DAFTAR PUSTAKA Achmad R. 2004. Kimia Lingkungan. Penerbit Andi. Yogyakarta. [Anonim]. 1996. ANDAL Batu Hijau PT. Newmont Nusa Tenggara. Jakarta. _____. 2007. Tanggung Jawab Sosial Dunia Usaha. Leaflet. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial, Departemen Sosial RI. Jakarta. Aronson D. 2003. Overv ie w of System Thi nk ing. http://www.think ing.net/s yst em _thinking/overviewstart ic le.pdf . [24 Jul i 2003]. Aspinall C. 2001. Mining Minerals and Sustainable Development (MMSD). International Institute for Environment and Development (IIED). [Bappenas] Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. 2005. Studi Kebijakan Pemberdayaan Masyarakat. Tidak dipublikasikan. Jakarta. Bloncard BS, WJ Fabrycky. 1981. System Engineering and Analysis. PrenticeHall Inc. New Jersey. Chammas GA, RM Douglas, LJ Gary. 1999. Construction and Preliminary Evaluation of Copper Tailings Reclamation Test Plots at Cyprus Miami Mining Corporation. National Meeting of the American Society for Surface Mining and Reclamation, Scottsdale, Arizona. August 13-19. Checkland PB. 1981a. System Thinking System Practice. Chichester:John Wiley. _____. 1981b. System Research and Behavioral Science: The Conventional Seven-Stage Model of SSM. Journal of System Research and Behavioral Science Vol. 51.1:92. Clay EJ, B Schaffer [Editors]. 1984. Room for Manoeuvre: An Exploration of Public Policy Planning in Agriculture and Rural Development. Heinemann. London. Comhar. 2007. Principles for Sustainable Development. Comhar–The National Sustainable Development Partnership. Cooper DR, Schindler PS. 2006. Business Research Methods. McGraw Hill International Edition. Boston. Couprie D, A Goodbrand, B Li, D Zhu. 1997. Soft Systems Methodology. http://sern.ucalgary.ca/courses/seng/613/F97/grp4/ssmfinal.html#Stage4. [15 Januari 2007]. Cunningham WP, MA Cunningham, BW Saigo. 2005. Environmental Science: A Global Concern. McGraw Hill. New York. Daly HE. 1990. Toward Some Operational Principle at Sustainable Development. Ecological Economic. 2(1):1-6.
164
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran. UI Press. Jakarta. Dean AM, H Simon, G Wade, T Olivier, S Aneeqa, D Duncan, B Thomas. 2007. Mine Development and Reclamation: Monitoring Sustainable Development Using Satellite Imagery. Mining and the Environment IV Conference, Sudbury, Ontario, Canada. [DESDM] Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. 2007. Handbook Statistik Ekonomi Energi Indonesia 2006. Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Jakarta. Djajadiningrat ST. 2007. Pertambangan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Makalah Seminar Ilmiah Nasional: Mining, Environment and People Welfare’, International Center for Coastal and Small Island Environment Studies, Universitas Sam Ratulangi. Dunn WN. 2001. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Gadjah Mada University Press. Eriyatno. 1998. Manajemen Pada Situasi Krisis: Aplikasi Pada Kelembagaan Sistem Distribusi. Majalah Perencanaan Pembangungan: 21.4. _____. 1999. Ilmu Sistem: Meningkatkan Mutu dan Efektifitas Manjemen. Jilid-1. IPB Press. Bogor. Eriyatno, F Sofyar. 2007. Riset Pascasarjana. IPB Press.
Kebijakan:
Metode
Penelitian
untuk
Fauzi A. 2004. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Teori dan Aplikasi). Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Fox, Tom, W Halina, W Bruce. 2002. Public Sector Roles ini Strenghtening Corporate Social Responsibility: A Baseline Study the World Bank. Di dalam: Mulyadi. Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility: Pendekatan, Keberpihakan dan Kebelanjutannya. Center for Population and Policy Studies. Universitas Gadjah Mada. Ghose MK, R Surendra. 2007. Contribution of Small-scale Mining to Employment, Development and Sustainability – an Indian Scenario. Environment, Development and Sustainability 9:283–303. Gittinger JP. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-proyek Pertanian. Jakarta: UI Press. Hancock P. 2001. Sustainable Development and the Australian Mineral Sector. Science, Technology Environment and Resource Group. Haeruman HJs. 2001. Kebijakan umum pengembangan ekonomi masyarakat di daerah. Di dalam: Eriyatno dan H. Haeruman, editor. Bungai rampai: Kemitraan dalam pengembangan ekonomi lokal. Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan BIC Indonesia. Jakarta. Haris
JM. 2000. Basic Principle of Sustainable Development. Global Development and Environment Institute. Tutt University, Medford. USA.
165
Hariyoso. 2002. Pembaruan Birokrasi dan Kebijakan Publik. Penerbit Peradaban. Jakarta. Heal G. 1998. Valuing the Future: Economic Theory and Sustainability. Columbia University Press. New York. Herman DZ. 2007. Pertambangan Tanpa Ijin (PETI) dan Kemungkinan Alih Status Menjadi Pertambangan Skala Kecil. Penyelidik Bumi Madya. Kelompok Kerja Konservasi – Pusat Sumber Daya Geologi. Husaini. 2007. Pengolahan dan pemanfaatan mineral industri. Di dalam Peranan teknologi dan kebijakan pertambangan mineral dan batubara yang berwawasan lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional. Prosiding Kolokium pertambangan; Bandung, 11 Desember 2007. Puslitbang Teknologi mineral dan batubara. Irwandy A. 2007. Perencanaan Tambang Total Sebagai Upaya Penyelesaian Persoalan Lingkungan Dunia Pertambangan Indonesia. Makalah Seminar Pertambangan, Lingkungan Hidup dan Kesejahteraan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi. Jackson MC. 2000. System Approaches to Management. New York: Kluwer Academic Plenum Publisher. Kanungo S, VV Batnagar. 2002. Beyond Genetic Models for Information System Quality: The Use of Intrepretatif Structural Modeling (ISM). J.System Research and Behavior Science. Vol. 19(2),531-549. Kemp M. 2001. Corporate Social Responsibility: Quixotic Dream or Confident Expectation. Technology, Business and Society Program paper. United Nations Research Institute for Social Development (UNRISD). Kristanto P. 2002. Ekologi Industri. Penerbit Andi Offset. Yogyakarta. Kuiper JR. 2000. Full Reclamation and Closure Plan Molycorp Questa Mine, NM. Amigos Bravos PO Box 238 Taos, NM 87571. Laird C. 2003. Webster’s Dictionary and Thesaurus. Geddes and Grosset. Scotland. [LAPI ITB] Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri Institut Teknologi Bandung. 2006. Pemanfaatan tailing sebagai beton dan prospek tailing sebagai bahan baku semen dan kaca. Bandung [LPEM] Lembaga Penelitian Ekonomi dan Manajemen. 2006. Analisis Dampak Ekonomi PT Freeport Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. [MAC] Mining Association of Canada. 1998. A Guide to the Management of Tailings Facilities. Montreal, Canada.
166
Maarif MS. 2005a. Pembuatan Kebijakan. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB. Tidak dipublikasikan. Bogor. Manaf MH. 1999. The Environmental Impact of Small Scale Mining in Indonesia. Third environmental cooperation workshop for sustainable development on mining activities. Cairns. _____. 2005b. Perkembangan Paradigma dan Teori Analisis Kebijakan. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB. Tidak dipublikasikan. Bogor. Manetsch TJ, GL Park. 1986. System Analysis and Simulation with Applications to Economic and Social Systems. Dept. Elect. Eng. And Systems Science, Michigan State University. East Lansing. Marimin. 2005. Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta. Mason RO, II Mitroff. 1981. Challenging Strategic Planning Assumptions. John Wiley & Sons. New York. McIntyre J. 2004. Facilitating Critical System Praxis (CSP) by Means of Experimental Learning and Conceptual Tools. Journal of System Research and Behavior Science 21:37-61. MacNaughton AL, J Stephens. 2004. Achieving Sustainable Development. Corporate environmnetal Strategy: International Journal for Sustainable Business Vol.11:57-73. Miraza BH. 2005. Perencanaan dan Pengembangan Wilayah. ISEI Bandung. Mudd, GM. 2007. Global Trend in Gold Mining: Towards Quantifying Environmnetal and Resource Sustainability. Resource Policy 32:42-56. Mulyadi. 2003. Pengelolaan Program Corporate Social Responsibility: Pendekatan, Keberpihakan dan Kebelanjutannya. Center for Population and Policy Studies. Universitas Gadjah Mada. O’Regan B, M Richard. 2006. Using System Dynamics to Model the Interaction between Environmental and Economic Factors in the Mining Industry. Journal of Cleaner Production 14:689-707. Pearman R, Yue Ma, MA Toman. 2002. The Economics of sustainability. A Review of Journal Articles Resource of the Future. Discussion Paper 0203-RFF. Washington DC. Pezzey J. 1992. Sustainability: An Interdisciplinary Guide. Environmental Values. 1(4):321-362. [PTFI]
PT Freeport Indonesia. 2004. Communication Department. Jakarta.
Profil
Perusahaan.
Corporate
167
_____. 2005. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan: Triwulan 4. Departemen Lingkungan PTFI. Jakarta. _____. 2006a. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan: Triwulan 1-4. Departemen Lingkungan PTFI. Jakarta. _____. 2006b. Pengaliran Tailing Melalui Sungai. PTFI. Jakarta. _____. 2007. Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan: Triwulan 4. Departemen Lingkungan PTFI. Jakarta. Salim E. 1986. Pembangunan Berwawasan Lingkungan. LP3ES. Jakarta. Salim HS. 2005. Hukum Pertambangan di Indonesia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Salya DH. 2006. Rekayasa Model Sistem Deteksi Dini Perniagaan Minyak Goreng Kelapa Sawit [Disertasi]. Bogor:Sekolah Pascasarjana. IPB. Sanim B. 2005. Kebijakan. Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Sekolah Pascasarjana IPB. Tidak dipublikasikan. Bogor. Sargent RG. 1998. Verification and Validation of Simulation Models. Di dalam:DJ Medeiros, EF Watson, JS Carson and MS Manivannan. Proceeding of the Winter Simulation Conference. Page 121-130. Sastrawijaya AT. 1997. Pencemaran Lingkungan. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Saxena JP, Sushil, P Vrat. 1992. Hierarchy and Classification of Program Plan Elements Using Interpretative Structural Modelling. System Practice Vol 5(6): 651-670. Setiabudi BT, R Hutamadi. 2007. Kebijakan Konservasi Bahan Galian dalam Pengelolaan Sumberdaya Mineral di Indonesia. http://www.dim.esdm.go.id. [20 November]. Siahaan NHT. 2004. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Erlangga. Jakarta. Silalahi MD. 2003. Pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan sumberdaya alam yang berbasis pembangunan sosial dan ekonomi. Seminar Pembangunan Hukum Nasional. Bali. Sofyar F. 2004. Pengembangan Kebijakan Usaha Kecil yang Berbasis Produksi Bersih [Disertasi]. Bogor:Sekolah Pascasarjana. IPB. Soehoed AR. 2002. Sejarah Pengembangan Pertambangan PT Freeport Indonesia di Provinsi Papua. PTFI. Jakarta. Soemarwoto O. 2004a. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Djambatan. Jakarta.
168
______. 2004b. Atur Diri Sendiri: Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Suharto E. 2006a . Filo sof i dan Peranan Advok as i Dalam Menduk ung Pr ogra m Pem berdayaan Mas yarak at. [terhubung berk ala]. http:// www. policy. hu/suharto. [12 April 2 008]. _____. 2006b. Pekerjaan Sosial Industri, CSR dan ComDev. Dalam Kumpulan Makalah. Workshop Corporate Social Responsibility. Lembaga Studi Pembangungan STKS. Bandung. _____. 2007. Mod al Sosial dan Kebijak an Publik. [terh ubung berk ala]. http:// www. policy. hu/suharto. [12 April 2 008]. Sumantri E. 21 Februari 2007. Pertambangan Tanpa Izin (PETI) dan Karakteristiknya. Majalah Info Pertambangan. Sykes JB. [Editor]. 2000. Clearview English Dictionary & Thesaurus. Geddes and Grosset. Scotland. Syukur M. 2003. Membangun Lembaga Keuangan Mikro Agro yang Lestari. Bunga Rampai: Lembaga Keuangan Mikro. Business Innovation Center of Indonesia. Hal 77-89. Taberima S. 2007. Hubungan Karakteristik Tanah yang Berkembang dari Tailing dan Ukuran Partikel. Makalah Seminar. Sekolah Pascasarjana-IPB. Tangkilisan HNS. 2004. Kebijakan dan Manajemen Lingkungan Hidup. Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Yogyakarta. Thorbecke E, L Hall. 1982. Nature and Scope of Agriculture Sector Analysis: An Overview. In E. Thorbecke (Ed). Agriculture Sector Analysis and Models in Developing Countries. FAO Economic and Social Development Paper No.5. FAO. Rome. Todaro MP. 1994. Economic Development in the Third World. Publishing Group. New York.
Longman
[UNIDO] United Nation Industrial Development Organization. 2004. Survey of Small and Medium Enterprises in The Global Compact. Vienna. Walhi. 2006. Dampak Lingkungan Hidup Operasi Pertambangan Tembaga dan Emas Freeport-Rio Tinto di Papua. Laporan Tahunan. Wang CL, PK Ahmed. 2002. Tapping into the ‘Softness’ of Soft Systems. Working Paper Series. Management Research Centre, University of Wolverhampton. Warfield JN. 2003. A Proposal for System Science. Journal of System Research and Behaviour Science. Vol.48.6:515. Warhurst A, Paul M. 2000. Corporate Social Responsibility and the Case of Summitville Mine. Resource Policy 26:91-102.
169
[WCED] The World Commission on Environment and Development. 1987. Our Common Future. Oxford University Press. Oxford, UK. Weimer DL, AR Vining. 1989. Policy Analysis: Concepts and Practice. Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Wiranto T. 2001. Pemberdayaan masyarakat dan pembangunan perdesaan. Di dalam: Eriyatno dan H. Haeruman, editor. Bungai rampai: Kemitraan dalam pengembangan ekonomi lokal. Yayasan Mitra Pembangunan Desa-Kota dan BIC Indonesia. Jakarta.
170
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kebijakan lingkungan terkait kegiatan pertambangan mineral (Emas dan Tembaga) Kebijakan Lokal
Nasional
Jenis
Nomor
Tentang
Surat Keputusan Bupati
Nomor 4 Tahun 2005
Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Irian Jaya Peraturan daerah kab. Mimika
No 540/154/SET tahun 1997
Penetapan peruntukan dan pemanfaatan Sungai Aghawagon-Otomona dan Ajkwa di Kabupaten Mimika Pemanfaatan Sungai Ajkwa untuk penyaluran limbah pertambangan tailing
Nomor 5 tahun 2001, tanggal 23 Februari 2001
Rencana tata ruang wilayah kabupaten Mimika tahun 2000-2010
Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya Peraturan Daerah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tk-1 Irja
Nomor : 6 Tahun 1991 tanggal 12 September 1991 Nomor : 3 TAHUN 1993 tanggal 20 Mei 1993
Pengelolaan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup
No. 74 tahun 1997
Keterkaitan Model Kebijakan Sarana pengaliran pasir sisa tambang dan pengendapannya Sarana pengaliran pasir sisa tambang Kawasan kontrak karya A PTFI 10.000 Ha Kawasan kontrak karya B PTFI 1.289.738,62 Ha Kawasan Ajkwa Deposition area 32.000 ha Arahan pengembangan Ajkwa Desposition Area
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Irian Jaya
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 41 tahun 1999
Pengesahan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah tingkat II Fakfak Nomor 2 tahun 1997 tentang rencana detail tata ruang daerah aliran Sungai Kamora, Ajkwa, Minajerwi dan Mawati Kehutanan
Undang-Undang
Nomor: 23 Tahun 1997
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Reklamasi bekas pertambangan wajib dilakukan oleh perusahaan pemegang ijin pertambangan
171
Kebijakan
Jenis
Nomor
Republik Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor: 6 Tahun 1994
Undang-Undang Republik Indonesia Peraturan Pemerintah
Nomor: 24 Tahun 1992 tanggal 13 Oktober 1992 Nomor 54 tahun 2000
Keputusan Presiden
Nomor: 196 Tahun 1998 tanggal 28 November 1998 Nomor: 75 Tahun 1993 tanggal 11 Agustus 1993 Nomor: 53 tahun 1989 tanggal 27 Oktober 1989 Nomor: 10 tahun 2000 tanggal 28 Januari 2000 Nomor: 336. K/271/DDJP/1996 tanggal 1 Agustus 1996
Keputusan Presiden Keputusan Presiden Keputusan Presiden Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum
Nomor : 09/DU. Tahun 1978 tanggal 23 Mei 1978
Tentang
Keterkaitan Model Kebijakan
Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan BangsaBangsa Mengenai Perubahan Iklim) Penataan Ruang Lembaga penyedia jasa pelayanan penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Koordinasi Pengelolaan Tata Ruang Nasional Kawasan industri Badan pengendalian dampak lingkungan Jaminan reklamasi
Pencegahan dan penanggulangan terhadap Gangguan dan pencemaran sebagai akibat Pengolahan dan pemurnian bahan-bahan galian
Jaminan reklamasi dikenakan bagi seluruh perusahaan pertambangan pada tahap penambangan atau operasi produksi. Tempat-tempat penampungan tailing harus dibuat di daerah yang aman sehingga dapat bebas dari pengaruh angin yang akan membawa udara busuk dan debu, atau hujan dan banjir yang mengakibatkan
172
Kebijakan
Jenis
Nomor
Tentang
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum Keputusan Direktur Jenderal Listrik Dan Pengembangan Energi Keputusan Direktur Jenderal Listrik Dan Pengembangan Energi Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi
Nomor: 07/DU. Tahun 1978 tanggal 23 Mei 1978 Nomor: 8712/008/600.2/95
Pencegahan dan penanggulangan terhadap gangguan dan pencemaran akibat penambangan terbuka Pengangkatan Pelaksana Pemantauan Lingkungan Tenaga Listrik
Nomor : 7512/'008/600.2/95 tanggal 26 September 1995
Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Atas Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Tenaga Listrik
Nomor: 2555.K/201/M.PE/1993 tanggal 19 Juli 1993 Nomor : 1899.K/09/M.PE/1994 tanggal 26 September 1994 Nomor: 1519 K/20/MPE/1999 tanggal 29 September 1999 Nomor: 1518 K/20/MPE/1999 tanggal 29 September 1999 Nomor: 1517 K/20/MPE/1999 tanggal 29 September 1999
Pelaksana Inspeksi Bidang Pertambangan Umum
Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi
Keterkaitan Model Kebijakan penyebaran unsur-unsur kimia tersebut sehingga dapat merusak tata lingkungan hidup. Reklamasi dan Pencegahan Pencemaran
Pelaksana Pemantauan Lingkungan Tenaga Listrik Menteri Pertambangan dan Energi Pemanfaatan teknologi pengindraan jauh dalam pengawasan dan pemantauan kegiatan pertambangan dan energi Pengelolaan kawasan KARS
Pernyataan diri (self declaration) di bidang kinerja lingkungan bagi perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan dan energi
173
Kebijakan
Jenis Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi
Nomor
Tentang
Nomor: 1457 K/28/MEM/2000 Tanggal: 3 November 2000 (Jakarta) Nomor 1211.K/008/M.PE/1995
Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungan di Bidang Pertambangan dan Energi
Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi
Nomor : 555.K/26/M.PE/1995 tanggal 22 Mei 1995 Nomor: 536.K/201/M.PE/1995 Tanggal: 18 Mei 1995 (JAKARTA)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum
Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi
Nomor : 103.K/008/M.PE/1994
Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi
Pencegahan dan Penanggulangan Perusakan dan Pencemaran Lingkungan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Umum
Perubahan Surat Keputusan Menteri Pertambangan Nomor. 423/KPTS/M/PERTAMB/1972 Tentang Perusahaan Jasa Pertambangan Di Luar Minyak Dan Gas Bumi Pengawasan Atas Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan dalam bidang pertambangan dan energi
Keterkaitan Model Kebijakan
Sarana penampungan tailing harus dibuat di daerah yang stabil dengan konstruksi yang aman. Pengusaha pertambangan dapat diwajibkan untuk menempatkan dana jaminan pelaksanaan reklamasi dan mendepositokan dana tersebut dalam rekening perusahaan yang bersangkutan di suatu bank yang ditunjuk oleh pemerintah.
Pengawasan aspek sosial, ekonomi dan budaya sebagaimana dimaksud dalam RKL dan RPL atau dan UPL dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
174
Kebijakan
Jenis
Nomor
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : 127 Tahun 2002
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Instruksi menteri
Nomor: KEP16/MENLH/4/1996
Tentang
Nomor: KEP 47/MENLH/11/1996
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup Penetapan Prioritas Propinsi Daerah Tingkat I Program Pantai Lestari
Nomor : KEP 46/MENLH/11/1996
Pembentukan Tim Pengarah dan Tim Teknis Program Pantai Lestari
Nomor:KEP 45/MENLH/11/1996
Program Pantai Lestari
Nomor : KEP43/MENLH/10/1996
Kriteria Kerusakan Lingkungan Bagi Usaha Atau Kegiatan Penambangan Bahan Galian Golongan C Jenis Lepas di Dataran Pedoman Umum Pelaksanaan Audit Lingkungan
Nomor: KEP42/MENLH/11/1994 Nomor: KEP-35 A/MENLH/7/1995
Keterkaitan Model Kebijakan perundang-undangan yang berlaku.
Audit lingkungan usaha/kegiatan sebagai dasar kebijakan pengelolaan lingkungan
Program Penilaian Kinerja Perusahaan/Kegiatan Usaha Dalam Pengendalian Pencemaran Dalam Lingkup Kegiatan PROKASIH (Proper PROKASIH) Penetapan Prioritas Propinsi Daerah Tingkat I
Nomor: KEP15,/MENLH/4/1996
Program Langit Biru
Nomor
Pemantauan kualitas lingkungan
175
Kebijakan
Jenis kesehatan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Perusahaan
Nomor 778/Menkes/Inst/VII/1999 tanggal 2 juli 1999 Nomor 146/Kpts-II/99 tanggal 22 Maret 1999
Keputusan Kepala Bapedal Keputusan Kepala Bapedal Keputusan Kepala Bapedal Keputusan Kepala Bapedal Keputusan Kepala Bapedal Keputusan Kepala Bapedal
Nomor: KEP-136 Tahun 1995 KEP- 135 Tahun 1995
Keputusan Kepala Bapedal
No.113 Tahun 2000
Kep29/BAPEDAL/05/1997 KEP–01 Tahun 1990 Kep30/BAPEDAL/05/1997 No. KEP-105 tahun 1997
Tentang
Pedoman Reklamasi Bekas Tambang Dalam Kawasan Hutan
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Standarisasi, Akreditasi, dan Sertifikasi Bidang Lingkungan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Organisasi dan Tata Kerja Komite Akreditasi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Panduan pemantauan pelaksanaan RKL dan RPL
Keterkaitan Model Kebijakan
Kewajiban perusahaan pertambangan dan energi Lokasi dan ruang lingkup reklamasi Perencanaan reklamasi Pelaksanaan dan keberhasilan reklamasi Pembinaan reklamasi Pelaporan dan evaluasi Sanksi
Dukungan dana pemantauan dan pelaksanaan RKPL oleh perusahaan dan pemerintah
Pedoman Umum dan Pedoman Teknis Laboratorium Lingkungan Mematuhi semua hal yang terkait dengan peraturan dan perundangundangan lingkungan yang berlaku, komitmen-komitmen lingkungan yang secara sukarela diikuti, dan ketentuan kebijakan Lingkungan FCX. Mengupayakan pencegahan pencemaran lingkungan.
176
Kebijakan
Jenis
Nomor
Tentang
Keterkaitan Model Kebijakan
Management Plan (RKL) and Environmental Mengupayakan perbaikan yang berkesinambungan dengan mengimplementasikan sistem manajemen yang menetapkan tujuan dan sasaran berdasarkan data yang absah dan berlandaskan ilmu pengetahuan yang tepat, dengan mengkaji ulang sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) serta melalui audit internal maupun audit eksternal berkala. Memastikan bahwa pertimbangan lingkungan menjadi bagian integral pada setiap tahap perencanaan, perekayasaan dan pengoperasian. Bekerja sama dengan masyarakat di sekitar wilayah kerja dengan prinsip saling menghormati dan mengembangkan kemitraan aktif. Memfasilitasi dan mendukung penggunaan kembali, daur ulang dan pembuangan yang bertanggung jawab dari produk yang digunakan dalam operasional Berkontribusi dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan terintegrasi dalam rencana penggunaan lahan. Memastikan bahwa kebijakan ini didokumentasikan, disampaikan kepada seluruh karyawan dan semua orang yang bekerja mewakili perusahaan, dan terbuka untuk semua pihak.
177
Lampiran 2. Analisis biaya penanaman rumput Phragmintes karka No. 1.
Uraian Rencana tanaman .: kerapatan tanaman Kapasitas Kerja Penanaman Jam kerja efektif Penanaman per hari Total hari pengerjaan Jumlah Hari Kerja
Lokasi
No. 1. a. b. c.
Komponen Biaya Tenaga kerja Suvervisi Penanaman Pembibitan Jumlah
Jumlah
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata Pelampung (Bantalan) Pelampung (Vest)
2.
a. b. c. d. e.
a. b. c. d. e. f. g. h.
Jumlah (A) Peralatan kerja
a. b. c. d.
Parang Sekop Linggis Radio
Jumlah (B) 3.
4.
5.
Biaya Tetap * Penyusutan Peralatan a. Keamanan kerja b. Kerja Jumlah (2)
Jumlah Unit 250.000 unit 10.000 unit/ha
19 5 95 2.632 26 Unit
2 OH 10 OH 5 OH 276.877.459
unit/orang/jam jam/hari unit/orang orang.hari hari/bulan
175 hari
Harga per unit Jumlah Biaya
97.178 92.256 92.256
34.097.455 161.853.336 80.926.668 276.877.459
15 buah 15 15 15 15 15 15 15 34.582.500
265.000 7.300 69.600 163.900 66.200 33.500 270.000 1.430.000
3.975.000 109.500 1.044.000 2.458.500 993.000 502.500 4.050.000 21.450.000 34.582.500
15 buah 10 buah 10 buah 2 buah 3.880.000
80.000 53.000 35.000
1.200.000 530.000 350.000 1.800.000 3.880.000
1 paket 1 paket 10.542.583
Biaya Variabel * Sewa Transportasi * Bahan bakar * Bibit Phragmites Karka Jumlah (3)
175 hari - Liter.hari 250.000 unit 256.578.947
Total Biaya Jumlah (4)
1 paket 582.461.489
Cost effective Target
25,0 ha
2.330 Rp/tanaman 250.000 tanaman 25,0 Ha
900.000,0
9.774.250 768.333
9.774.250 768.333 10.542.583
750.000 4.300 500
131.578.947 125.000.000 256.578.947
582.461.489
582.461.489 582.461.489
23.298.460 Rp/Ha
178
Lampiran 3. Analisis biaya penanaman rumput vetiver (akar wangi) No. 1.
Uraian Rencana tanaman .: kerapatan tanaman 2. Kapasitas Kerja a. Penanaman per hari b. Total pengerjaan c. Jumlah Hari Kerja
Lokasi
No. 1. a. b.
Komponen Biaya Tenaga kerja Suvervisi Penanaman Jumlah
Jumlah
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata Pelampung (Bantalan) Pelampung (Vest)
a. b. c. d. e. f. g. h.
Jumlah (A) Peralatan kerja
a. b. c. d.
3.
4.
5.
Jumlah Unit 45.550 unit 40.000 unit/ha
1,1 ha jarak tanam 1 m
100 unit/orang 456 orang.hari 26 hari/bulan Unit
1 OH 10 OH 46.449.237
46 hari
Harga per unit Jumlah Biaya
97.178 92.256
4.426.446 42.022.791 46.449.237
10 buah 10 10 10 10 10 10 10 23.055.000
265.000 7.300 69.600 163.900 66.200 33.500 270.000 1.430.000
2.650.000 73.000 696.000 1.639.000 662.000 335.000 2.700.000 14.300.000 23.055.000
Parang Sekop Linggis Cangkul Jumlah (B)
10 10 10 5 1.680.000
buah buah buah buah
80.000 53.000 35.000 45.000
800.000 530.000 350.000 225.000 1.680.000
Biaya Tetap * Penyusutan Peralatan a. Keamanan kerja b. Kerja Jumlah (2)
1 paket 1 paket 7.094.917
6.516.167 578.750
6.516.167 578.750 7.094.917
750.000 4.300 500
34.162.500 22.775.000 56.937.500
135.216.654
135.216.654 135.216.654
Biaya Variabel * Sewa Transportasi * Bahan bakar * Bibit Vetiver Jumlah (3) Total Biaya Jumlah (4)
Cost effective Target
46 hari - Liter.hari 45.550 unit 56.937.500 1 paket 135.216.654
2.969 Rp/tanaman 45.550 tanaman 1,1 Ha
118.741.299 Rp/Ha
179
Lampiran 4. Analisis biaya penanaman land cover crop (LCC) No. 1.
Uraian Rencana tanaman .: Rata-rata kerapatan tanaman Kapasitas Kerja Penanaman Jam kerja efektif Penanaman per hari Total hari pengerjaan Jumlah Hari Kerja
Lokasi
No. 1. a. b.
Komponen Biaya Tenaga kerja Suvervisi Penanaman Jumlah
Jumlah
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata Pelampung (Bantalan) Pelampung (Vest)
2.
a. b. c. d. e.
a. b. c. d. e. f. g. h.
5.
2 5 10 9 26 Unit
unit/orang/jam jam/hari unit/orang orang.hari hari/bulan
2 hari
Harga per unit Jumlah Biaya
5 buah 5 5 5 5 5 5 5 11.527.500
265.000 7.300 69.600 163.900 66.200 33.500 270.000 1.430.000
1.325.000 36.500 348.000 819.500 331.000 167.500 1.350.000 7.150.000 11.527.500
5 buah 5 buah 5 buah 890.000
80.000 53.000 45.000
400.000 265.000 225.000 890.000
Biaya Tetap * Penyusutan Peralatan a. Keamanan kerja b. Kerja Jumlah (2)
1 paket 1 paket 3.498.500
3.258.083 240.417
3.258.083 240.417 3.498.500
Biaya Variabel * Sewa Transportasi * Bahan bakar * Bibit LCC Jumlah (3)
2 hari - Liter.hari 92 unit 3.204.600
750.000 4.300 20.000
1.373.400 1.831.200 3.204.600
20.987.951
20.987.951 20.987.951
Total Biaya Jumlah (4)
Cost effective Target
1 OH 10 OH 1.867.351
19,6 ha
177.952 1.689.399 1.867.351
a. Parang b. Sekop c. Cangkul Jumlah (B)
4.
Unit 92 kg 4,7 kg/ha
97.178 92.256
Jumlah (A) Peralatan kerja
3.
Jumlah
1 paket 20.987.951
229.226 Rp/kg 92 kg 19,6 Ha
1.069.722 Rp/Ha
180
Lampiran 5. Analisis biaya penanaman king grass No. 1.
Uraian Rencana tanaman .: kerapatan tanaman 2. Kapasitas Kerja a. Penanaman per hari b. Total pengerjaan c. Jumlah Hari Kerja
Lokasi
No. 1. a. b.
Komponen Biaya Tenaga kerja Suvervisi Penanaman Jumlah
Jumlah
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata Pelampung (Bantalan) Pelampung (Vest)
a. b. c. d. e. f. g. h.
Jumlah (A) Peralatan kerja
a. b. c. d.
3.
4.
5.
Jumlah Unit 496.000 unit 40.000 unit/ha
12,4 ha jarak tanam 1 m
200 unit/orang 2.480 orang.hari 26 hari/bulan Unit
1 OH 10 OH 252.895.957
248 hari
Harga per unit Jumlah Biaya
97.178 92.256
24.100.081 228.795.876 252.895.957
10 buah 10 10 10 10 10 10 10 23.055.000
265.000 7.300 69.600 163.900 66.200 33.500 270.000 1.430.000
2.650.000 73.000 696.000 1.639.000 662.000 335.000 2.700.000 14.300.000 23.055.000
Parang Sekop Linggis Cangkul Jumlah (B)
10 10 10 5 1.680.000
buah buah buah buah
80.000 53.000 35.000 45.000
800.000 530.000 350.000 225.000 1.680.000
Biaya Tetap * Penyusutan Peralatan a. Keamanan kerja b. Kerja Jumlah (2)
1 paket 1 paket 6.674.917
6.516.167 158.750
6.516.167 158.750 6.674.917
750.000 4.300 90
186.000.000 44.640.000 230.640.000
514.945.873
514.945.873 514.945.873
Biaya Variabel * Sewa Transportasi * Bahan bakar * Bibit King Grass Jumlah (3)
248 hari - Liter.hari 496.000 unit 230.640.000
Total Biaya Jumlah (4)
1 paket 514.945.873
Cost effective Target
1.038 Rp/tanaman 496.000 tanaman 12,4 Ha
41.527.893 Rp/Ha
181
Lampiran 6. Analisis biaya penanaman Mangrove No. 1.
Uraian Rencana tanaman .: kerapatan tanaman 2. Kapasitas Kerja a. Penanaman b. Pembibitan c. Total hari kerja
Lokasi
No. 1. a. b. c.
Komponen Biaya Tenaga kerja Suvervisi Penanaman Pembibitan Jumlah
Jumlah
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata Pelampung (Bantalan) Pelampung (Vest)
a. b. c. d. e. f. g. h.
Jumlah (A) Peralatan kerja
a. b. c. d.
Parang Sekop Linggis Radio
Jumlah (B) 3.
4.
5.
Biaya Tetap * Penyusutan Peralatan a. Keamanan kerja b. Kerja Jumlah (2)
Jumlah Unit 50.000 pohon 5.500 pohon/ha
60 pohon/orang/hari 100 pohon/orang/hari 83 hari
Unit
2 OH 10 OH 6 OH 139.204.826
Harga per unit Jumlah Biaya
97.178 92.256 92.256
16.196.291 76.880.335 46.128.201 139.204.826
16 buah 16 16 16 16 16 16 16 36.888.000
265.000 7.300 69.600 163.900 66.200 33.500 270.000 1.430.000
4.240.000 116.800 1.113.600 2.622.400 1.059.200 536.000 4.320.000 22.880.000 36.888.000
16 buah 10 buah 10 buah 2 buah 3.960.000
80.000 53.000 35.000
1.280.000 530.000 350.000 1.800.000 3.960.000
1 paket 1 paket 11.220.867
Biaya Variabel * Sewa Transportasi * Bahan bakar * Bibit Mangrove Jumlah (3)
2 unit - Liter.hari 50.000 pohon 120.000.000
Total Biaya Jumlah (4)
1 paket 311.273.693
Cost effective Target
9,1 ha
6.225 Rp/pohon 50.000 Pohon 9,1 Ha
900.000,0
10.425.867 795.000
10.425.867 795.000 11.220.867
8.000.000 4.300 2.080
16.000.000 104.000.000 120.000.000
311.273.693
311.273.693 311.273.693
34.240.106 Rp/Ha
182
Lampiran 7. Analisis biaya penanaman sengon No. 1.
Uraian Rencana tanaman .: kerapatan tanaman 2. Kapasitas Kerja a. Penanaman per hari b. Total pengerjaan c. Jumlah Hari Kerja
Lokasi
No. 1. a. b.
Komponen Biaya Tenaga kerja Suvervisi Penanaman Jumlah
Jumlah
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata
a. b. c. d. e. f.
Jumlah (A) Peralatan kerja
a. b. c. d.
3.
4.
a. b. c. d. e.
5.
Jumlah Unit 2.000 unit 2.000 unit/ha
1,0 ha Jarak tanam 4x5 m
25 unit/orang 80 orang.hari 26 hari/bulan Unit
8 hari
Harga per unit Jumlah Biaya
1 OH 10 OH 8.157.934
97.178 92.256
777.422 7.380.512 8.157.934
10 buah 10 10 10 10 10 6.055.000
265.000 7.300 69.600 163.900 66.200 33.500
2.650.000 73.000 696.000 1.639.000 662.000 335.000 6.055.000
Parang Sekop Linggis Cangkul Jumlah (B)
10 10 10 5 1.680.000
buah buah buah buah
80.000 53.000 35.000 45.000
800.000 530.000 350.000 225.000 1.680.000
Biaya Tetap * Penyusutan Peralatan a. Keamanan kerja b. Kerja Jumlah (2)
1 paket 1 paket 3.841.583
3.682.833 158.750
3.682.833 158.750 3.841.583
750.000 3.500 350 100.000 1.560
6.000.000 7.000.000 2.800.000 500.000 156.000 16.456.000
36.190.517
36.190.517 36.190.517
Biaya Variabel Sewa Transportasi Bibit sengon Pupuk kandang Pestisida Urea Jumlah (3)
8 2.000 8.000 5 100 16.456.000
Total Biaya Jumlah (4)
1 paket 36.190.517
Cost effective Target
hari unit kg liter kg
18.095 Rp/tanaman 2.000 tanaman 1,0 Ha
36.190.517 Rp/Ha
183
Lampiran 8. Analisis biaya pembersihan saluran air dan kolam penampungan air No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Kolam 01 Kolam 02 Kolam 03 DAS Total keliling Lebar area Total luas area 5. Kapasitas Kerja a. Membersihkan tumbuhan eceng gondok b. Menumpulkan sampah tanaman ke pinggir Total hari kerja Upah harian
Lokasi MP 21 MP 21 NSDP MP 21
No. 1. a. b. c.
Komponen Biaya Tenaga kerja Pembersihan eceng gondok dan kangkung liar Pengumpul sampah eceng gondok dan kangkung liar Helper Jumlah
Jumlah
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja
a. b. c. d. e. f. g. h.
a. b. c. d. e.
3.
4.
5.
Jumlah 525 492 1.324 500 2.841 5 14.205
Unit Meter Meter Meter Meter Meter Meter m2
1,4 Ha
108 m2/hari 132 hari 81.574 Rp Unit
2 OH 2 OH 2 OH 64.375.173
Harga per unit Jumlah Biaya
81.574 81.574 81.574
21.458.391 21.458.391 21.458.391 64.375.173
Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata Pelampung (Bantalan) Rain Coat Jumlah (A) Peralatan kerja Parang Tambang 100 m Jaring besar Gunting besar Gentong besar
6 buah 6 6 6 6 6 6 6 5.856.900
240.000 6.800 3.850 176.000 56.000 32.000 324.000 137.500
1.440.000 40.800 23.100 1.056.000 336.000 192.000 1.944.000 825.000 5.856.900
buah
80.000 150.000 100.000 50.000 250.000
Jumlah (B)
1.500.000
400.000 150.000 200.000 250.000 500.000 1.500.000
1.070.700 458.333
1.070.700 458.333 1.529.033
8.000.000 4.300
40.470.085 16.967.083 57.437.169
130.698.275
130.698.275 130.698.275
Biaya Tetap a. Penyusutan Peralatan * Keamanan kerja * Kerja Jumlah (2) Biaya Variabel a. Transportasi b. Bahan bakar Jumlah (3) Total Biaya Pembersihan Kolam & DAS Jumlah (4) Cost Effective Target
5 1 2 5 2
buah buah buah
1 paket 1 paket 1.529.033
5 bulan 3.946 Liter.hari 57.437.169
1 paket 130.698.275 92.008.641 Rp/Ha 1,4 Ha
184
Lampiran 9. Analisis biaya pengolahan pakan ternak No. 1. 2. 3. 4.
Uraian Jumlah Sapi Volume Kebutuhan Makan per ekor Volume Pakan/Rumput yg diperlukan per hari Hari kerja per bulan .: Kebutuhan pakan per bulan
Lokasi
Jumlah 100 30 3.000 30 90.000
Unit ekor kg/hari kg hari kg
No. 1. a. b.
Komponen Biaya Tenaga kerja Supervisi Pekerja Jumlah
Jumlah
Unit
Harga per unit Jumlah Biaya
2.
Biaya Investasi Peralatan keamanan kerja
a. b. c. d. e. f. g.
3.
4.
5.
2 OH 11 OH 47.074.826
176.299 110.597
10.577.922 36.496.904 47.074.826
Safety Shoes Sarung Tangan Karet Masker Debu Safety Vest Helm Safety Kaca mata Rain Coat Jumlah (A) Peralatan kerja a. Parang b. Gunting besar
11 buah 11 11 11 11 11 11 7.173.650
240.000 6.800 3.850 176.000 56.000 32.000 137.500
2.640.000 74.800 42.350 1.936.000 616.000 352.000 1.512.500 7.173.650
5 buah 5 buah
80.000 50.000
c. Sekop d. Perajang rumput Jumlah (B)
5 buah 1 unit 5.915.000
5.000.000
400.000 250.000 265.000 5.000.000 5.915.000
Biaya Tetap a. Penyusutan Peralatan * Keamanan kerja * Kerja Jumlah (2)
1 paket 1 paket 1.707.700
Biaya Variabel a. Sewa Kendaraan (truk) b. Genset Jumlah (3) Hasil per proyek Produksi pakan ternak Jumlah (4) Harga pakan Keuntungan Bersih
BEP B/C rasio PBP
30 HP 30 HP 20.500.000
90.000 paket 81.000.000 900 11.717.474 73.231.398 81.368 1,08 2,82
53.000
1.368.950 338.750
1.368.950 338.750 1.707.700
500.000 183.333
15.000.000 5.500.000 20.500.000
900
81.000.000 81.000.000
Rp/Kg Rp Rp Kg hari
185
Lampiran 10. Analisis usaha pertambangan informal (PI) No. 1. 2. 3.
Uraian Anggota kelompok Rata-rata hasil pasir emas Hari kerja per bulan
No. Komponen Biaya 1. Tenaga kerja a. Penambangan Jumlah 2.
4.
5.
Jumlah 10 2,00 20
Unit orang gram/hari hari
Jumlah
Unit
Harga per unit Jumlah Biaya
200 OH 5.200.000
26.000
5.200.000 5.200.000
10.000 3.000 50.000
50.000 30.000 250.000 265.000 112.500 250.000 90.000 300.000 1.347.500
Biaya Investasi
a. b. c. d. e. f. g. h.
3.
Lokasi
Ember Selang Kuali/Wajan Sekop Papan Selimut Kain Karpet/HAS Tenda Jumlah (A)
Biaya Tetap a. Penyusutan Peralatan b. Perawatan Jumlah (2) Biaya Variabel a. Transportasi b. Bahan makan Jumlah (3) Hasil Produksi Pasir Emas Jumlah (4) Harga Emas Keuntungan Bersih
BEP B/C rasio PBP
5 10 5 5 7,5 5 7,5 2 1.347.500
buah m buah buah m2 buah m2 buah
1 paket 1 paket 134.750
53.000 15.000 50.000 12.000 150.000
50.000 134.750
50.000 134.750 134.750
4 pp 200 OB 3.600.000
150.000 15.000
600.000 3.000.000 3.600.000
40,0 gram 5.200.000
130.000
5.200.000 5.200.000
130.000 1.465.250 437.938 3,37 1,39 0,52
Rp/gram Rp Rp gram hari
186
Lampiran 11. Matrik V, A, X dan O sasaran program pengelolaan lingkungan fisik No. 1 2 3 4 1 A A O 2 V V 3 O 4 No. 1 2 3 4
Sub Elemen Optimalisasi biaya pengendalian lingkungan Stabilisasi tanggul dan sistem kanalisasi Minimalisasi tingkat kerusakan aliran dan lahan sungai Peningkatan daya tampung tailing pada wilayah pengendapan
Lampiran 12. Matrik V, A, X dan O kebutuhan program pengelolaan lingkungan fisik No. 1 2 3 4 1 X V A 2 V A 3 O 4 No. 1 2 3 4
Sub Elemen Perbaikan konstruksi tanggul untuk menjaga stabilitas wilayah pengendapan Pemeliharaan tanggul secara kontinyu agar tidak banjir Pemantauan proses pengendapan tailing ditinjau dari kualitas limbah Petunjuk prosedur darurat terhadap kerusakan tanggul
Lampiran 13. Matrik V, A, X dan O perihal yang berubah dan dapat diubah dalam program pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 5 1 X X A A 2 X A A 3 A X 4 O 5 No. 1 2 3 4 5
Sub Elemen Ketebalan dan penyebaran endapan tailing Kualitas air dan aliran arus sungai Jumlah aliran tailing dan kualitas limbah Peninggian dan pelebaran tanggul Jaringan kanalisasi atau sistem saluran
187
Lampiran 14. Matrik V, A, X dan O tolok ukur sasaran program pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 5 1 V V V V 2 V V X 3 A A 4 V 5 No. 1 2 3 4 5
Sub Elemen Karakteritik endapan tailing Luas wilayah pengendapan Biaya operasional dan pemeliharaan Ketinggian dan lebar tanggul Jenis dan jumlah jaringan kanal/saluran
Lampiran 15. Matrik V, A, X dan O aktivitas yang diperlukan dalam pelaksanaan program pengelolaan lingkungan fisik
No. 1 2 3 4 1 X O X 2 V V 3 O 4 5 6 No. 1 2 3 4 5 6
5 V V V V
6 V V V V X
Sub Elemen Perencanaan konstruksi dan pembuatan tanggul Pembuatan kanal/saluran dan mekanisme pengaliran endapan Penanaman rumput penahan erosi yang sesuai lahannya Pembuatan permeable dikes untuk retensi sedimen Penyediaan dana pengendalian tailing Pengerahan tenaga kerja
188
Lampiran 16. Matrik V, A, X dan O sasaran program pengelolaan lingkungan biologik No. 1 2 3 4 5 1 V O O O 2 V O O 3 O V 4 V 5 No. 1 2 3 4 5
Sub Elemen Mengurangi kerusakan lahan sekitar pertambangan Memperbaiki kesuburan lahan endapan tailing Memberikan peluang usaha bagi masyarakat sekitar pertambangan Pendidikan kepedulian lingkungan kepada masyarakat Menumbuhkan kemandirian masyarakat setempat
Lampiran 17. Matrik V, A, X dan O kendala program pengelolaan lingkungan biologik No. 1 2 3 4 5 1 V V O O 2 X O O 3 O O 4 A 5 6 7 8 No. 1 2 3 4 5 6 7 8
6 O O O V V
7 V V V V V X
8 O O O A A A O
Sub Elemen Curah hujan yang tinggi Keterbatasan jenis tanaman yang dapat ditanam di daerah endapan tailing Pengkondisian tailing sebelum penanaman Partisipasi masyarakat masih kurang Dukungan pemerintah masih kurang Ketergantungan yang tinggi terhadap perusahaan tambang Biaya kegiatan atau operasional yang tinggi Sosialisasi dan pengaruh kepada masyarakat masih kurang
189
Lampiran 18. Matrik V, A, X dan O perihal yang berubah dan dapat diubah dalam program pengelolaan lingkungan biologik No. 1 2 3 4 5 1 A A X X 2 A V V 3 V V 4 X 5 No. 1 2 3 4 5
Sub Elemen Tingkat daya guna lahan Kesuburan lahan endapan tailing Tingkat erosi lahan Keragaman jenis tanaman Kesesuaian lahan
Lampiran 19. Matrik V, A, X dan O komponen masyarakat yang terlibat dalam program pengelolaan lingkungan biologik No. 1 2 3 4 5 6 1 A X V X A 2 V X O O 3 A X A 4 O O 5 O 6 No. 1 2 3 4 5 6
Sub Elemen Perusahaan pertambangan Tokoh agama/adat Masyarakat sekitar perusahaan pertambangan Lembaga swadaya masyarakat (lsm) Usaha mikro dan kecil di daerah Kelompok pakar lingkungan
190
Lampiran 20. Matrik V, A, X dan O lembaga yang terkait dalam program pengelolaan lingkungan biologik No. 1 2 3 4 5 6 7 1 A O A O X A 2 X A O V X 3 X X X X 4 O X A 5 V V 6 O 7 No. 1 2 3 4 5 6 7
Sub Elemen Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat Perusahaan Pertambangan Lsm HAM dan Lingkungan Lembaga Pembiayaan Lembaga Pengembangan Masyarakat Lokal/Adat Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Lampiran 21. Matrik V, A, X dan O tolok ukur pencapaian target program pengelolaan lingkungan biologik No. 1 2 3 4 5 1 X V V O 2 V V O 3 A O 4 O 5 No. 1 2 3 4 5
Sub Elemen Jenis tanaman yang dapat tumbuh di lahan tailing Lahan tailing yang dapat ditanami Pendapatan usaha per kapita masyarakat Jumlah rintisan usaha Keanekaragaman pendidikan lingkungan
191
Lampiran 22. Pendapat pakar terhadap perihal solusi dampak lingkungan dari teknik IMT Pakar
Dampak
Kepentingan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
1
3
3
3
3
1
3
2
3
2
3
2
3
2
2
1
3
2
3
2
3
2
1
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3 4 5
3 3 3
3 2 3
3 3 3
3 2 2
3 3 2
3 3 3
2 2 2
3 3 3
2 3 2
3 2 3
3 3 3
3 3 3
3 3 3
3 2 2
3 3 3
3 3 3
2 2 2
3 3 3
1 2 2
3 3 3
6
3
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
7
2
3
3
2
3
2
3
3
2
3
2
3
3
2
2
2
3
2
2
3
8
1
1
2
2
2
1
2
1
1
2
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
9
3
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
10 11 12
3 3 3
2 2 2
2 2 3
3 3 3
2 2 2
2 3 2
2 2 2
2 2 2
2 2 1
3 2 2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
3 3 3
2 2 2
3 3 2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
2 2 2
13
3
2
2
3
2
3
2
2
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
14
3
2
2
3
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
2
2
2
3
2
2
15
3
2
3
1
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
3
Rata-rata Geometric
3
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
2
3
2
3
2
2
Keterangan: A B
Reklamasi lahan pengendapan pasir sisa tambang Pengendalian pasir sisa tambang pada aliran sungai dengan River training
C D
Penyesuaian Perda dengan manajemen Lingkungan Mod-ADA Pembangunan pabrik semen berbahan baku limbah pasir sisa tambang
E F G
Pengembangan Usaha Mikro Lingkungan (UML) Penataan Pertambangan Informal (PI) Penguatan program kredit mikro untuk UMK lokal
H I
Optimalisasi program CSR Pembentukan Lembaga Masyarakat Lokal (LKL) untuk pengelolaan lingkungan
J
Penguatan kegiatan peningkatan kesadaran dan partisipasi dalam pengelolaan lingkungan
192
Lampiran 23. Kualitas air tanah di sekitar tanggul Parameter pH Konduktivitas Asiditas (CaCO3) Alkalinitas (CaCO3) Padatan terlarut total Kesadahan (CaCO3) Kekeruhan Nitrat (N-NO3) Nitrit (N-NO2) Sulfat Logam Terlarut Aluminium (Al) Arsen (As) Kalsium (Ca) Tembaga (Cu) Besi (Fe) Raksa (Hg) Magnesium (Mg) Mangan (Mn) Timbal (Pb) Selenium (Se) Seng (Zn) *) Triwulan 4 Sumber: PTFI (2007)
Satuan
µS/cm
mg/L mg/L NTU mg/L mg/L mg/L
5.93 38 1.7 16 <1 14 0.49 <0.005 <0.005 <0.3
mg/L <0.01 mg/L <0.002 mg/L 4.13 mg/L <0.001 mg/L <0.001 mg/L <0.0003 mg/L 0.97 mg/L <0.001 mg/L <0.002 mg/L <0.002 mg/L 0.003 **) Triwulan 1-4
2007** − − − − − − − − − −
7.86 1,830 151 2,620 23,100 1,340 775 0.409 0.552 401
− − − −
0.058 241.93 0.1653 14.765
− −
178.197 1.599
− −
0.009 0.074
Kisaran analisis 2006** 5.49 − 42 − 3 − 17 − <1 − 18 − 0.7 − <0.05 − <0.05 − <0.3 − <0.01 <0.002 5.02 <0.001 <0.001 <0.0003 1.15 <0.002 <0.002 <0.002 <0.001
7.81 1950 90 909 3570 1420 1360 1.48 8.97 519
− − − − −
0.254 0.023 239.78 0.199 5.164
− − − −
198.5 1.536 0.03 0.002
2005* 5.75 − 37 − 4 − 3 − 1 − 14 − 1.95 − <0,05 ND 0.4 − <0,01 <0,002 4.08 <0,001 0.001 <0,0003 0.96 <0,001 <0,002 <0,002 0.005
7.53 1720 49 891 318 1260 243
324
− − − −
0.003 197 0.059 0.101
− −
187 0.914
0.059
193
Lampiran 24. Kualitas sumber air bagi masyarakat Parameter
Satuan
pH Konduktivitas µS/cm Kesadahan (CaCO3) mg/L Padatan terlarut total mg/L Kekeruhan NTU Warna PtCo Total Coli MPN/100mL Klorida (Cl) mg/L Flour (F) mg/L Nitrat (N-NO3) mg/L Nitrit (N-NO2) mg/L Sulfat mg/L Logam Terlarut Aluminium (Al) mg/L Arsen (As) mg/L Barium (Ba) mg/L Kalsium (Ca) mg/L Kadmium (Cd) mg/L Kromium (Cr) mg/L Tembaga (Cu) mg/L Besi (Fe) mg/L Raksa (Hg) mg/L Magnesium (Mg) mg/L Mangan (Mn) mg/L Timbal (Pb) mg/L Selenium (Se) mg/L Seng (Zn) mg/L *) Triwulan 4 **) Triwulan 1-4
2007** 6.21 − 79 − 35 − 56 − 0.89 − <3 − 2.2 − <0.1 − <0.08 <0.005 − <0.005 − <0.2 − <0.010 <0.002 0.009 9.22 <0.0002 <0.001 <0.001 0.003 <0.0003 1.13 <0.001 <0.01 <0.002 <0.001
7.82 779 469 565 78.7 26 >16.0 5.1 0.6 0.02 50.9
−
0.014
− −
0.141 137.23
− −
0.0261 1.335
− −
30.57 0.599
−
0.064
Kisaran analisis 2006** 5.63 − 90 − 31 − 58 − 0.43 − <3 − 0 − <0.1 − <0.08 <0.05 − <0.05 − <0.3 − <0.01 <0.002 0.006 6.68 <0.0002 <0.001 <0.001 0.004 <0.0003 1.44 <0.001 <0.002 <0.002 <0.001
− − −
− − −
−
7.81 769 469 580 79.4 105 >16 6 0.93 66.3 0.05
2005* 5.82 − 98 − 43 − 50 − 1.56 − <3 − 5.1 − <0,1 − <0,08 <0,05 − <0,05 <0,3 −
<0,01 − <0,002 − 0.175 0.007 135.69 10.1 − <0,0002 <0,001 <0,001 − 4.18 0.006 − <0,0003 33.25 1.7 − 0.648 <0,001 − <0,002 <0,002 0.063 <0,001 − Sumber: PTFI (2007)
7.72 688 387 451 68.5 10 >16 7.2 1.5 53.7 0.063 0.003 0.148 108
0.022 0.92 28.4 0.648
0.054
194
Lampiran 25. Kualitas air sumur pemasok air minum karyawan Parameter pH Konduktivitas Kesadahan (CaCO3) Padatan terlarut total Kekeruhan Warna Total Coli Klorida (Cl) Flour (F) Nitrat (N-NO3) Nitrit (N-NO2) Sulfat Logam Terlarut Aluminium (Al) Arsen (As) Barium (Ba) Kalsium (Ca) Kadmium (Cd) Kromium (Cr) Tembaga (Cu) Besi (Fe) Raksa (Hg) Magnesium (Mg) Mangan (Mn) Timbal (Pb) Selenium (Se) Seng (Zn) *) Triwulan 4 **) Triwulan 1-4
Satuan
µS/cm mg/L mg/L NTU PtCo MPN/100mL mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
2007** 6.37 − 110 − 57 − 64 − 0.02 − <3 0 − <0.1 − <0.08 <0.005 − <0.005 − <0.2 − <0.01 <0.01 0.004 12.58 <0.002 <0.001 <0.001 <0.001 <0.0003 6.20 <0.001 <0.01 <0.01 <0.001
7.77 1130 727 978 9.12 26 2.8 0.371 0.072 522
− −
0.151 243.78
−
0.215
− −
32.52 0.933
−
0.081
Kisaran analisis 2006** 5.80 − 7.22 114 − 1270 50 − 753 63 − 1180 0.02 − 40.3 <3 <2.2 >16 <0.1 3.4 <0.08 <0.05 − 0.32 <0.05 <0.3 − 644 <0.01 <0.002 0.004 10.83 <0.0002 <0.001 <0.001 <0.001 <0.0003 5.69 <0.001 <0.002 <0.002 <0.001
− −
0.205 256.68
− −
0.0052 0.296
− −
27.14 0.913
−
0.045
2005* 6.57 − 105 − 57 − 72 − 0.11 − <3 <2,2 0.1 − <0,08 <0,05 <0,05 <0,3 −
7.57 899 535 716 4.86 16 2.2
353
<0,01 <0,002 0.004 − 0.173 13 − 181 <0,0002 <0,001 <0,001 − 0.002 <0,001 − 0.096 <0,0003 6.06 − 23.7 <0,001 − 0.468 <0,002 <0,002 0.001 − 0.023 Sumber: PTFI (2007)
195
Lampiran 26. Kualitas air di muara sungai pasir sisa tambang Parameter pH Konduktivitas Padatan tersuspensi total Alkalinitas (CaCO3) Kesadahan (CaCO3) Salinitas Kekeruhan N Kjeldhal Nitrat (N-NO3) Nitrit (N-NO2) Fosfat Sulfat Kapasitas pengomplekan tembaga Bioavailable tembaga Logam Terlarut Aluminium (Al) Arsen (As) Kadmium (Cd) Kromium (Cr) Tembaga (Cu) Besi (Fe) Raksa (Hg) Mangan (Mn) Nikel (Ni) Timbal (Pb) Selenium (Se) Seng (Zn) *) Triwulan 4 **) Triwulan 1-4
Satuan
µS/cm mg/L mg/L mg/L 0/00 NTU mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L µg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L
2007** 7.32 − 8.13 4,800 − 39,900 2 − 222 74 − 121 829 − 5,420 2.6 − 25.2 2.5 − 150 <1 <0.005 − 0.107 <0.005 − 0.184 0.01 − 0.595 559 − 2,290 17 − 41 (-0.0199) (-0.0024) <0.02 <0.01 <0.0001 <0.001 0.0013 <0.002 <0.0003 0.01 <0.001 <0.0005 <0.01 <0.001
−
0.046
− − −
0.008 0.0245 0.057
− − −
0.214 0.005 0.0006
−
0.013
Kisaran analisis 2006** 7.39 − 8.38 3,910 − 42500 2 − 803 56 − 125 593.00 − 8090 2 − 27.15 1.8 − 408 <1 <0.005 − 0.133 <0.005 − 0.046 0 − 1.13 324 − 2000 7 − 36 (-0.03) − (-0.003) <0.02 <0.002 <0.0001 <0.002 <0.0003 <0.002 <0.0003 <0.002 <0.001 <0.0005 <0.002 <0.002
−
0.065
− −
0.009 0.0244 0.039
−
0.242
−
0.001
−
0.025
2005* 7.88 − 8.06 9400 − 38600 12 − 259 77 − 123 1340 − 5460 5.25 − 23.9 9.06 − 198 <1 0.028 <0,005 ND 345 − 1620 20.9 − 34 ND <0,01 − 0.023 <0,01 <0,00005 <0,001 − 0.002 0.01 − 0.022 0.009 − 0.031 <0,0003 0 − 0.124 0.045 0.003 <0,001 <0,002 0.007 − 0.01 Sumber: PTFI (2007)
196
Lampiran 27. Kualitas air di muara sungai acuan Parameter
Satuan 2007** 7.24 − 8.05 14,000 − 43300 <1 − 33 84 − 117 1,250 − 5360 8.15 27.9 1.2 − 25.3 <1 <0.005 − 0.12 <0.005 − 0.227 0.011 − 0.149 595 − 3280 11 − 29 (-0.0283) (-0.01)
pH Konduktivitas µS/cm Padatan tersuspensi total mg/L Alkalinitas (CaCO3) mg/L Kesadahan (CaCO3) mg/L Salinitas 0/00 Kekeruhan NTU N Kjeldhal mg/L Nitrat (N-NO3) mg/L Nitrit (N-NO2) mg/L Fosfat mg/L Sulfat mg/L Kapasitas pengomplekan tembaga µg/L Bioavailable tembaga mg/L Logam Terlarut Aluminium (Al) mg/L 0.012 Arsen (As) mg/L <0.01 Kadmium (Cd) mg/L <0.0001 Kromium (Cr) mg/L <0.002 Tembaga (Cu) mg/L <0.0003 Besi (Fe) mg/L <0.001 Raksa (Hg) mg/L <0.0003 Mangan (Mn) mg/L 0.01 Nikel (Ni) mg/L <0.002 Timbal (Pb) mg/L <0.0005 Selenium (Se) mg/L <0.01 Seng (Zn) mg/L <0.002 *) Triwulan 4 **) Triwulan 1-4
0.028
− − −
0.008 0.0022 0.034
−
0.046
−
0.01
Kisaran analisis 2006** 7.55 − 8.23 6,070 − 43100 <1 − 105 64 − 122 560.00 − 2160 3 − 27.51 2.1 − 102 <1 <0.005 − 0.041 <0.005 − 0.279 0.077 − 0.825 206 − 2610 11 − 34 (-0.033) − (-0.013) <0.02 <0.01 <0.0001 <0.002 <0.0003 <0.002 <0.0003 <0.002 <0.002 <0.0005 <0.006 <0.002
−
0.028
− −
0.003 0.0098 0.104
−
0.056
−
0.0006
−
0.016
2005* 7.66 − 8.07 15300 − 42700 4 − 54 85 − 114 1840 − 6510 8.84 − 27.3 2.45 − 39.6 <1 0.02 − 0.234 <0,005 − 0.082 ND 666 − 1950 17.7 − 28.9 ND <0,01 − 0.012 <0,01 <0,00005 <0,001 − 0.001 0.001 − 0.005 <0,001 − 0.008 <0,0003 <0,001 − 0.051 <0,001 − 0.001 <0,002 <0,01 0.002 − 0.005 Sumber: PTFI (2007)
197
Lampiran 28. Kualitas air di sungai pasir sisa tambang Parameter pH Konduktivitas Padatan tersuspensi total Alkalinitas (CaCO3) Asiditas (CaCO3) Kesadahan (CaCO3) Kekeruhan Nitrat (N-NO3) Nitrit (N-NO2) Sulfat Logam Terlarut Aluminium (Al) Arsen (As) Kalsium (Ca) Kadmium (Cd) Kromium (Cr) Tembaga (Cu) Besi (Fe) Raksa (Hg) Magnesium (Mg) Mangan (Mn) Nikel (Ni) Timbal (Pb) Seng (Zn) *) Triwulan 4 Sumber: PTFI (2007)
Satuan
µS/cm mg/L mg/L mg/L mg/L NTU mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L mg/L **) Triwulan 1-4
7.12 630 10 57 1 664.00 9.5 <0.005 <0.005 270 <0.01 <0.002 133.11 <0.0002 <0.001 <0.001 <0.001 <0.0003 4.93 0.031 <0.001 <0.002 0.001
2007** − − − − − − − − − −
8.9 6,990 38,900 2,560 32 1,040 4,300 0.820 0.054 1,200.0
− − − −
0.401 0.006 487.57 0.0003
− −
0.0336 0.19
− − − − −
145.75 0.638 0.001 0.0026 0.016
Kisaran analisis 2006** 6.71 − 7.91 80 − 2,730 4 − 43,800 34 − 2,190 2 − 48 56 − 1,090 6.7 − 4,790 <0.05 − 101 <0.05 1.9 − 1510 0.01 <0.002 7.50 <0.0002 <0.001 <0.001 <0.001 <0.0003 2.37 0.006 <0.001 <0.002 <0.001
− − − −
0.236 0.008 638.33 0.0005
− −
0.0364 0.427
− − −
34.43 0.559 0.006
−
0.019
7.22 598 4.8 58 <1 294 5.64 <0,05 <0,05 213 0.013 <0,002 106 <0,0002 <0,0001 0.003 <0,001 <0,0003 5.83 0.115 <0,001 <0,002 0.001
2005* − − − − − − − −
8.36 1,400 13,000 1,420 10 641 6,030 0.19
−
537
− − −
0.125 0.005 246
− −
0.023 0.016
− −
21.9 0.305
−
0.01
198
Lampiran 29. Kualitas air di sungai acuan Parameter
Satuan 2007** 6.57 − 67 − 3 − 32 − 1 − 73.00 − 2.6 − <0.005 − <0,005 − 2.2 −
pH Konduktivitas µS/cm Padatan tersuspensi total mg/L Alkalinitas (CaCO3) mg/L Asiditas (CaCO3) mg/L Kesadahan (CaCO3) mg/L Kekeruhan NTU Nitrat (N-NO3) mg/L Nitrit (N-NO2) mg/L Sulfat mg/L Logam Terlarut Aluminium (Al) mg/L <0.01 Arsen (As) mg/L <0.002 Kalsium (Ca) mg/L 9.56 Kadmium (Cd) mg/L <0.0002 Kromium (Cr) mg/L <0.001 Tembaga (Cu) mg/L <0,001 Besi (Fe) mg/L 0.01 Raksa (Hg) mg/L <0.0003 Magnesium (Mg) mg/L 3.13 Mangan (Mn) mg/L 0.001 Nikel (Ni) mg/L <0.001 Timbal (Pb) mg/L <0.002 Seng (Zn) mg/L <0,001 *) Triwulan 4 **) Triwulan 1-4 Sumber: PTFI (2007)
7.93 1090 287 90 34 94 380 0.132 0.03 220
− − −
0.038 0.005 95.99
− −
0.0054 0.391
− −
20.14 0.096
−
0.004
Kisaran analisis 2006** 6.28 − 7.59 74 − 12300 <1 − 731 25 − 102 2 − 23 30 − 185 2.0 − 1010 <0,05 − 0.1 <0.05 0.7 − 492 <0,01 <0.002 8.33 <0.0002 <0.001 <0.001 <0.001 <0.0003 2.18 0.001 <0.001 <0.002 <0.001
− − −
0.329 0.003 104.88
− − −
0.001 0.0103 1.054
− − −
229.2 0.334 0.002
−
0.005
2005* 6.87 − 73 − 2 − 19 − 3 − 41 − 8.02 − <0,05 − <0,05 1.1 − 0.032 <0,002 9.99 <0,0002 <0,0001 <0,0001 0.016 <0,0003 2.81 0.001 <0,001 <0,002 <0,001
8.11 1750 125 75 63 269 95.6 0.08 130
− − −
0.428 0.003 58.4
− −
0.016 0.681
− −
38 0.117
−
0.002
199
Lampiran 30. Biaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan Obyek A. Kegiatan lingkungan Pengelolaan sirsat dan sungai Penanganan aliran air asam batuan Pemantauan lingkungan Reklamasi Pelayanan perkotaan Modal lingkungan Sub-total B. Kegiatan sosial Dana Pengembangan Timika Terpadu (1%) Manajemen pelayanan masyarakat Community liasion support Mini wind mill project Pengembangan ekonomi usaha Bisnis inkubator Amungme agroferestry Rekognisi Administrasi KKB Trust fund Tuarek Natkime fund Pelayanan masyarakat dan pengendalian malaria Donasi dan sponsor Modal sosial dan budaya Sub-total Total C. Dana reklamasi dan royalty Rencana penutupan tambang Royalty Sumber: PTFI 2007 (diolah)
2007
Biaya (US$) 2006
2005
Proporsi (%)
18.470.894
12.815.847
8.668.467
14,11
654.620 5.018.870 3.463.841 5.911.010 2.639.836 36.159.071
1.020.063 4.675.974 2.300.457 3.498.379 3.210.282 27.521.002
1.150.063 4.397.168 1.921.087 2.263.966 1.582.148 19.982.899
0,50 3,83 2,65 4,51 2,02 27,62
52.588.918
47.582.361
42.312.724
40,16
3.281.673 2.459.110 297.561
3.063.894 1.943.058 513.560
3.042.954 1.328.264 -
2,51 1,88 0,23
2.854.515 110.509 807.271 1.607.482 516.040 17.400.000 100.000
2.554.924 84.109 922.989 1.648.596 5.636.184 211.187
663.337 2.076.427 58.804 712.155 1.089.530 1.000.000 -
2,18 0,08 0,62 1,23 0,39 13,29 0,08
6.863.256 1.847.362 4.042.286 94.775.983 130.935.054
6.718.394 1.791.473 2.973.009 75.643.738 103.164.740
5.353.432 479.989 5.867.854 63.985.470 83.968.369
5,24 1,41 3,09 72,38
3.494.928 164.474.880
3.134.945 144.499.399
4.453.701 82.366.534
200
Lampiran 31. Konsentrasi logam pada sedimen di beberapa sungai dan muara Lokasi Al Sungai
Zn
Hilir Sungai Ajkwa dialiri Tailing
11,748
9.3
2.0
1,073
86,075
0.015
47
242
Hilir S.Minajerwi sebelum bertemu dengan S.Ajkwa, pernah dialiri tailing sebelum tahun 1997
26,600
4.3
0.6
136
32,300
0.027
20
67
9,575
9.2
1.6
845
66,800
0.050
41
201
Hilir S.Kamora sebagai sungai kontrol
27,750
4.1
0.5
23
26,725
0.172
15
53
Hilir S.Minajerwi, pernah dialiri tailing pada tahun 1990 hingga Januari 1997
25,467
3.9
0.7
118
33,467
0.023
16
65
Hilir S.Mawati sebagai sungai kontrol
36,800
5.5
0.6
21
33,125
0.039
18
65
Hilir S.Otakwa sebagai sungai kontrol
29,825
9.5
0.6
72
30,025
0.047
18
79
Ajkwa
14,925
13.3
1.6
840
78,750
0.027
45
205
Tipuka
33,375
10.3
0.6
289
33,400
0.038
31
89
Kamora
35,750
5.1
0.5
29
29,925
0.088
19
59
Minajerwi
33,900
7.8
0.8
604
38,467
0.025
27
104
Mawati
34,200
9.4
0.5
24
29,475
0.038
19
59
Otakwa
29,495
5.9
0.4
24
25,900
0.034
15
55
Bekas anak S.Ajkwa, menerima aliran tailing dalam jumlah sedikit
Muara
Rata-rata Logam Berat (berat kering mg/kg) As Cd Cu Fe Hg Pb
Sumber: PTFI (2007), Triwulan 2
201
Lampiran 32. Ukuran partikel sedimen di beberapa sungai dan muara
Lokasi < 2µ µm 1. Hilir Sungai Ajkwa dialiri Tailing Sungai 2. Hilir S.Minajerwi sebelum bertemu dengan S.Ajkwa, pernah dialiri tailing sebelum tahun 1997 3. Bekas anak S.Ajkwa, menerima aliran tailing dalam jumlah sedikit 4. Hilir S.Kamora sebagai sungai kontrol 5. Hilir S.Minajerwi, pernah dialiri tailing pada tahun 1990 hingga Januari 1997 6. Hilir S.Mawati sebagai sungai kontrol 7. Hilir S.Otakwa sebagai sungai kontrol Muara 1. Ajkwa 2. Tipuka 3. Kamora 4. Minajerwi 5. Mawati 6. Otakwa ND: tidak terdeteksi Sumber: PTFI (2007) Triwulan 2
Ukuran partikel (%) 2-63 µm 63-125 µm
> 125 µm
8.0
67.2
21.7
3.2
7.9
88.6
3.6
ND
3.7
89.3
6.7
0.2
7.2
80.9
10.7
1.2
8.3
91.2
0.5
ND
9.4
86.7
3.8
0.1
9.0 5.8 17.2 11.3 13.3 13.0 14.7
90.3 46.5 81.8 78.4 81.7 85.4 83.6
0.7 24.4 1.0 9.0 4.3 1.7 1.6
ND 23.3 ND a.3 0.7 ND ND
202
Lampiran 33. Lokasi reklamasi wilayah Mod-ADA Tanaman Matoa Jalur Tanaman Tanaman Cassuarina
Timika Airport
U
Peternakan Sapi MP27
Penumpukan Tanah
Tanaman Acacia/Dadang Peternakan Sapi Mp22 Pengamatan Suksesi Alami
Maurujaya TRDC
Foto: PTFI, 2007
203
Lampiran 34. Pengendapan pasir sisa tambang di wilayah Mod-ADA
Foto: Bambang Wibisono, 2007 Lampiran 35. Reklamasi wilayah pengendapan Mod-ADA
Foto: Bambang Wibisono, 2007
204
Lampiran 36. Kegiatan pembuatan dan pemasangan gabion/bronjong kawat
Foto: Bambang Wibisono, 2007
205
Lampiran 37. Kegiatan revegetasi
Foto: PTFI, 2007
206
Lampiran 38. Pasir sisa tambang (tailing) dari wilayah Mod-ADA
Foto: PTFI, 2006
207
Lampiran 39. Aktivitas pertambangan informal (PI)
Foto: Bambang Wibisono, 2007
208
Lampiran 40. Suasana area pertambangan informal di camp 55 sampai TSUGIMA mile 72.
Foto: Suhartono, 2007 Lampiran 41. Kondisi aliran pasir sisa tambang dan aktivitas pertambangan informal
Foto: Suhartono, 2007
209
Lampiran 42. Perkampungan kelompok pertambangan informal
Foto: Suhartono, 2007 Lampiran 43. Aktivitas pertambangan informal di wilayah Mod-ADA
Foto: Bambang Wibisono, 2007
210
Lampiran 44. Usaha pakan peternakan sapi di wilayah Mod-ADA
Foto: PTFI, 2007
211
Lampiran 45. Usaha budidaya tanaman hortikultura di pusat reklamasi
Foto: PTFI, 2006
212