – RRTNt)2
1
i=1
(k – 1)
√k
dimana RRTNt = Abnormal return sekuritas i pada periode peristiwa ke-t RTNt = Rata-rata abnormal return pada hari ke-t K
= Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Adapun rumus t hitung untuk pengujian uji beda (paired sample t test) adalah Sb = √ ∑d2 N (n-1) Dimana : Sb = standar error dua mean yang berhubungan thitung = (B – 0) = B Sb Dimana :
Sb
B = beda antara pengamatan tiap pasang B = mean dari beda pengamatan Sb = standard error dua mean yang berhubungan
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date Harga saham adalah harga saham yang terjadi di bursa pada saat penutupan (closing price) yang terbentuk pada setiap akhir perdagangan saham. Dengan demikian data yang diambil dalam penelitian ini adalah data closing price untuk masing-masing saham sebelum dan sesudah exdividend date selama periode penelitian di Bursa Efek Jakarta. 2. Dividen Nilai dividen ini didasarkan pada besarnya nilai dividen yang diumumkan perusahaan 3. Cash dividen
Cash dividen merupakan dividen yang dibayar dengan uang tunai dimana pembayaran dilakukan pada saat ex-dividen date. 4. Abnormal Return Abnormal Return atau keuntungan diatas normal adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Abnormal return ini bisa bernilai positif ataupun negatif. 5. Return Individual Return individual adalah tingkat keuntungan harian untuk masingmasing saham. Return individual ini merupakan prosentase dari ln harga saham pada saat ini dibagi harga saham pada saat sebelumnya. 6. Return Pasar Return pasar adalah tingkat keuntungan seluruh saham yang terdaftar di Bursa. Return pasar diwakili oleh IHSG. IHSG menunjukkan indeks harga saham dari seluruh saham yang listed di Bursa.
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
C. Sekilas gambaran umum dan objek penelitian. 1. Sejarah BEI ( Bursa Efek Indonesia )
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya. Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif. WWW. Bursa Efek Indonesia. Com.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo).
Instrumen
yang
diperdagangkan:
Obligasi
Pemerintah RI (1950)
1956 :
Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif.
1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Pelaku Pasar Modal Indonesia Iskandar Z.Alwi (2003:19) Pelaku pasar modala adalah lembaga dan perorangan yang melakukan kegiatan secara terus-menerus dipasar modal. Kegiatan pelaku pasar modal tidak dapat dipisahkan dengan keberhasilan dan kegagalan pasar modal itu sendiri. Oleh karena itu secara sedarhana dapat dikatakan bahwa tanpa pelaku pasar modal, pasar modal tidak dapat hidup dan berkembang sebagaimana mestinya. Demikian sebaliknya, tanpa pasar modal pelaku pasar modal tidak dapat mengembangkan usaha dengan baik dan wajar. Pelaku pasar modal dapat dikategorikan sebagai berikut: 1.
lembaga pengawas pasar modal, yaitu Bapepam
2.
3.
4.
lembaga pelaksana kegiatan pasar modal: -
Bursa Efek
-
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
-
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Lembaga penunjang kegiatan pasar modal: -
Penjamin Emisi (Underwriter)
-
Wakil Penjamin Emisi
-
Perantara Pedangang Efek
-
Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE)
-
Manager dan Wakil Manager Investasi
-
Kustodian
-
Penasehat Investasi
-
Biro Admonistrasi Efek
-
Waliamanat
Lembaga profesi penunjang : -
Notaris
-
Akuntan Publik
-
Penilai
-
Konsultan Hukum
5.
Perusahaan public (Emiten)
6.
Investor
3. Badan pengawas pasar modal (BAPEPAM) Iskandar Z.Alwi (2003:20) Bapepam menurut Undang-undang PM No. 8/ 1995 Bab II adalah badan yang bertanggung jawab kepada menteri keuangan dan bertugas pokok melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-hari atas kegiatan pasar modal. Fungsi dan tugas. Sesuai dengan Undang –undang No 8 tahun 1995 Bab II dan keputusan menteri keuanga RI No. 503/KMK-01/97 pasal 2 tentang pasar modal, Bapepam mempunyai fungsi dan tugas sebag ai berikut: 1. Penyusunan peraturan dibidang pasar modal 2. penegakan peraturan dibidang pasar modal 3. pembinaan, pengaturan dan pengawasan yang dilaksanakan Bapepam bertujuan untuk mewujudkan terciptanya pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. 4. menetapkan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi emiten dan perusahaanpublik 5. penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sangsi oleh bursa efek, lembaga kliring
(LPK) dan lembaga
penyimpanan dan penyelesaian (LPP) 6. penetapan ketentuan akuntansi dibidang pasar modal
B. Penemuan dan Pembahasan 1. Pembahasan Pada Pengumuman Dividen Meningkat a. Daftar perusahaan pada pengumuman dividen meningkat Berikut ini adalah hasil akhir yang dapat dilihat dari sampel adalah sebanyak 22 perusahaan dan 32 banyaknya tanggal Ex-Dividen Date pada pengumumkan dividen meningkat sejak tahun 2006-2007 pada perusahaan LQ 45. Tabel 4.1 Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menigkat di Bursa Efek Indonesia Kode AALI ASII BBCA BBRI BDMN BMRI
Perusahaan Astra Agro Lestari Tbk Astra International Tbk Bank Central Asia Tbk Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk
Taggal pengumuman 15-May-06 16-Jun-06 11-Jun-07 7-Jun-06 14-Jun-07 22-Jun-06 16-Jun-06 20-Jun-07
BNGA BNII
Bank Niaga Tbk
14-Jun-07
Bank International Indonesia Tbk
BUMI
Bumi Resources Tbk
17-May-06 25-Jun-07 14-Jun-07 13-Jun-06
INCO
International Nickel Ind .Tbk
INDF INTP KIJA
Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk
KLBF LSIP
21-Nov-07 26-Apr-06 30-Jul-07 20-Jul-06 7-Jun-06 15-Jun-07 21-Jul-06
MEDC
Medco Energi International Tbk
Taggal pengumuman 30-May-06
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero)
25-Jun-07
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
UNSP
Bakrie Sumatra Plantations Tbk
UNTR
United Tractors Tbk
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
30-May-07 5-Jun-06 23-Jul-07 24-Jul-06 12-Jun-07 30-Jun-06 21-Jun-07 13-Jun-06 25-Jun-07 23-Jun-06
Kode
Perusahaan
Sumber : Jakarta Stock Exchange Statistics tahun 2006-2007
b. Pengujian Statistic Deskriptif Rata-rata Abnormal Return untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat. Menurut Santoso (2001:25) analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik data seperti nilai minimum, maximum, nilai rata-rata dan seberapa jauh data-data bervariasi. Hasil deskriptif data untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Pengujian Statistik Deskriptif pada pengumuman dividen meningkat Periode
N
t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7
32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
Minimum Maximum -1014.91 -0.03 -1014.92 -0.06 -0.03 -0.04 -0.04 -0.42 -0.06 -0.05 -0.09 -0.28 -0.09 -0.38 -0.06
0.07 1 0.07 1.05 0.03 0.05 0.29 0.08 0.05 0.09 0.13 0.16 0.44 0.06 0.12
Mean/ Std. RRTNt Deviasi -31.7122 179.41379 0.0342 0.17731 -31.7039 179.41665 0.0346 0.18699 -0.0025 0.01522 0.0021 0.01841 0.0104 0.05534 -0.0257 0.08743 -0.0003 0.02328 0.0042 0.02818 0.0002 0.03414 -0.0009 0.06278 0.0276 0.10151 -0.0152 0.07915 0.0056 0.03056
Sumber: data diolah
Berdasarkan table 4.2, maka diketahui Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -1014.91, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar -31.7122 dan standar deviasi sebesar 179.41379. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 1, nilai mean sebesar 0.0342dan standar deviasi sebesar 0.17731. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -1014.92, nilai maksimum
sebesar 0.07, nilai mean sebesar -31.7039 dan standar deviasi sebesar 179.41665. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar 1.05, nilai mean sebesar 0.0346 dan standar deviasi sebesar 0.18699. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.03, nilai mean sebesar -0.0025 dan standar deviasi sebesar 0.01522. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar 0.0021 dan standar deviasi sebesar 0.01841. Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.29, nilai mean sebesar 0.0104 dan standar deviasi sebesar 0.05534. Nilai minimum abnormal return pada saat ex-dividend date dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah 0.42, nilai maksimum sebesar 0.08, nilai mean sebesar -0.0257 dan standar deviasi sebesar 0.08743.
Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar -0.0003 dan standar deviasi sebesar 0.02328. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.05, nilai maksimum sebesar 0.09, nilai mean sebesar -0.0042 dan standar deviasi sebesar 0.02818. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.13, nilai mean sebesar 0.0002 dan standar deviasi sebesar 0.03414. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.28, nilai maksimum sebesar 0.16, nilai mean sebesar -0.0009 dan standar deviasi sebesar 0.06278. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima setelah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.44, nilai mean sebesar 0.0276 dan standar deviasi sebesar 0.10151. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen meningkat adalah -0.38, nilai maksimum sebesar 0.06, nilai mean sebesar -0.0152 dan standar deviasi sebesar 0.07915. Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat adalah -0.06, nilai maksimum sebesar 0.12, nilai mean sebesar 0.056 dan standar deviasi sebesar 0.03056. c. Pengujian Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Pengujian statistik terhadap Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi Abnormal Return yang terdapat diperiode peristiwa. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. Berikut ini adalah tabel pengujian statistik Abnormal Return selama 7 periode sebelum dan 7 periode sesudah pengumuman dividen meningkat dengan α= 5% dan jumlah saham yang dianalisis (k) adalah 22 saham dengan jumlah ex-dividen sebanya 32.
Table 4.3 Uji Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Periode
N
Sig. (2tailed)
Mean
standar deviasi
t hitung
t-7
32
0.325
-31.712
179.41379
-1
t-6
32
0.284
0.0342
0.17731
1.09
t-5
32
0.325
-31.704
179.41665
-1
t-4
32
0.303
0.0346
0.18699
1.048
t-3
32
0.363
-0.0025
0.01522
-0.923
t-2
32
0.530
0.0021
0.01841
0.636
t-1
32
0.294
0.0104
0.05534
1.067
t0
32
0.107
-0.0257
0.08743
-1.662
t+1
32
0.940
-0.0003
0.02328
-0.076
t+2
32
0.411
0.0042
0.02818
0.833
t+3
32
0.968
0.0002
0.03414
0.040
t+4
32
0.935
-0.0009
0.06278
-0.082
t+5
32
0.134
0.0276
0.10151
1.540
t+6
32
0.285
-0.0152
0.07915
-1.088
t+7
32
0.308
0.0056
0.03056
1.036
keterangan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan tidak signifikan
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai return tidak normal pada t-7 (-31.7122) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.325 ternyata lebih tinggi
dibanding pada t+7 (0.0056). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.308. Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 7 hari sebelum ex-dividend date dan 7 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-6 (0.0342) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.284 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+6 (-0.0152). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.285 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 6 hari sebelum ex-dividend date dan 6 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-5 (-31.7039) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.325 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+5 (0.0276). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.134 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 5 hari sebelum ex-dividend date dan 5 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat.
Nilai return tidak normal pada t-4 (0.0346) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.303 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+4 (-0.0009). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.935 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 4 hari sebelum ex-dividend date dan 4 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-3 (-0.01522) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.363 ternyata lebih rendah dibanding pada t+3 (0.0002). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.968 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 3 hari sebelum ex-dividend date dan 3 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-2 (0.0021) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.53 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+2 (0.0042). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.411 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 2 hari sebelum ex-dividend date
dan 2 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t-1 (0.0104) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.294 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+1 (-0.0003). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.940 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 1 hari sebelum ex-dividend date dan 1 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen meningkat. Nilai return tidak normal pada t=0 (-0.0257) dengan tingkat signifikan (sig-t) sebesar 0.107. Bahwa diketahui nilai t hitung periode tujuh hari sebelum pengumuman pada saat pengumuman dan tujuh hari sesudah pengumuman
terletak
diantara
-2.042,
dan
+2.042(-2.042
hitng<+2.042), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti pengumuman dividen meningkat. tidak mempunyai kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan. Pergerakan RRTNt dari positif kenegatif pada hari-hari sebelum pengumuman dividen menunjukan bahwa investor meragukan apakah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan sesuai dengan dividen yang diharapkan oleh investor atau tidak.
Rata-rata return tidak normal (RRTNt) pada hari pertama sesudah pengumuman mempunyai nilai negatif maka memberikan bukti bahwa pengumuma dividen perusahaan, tidak mengandung informasi bagi pasar dengan pengujian statistiknya menunjukan tidak signifikan, dan pasar cepat menyerap informasi pengumuman dividen yang terlihat pada hari kedua setelah pengumuman dividen, langsung naik 0.0042, artinya pasar langsung menyesuaikan informasi yang ada atau tidak memerlukan waktu yang lama terhadap pengumuman dividen. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Serta didukung oleh Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dividen.
Penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976), Ang(1975) dan Gonedes(1978) Dalam Jogianto (2000) tidak menemukan bukti jika dividen mengandung informasi dan perbedaan Abnormal Return. d. Pengujian statistik (paired sample t test) uji beda Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Pengujian statistik (paired sample t test) Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi perbedaan Abnormal Return pada setiap periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. 1. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-7 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.4 Uji beda Abnormal Return periode t-7 Periode t-7dgn t-6 t-7 dgn t-5 t-7 dgn t-4 t-7 dgn t-3 t-7 dgn t-2 t-7dgn t-1 t-7 dgn t0 t-7 dgn t+1 t-7 dgn t+2 t-7 dgn t+3 t-7 dgn t+4 t-7 dgn t+5 t-7 dgn t+6 t-7 dgn t+7
Mean -31.74630 -0.00822 -31.74679 -31.70967 -31.71422 -31.72259 -31.68647 -31.71184 -31.71631 -31.71240 -31.71124 -31.73979 -31.69693 -31.71775
Std. Deviation 179.58985 257.78973 179.41537 179.41786 179.40824 179.41138 179.43373 179.40423 179.41946 179.41109 179.41129 179.40917 179.41434 179.41053
t -1.000 0.000 -1.001 -1.000 -1.000 -1.000 -0.999 -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -1.001 -0.999 -1.000
Sig. (2tailed) 0.325 1.000 0.325 0.325 0.325 0.325 0.326 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042
Nilai Abnormal Return pada periode t-7 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-7 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 2. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-6 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.5 Uji beda Abnormal Return periode t-6 Periode t-6 dgn t-5 t-6 dgn t-4 t-6 dgn t-3 t-6 dgn t-2 t-6 dgn t-1 t-6 dgn t0 t-6 dgn t+1 t-6 dgn t+2 t-6 dgn t+3 t-6 dgn t+4 t-6 dgn t+5 t-6 dgn t+6 t-6 dgn t+7 Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042
Mean 31.7380 -0.0006 0.0366 0.0320 0.0236 0.0598 0.0345 0.0299 0.0339 0.0349 0.0065 0.0493 0.0285
Std. Deviasi 179.41342 0.25491 0.17453 0.18320 0.18501 0.18234 0.18750 0.17399 0.18178 0.19068 0.20640 0.19533 0.18214
t 1.001 -0.014 1.185 0.988 0.722 1.856 1.042 0.972 1.054 1.037 0.178 1.428 0.885
Sig. (2tailed 0.325 0.989 0.245 0.331 0.475 0.073 0.306 0.338 0.300 0.308 0.860 0.163 0.383
Nilai Abnormal Return pada periode t-6 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-6 tidak terdapt perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 3. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-5 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.6 Uji beda Abnormal Return periode t-5 Periode t-5 dgn t-4 t-5 dgn t-3 t-5 dgn t-2 t-5 dgn t-1 t-5 dgn t0 t-5 dgn t+1 t-5 dgn t+2 t-5 dgn t+3 t-5 dgn t+4 t-5 dgn t+5 t-5 dgn t+6 t-5 dgn t+7
Mean -31.7387 -31.7015 -31.7060 -31.7144 -31.6782 -31.7035 -31.7081 -31.7042 -31.7031 -31.7315 -31.6887 -31.7095
Std. Deviasi 179.60227 179.41362 179.42136 179.41455 179.42098 179.41617 179.41131 179.42335 179.42538 179.41107 179.40940 179.43733
t -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -0.999 -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -1.000 -0.999 -1.000
Sig. (2tailed 0.325 0.325 0.325 0.325 0.326 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-5dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-5 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 4. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-4 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.7 Uji beda Abnormal Return periode t-4 Periode t-4 dgn t-3 t-4 dgn t-2 t-4 dgn t-1 t-4 dgn t0 t-4 dgn t+1 t-4 dgn t+2 t-4 dgn t+3 t-4 dgn t+4 t-4 dgn t+5 t-4 dgn t+6 t-4 dgn t+7
Mean 0.0372 0.0326 0.0243 0.0604 0.0352 0.0305 0.0345 0.0356 0.0071 0.0499 0.0291
Std. Deviasi 0.19055 0.18391 0.19703 0.20204 0.18943 0.19482 0.18359 0.18802 0.21801 0.20988 0.16788
t 1.104 1.003 0.696 1.692 1.050 0.887 1.063 1.070 0.185 1.346 0.981
Sig. (2tailed 0.278 0.323 0.491 0.101 0.302 0.382 0.296 0.293 0.855 0.188 0.334
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-4dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
5. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-3 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.8 Uji beda Abnormal Return periode t-3 Periode t-3 dgn t-2 t-3 dgn t-1 t-3 dgn t0 t-3 dgn t+1 t-3 dgn t+2 t-3 dgn t+3 t-3 dgn t+4 t-3 dgn t+5 t-3 dgn t+6 t-3 dgn t+7
Mean -0.0046 -0.0129 0.0233 -0.0020 -0.0067 -0.0027 -0.0016 -0.0301 0.0127 -0.0081
Std. Deviasi 0.02672 0.05674 0.08706 0.02867 0.02536 0.04116 0.06059 0.10668 0.07652 0.03677
t -0.966 -1.290 1.511 -0.401 -1.485 -0.369 -0.152 -1.594 0.943 -1.240
Sig. (2tailed) 0.341 0.207 0.141 0.691 0.148 0.714 0.880 0.121 0.353 0.224
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-3dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
6. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-2 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.9 Uji beda Abnormal Return periode t-2 Periode t-2 dgn t-1 t-2 dgn t0 t-2 dgn t+1 t-2 dgn t+2 t-2 dgn t+3 t-2 dgn t+4 t-2 dgn t+5 t-2 dgn t+6 t-2 dgn t+7
Mean -0.0084 0.0278 0.0025 -0.0021 0.0019 0.0029 -0.0255 0.0173 -0.0035
Std. Deviasi 0.05642 0.09066 0.02408 0.03174 0.03691 0.06047 0.10407 0.08510 0.02733
t -0.840 1.735 0.595 -0.373 0.287 0.275 -1.386 1.151 -0.724
Sig. (2tailed) 0.408 0.093 0.556 0.712 0.776 0.785 0.176 0.259 0.474
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
7. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-1 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.10 Uji beda Abnormal Return periode t-1 Periode t-1 dgn t0 t-1 dgn t+1 t-1 dgn t+2 t-1 dgn t+3 t-1 dgn t+4 t-1 dgn t+5 t-1 dgn t+6 t-1 dgn t+7
Mean 0.0362 0.0109 0.0063 0.0103 0.0113 -0.0171 0.0257 0.0049
Std. Deviasi 0.13407 0.05464 0.05421 0.04043 0.08092 0.12673 0.09581 0.06055
t 1.527 1.129 0.655 1.434 0.791 -0.764 1.517 0.455
Sig. (2tailed) 0.137 0.267 0.517 0.161 0.435 0.450 0.139 0.652
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t-1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
8. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t0 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.11 Uji beda Abnormal Return periode t0 Periode t0 dgn t+1 t0 dgn t+2 t0 dgn t+3 t0 dgn t+4 t0 dgn t+5 t0 dgn t+6 t0 dgn t+7
Mean -0.0253 -0.0299 -0.0259 -0.0249 -0.0533 -0.0105 -0.0313
Std. Deviasi 0.09065 0.09289 0.11466 0.10575 0.12256 0.11944 0.09498
t -1.578 -1.821 -1.280 -1.331 -2.461 -0.497 -1.865
Sig. (2tailed) 0.125 0.078 0.210 0.193 0.020 0.622 0.072
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t0 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t0 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
9. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+1 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.12 Uji beda Abnormal Return periode t+1 Periode t+1 dgn t+2 t+1 dgn t+3 t+1 dgn t+4 t+1 dgn t+5 t+1 dgn t+6 t+1 dgn t+7
Mean -0.0046 -0.0007 0.0004 -0.0280 0.0148 -0.0060
Std. Deviasi 0.03144 0.03856 0.06287 0.10688 0.08128 0.03553
t -0.832 -0.096 0.037 -1.484 1.029 -0.960
Sig. (2tailed) 0.412 0.924 0.971 0.148 0.312 0.344
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
10. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+2 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.13 Uji beda Abnormal Return periode t+2 Periode t+2 dgn t+3 t+2 dgn t+4 t+2 dgn t+5 t+2 dgn t+6 t+2 dgn t+7
Mean 0.0040 0.0050 -0.0234 0.0194 -0.0014
Std. Deviasi 0.03852 0.06412 0.11091 0.08158 0.04118
t 0.583 0.444 -1.194 1.346 -0.193
Sig. (2-tailed) 0.564 0.660 0.242 0.188 0.848
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
11. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+3 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.14 Uji beda Abnormal Return periode t+3 Periode t+3 dgn t+4 t+3 dgn t+5 t+3 dgn t+6 t+3 dgn t+7
Mean 0.0011 -0.0274 0.0154 -0.0054
Std. Deviasi 0.07062 0.11493 0.08662 0.04025
t 0.085 -1.347 1.008 -0.755
Sig. (2tailed) 0.933 0.188 0.321 0.456
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+3 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
12. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+4 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.15 Uji beda Abnormal Return periode t+4 Periode
Mean
t+4 dgn t+5 t+4 dgn t+6 t+4 dgn t+7
-0.0284 0.0144 -0.0064
Std. Deviasi 0.14850 0.10143 0.06022
t -1.083 0.802 -0.605
Sig. (2tailed) 0.287 0.429 0.550
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+4 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 13. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+5 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.16 Uji beda Abnormal Return periode t+5 Periode t+5 dgn t+6 t+5 dgn t+7 Sumber: data diolah.
Α=5%, df =31 t table ±2.042
Mean 0.0428 0.0220
Std. Deviasi 0.15701 0.10314
t 1.542 1.207
Sig. (2tailed) 0.133 0.237
Nilai Abnormal Return pada periode t+5 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+5 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 14. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan t+7 pada saat pengumuman dividen meningkat. Tabel 4.17 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dengan t+7 Periode t+ 6 dgn t+7
Mean -0.0208
Std. Deviasi 0.08968
t -1.313
Sig. (2tailed 0.199
Sumber: data diolah.
α =5%, df =31 t table ±2.042 Nilai Abnormal Return pada periode t+6 dengan periode pengamatan t+7 yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.042, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen meningkat yaitu pada periode t+6 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan t+7. Maka dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat tidak terdapat perbedaan Abnormal
Return yang signifikan <0.05, baik dari periode t-7 hingga periode t+7, dan hanya bergerakdari positif kenegatif sebelum maupun sesudah pengumuman
hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Dan
didukung
pula
oleh
Penelitian
yang
dilakukan
Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dan
perbedaan
Abnormal
Return.
Woolridge
(1928)
dalam
Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu sehari setelah pengumuman.
2. Pembahasan Pada Pengumuman Dividen Menurun. a. Daftar perusahaan pada pengumuman dividen menurun Berikut ini adalah hasil akhir yang dapat dilihat dari sampel adalah sebanyak 18 perusahaan dan 22 banyaknya tanggal Ex-Dividen Date pada pengumumkan dividen menurun sejak tahun 2006-2007 pada perusahaan LQ 45. Tabel 4.18 Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menurun di Bursa Efek Indonesia. Kode
Perusahaan
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
ADHI ASII
Adhi Karya (Per sero) Tbk Astra International Tbk
BBCA BDMN BMRI BNII BUMI GGRM
Bank Central Asia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank International Indonesia Tbk Bumi Resources Tbk Gudang Garam Tbk
GJTL
Gajah Tunggal Tbk
INCO INDF S uINTP m bISAT ePGAS r TLKM :UNTR UNVR
International Nickel Ind .Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indosat Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk United Tractors Tbk Unilever Indonesia Tbk
Sumber : Jakarta Stock Exchange Statistics tahun 2006-2007
Taggal pengumuman 22-Oct-07 12-Jun-07 18-Oct-06 21-Jul-06 30-Oct-07 30-Oct-06 30-Nov-07 15-May-07 15-Jun-06 13-Jun-07 29 gust 07 24-Jul-07 23-Jul-07 24 juli 06 20-Nov-06 21-Jul-06 28-Jun-07 21-Jul-06 3-Jul-06 30-Nov-07 16 0ct 06 29-Nov-07
b. Pengujian Statistik Deskriptif untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun. Menurut Santoso (2001:25) Analisis Deskriptif bertujuan untuk mengetahui karakteristik data seperti nilai minimum, maximum, nilai rata-rata dan seberapa jauh data-data bervariasi. Hasil Deskriptif data untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun pada tabel 4.5. Tabel 4.19 Pengujian Statistik Deskriptif untuk perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun. periode
N
t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t0 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
Minimum Maximum -0.02 -0.04 -0.04 -0.03 -0.08 -0.03 -0.42 -0.09 -0.03 -0.11 -0.04 -0.05 -0.04 -0.12 -0.18
0.05 0.07 0.04 0.04 0.07 0.3 0.04 0.07 0.04 0.05 0.05 0.09 0.07 0.13 0.04
Mean 0.0063 0.0049 0.0042 -0.0044 -0.0035 0.0191 -0.0191 -0.0103 0.0015 -0.0015 0.0027 0.0012 0.0056 0.0046 -0.0128
Std. Deviasi 0.02119 0.02363 0.01839 0.01517 0.02932 0.06776 0.09151 0.02973 0.01635 0.0373 0.01899 0.02867 0.02818 0.04294 0.04076
Sumber: data diolah.
Berdasarkan table 4.5, maka diketahui Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen
menurun adalah -0.02, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar 0.0063 dan standar deviasi sebesar 0.02119. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar 0.0049 dan standar deviasi sebesar 0.02363. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.004, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar 0.0042 dan standar deviasi sebesar 0.01839. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0044 dan standar deviasi sebesar 0.01517. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.08, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar -0.0035 dan standar deviasi sebesar 0.02932. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.3, nilai mean sebesar 0.0191 dan standar deviasi sebesar 0.06776.
Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sebelum tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.42, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0191 dan standar deviasi sebesar 0.09151. Nilai minimum abnormal return pada saat ex-dividen date tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.09, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar -0.0103 dan standar deviasi sebesar 0.02973. Nilai minimum abnormal return pada hari kesatu sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.03, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0015 dan standar deviasi sebesar 0.01635. Nilai minimum abnormal return pada hari kedua sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.11, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar -0.0015 dan standar deviasi sebesar 0.0373. Nilai minimum abnormal return pada hari ketiga sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.05, nilai mean sebesar 0.0027 dan standar deviasi sebesar 0.01899. Nilai minimum abnormal return pada hari keempat sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami
pengumuman dividen menurun adalah -0.05, nilai maksimum sebesar 0.09, nilai mean sebesar 0.0012 dan standar deviasi sebesar 0.02867. Nilai minimum abnormal return pada hari kelima sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.04, nilai maksimum sebesar 0.07, nilai mean sebesar 0.0056 dan standar deviasi sebesar 0.02818. Nilai minimum abnormal return pada hari keenam sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.12, nilai maksimum sebesar 0.13, nilai mean sebesar 0.0046 dan standar deviasi sebesar 0.04292. Nilai minimum abnormal return pada hari ketujuh sesudah tanggal pengumuman dividen dari perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun adalah -0.18, nilai maksimum sebesar 0.04, nilai mean sebesar -0.0128 dan standar deviasi sebesar 0.04076. c. Pengujian Statistik Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat. Pengujian statistik terhadap Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada diperiode peristiwa. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. Berikut ini adalah table pengujian statistik Abnormal Return selama 7 periode sebelum dan 7 periode sesudah pengumuman dividen
menurun dengan α= 5% dan jumlah saham yang dianalisis (k) adalah 18 saham dengan jumlah ex-dividen sebanya 22. Tabel 4.20 Uji Statistik Abnormal return tidak pada saat pengumuman dividen menurun. periode
N
Sig. (2tailed)
mean
standar deviasi
t hitung
t-7
22
0.176
0.0063
0.02119
1.401
t-6
22
0.337
0.0049
0.02363
0.982
t-5
22
0.297
0.0042
0.01839
1.070
t-4
22
0.187
-0.0044
0.01517
-1.365
t-3
22
0.582
-0.0035
0.02932
-0.559
t-2
22
0.201
0.0191
0.06776
1.321
t-1
22
0.339
-0.0191
0.09151
-0.979
t0
22
0.120
-0.0103
0.02973
-1.621
t+1
22
0.664
0.0015
0.01635
0.441
t+2
22
0.852
-0.0015
0.0373
-0.189
t+3
22
0.514
0.0027
0.01899
0.663
t+4
22
0.842
0.0012
0.02867
0.202
t+5
22
0.365
0.0056
0.02818
0.925
t+6
22
0.619
0.0046
0.04294
0.504
t+7
22
0.157
-0.0128
0.04068
-1.467
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080
Keterangan tidak signifikan tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan Tidak signifikan
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai return tidak normal pada t-7 (0.0063) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.176 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+7 (-0.0128). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.157 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 7 hari sebelum ex-dividend date dan 7 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-6 (0.0049) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.337 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+6 (0.0046). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.619 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 6 hari sebelum ex-dividend date dan 6 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-5 (0.0042) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.297 ternyata lebih rendah dibanding pada t+5 (0.0056). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.365 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbadaan Abnormal Return yang signifikan pada 5 hari sebelum ex-dividend date
dan 5 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-4 (-0.0044) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.187 ternyata lebih rendah dibanding pada t+4 (0.0012). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.842 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbadaan Abnormal Return yang signifikan pada 4 hari sebelum ex-dividend date dan 4 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-3 (-0.0035) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.582 ternyata lebih rendah dibanding pada t+3 (0.0027). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.514 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 3 hari sebelum ex-dividend date dan 3 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-2 (0.0191) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.201 ternyata lebih tinggi dibanding pada t+2 (-0.0015). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.852 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan
Abnormal Return yang signifikan pada 2 hari sebelum ex-dividend date dan 2 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t-1 (-0.0191) Namun tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.339 ternyata lebih rendah dibanding pada t+1 (0.0015). Namun perbedaan ini tidak terbukti secara signifikan dengan nilai (sig-t) sebesar 0.664 . Hal ini menyebabkan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan pada 1 hari sebelum ex-dividend date dan 1 hari sesudah ex-dividend date pada pengumuman dividen menurun. Nilai return tidak normal pada t=0 (-0.0103) dengan tingkat signifikan (sig-t) sebesar 0.120 . Bahwa diketahui nilai t hitung periode tujuh hari sebelum pengumuman pada saat pengumuman dan tujuh hari sesudah pengumuman
terletak
diantara
-2.080,
dan
+2.080(-2.080
hitng<+2.080), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti pengumuman dividen menurun. tidak mempunyai kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan. Pergerakan RRTNt dari positif kenegatif pada hari-hari sebelum pengumuman dividen menunjukan bahwa investor meragukan apakah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan sesuai dengan dividen yang diharapkan oleh investor atau tidak.
Rata-rata return tidak normal (RRTNt) pada hari pertama sesudah pengumuman mempunyai nilai positif maka memberikan bukti bahwa pengumuma dividen perusahaan mengandung informasi bagi pasar akan tetapi pengujian statistiknya menunjukan tidak signifikan, dan pasar cepat menyerap informasi pengumuman dividen yang terlihat pada hari kedua setelah pengumuman dividen, langsung turun -0.0015, artinya pasar langsung menyesuaikan informasi yang ada atau tidak memerlukan waktu yang lama terhadap pengumuman dividen. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji 24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Serta didukung oleh Penelitian yang dilakukan Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return. Penelitian yang dilakukan Watts(1973, 1976), Ang(1975) dan Gonedes(1978) Dalam Jogianto (2000) tidak
menemukan bukti jika dividen mengandung informasi dan perbedaan Abnormal Return. d. Pengujian statistik (paired sample t test) uji beda Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun. Pengujian statistik (paired sample t test) Abnormal return mempunyai tujuan untuk melihat signifikansi perbedaan Abnormal Return pada setiap periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Signifikasi yang dimaksud adalah bahwa Abnormal Return tersebut secara statistik tidak sama dengan nol. Pengujian t (t test) dimaksudkan untuk hipotesis yang dimuat dalam penelitian ini. 1. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-7 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.21 Uji beda Abnormal Return periode t-7 Periode t-7 dgn t-6 t-7 dgn t-5 t-7 dgn t-4 t-7 dgn t-3 t-7 dgn t-2 t-7 dgn t-1 t-7 dgn t0 t-7 dgn t+1 t-7 dgn t+2 t-7 dgn t+3 t-7 dgn t+4 t-7 dgn t+5 t-7 dgn t+6 t-7 dgn t+7
Mean 0.0015 0.0022 0.0108 0.0099 -0.0127 0.0255 0.0166 0.0048 0.0080 0.0038 0.0050 0.0009 0.0017 0.0191
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21,
t table ±2.080
Std. Deviasi 0.03369 0.02645 0.02406 0.04056 0.06332 0.09980 0.04140 0.02769 0.03181 0.02459 0.04001 0.03031 0.05124 0.03904
T 0.209 0.387 2.109 1.146 -0.939 1.198 1.885 0.816 1.173 0.720 0.592 0.134 0.158 2.293
Sig. (2tailed) 0.837 0.703 0.047 0.265 0.358 0.244 0.073 0.424 0.254 0.480 0.560 0.895 0.876 0.032
Nilai Abnormal Return pada periode t-7 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-7 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 2. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-6 pada saar pengumuman dividen menurun. Tabel 4.22 Uji beda Abnormal Return periode t-6 Periode t-6 dgn t-5 t-6 dgn t-4 t-6 dgn t-3 t-6 dgn t-2 t-6 dgn t-1 t-6 dgn t0 t-6 dgn t+1 t-6 dgn t+2 t-6 dgn t+3 t-6 dgn t+4 t-6 dgn t+5 t-6 dgn t+6 t-6 dgn t+7
Mean 0.0007 0.0093 0.0084 -0.0142 0.0240 0.0151 0.0033 0.0065 0.0023 0.0035 -0.0006 0.0002 0.0176
Std. Deviasi 0.03319 0.02403 0.03574 0.07801 0.09061 0.03968 0.03072 0.04701 0.03641 0.03769 0.04333 0.04885 0.04876
T 0.096 1.819 1.103 -0.853 1.242 1.789 0.507 0.644 0.293 0.441 -0.069 0.022 1.692
Sig. (2tailed) 0.924 0.083 0.282 0.403 0.228 0.088 0.618 0.527 0.773 0.664 0.946 0.983 0.105
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-6 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table
±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-6 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 3. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-5 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.23 Uji beda Abnormal Return periode t-5 Periode t-5 dgn t-4 t-5 dgn t-3 t-5 dgn t-2 t-5 dgn t-1 t-5 dgn t0 t-5 dgn t+1 t-5 dgn t+2 t-5 dgn t+3 t-5 dgn t+4 t-5 dgn t+5 t-5 dgn t+6 t-5 dgn t+7
Mean 0.0086 0.0077 -0.0149 0.0233 0.0145 0.0026 0.0058 0.0016 0.0029 -0.0013 -0.0005 0.0169
Std. Deviasi 0.02507 0.03838 0.06540 0.09735 0.03427 0.02756 0.04153 0.02475 0.03400 0.03238 0.04433 0.04620
t 1.616 0.944 -1.066 1.123 1.979 0.449 0.652 0.301 0.395 -0.191 -0.048 1.717
Sig. (2tailed) 0.121 0.356 0.299 0.274 0.061 0.658 0.521 0.766 0.697 0.850 0.962 0.101
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-5 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-5 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 4. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-4 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.24 Uji beda Abnormal Return periode t-4 Periode t-4 dgn t-3 t-4 dgn t-2 t-4 dgn t-1 t-4 dgn t0 t-4 dgn t+1 t-4 dgn t+2 t-4 dgn t+3 t-4 dgn t+4 t-4 dgn t+5 t-4 dgn t+6 t-4 dgn t+7
Mean -0.0009 -0.0235 0.0147 0.0058 -0.0060 -0.0029 -0.0070 -0.0058 -0.0100 -0.0091 0.0083
Std. Deviasi 0.03564 0.06836 0.09574 0.03029 0.02348 0.03693 0.02524 0.03538 0.03313 0.04933 0.04131
T -0.120 -1.612 0.719 0.901 -1.198 -0.364 -1.309 -0.765 -1.409 -0.864 0.939
Sig. (2tailed) 0.906 0.122 0.480 0.378 0.244 0.720 0.205 0.453 0.173 0.397 0.358
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-4 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
5. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-3 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.25 Uji beda Abnormal Return periode t-3 Periode t-3 dgn t-2 t-3 dgn t-1 t-3 dgn t0 t-3 dgn t+1 t-3 dgn t+2 t-3 dgn t+3 t-3 dgn t+4 t-3 dgn t+5 t-3 dgn t+6 t-3 dgn t+7
Mean -0.0226 0.0156 0.0067 -0.0051 -0.0020 -0.0061 -0.0049 -0.0090 -0.0082 0.0092
Std. Deviasi 0.07687 0.09021 0.03644 0.03611 0.05319 0.03745 0.03858 0.04523 0.05591 0.04821
t -1.378 0.811 0.866 -0.661 -0.172 -0.769 -0.591 -0.938 -0.686 0.893
Sig. (2tailed) 0.183 0.427 0.396 0.516 0.865 0.451 0.561 0.359 0.500 0.382
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-3 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
6. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-2 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.26 Uji beda Abnormal Return periode t-2 Periode t-2 dgn t-1 t-2 dgn t0 t-2 dgn t+1 t-2 dgn t+2 t-2 dgn t+3 t-2 dgn t+4 t-2 dgn t+5 t-2 dgn t+6 t-2 dgn t+7
Mean 0.0382 0.0293 0.0175 0.0206 0.0165 0.0177 0.0135 0.0144 0.0318
Std. Deviasi 0.15538 0.07873 0.06902 0.06929 0.06962 0.08412 0.07043 0.07816 0.07969
t 1.153 1.747 1.189 1.397 1.109 0.988 0.902 0.865 1.870
Sig. (2tailed) 0.262 0.095 0.248 0.177 0.280 0.334 0.377 0.397 0.075
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
7. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-1 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.27 Uji beda Abnormal Return periode t-1 Periode t-1 dgn t0 t-1 dgn t+1 t-1 dgn t+2 t-1 dgn t+3 t-1 dgn t+4 t-1 dgn t+5 t-1 dgn t+6 t-1 dgn t+7
Mean -0.0089 -0.0207 -0.0175 -0.0217 -0.0205 -0.0246 -0.0238 -0.0064
Std. Deviasi 0.09353 0.09514 0.10943 0.09246 0.08420 0.10131 0.10120 0.09479
t -0.444 -1.020 -0.752 -1.102 -1.139 -1.141 -1.102 -0.317
Sig. (2tailed) 0.661 0.319 0.460 0.283 0.267 0.267 0.283 0.754
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t-1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
8. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t0 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.28 Uji beda Abnormal Return periode t0 Periode t0 dgn t+1 t0 dgn t+2 t0 dgn t+3 t0 dgn t+4 t0 dgn t+5 t0 dgn t+6 t0 dgn t+7
Mean -0.0118 -0.0087 -0.0129 -0.0116 -0.0158 -0.0149 0.0025
Std. Deviasi 0.03501 0.05795 0.03925 0.03240 0.03935 0.05626 0.05408
t -1.583 -0.703 -1.537 -1.678 -1.880 -1.243 0.213
Sig. (2tailed) 0.128 0.490 0.139 0.108 0.074 0.228 0.833
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t0 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t0 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
9. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+1 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.29 Uji beda Abnormal Return periode t+1 Periode t+1 dgn t+2 t+1 dgn t+3 t+1 dgn t+4 t+1 dgn t+5 t+1 dgn t+6 t+1 dgn t+7
Mean 0.0031 -0.0010 0.0002 -0.0040 -0.0031 0.0143
Std. Deviasi 0.04288 0.02360 0.02753 0.03136 0.03968 0.05131
t 0.343 -0.208 0.039 -0.591 -0.365 1.305
Sig. (2tailed) 0.735 0.837 0.969 0.561 0.718 0.206
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+1 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
10. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+2 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.30 Uji beda Abnormal Return periode t+2 Periode t+2 dgn t+3 t+2 dgn t+4 t+2 dgn t+5 t+2 dgn t+6 T+2 dgn t+7
Mean -0.0042 -0.0029 -0.0071 -0.0062 0.0111
Std. Deviasi 0.03608 0.05449 0.04220 0.06022 0.04815
t -0.544 -0.250 -0.788 -0.485 1.085
Sig. (2tailed) 0.592 0.805 0.439 0.633 0.290
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+2 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+2 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain.
11. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+3 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.31 Uji beda Abnormal Return periode t+3 Periode
Mean
t+3 dgn t+4 t+3 dgn t+5 t+3 dgn t+6 t+3 dgn t+7
0.0013 -0.0029 -0.0020 0.0153
Std. Deviasi 0.03279 0.02708 0.04889 0.04109
Sig. (2tailed) 0.857 0.620 0.846 0.095
t 0.182 -0.504 -0.196 1.749
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+3 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+3 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 12. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+4 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.32 Uji beda Abnormal Return periode t+4 Periode t+4 dgn t+5 t+4 dgn t+6
Mean -0.0042 -0.0033
Std. Deviasi 0.03867 0.05181
t -0.507 -0.300
Sig. (2tailed) 0.617 0.767
t+4 dgn t+7
0.0140
0.05247
1.256
0.223
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+4 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+4 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 13. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t+5 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.33 Uji beda Abnormal Return periode t+5
Periode t+5 dgn t+6 t+5 dgn t+7
Mean Std. Deviasi 0.0009 0.05951 0.0182 0.04806
t 0.068 1.779
Sig. (2tailed) 0.946 0.090
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080 Nilai Abnormal Return pada periode t+5 dengan periode pengamatan yang lain yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan ternyata tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t+5 tidak terdapat perbedaan
Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. 14. Pengujian statistik ( paired sampel t test) uji beda Abnormal Return periode t-6 dengan periode t+7 pada saat pengumuman dividen menurun. Tabel 4.34 Uji beda Abnormal Return periode t+6 dan t+7 Periode t+6 dgn t+7
Mean 0.0174
Std. Deviasi 0.07488
t 1.088
Sig. (2tailed) 0.289
Sumber: data diolah
α =5%, df = 21 t table ±2.080
Nilai Abnormal Return pada periode t+6 dengan periode pengamatan t+7 yang mengukur tingkat perbedaan secara signifikan, ternyata tidak tidak dibuktikan secara signifikan <0.05 atau t table ±2.080, maka hal ini menyimpulakan bahwa pada pengumuman dividen menurun yaitu pada periode t-1 tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan yang dibandingkan pada periode pengamatan yang lain. Maka dapat disimpulkan bahwa pada perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat tidak terdapat perbedaan Abnormal Return yang signifikan <0.05 baik dari periode t-7 hingga periode t+7, dan hanya bergerakdari positif kenegatif sebelum maupun sesudah pengumuman
hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indoyama Nasarudin dan Aan Hazairin (2005) menguji
24 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen naik dan 11 perusahaan yang memiliki tingkat perubahan cash dividen turun. Mereka mengungkapkan bahwa tidak terdapat kandunga informasi dan perbedaan Abnormal Return pada perubahan dividen naik dan turun yang bersih dari efek pengganggu (bonus shares, stock split, reverse split, repurchase of stock, stock dividen, warrant offering, right offering). Dan
didukung
pula
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
Amsari(1993) Soetjipto (1997) dan Sugeng (2000) dalam Kurnia Basyori (2007) tidak menemukan bukti adanya kandungan informasi dan
perbedaan
Abnormal
Return.
Woolridge
(1928)
dalam
Jogiyanto(2000) menggunakan 376 pengumuman dividen selama tahun 1971 sampai dengan 1976. Dia juga mendukung bahwa pasar bereaksi terhadap perubahan positif dan negatif secara cepat dalam waktu sehari setelah pengumuman.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan di bab IV, Penelitian ini menganalisis sample yang terdiri dari
22 perusahaan dengan tanggal Ex-
Dividennya sebanyak 32 pada perusahaan yang mengalami pengumuman dividen meningkat dan 18 perusahaan dengan tanggal Ex-Dividennya sebanyak 22 pada perusahaan yang mengalami pengumuman dividen menurun di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebelum dan sesudah ex-dividend dari tahun 2006 sampai 2007. Dengan tujuan untuk menganalisis kandungan informasi dan perbedaan harga saham (Abnormal Return) sebelum dan sesudah Ex-Dividen date. Pada pengumuman dividen meningkat dan menurun. Dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan
pengumuman
dividen
meningkat,
ternyata
hasil
statistiknya
menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan Abnormal Return yang signifikan terhadap pengumuman dividen meskipun perusahaan memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen dari tahun ketahun meningkat. Dan dari hasil pembahasan terhadap perusahaan yang memiliki tingkat perubahan pengumuman dividen menurun, juga menunjukan tidak terdapat kandungan informasi dan perbedaan abnormal return yang signifikan.
Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa ternyata pengumuman dividen tidak terlalu berpengaruh kuat terhadap harga saham maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan. Hal ini desebabkan karena para investor atau yang ingin main saham, tidak terlalu melihat dari pengumuman dividen. Atau mungkin bahwa sebagai besar pelaku pasar lebih melihat capital gain dibandingkan dividen.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian yang dilakukan. Dan penyempurnaan yang disarankan pennulis adalah sebagai berikut: 1. Untuk penelitian lanjut disarankan untuk menggunakan sample jenis perusahaan lain atau sektor lain selain LQ45 yang belum diteliti. 2. Dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu yang singkat yaitu 2 tahun pengamatan. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan rentan waktu yang lebih panjang agar hasil lebih optimal. 3. Penelitian selanjutnya hendaknya tidak hanya menggunakan return tidak normal
sebagai
pengukur
reaksi
pemegang
saham,
tetapi
juga
menggunakan volume perdagangan. 4. Dalam
pengambilan
data
penelitian
di
event
study
tidak
mempertimbangkan adanya event lain seperti stock split, right issue, obligasi dan event lain yang dapat mempengaruhi abnormal return selain pengumuman penurunan pembayaran dividen.
DAFTAR PUSTAKA
Basyori, Kurnia. Analisis pengaruh pengumuman dividen terhadap return saham, yogjakarta sekripsi 2007. Buddi, Wibowo dan Adler, Manurung, (2004), Efek Pembagian Dividen Tunai terhadap Return Harga Saham, Usahawan, No.8 Th XXXIII, Jakarta. Bhardwaj, R.K. dan Brooks, L.D. (1999) ” Further Evidance on Devidend Yield and the Ex-Dividend Day Stock Price and Effect”, Journal of Financial Research. Boyd, J.H. dan Jagannathan, R. (1994) ”Ex-Dividend Price of Common Stocks”, Review of Financial Studies, Volume 7 (3). Campbell, J.A. dan Beranek, W. (1995), ”Stock Price Behaviour on Ex-Dividend Date”, Journal of Finance, 425-429 Darmadji, Tjiptono dan Hendi M, Fakhrudin, Pasar Modal Di Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Dajan Anto (1996), Pengantar Metode Statistik, Jilid II, Jakarta: LP3ES. Dyl, E.A. and Weigand, R.T. (1998), “The Information Content of Dividend Initiations Additional Evidence”, Financial Management, Vol. 27, Autumn. Elton, E.J and M. M.J. Gruber (1980), “Marginal Stockholder Tax Rates and the Clientele Effect”, review of Economical and Statistics, page 52, 68-74. French, D.W., Varson, P.L. dan Moon, K.P. (1999), “Capital Structure and the Ex-Dividend Day Return”, SSRN Journal (PDF)http://www.ssrn.com (visited Januari 18th,2005). Gitman, L.J. (2000), “Principles of Managerial Finance 9th Edition”, USA: Addison Wesley Publishing Company. Gujarati, Damodar. (1995), Basic Econometrics 3rd Edition, Singapore: McGraw-Hill. Hartono, Jogiyanto, 2003. teori portofolio dan analisis investasi. Edisi ketiga, BPEFUGM, Yogyakarta. Husnan, Suad (1998), Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPPAMP YKPN, Yogyakarta. Jagannathan, R. and Frank, M. (1998), “Why Do Stock Price Drop by Less than the Value of Value the Dividend? Evidence from a Country Without Taxes”, Journal of Financial Economic 47, page 161-188.
Kartini, (2001), Analisis reaksi Pemegang Saham terhadap Pengumuman Perubahan Pembayaran Dividen di Bursa Efek Jakarta, Siasat Bisnis No. 6 Vol. 2, UII, Yogyakarta. Manurung, A.H. (1997), “Portofolio Bursa Efek Jakarta” (Kapitalisasi Besar, Kecil dan Campuran), Jakarta, Manajemen dan Usahawan No.12 th XXVI. Michaely, R., dan Vila, J.L. (1995), “Investors’ Heterogeneity, Prices, and Volume Around the Ex-Dividend Day”, Journal of Financial and Quantitative Analysis, Volume 30. Michaely, R. and Murgia, M. (1995), The Effect of Tax Heterogeneity on Prices and Volume Around the Ex-Dividend Day : Evidence from the Milan Stock Exchange. Review of Financial Studies 8, 369-399. Mehar, Ayub. Corporate governance and dividend policy, ( MPRA Paper No. 619, posted 07. November 2007.) Mustopo Ali Sasongko., 2008, Analisa Penilaian Saham, dalam situs www.WealthIndonesia.com Nasarudin, Indoyama, dan Aan Hazairin, Dampak peningkatan dan penurunan cash dividen terhadap pengumuman dividen yang bersih dari efek penganggu pada saham LQ45 ( Jakarta : jurnal etikonomi, Vol.4,No.3, Desember 2005 ). Noronha, G.M., Shome, D.K., and Morgan, G.E. (1996), The Monitaring Rationale for Dividend and Interactions of Capital Structure and Dividend Decission. Journal of Banking and Finance, April, page 439-454. Pujiono (2002), “Dampak Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Waktu Ex-Dividend Day”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 5. Rina Br Bukit, Jogiyanto, Reaksi Pasar Terhadap Dividend Initiations dan Dividend Omissions : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta, Jurnal SNA, Yogyakarta, 2000, Hal 931-957. Raino, Endang Wirjono. Muatan Informasi (Information Contents) dari Kebijakan Dividen, Jurnal Kinerja, Volume.7 no.2. Tahun.2003: hal.156-165. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian., 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Keempat, Jakarta, Literata Lintas Media.
Rusdin., 2006, Pasar Modal, Cetakan Kesatu, Bandung, Alfabeta Sularso, R. Andi, Pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga (return) sebelum dan sesudah ex-dividen date di bursa efek Jakarta, ( Jember : jurnal akuntasi dan keuangan vol.5, No.1,Mei 2003.) Sutrisno, (2003), Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Ekonisia, UII, Yogyakarta Siaputra, Lani. Surja, Atmadja Adwin, pengaruh pengumuman dividen terhadap perubahan harga saham sebelum dan sesudah ex-dividen date di bursa efek Jakarta (BEJ), (Surabaya : Jurnal akuntasi dan keuangan, Vol.8,No.1, Mei 2006.) Singgih Santoso, (2001), SPSS Versi 15, Elex Media Komputindo, Jakarta. Suhendra, Winarsono Beni. Signifikansi perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat dengan dividen menurun pengujian signaling hypotesis di BEJ: laporan penilitian ( Universitas Ahmad Dahlan. September 2006.) Van Horne James C dan Wachowich John M Jr (terjemahan), (1995), PrinsipPrinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Winarsona, Beni Suhendra, Signifikansi perbedaan kinerja keuangan antara perusahaan yang mengumumkan dividen meningkat dan dividen menurun: pengujian signaling hypotesis di BEJ Jakarta : laporan penelitian, ( Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan September 2006. ) Weston, Fred J. and Brigham, Eugene F. (1993), Manajemen Keuangan Jilid 2, Jakarta, Erlangga. Zulvayanti, Novi, pengujian efisiensi pasar bentuk setengah kuat secara keputusan dengan analisis ex-dividend (studi empiris di BEJ) Jakarta: sekripsi 2004) Z. Alwi, Iskanda. Pasar modal, teori dan aplikasi ,Jakarta, September 2003
DAFTAR
Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menigkat di Bursa Efek Indonesia. Kode
Perusahaan
AALI ASII
Astra Agro Lestari Tbk Astra International Tbk
BBCA
Bank Central Asia Tbk
Taggal pengumuman 15-May-06 16-Jun-06 11-Jun-07 7-Jun-06 14-Jun-07 22-Jun-06 16-Jun-06 20-Jun-07
BDMN BMRI
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk
BNGA
Bank Niaga Tbk
14-Jun-07
BNII
Bank International Indonesia Tbk
BUMI
Bumi Resources Tbk
17-May-06 25-Jun-07 14-Jun-07 13-Jun-06
INCO
International Nickel Ind .Tbk
INDF INTP KIJA KLBF LSIP MEDC
Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Kawasan Industri Jababeka Tbk Kalbe Farma Tbk PP London Sumatera Tbk Medco Energi International Tbk
26-Apr-06 30-Jul-07 20-Jul-06 7-Jun-06 15-Jun-07 21-Jul-06 30-May-06
PGAS
Perusahaan Gas Negara (Persero)
25-Jun-07
PTBA
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk
TLKM
Telekomunikasi Indonesia Tbk
UNSP
Bakrie Sumatra Plantations Tbk
UNTR
United Tractors Tbk
UNVR
Unilever Indonesia Tbk
30-May-07 5-Jun-06 23-Jul-07 24-Jul-06 12-Jun-07 30-Jun-06 21-Jun-07 13-Jun-06 25-Jun-07 23-Jun-06
BBRI
21-Nov-07
Nama-nama Perusahaan pada pengumuman dividen menurun di Bursa Efek Indonesia. Kode
Perusahaan
AALI
Astra Agro Lestari Tbk
ADHI ASII
Adhi Karya (Per sero) Tbk Astra International Tbk
BBCA BDMN BMRI BNII BUMI GGRM
Bank Central Asia Tbk Bank Danamon Indonesia Tbk Bank Mandiri (Persero) Tbk Bank International Indonesia Tbk Bumi Resources Tbk Gudang Garam Tbk
GJTL
Gajah Tunggal Tbk
INCO INDF INTP ISAT PGAS TLKM UNTR UNVR
International Nickel Ind .Tbk Indofood Sukses Makmur Tbk Indocement Tunggal Prakasa Tbk Indosat Tbk Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Telekomunikasi Indonesia Tbk United Tractors Tbk Unilever Indonesia Tbk
Taggal pengumuman 22-Oct-07 12-Jun-07 18-Oct-06 21-Jul-06 30-Oct-07 30-Oct-06 30-Nov-07 15-May-07 15-Jun-06 13-Jun-07 29 gust 07 24-Jul-07 23-Jul-07 24 juli 06 20-Nov-06 21-Jul-06 28-Jun-07 21-Jul-06 3-Jul-06 30-Nov-07 16 0ct 06 29-Nov-07
Daftar tabel Abnormal Return pada saat pengumuman dividen meningkat
kode
tgl exdividend date
t-7
t-6
t-5 1014.921
t-4
t-3
t-2
t-1
t0
t+1
t+2
t+3
t+4
1.052 0.019
-0.019
0.028
0.001
0.003
0.025
0.037
-0.012
0.002
0.022
0.022
0.002
0.047 0.014 0.003
-0.015
0.016
0.016
0.001
0.010
0.003
0.026 0.043
0.001
0.083 0.013
0.001 0.006 0.002 0.012 0.006 0.006 0.010 0.008 0.053 0.011
0.017
-0.004
0.002 0.010 0.035
0.018
0.023
0.020 0.048 0.041 0.231 0.006
0.002 0.006
0.054 0.006 0.006 0.047 0.016 0.004
15-May06 16-Jun06
0.008
0.016
0.015
-0.003
11-Jun-07
-0.025
0.014 0.016
7-Jun-06
-0.024
0.008
14-Jun-07
0.016
0.009 0.020
-0.004
0.027 0.007 0.029
BBRI
22-Jun-06
0.006
0.023
0.040
0.010
-0.018
BDMN
16-Jun-06
0.021
0.016
0.024
-0.011
BMRI
20-Jun-07
-0.008
0.012
14-Jun-07 17-May06
-0.006 1014.914
0.054
0.015 0.058
0.004
BNGA
0.002 0.015 0.005 0.999
-0.004
0.043
0.020
25-Jun-07
0.018
0.023
0.054
0.004
14-Jun-07
-0.012
-0.012
13-Jun-06 21-Nov07
-0.009
0.002 0.003
0.043 0.001
0.029
-0.015
0.015
0.002
0.006
0.010
0.001
INCO
26-Apr-06
0.006
0.053
-0.028
INDF
30-Jul-07
0.015
0.061 0.029
INTP
20-Jul-06
-0.015
KIJA
7-Jun-06
-0.012
0.014 0.013 0.011 0.007 0.021 0.036
0.005 0.004 0.028 0.029 0.026 0.005
0.023
0.016 0.007 0.007 0.003
KLBF
15-Jun-07
0.029
-0.023
0.012
LSIP
21-Jul-06 30-May06
-0.006
-0.005
0.000 0.007
0.035 0.017 0.015 0.014 0.017
0.012
-0.008
0.028
-0.012
0.017 0.012
25-Jun-07 30-May07
-0.009
-0.008
0.005 0.021
-0.013
0.006
0.017
PTBA
5-Jun-06
-0.012
0.025
0.046 0.010
0.018
-0.022
0.007
TLKM
23-Jul-07 24-Jul1006
AALI ASII
BBCA
BNII
BUMI
MEDC PGAS
UNSP
UNTR
-0.003
0.028
-0.016
0.005
0.017
-0.006
0.012 0.028 0.012 0.003 0.020 0.024
-0.008
0.009 0.012
-0.042
0.041
0.017
0.022 0.016
0.018 0.019
0.025
0.006
-0.003
0.010
12-Jun-07
0.005
0.014
0.034
0.021
-0.008
0.002
30-Jun-06
0.037
0.048
0.001
0.004
0.000
0.011
21-Jun-07
-0.001
0.012
0.032
0.030
-0.016
13-Jun-06
-0.011
0.025
-0.026
0.017
-0.007
-0.004
0.073
0.032 0.004
0.028
-0.018
0.000 0.006 0.017 0.003 0.058 0.001 0.022
0.014 0.042 0.039 0.060 0.015 0.010
0.012 0.004 0.023 0.009 0.028 0.009 0.009 0.035 0.013
0.001 0.009 0.017 0.003 0.006 0.007 0.001 0.005 0.015 0.006 0.043 0.091 0.004
0.000 0.005 0.015 0.048 0.004 0.002 0.002 0.056 0.010
t+6
0.003
0.055 0.022 0.015 0.006 0.010 0.376 0.002
0.023 0.006 0.015 0.002 0.270 0.007 0.011 0.017 0.002 0.060 0.029
0.006 0.011 0.012 0.032 0.058
0.040 0.001
0.001
0.022 0.061
0.021
0.032
t+7 0.119 0.000 0.008 0.011 0.018 0.039 0.007 0.006 0.023 0.012 0.007 0.013 0.022 0.012 0.002
0.026
0.025 0.059 0.005 0.003
0.021
0.045
0.024
0.018 0.025 0.001
0.025
0.021
0.017
0.003
0.023
0.007
0.052
0.015
0.089 0.013 0.032
0.011 0.004
0.016 0.020
0.028 0.006 0.013 0.005 0.035
0.003 0.018 0.031
0.050 0.003 0.012 0.010
0.054 0.013
0.000 0.040 0.002 0.013
0.158
0.002 0.009 0.071 0.009 0.006 0.019
0.076
0.066
0.003 0.009
0.214 0.006
0.003
0.004 0.002
0.007 0.090
0.005 0.012
0.006
0.026
0.048
0.002
0.008
0.013
0.042
0.013
0.013
0.295 0.008
0.009 0.047 0.418 0.026
0.010
0.012
0.003
0.032 0.029 0.008 0.037
0.015
0.001 0.011 0.009
0.006
0.013 0.016 0.008 0.003
t+5
0.040 0.003 0.042 0.022
0.034 0.013
0.044
0.131
0.005 0.006
0.007 0.010
0.006
0.012
0.055 0.011 0.006
0.005
0.021 0.040 0.018 0.048
0.030 0.006
0.044 0.021 0.188
0.077
0.009
0.021 0.013
0.000 0.018
0.008 0.058
0.018 0.005
0.016
UNVR
25-Jun-07
0.013
0.018
0.004
23-Jun-06
-0.002
0.006
0.066
0.016 0.013
0.006 -0.013
0.015 0.013
0.027 0.013
0.015 0.013
0.000 0.004
0.023 0.000
0.016 0.011
0.010 0.283
0.009
0.018
0.004
0.441
0.016
0.010
t+6
t+7
0.027
0.008 0.008
Daftar tabel Abnormal Return pada saat pengumuman dividen menurun
KODE
AALI
tgl exdividend date 22-Oct-07 12-Jun-07 18-Oct-06
t0 t-7 0.005 0.009
t-6
t-5
-0.002
0.021
0.030
0.002
-0.019 0.003
0.019 0.006
ADHI
21-Jul-06
0.021 0.009
ASII
30-Oct-07
0.003
0.007
0.011
30-Oct-06
0.005
-0.002
BBCA
30-Nov-07
0.004
0.030
BDMN
15-May-07
0.002
0.049
0.041 0.035 0.035
BMRI
15-Jun-06
-0.004
0.010
BNII
13-Jun-07
0.016 0.018
0.008
0.007
BUMI
29 gust 07
0.053
-0.044
GGRM
24-Jul-07
0.003
0.002 0.006
GJTL
23-Jul-07
t-4 0.019 0.029 0.015 0.014 0.013 0.002 0.008 0.037 0.008 0.012 0.010
INCO
20-Nov-06
0.004 0.022 0.015 0.015
INDF
21-Jul-06
0.028
-0.007
0.004
0.018 0.013 0.004
INTP
28-Jun-07
0.038
0.067
ISAT
21-Jul-06
0.018
0.014
0.029 0.003
0.014 0.011
PGAS
3-Jul-06
0.043
-0.014
TLKM
30-Nov-07
0.003
UNTR
16 0ct 06
-0.012
0.005
0.009 0.016 0.004
UNVR
29-Nov-07
0.026 0.015 0.013
0.022 0.021
0.002
0.017
0.009
24 juli 06
-0.009 -0.011
0.007 0.001
0.015
0.002
0.000 0.023
t-3
t-2
t-1
0.032
-0.005
-0.028
0.007 0.017 0.001
0.023
-0.020
0.088
-0.008
0.004
0.001
0.070 0.080 0.012
0.026
0.019
0.009
0.009
0.000
0.017
0.003 0.017
-0.004
-0.018
-0.006
0.015
0.010 0.005 0.002 0.011 0.013
0.004 0.029 0.002 0.012
-0.027
-0.015
0.001
0.006
-0.003
-0.013
-0.013
-0.003
-0.018
0.002 0.016 0.004
0.004
-0.013
-0.017
0.006
0.010
0.001
0.021 0.016 0.001 0.025 0.010
0.004
0.044
-0.030
0.013
0.010
-0.009
0.302
-0.418
-0.012
0.028
0.009 0.048 0.019 0.010 0.033 0.020 0.029
0.041
0.036
0.066
0.016 0.010
0.009
-0.037
0.020
0.020
0.035 0.038
0.020 0.041 0.089 0.014
t+1
t+2
t+3
t+4
t+5
0.003
0.008 0.056
0.027 0.025
0.049 0.006
0.042
0.048 0.037 0.005
0.085 0.017 0.018
0.005 0.003 0.007 0.030 0.010 0.003
0.013 0.006 0.007 0.012
0.006 0.037 0.044 0.003
0.013 0.012
0.016 0.004 0.023 0.011
0.015 0.025
0.008
0.015 0.013
0.019
0.001 0.016
0.065
0.014
0.006 0.004
0.014 0.023 0.002
0.006 0.019 0.005 0.002
0.038 0.004 0.013 0.053
0.036 0.010
0.006
0.004
0.037
0.009 0.002 0.008
0.014 0.021 0.003
0.038
0.002
0.019 0.003
0.004 0.004
0.049
0.009 0.013
0.030 0.018
0.016 0.027 0.005 0.006 0.013 0.009
0.003
0.003
0.008
0.047 0.012 0.114 0.048
0.043 0.003 0.006
0.036
0.055
0.000
0.020 0.029 0.004
0.021
0.064
0.007 0.001 0.024 0.004 0.019 0.025 0.006 0.010 0.005
0.014 0.040
0.012
0.000 0.003 0.119 0.125 0.018 0.032 0.017 0.010 0.024 0.005 0.001 0.025 0.001
0.041 0.001 0.015 0.025 0.008 0.015 0.002 0.001 0.035 0.004 0.177 0.019 0.012 0.008 0.016 0.012 0.032 0.001 0.004 0.028
Hasil Uji Deskriptif Abnormal Return Pada Pengumuman Dividen Meningkat Descriptive Statistics N
Minimum
t-7
32
Valid N (listwise)
32
-1014.91
Maximum .07
Mean
Std. Deviation
-31.7122
179.41379
Mean .0342
Std. Deviation .17731
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t-6
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.03
Maximum 1.00
Descriptive Statistics N
Minimum
t-5
32
Valid N (listwise)
32
-1014.92
Maximum .07
-31.7039
179.41665
Mean .0346
Std. Deviation .18699
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t-4
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.06
Maximum 1.05
Descriptive Statistics N
Minimum
t-3
32
Valid N (listwise)
32
-.03
Maximum .03
-.0025
.01522
Mean .0021
Std. Deviation .01841
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t-2
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.04
Maximum .05
Descriptive Statistics N
Minimum
t-1
32
Valid N (listwise)
32
-.04
Maximum .29
.0104
.05534
Descriptive Statistics N
Minimum
t=0
32
Valid N (listwise)
32
-.42
Maximum .08
Mean
Std. Deviation
-.0257
.08743
Mean -.0003
Std. Deviation .02328
Mean .0042
Std. Deviation .02818
Mean .0002
Std. Deviation .03414
Mean -.0009
Std. Deviation .06278
Mean .0276
Std. Deviation .10151
Mean -.0152
Std. Deviation .07915
Mean .0056
Std. Deviation .03056
Descriptive Statistics N t+1
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.06
Maximum .05
Descriptive Statistics N t+2
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.05
Maximum .09
Descriptive Statistics N t+3
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.09
Maximum .13
Descriptive Statistics N t+4
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.28
Maximum .16
Descriptive Statistics N t+5
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.09
Maximum .44
Descriptive Statistics N t+6
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.38
Maximum .06
Descriptive Statistics N t+7
32
Valid N (listwise)
32
Minimum -.06
Maximum .12
Hasil Uji Deskriptif Abnormal Return Pada Pengumuman Dividen Menurun. Descriptive Statistics N
Minimum
t-7
22
Valid N (listwise)
22
-.02
Maximum .05
Mean
Std. Deviation
.0063
.02119
Mean .0049
Std. Deviation .02363
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t-6
22
Valid N (listwise)
22
Minimum -.04
Maximum .07
Descriptive Statistics N
Minimum
t-5
22
Valid N (listwise)
22
-.04
Maximum .04
.0042
.01839
Mean -.0044
Std. Deviation .01517
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t-4
22
Valid N (listwise)
22
Minimum -.03
Maximum .04
Descriptive Statistics N
Minimum
t-3
22
Valid N (listwise)
22
-.08
Maximum .07
-.0035
.02932
Mean .0191
Std. Deviation .06776
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t-2
22
Valid N (listwise)
22
Minimum -.03
Maximum .30
Descriptive Statistics N
Minimum
t-1
22
Valid N (listwise)
22
-.42
Maximum .04
-.0191
.09151
Descriptive Statistics N
Minimum
t=0
22
Valid N (listwise)
22
-.09
Maximum .07
Mean
Std. Deviation
-.0103
.02973
Mean .0015
Std. Deviation .01635
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t+1
22
Valid N (listwise)
22
Minimum -.03
Maximum .04
Descriptive Statistics N
Minimum
t+2
22
Valid N (listwise)
22
-.11
Maximum .05
-.0015
.03730
Mean .0027
Std. Deviation .01899
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t+3
22
Valid N (listwise)
22
Minimum -.04
Maximum .05
Descriptive Statistics N
Minimum
t+4
22
Valid N (listwise)
22
-.05
Maximum .09
.0012
.02867
Mean .0056
Std. Deviation .02818
Mean
Std. Deviation
Descriptive Statistics N t+5
22
Valid N (listwise)
22
Minimum -.04
Maximum .07
Descriptive Statistics N
Minimum
t+6
22
Valid N (listwise)
22
-.12
Maximum .13
.0046
.04294
Mean -.0128
Std. Deviation .04076
Descriptive Statistics N t-7
22
Valid N (listwise)
22
Minimum -.18
Maximum .04
Hasil Uji (One Sample t test) Pada Pengumuman Dividen Meningkat One-Sample Statistics
N t-7
Mean 32
Std. Deviation
-31.7122
179.41379
Std. Error Mean 31.71618
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-7
Df
-1.000
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.325
-31.71215
Lower -96.3977
Upper 32.9734
One-Sample Statistics
N t-6
32
Mean .0342
Std. Deviation .17731
Std. Error Mean .03134
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-6
Df
1.090
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.284
.03415
Lower -.0298
Upper .0981
One-Sample Statistics
N t-5
32
Mean -31.7039
Std. Deviation 179.41665
Std. Error Mean 31.71668
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-5
-1.000
Df
Sig. (2-tailed) 31
.325
Mean Difference -31.70394
Lower
Upper
-96.3905
32.9827
One-Sample Statistics
N t-4
Mean 32
Std. Deviation
.0346
.18699
Std. Error Mean .03305
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-4
Df
1.048
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.303
.03464
Lower -.0328
Upper .1021
One-Sample Statistics
N t-3
32
Mean -.0025
Std. Deviation .01522
Std. Error Mean .00269
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-3
Df -.923
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.363
-.00248
Lower -.0080
Upper .0030
One-Sample Statistics
N t-2
32
Mean .0021
Std. Deviation .01841
Std. Error Mean .00325
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-2
Df .636
Sig. (2-tailed) 31
.530
Mean Difference .00207
Lower -.0046
Upper .0087
One-Sample Statistics
N t-1
Mean 32
Std. Error Mean .00978
Std. Deviation
.0104
.05534
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t-1
Df
1.067
Mean Difference
Sig. (2-tailed) 31
.294
.01044
Lower -.0095
Upper .0304
One-Sample Statistics
N t=0
Mean -.0257
32
Std. Deviation .08743
Std. Error Mean .01546
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t=0
df
-1.662
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.107
-.02568
Lower -.0572
Upper .0058
One-Sample Statistics
N t+1
32
Mean -.0003
Std. Deviation .02328
Std. Error Mean .00412
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+1
Df -.076
Sig. (2-tailed) 31
.940
Mean Difference -.00031
Lower -.0087
Upper .0081
One-Sample Statistics
N t+2
Mean 32
Std. Deviation
.0042
.02818
Std. Error Mean .00498
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t
Df
t+2
.833
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.411
.00415
Lower -.0060
Upper .0143
One-Sample Statistics
N t+3
32
Mean .0002
Std. Deviation .03414
Std. Error Mean .00604
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t
Df
t+3
.040
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.968
.00024
Lower -.0121
Upper .0126
One-Sample Statistics
N t+4
Mean 32
Std. Deviation
-.0009
Std. Error Mean
.06278
.01110
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+4
Df -.082
Sig. (2-tailed) 31
.935
Mean Difference -.00091
Lower -.0235
Upper .0217
One-Sample Statistics
N t+5
Mean 32
Std. Deviation
.0276
.10151
Std. Error Mean .01794
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+5
Df
1.540
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.134
.02763
Lower -.0090
Upper .0642
One-Sample Statistics
N t+6
Mean 32
Std. Deviation
-.0152
.07915
Std. Error Mean .01399
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+6
Df
-1.088
Sig. (2-tailed) 31
Mean Difference
.285
-.01523
Lower -.0438
Upper .0133
One-Sample Statistics
N t+7
Mean 32
Std. Deviation
.0056
.03056
Std. Error Mean .00540
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+7
1.036
Df
Sig. (2-tailed) 31
.308
Mean Difference .00559
Lower -.0054
Upper .0166
Hasil Uji (One Sample t test) Pada Pengumuman Dividen Menurun.
One-Sample Statistics
N t- 7
Mean .0063
22
Std. Deviation .02119
Std. Error Mean .00452
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t- 7
Df
1.401
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.176
.00633
Lower -.0031
Upper .0157
One-Sample Statistics
N t- 6
Mean 22
Std. Deviation
.0049
Std. Error Mean
.02363
.00504
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t- 6
Df .982
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.337
.00495
Lower -.0055
Upper .0154
One-Sample Statistics
N t- 5
Mean 22
Std. Deviation
.0042
.01839
Std. Error Mean .00392
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t- 5
1.070
Df
Sig. (2-tailed) 21
.297
Mean Difference .00420
Lower -.0040
Upper .0123
One-Sample Statistics
N t- 4
22
Mean -.0044
Std. Deviation .01517
Std. Error Mean .00323
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 4
Df
-1.365
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.187
-.00441
Lower -.0111
Upper .0023
One-Sample Statistics
N t- 3
22
Mean -.0035
Std. Deviation .02932
Std. Error Mean .00625
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 3
Df
-.559
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.582
-.00349
Lower -.0165
Upper .0095
One-Sample Statistics
N t- 2
Mean 22
Std. Deviation
.0191
Std. Error Mean
.06776
.01445
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 2
1.321
Df
Sig. (2-tailed) 21
.201
Mean Difference .01908
Lower -.0110
Upper .0491
One-Sample Statistics
N t- 1
22
Mean -.0191
Std. Deviation .09151
Std. Error Mean .01951
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t- 1
Df
-.979
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.339
-.01911
Lower -.0597
Upper .0215
One-Sample Statistics
N t=0
22
Mean -.0103
Std. Deviation .02973
Std. Error Mean .00634
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t= 0
Df
-1.621
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.120
-.01027
Lower -.0235
Upper .0029
One-Sample Statistics
N t+ 1
Mean 22
Std. Deviation
.0015
Std. Error Mean
.01635
.00349
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 1
Df .441
Sig. (2-tailed) 21
.664
Mean Difference .00154
Lower -.0057
Upper .0088
One-Sample Statistics
N t+ 2
22
Mean -.0015
Std. Deviation .03730
Std. Error Mean .00795
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 2
Df
-.189
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.852
-.00151
Lower -.0180
Upper .0150
One-Sample Statistics
N t+ 3
22
Mean .0027
Std. Deviation .01899
Std. Error Mean .00405
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 3
Df .663
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.514
.00269
Lower -.0057
Upper .0111
One-Sample Statistics
N t+ 4
Mean 22
Std. Deviation
.0012
Std. Error Mean
.02867
.00611
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 4
Df .202
Sig. (2-tailed) 21
.842
Mean Difference .00124
Lower -.0115
Upper .0139
One-Sample Statistics
N t+ 5
22
Mean .0056
Std. Deviation .02818
Std. Error Mean .00601
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference T t+ 5
Df .925
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.365
.00556
Lower -.0069
Upper .0181
One-Sample Statistics
N T+ 6
22
Mean .0046
Std. Deviation .04294
Std. Error Mean .00916
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+ 6
Df .504
Sig. (2-tailed) 21
Mean Difference
.619
.00462
Lower -.0144
Upper .0237
One-Sample Statistics
N t+7
Mean 22
Std. Deviation
-.0127
Std. Error Mean
.04068
.00867
One-Sample Test
Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t t+7
-1.467
Df
Sig. (2-tailed) 21
.157
Mean Difference -.01273
Lower -.0308
Upper .0053
UJI BEDA PADA PENGUMUMAN DIVIDEN MENINGKAT Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-7 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7
N 32
t-6
.0342
32
.17731
.03134
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t-5
-31.7039
32
179.41665
31.71668
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t-4
.0346
32
.18699
.03305
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t-3
-.0025
32
.01522
.00269
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t-2
.0021
32
.01841
.00325
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t-1
.0104
32
.05534
.00978
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t-7
t0 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13 Pair 14
Std. Deviation 179.41379
Std. Error Mean 31.71618
Mean -31.7122
-.0257
32
.08743
.01546
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t+1
-.0003
32
.02328
.00412
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t+2
.0042
32
.02818
.00498
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t+3
.0002
32
.03414
.00604
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t+4
-.0009
32
.06278
.01110
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t+5
.0276
32
.10151
.01794
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t+6
-.0152
32
.07915
.01399
t-7
-31.7122
32
179.41379
31.71618
t+7
.0056
32
.03049
.00539
t-7
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-7 dgn t-6
32
-.993
.000
Pair 2
t-7 dgn t-5
32
-.032
.861
Pair 3
t-7 dgn t-4
32
-.008
.966
Pair 4
t-7 dgn t-3
32
-.268
.139
Pair 5
t-7 dgn t-2
32
.301
.094
Pair 6
t-7 dgn t-1
32
.044
.812
Pair 7
t-7 dgn t0
32
-.228
.210
Pair 8
t-7 dgn t+1
32
.411
.020
Pair 9
t-7 dgn t+2
32
-.201
.270
Pair 10
t-7 dgn t+3
32
.079
.666
Pair 11
t-7 dgn t+4
32
.040
.828
Pair 12
t-7 dgn t+5
32
.046
.803
Pair 13
t-7 dgn t+6
32
-.007
.971
Pair 14
t-7 dgn t+7
32
.107
.559
Paired Samples Test
Paired Differences Std. Error Mean
t
df
Mean
Std. Deviation
-31.74630
179.58985
31.74730
-96.49535
33.00274
-1.000
31
Sig. (2taile d)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Pair 1
t-7dgn t-6
Pair 2
t-7 dgn t-5
-.00822
257.78973
45.57122
-92.95133
92.93489
.000
31
Pair 3
t-7 dgn t-4
-31.74679
179.41537
31.71646
-96.43293
32.93934
-1.001
31
.325 1.00 0 .325
Pair 4
t-7 dgn t-3
-31.70967
179.41786
31.71690
-96.39671
32.97736
-1.000
31
.325
Pair 5
t-7 dgn t-2
-31.71422
179.40824
31.71520
-96.39779
32.96935
-1.000
31
.325
Pair 6
t-7dgn t-1
-31.72259
179.41138
31.71575
-96.40729
32.96211
-1.000
31
.325
Pair 7
t-7 dgn t0
-31.68647
179.43373
31.71970
-96.37923
33.00629
-.999
31
.326
Pair 8
t-7 dgn t+1
-31.71184
179.40423
31.71449
-96.39396
32.97028
-1.000
31
.325
Pair 9
t-7 dgn t+2
-31.71631
179.41946
31.71718
-96.40392
32.97131
-1.000
31
.325
Pair 10
t-7 dgn t+3
-31.71240
179.41109
31.71570
-96.39699
32.97220
-1.000
31
.325
Pair 11
t-7 dgn t+4
-31.71124
179.41129
31.71573
-96.39591
32.97343
-1.000
31
.325
Pair 12
t-7 dgn t+5
-31.73979
179.40917
31.71536
-96.42369
32.94412
-1.001
31
.325
Pair 13
t-7 dgn t+6
-31.69693
179.41434
31.71627
-96.38269
32.98884
-.999
31
.325
Pair 14
t-7 dgn t+7
-31.71775
179.41053
31.71560
-96.40214
32.96664
-1.000
31
.325
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-6 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13
t-6
Mean .0341
N 32
Std. Deviation .17732
Std. Error Mean .03135
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t-6
.0341
32
.17732
.03135
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations
Pair 1
t-6 dgn t-5
N 32
Correlation .019
Sig. .919
Pair 2
t-6 dgn t-4
32
.022
.906
Pair 3
t-6 dgn t-3
32
.224
.217
Pair 4
t-6 dgn t-2
32
-.271
.134
Pair 5
t-6 dgn t-1
32
.014
.939
Pair 6
t-6 dgn t0
32
.188
.302
Pair 7
t-6 dgn t+1
32
-.383
.030
Pair 8
t-6 dgn t+2
32
.196
.281
Pair 9
t-6 dgn t+3
32
-.036
.844
Pair 10
t-6 dgn t+4
32
-.044
.810
Pair 11
t-6 dgn t+5
32
-.024
.898
Pair 12
t-6 dgn t+6
32
-.016
.933
Pair 13
t-6 dgn t+7
32
-.074
.689
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference
31.71611
Lower -32.9474
Upper 96.4235
1.001
31
.325
.04506
-.0925
.0913
-.014
31
.989
.17453
.03085
-.0264
.0995
1.185
31
.245
.18320
.03239
-.0341
.0981
.988
31
.331
.0236
.18501
.03271
-.0431
.0903
.722
31
.475
t-6 dgn t0
.0598
.18234
.03223
-.0059
.1256
1.856
31
.073
Pair 7
t-6 dgn t+1
.0345
.18750
.03315
-.0331
.1021
1.042
31
.306
Pair 8
t-6 dgn t+2
.0299
.17399
.03076
-.0328
.0926
.972
31
.338
Pair 9
t-6 dgn t+3
.0339
.18178
.03214
-.0317
.0994
1.054
31
.300
Pair 10
t-6 dgn t+4
.0349
.19068
.03371
-.0338
.1037
1.037
31
.308
Pair 11
t-6 dgn t+5
.0065
.20640
.03649
-.0679
.0809
.178
31
.860
Pair 12
t-6 dgn t+6
.0493
.19533
.03453
-.0211
.1197
1.428
31
.163
Pair 13
t-6 dgn t+7
.0285
.18214
.03220
-.0372
.0942
.885
31
.383
Pair 1
t-6 dgn t-5
31.7380
179.41342
Pair 2
t-6 dgn t-4
-.0006
.25491
Pair 3
t-6 dgn t-3
.0366
Pair 4
t-6 dgn t-2
.0320
Pair 5
t-6 dgn t-1
Pair 6
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5
Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12
Std. Error Mean 31.71668
N 32
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
-.0257
32
.08745
.01546
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t-5
-31.7039
32
179.41663
31.71668
t+7
.0056
32
.03056
.00540
t-5
t0 Pair 6
Std. Deviation 179.41663
Mean -31.7039
t-5
Paired Samples Correlations
Pair 1
t-5 dgn t-4
N 32
Correlation -.993
Sig. .000
Pair 2
t-5 dgn t-3
Pair 3
t-5 dgn t-2
32
.197
.280
32
-.256
Pair 4
t-5 dgn t-1
.158
Pair 5
t-5 dgn t0
32
.038
.837
32
-.049
Pair 6
.788
t-5 dgn t+1
32
.020
.913
Pair 7
t-5 dgn t+2
32
.189
.301
Pair 8
t-5 dgn t+3
32
-.197
.280
Pair 9
t-5 dgn t+4
32
-.139
.447
Pair 10
t-5 dgn t+5
32
.055
.765
Pair 11
t-5 dgn t+6
32
.092
.618
Pair 12
t-5 dgn t+7
32
-.677
.000
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference
31.74950
Lower -96.4922
Upper 33.0149
-1.000
31
.325
31.71615
-96.3870
32.9840
-1.000
31
.325
179.42136
31.71752
-96.3943
32.9823
-1.000
31
.325
179.41455
31.71631
-96.4002
32.9714
-1.000
31
.325
-31.6782
179.42098
31.71745
-96.3664
33.0099
-.999
31
.326
-31.7035
179.41617
31.71660
-96.3899
32.9829
-1.000
31
.325
t-5 dgn t+2
-31.7081
179.41131
31.71574
-96.3928
32.9766
-1.000
31
.325
Pair 8
t-5 dgn t+3
-31.7042
179.42335
31.71787
-96.3932
32.9849
-1.000
31
.325
Pair 9
t-5 dgn t+4
-31.7031
179.42538
31.71823
-96.3928
32.9867
-1.000
31
.325
Pair 10
t-5 dgn t+5
-31.7315
179.41107
31.71570
-96.4161
32.9531
-1.000
31
.325
Pair 11
t-5 dgn t+6
-31.6887
179.40940
31.71540
-96.3727
32.9953
-.999
31
.325
Pair 12
t-5 dgn t+7
-31.7095
179.43733
31.72034
-96.4036
32.9845
-1.000
31
.325
Pair 1
t-5 dgn t-4
-31.7387
179.60227
Pair 2
t-5 dgn t-3
-31.7015
179.41362
Pair 3
t-5 dgn t-2
-31.7060
Pair 4
t-5 dgn t-1
-31.7144
Pair 5
t-5 dgn t0
Pair 6
t-5 dgn t+1
Pair 7
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11
Std. Error Mean .03306
t-4
Mean .0347
N 32
Std. Deviation .18703
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t-4
.0347
32
.18703
.03306
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-4 dgn t-3
32
-.191
.294
Pair 2
t-4 dgn t-2
32
.217
.233
Pair 3
t-4 dgn t-1
32
-.037
.839
Pair 4
t-4 dgn t0
32
.055
.764
Pair 5
t-4 dgn t+1
32
-.041
.824
Pair 6
t-4 dgn t+2
32
-.206
.257
Pair 7
t-4 dgn t+3
32
.191
.294
Pair 8
t-4 dgn t+4
32
.152
.407
Pair 9
t-4 dgn t+5
32
-.059
.749
Pair 10
t-4 dgn t+6
32
-.094
.607
Pair 11
t-4 dgn t+7
32
.676
.000
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
t-4 dgn t-3
.0372
.19055
.03369
Lower -.0315
Upper .1059
1.104
31
.278
Pair 2
t-4 dgn t-2
.0326
.18391
.03251
-.0337
.0989
1.003
31
.323
Pair 3
t-4 dgn t-1
.0243
.19703
.03483
-.0468
.0953
.696
31
.491
Pair 4
t-4 dgn t0
.0604
.20204
.03572
-.0124
.1333
1.692
31
.101
Pair 5
t-4 dgn t+1
.0352
.18943
.03349
-.0331
.1035
1.050
31
.302
Pair 6
t-4 dgn t+2
.0305
.19482
.03444
-.0397
.1008
.887
31
.382
Pair 7
t-4 dgn t+3
.0345
.18359
.03245
-.0317
.1007
1.063
31
.296
Pair 8
t-4 dgn t+4
.0356
.18802
.03324
-.0322
.1034
1.070
31
.293
Pair 9
t-4 dgn t+5
.0071
.21801
.03854
-.0715
.0857
.185
31
.855
Pair 10
t-4 dgn t+6
.0499
.20988
.03710
-.0257
.1256
1.346
31
.188
Pair 11
t-4 dgn t+7
.0291
.16788
.02968
-.0314
.0897
.981
31
.334
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10
Mean -.0025
N 32
Std. Deviation .01530
Std. Error Mean .00271
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t-3
-.0025
32
.01530
.00271
t+7
.0056
32
.03056
.00540
t-3
Paired Samples Correlations
Pair 1
t-3 dgn t-2
N 32
Correlation -.243
Sig. .181
Pair 2
t-3 dgn t-1
32
.046
.802
Pair 3
t-3 dgn t0
32
.113
.538
Pair 4
t-3 dgn t+1
32
-.061
.738
Pair 5
t-3 dgn t+2
32
.448
.010
Pair 6
t-3 dgn t+3
32
-.285
.114
Pair 7
t-3 dgn t+4
32
.258
.155
Pair 8
t-3 dgn t+5
32
-.270
.135
Pair 9
t-3 dgn t+6
32
.269
.137
Pair 10
t-3 dgn t+7
32
-.197
.279
Paired Samples Test
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
Mean
Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pair 1
t-3 dgn t-2
-.0046
.02672
.00472
-.0142
.0051
-.966
31
.341
Pair 2
t-3 dgn t-1
-.0129
.05674
.01003
-.0334
.0075
-1.290
31
.207
Pair 3
t-3 dgn t0
.0233
.08706
.01539
-.0081
.0546
1.511
31
.141
Pair 4
t-3 dgn t+1
-.0020
.02867
.00507
-.0124
.0083
-.401
31
.691
Pair 5
t-3 dgn t+2
-.0067
.02536
.00448
-.0158
.0025
-1.485
31
.148
Pair 6
t-3 dgn t+3
-.0027
.04116
.00728
-.0175
.0122
-.369
31
.714
Pair 7
t-3 dgn t+4
-.0016
.06059
.01071
-.0235
.0202
-.152
31
.880
Pair 8
t-3 dgn t+5
-.0301
.10668
.01886
-.0685
.0084
-1.594
31
.121
Pair 9
t-3 dgn t+6
.0127
.07652
.01353
-.0148
.0403
.943
31
.353
Pair 10
t-3 dgn t+7
-.0081
.03677
.00650
-.0213
.0052
-1.240
31
.224
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
t-2
.0021
32
Std. Deviation .01850
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t-2
.0021
32
.01850
.00327
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9
N
Std. Error Mean .00327
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-2 dgn t-1
32
.109
.553
Pair 2
t-2 dgn t0
32
-.071
.699
Pair 3
t-2 dgn t+1
32
.355
.046
Pair 4
t-2 dgn t+2
32
.125
.497
Pair 5
t-2 dgn t+3
32
.113
.538
Pair 6
t-2 dgn t+4
32
.266
.141
Pair 7
t-2 dgn t+5
32
-.048
.793
Pair 8
t-2 dgn t+6
32
-.214
.239
Pair 9
t-2 dgn t+7
32
.468
.007
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference
Pair 1
t-2 dgn t-1
-.0084
.05642
.00997
Lower -.0287
Upper .0120
-.840
31
.408
Pair 2
t-2 dgn t0
.0278
.09066
.01603
-.0049
.0605
1.735
31
.093
Pair 3
t-2 dgn t+1
.0025
.02408
.00426
-.0062
.0112
.595
31
.556
Pair 4
t-2 dgn t+2
-.0021
.03174
.00561
-.0135
.0094
-.373
31
.712
Pair 5
t-2 dgn t+3
.0019
.03691
.00653
-.0114
.0152
.287
31
.776
Pair 6
t-2 dgn t+4
.0029
.06047
.01069
-.0189
.0247
.275
31
.785
Pair 7
t-2 dgn t+5
-.0255
.10407
.01840
-.0630
.0120
-1.386
31
.176
Pair 8
t-2 dgn t+6
.0173
.08510
.01504
-.0134
.0480
1.151
31
.259
Pair 9
t-2 dgn t+7
-.0035
.02733
.00483
-.0134
.0064
-.724
31
.474
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
t-1
Mean .0105
N 32
Std. Deviation .05535
Std. Error Mean .00978
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t-1
.0105
32
.05535
.00978
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations
N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-1 dgn t0
32
-.750
.000
Pair 2
t-1 dgn t+1
32
.241
.184
Pair 3
t-1 dgn t+2
32
.295
.101
Pair 4
t-1 dgn t+3
32
.687
.000
Pair 5
t-1 dgn t+4
32
.064
.726
Pair 6
t-1 dgn t+5
32
-.239
.187
Pair 7
t-1 dgn t+6
32
.018
.922
Pair 8
t-1 dgn t+7
32
.098
.594
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pair 1
t-1 dgn t0
.0362
.13407
.02370
-.0122
.0845
1.527
31
.137
Pair 2
t-1 dgn t+1
.0109
.05464
.00966
-.0088
.0306
1.129
31
.267
Pair 3
t-1 dgn t+2
.0063
.05421
.00958
-.0133
.0258
.655
31
.517
Pair 4
t-1 dgn t+3
.0103
.04043
.00715
-.0043
.0248
1.434
31
.161
Pair 5
t-1 dgn t+4
.0113
.08092
.01430
-.0179
.0405
.791
31
.435
Pair 6
t-1 dgn t+5
-.0171
.12673
.02240
-.0628
.0286
-.764
31
.450
Pair 7
t-1 dgn t+6
.0257
.09581
.01694
-.0089
.0602
1.517
31
.139
Pair 8
t-1 dgn t+7
.0049
.06055
.01070
-.0170
.0267
.455
31
.652
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t0 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7
Std. Deviation
Std. Error Mean
Mean
N
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t0
-.0257
32
.08745
.01546
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t0 dgn t+1
32
-.006
.973
Pair 2
t0 dgn t+2
32
-.037
.839
Pair 3
t0 dgn t+3
32
-.727
.000
Pair 4
t0 dgn t+4
32
.036
.844
Pair 5
t0 dgn t+5
32
.165
.366
Pair 6
t0 dgn t+6
32
-.025
.893
Pair 7
t0 dgn t+7
32
-.082
.654
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pair 1
t0 dgn t+1
-.0253
.09065
.01603
-.0580
.0074
-1.578
31
.125
Pair 2
t0 dgn t+2
-.0299
.09289
.01642
-.0634
.0036
-1.821
31
.078
Pair 3
t0 dgn t+3
-.0259
.11466
.02027
-.0673
.0154
-1.280
31
.210
Pair 4
t0 dgn t+4
-.0249
.10575
.01869
-.0630
.0133
-1.331
31
.193
Pair 5
t0 dgn t+5
-.0533
.12256
.02167
-.0975
-.0091
-2.461
31
.020
Pair 6
t0 dgn t+6
-.0105
.11944
.02111
-.0536
.0326
-.497
31
.622
Pair 7
t0 dgn t+7
-.0313
.09498
.01679
-.0656
.0029
-1.865
31
.072
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
t+1
Mean -.0004
N 32
Std. Deviation .02333
Std. Error Mean .00412
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t+1
-.0004
32
.02333
.00412
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t+1 dgn t+2
32
.267
.139
Pair 2
t+1 dgn t+3
32
.139
.449
Pair 3
t+1 dgn t+4
32
.179
.328
Pair 4
t+1 dgn t+5
32
-.121
.511
Pair 5
t+1 dgn t+6
32
.057
.757
Pair 6
t+1 dgn t+7
32
.151
.409
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
t+1 dgn t+2
-.0046
.03144
.00556
Lower -.0160
Upper .0067
-.832
31
.412
Pair 2
t+1 dgn t+3
-.0007
.03856
.00682
-.0146
.0132
-.096
31
.924
Pair 3
t+1 dgn t+4
.0004
.06287
.01111
-.0223
.0231
.037
31
.971
Pair 4
t+1 dgn t+5
-.0280
.10688
.01889
-.0666
.0105
-1.484
31
.148
Pair 5
t+1 dgn t+6
.0148
.08128
.01437
-.0145
.0441
1.029
31
.312
Pair 6
t+1 dgn t+7
-.0060
.03553
.00628
-.0188
.0068
-.960
31
.344
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t+2
.0042
32
.02820
.00499
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t+2 dgn t+3
32
.247
.173
Pair 2
t+2 dgn t+4
32
.174
.341
Pair 3
t+2 dgn t+5
32
-.209
.251
Pair 4
t+2 dgn t+6
32
.092
.615
Pair 5
t+2 dgn t+7
32
.019
.916
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
.0040
.03852
.00681
Lower -.0099
Upper .0179
t+2 dgn t+4
.0050
.06412
.01134
-.0181
Pair 3
t+2 dgn t+5
-.0234
.11091
.01961
-.0634
Pair 4
t+2 dgn t+6
.0194
.08158
.01442
Pair 5
t+2 dgn t+7
-.0014
.04118
.00728
Pair 1
t+2 dgn t+3
Pair 2
t
df
Sig. (2tailed)
.583
31
.564
.0281
.444
31
.660
.0166
-1.194
31
.242
-.0100
.0488
1.346
31
.188
-.0163
.0134
-.193
31
.848
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4
t+3
Mean .0002
N 32
Std. Deviation .03410
Std. Error Mean .00603
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t+3
.0002
32
.03410
.00603
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t+3 dgn t+4
32
.025
.892
Pair 2
t+3 dgn t+5
32
-.251
.166
Pair 3
t+3 dgn t+6
32
-.012
.946
Pair 4
t+3 dgn t+7
32
.229
.208
Paired Samples Test
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
Mean
Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pair 1
t+3 dgn t+4
.0011
.07062
.01248
-.0244
.0265
.085
31
.933
Pair 2
t+3 dgn t+5
-.0274
.11493
.02032
-.0688
.0141
-1.347
31
.188
Pair 3
t+3 dgn t+6
.0154
.08662
.01531
-.0158
.0467
1.008
31
.321
Pair 4
t+3 dgn t+7
-.0054
.04025
.00712
-.0199
.0091
-.755
31
.456
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3
t+4
Mean
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
-.0008
32
.06270
.01108
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t+4
-.0008
32
.06270
.01108
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t+4 dgn t+5
32
-.614
.000
Pair 2
t+4 dgn t+6
32
-.008
.963
Pair 3
t+4 dgn t+7
32
.323
.071
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower
Pair 1
t+4 dgn t+5
Pair 2 Pair 3
Sig. (2tailed)
t
df
-1.083
31
.287
Upper
-.0284
.14850
.02625
-.0820
.0251
t+4 dgn t+6
.0144
.10143
.01793
-.0222
.0509
.802
31
.429
t+4 dgn t+7
-.0064
.06022
.01065
-.0281
.0153
-.605
31
.550
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
t+5
.0276
32
Std. Deviation .10153
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t+5
.0276
32
.10153
.01795
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Error Mean .01795
Paired Samples Correlations
Pair 1
t+5 dgn t+6
N 32
Correlation -.502
Sig. .003
Pair 2
t+5 dgn t+7
32
.097
.597
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
Pair 1
t+5 dgn t+6
.0428
.15701
Pair 2
t+5 dgn t+7
.0220
.10314
t
df
Sig. (2tailed)
.02776
Lower -.0138
Upper .0994
1.542
31
.133
.01823
-.0152
.0592
1.207
31
.237
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+6 dengan t+7. Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
t+6
-.0152
32
.07920
.01400
t+7
.0056
32
.03056
.00540
Paired Samples Correlations
Pair 1
t+ dgn t+7
N 32
Correlation -.173
Sig. .344
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower
Pair 1
t+ dgn t+7
-.0208
.08968
.01585
-.0531
t
df
Sig. (2tailed)
Upper .0115
-1.313
31
.199
UJI BEDA PADA PENGUMUMAN DIVIDEN MENURUN Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-7 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13 Pair 14
t-7
Mean .0064
N 22
Std. Deviation .02138
Std. Error Mean .00456
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t-7
.0064
22
.02138
.00456
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations
Pair 1
t-7 dgn t-6
N 22
Correlation -.123
Sig. .587
Pair 2
t-7 dgn t-5
22
.119
.596
Pair 3
t-7 dgn t-4
22
.170
.449
Pair 4
t-7 dgn t-3
22
-.265
.233
Pair 5
t-7 dgn t-2
22
.359
.100
Pair 6
t-7 dgn t-1
22
-.288
.193
Pair 7
t-7 dgn t0
22
-.296
.181
Pair 8
t-7 dgn t+1
22
-.056
.804
Pair 9
t-7 dgn t+2
22
.529
.011
Pair 10
t-7 dgn t+3
22
.262
.238
Pair 11
t-7 dgn t+4
22
-.263
.238
Pair 12
t-7 dgn t+5
22
.276
.214
Pair 13
t-7 dgn t+6
22
-.177
.432
Pair 14
t-7 dgn t+7
22
.338
.124
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Sig. (2tailed)
t
df
.209
21
.837
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Pair 1
t-7 dgn t-6
.0015
.03369
.00718
-.0134
.0164
Pair 2
t-7 dgn t-5
.0022
.02645
.00564
-.0095
.0139
.387
21
.703
Pair 3
t-7 dgn t-4
.0108
.02406
.00513
.0001
.0215
2.109
21
.047
Pair 4
t-7 dgn t-3
.0099
.04056
.00865
-.0081
.0279
1.146
21
.265
Pair 5
t-7 dgn t-2
-.0127
.06332
.01350
-.0408
.0154
-.939
21
.358
Pair 6
t-7 dgn t-1
.0255
.09980
.02128
-.0187
.0697
1.198
21
.244
Pair 7
t-7 dgn t0
.0166
.04140
.00883
-.0017
.0350
1.885
21
.073
Pair 8
t-7 dgn t+1
.0048
.02769
.00590
-.0075
.0171
.816
21
.424
Pair 9
t-7 dgn t+2
.0080
.03181
.00678
-.0061
.0221
1.173
21
.254
Pair 10
t-7 dgn t+3
.0038
.02459
.00524
-.0071
.0147
.720
21
.480
Pair 11
t-7 dgn t+4
.0050
.04001
.00853
-.0127
.0228
.592
21
.560
Pair 12
t-7 dgn t+5
.0009
.03031
.00646
-.0126
.0143
.134
21
.895
Pair 13
t-7 dgn t+6
.0017
.05124
.01092
-.0210
.0244
.158
21
.876
Pair 14
t-7 dgn t+7
.0191
.03904
.00832
.0018
.0364
2.293
21
.032
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-6 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12 Pair 13
t-6
Mean .0049
N 22
Std. Deviation .02355
Std. Error Mean .00502
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t-6
.0049
22
.02355
.00502
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-6 dgn t-5
22
-.244
.273
Pair 2
t-6 dgn t-4
22
.292
.187
Pair 3
t-6 dgn t-3
22
.097
.669
Pair 4
t-6 dgn t-2
22
-.294
.185
Pair 5
t-6 dgn t-1
22
.167
.458
Pair 6
t-6 dgn t0
22
-.099
.660
Pair 7
t-6 dgn t+1
22
-.154
.495
Pair 8
t-6 dgn t+2
22
-.145
.521
Pair 9
t-6 dgn t+3
22
-.460
.031
Pair 10
t-6 dgn t+4
22
-.033
.883
Pair 11
t-6 dgn t+5
22
-.398
.066
Pair 12
t-6 dgn t+6
22
.006
.979
Pair 13
t-6 dgn t+7
22
-.088
.698
Paired Samples Test
Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference
Mean
Std. Deviatio n
Std. Error Mean
Upper .0154
t
df
Sig. (2tailed)
.096
21
.924
Pair 1
t-6 dgn t-5
.0007
.03319
.00708
Lower -.0140
Pair 2
t-6 dgn t-4
.0093
.02403
.00512
-.0013
.0200
1.819
21
.083
Pair 3
t-6 dgn t-3
.0084
.03574
.00762
-.0074
.0243
1.103
21
.282
Pair 4
t-6 dgn t-2
-.0142
.07801
.01663
-.0488
.0204
-.853
21
.403
Pair 5
t-6 dgn t-1
.0240
.09061
.01932
-.0162
.0642
1.242
21
.228
Pair 6
t-6 dgn t0
.0151
.03968
.00846
-.0025
.0327
1.789
21
.088
Pair 7
t-6 dgn t+1
.0033
.03072
.00655
-.0103
.0169
.507
21
.618
Pair 8
t-6 dgn t+2
.0065
.04701
.01002
-.0144
.0273
.644
21
.527
Pair 9
t-6 dgn t+3
.0023
.03641
.00776
-.0139
.0184
.293
21
.773
Pair 10
t-6 dgn t+4
.0035
.03769
.00804
-.0132
.0203
.441
21
.664
Pair 11
t-6 dgn t+5
-.0006
.04333
.00924
-.0198
.0186
-.069
21
.946
Pair 12
t-6 dgn t+6
.0002
.04885
.01041
-.0214
.0219
.022
21
.983
Pair 13
t-6 dgn t+7
.0176
.04876
.01040
-.0040
.0392
1.692
21
.105
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
t-5
.0042
22
Std. Deviation .01833
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t-5
.0042
22
.01833
.00391
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11 Pair 12
N
Std. Error Mean .00391
Paired Samples Correlations
Pair 1
t-5 dgn t-4
N 22
Correlation -.107
Sig. .636
Pair 2
t-5 dgn t-3
22
-.262
.239
Pair 3
t-5 dgn t-2
22
.263
.238
Pair 4
t-5 dgn t-1
22
-.229
.306
Pair 5
t-5 dgn t0
22
.040
.861
Pair 6
t-5 dgn t+1
22
-.254
.254
Pair 7
t-5 dgn t+2
22
.009
.970
Pair 8
t-5 dgn t+3
22
.120
.594
Pair 9
t-5 dgn t+4
22
.002
.994
Pair 10
t-5 dgn t+5
22
.079
.727
Pair 11
t-5 dgn t+6
22
.137
.545
Pair 12
t-5 dgn t+7
22
-.096
.670
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
t
df
Sig. (2tailed)
.00535
Lower -.0025
Upper .0198
1.616
21
.121
.00818
-.0093
.0247
.944
21
.356
.06540
.01394
-.0439
.0141
-1.066
21
.299
.09735
.02076
-.0198
.0665
1.123
21
.274
.0145
.03427
.00731
-.0007
.0296
1.979
21
.061
.0026
.02756
.00587
-.0096
.0149
.449
21
.658
t-5 dgn t+2
.0058
.04153
.00885
-.0126
.0242
.652
21
.521
Pair 8
t-5 dgn t+3
.0016
.02475
.00528
-.0094
.0126
.301
21
.766
Pair 9
t-5 dgn t+4
.0029
.03400
.00725
-.0122
.0179
.395
21
.697
Pair 10
t-5 dgn t+5
-.0013
.03238
.00690
-.0157
.0130
-.191
21
.850
Pair 11
t-5 dgn t+6
-.0005
.04433
.00945
-.0201
.0192
-.048
21
.962
Pair 12
t-5 dgn t+7
.0169
.04620
.00985
-.0036
.0374
1.717
21
.101
Pair 1
t-5 dgn t-4
.0086
.02507
Pair 2
t-5 dgn t-3
.0077
.03838
Pair 3
t-5 dgn t-2
-.0149
Pair 4
t-5 dgn t-1
.0233
Pair 5
t-5 dgn t0
Pair 6
t-5 dgn t+1
Pair 7
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10 Pair 11
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t-4
-.0045
22
.01526
.00325
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations
Pair 1
t-4 dgn t-3
N 22
Correlation -.203
Sig. .366
Pair 2
t-4 dgn t-2
22
.074
.742
Pair 3
t-4 dgn t-1
22
-.201
.371
Pair 4
t-4 dgn t0
22
.217
.332
Pair 5
t-4 dgn t+1
22
-.097
.668
Pair 6
t-4 dgn t+2
22
.236
.291
Pair 7
t-4 dgn t+3
22
-.076
.736
Pair 8
t-4 dgn t+4
22
-.225
.313
Pair 9
t-4 dgn t+5
22
-.083
.714
Pair 10
t-4 dgn t+6
22
-.272
.221
Pair 11
t-4 dgn t+7
22
.146
.516
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Deviation
t
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
t-4 dgn t-3
-.0009
.03564
.00760
-.0167
.0149
-.120
21
.906
Pair 2
t-4 dgn t-2
-.0235
.06836
.01457
-.0538
.0068
-1.612
21
.122
Pair 3
t-4 dgn t-1
.0147
.09574
.02041
-.0278
.0571
.719
21
.480
Pair 4
t-4 dgn t0
.0058
.03029
.00646
-.0076
.0192
.901
21
.378
Pair 5
t-4 dgn t+1
-.0060
.02348
.00501
-.0164
.0044
-1.198
21
.244
Pair 6
t-4 dgn t+2
-.0029
.03693
.00787
-.0192
.0135
-.364
21
.720
Pair 7
t-4 dgn t+3
-.0070
.02524
.00538
-.0182
.0041
-1.309
21
.205
Pair 8
t-4 dgn t+4
-.0058
.03538
.00754
-.0215
.0099
-.765
21
.453
Pair 9
t-4 dgn t+5
-.0100
.03313
.00706
-.0246
.0047
-1.409
21
.173
Pair 10
t-4 dgn t+6
-.0091
.04933
.01052
-.0310
.0128
-.864
21
.397
Pair 11
t-4 dgn t+7
.0083
.04131
.00881
-.0100
.0266
.939
21
.358
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Mean Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9 Pair 10
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t-3
-.0035
22
.02926
.00624
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-3 dgn t-2
22
-.116
.608
Pair 2
t-3 dgn t-1
22
.204
.362
Pair 3
t-3 dgn t0
22
.236
.291
Pair 4
t-3 dgn t+1
22
-.185
.410
Pair 5
t-3 dgn t+2
22
-.261
.240
Pair 6
t-3 dgn t+3
22
-.168
.455
Pair 7
t-3 dgn t+4
22
.113
.618
Pair 8
t-3 dgn t+5
22
-.240
.282
Pair 9
t-3 dgn t+6
22
-.169
.451
Pair 10
t-3 dgn t+7
22
.079
.728
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pair 1
t-3 dgn t-2
-.0226
.07687
.01639
-.0567
.0115
-1.378
21
.183
Pair 2
t-3 dgn t-1
.0156
.09021
.01923
-.0244
.0556
.811
21
.427
Pair 3
t-3 dgn t0
.0067
.03644
.00777
-.0094
.0229
.866
21
.396
Pair 4
t-3 dgn t+1
-.0051
.03611
.00770
-.0211
.0109
-.661
21
.516
Pair 5
t-3 dgn t+2
-.0020
.05319
.01134
-.0255
.0216
-.172
21
.865
Pair 6
t-3 dgn t+3
-.0061
.03745
.00798
-.0227
.0105
-.769
21
.451
Pair 7
t-3 dgn t+4
-.0049
.03858
.00823
-.0220
.0122
-.591
21
.561
Pair 8
t-3 dgn t+5
-.0090
.04523
.00964
-.0291
.0110
-.938
21
.359
Pair 9
t-3 dgn t+6
-.0082
.05591
.01192
-.0330
.0166
-.686
21
.500
Pair 10
t-3 dgn t+7
.0092
.04821
.01028
-.0122
.0306
.893
21
.382
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8 Pair 9
t-2
Mean .0190
N 22
Std. Deviation .06778
Std. Error Mean .01445
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t-2
.0190
22
.06778
.01445
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-2 dgn t-1
22
-.901
.000
Pair 2
t-2 dgn t0
22
-.180
.424
Pair 3
t-2 dgn t+1
22
.045
.843
Pair 4
t-2 dgn t+2
22
.235
.292
Pair 5
t-2 dgn t+3
22
.042
.853
Pair 6
t-2 dgn t+4
22
-.427
.047
Pair 7
t-2 dgn t+5
22
.112
.619
Pair 8
t-2 dgn t+6
22
.057
.803
Pair 9
t-2 dgn t+7
22
-.018
.935
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
t
df
Sig. (2tailed)
.03313
Lower -.0307
Upper .1071
1.153
21
.262
.01679
-.0056
.0642
1.747
21
.095
.06902
.01472
-.0131
.0481
1.189
21
.248
.06929
.01477
-.0101
.0514
1.397
21
.177
.0165
.06962
.01484
-.0144
.0473
1.109
21
.280
.0177
.08412
.01793
-.0196
.0550
.988
21
.334
t-2 dgn t+5
.0135
.07043
.01501
-.0177
.0448
.902
21
.377
Pair 8
t-2 dgn t+6
.0144
.07816
.01666
-.0202
.0491
.865
21
.397
Pair 9
t-2 dgn t+7
.0318
.07969
.01699
-.0036
.0671
1.870
21
.075
Pair 1
t-2 dgn t-1
.0382
.15538
Pair 2
t-2 dgn t0
.0293
.07873
Pair 3
t-2 dgn t+1
.0175
Pair 4
t-2 dgn t+2
.0206
Pair 5
t-2 dgn t+3
Pair 6
t-2 dgn t+4
Pair 7
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t-1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7 Pair 8
t-1
Mean -.0191
N 22
Std. Deviation .09151
Std. Error Mean .01951
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t-1
-.0191
22
.09151
.01951
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t-1 dgn t0
22
.093
.680
Pair 2
t-1 dgn t+1
22
-.135
.548
Pair 3
t-1 dgn t+2
22
-.321
.145
Pair 4
t-1 dgn t+3
22
.053
.815
Pair 5
t-1 dgn t+4
22
.402
.064
Pair 6
t-1 dgn t+5
22
-.213
.342
Pair 7
t-1 dgn t+6
22
-.003
.989
Pair 8
t-1 dgn t+7
22
.140
.534
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower
t
df
Sig. (2tailed)
Upper
Pair 1
t-1 dgn t0
-.0089
.09353
.01994
-.0503
.0326
-.444
21
.661
Pair 2
t-1 dgn t+1
-.0207
.09514
.02028
-.0629
.0215
-1.020
21
.319
Pair 3
t-1 dgn t+2
-.0175
.10943
.02333
-.0661
.0310
-.752
21
.460
Pair 4
t-1 dgn t+3
-.0217
.09246
.01971
-.0627
.0193
-1.102
21
.283
Pair 5
t-1 dgn t+4
-.0205
.08420
.01795
-.0578
.0169
-1.139
21
.267
Pair 6
t-1 dgn t+5
-.0246
.10131
.02160
-.0696
.0203
-1.141
21
.267
Pair 7
t-1 dgn t+6
-.0238
.10120
.02158
-.0686
.0211
-1.102
21
.283
Pair 8
t-1 dgn t+7
-.0064
.09479
.02021
-.0484
.0356
-.317
21
.754
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t0 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6 Pair 7
Mean -.0103
N 22
Std. Deviation .02968
Std. Error Mean .00633
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t0
-.0103
22
.02968
.00633
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
t0
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t0 dgn t+1
22
-.076
.735
Pair 2
t0 dgn t+2
22
-.485
.022
Pair 3
t0 dgn t+3
22
-.266
.232
Pair 4
t0 dgn t+4
22
.384
.078
Pair 5
t0 dgn t+5
22
.076
.738
Pair 6
t0 dgn t+6
22
-.173
.442
Pair 7
t0 dgn t+7
22
-.161
.475
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Pair 1
t0 dgn t+1
-.0118
.03501
.00746
-.0273
.0037
-1.583
21
.128
Pair 2
t0 dgn t+2
-.0087
.05795
.01235
-.0344
.0170
-.703
21
.490
Pair 3
t0 dgn t+3
-.0129
.03925
.00837
-.0303
.0045
-1.537
21
.139
Pair 4
t0 dgn t+4
-.0116
.03240
.00691
-.0260
.0028
-1.678
21
.108
Pair 5
t0 dgn t+5
-.0158
.03935
.00839
-.0332
.0017
-1.880
21
.074
Pair 6
t0 dgn t+6
-.0149
.05626
.01199
-.0399
.0100
-1.243
21
.228
Pair 7
t0 dgn t+7
.0025
.05408
.01153
-.0215
.0264
.213
21
.833
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+1 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5 Pair 6
t+1
Mean .0015
N 22
Std. Deviation .01644
Std. Error Mean .00350
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t+1
.0015
22
.01644
.00350
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations
Pair 1
t+1 dgn t+2
N 22
Correlation -.137
Sig. .544
Pair 2
t+1 dgn t+3
22
.118
.601
Pair 3
t+1 dgn t+4
22
.354
.106
Pair 4
t+1 dgn t+5
22
.087
.701
Pair 5
t+1 dgn t+6
22
.382
.079
Pair 6
t+1 dgn t+7
22
-.529
.011
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
t
Sig. (2tailed)
df
.00914
Lower -.0159
Upper .0221
.343
21
.735
.00503
-.0115
.0094
-.208
21
.837
.02753
.00587
-.0120
.0124
.039
21
.969
.03136
.00669
-.0179
.0100
-.591
21
.561
-.0031
.03968
.00846
-.0207
.0145
-.365
21
.718
.0143
.05131
.01094
-.0085
.0370
1.305
21
.206
Pair 1
t+1 dgn t+2
.0031
.04288
Pair 2
t+1 dgn t+3
-.0010
.02360
Pair 3
t+1 dgn t+4
.0002
Pair 4
t+1 dgn t+5
-.0040
Pair 5
t+1 dgn t+6
Pair 6
t+1 dgn t+7
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+2 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4 Pair 5
Mean -.0016
N 22
Std. Deviation .03742
Std. Error Mean .00798
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t+2
-.0016
22
.03742
.00798
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
t+2
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t+2 dgn t+3
22
.323
.143
Pair 2
t+2 dgn t+4
22
-.348
.112
Pair 3
t+2 dgn t+5
22
.196
.382
Pair 4
t+2 dgn t+6
22
-.119
.598
Pair 5
t+2 dgn t+7
22
.242
.278
Paired Samples Test
Paired Differences
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Pair 1
t+2 dgn t+3
-.0042
.03608
.00769
-.0202
.0118
-.544
21
.592
Pair 2
t+2 dgn t+4
-.0029
.05449
.01162
-.0271
.0212
-.250
21
.805
Pair 3
t+2 dgn t+5
-.0071
.04220
.00900
-.0258
.0116
-.788
21
.439
Pair 4
t+2 dgn t+6
-.0062
.06022
.01284
-.0329
.0205
-.485
21
.633
Pair 5
t+2 dgn t+7
.0111
.04815
.01027
-.0102
.0325
1.085
21
.290
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+3 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3 Pair 4
t+3
Mean .0026
N 22
Std. Deviation .01898
Std. Error Mean .00405
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t+3
.0026
22
.01898
.00405
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations
Pair 1
t+3 dgn t+4
N 22
Correlation .098
Sig. .665
Pair 2
t+3 dgn t+5
Pair 3
t+3 dgn t+6
22
.393
.070
22
-.114
Pair 4
t+3 dgn t+7
.613
22
.212
.344
Paired Samples Test
Mean
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
t
df
Sig. (2tailed)
Pair 1
t+3 dgn t+4
.0013
.03279
.00699
Lower -.0133
Upper .0158
.182
21
.857
Pair 2
t+3 dgn t+5
-.0029
.02708
.00577
-.0149
.0091
-.504
21
.620
Pair 3
t+3 dgn t+6
-.0020
.04889
.01042
-.0237
.0196
-.196
21
.846
Pair 4
t+3 dgn t+7
.0153
.04109
.00876
-.0029
.0335
1.749
21
.095
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+4 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Pair 1 Pair 2 Pair 3
t+4
Mean .0013
N 22
Std. Deviation .02866
Std. Error Mean .00611
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t+4
.0013
22
.02866
.00611
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t+4 dgn t+5
22
.074
.742
Pair 2
t+4 dgn t+6
22
-.008
.973
Pair 3
t+4 dgn t+7
22
-.119
.599
Paired Samples Test
Paired Differences Std. Deviation
Mean
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower
Upper
Pair 1
t+4 dgn t+5
-.0042
.03867
.00824
-.0213
.0130
-.507
21
.617
Pair 2
t+4 dgn t+6
-.0033
.05181
.01105
-.0263
.0197
-.300
21
.767
Pair 3
t+4 dgn t+7
.0140
.05247
.01119
-.0092
.0373
1.256
21
.223
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+5 dgn periode pengamatan lain Paired Samples Statistics
Mean Pair 1 Pair 2
N
Std. Deviation
Std. Error Mean
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t+5
.0055
22
.02818
.00601
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations N
Correlation
Sig.
Pair 1
t+5 dgn t+6
22
-.374
.087
Pair 2
t+5 dgn t+7
22
.061
.789
Paired Samples Test Paired Differences Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
t
df
Sig. (2tailed)
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper
Pair 1
t+5 dgn t+6
.0009
.05951
.01269
-.0255
.0272
.068
21
.946
Pair 2
t+5 dgn t+7
.0182
.04806
.01025
-.0031
.0395
1.779
21
.090
Pengujian (paired sampel t test) Uji beda periode t+6 dgn periode pengamatan t+7 Paired Samples Statistics
Mean Pair 1
Std. Deviation
N
Std. Error Mean
t+6
.0046
22
.04294
.00915
t+7
-.0127
22
.04068
.00867
Paired Samples Correlations
Pair 1
t+6dgn t+7
N 22
Correlation -.603
Sig. .003
Paired Samples Test
Mean
Pair 1
t+6dgn t+7
.0174
Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference
.07488
.01596
Lower -.0158
Upper .0506
t
1.088
df
21
Sig. (2tailed)
.289