1 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l e k B r e b e s
BASA SUNDA DIALÉK BREBES DI KACAMATAN SALEM PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA DI SMP Winda Choeri Apriany1, Yayat Sudaryat2, Dingding Haerudin3 Email:
[email protected],
[email protected] [email protected]
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK Kasang tukang tina ieu panalungtikan nyaéta ku sabab ayana gejala di masarakat mangsa kiwari anu geus jarang maké basa Sunda hususna basa dialék dina kahirupan sapopoé. Lian ti éta, daérah nu dijadikeun daerah panalungtikan téh nyaéta Provinsi Jawa Tengah anu umumna ngagunakeun basa Jawa. Métode anu dipaké dina ieu panalungtikan nyaéta métodé deskriptif kalayan ngagunakeun téhnik ngumpulkeun data ngaliwatan observasi, wawancara jeung kuésionér. Ti unggal désa dicokot 3 sampel pikeun dijadikeun informan. Jumlah variasi kecap dina basa Sunda Brebes di Kacamatan Salem kapanggih 291 kecap tina 15 katégori. Data basa anu geus dimeunangkeun tina hasil ieu panalungtikan bakal dijadikeun bahan pangajaran maca dina wangun bahasan pikeun siswa di SMP, tujuanna pikeun ngawanohkeun jeung ngamumulé basa Sunda dialék ka Siswa. Kecap Galeuh: Basa Sunda, Dialék, Bahan pangajaran maca
1 2
Penulis Utama Penulis Penanggung Jawab 1
2 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l e k B r e b e s
3
Penulis Penanggung Jawab 2
BAHASA SUNDA DIALEK BREBES DI KECAMATAN SALEM UNTUK BAHAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI SMP Winda Choeri Apriany1, Yayat Sudaryat2, Dingding Haerudin3 Email: :
[email protected],
[email protected] ,
[email protected]
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya gejala yang ada di masyarakat saat ini yang mulai jarang menghadirkan bahasa Sunda hususnya bahasa dialék. Selain itu daerah yang dijadikan daérah penelitian adalah Provinsi Jawa Tengah yang notabene menggunakan bahasa Jawa. Metodé yang digunakan dalam penelitian ini adalah métodé deskriptif dengan menggunakan tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan pemberian kuesionér terhadap informan. Dari setiap desa diambil tiga sampel untuk dijadikan narasumber. Jumlah variasi kata dalam bahasa Sunda Brebes berhasil dikumpulkan sebanyak 291 kata dari 15 kategori yang ada di Kecamatan Salem. Data bahasa yang telah diperoleh dari hasil penelitian ini kemudian akan dijadikan bahan pembelajaran membaca dalam bentuk bahasan untuk siswa di SMP, yang bertujuan untuk mengenalkan kembali bahasa Sunda dialék pada peserta didik. Kata kunci: Bahasa Sunda, Dialek, Bahan pembelajaran membaca
3 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l e k B r e b e s
1
Penulis Utama Penulis Penanggung Jawab 1 3 Penulis Penanggung Jawab 2 2
SUNDANESE LANGUAGE DIALECT BREBES IN THE SALEM DISTRICT FOR READING INSTRUCTION MATERIAL IN JUNIOR HIGH SCHOOL Winda Choeri Apriany1, Yayat Sudaryat2, Dingding Haerudin3 : Email: :
[email protected],
[email protected] [email protected]
Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRACT This research doing caused by the phenomenon of today’s society which is started rarely not to use Sundanese, specifically their own dialect. Beside of that, the area of the research is central java, which is using Javanese as their communication language. This research is using description methode data collection technique trough by observation, interview, and questionnaire given to informant. From every village are took 3 sample for being an informant. The total amount of Brebes Sundanese word variant in Kecamatan Salem which had been collected are 291 word from 15 category. The language data result of this research will be used as reading material on learning in form discussion for junior high school students with have purpose to reintroduce the dialect sundanese to them.
Keywords: Sundanese language, Dialect, reading instruction material
1 2
Mean writer First author n responsibility by
3
Second author n responsibility by
4 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l é k B r e b e s . . .
Bahasa mempunyai kedudukan yang sangat penting di masyarakat yaitu sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat. Dengan cara menggunakan bahasa manusia bisa mengekspresikan keinginannya. Proses komunikasi bahasa pada dasarnya menyampaikan amanat melalui bahasa dari pengirim ke penerima. Amanat yang diterima akan sampai kepada penerima jika pengirim memakai bahasa yang benar. Berkembangnya bahasa Sunda tidak lepas dari kehidupan dan berkembangnya masyarakat Sunda sebagai pemakai Bahasa Sunda. Adanya perubahan-perubahan yang berlangsung pada kehidupan Masyarakat Sunda tentu saja ada pengaruh pada perkembangan bahasanya. Hal itu sesuai dengan fungsi utama bahasa Sunda yaitu sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk berkomunikasi atau berhubungan yang digunakan oleh penuturnya. Kedudukan Bahasa Sunda sebagai bahasa daerah memiliki fungsi atau tugas (1) Lambang kebanggan daerah (2) Lambang identitas (3) Alat bergaul dilingkungan keluarga (4) Bahasa pengantar di Sekolah Dasar (5) Pendukung bahasa nasional (6) Pendukung dan pengembang kebudayaan nasional Dialek ialah variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif dan berada disuatu tempat, wilayah atau area tertentu. Karena dialek berdasar kepada wilayah atau area penuturnya, oleh karena itu disebut dialék areal, dialek regional atau dialek geografi (Chaer, 1995, hal. 82). Berdasarkan pada objek kajiannya, dialek dibedakan menjadi 2 jenis, yakni dialek geografi dan dialek sosial. Dialék géografi yaitu awal kajian dari dialektologi yang berdasarkan pada variasi bahasa secara structural geografis. Sedangkan dialek sosial berdasarkan pada variasi
bahasa dari kelompok-kelompok sosial masyarakatnya. Keraf (1996, kc. 143) Bahasa Sunda pada umumnya (Bahasa Sunda lulugu) yaitu bahasa Sunda yang sudah ditetapkan dan dijadikan standar digunakannya oleh masyarakat Sunda. Yang dianggap sebagai bahasa Sunda umum (Lulugu) yaitu bahasa Sunda yang ada di tanah Priangan utamanya Bandung. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif . Metode deskripstif ialah metode penelitian yang menggambarkan secara sistematik dan akurat. Metode ini juga menginterpretasikan objek seadanya. (Azwar, 2012, hal. 7). Jadi tujuan digunakannya metode deskriptif ialah untuk mendapatkan gambaran tentang bahasa Sunda dialek Brebes yang ada di Kecamatan Salem yang sistematis, factual dan akurat. Desain dalam penelitian ini (1) Menentukan imstrumen penelitian (2) Menentukan kosa kata Bahasa Sunda Umum yang dijadikan instrument penelitian (3) Kosa kata Bahasa Sunda Umum dikategorikan berdasar kelompok istilah, (4) Analisis dialek dan (5) Mendeskripsikan hasil data dalam bentuk analisis data Lokasi penelitian ini ialah Kecamatan Salem yang berada di Wilayah Kabupaten Brebes. Alasan tempat ini dijadikan tempat penelitian ialah lokasi dari Kecamatan Salem merupakan Provinsi Jawa Tengah yang biasanya menggunakan bahasa Jawa, tetapi di Kecamatan ini masyarakatnya menggunakan bahasa Sunda, selain itu kecamatan Salem merupakan batas antara Jawa Barat dan Jawa Tengah yang mengakibatkan adanya interaksi penggunaan bahasa antara masyarakat
5 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l é k B r e b e s . . .
Jawa Barat (Sunda) dan Jawa Tengah (Jawa). Oleh karena itu akan ada kosa kata tertentu yang khas, unik yang digunakan ketika masyarkatanya berkomunikasi dengan masyarakat di luar daerahnya. Popoulasi di dalam penelitian ini ialah masyarakat di Kecamatan Salem yang sampel totalnya yaitu 7 desa yang berada di Kecamatan Salem dan informannya diambil berdasar persyaratan yang sudah ditentukan, 3 informan dari satu desa. Persyaratan sebagai kriteria informan yaitu laki-laki atau perempuan, berusia 25-70 taun dan anak-anak atau remaja berusia 1420 taun, lahir dan besar di Desa tersebut. Serta bisa menggunakan Bahasa Sunda serta sehat jasmani dan rohani. Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari pedoman observasi, pedoman wawancara serta media-media yang mendukung proses penelitian seperti kamera. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian bahasa Sunda yang dipakai di Kecamatan Salem Kabupaten Brebes banyak yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya. Berdasarkan bentuknya ada yang terpengaruh oleh bahasa Jawa, ada yang murni berbeda dengan bahasa sunda umum, tapi ada juga yang benar-benar sama dengan bahasa umum. Dari hasil analisis data bahasa Sunda dialek Brebes di Kecamatan Salem yang ditemukan dari hasil penelitian ada 291 kata, terdiri dari 15 kategori, yaitu : (1) Istilah keturunan, (2) Istilah pengganti (gaganti jeung sesebutan), (3) Istilah Kehidupan Desa dan Masyarakat, (4) Istilah Rumah dan bagiabagiannya, (5) Istilah peralatan, (6) Istilah makanan dan minuman, (7) Istilah penyakit, (8) Istilah ppekerjaan, (9) Istilah tumbuhan dan buah-buahan, (10) Istilah
binatang, (11) Istilah kenyataan alam dan musim, (12) Istilah sifat, (13) Istilah permainan (14) Kecap pekerjaan, (15) Istilah Tanya, sambung, penambah, dan panganteb. 1. Istilah Keturunan (Pancakaki) Dari hasil mengolah data ada 15 kata BSDB (5,2% ) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya. Di antaranya yaitu adi ipar (adi beuteung), mbah/ abah/ bapa kolot/ bapung (Aki), Udak (anak), alo/ anak kaka (anak lanceuk), abah (bapa), mbah uyut/ mbah oyot/ uyut (buyut), kaka ipar/ aka ipar (dahuan), sadulur/ baraya (dulur misan), ibu/ mimih/ ema (indung), ceuceu/ euceu (lanceuk awewe), kaka/ aka/ aa/ mama/ mamang (lanceuk lalaki), mertua (mitoha), ema/ embah/ indung kolot/ indeung/ indeung kolot (nini), emang/ amang/ mamang (paman), anak adi/ ponakan (suan). 2. Istilah Pengganti (Gaganti sesebutan) Dari hasil mengolah data ada 11 kata BSDB (3,8%) istilah pengganti yang berbeda dengan bahasa Sunda umum yaitu bikang/ cawéné (awéwé), bébéné (kabogoh), aing/ kami/ kaula/ abdi/ kuring/ uing (gaganti jalma ka I), sia/ manéh/ déwék (gaganti jalma ka II), déwékna/ manéhna (gaganti jalma ka III), aran (ngaran), panggilan/ lalandian (nénéh), nok/onok (sesebutan keur awéwé budak), bibi/ ceuceu (sesebutan awéwé kolot), ujang/ asep (sesebutan lalaki budak), emang/ amang/ mamang (sesebutan keur lalaki kolot).
6 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l é k B r e b e s . . .
3. Istilah Kehidupan Desa dan masyarakat Dari hasil olah data ada 14 kataBSDB (4,8% ) yang berbeda dengan Bahasa Sunda pada umunya yaitu jujul/ susuk (Angsulan), rupa (Beungeut), Sidekah (hajat), carik/ pamong (juru tulis), babau/ ulu-ulu (kabayan), lurah/ kuwu (kapala désa), kadus/ pa RT/ babau (kapala kampung), landeuh (lebak), jungjang (pamong désa), penghulu/ lebé (panghulu), hansip/ kulisi désa (pulisi désa), siskamling/ ronda (Ronda malam), warga/ masyarakat (rayat), kawin/ rumah tangga (somah/ kuren). 4. Istilah Rumah dan bagian-bagiannya Dari hasil olah data ada 13 kata BSDB (4,8%) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya, yaitu dingding (bilik), goah (dapur), talang (golodog), gendeng (hateup), paranje (kandang embe), kaso/ usuk/ layeus (kaso-kaso), epyan (lalangit), samak (lampit), paleang (Para), buruan (pakarangan), kamar (pangkéng), caping/ saung (sorondoy), emper (tepas). 5. Istilah Peralatan Dari hasil olah data ada 29 kata (4,7%) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya, yaitu kulah (Bak mandi), lastrang (baki kuningan), bel/ kapuk (baliung), korsih (bangku/ dipan), karanghulu (bantal), ceceting/ sangku (boboko leutik), gendul (botol), gendul kecap( botol kecap), buwu (bubu), singkal (bubuntut), cukil (céntong), cungkir (cukil), jejengkok (dingklik), cetok (dudukuy toroktok), Sisiuk/ siwur (gayung), jala/ jaring/ lintar ( heurap), Bel (kampak), enjang (karinjang), gendang (kendang), parang (kored), undem/ kobokan (leteran béas), minyak bau/ minyak lantung (minyak tanah), honda (motor), muntu/
panggerus (mutu), siskamling (ronda malam), bakul (said), ayakan (sair), gebog (tolombong), kawin (somah/ kuren). 6. Istilah Makanan dan Minuman Dari hasil olah data ada 28 kata BSDB (9,6% ) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu celem (angen), pangan (dahareun), wajit (angling), bubur tipung/ bubur sumsum/ bubur bolohok (bubur lemu), dawet (cendol), gepeu (comro), jawadah (dorokdok), galendro (galendo), gegemblong (gegeplak), kerak (intip), ci gula/ cai gula (kinca), tuak (lahang), arem-arem/ lolontong/ buras/ longsong (lontong), uleg (loték), papais cau (nagasari), beca (opak sampeu), lakar (rangginang), rampéyék (rempeyek), loték (rujak), kembang pacar (sakoteng), kéjo (sangu), aron (sangu poé), orson (sirop), sorabi/ carabi (surabi), sarundéng (surundéng), ketan (ulen), sorabi/ gonjing (bandros), oséng (tumis). 7. Istilah Penyakit Dari hasil olah data ada 12 kata BSDB (4,1% ) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu barentus (Barusuh), Bau babah (bau sungut), cileuh/ cindil (bélék), sésékéleun (cécéngkéleun), elahelih/ eungeuriheun(eueuriheun), nyeri cangkéng (incok), kilikiben (kalikiben), pohoan (limpeuran), menggoh/ menggo (mengi), nyeri beuteung (mules), puyeng (rieut), pilek (salésma). 8. Istilah Pekerjaan Dari hasil olah data ada 5 kata BSDB (1,7%) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya, yaitu tukang nyolong/ maling/ paling ( bangsat), baragajul (begal), tabib (dukun), ibu beurang (paraji), sinoman ( tukang babantu di nu hajatan).
7 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l é k B r e b e s . . .
9. Istilah Tumbuh-tumbuhan dan buahbuahan Dari hasil olah data ada 26 kata BSDB ( 8,9% ) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu balimbing (balingbing), waluntas (baluntas), Sabrang (cabé), belimbing wuluh (calingcing), cereme (careme), cau pase/ cau kolémas (cau kulutuk), sabrang céngék(céngék), combrang (comrang), delima (dalima), danas (ganas), ganyong (ganyol), gedebong (gebog), gandul (gedang), gendot (génjér), sukun (harikukun), jambu batu/ jambu gedé (jambu kulutuk), jambu monyét (jambu médé), albi (jeungjing), kacang banten (kacang Bogor), kedelé (kacang kadele), durén (kadu), mandalika (sarikaya), kokosan (ménténg), kokosan/ langseb (pisitan), salada/ salader (saladah), budin (sampeu).
(guludug), téoh (handap), gili (jalan), celebekan (kotakan leutik), landeh (lebak), awan (mega), leuwi (muara), urug (rempag), sawah urug (sawah guludug), matapoé (sarangéngé), kakalén/ dawuan (susukan), pancuran (tampian), usum hujan(usum ngijih), lebak/ cai/ saluran (walungan).
10. Istilah Binatang Dari hasil olah dat ada 25 kata BSDB (8,6%) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu Gohgor (anjing), Belo (anak kuda), Anak kerud( anak maung), gudel (anak munding), pedet (anak sapi), anak méong (anak ucing), begog (babi), buaya (buhaya), Bogo (deleg), bogo (gabus), Kepiting (kapiting), Kelinci (kalinci), Otét (kutu), kerud (maung), bébék (meri), kamarang/ tiwuan/ odéng (Nyiruan), Ula (oray), kancil (peucang), kepiting (rajungan), hewan (sato), lasun (sigung), aul (srigala), Tai lancung/ tai melek (tai hayam), meong (ucing), kijang (uncal).
12. Istilah Sifat Dari hasil olah data ada 41 kata BSDB (14%) yang bebeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu kenteng/ galak/ édég (Barangasan), sombong (bedegong), calémbéng (belikan), belegug (bodo), keueungan (borangan), pinter (calakan), sirik/dusun (culika/ jail), kelud/ kelodan (élodan), calémbéng/ éraan (Epés méér), rajin/ wekel (getol), Burung (gelo), yunitai/ goréng adat ( goréng lampah), jahat (hambur), teu bongbong/ teu keyeng (horéam), ideng (Hideng), culamit (kabitaan), angker ( julig/ hianat/ jail), kabebeng (kamerkaan), karunya (ngenes), gaya-goyo (kalékéd/ hararésé), wadéh (keuheul), sararawa wegah/sarawa wegah (kedul/ mumul), dusun (kuuleun), Kucel/ cakétrék/ cakotrok (Kuleuheu), hariwang/hawatir (melang), jegu (mintul), ujug-ujug (Norojol), ogoan (ogo), pajeujeut (pabeulit), bareng (rampak), dokoh (rajin), curapékan (rapékan), hawek (sarakah), seseleké (sésélékét), kesuh (sibuk), suranyéh (soméah), wanian (sonagar/wantér), dokoh/ daekan (tangginas), muntrung (teu sopan), gesit (tanghian).
11. Istilah Musim dan Keadaan Alam Istilah Dari hasil olah data ada 19 kata BSDB (6,5% ) yang berbeda adengan bahasa Sunda pada umunya yaitu Bentas (balong bedah ku caah), Mungkal (batu), bintang (béntang), lembur (dayeuh), gugur
13. Istilah Kaulinan Dari hasil olah data ada 9 kata BSDB (3,1%) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu méméongan/ sasamunian/ bebeguan (ucing sumput), sodor (galah), taék sandang/ tataékan/
8 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l é k B r e b e s . . .
naék/ rebutan (panjat pinang), jéngké/ jajangkaan/ bélaan (sondah), béklas/ simbar (béklen), oréo(boy-boyan), lulumbungan (congklak), tikluk/ dongkrak (egrang), terepil/ sumpit (bandring). 14. Kata kerja Dari hasil olah data ada 31 kata BSDB (10,6% ) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu batak (ajak), barang teuing(asal), gintak/ genjot/ mesat (betot), agé-agé (buru-buru), mélok/ mongplok/tarambelongan/temberlangan (camerok), madang (dahar), ngawadang (dahar beurang), cémplak/ ngadangkak/ sidéngdang (diuk nyanggir dina motor), diejog (dicician/ dieusian), dikeureutan (disiksik), dijeuleu (diteuteup), egah (embung), gelewéh (heureuy), gawé di nu babangun (diajak), kagelé (katincak), nyeuleu (nempo), Ngacakan (ngajaran/ ngajajal), ngadangkak (ngajégang), ngawédang (ngaleueut), nyirnakeun (ngawiwirang), oblak (ngobrol), marulu (ku soranganeun), ketrak/jitak (néké), sué (lila), bera/ jenuk (loba), kebek (seubeuh/ wareg), padeuleu/ pajeuleu (papanggih), uber (udag), Tipagut/ tipaduk (titajong), tijolongkonong/ tiborégah (tisuksruk), maning-maning (tutuluyan). 15. Kata Tanya, tambah, panganteb dan kata sambung Dari hasil olah data ada 13 kata BSDB (4,5%) yang berbeda dengan bahasa Sunda pada umumnya yaitu dini/ di meni (di mana), ngalaman (kungsi), naen (naon), samaya ( Nepi ka), mal heueuh (piraku), sabera (sabaraha), angot (komo), embang (jigana), ieung (teuing/ teu nyaho), ngalem (uyuhan), nos (jug), ujung (pisan).
Perbedaan Bahasa Sunda Dialek Brebes (BSDB) dengan Bahasa Sunda pada umumnya/ Bahasa Sunda Lulugu (BSL) 1. Béda Fonétik Béda fonetik terdiri dari béda vokal jeung konsonan. Perbedaan dari unsure okal ada 13 kata, sedangkan dari unsure konsonan ada 10 kata. 2. Béda Semantik Béda semantik terdiri dari dua unsure yaitu sinonimi dan homonimi a. Sinonimi = 291 kata b. Homonimi = 13 kata 3. Béda Onomasiologis Kosa kata yang termasuk pada beda onomasiologis ada 13 kata 4. Béda Semasiologis Sedangkan beda semasiologis yang ditemukan ada 6 kata Analisis Bentuk kata Bahasa Sunda Dialék Brebes di Kacamatan Salem 1. Kata Dasar Kecap dasar yang ada di BSDB yaitu 215 kata. Dilihat dari suku katanya ada 3 kata asal yaitu (1) Kata dasar satu suku kata (2) kata dasar dua suku kata (3) kata dasar tiga suku kata 2.
Kata Jembar
Kata jembar yang ada dari penelitian ini ada 3 jenis, nyaéta kecap rundayan, kecap rajékan jeung kecap kantétan.
9 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l é k B r e b e s . . .
a. Kata Berimbuhan Kecap berimbuhan BSDB ada 37 kata b. Kata Pengulangan Kata pengulanagan dari BSDB ada 21 kata. Dilihat dari pengulangannya ada 3 jenis, yaitu Pengulangan dwilingga, Dwipurwa dan Pengulangan yang di beri imbuhan. c. Kata preposisi Kata preposisi ada 39 kata yang dibagi kedalam 8 pola. kecap, nu dibagi jadi 8 pola. Peta Wilayah Sebaran di Kacamatan Salem Kabupaten Brebes Kosa kata Basa Sunda Dialek Brebes yang terkumpul ada 291 kata. Untuk menggambarkan bagaimana peta wilayah pemakaian kata disajikan peta wilayah sebaran masing-masing kata. Setiap kata yang ada dalam sebaran wilayah diberi simbol masing-masing Basa Sunda Dialék Brebes di Kecamatan Salem dalam Bahan Pembelajaran Membaca di SMP Dari hasil penelitian, selanjutnya akan disusun menjadi salah satu bahan pembelajaran Membaca di SMP yang berupa karangan bahasan. Materi bahasan akan dibaca oleh siswa yang didalamnya terdapat kata-kata bahasa Sunda Dialek Brebes, dan arti kata tersebut ada didalam daftar arti kata, agar siswa bisa menguasai isi dari bahasan yang sudah dibaca serta ada beberapa soal dan perintah yang harus di kerjakan oleh siswa. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis bahasa Sunda dialek Brebes di Kecamatan
Salem Untuk Bahan Pembelajaran Membaca di SMP bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Kosa kata Bahasa Sunda Dialék Brebes di Kecamatan Salem terkumpul 291 kata. Kosakata tersebut dikatégorikan ke dalam 15 istilah. (1) istilah keturunan ada 15 kata (5,2%), (2) istilah pengganti nama gaganti sesebutan ada 11 kata (3,8%), (3) istilah kehidupan desa & masyarakat ada 14 kata (4,8%), (4) istilah rumah dan bagian-bagiannya ada 13 kata (4,8%), (5) istilah peralatan ada 29 kata (10%), (6) istilah makanan dan minuman ada 28 kata (9,6%), (7) istilah penyakit ada 12 kata (4,1%), (8) istilah pekerjaan ada 5 kata (1,7%), (9) istilah tumbuhan dan buah-buahan ada 26 kata (8,9%), (10) istilah binatang ada 25 kata (8,6%), (11) istilah keadaann alam dan musim ada 19 kata (6,5%), (12) istilah sifat ada 41 kata (14%), (13) istilah permainan ada 9 kata (3,1%), (14) kata kerja ada 31 kata (10,6%) dan (15) Kata Tanya, sambung, tambah dan panganteb ada 13 kata (4,5%). 2. Bentuk kata BSDB di Kacamatan Salem terjaring ada empat jenis, yaitu (1) Kata asal (dasar) (2) Kata berimbuhan (rundayan) (3) Kata pengulangan (rajékan) jeung (4) Kata preposisi (kantétan). Dari segi perbedaan ada empat perbedaan yaitu perbedaan fonétik, semantik, onomasiologis, dan semasiologis. Pertama, perbedaan fonétik yang terdiri dari dua segi perbedaan yaitu segi vokal dan konsonan. Dari segi vokal ada 13 kata sedangkan dari segi konsonan ada 10 kata. Kedua, perbedaan semantik yang terdiri dari dua segi yaitu sinonimi dan homonimi. Dari segi sinonimi terkumpul ada 291 kata sedangkan dari segi homonimi terkumpul ada 13 kata.
10 W i n d a C h o e r i A p r i a n y : B a s a S u n d a D i a l é k B r e b e s . . .
Ketiga, perbedaan onomasiologis terkumpul ada 13 kata. Keempat, perbedaan semasiologis terkumpul 6 kata. 4. Peta sebaran pemakaian kata BSDB di Kecamatan Salem ada 291 peta. Kata BSDB dipetakan sesuai dengan wilayahnya. 5. Bahan pembelajaran bahasa Sunda yang mengandung kata BSDB di Kecamatan Salem disajikan dalam karangan bahasan “Salem (lain) Jawa”, daftar arti kata BSDB di Kecamatan Salem dan latihan. DAFTAR PUSTAKA Chaer, A. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. 2010. Jakarta: Rineka Cipta Danadibrata, RA. 2009. Kamus Basa Sunda. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama Keraf. 1996. Linguistik babandingan Historis. Jakarta: PT GRAMEDIA Sudaryat, Yayat. 2010. Pedaran Basa Sunda. Bandung CV. Geger Sunten Sudaryat, Y. Abud Prawirasumantri, Karna Yudibrata. 2009. Tata Basa Sunda Kiwari. Bandung: Yrama Widya