BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara pengujian prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC2O4) oleh teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L). B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. Jl. Wonodri Sendang Raya 2-A Semarang. Waktu penelitian dimulai bulan Desember 2008 - Mei 2009. C. Obyek Penelitian Obyek penelitian adalah batu kalsium oksalat (CaC2O4) yang direndam dalam teh tempuyung selama waktu tertentu. Daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L) kemasan bermerk sebanyak 3 dus (@ 30 gulung) yang diambil secara acak, kemudian ditimbang saksama sejumlah bahan dan direndam dalam air mendidih selama 30 menit. D. Kerangka Konsep Berdasar prosedur kerja yang akan dilakukan, maka kerangka konsep yang digunakan. Variabel bebas Perendaman kalsium oksalat (CaC2O4) oleh teh daun tempuyung kering dengan frekuensi 2x sehari selama 7 hari berturut-turut
Variabel terikat Prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC2O4)
E. Tabel Rancangan Kerja 1. Rancangan penelitian Berdasar prosedur kerja yang akan dilakukan, peneliti mencari prosentase penurunan kadar batu kalsium oksalat (CaC2O4) dalam teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L) dengan frekuensi 2x sehari selama 7 hari berturut-turut. Tabel 1. Frekuensi pemakaian teh tempuyung 2x sehari
Hari
I
II
Ulangan III
1
A1 A2
B1 B2
C1 C2
D1 D2
E1 E2
2
F1 F2
G1 G2
H1 H2
I1 I2
J1 J2
3
K1 K2
L1 L2
M1 M2
N1 N2
O1 O2
4
P1 P2
Q1 Q2
R1 R2
S1 S2
T1 T2
5
U1 U2
V1 V2
W1 W2
X1 X2
Y1 Y2
6
Z1 Z2
AA1 AA2
BB1 BB2
CC1 CC2
DD1 DD2
7
EE1 EE2
FF1 FF2
GG1 GG2
HH1 HH2
II1 II2
IV
V
Keterangan : A, B, C…,.....II2 adalah kadar daya larut kalsium oksalat setelah pemakaian teh tempuyung 2x sehari selama 7 hari berturut-turut dengan pengulangan masingmasing 5x. 2. Hipotesa Hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Ho
:
Tidak ada kenaikan prosentase daya larut kalsium oksalat yang signifikan oleh teh daun tempuyung kering dengan frekuensi 2x sehari salama 7 hari berturut-turut.
Ha
:
Ada kenaikan prosentase daya larut kalsium oksalat yang signifikan oleh teh daun tempuyung kering dengan frekuensi 2x sehari salama 7 hari berturut-turut.
3. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk CaCl2, H2C2O4 2H2O buatan Merck, akuades, kertas saring Whatman 42, dan daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L). Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah, Neraca analitik Mettler Model AE200, kompor, oven, dan alat-alat gelas meliputi erlenmeyer, labu ukur, pipet volume, corong gelas, cawan porselen, dan beker glass.
4. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini terdiri dari: A. Pembuatan endapan kalsium oksalat Dituang kedalam beker gelas 100mL CaCl2 1M ditambah larutan H2C2O4 0,1M secara berlebihan sehingga terbentuk endapan kalsium oksalat, kemudian disaring, filtrat dibuang dan endapan kalsium oksalat dioven sampai kering sehingga berbentuk padat sebagai batu kalsium oksalat.
a. Melakukan optimasi konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L) dan berat kalsium oksalat (Ca C2O4) 1) Menentukan konsentrasi teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L) optimum yang dapat melarutkan kalsium oksalat (Ca C2O4) maksimum. a. Ditimbang 1 gram daun tempuyung kering dimasukkan dalam beker gelas dan direndam dalam 500 ml air mendidih selama 30 menit. Dipindahkan ke dalam labu ukur 500 ml dan ditambahkan akuades sampai tanda batas (1 gram/ 500ml). Diulangi untuk berat tempuyung 2, dan 3 gram dalam 500ml air mendidih (konsentrasi 2 gram/ 500ml dan 3 gram/ 500ml). b. Ditimbang
1gram kalsium oksalat
(CaC2O4)
dimasukkan
dalam
bekergelas dan direndam dengan 500 ml teh tempuyung kering dengan konsentrasi 1 gram/ 500ml selama 1jam. Endapan kalsium oksalat (CaC2O4) dipisahkan dari filtratnya dengan kertas saring Whatman 42, kemudian endapan dicuci dengan akuades, dikeringkan dengan dioven
pada suhu 105º C selama 2 jam. Timbang berat endapan sampai bobot konstan.
Dihitung
prosentase
daya
larut
Ca
Oksalat
dengan
membandingkan selisih bobot Ca Oksalat mula-mula dan bobot Ca Oksalat akhir terhadap bobot Ca Oksalat mula-mula kemudian dikali 100%. Ulangi percobaan di atas dengan larutan teh tempuyung yang konsentrasinya 2 gram/ 500 mL, 3 gram/ 500 mL, dan 4 gram/ 500 ml. 2) Menentukan berat kalsium oksalat (Ca C2O4) optimum yang mempunyai daya larut maksimum terhadap konsentrasi teh daun tempuyung (Sonchus arvensis L) hasil optimasi. a. Ditimbang 0.5 gram kalsium oksalat (CaC2O4) dimasukkan dalam bekergelas dan direndam dengan 500 mL teh tempuyung dengan konsentrasi hasil optimasi selama 30 menit. Endapan kalsium oksalat (CaC2O4) dipisahkan dari filtratnya dengan kertas saring Whatman 42, kemudian endapan dicuci dengan akuades, dikeringkan dengan dioven pada suhu 105º C selama 2 jam. Timbang berat endapan sampai bobot konstan. Selanjutnya daya larut kalsium oksalat (CaC2O4) oleh teh tempuyung dihitung dengan membandingkan selisih bobot (CaC2O4) sesudah dengan bobot (CaC2O4) sebelum reaksi terhadap bobot (CaC2O4) sebelum reaksi kali 100%. Ulangi percobaan di atas dengan berat kalsium oksalat (CaC2O4) 1,0 gram, 1,5 gram dan 2,0 gram.
B. Mengetahui daya larut kalsium oksalat (CaC2O4) dengan kondisi sesuai hasil optimasi berdasarkan frekuensi 2x sehari penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L). Prosedur dikerjakan seperti prosedur (2): 1)
Ditimbang kalsium oksalat (CaC2O4) dengan berat kalsium oksalat (CaC2O4) sesuai hasil optimasi dimasukkan dalam beker gelas dan direndam dengan 500 mL teh tempuyung dengan konsentrasi hasil optimasi selama 1jam. Endapan kalsium oksalat (CaC2O4) dipisahkan dari filtratnya dengan kertas saring Whatman 42, kemudian endapan dicuci dengan akuades, dikeringkan dengan dioven pada suhu 105º C selama 2 jam. Timbang bobot endapan sampai bobot konstan. Selanjutnya daya larut kalsium oksalat (CaC2O4) oleh teh tempuyung dihitung dengan membandingkan selisih bobot kalsium oksalat (CaC2O4) sesudah dan bobot kalsium oksalat (CaC2O4) sebelum reaksi terhadap bobot (CaC2O4) sebelum reaksi kali 100%. Pada prosedur ini dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Kemudian kalsium oksalat (CaC2O4) tadi digunakan kembali untuk perlakuan pada frekuensi yang kedua dan seterusnya sampai 7 hari berturut-turut.
C. Perhitungan prosentase daya larut kalsium oksalat oleh Teh Tempuyung Prosentase daya larut kalsium oksalat (CaC2O4) oleh teh tempuyung dihitung dengan membandingkan selisih bobot mula-mula CaC2O4 (bobot sebelum dilakukan perendaman) dengan bobot akhir CaC2O4 (setelah dilakukan perendaman dengan teh tempuyung kering) terhadap berat (CaC2O4) mula-mula dan dikali 100%.
Prosentase daya larut batu kalsium oksalat (%) = ( bobot CaC2O4 awal – bobot CaC2O4 akhir ) x 100 % bobot CaC2O4 awal 5. Analisis Data Data yang digunakan adalah data primer yaitu pengaruh frekuensi penggunaan teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L) terhadap daya larut kalsium oksalat (CaC2O4). Semua data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel deskriptif (ditabulasikan). Datanya berupa data numerik dan bila data berdistribusi normal maka menggunakan Uji Parametrik Korelasi Pearson, jika datanya berdistribusi tidak normal maka menggunakan uji non parametrik Korelasi Rank Spearman. Uji statistik tersebut dihitung menggunakan komputer dengan program SPSS. F. Definisi Operasional Teh daun tempuyung kering yang berasal dari species Sonchus arvensis L. Tempuyung ditanam sebagai tumbuhan obat, dan kandungan kimia yang terdapat di dalam daun tempuyung adalah ion-ion mineral antara lain silika, kalium, magnesium, natrium, dan senyawa organik seperti golongan flavonoid (kaempferol, luteolin-7-Oglukosida dan apigenin-7-O-glukosida), kumarin (skepoletin), taraksasterol, inositol, serta asam fenolat (sinamat, kumarat dan vanilat). Tanaman obat ini bersifat dingin, dan rasanya pahit, berkhasiat menurunkan panas dan menghilangkan racun, dapat sebagai diuretik (peluruh kencing), penghancur batu saluran kemih dan batu empedu.
Teh daun tempuyung yang telah dikeringkan dan digulung dengan kertas, kemudian dikemas dalam dos, setiap dos berisi 30 biji,dengan berat ± 3 gram tiap gulungnya. Kalsium oksalat merupakan penyusun utama jenis batu ginjal yang sering ditemukan. Batu jenis kalsium ini paling banyak dijumpai, yaitu kurang lebih 70-80% dari seluruh batu saluran kemih. Kalsium oksalat berupa batu endapan memiliki rumus kimia CaC2O4, BM = 114, dengan struktur kimia sebagai berikut: O C O Ca O C O
Frekuensi 2x sehari yaitu cara meminum teh daun tempuyung kering (Sonchus arvensis L) dua kali dalam sehari yaitu waktu pagi (pukul:09.00) dan sore (pukul:15.00).