BAB II DASAR TEORI
2.1
Alat Bantu Jalan Alat bantu jalan adalah alat yang di gunakan untuk membantu pengguna
supaya dapat berjalan dan bergerak (suratun dkk,2008). Fungsi utama dari alat bantu jalan adalah memudahkan pengguna dalam berjalan, mengurangi resiko cidera dan menurunkan ketergantungan terhadap orang lain dalam kegiatan seharihari. Disamping itu alat bantu jalan juga membantu penderita/pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan (kozier barbara dkk, 2009). Belakangan ini, alat bantu jalan sudah terdapat dalam berbagai macam jenis, model dan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Ada yang berbentuk simple atau bahkan ada pula yang menggunakan teknologi terbaru. Tidak hanya dapat ditemukan di rumah sakit, bahkan beberapa toko khusus alat bantu jalan sudah ada di Indonesia.
2.2.1 Jenis Alat Bantu Jalan Alat bantu jalan terdiri dari berbagai macam bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing. Berikut adalah beberapa contoh alat bantu jalan yang umumnya ditemukan dalam kehidupan sehari-hari: 1.
Tongkat
Tongkat adalah alat yang ringan, dapat dipindahkan, setinggi pinggang dan terbuat dari kayu atau logam.
Gambar 2.1 Tongkat (www.rubrikita.com) 5
6
2.
Kruk
Gambar 2.2 Kruk (www.rubrikita.com) Kruk yaitu tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara berpasangan yang di ciptakan untuk mengatur keseimbangan pada saat akan berjalan. (suratun dkk,2008) 3.
Kursi roda
Ada dua tipe kursi roda yaitu kursi roda manual dan listrik. Kursi roda listrik merupakan kursi roda yang digerakkan dengan motor listrik biasanya digunakan untuk perjalanan jauh bagi penderita cacat atau bagi penderita cacat ganda sehingga tidak mampu untuk menjalankan sendiri kursi roda, untuk menjalankan kursi roda mereka cukup dengan menggunakan tuas seperti joystick untuk menjalankan maju, mengubah arah kursi roda belok kiri atau belok kanan dan untuk mengerem jalannya kursi roda.
Gambar 2.3 Kursi roda (www.rubrikita.com) Biasanya kursi roda listrik dilengkapi dengan alat untuk mengecas/mengisi ulang aki/baterainya yang dapat terus dimasukkan dalam stop kontak
7
dirumah/bangunan yang dikunjungi. Kursi roda manual memiliki bentuk lipat atau rangka kaku. kursi roda digerakkan dengan tangan si penderita cacat, merupakan kursi roda yang biasa digunakan untuk semua kegiatan. Kursi roda manual dapat dioperasikan dengan bantuan orang lain maupun oleh penggunanya sendiri. Kursi roda seperti ini tidak dapat dioperasikan oleh penderita cacat yang mempunyai kecacatan ditangan 4.
Walker
Gambar 2.4 Walker (www.rubrikita.com) Walker ditujukan bagi pasien yang membutuhkan lebih banyak bantuan dari yang bisa diberikan oleh tongkat. Tipe standar walker terbuat dari alumunium yang telah dihaluskan. Walker mempunyai empat kaki dengan ujung dilapisi karet dan pegangan tangan yang dilapisi plastik. Walker standar membutuhkan kekuatan parsial pada kedua tangan dan pergelanga tangan; ekstensor siku yang kuat, dan depresor bahu yang kuat pula. Selain itu pengguna juga harus mampu menahan setengah berat badan pada kedua tungkai. Walker dengan empat roda atau walker beroda tidak perlu diangkat ketika hendak bergerak, namun walker jenis ini kurang stabil dibandingkan dengan walker jenis standar. Beberapa jenis walker beroda mempunyai tempat duduk pada bagian belakang sehingga klien dapat duduk untuk istirahat jika diinginkan. Walker jenis lain mempunyai dua ujung karet dan dua roda. Pengguna memiringkan walker, mengangkat ujung karet sementara rodanya tetap di permukaan tanah, kemudian mendorong walker tersebut kearah depan. perawat mungkin harus menyesuaikan tinggi walker sehingga penyangga tangan berada
8
dibawah pinggang pengguna dan siku klien agak fleksi. Walker yang terlalu rendah dapat menyebabkan pengguna membungkuk, sementara yang terlalu tinggi dapat membuat pengguna tidak dapat meluruskan lengannya.
2.2
Rollator Rollator adalah jenis alat bantu jalan yang dirancang untuk membantu
menjaga keseimbangan orang tua/lansia sambil berdiri atau berjalan, dimana alat ini adalah inovasi dari alat bantu jalan biasa ditambah dengan roda sebagai pendukungnya. Rollator terdapat dalam beberapa jenis yang dibedakan dari jumlah rodanya yaitu rollator 3-roda dan rollator 4-roda. Meskipun menggunakan roda, alat ini tetap membutuhkan dorongan dari penggunanya seperti yang dilakukan orang umumnya pada saat menggunakan keranjang belanja. Di Indonesia, kaum lansia masih jarang terlihat menggunakan rollator sehingga menyebabkan masih kurang terkenalnya rollator di masyarakat umum. Oleh karena itu sampai saat ini kaum lansia di Indonesia masih belum mengetahui bahwa rollator mempunyai fungsi yang penting untuk menjaga postur dan membantu dalam kehidupan keseharian.
2.2.1 Jenis Rollator Rollator terdiri dari beberapa jenis dan model, dimana masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Berikut ini jenis-jenis rollator yang sering digunakan: 1.
Rollator tiga roda
Gambar 2.5 Rollator tiga roda (www.justwalkers.com)
9
Sebuah rollator yang mempunyai roda berjumlah tiga umumnya disebut rollator tiga roda. Terdapat sedikit material yang digunakan untuk membuat rollator tiga roda, sehingga ukurannya lebih kecil, lebih ringan dan lebih mudah digerakkan. Akan tetapi rollator tiga roda tidak memberikan banyak layanan yang bisa didapat dari rollator empat roda. 2.
Rollator empat roda
Gambar 2.6 Rollator empat roda (www.justwalkers.com) Rollator empat roda merupakan rollator yang paling umum dan sering digunakan. Rollator empat roda mempunyai empat kaki dengan roda pada ujungnya dan merupakan jenis rollator yang paling populer karena rollator empat roda ini cukup stabil untuk berat yang tinggi karena mempunyai tempat duduk diantara handle apabila pengguna merasa lelah. 3.
Knee Walker
Gambar 2.7 Knee Walker (www.justwalkers.com) Knee walker adalah alat yang dibuat untuk pengguna yang mempunyai kaki yang cidera dan mempunyai masalah untuk pergi kemana-mana. Alat ini adalah pilihan yang lebih baik daripada crutches karena pengguna hanya cukup meletakkan lutut-nya pada tempat pijakkan di knee walker dan menggunakan kaki
10
lainnya untuk bergerak. Pengguna dapat bergerak lebih cepat daripada menggunakan crutches dan terkadang beberapa model terdapat keranjang untuk membawa barang-barang.
2.2.2 Komponen Rollator Dalam satu rollator terdapat berbagai macam komponen sesuai dengan fungsinya. Berikut model rollator yang telah dipilih beserta jenis komponennya:
Gambar 2.8 Model rollator beserta petunjuk komponen (www.drivemedical.com) 1.
Handbrake with cable
9.
Fork
2.
Handlebar
10. Lower pivot bolt
3.
Height adjustment knob
11. Upper pivot
4.
Wheel brake left
12. Folding hinge
5.
Wheel brake right
13. Adjustment button
6.
Rear axle
14. Folding basket
7.
Front axle
15. Tray
8.
Wheel assembly
16. Left handgrip
11
17. Right handgrip
21. Axle bearing
18. Cable assembly
22. Axle cap
19. Anti rattler
23. Tote bag
20. Stem bearings
24. Lower pivot assembly
2.2.3 Rangka Rollator Bahan material pembuat frame (rangka) rollator biasanya terbuat dari steel, chromoly, alloy, titanium, dan carbon. Masing-masing bahan material frame tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ada 4 hal umum yang terkait dengan material bahan frame (rangka) yaitu berat, kekuatan, manufacturability (keberlangsungan produksi), stiffness (kekakuan), density (kepadatan), dan durability (ketahanan).
Berikut beberapa macam bahan yang menjadi
pertimbangan untuk memilih bahan rangka rollator: 1. Baja Sifatnya lentur/ulet..memiliki kekuatan dan bobot lebih ketimbang besi. Sehingga walaupun dengan fork rigid , naik sepeda ini tidak sekeras material aluminum walau dilakukan butted sekalipun. Bahan ini kaku dan berat. Karena berat maka biasanya didesain dengan diameter tube kecil. Selain berat, dapat lebih mudah timbul karat. Jenis ini mulai ditinggalkan oleh industri sepeda karena saat menyambungkan/mengelas frame sulit dilakukan oleh robot karena tube yang kecil maka diperlukan orang yang mempunyai keahlian dan ketelitian tinggi untuk mengelas frame baja. 2. CrMo CrMo adalah penyempurnaan bahan Hi ten Steel dengan campuran. Chromolybdenum yg punya sifat kuat dan ulet, sehingga banyak dipakai untuk frame BMX freestyle, dan Dirt Jump. Banyak dipakai untuk sepeda komuter perkotaan (citybike). Chromoly terdiri dari Chromium dan Molybdenum. Berdasarkan campuran kedua bahan itu maka sering disebut Chro-Moly/Chromoly, Cro-mo atau CRMO. Material ini sangat mirip dengan steel (baja) sehingga sifatnya pun sama yaitu keras, kaku, sangat kuat namun chromoly lebih ringan dan agak sulit berkarat dari baja biasa. Ada juga yang mengatakan chromoly nama lain dari baja mungkin dikarenakan masih satu keluarga dengan baja.
12
Tube frame ini biasanya berdiameter kecil dan berdinding tipis agar menjadi ringan tetapi ada juga yang berdinding tebal diperuntukkan bagi big rider yang punya berat badan melebihi ukuran orang biasa. Karena rasio material chromoly sangat bagus yaitu antara kekuatan yang baik dan bobot ringan maka material ini dipakai juga pada senapan AK-47, bangunan, spareparts mobil dan roll cage/bar (konstruksi berbentuk sangkar untuk melindungi kokpit mobil) pada balap mobil WRC, Grand Touring Race, Nascar dll. 3. Alloy seri 6*** Merupakan aluminum campuran yang memiliki nilai unggul dibanding besi yakni anti korosi ( dalam kondisi extreme tetap mengalami korosi ringan berupa kerak bukan karat), Dalam bidang kekuatan alloy tidak sekuat besi sehingga biasanya frame alloy digunakan Tube yang berdiameter besar (banding dengan rangka besi yang kurus-kurus), biasannya pengerjaan sambungan terlihat bidang las yang lebih besar menyerupai sisik ikan. Alloy kode 6 *** masih memiliki kelenturan ataupun keuletan, walau tidak sebagus besi dan bisa diperingan lagi dengan proses butted contoh pada rangka Polygon Xtrada memakai Al 6061. 4. Alloy7*** Alloy ini memiliki sifat sama dengan Alloy kode 6***, hanya memiliki sifat keras dan rigid yang lebih, sehingga biasa digunakan untuk frame yang diperuntukkan bagi pecinta bobot ringan dan hi speed, karena dengan sifat rigidnya memungkinkan seluruh tenaga kayuhan tersalur langsung ke roda tanpa dieliminir oleh flexibilitas frame. Frame aluminum dapat sangat kaku dan ringan karena kepadatannya begitu rendah, kompensasinya diameter tube dibuat lebih besar dan dinding tube lebih tebal. Maka dari itu proses penyambungan yang dilakukan oleh robot mudah dilakukan. Aluminum mempunyai “kelelahan” pada masa pakainya, biasanya diatas 5 tahun aluminum menurun tingkat kekuatan, kekakuan dan presisinya menjadi berkurang dan mudah rusak.
2.2.4 Sistem Rem Rollator tiga roda memiliki sistem pengereman yang sama dengan rem tangan pada sepeda dengan cara memperlambat atau menghentikannya ketika
13
penggunanya menenkan pedal rem. Selain bekerja seperti sistem rem konvensional, sistem rem rollator memiliki sistem pengereman terkunci seperti (hand brake) pada mobil yang digunakan untuk keselamatan dengan situasi yang berbeda. Dengan sistem pengereman yang mudah dan cepat untuk beroperasi sehingga penggunanya merasa nyaman dan bisa memegang kendali. Sistem pengereman yang inovatif ini membantu mereka yang mengalami kesulitan berjalan. Dengan menekan pedal rem, pedal rem tersebut akan dioperasikan oleh tekanan ke bawah pada frame pegas. Pengoperasian rem ini tergolong mudah sehingga pemula akan langsung bisa menggunakannya. Ketika pengguna bersandar pada rangka rollator, maka gerakan akan terjadi pada roda belakang. Proses ini menghentikan gerak maju saat penggunanya menggeser berat badan dari satu kaki ke kaki lainnya. Lingkaran pada rem kabel pada rollator tiga roda menyerupai rem sepeda dan penggunaannya tidak memerlukan tindakan penekanan secara simultan oleh kedua tangan. Oleh karena itu sistem rem ini akan memberikan stabilitas yang lebih besar daripada rem tekanan. Karena menawarkan tindakan pengereman yang instan, rem kabel harus digunakan dengan hati-hati. Fitur rem khusus yang terdapat pada rollator tiga roda adalah dengan adanya penguncian rem yang membebaskan penggunanya dari keharusan untuk terus mempertahankan pegangan.
2.2.5 Aksesoris Dengan banyaknya model rollator tiga roda, banyak pula aksesoris penunjang yang membuat model-model tersebut lebih menarik. Berikut beberapa contoh aksesoris yang terdapat di beberapa model rollator: 1.
Senter
Gambar 2.9 Senter pada rollator (1800wheelchair.com)
14
2.
Tempat duduk
Gambar 2.10 Tempat duduk rollator (1800wheelchair.com) 3.
Payung
Gambar 2.11 Payung pada rollator (1800wheelchair.com) 4.
Tempat minum
Gambar 2.12 Tempat minum pada rollator (1800wheelchair.com) 5.
Bel
Gambar 2.13 Bel pada rollator (1800wheelchair.com)
15
6.
Keranjang
Gambar 2.14 Keranjang pada rollator (1800wheelchair.com) 7.
Tas
Gambar 2.15 Tas pada rollator (1800wheelchair.com)
2.3
Statika Statika adalah ilmu yang mempelajari tentang statika suatu beban terhadap
gaya-gaya dan juga beban yang mungkin ada pada bahan tersebut. Dalam statika keberadaan gaya-gaya yang mempengaruhi sistem menjadi suatu obyek tinjauan utama. Sedangkan dalam perhitungan kekuatan rangka, gaya-gaya yang diperhitungkan adalah gaya luar dan gaya dalam. Jenis bebannya dibagi menjadi (Karmawan, 1995): 1. Beban dinamis adalah beban sementara dan dapat dipindahkan pada konstruksi. 2. Beban statis adalah beban yang tetap dan tidak dapat dipindahkan pada konstruksi. 3. Beban terpusat adalah beban yang garis kerjanya bekerja pada suatu titik. 4. Beban terbagi adalah beban yang bekerja pada bidang. 5. Beban momen adalah beban momen akibat dari beban tarpusat pada konstruksi.
16
6. Beban puntir adalah beban akibat puntiran.
2.3.1 Gaya Luar Gaya luar dalah gaya yang diakibatkan oleh beban yang berasal dari luar sistem yang pada umumnya menciptakan kestabilan konstruksi. Gaya luar dapat berupa gaya vertikal, horisontal dan momen puntir. Pada persamaan statis tertentu untuk menghitung besarnya gaya yang bekerja harus memenuhi syarat dari kesetimbangan : ΣFx
=0
..................................................................
(2.10)
Σfy
=0
....................................................................
(2.11)
ΣM
=0
..................................................................
(2.12)
2.3.2 Gaya Dalam Gaya dalam dapat dibedakan menjadi : 1.
Gaya normal (normal force) adalah gaya yang bekerja sejajar sumbu batang.
2.
Gaya lintang/geser (shearing force) adalah gaya yeng bekerja tegak lurus sumbu batang.
3.
Momen lentur (bending momen). Persamaan kesetimbangannya adalah (Popov, E.P., 1996): Σ F = 0 atau Σ Fx = 0 Σ Fy = 0 (tidak ada gaya resultan yang bekerja pada suatu benda) Σ M = 0 atau Σ Mx = 0 Σ My = 0 (tidak ada resultan momen yang bekerja pada suatu benda)
4.
Reaksi adalah gaya lawan yang timbul akibat adanya beban. Reaksi sendiri terdiri dari :
a.
Momen.
Momen (M) = F x s .......................................................... (2.13) Dimana : M = momen (Nmm) F
= gaya(N)
S
= jarak (mm)
b.
Torsi.
17
Gambar 2.16 Sketsa Potongan Torsi (Prasetyo,2010)
c. Gaya
Gambar 2.17 Sketsa gaya dalam (Prasetyo,2010)
2.3.3 Tumpuan Dalam ilmu statika, tumpuan dibagi atas : 1.
Tumpuan roll/penghubung. Tumpuan ini dapat menahan gaya pada arah tegak lurus penumpu, biasanya penumpu ini disimbolkan dengan:
Gambar 2.18 Sketsa reaksi tumpuan rol (Prasetyo,2010)
18
2.
Tumpuan sendi. Tumpuan ini dapat menahan gaya dalam segala arah.
Gambar 2.19 Sketsa reaksi tumpuan sendi (Prasetyo,2010)