BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan bahwa tidak seorang pun yang sempurna, apalagi maha sempurna, melainkan seseorang itu terbatas, sehingga dalam menempuh perjalanan hidupnya yang sangat komplek, ia tidak akan luput dari kesulitan dan problema. Namun, dengan hati yang selalu ingat kepada Allah SWT Tuhan yang maha sempurna, seseorang akan mendapatkan kekuatan batin dalam menghadapi segala problema hidupnya. Ia akan menghadapi problema hidupnya itu dengan rasa optimis, sabar dan rela, Hasilnya ketenangan dan ketentraman hati yang selalu didambakan oleh setiap orang akan selalu menemani dalam hidupnya.1 Sebagaimana firman Allah SWT dalam alQur’an surat Ar-Ra’d ayat 28, sebagai berikut:
∩⊄∇∪ Ü>θè=à)ø9$# ’È⌡yϑôÜs? «!$# Ìò2É‹Î/ Ÿωr& 3 «!$# Ìø.É‹Î/ Οßγç/θè=è% ’È⌡uΚôÜs?uρ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram” (QS. Ar-Ra’d [13] : 28).2 Munculnya perasaan tenang dan tentram tersebut membuat seseorang menjadi lebih percaya diri. Melalui percaya diri maka mampu memberi kekuatan untuk membuat keputusan yang sulit atau menjalankan tindakan yang diyakini. Orang dengan rasa percaya diri tinggi mampu
1
Zakiah Darajat, Ilmu Fiqh I (Jakarta: Direktorat Pembinaan PTAI, 1982), 79. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy-Syifa’2000), 201. 2
1
2
mengambil keputusan tanpa tampak arogan, dan umumnya mereka memandang diri sendiri sebagai orang yang produktif, mampu menghadapi tantangan dan mudah menguasai pekerjaan tugas atau keterampilan baru. Mereka mempercayai diri sendiri sebagai katalisator, penggerak dan pelopor.3 Percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal. Untuk mencapai sukses, kematangan pribadi seseorang juga sangat dibutuhkan. Sebab kematangan pribadi akan mengantarkan seseorang pada sikap optimis dan kesadaran bahwa apa yang dicita-citakannya akan mudah diraih. Ketika kita berusaha untuk meraih apa yang kita inginkan, tentu banyak tantangan yang harus dihadapi. Adakalanya seseorang begitu tegar, tetapi tidak sedikit juga yang patah semangat bahkan menyerah karena merasa tidak sanggup menghadapi tantangan yang ada di depannya.4 Dalam hidup, setiap individu mengalami masalah, kejadian, bertemu orang-orang baru, dan sebagainya. Reaksi individu terhadap seseorang ataupun sebuah peristiwa, amat dipengaruhi oleh cara berfikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah cenderung mempersepsi segala sesuatu dari sisi negatif, ia tidak menyadari bahwa dari dalam dirinyalah fikiran negatif itu berasal.5 Dengan demikian rasa percaya diri sangat penting dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan persaingan seperti sekarang ini. Karena rasa percaya diri ternyata bisa membawa peluang menuju kesuksesan
3 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestas (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999), 109. 4 http://www.republika.co.id, diakses 26 Maret 2008. 5 Indirai Mastuti, 50 Kiat Percaya Diri (Jakarta: Hi-Fest Publishing, 2008), 18.
3
yang kita inginkan, oleh karena itu jika rasa percaya diri hilang dari jiwa kita, maka artinya kita telah kehilangan satu langkah menuju kesuksesan yang kita impikan.6 Dengan adanya rasa percaya diri maka akan membuat kita lebih memiliki kontrol terhadap berbagai situasi dan keadaan yang penting sehingga akan menggeser fokus diri dari jebakan ketakutan akan kegagalan dan kerugian, menuju cara pandang optimis tentang berbagai kesempatan dan keberhasilan.7 Kepercayaan diri akan bertambah dengan memperkokoh ibadah dan do’a, karena do’a dan ibadah dapat mengundang pertolongan Allah. Semakin kokoh ibadah kita, shalat kita, makin kuat do’a-do’a kita, dan keyakinan kita dengan pertolongan Allah, maka itu bisa meningkatkan percaya diri.8 Kita dapat merasakan betapa besar arti perintah Allah SWT agar kita memohon pertolongan kepada-Nya dengan shalat dan sabar. Dengan memperbanyak mengingat Allah SWT (dhikrullah) kita akan memperoleh ketenangan dan ketentraman jiwa. Melalui shalat yang khusu’ dan dilandasi dengan keikhlasan hati yang penuh, tidak hanya melalui shalat yang lima waktu saja, tetapi shalat sunah juga tidak boleh terlupakan. Bahkan bila kita dirundung keresahan jiwa, maka kita perlu memperbanyak shalat sunah di malam hari.9 Dalam shalat terdapat do’a yang merupakan perasaan terdalam dari kehambaan, kefakiran, dan kebutuhan seseorang kepada Allah SWT. Do’a memberi jaminan kepada jiwa dari kelalaian, kedurjanaan dan sikap 6
Ahmadi Sofyan, Succes on Writing (Jombang: Alfa Media, 2005), 27. http://www.shvoong.com/humanities/1645728-percaya -diri/, diakses 26 Maret 2008. 8 http://www.republika.co.id, diakses 26 Maret 2008. 9 Imam Musbikin, Rahasia Shalat Bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis (Yogyakarta: Mitra pustaka, 2005), 43-44. 7
4
berlebihan.10 Dengan demikian maka dengan do’a kita akan memperoleh ketenangan
dan kebaikan. Demikian juga seorang mukmin akan merasa
diawasi oleh Allah SWT dan bahwa Allah mendengarnya ketika ia mengadu menuntun tangannya manakala jatuh, dan menolong ketika butuh, maka ia memiliki perasaan yang menumbuhkan ketenangan, kedamaian dan ketentraman pada jiwa. Secara umum shalat adalah ringkasan dari konsep al-Qur’an tentang manusia, bahwa ia terdiri dari ruh, akal dan jasad, sehingga ia tidak hanya mengembangkan akalnya saja seraya membiarkan ruh dan jasadnya atau hanya membangun ruhnya semata dengan mengabaikan akal dan jasadnya, melainkan ia bekerja untuk membangun dan menguatkan ketiganya (ruh, akal dan jasad). Ruku’, sujud dan berdiri adalah aktivitas yang dapat menguatkan jasad; berfikir, merenung dan memahami bacaan adalah kegiatan yang dapat mengembangkan akal; sedangkan kekhusu’an berdoa dan munajat merupakan upaya untuk memperteguh rohani. Maka, shalat merupakan jalan untuk mencapai kekuatan yang hakiki, yakni kekuatan jasad, akal dan rohani.11 Ziarah kubur merupakan tradisi masyarakat Islam tradisional yang sampai sekarang ini masih tetap eksis, bahkan semakin semarak, mulai dari ziarah kubur orang tua, para leluhur, para wali, para ulama, para sholihin hingga ziarah kubur Nabi Muhammad SAW. Mereka datang untuk menjalankan sunah Rasul, untuk mengharapkan shafa’at para kekasih Allah,
10
Huhammad Yadid, Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam Al-Qur’an (Jakarta: Robbani Press, 2003), 207. 11 Ibid., 214-215.
5
untuk bertawasul agar terpenuhi hajat-hajatnya, terkabulkan do’a-do’anya dan memperoleh setetes embun di tengah kegersangan spiritual. Tujuan yang mulia ini sering kali tidak dibarengi dengan pengetahuan yang memadai tentang adab-adab dan tatacara ziarah kubur yang benar, sehingga mereka terhalang dari berkah atau bahkan telah menyimpang jauh dari sunah Nabi SAW.12 Disyari’atkan berziarah ke kubur untuk memetik nasehat darinya, dan mengingat akhirat, tetapi dengan syarat tidak mengucapkan kepadanya suatu ucapan yang mendatangkan kemurkaan Tuhan Yang Maha Suci dan Maha Tinggi.13 Berdasarkan hasil penjajakan awal di lapangan bahwa, untuk tahun ajaran 2007-2008 siswa kelas IX dihadapkan dengan nilai minimal yang harus mereka peroleh untuk mencapai kelulusan, adanya penambahan materi ujian dan dihapusnya sistem remedial bagi yang tidak lulus. Kondisi tersebut membuat siswa kelas IX di MTs Ma’arif al-Basyariyah merasa gelisah, takut, ragu dan khawatir kalau mereka tidak akan lulus ujian akhir Tahun Ajaran ini. Perasaan tersebut ditandai dengan keluhan kepada guru-guru, bingung dalam membagi tugas belajar, wajah yang tampak murung dan gelisah. Dari kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan usaha untuk mengatasinya, agar dalam ujian nanti siswa-siwi mampu menjalaninya dengan baik dan mampu mencapai kelulusan. Adapun bentuk usaha yang dilakukan pihak sekolah adalah melalui pendalaman materi-materi ujian
12 M. Ridlwan Qoyyum Sa’id, Tata Cara Ziarah Kubur dan Tawasul (Kediri: Mitra Gayatri, t.t), 77. 13 Muhammad Nashiruddin al-Albani, Panduan Praktis Hukum Jenazah (Jakarta: Darussunnah Press, 2005), 204.
6
dengan latihan-latihan soal (Try Out), penambahan jam pelajaran bagi materi ujian, dan juga pelaksanaan shalat sunah berjama’ah serta ziarah kubur. Sebagaimana yang dituturkan oleh Bapak Drs. Sumani, selaku Kepala Sekolah bahwa menjelang ujian akhir kelulusan bagi kelas IX diadakan kegiatan shalat sunah berjama’ah meliputi shalat taubat dan hajat. Adapun pelaksanaannya yaitu dua kali dalam seminggu pada hari Jum’at dan Senin malam. Selain kegiatan tersebut terdapat lagi kegiatan ziarah kubur ke makam orang yang berperan dalam penyebaran agama Islam khususnya di Lengkong, dan ke makam tokoh-tokoh Islam umumnya di Ponorogo. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk bertawakal kepada Allah SWT, merasa bersama dan dekat dengan-Nya sehingga dapat membuat siswa percaya diri dan yakin dalam menghadapi ujian akhir. 14 Pemilihan MTs Ma’arif al-Basyariyah sebagai tempat penelitian, bukan semata-mata karena lokasinya dekat dan mudah untuk dijangkau, akan tetapi karena di MTs Ma’arif al-Basyariyah belum pernah ada orang yang meneliti tentang kegiatan shalat sunah berjama’ah dan ziarah kubur. Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti ingin mencari jawaban apakah setelah diadakannya shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur, siswa kelas IX di MTs Ma’arif al-Basyariyah menjadi percaya diri dalam menghadapi ujian akhir. Berangkat dari latar belakang masalah tersebut di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian di MTs Ma’arif al-Basyariyah. Dengan ini
14
Hasil wawancara dengan Drs. Sumani (Kepala Sekolah MTs Ma’arif al-Basyariyah) pada Selasa, 19 Januari 2008, pukul 09.00 WIB di Ruang Tamu Madrasah.
7
penulis mengangkat judul: “Peran Shalat Sunah Berjamaah Dan Ziarah Kubur Dalam Pengembangan Self Confodent Siswa”.
B.
Fokus Penelitian Mengingat luasnya cakupan pembahasan, terbatasnya waktu dan dana, maka penelitian ini penulis fokuskan sebagai berikut: 1.
Pelaksanaan shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur bagi siswa kelas IX di MTs Ma’arif al-Basyariyah.
2.
Self confodent siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah.
3.
Peran shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir di MTs Ma’arif al-Basyariyah.
C.
Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pelaksanaan shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah tahun ajaran 2007-2008? 2. Bagaimana self confident siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah tahun ajaran 2007-2008? 3. Bagaimana peran shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir di MTs Ma’arif al-Basyariyah tahun ajaran 2007-2008?
8
D.
Tujuan Penelitian Berangkat dari permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan pelaksanaan shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah tahun ajaran 2007-2008. 2. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan self confident siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah tahun ajaran 2007-2008. 3. Untuk mendeskripsikan dan menjelaskan peran shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir di MTs Ma’arif al-Basyariyah tahun ajaran 2007-2008.
E.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan : 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan khususnya bagi penulis, sekaligus dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam peningkatan percaya diri siswa dalam menghadapi ujian akhir. 2. Secara Praktis a. Bagi
kalangan
akademisi,
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan sumbangan untuk meningkatkan percaya diri siswa dalam menghadapi ujian akhir.
9
b.
Bagi guru, sebagai bahan masukan baru dalam rangka meningkatkan percaya diri siswa dalam menghadapi ujian akhir.
c.
Bagi siswa, sebagai bahan acuan dan motivasi dalam mengikuti program kegiatan shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur dilingkungannya, khususnya siswa kelas IX MTs Ma’arif alBasyariyah.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian a. Pendekatan penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang berakar pada latar alamiah sebagai kebutuhan, mengandalkan manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif, mengadakan analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitiannya pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus, memiliki seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan data, merancang penelitiannya disepakati oleh kedua belah pihak, pihak peneliti dan subjek peneliti. Pendekatan ini digunakan karena lebih mudah mengadakan penyesuaian dengan kenyataan yang berdimensi ganda, lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan subjek penelitian, memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri
10
dengan banyak pengaruh yang timbul dari pola-pola nilai yang di hadapi.15 b. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan tertentu seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Studi kasus dapat digunakan secara tepat dalam banyak bidang. Di samping itu merupakan penyelidikan secara rinci satu setting, satu obyek tunggal, satu kumpulan dokumen atau suatu kejadian tertentu.16 2. Kehadiran Peneliti Manusia merupakan alat (instrumen) utama pengumpul data. Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai partisipan sekaligus pengumpul data. Tetapi juga digunakan beberapa instrumen lain di antaranya diperlukan beberapa informan sebagai penunjang. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. 3. Lokasi Penelitian Dalam hal ini peneliti mengambil lokasi di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo sebagai tempat penelitian, selain karena jarak MTs Ma’arif al-Basyariyah ini dekat dari rumah peneliti, juga karena belum pernah ada yang meneliti tentang 15 16
S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 41. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Grafindo Persada), 6.
11
bagaimana pelaksanaan shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur, di samping itu peneliti juga ingin mengetahui bagaimana self confident siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur, dan juga ingin mengetahui bagaimana peran shalat sunah berjama’ah serta ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX di MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong tahun ajaran 2007-2008. 4. Data dan Sumber Data a. Data Menurut Lofland yang diungkapkan oleh Moleong, sumber data umum dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.17 Dengan demikian, data penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan yang berasal dari kepala sekolah, guru, dan para siswa, sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah sebagai data tambahan. Adapun data yang diperlukan peneliti dalam penelitian ini adalah: 1) Gambaran umum tentang lokasi penelitian yang meliputi, sejarah berdirinya madrasah, letak georafis, keadaan bangunan fisik, pendidik dan peserta didik, kurikulum, struktur organisasi, sarana dan prasarana dan lain-lain.
17
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), 112.
12
2) Deskripsi data yang meliputi: a) Pelaksanaan shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur sebelum pelaksanaan ujian akhir di MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong tahun ajaran 2007-2008. b) Self confident siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif alBasyariyah Lengkong tahun ajaran 2007-2008. c) Peran shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur dalam pengembangan
self
confident
siswa
kelas
IX
dalam
menghadapi ujian akhir di MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong tahun ajaran 2007-2008. b. Sumber Data Sumber data adalah subyek dari mana data diperoleh.18 Sumber data dalam penelitian ini adalah: 1) Sumber data manusia meliputi: Kepala sekolah, guru dan siswa. 2) Sumber data non manusia yang terdiri dari dokumen yang ada kaitannya dengan penelitian, berupa buku-buku dan ketentuan lain yang berhubungan dengan penelitian. 5. Prosedur Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah meliputi: wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi penelitian kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila dilakukan interaksi dengan subjek melalui wawancara mendalam dan observasi pada 18
1998), 114.
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta,
13
latar, di mana fenomena tersebut berlangsung dan untuk melengkapi data, diperlukan dokumentasi (bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subjek). a. Teknik wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, pengumpulan data ini dengan jalan tanya jawab secara langsung antara penyelidik dengan subyek atau responden. 19 1) Wawancara mendalam, artinya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan sehingga dengan wawancara mendalam ini, data-data bisa terkumpul dengan semaksimal mungkin. 2) Wawancara terbuka, artinya bahwa dalam penelitian ini para subjeknya mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula maksud wawancara. Dalam pelaksanaan pengumpulan data di lapangan, peneliti menggunakan
metode
wawancara
mendalam.
Sesuai
dengan
pengertiannya, wawancara mendalam bersifat terbuka. Pelaksanaan wawancara tidak hanya sekali atau dua kali, melainkan berulang-ulang dengan intensitas yang tinggi. Peneliti tidak hanya percaya begitu saja pada apa yang dikatakan informan, melainkan perlu mengecek pada kenyataan melalui pengamatan di lapangan. Itu sebabnya cek dan ricek
19
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian., 135.
14
dilakukan secara silih berganti dari hasil wawancara ke pengamatan di lapangan, atau dari informan yang satu ke informan yang lain.20 Dalam penelitian ini orang-orang yang diwawancarai antara lain: -
Kepala MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo.
-
Wali kelas IX MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo
-
Guru-guru dan staf karyawan MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo
-
Siswa kelas IX MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo Wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan shalat sunah berjama’ah dan ziarah kubur, percaya diri siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur, serta peran shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur pada percaya diri siswa kelas IX di MTs Ma’arif al-Basyariyah dalam menghadapi ujian akhir. b. Teknik observasi Observasi
merupakan
metode
pengumpulan
data
yang
menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.21 Dalam penelitian kualitatif observasi diklasifikasikan menurut tiga cara. Pertama, pengamat dapat bertindak sebagai seorang 20 21
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian, 62. Sutrisno Hadi. Metodologi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), 136.
15
partisipan atau non partisipan. Kedua, Observasi dapat dilakukan secara terus terang atau penyamaran. Ketiga, Observasi yang menyangkut latar penelitian. Dalam penelitian ini digunakan teknik observasi yang pertama, dimana pengamat bertindak sebagai partisipan. Pada observasi partisipan ini, peneliti mengamati aktifitasaktifitas sehari-hari objek penelitian, karakteristik fisik situasi sosial dan bagaimana perasaan pada waktu menjadi bagian dari situasi tersebut.22 Selama penelitian di lapangan, observasinya tidak tetap. Dalam hal ini penelitian dimulai dengan observasi deskriptif secara luas, yaitu berusaha melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi di sana. Kemudian setelah perekaman dan analisis data pertama peneliti menyempitkan pengumpulan datanya dan dimulai melakukan obsevasi terfokus dan akhirnya setelah dilakukan lebih banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan, peneliti dapat menyampaikan penelitiannya dengan melakukan observasi selektif. Sekalipun demikian, peneliti masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan data. Hasil observasi dalam penelitian ini, dicatat dalam Catatan Lapangan (CL), sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data
22
Margono, Metodologi Penelitian, 161.
16
di lapangan. Pada waktu di lapangan dia membuat catatan, setelah pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun catatan lapangan. Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, jantungnya adalah catatan lapangan. Catatan lapangan dalam hal ini bersifat deskriptif. Artinya, bahwa catatan lapangan ini berisi gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan dan pembicaraan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dan bagian deskriptif tersebut berisi beberapa hal, di antaranya adalah gambaran diri fisik, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tentang peristiwa khusus, gambaran kegiatan dan perilaku pengamat. c. Teknik Dokumentasi Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman. Rekaman sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa atau memenuhi accounting.23 Sedangkan dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: catatan khusus, catatan lapangan dan sebagainya. Pada penelitian ini penulis menggunakan data dokumentasi berupa dokumen profil dan rencana kerja MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo yang menyebutkan letak geografis,
23
Sutrisno Hadi, Metodologi Researc, 226.
17
sejarah berdirinya MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo. Struktur organisasi, keadaan guru dan sarana prasarana di MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong Sukorejo Ponorogo. 6. Analisis Data Analisis data adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya. Sehingga memudahkan untuk dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Pekerjaan
analisis
data
dalam
hal
ini
adalah
mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode, dan mengkategorikannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema. Analisis data dilakukan dalam suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan. Dalam hal ini dianjurkan agar analisis data dan penafsirannya secepatnya dilakukan oleh penulis, jangan menunggu sampai data itu menjadi dingin bahkan membeku atau malah menjadi kadaluarsa. Pekerjaan analisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran peneliti.24 Dalam analisis data ini penulis menggunakan alur analisis model Milles dan Huberman sebagai berikut: 25
24 25
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian ….., 103-104. Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), 91-99
18
Keterangan: a. Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang mentah yang muncul di lapangan. b. Penyajian data (data display), yaitu proses penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, agar lebih sederhana dan dapat dipahami maknanya. c. Penarikan kesimpulan (conclusion drawing), yaitu analisis data yang terus menerus baik selama maupun sesudah pengumpulan data, untuk penarikan kesimpulan yang dapat menggambarkan pola yang terjadi. 7. Pengecekan Keabsahan Temuan Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas).26 Derajat kepercayaan keabsahan data (kredebilitas data) dapat diadakan pengecekan dengan teknik:
26
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian., 171.
19
a. Pengamatan yang tekun. Ketekunan pengamatan yang dimaksud adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari. Ketekunan pengamatan ini dilaksanakan peneliti dengan cara: 1) Mengadakan
pengamatan
dengan
teliti
dan
rinci
secara
berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol yang ada hubunganya dengan shalat sunah berjama’ah dan ziarah kubur pada percaya diri siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir. 2) Menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik, sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah difahami dengan cara yang biasa. b. Triangulasi
adalah
teknik
pemeriksaan
keabsahan
data
yang
memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.27 Ada empat macam triangulasi
sebagai
teknik
pemeriksaan
yang
memanfaatkan
penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori. Dalam penelitian ini, digunakan teknik triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai peneliti dengan jalan: 1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
27
Ibid., 178.
20
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. 3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu. 4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan. 5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 8. Tahapan-tahapan penelitian Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian ini adalah: a) Tahap pertama merupakan tahap pra lapangan yang meliputi, menyusun
rancangan
penelitian,
memilih
lapangan
penelitian,
mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian. b) Tahap kedua adalah tahap pekerjaan lapangan yang meliputi, memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data. c) Tahap ketiga adalah tahap analisa data yang meliputi, analisa selama dan setelah pengumpulan data. d) Tahap keempat yaitu tahap penulisan hasil laporan.
21
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan dimaksudkan untuk memudahkan dalam memberikan gambaran terhadap maksud yang terkandung dalam skripsi ini. Untuk mempermudahkannya, skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab yang dilengkapi dengan bahasan-bahasan yang dipaparkan secara sistematis, yaitu: Bab satu berisi pendahuluan, yang merupakan ilustrasi tentang skripsi secara keseluruhan. Dalam bab ini akan dibahas latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoritik, metodologi penelitian, dan diakhiri dengan sistematika pembahasan. Bab dua berisi landasan teori, yakni mengemukakan beberapa pendapat para ahli yang mendasari pemikiran dan penelitian. Dalam kerangka teoritik ini pembahasan pertama meliputi pengertian shalat sunah, pembagian shalat sunah, bentuk-bentuk shalat sunah, dan shalat jama’ah. Pembahasan yang kedua meliputi pengertian ziarah kubur, hukum ziarah kubur, tujuan ziarah kubur, adab dan tata cara ziarah kubur, serta hal-hal yang dibolehkan dan dilarang dikerjakan saat ziarah kubur. Pembahasan yang ketiga meliputi pengertian percaya diri, karakteristik percaya diri, dan faktor pembentuk percaya diri. Bab tiga berisikan tentang hasil-hasil temuan penelitian yang meliputi gambaran data umum dan data khusus. Data umum meliputi: sejarah berdirinya MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong, letak geografisnya, struktur organisasi, keadaan gurunya, sarana dan prasarana MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong. Data khusus yang meliputi pelaksanaan shalat sunah berjamaah
22
dan ziarah kubur, self confident siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah, dan peran shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir di MTs Ma’arif al-Basyariyah. Bab empat berisi pembahasan, merupakan bab yang membahas tentang analisis data. Dalam bab ini berisi analisis tentang pelaksanaan shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur, self confident siswa kelas IX sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur di MTs Ma’arif alBasyariyah, dan peran shalat sunah berjamaah dan ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir di MTs Ma’arif al-Basyariyah. Bab lima berisi penutup, merupakan bab terakhir dari semua rangkaian pembahasan. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
23
BAB II LANDASAN TEORI
A. Shalat Sunah Berjama’ah dan Ziarah Kubur 1. Shalat Sunah Berjama’ah a. Pengertian Shalat Sunah Dalam bahasa Arab perkataan “shalat” digunakan untuk beberapa arti. Diantaranya untuk arti do’a seperti dalam firman Allah yang terdapat dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 103.
y7s?4θn=|¹ ¨βÎ) ( öΝÎγø‹n=tæ Èe≅|¹uρ $pκÍ5 ΝÍκÏj.t“è?uρ öΝèδãÎdγsÜè? Zπs%y‰|¹ öΝÏλÎ;≡uθøΒr& ôÏΒ õ‹è{ ∩⊇⊃⊂∪ íΟŠÎ=tæ ìì‹Ïϑy™ ª!$#uρ 3 öΝçλ°; Ös3y™ Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu (menjadi) ketentraman bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. At-Taubah: 103).28 Dan digunakan untuk arti rahmat, dan untuk arti mohon ampunan seperti dalam firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Ahzab ayat 43.
4 Í‘θ–Ψ9$# ’n<Î) ÏM≈yϑè=—à9$# zÏiΒ /ä3y_Ì÷‚ã‹Ï9 …çµçGs3Í×‾≈n=tΒuρ öΝä3ø‹n=tæ ’Ìj?|Áム“Ï%©!$# uθèδ ∩⊆⊂∪ $VϑŠÏmu‘ tÏΖÏΒ÷σßϑø9$$Î/ tβ%Ÿ2uρ Artinya: “Dialah yang memberi rahmat kepadamu da Malaikat-Nya (memohonkan ampun untukmu) supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan 28
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Semarang: CV. Asy-Syifa’2000), 162.
23
24
adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS. Al-Ahzab: 43).29 Dalam istilah ilmu fiqih shalat adalah satu macam atau bentuk ibadah yang diwujudkan dengan melakukan perbuatan-perbuatan tertentu disertai dengan ucapan-ucapan tertentu dan dengan syaratsyarat tertentu pula.30 Sedangkan shalat sunah disebut juga dengan shalat tathawu’, shalat nawafil, shalat mandub dan shalat mustahab, yaitu shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan. Artinya diberi pahala kepada yang mengerjakan dan tidak berdosa bagi yang meninggalkan. Semua shalat selain shalat yang diwajibkan termasuk ke dalam kategori shalat sunah.31 b. Pembagian Shalat Sunah Shalat sunah dibagi menjadi dua, yaitu shalat sunah muakkadah dan shalat sunah ghairu muakkadah. 1) Shalat sunah muakkadah, artinya shalat sunah yang dikuatkan atau diutamakan.32 Dan juga merupakan shalat sunah yang selalu dikerjakan atau jarang sekali tidak dikerjakan oleh Rasulullah SAW seperti: shalat witir, shalat hari raya, dan lain-lain.33 2) Shalat sunah ghairu muakkadah, yaitu shalat sunah yang tidak selalu dikerjakan oleh Rasulullah SAW, seperti shalat Dhuha, dan
29
Ibid., 338. Zakiah Darajat, Ilmu Fiqih I (Jakarta: Direktorat Pembinaan PTAI, 1982),, 79. 31 Ibid., I87. 32 Imron Suparno, Himpunan Sholat Sunnah Lengkap (Surabaya: Amanah, t.t), 3. 33 Zakiah Darajat, Ilmu Fiqih, 87. 30
25
shalat sunah Rawatib yang tidak muakkadah.34 shalat sunah yang hukumnya ghairu muakkadah tetap memiliki fadilah dan faidah yang sangat besar sekali dan jangan diremehkan walau tidak ditekankan, karena tidak ditekankan tujuannya agar tidak memberatkan bagi kita semua.35 c. Bentuk-Bentuk Shalat Sunah Pembagian dari bentuk shalat sunah itu banyak sekali, diantaranya berhubungan dengan ada atau tidaknya sebab melakukan shalat sunah dan shalat sunah yang berhubungan dengan waktu : 1) Shalat Sunah berhubungan dengan sebab Shalat sunah yang berhubungan dengan sebab, artinya kesunahannya itu ada bila sebab-sebabnya muncul. Seperti adanya sebab gerhana matahari, maka datang kesunahan mengerjakan shalat sunah khusuf Shamsiyah (shalat gerhana matahari) atau datang sebab gerhana rembulan, maka disunahkan mengerjakan shalat sunah khusuf Qomariyah (shalat sunah gerhana rembulan). Contoh lain ketika ada masalah yang sangat besar berangkat dari masalah
itu
seseorang
dituntut
untuk
memutuskan
menentukan padahal waktu itu pikirannya sama sekali
atau tidak
memiliki jalan keluar atau memang dengan akal tidak bisa dicari jalan keluarnya. Maka ini merupakan suatu sebab apabila dihantam dengan masalah yang sedemikian besar maka ia disunahkan 34 35
Ibid., 88. Imron Suparno, Himpunan Shalat, 3.
26
mengerjakan shalat sunah istikharah (shalat sunah untuk menentukan pilihan).36 2) Shalat sunah yang dikerjakan tanpa adanya sebab dan adanya ketepatan waktu, artinya shalat sunah ini boleh dikerjakan dalam waktu mana yang senggang selain waktu-waktu yang sudah ada. Maka dari itu dikerjakan walaupun sebelumnya tidak ada sebabsebab
yang
menjadikan
suatu
halangan
(kemudharatan).
Contohnya shalat witir.37 3) Shalat sunah yang berhubungan dengan waktu, artinya shalat sunah ini diletakkan pada waktu-waktu tertentu atau ada waktu-waktu tertentu
yang
membuat
Shalat
sunah
itu
disunahkan
mengerjakannya, misalnya shalat Dhuha, cara melaksanakannya pada waktu pagi yang mana pagi itu seseorang disunahkan mengerjakannya dan bila kondisi pagi itu sudah hilang tentu tidak ada lagi mengerjakan kesunahan.38 Berdasarkan keterangan tersebut di atas, maka berikut ini dibahas tentang beberapa shalat sunah, yaitu: 1) Shalat Taubat a) Pengertian Shalat Taubat Shalat taubat adalah shalat yang disunahkan, yakni shalat sunah yang dikerjakan setelah seseorang melakukan perbuatan dosa atau merasa berbuat dosa, lalu bertaubat kepada 36
Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, 87. Ibid, 88. 38 Imron Suparno, Himpunan Shalat, 4-6. 37
27
Allah SWT.39 Bertaubat dari sesuatu dosa artinya menyesali atas perbuatan yang telah dilakukan, dan dengan berniat dalam hati tidak akan mengulanginya lagi disertai permohonan ampun kepada Allah SWT.40 Taubat artinya menyesali diri atas dosa dan kesalahan yang dilakukannya, dan berjanji tidak akan mengulangi lagi dengan janji di dalam hati sepenuhnya.41 b) Hukum shalat taubat Shalat taubat hukumnya sunah muakkadah artinya sangat ditekankan sekali memohon ampunan lewat shalat, karena doa seseorang mudah diterima apabila disertai dengan shalat atau lebih-lebih di dalam shalat itu sendiri seperti shalat taubat. Dosa-dosa yang dimaksud kalau berhubungan dengan Allah SWT, kalau tidak berhubungan dengan Allah misalnya berhubungan dengan manusia karena menyakiti hatinya, sebaiknya minta maaf lebih dahulu pada orang yang bersangkutan, kemudian baru menunaikan shalat taubat mendekatkan diri kepada Allah SWT, berjanji tidak akan mengulanginya lagi.42 c) Rahasia dan Hikmah Shalat Taubat Rahasia dan hikmah shalat taubat adalah sebagai sarana memohon keampunan dari dosa dan buat menutupi kesalahan,
39
Muh. Rifa’i, Risalah Tuntunan Shalat, 100. Http:// hajisunaryo. Multiply.com/journal/item/3. Diakses pada 26 Maret 2008. 41 Imron Suparno, Himpunan Shalat, 91. 42 Ibid., 91-92. 40
28
karena kembali kepada Allah SWT. Tuhan yang maha pengampun dengan taubat, menghapuskan kejahatan dan menutup kesalahan. Jika kembali kepada Allah SWT, hendaknya langsung sesudah terjadinya perbuatan maksiat.43 Serta Allah akan mengampuni setiap orang yang berdosa, sekalipun dosa yang dilakukannya meliputi langit dan bumi, asal memohon ampun kepada Allah SWT dan melakukan taubatan nasuhah.44 2) Shalat Hajat a) Pengertian Shalat hajat ialah shalat sunah yang dikerjakan karena mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah SWT.45 Misalnya mempunyai keinginan atau harapan yang belum terkabulkan asal keinginan itu bukan keinginan yang berupa maksiat, baik itu hajat kepada Allah SWT maupun hajat sesama manusia, atau dalam urusan duniawi maupun ukhrawi.46 Adapun dasar hukum shalat hajat yaitu sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 153 yang berbunyi sebagai berikut:
43
385.
44
Hasby Ash Shiddieqy, Pedoman Shalat (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2005),
Http:// hajisunaryo. Multiply.com/journal/item/3. Diakses pada 26 Maret 2008. M. Yasin, Penuntun Shalat Hajat (Surabaya: Apollo, t.t), 5. 46 Imron Suparno, Himpunan Shalat, 96. 45
29
yìtΒ ©!$# ¨βÎ) 4 Íο4θn=¢Á9$#uρ Îö9¢Á9$$Î/ (#θãΨ‹ÏètGó™$# (#θãΖtΒ#u zƒÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ ∩⊇∈⊂∪ tÎÉ9≈¢Á9$# Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kalian dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah itu menyertai orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah: 153).47
Dalam mengerjakan shalat hajat hukumnya ialah sunah ghairu muakkadah, karena itu barang siapa yang menginginkan pahalanya, maka kerjakanlah sekehendakmu, kalau tidak, tidak ada halangan untuk meninggalkannya.48 Shalat hajat dapat dilakukan berulang kali sampai memperoleh
isyarah
hajat
dan
petunjuk
bagi
yang
melaksanakannya, adapun mengenai bilangan rakaatnya paling sedikit dua raka’at dan paling banyak dua belas raka’at. Maka dari itu ada yang mengerjakan dua raka’at, empat raka’at, enam raka’at sampai dua belas raka’at yang setiap dua raka’at satu salam.49 Memohon kepada Allah, baik untuk kepentingan dunia maupun akhirat memang diperintahkan oleh Allah, dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an surat al-Mukmin ayat 60.
ö/ä3s9 ó=ÉftGó™r& þ’ÎΤθãã÷Š$# ãΝà6š/u‘ tΑ$s%uρ 47
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 18. Imron Suparno. Himpunan Shalat, 99. 49 Ibid., 101 48
30
Artinya: “Dan berkata Tuhan kamu: berdo’alah kepadaku niscaya aku perkenankan untuk kamu”. (QS. Al-Mukmin: 60).50 Cara memohon hendaklah dengan rendah hati dan dengan hati yang murni. Kalau kita mempunyai hajat langsung memohon kepada Allah SWT, janganlah sekali-kali meminta selain kepada Allah SWT. Kalau seseorang akan mengajukan permohonan dan memohon kepada Allah SWT, hendaklah seseorang tersebut beribadah terlebih dahulu kemudian memohon pertolongan.51 Hal ini sesuai dengan tuntunan Allah SWT yang diberikan kepada hamba-Nya, sebagaimana tersebut dalam al-Qur’an surat al-Fatihah ayat 5 yang berbunyi :
∩∈∪ ÚÏètGó¡nΣ y‚$−ƒÎ)uρ ߉ç7÷ètΡ x‚$−ƒÎ) Artinya: “Kapada-Mu lah kami mengabdi dan kepada-Mu lah kami memohon pertolongan”. (QS. Al-Fatihah: 5).52 Adapun mengenai cepat atau lambatnya pengabulan adalah semata-mata tergantung kepada kehendak Allah SWT sendiri, isyarat atau tanda-tanda ini cepat diperoleh atau tidaknya
50
terletak
kepada
tekun
dan
khusuknya
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 276. M. Yasin, Penuntun Shalat, 8-10. 52 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2. 51
yang
31
melaksanakannya.
Isyarat
dan
tanda-tanda
itu
berupa
ketenangan dan kemantapan dalam hati.53 d. Shalat Berjama’ah Shalat berjama’ah yaitu shalat yang dilakukan secara bersamasama yang terdiri dari imam dan makmum. Shalat yang dilakukan secara berjama’ah ini ada kalanya shalat wajib seperti shalat lima waktu dan ada kalanya shalat sunah seperti shalat tarawih. Di samping itu ada kalanya juga diwajibkan berjama’ah seperti shalat Jum’at dan ada pula yang disunahkan berjama’ah seperti shalat lima waktu.54 Shalat berjama’ah merupakan sarana yang paling penting dan yang paling kuat untuk memakmurkan rumah-rumah Allah SWT. Seandainya tidak ada shalat berjama’ah, niscaya masjid-masjid akan menjadi kosong dan tidak terpakai. Sesungguhnya Allah SWT telah mengetahui keimanan para pemakmur
masjid, bahwa merekalah
diantara orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah SWT untuk mendapatkan kebenaran.55 Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an: surat atTaubah ayat 18 sebagai berikut :
53 54
114. 11.
55
Imron Suparno, Himpunan Shalat, 101. Rahman Rotonga dan Zainuddin, Fiqih Ibadah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), Musnid bin Muhsin al-Qohthoni, Seindah Shalat Berjama’ah (Solo: Al-Qowam, 2006),
32
nο4θn=¢Á9$# tΠ$s%r&uρ ÌÅzFψ$# ÏΘöθu‹ø9$#uρ «!$$Î/ š∅tΒ#u ôtΒ «!$# y‰Éf≈|¡tΒ ãßϑ÷ètƒ $yϑ‾ΡÎ) zÏΒ (#θçΡθä3tƒ βr& y7Í×‾≈s9'ρé& #†|¤yèsù ( ©!$# āωÎ) |·øƒs† óΟs9uρ nο4θŸ2¨“9$# ’tA#uuρ ∩⊇∇∪ šÏ‰tFôγßϑø9$# Artinya: “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah SWT ialah orang-orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapapun selain kepada Allah SWT, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”(QS. AtTaubah: 18).56 Shalat
berjama’ah
banyak
mempunyai
manfaat
yang
mendalam. Yang terpenting di antaranya adalah memperlihatkan persamaan, kekuatan barisan, kesatuan bahasa, pendidikan untuk mematuhi peraturan-peraturan atau keputusan bersama demi mengikuti pemimpin dan mengarahkan ke satuan tujuan yang maha tinggi, yaitu mencari keridhaan Allah SWT.
Melalui shalat berjama’ah akan
terbina sikap saling mengenal, saling menasehati dan memberikan pelajaran, tumbuhnya rasa kasih sayang dan tolong menolong atas kebaikan dan takwa. Di samping itu dapat juga memperhatikan orangorang yang lemah, sakit, dan orang yang dalam kesusahan, sehingga persoalan-persoalan mereka dapat diatasi.57 Selain tersebut di atas di antara manfaat shalat berjama’ah adalah untuk belajar berdisiplin dan mengendalikan jiwa. Caranya adalah dengan selalu mengikuti imam dalam semua takbir atau
56 57
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 151. Rahman Ritonga, dan Zainuddin, Fiqih Ibadah, 115.
33
gerakannya dalam shalat dan tidak mendahuluinya, memperlambat diri darinya, bersamaan dengannya atau berlomba-lomba dengannya.58 Selain itu shalat berjama’ah juga dapat melindungi seorang muslim tentunya dengan ijin Allah SWT dari musuh utamanya yakni syetan yang tak pernah diam dan patah semangat. Juga dapat menghalanginya agar tidak dikuasai oleh musuhnya tersebut.59
2. Ziarah Kubur a. Pengertian Ziarah Kubur Ziarah kubur terdiri dari rangkaian dua kata, yaitu ziarah dan kubur, yang masing-masing mempunyai arti sebagai berikut: Ziarah artinya; datang untuk bertemu, sedangkan kubur artinya, tempat untuk menguburkan manusia. Dengan demikian ziarah kubur adalah mendatangi atau menziarahi seseorang yang telah dikuburkan, dikebumikan atau disemayamkan dalam kubur.60 Sedangkan ziarah itu sendiri menurut syara’ adalah tidak ada keperluan orang yang hidup kepada yang mati, tidak ada permintaan kepadanya dan tidak ada pengambilan wasilah (perantaraan) dengannya, tetapi dalam ziarah itu kita dapat manfaat bagi orang yang telah mati dari orang yang masih hidup, seperti menshalatkannya, dan Allah akan merahmati orang yang mati itu karena do’a orang yang masih hidup dan kebaikannya
58
Musnid bin Muhsin al-Qohthoni, Seindah Shalat, 84. Ibid, 35. 60 M. Hanif Muslih, Ziarah Kubur (Semarang: Ar-Ridha, 1998), 7. 59
34
kepadanya. Dan memberi pahala orang yang mendo’akan ini karena amalnya.61 Allah SWT akan memberi pahala orang yang hidup jika ia mendo’akan orang yang mati yang beriman, sebagaimana Dia memberinya pahala bila menshalatkan jenazahnya. Karenanya Nabi SAW melarang melakukan hal itu terhadap orang-orang yang munafiq.62 Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surah atTaubah ayat 84 yang berbunyi:
(#ρãx0x. öΝåκ¨ΞÎ) ( ÿÍνÎö9s% 4’n?tã öΝà)s? Ÿωuρ #Y‰t/r& |N$¨Β Νåκ÷]ÏiΒ 7‰tnr& #’n?tã Èe≅|Áè? Ÿωuρ ∩∇⊆∪ šχθà)Å¡≈sù öΝèδuρ (#θè?$tΒuρ Ï&Î!θß™u‘uρ «!$$Î/ Artinya: “Dan janganlah engkau shalat atas (jenazah) orang yang mati diantara mereka, dan janganlah engkau berdiri pada kuburannya. Sesunggunya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik”. (QS. At-Taubah: 84)63 b. Hukum Ziarah Kubur 1) Hukum ziarah kubur bagi laki-laki Ziarah kubur bagi kaum laki-laki, hukumnya sunah.64 Karena dengan ziarah kubur bisa dijadikan peringatan betapa fana kehidupan di dunia ini, karena pada suatu saat akan datang kematian, kemudian berpindahlah ke alam barzakh, untuk
61
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Ziarah Kubur, terj. Bukhori Burhanuddin (Solo: AlQowam, 2007), 25. 62 Ibid, 24. 63 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 159. 64 M Ridlwan Qoyyum Sa’id, Ziarah kubur dan Tawassul (Kediri: Mitra-Gayatri, t.t), 3.
35
menantikan pengadilan akherat. Selain itu ziarah kubur juga bisa digunakan untuk mawas diri. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadith Buraidah ra. Sebagai berikut:
T ِ Uْ ب ِ ِرZَ`aُ ْTb َ ،ٍef ِ ف وَا ُ ji kَ aُ ZَPjَ lَ m ْ َا،N َ Pُ ْRSُ T ُ Uْ Vُ Wَ X ْ َاZَ[\َ Vَ X َ pِ qْ uَb َ v ُ اe wf َ v ِ لا ُ ْRx ُ ل َر َ Zَo :ل َ Zَo pِ qْ Uِ ْ َأTb َ ،َةVَ Sْ jَ Uُ TUْ اTb ِ ،ٍرZَ\ِد 65 . ًةjَ َ}|ْ ِآZَ~}ِ َرZَSن ِ ِز ّw ِ َ Zَْ ِر َ ُوْرُوهRlُ ُ ْ َر ِة اZَSْ ِزTb َ ْyُ ُ qْ ~َ Pَ :yَ uwx َ َو Artinya: “Mewartakan Ahmad ibn Yunus, mewartakan kepada kami Mu’araf Wasilin, dari Mujarib bin Ditsar, dari ibn Buraidah, dari ayahnya berkata: bersabda Rasulullah SAW, “Aku pernah melarangmu ziarah kubur, karena ziarah kubur itu suatu peringatan.”(HR. Imam Muslim, Abu Dawud, Ibnu Hibban, Hakim dan Imam Turmudzi).66 2) Hukum Ziarah Kubur Bagi Perempuan Berbeda dengan laki-laki, hukum ziarah kubur bagi perempuan ada perbedaan pendapat yang sedikit tajam antara para ulama’, di antara pendapat tersebut, ada yang mengatakan:67 a) Haram,
karena
perempuan
yang
ziarah
kubur
akan
mendapatkan laknat. Dan laknat tersebut dapat terwujud karena disebabkan kebanyakan perempuan biasanya mempunyai perasaan halus dan sensitif sekali, sehingga dengan mudah akan menimbulkan kesedihan dan kepedihan baru, akibatnya kesabarannya tak terkontrol dan emosinya tak terkendali, dengan demikian muncul hal-hal yang dilarang oleh agama, 65
Abi Dawud Sulaiman Ibn Ash’as Sajsitani, Sunan Ibnu Dawud Juz 3 (Beirut: Darul Fikri, 1994), 171. 66 Bey Arifin dan A. Syinqithy Djamaluddin, Terjamah Sunan Ibnu Dawud 3 (Semarang: CV Asy Syifa’, 1992), 792. 67 M. Hanif Muslih, Ziarah Kubur, 20-23.
36
seperti lathmu-l khudud (menampar atau mencakar pipi). Berdasarkan hadits Nabi:
،ٍرZَX ِ T ُ Uْ Vُ Ww َ aُ Zَ[\َ Vَ X َ َو،ٌqْ َو ِآZَ[َ\Vَ X َ ،ٍVWw َ aُ T ُ Uْ uِb َ Zَ[\َ Vَ X َ ْTb َ ن َ Zَqْ x ُ ْTb َ Zًkqْ Wِ َ ،ِTWَ X ْ jw اVُ lْ b َ َو،ٍVqْ kِ x َ T ُ U َq ْ Sَ Zَ[\َ Vَ X َ ْRUُ َوَاVٍ Ww َ aُ T ُ Uْ uِb َ Zَ[\َ Vَ X َ ح َو.ق ٍ ْوjُ ْ aَ ْTb َ ،َyqْ ِهjَ Uْ ْ ِاTb َ ،ٍVqْ Uَ ُز ْTUِ v ِ اVِ lْ b َ ْTb َ ،ُWَ b ْ َ اZَ[\َ Vw X َ ،ٌqْ وَ ِآZَ[\َ Vw X َ :ل َ Zَo ٍد wm َ T ُ Uْ jِ ْ Uَ : yَ uwx َ َوpِ qْ uَb َ v ُ اwuf َ lِ Pَ ل َ Zَo v ِ اVِ lْ b َ ْTb َ ،ٍوْقjُ ْ aَ ْTb َ ،َةjw aُ َىRb ْ Vَ Uِ Zَbب َو َد َ ْRqُ ` ُ ْ ا w َ وْ َد َوVُ ُ ْ اyَ َ َ Tَa Zw[aِ N َ qْ َ 68 .ِ qw uِ ِهZَ`ا Artinya: “Mewartakan kepada kami ‘Aly bin Muhammad, mewartakan kepada kami Waki’, mewartakan kepada kami Muhammad bin Basyar, mewartakan kepada kami Yahya bin Sa’id dan ‘Abdurrahman, semuanya dari Sufyan, dari Zaid, dari Ibrahim, dari Masruq. Mewartakan kepada kami ‘Aly bin Muhammad dan Abu Bakar bin Khallad, mereka berkata: mewartakan kepada kami al-A’masy, dari Abdullah bin Murrah, dari Masruq, dari ‘Abdullah dia berkata: Rasulullah SAW bersabda “Tidak termasuk golongan mengikuti sunnah kami orang yang menyobek saku (bajunya) dan memukul pipinya dan memanggil-manggil dengan panggilan Jahiliyah. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad).69 b) Makruh, berdasarkan hadits sebagai berikut:
T ُ Uْ Vُ Ww َ aُ Zَ[\َ Vw X َ .jٍ ْ Pَ ْRUُ ِ َاPَ ْ kُ ا ٍ uَm َ T ُ Uْ Vُ Ww َ aُ Zَ[\َ Vw X َ ْTb َ ،ِpqْ Uِ ْ َأTb َ ،َWَ uَx َ ِU َأT ِ Uْ jَ Wَ b ُ ْTb َ ،َPَاRb َ ْRUُ َأZَ[\َ Vw X َ ¡ ٍ ِZَ¢ ت ِ ُزوَارَاyَ uwx َ َوpِ qْ uَb َ v ُ َ اuf َ v ِ لا ُ ْRx ُ َرT َ kَ َ :ل َ Zَo ،َةjَ Sْ jَ ِ ُهUَأ 70 .ْ ِرRlُ ُ ْ ا Artinya: “Mewartakan kepada kami Muhammad bin khalaf Al’Asqalany, yaitu Abu Nashr, mewartakan kepada kami Abu ’Awanah, dari umar bin Abu Salamah, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dia berkata: 68
Abi Abdullah Muhammad Ibnu Yazid Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah (Beirut: Darul Fikri, 1995), 495-496. 69 Abdullah Sonhaji, Tarjamah Sunan Ibnu Majah (Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1992), 381. 70 Abi Abdullah Muhammad Ibnu Yazid Ibn Majah, Sunan Ibnu Majah, 493.
37
Rasulullah SAW melaknat para wanita yang berziarah kubur”(HR. Imam Turmudzi, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).71 c) Boleh, yaitu disyari’atkan atau disunnahkan sebagaimana hukum ziarah kubur bagi laki-laki. Ketentuan tersebut berdasarkan hadith tentang diijinkannya ziarah kubur. Dengan dasar dan alasan yang mereka pegangi adalah : (1) Ziarah kubur sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW. Yaitu dapat mengingatkan mati dan akhirat. Perempuan ataupun laki-laki sama-sama dituntut selalu ingat mati dan akhirat. (2) Perintah ziarah kubur dalam hadith; fazuruuha, mutlak (umum adanya), termasuk di dalamnya perempuan. (3) Rasulullah SAW tidak mengingkari seorang perempuan yang sedang ziarah kubur dan menangisi kematian anaknya, beliau hanya meminta agar perempuan tersebut bersabar dan bertaqwa (takut) kepada Allah SWT. Sebagaimana hadith Rasulullah SAW di bawah ini:
ُ lَ kْ ُ ZَPjَ lَ m ْ َأ،َjWَ b ُ T ُ Uْ ن ُ ZَW¤ْ b ُ Zَ[\َ wVX َ ،w[¤َ Wُ اT ُ Uْ Vُ Ww َ aُ Zَ[\َ Vَ X َ wuf َ v ِ لا ُ ْRx ُ ن َر w َأ،ِ¦ِZَa T ِ Uْ N ِ Pَ ْ َاTb َ ،ّPِ Zَ[lُ ا¥ ِ Uِ Zَ\ ْTb َ :Zَ~َ ل َ Zََ .Zَ~َ § lِ f َ َub َ ِْ lْ }َ َأ ِةjَ aْ اe َb َ َ} َأyَ uwx َ َوpِ qْ uَb َ v ِ ا ،َ¡ َذ َهZwWuََ !ِlَ qْ ِ Wُ Uِ ِZَl} Zَa َو:ْ¥َZََ ،ِيjlِ x ْ وَاv َ ا ِ }w ِإ e ُ ْ aِ Zَ َ|هm َ ¬َ َ yَ uwx َ َوpِ qْ uَb َ v ُ اe wf َ v ِ لا ُ ْRx ُ َرpُ Pw ِإ: Zَ~َ e َ qْ oِ : ْ¥َZََ .Zَ[qْ Uِ َاRUَ pUZَU َub َ ْV` ِ }َ ْyuََ .pU ZَU ْ¥}َ ¬َ َ .ت ِ ْRWَ ْ ا
71
Abdullah Shonhaji, Terjemahan Sunan Ibnu Majah 2, 375
38
،ٍ aَ ْVf َ ل ِ وw َاVَ [ْ b ِ jُ lْ w اyَ Pw ِا،َلZََ ¦ َ ُ jِ b ْ ْ َاyَ !v ِ لا ُ ْRx ُ َرZَS 72 .ٍ aَ ْVf َ ل ِ وw َاVَ [ْ b ِ :ل َ Zَo َْاو Artinya: “Mewartakan kepada kami Muhammad bin Musanna, mewartakan kepada kami Usman bin Umar, mewartakan kepada kami Su’aib dengan Tsabit al-Bunani, bersumber dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah SAW datang kepada seorang perempuan yang sedang menangisi anaknya, lalu beliau bersabda kepada perempuan itu: “Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah!” Perempuan itu menjawab: “bersabarlah apa pedulimu terhadap nasibku!” setelah Rasulullah SAW pergi, ada yang mengatakan kepada perempuan itu: Beliau adalah Rasulullah SAW. Mendengar hal itu, perempuan tersebut hampir pingsan. Kemudian dia datang ke rumah Nabi SAW di pintu dia tidak menemukan penjaga, maka diapun berkata: “Ya Rasulullah, Aku tidak mengenalimu” Rasulullah SAW bersabda:” Sesungguhnya sabar itu pada permulaan guncangan. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Nasa’i, Turmudzi, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad). 73
(4) Laknat sebagaimana tersebut di atas adalah bagi perempuan yang sering (banyak ziarah kubur), karena lafadh yang digunakan
Rasulullah
SAW
mempunyai
konotasi
mubalaghah (sangat), perempuan yang sering ziarah kubur, hal-hal yang dilarang oleh agama di atas akan mudah sekali muncul dan juga memungkinkan ia akan mengabaikan kewajiban-kewajibannya misalnya kepada suami dan anakanaknya. c. Tujuan Ziarah Kubur
72
Imam Abi Husaini Muslim Ibn Hajaj al-Qusyairi, Shahih Muslim (Beirut: Darul Fikri, 1993), 407. 73 Adib Bisri Musthofa, Tarjamah Shahih Muslim (Semarang: CV Asy-Syifa’, 1993), 97.
39
Ziarah kubur mempunyai beberapa tujuan, berbeda antara peziarah dengan yang diziarahi. Bagi peziarah tujuannya yaitu:74 1) Mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit, bahwa seseorang awalnya dibuat dari setetes air yang hina dan tidak ada harganya, kemudian menjadi manusia yang gagah perkasa penuh wibawa, berkuasa dan kaya raya. Dan setelah mati manusia tidak mampu berbuat apa-apa, di kubur di dalam tanah, tidak mempunyai kegagahan sedikitpun. 2) Mengingat akan akhirat, bahwa azab dunia atau yang biasa disebut dengan musibah itu hakikatnya belum seberapa dengan azab di akhirat nanti. Dan pada hari kiamat nanti tidak ada yang bisa menolong kecuali amal dan ilmu yang dimiliki manusia. 3) Apabila mati dan akhirat menjadi pengingat, tentu perbuatannya tidak akan semena-mena, tentu akan banyak pertimbangan, dan akan dipilah dan dipilihnya mana yang bermanfaat baginya kelak. 4) Mohon berkah kepada yang diziarahi, lebih-lebih kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, syuhada’, wali dan ulama’, dengan harapan pada hari kiamat kelak mendapatkan syafa’at dan dikumpulkan bersama dengan mereka, berkat ziarah. Sedangkan tujuan ziarah kubur bagi yang diziarahi adalah sebagai berikut:75
74 75
M. Hanif Muslih, Ziarah Kubur., 23-24. Ibid, 24-25.
40
1) Mengambil manfaat dari salam, do’a dan bacaan-bacaan yang pahalanya disampaikan dan dihibahkan kepada mayit. 2) Mayit akan merasa senang dengan diziarahi. d. Adab dan Tatacara Ziarah kubur 1) Adab ziarah kubur Adapun adab-adab dalam pelaksanaan ziarah kubur antara lain:76 a) Ketika menuju lokasi pekuburan, hendaknya jangan sampai melangkahi kuburan-kuburan lain yang terdapat di sekitar makam yang akan diziarahi. b) Diharamkan kencing, buang air besar atau membuang najis di atas kuburan. c) Ketika hendak memasuki lokasi pekuburan disunahkan untuk berwudlu dan mengucapkan salam. d) Melepas alas kaki (sandal, bakiyak, sepatu, dan lain-lain). e) Tidak duduk di atas kuburan. 2) Tatacara ziarah kubur Adapun tatacara dalam pelaksanaan ziarah kubur, yang dikemukakan oleh Hanif Muslih yang dikutip dari kitab Al-Majmu’ adalah sebagai berikut:77 a) Menghadap ke kubur, saat membaca salam dan bacaan-bacaan lainnya. b) Menghadap kiblat saat berdo’a. 76 77
M. Ridlwan Qoyyum Sa’id, Ziarah Kubur, 12. M Hanif Muslih, Ziarah Kubur, 32.
41
c) Boleh ziarah dengan cara berdiri atau duduk. d) Mendekat kepada orang yang diziarahi, karena ziarah kubur pada hakekatnya adalah mendatangi orang yang diziarahi. e) Membaca salam saat akan pulang. e. Hal-Hal Yang Dibolehkan Dan Dilarang Dikerjakan Saat Ziarah Kubur Adapun hal-hal yang boleh dikerjakan atau dilakukan dalam ziarah kubur adalah:78 1) Membaca seluruh al-Qur’an atau yasin. 2) Membaca dzikir, shalawat, tasbih, takhmid dan lain-lain, yang biasa dikenal dengan tahlil. 3) Mendoakan kepada mayit. Sedangkan hal-hal yang dilarang dalam ziarah kubur adalah:79 1) Mengerjakan shalat dengan menghadap kiblat. 2) Duduk di atas kuburan 3) Bersandar di kubur. 4) Mencium kubur 5) Mengusap kubur 6) Memegang-megang kubur. Disyari’atkan berziarah ke kubur untuk memetik nasehat darinya, dan agar mengingat akhirat, tetapi dengan syarat tidak 78 79
Ibid, 32-33. Ibid., 33-34.
42
mengucapkan
padanya
suatu
ucapan
yang
mendatangkan
kemurkaan Tuhan Yang Maha Suci dan Maha Tinggi, seperti meminta pertolongan dengannya selain kepada Allah SWT, atau memandangnya suci, memastikannya suci, memastikannya masuk surga.80
B. RASA PERCAYA DIRI (SELF CONFIDENT) 1. Pengertian Percaya Diri Dalam kamus bahasa Indonesia kata diri81 diartikan sebagai orang seorang; tidak dengan yang lain; dipakai sebagai pelengkap beberapa kata kerja untuk menyatakan bahwa penderitanya atau tujuannya adalah badan sendiri. Sedangkan kata percaya82 diartikan dengan mengakui atau yakin bahwa sesuatu memang benar atau nyata; menganggap bahwa sesuatu itu benar-benar ada; menganggap atau yakin bahwa seseorang itu jujur; yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya kepada diri sendiri). Sedangkan dalam kamus psikologi kata diri (self) diartikan dengan individu sebagai makhluk yang sadar; ego atau aku; kepribadian atau organisasi sifat-sifat; penghayatan tubuh, kesadaran pada individu
80
Muhammad Nashiruddin al-Albani, Panduan Praktis Hukum Jenazah: Terj Muhammad Dahri (Jakarta: Darus Sunah Press, 2005), 204. 81 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: balai Pustaka, 2005), 267. 82 Ibid., 856.
43
mengenai identitasnya, kesinambungannya, usaha atau perjuangannya dan gambaran-gambaran atau kesan bayangan-bayangannya.83 Dari uraian di atas maka percaya diri adalah individu yang memiliki keyakinan bahwa sesuatu itu memang benar (nyata). Atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang (dapat memenuhi harapan). Sedangkan menurut Indary Mastuti percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang membuat individu mampu mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya.84 Dengan mengembangkan penilaian positif tersebut pada diri seseorang, maka akan timbul sikap yakin terhadap sesuatu, artinya seseorang dapat memiliki percaya diri yang baik apabila seseorang tersebut dapat menyampaikan pendapat kepada orang lain dan dapat menunjukkan suatu sikap yakin kepada orang lain.85 Sebagaimana yang diungkapkan oleh Izzatul Jannah dalam bukunya Everyday is Pe De Day, percaya diri merupakan perasaan nyaman, tentram, tanpa rasa sedih, takut dan khawatir.86 Sedangkan menurut Mudzakkir dalam artikelnya menyebutkan bahwa percaya diri merupakan perasaan mendalam pada batin seseorang, bahwa ia mampu berbuat
sesuatu
yang
bermanfaat
untuk
dirinya,
keluarganya,
masyarakatnya dan agamanya, yang memotivasi untuk optimis, kreatif dan 83
J. P Chalpin, Dictionary of Psychologi terj. Kartini Kartono (Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 1999), 450. 84 Indari Mastuti, 50 Kiat Percaya Diri (Jakarta: Hi-Fest Publishing, 2008), 5. 85 Ibid., 33. 86 Izzatul Jannah, Everyday is Pe De Day (Solo: Era Eureka, 2003), 10.
44
dinamis yang positif.87 Selain uraian yang telah disebutkan, terdapat juga pengertian percaya diri yaitu mampu bersikap tenang, tidak meledakledak, tidak khawatir dengan apa yang difikirkan orang lain, mampu bersikap rinci, memahami istilah “apa yang kamu harap itulah yang kamu dapat”, tidak memenuhi pikiran dengan hal-hal yang negatif.88 Dari pengertian di atas, maka percaya diri adalah kemampuan seseorang untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun
situasi lingkungannya, sehingga ia mampu bersikap
yakin, tenang, tidak khawatir dengan apa yang difikirkan orang lain, bersikap rinci sehingga ia mampu berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk dirinya, keluarganya, masyarakatnya dan agamanya. 2. Karakteristik Percaya Diri Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu, di mana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi dan harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Berikut ini merupakan beberapa karakter yang dapat membedakan antara orang yang percaya diri dan orang yang tidak percaya diri, orang yang percaya diri memiliki ciri-ciri sebagai berikut:89 a. Berani tampil beda, yaitu seseorang yang hampir pasti memahami dirinya sendiri, lebih baik dari pada orang lain, ia mengerti kebutuhan87 http://mudzakir.mutiply.com/journal/item/5/Percaya-Diri. diakses 4 April 2008. 88 http://www.leman.or.id/anakku/percayadiri,html. Diakses tanggal 26 Maret 2008. 89 Izzatul Jannah, Everyday is Pe De Day, 21-24.
45
kebutuhan dirinya, mengerti keterbatasan-keterbatasannya, hingga jadilah ia seorang yang berani tampil beda. Tentunya dalam hal positif dan tidak hanya asal beda. Percaya diri tetaplah sesuatu yang dilandasi oleh keinginan dan pemahaman terhadap syari’ah. b. Berani menerima tantangan, artinya berani untuk belajar sesuatu yang baru. c. Asertif, berarti tegas, punya pandapat, serta berani berkata tidak. Seseorang yang percaya diri bersikap tegas, sebab ia berilmu. Ia tahu kapan saat untuk berkata “ya” dan kapan saat untuk berkata “tidak”. d. Mandiri, seseorang yang mandiri yaitu percaya pada kemampuan dan kekuatan dirinya dalam mengatasi permasalahan. Dalam konteks keimanan ia lebih sering bergantung hanya pada Allah SWT. Selain hal-hal yang telah disebutkan di atas ada beberapa ciri atau karakteristik
individu
yang mempunyai
rasa
percaya
diri yang
proporsional, di antaranya adalah: 90 a. Percaya akan kompetensi diri hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan ataupun rasa hormat orang lain. b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain atau berani menjadi diri sendiri. d. Punya pengendalian diri yang baik dan kestabilan emosi.
90
Indari Mastuti, 50 Kiat, 14.
46
e. Memiliki internal locus of control artinya memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau mengharapkan bantuan orang lain. f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya. g. Memiliki harapan yang realistis terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi. Dalam artikelnya, Mudzakkir menambahkan beberapa karakteristik individu yang memiliki kepercayaan diri, yaitu:91 a. Pemahaman terhadap potensi diri b. Optimis dalam menghadapi segala permasalahan c. Tidak merasa lebih rendah dari orang lain, dan tidak merasa lebih tinggi. d. Kreatif dan dinamis dalam menggali dan mengembangkan potensi diri. e. Bertanggung jawab, mengakui kesalahan bila bersalah. f. Berani yang proporsional dalam kebaikan atau kebenaran. g. Pandai menghargai orang lain h. Berjalan tegap, murah senyum dan peramah.
91
http://mudzakir.mutiply.com/journal/item/5/Percaya-Diri. Diakses 4 April 2008.
47
Sebagaimana telah disebutkan di atas, merupakan karakteristik orang yang percaya diri, berikut ini disebutkan beberapa karakteristik orang yang kurang percaya diri. 92 a. Perasaan takut atau gemetar di saat menghadapi lingkungan atau situasi yang akan dihadapi. b. Perasaan tidak mampu untuk berbuat lebih baik. c. Sikap pasrah pada kegagalan, memandang masa depan suram. d. Perasaan kurang dihargai atau dicintai oleh lingkungan sekitar. e. Selalu berusaha menghindari tugas atau tanggung jawab ataupun pengorbanan. f. Kurang senang dengan keberhasilan orang lain terutama rekan sebaya. g. Sensitifitas batin yang berlebihan, mudah tersinggung, cepat marah dan pendendam. 3. Teknik Membentuk Percaya Diri Pasti kita semua pernah mendengar saran yang meminta kita untuk bersikap dan bertindak dengan penuh percaya diri, memang rasa percaya diri diyakini banyak pengaruh dalam berbagai aspek kehidupan kita, membangun rasa percaya diri memang tidak semudah mengucapkannya, bahkan orang yang percaya diripun kadang masih juga merasakan grogi. Dalam konsep al-Qur’an ternyata percaya diri itu sangat berkaitan erat dengan keimanan. Semakin tinggi keimanan seseorang maka semakin
92
Ibid.
48
tinggi pula tingkat percaya dirinya.93 Percaya diri seseorang muncul karena mereka berada dalam kebenaran yang nyata. Kualitas kepercayaan diri berbanding lurus dengan kuatnya hubungan dengan Allah SWT: yakni meyakini Allah SWT selalu bersama, menolong, mendukung dan membelanya. Selain itu kepercayaan diri seorang mukmin muncul dari kemuliaan dalam penyandaran diri sepenuhnya terhadap jalan hidup yang Allah tetapkan.94 Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
āωr& èπx6Í×‾≈n=yϑø9$# ÞΟÎγøŠn=tæ ãΑ¨”t∴tGs? (#θßϑ≈s)tFó™$# §ΝèO ª!$# $oΨš/u‘ (#θä9$s% šÏ%©!$# ¨βÎ) ∩⊂⊃∪ šχρ߉tãθè? óΟçFΖä. ÉL©9$# Ïπ¨Ψpgø:$$Î/ (#ρãϱ÷0r&uρ (#θçΡt“øtrB Ÿωuρ (#θèù$sƒrB Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka mengukuhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S Fushilat [41] :30)95 Selain itu dengan rasa syukur atas segala karunia yang Tuhan berikan kepada seseorang, maka membuat diri seseorang selalu merasa bahagia pada setiap harinya. seseorang menjadi orang yang tak pernah mengeluhkan suatu hal, dapat menempatkan dirinya pada porsi yang sesungguhnya, menghargai dirinya sendiri dengan apapun bentuk kekurangan dan kelebihannya. Dengan bersyukur maka seseorang akan selalu merasa bahagia, dan kebahagiaan yang dirasakan akan terpancar
93
Izzatul Jannah, Everyday is Pe De, 9. Muhammad Nazhif Masykur, Living Smart (Yogyakarta: Pro-You, 2007), 201. 95 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 383. 94
49
pada sikap kesehariannya, dan akan membuatnya selalu tersenyum.96 Maka dari itu seseorang harus belajar bersyukur atas apapun yang dialami dan percaya bahwa Tuhan pasti menginginkan yang terbaik untuk hidupnya. Pada dasarnya manusia memiliki watak jenuh, tidak sabar menghadapi cobaan dan tidak bersyukur ketika mendapat nikmat. Jika ditimpa kesusahan berupa kemiskinan, sakit atau ketakutan ia sangat berkeluh kesah, bahkan terkadang ia dikuasai oleh perasaan putus asa.97 Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Ma’arij ayat 1923 sebagai berikut:
çösƒø:$# 絡¡tΒ #sŒÎ)uρ ∩⊄⊃∪ $Yãρâ“y_ •¤³9$# 絡¡tΒ #sŒÎ) ∩⊇∪ %æθè=yδ t,Î=äz z≈|¡ΣM}$# ¨βÎ) ∩⊄⊂∪ tβθßϑÍ←!#yŠ öΝÍκÍEŸξ|¹ 4’n?tã öΝèδ tÏ%©!$# ∩⊄⊄∪ t,Íj#|Áßϑø9$# āωÎ) ∩⊄⊇∪ $¸ãθãΖtΒ Artinya: “Sesungguhnya manusia diciptakan (dengan tabiat) suka berkeluh kesah serta kikir, jika ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Dan jika mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat dan tetap mengerjakan shalatnya”. (QS. al-Ma’arij [70]: 19-23) 98 Pada saat manusia mengalami gangguan baik dari dalam maupun dari luar dirinya, manusia membutuhkan sarana untuk mengatasi permasalahan, salah satu sarana yang diberikan oleh Allah adalah lewat shalat. Shalat itu sendiri ada yang hukumnya wajib yaitu shalat lima waktu (shubuh, dhuhur, ashar, maghrib, dan isya’) dan ada juga yang hukumnya sunah, ada bermacam-macam shalat sunah yang diberikan kepada manusia 96
Izzatul Jannah, Everyday, 39-40. Hilmi al-Khuli, Menyingkap Rahasia Gerakan-gerakan Shalat (Yogyakarta: Diva Pres, 2007), 199. 98 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 454. 97
50
disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya ketika bingung memilih ada shalat sunah istikharah, mempunyai keinginan kuat ada shalat tahajjud dan shalat hajat.99 Adapun shalat sebagai sarana memohon pertolongan seperti yang telah Allah firmankan dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 45-46 sebagai berikut:
tÏ%©!$# ∩⊆∈∪ tÏèϱ≈sƒø:$# ’n?tã āωÎ) îοuÎ7s3s9 $pκ¨ΞÎ)uρ 4 Íο4θn=¢Á9$#uρ Îö9¢Á9$$Î/ (#θãΖŠÏètFó™$#uρ ∩⊆∉∪ tβθãèÅ_≡u‘ ϵø‹s9Î) öΝßγ‾Ρr&uρ öΝÍκÍh5u‘ (#θà)≈n=•Β Νåκ¨Ξr& tβθ‘ΖÝàtƒ Artinya: “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat (yaitu orang yang menjadikan sabar dan shalat sebagai media pertolongan), kecuali orang-orang yang khusyu’. (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(QS. al-Baqarah: 45-46 )100 Kesedihan, ketakutan, kecemasan dan rasa sakit merupakan hal yang bisa disikapi dengan baik oleh orang yang shalat. Sebab jiwanya telah memiliki jalinan yang kuat dengan Allah SWT di dalam shalatnya.101 Bila seorang muslim berfikir bahwa, di dalam shalatnya ia sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah SWT, maka haruslah ia melakukannya dengan khusyuk jiwa dan hati yang tenang. Maka shalat menjadi jalinan yang bersinar yang dapat melepas segala kesulitan dan kesusahan. Shalat merupakan sarana utama bagi seorang hamba yang sedang meminta kepada Tuhannya, maka dengan shalat itu ia meminta dari
99
Sentot Haryanto, Psikologi Shalat (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005), 162-163. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 7. 101 Hilmi al-Khuli, Menyingkap Rahasia, 201. 100
51
Allah SWT agar dijauhkan dari bencana, dimurahkan rizkinya, dan permintaan-permintaan lain yang tiada henti-hentinya.102 Shalat merupakan tasbih, do’a dan bacaan al-Qur’an. Allah SWT telah memerintahkan untuk bertasbih di dalam al-Qur’an surat Qaf ayat 39-40:
È≅ø‹©9$# zÏΒuρ ∩⊂∪ É>ρãäóø9$# Ÿ≅ö6s%uρ ħôϑ¤±9$# Æíθè=èÛ Ÿ≅ö6s% y7În/u‘ ωôϑpt¿2 ôxÎm7y™uρ ∩⊆⊃∪ ÏŠθàf¡9$# t≈t/÷Šr&uρ çµósÎm7|¡sù Artinya: “Dan bertasbihlah sambil memuji Tuhanmu sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam(nya) dan bertasbihlah kamu kepada-Nya di malam hari di setiap selesai shalat.(Q S. Qaf: 3940) 103 Keadaan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika hamba sedang sujud. Allah sedang melihat keadaannya, mendengarkan tasbihnya dan pujiannya, melihat kekhusu’an dan ketertundukannya. Sehingga Allah SWT menolongnya atas segala kesusahan yang menimpanya atas segala sakit yang dideritanya, beban yang ada di pundaknya, kegelapan yang meliputi hatinya, bencana yang menimpanya, Allah SWT tidak akan menutup pintu-Nya untuk semua orang yang bermaksud mencari kebahagiaan.104 Salah satu efek dzikir (ingat kepada Allah) adalah memberikan ketenangan, ketentraman, tidak cemas, stress atau depresi.105 Sedangkan do’a disunahkan dalam setiap waktu, untuk menghilangkan keresahan dan kecemasan serta memperoleh kesehatan, 102
Ibid., 167-169. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 417. 104 Hilmi al-Khulli, Mengungkap Rahasia, 175-178. 105 Sentot Haryanto, Psikologi Shalat, 177. 103
52
atau untuk keinginan-keinginan lainnya. Namun do’a pada saat shalat lebih baik karena di dalam shalat seseorang hamba sedang mengadakan jalinan ruhiyah dengan Tuhannya, saat itu hati dalam keadaan khusu’, konsentrasi dan sadar.106 Shalat adalah tiang agama. Oleh karena itu Allah SWT menghubungkan shalat dengan keberuntungan orang muslim yang menaiki tangga keimanan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun ayat 1-2. sebagai berikut:
∩⊄∪ tβθãèϱ≈yz öΝÍκÍEŸξ|¹ ’Îû öΝèδ tÏ%©!$# ∩⊇∪ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$# yxn=øùr& ô‰s% Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusu’ dalam sembahyang. (QS. al-Mu’minun:1-2)107 Dapat memiliki kebugaran dan kesehatan merupakan salah satu keberuntungan, merasa bahagia, tentram dan tenang adalah kebahagiaan. Jauh dari fakor-faktor ketegangan, kesusahan dan tekanan jiwa maupun mental, juga merupakan keberuntungan. Rasa percaya diri merupakan salah satu hal penting yang diperlukan dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan persaingan seperti sekarang ini. Karena rasa percaya diri ternyata bisa membawa peluang menuju kesuksesan yang diimpikan. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam menumbuhkan kepercayaan diri, yaitu:108 a. Mengintensifkan perilaku ibadah
106
Hilmi al-Khuli, Menyingkap Rahasia, 185. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 273. 108 Ahmadi sofyan, Succes On Writing (Jombang: Alfa Media, 2005), 27. 107
53
b. Optimis akan mencapai kesuksesan. c. Tidak takut untuk memulai atau mencoba sesuatu yang diyakini akan menghasilkan sesuatu yang positif. d. Yakin bahwa Tuhan tidak akan merubah hamba-Nya kecuali hambaNya berusaha untuk melakukan perubahan terlebih dahulu. Selain hal-hal tersebut di atas terdapat cara-cara lain yang bisa digunakan untuk menumbuhkan percaya diri, yaitu:109 a. Belajar tentang Islam lebih mendalam Islam memiliki norma-norma yang jelas dalam menghadapi kehidupan dan tantangan kehidupan. Seseorang yang awalnya tak percaya diri, ketika ia memutuskan belajar tentang islam dan mengetahui bagaimana menghadapi hidup ini maka ia akan menjadi pribadi yang percaya diri. b. Berfikir positif Informasi yang masuk ke diri kita perlu diatur demi mendapatkan output sesuai harapan. Hal ini dimaksudkan agar kita tidak mudah percaya tentang penilaian negatif terhadap diri kita, sehingga merusak konsep diri kita. Berikut ini cara-cara agar dapat berfikir positif terhadap diri sendiri, yaitu: 1) Jujur pada diri sendiri 2) Sadar akan keunikan diri sendiri
109
Izzatul Jannah, Everyday Is Pe De, 32-36.
54
3) Sadar bahwa hidup ini menyenangkan dan diciptakan banyak peluang bagi seluruh makhluk Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an surat alBaqarah ayat 212 sebagai berikut:
∩⊄⊇⊄∪ 5>$|¡Ïm ÎötóÎ/ â!$t±o„ tΒ ä−ã—ötƒ ª!$#uρ Artinya: “Dan Allah SWT memberi rezeki pada orang yang dikehendakinya tanpa batas”. (QS. Al-Baqarah: 212).110 c. Jadilah sahabat bagi dirimu. Kebesaran seseorang terletak pada seberapa besar penerimaan mereka terhadap dirinya sendiri. Menurut Stephanie Barrat dan Gode Troy yang dikutip oleh Izzatul Jannah menyebutkan beberapa kiat untuk menjaga penerimaan terhadap diri sendiri.111 1) Membuat daftar keberhasilan 2) Bersikap optimis, orang yang sukses akan selalu menghitung keberhasilan, bukan kegagalan. 3) Mengubah sikap terhadap kegagalan. 4) Tidak lagi melihat kegagalan. Dalam artikelnya Mudzakir terdapat enam teori tentang bagaimana membangun percaya diri, yaitu:112 1) Membaca diri dari sisi percaya diri secara menyeluruh. 2) Menulis hasil atau kesimpulan dari membaca diri.
110
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, 25. Izzatul Jannah, Everyday, 35. 112 http://mudzakir.mutiply.com/journal/item/5/Percaya-Diri. Diakses 4 April 2008. 111
55
3) Menetapkan target-target realistik untuk maju. 4) Menetapkan program konkrit menuju target. 5) Pengalaman dan evaluasi yang ketat. 6) Tidak pasrah pada kegagalan, bila jatuh bangkit lagi. Percaya diri yang dimiliki oleh seseorang adalah kesuksesan dalam hidupnya. Percaya diri dan tidak ragu-ragu adalah perasaan yang muncul dari diri seseorang itu sendiri. Artinya, percaya diri itu berkaitan langsung dengan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri. Jika seseorang ridha dengan dirinya, maka hati seseorang itu menjadi lapang, sehingga kepercayaan diri seseorang akan bertambah.113 Seseorang harus berani mengambil resiko atau menghadapi dunia ini berdasarkan pemahaman diri obyektif atau membaca diri sendiri, seseorang bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian tidak perlu menghindari setiap resiko melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah ataupun mengatasi resikonya.114 Dengan percaya diri seseorang akan menggeser fokus diri dari jebakan ketakutan akan kegagalan dan kerugian, ke dalam cara pandang yang optimis tentang berbagai kesempatan dan keberhasilan.115 Jika seseorang percaya diri, maka akan lebih memiliki kontrol terhadap situasi dan keadaan yang penting untuk apapun kepentingannya. Dengan percaya diri pula seseorang akan lebih yakin bahwa keseluruhan dirinya akan berfungsi dengan baik. Sehingga seseorang mampu mendorong dirinya 113
M. Nazhif Masykur, Living Smart, 205. Indarai Mastuti, 50 Kiat, 47. 115 Ibid., 61. 114
56
untuk total, maksimal, dan optimal. Dengan semua itu seseorang akan mencapai kemandirian dan kemerdekaan.116 Jalan pertama menuju kesuksesan dalam hidup adalah kesuksesan seseorang dalam mengatur dan berinteraksi dengan dirinya secara efektif. Karena biasanya kegagalan dalam berinteraksi dengan diri menyebabkan kegagalan dalam hidup secara umum bahkan bisa jadi menyebabkan kegagalan di akhirat nanti.117 Terdapat beberapa kaidah umum yang bisa diterapkan dalam perbuatan nyata dalam hidup, sehingga seseorang akan memperoleh manajemen pribadi secara efektif, yaitu :118 a. Melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, memohon pertolongan kepadanya dalam urusan-urusan dunia yang menjadi tanggung jawabnya. b. Penuhilah hati dengan rasa optimis dan yakin akan kesuksesan dengan izin Allah SWT. c. Biasakan diri dengan tujuan-tujuan mulia dan jelas dalam setiap pekerjaan. d. Biasakan diri untuk membuat rencana bagi berbagai urusan hidup. e. Mengaplikasikan rencana-rencana yang telah dibuat dalam usaha menuju target kepada pekerjaan nyata dan jelas. f. Berhati-hati agar waktu tidak terbuang sia-sia. g. Aturlah segala urusan dengan mencatat waktu kita, komitmen dan biasakan untuk menjaganya. 116
Ibid., 65. Awadh al-Qarny, Metamorfo, 56. 118 Ibid., 57-62. 117
57
h. Lawanlah upaya hati untuk lari dari pekerjaan yang serius dan penting menuju kesenangan-kesenangan dan berfoya-foya terus menerus. i. Jangan lupa bahwa pekerjaan yang ada lebih banyak dari waktu yang tersedia. j. Bertindak segera dan cepat dalam hal yang membawa kebaikan dan manfaat. k. Jadikan mencari kebenaran sebagai kebiasaan l. Hadapi hasil pekerjaan dengan gagah berani, sabar, teguh pendirian, dan penuh tanggung jawab dengan mengembalikan apa yang menimpa kita kepada Allah SWT. m. Jiwa penuh senyum dan ceria tetapi tidak berlebihan n. Jangan terbuai oleh khayalan dan jangan pula terlalu pesimis. Dengan demikian untuk mendapatkan rasa percaya diri, maka harus dimulai dari dalam diri seseorang itu sendiri, dan jika seseorang berhasil memperbaiki kualitas dunia dalamnya, maka dunia luar akan mengikutinya. Jika seseorang sukses dengan berhasil meraih percaya diri, maka kesuksesan juga akan terjadi pada dunia luarnya, jika seseorang berhasil meraih percaya diri, maka seseorang berpeluang besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan diri pribadi, kehidupan sosial, kehidupan pendidikan, dunia karir, dan dunia bisnis.
58
BAB III TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umun Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya MTs Ma’arif al-Basyariyah MTs al-Basyariyah didirikan pada tahun 1978 yang dilatarbelakangi oleh keinginan masyarakat yang ingin mendirikan sekolah menengah untuk mendidik generasi muda dalam pendidikan agama. Kemudian, karena MTs al-Basyariyah merupakan lembaga pendidikan Ma’arif NU cabang Ponorogo mengeluarkan surat pengesahan bahwa MTs al-Basyariyah Lengkong berdiri pada Tanggal 1 Juni 1978 dengan no Surat: 15/MT/78/82, pada saat itu yang menjabat sebagai kepala sekolah pertama adalah Bapak Mustaqim. Adapun yang mempelopori berdirinya madrasah tersebut adalah orang-orang yang pada saat itu aktif dalam pengembangan keagamaan di desa Lengkong di antaranya adalah: Kyai Nurwakhid, H. Djasim Nahrowi, Mustaqim, Sugiono, Masturi, Moh. Badri Syakur dan Sjahwan. Pada mulanya, pelaksanaan belajar mengajar dilakukan pada sore hari di rumah-rumah penduduk yang memiliki kepedulian. Kemudian sempat berpindah ke serambi masjid dan selanjutnya bergabung dengan MI. Dalam perkembangannya, masyarakat dan pendidiknya mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap madrasah, karena proses pembelajaran tidak berhasil maksimal. Akhinya, para pelopor, para Wali murid, dan para anggota masyarakat sekitar sepakat untuk membeli tanah untuk mendirikan gedung madrasah. Dari pihak lembaga ingin membeli 58 tetapi akhirnya tanah tersebut tanah seluas 1400 m2 milik H. Kusen, 119 diwakafkan. 2. Letak Geografis MTs Ma’arif al-Basyariyah terletak di daerah pedesaan tepatnya di desa Lengkong kecamatan Sukorejo, atau sekitar 5 km arah utara kota Ponorogo. MTs Ma’arif al-Basyariyah berada di daerah pedesaan yang dikelilingi perumahan penduduk dan persawahan. Di sekitar gedung tidak terdapat pabrik atau industri sehingga alamnya masih sangat mendukung terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar. Gedung madrasah dibangun di atas tanah seluas 1400 m2, sebelah utara berbatasan dengan persawahan, sebelah barat dan timur berbatasan dengan perumahan penduduk, sedang sebelah selatan berbatasan dengan gedung MI Ma’arif Lengkong.
119
Lihat Transkrip Wawancara nomor: 20/12-W/F-5/21-III/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian.
59
Di samping itu, gedung MTs Ma’arif al-Basyariyah jauh dari kebisingan lalu lintas kendaraan, sehingga keadaan tersebut sangat mendukung pelaksananaan proses belajar mengajar.120 3. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu bagan tatanan dalam suatu lembaga atau badan perkumpulan tertentu dalam menjalankan roda organisasi. Demikian halnya dengan bentuk program kerja MTs Ma’arif al-Basyariyah yang dijalankan sekolah berdasarkan program-program yang telah disusun dalam struktur organisasi madrasah. Struktur organisasi ini dibuat dengan harapan tugas yang telah dibebankan sesuai dengan jabatan dan tanggung jawabnya masing-masing dapat dilaksanakan dengan baik dengan adanya koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaannya. Sehingga madrasah tidak tumpang tindih untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah berdasarkan program-program yang disusun dalam organisasi madrasah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran.121 4. Keadaan Guru dan Siswa Dalam pembelajaran, guru adalah sebagai salah satu faktor yang mendukung terjadinya proses belajar. Guru merupakan seorang pendidik yang secarara administratif bertanggung jawab atas terselenggaranya proses belajar mengajar serta berkewajiban membimbing dan mengarahkan anak didik mencapai tujuan yang diharapkan.122 Yang dimaksud murid adalah mereka yang secara resmi menjadi murid di MTs Ma’arif al-Basyariyah dan terdaftar dalam buku induk sekolah. Adapun pada saat pelaksanaan penelitian ini jumlah murid yang ada di tahun pelajaran 2007/2008 adalah sebanyak 108 siswa.123 5. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana merupakan komponen yang ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran. Pada masing-masing lembaga pendidikan dan pengajaran akan dapat mencapai tujuannya apabila sarana dan prasananya mendukung. Sarana dan prasarana di MTs Ma’arif al-Basyariah dapat dilihat dalam lampiran.124 120
Lihat Transkrip Observasi nomor: 01/O/F-4/19-II/2008 dalam lampiran laporan hasil
penelitian.
121
Lihat Transkrip Dokumentasi nomor: 01/D/17-III/2008 dalam lampiran laporan hasil
penelitian.
122
Lihat Transkrip Dokumentasi nomor: 02/D/17-III/2008 dalam lampiran laporan hasil
penelitian.
123
Lihat Transkrip Dokumentasi nomor: 03/D/17-III/2008 dalam lampiran laporan hasil
penelitian.
124
penelitian.
Lihat Transkrip Dokumentasi nomor: 04/D/17-III/2008 dalam lampiran laporan hasil
60
6. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi madrasah Terbentuknya insan yang unggul dalam imtaq dan iptek serta berakhalqul karimah. b. Misi madrasah 1) Menumbuh kembangkan sikap dan amaliah keagamaan. 2) Menumbuhkembangkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga madrasah baik dalam prestasi akademik maupun non akademik. 3) Menciptakan calon tenaga terampil yang proporsional. 4) Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan tututan masyarakat, perkembangan jaman serta sesuai dengan potensi yang dimiliki peserta didik. 5) Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan komite madrasah. 6) Menciptakan lingkungan madrasah yang sehat, bersih, dan indah. c. Tujuan madrasah 1) Mensukseskan pendidikan dasar 9 tahun. 2) Mengantarkan peserta didik menjadi insan yang beriman dan bertakwa, menguasai iptek, dan berakhlaqul karimah. 3) Memberi bekal pengetahuan, pengalaman, dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
61
4) Meningkatkan kualitas sikap dan amaliyah keagamaan Islam warga madrasah. 5) Meningkatkan kepedulian warga madrasah terhadap lingkungan madrasah. 6) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana dan fasilitas pendukung peningkatan prestasi.125
B. Deskripsi Data 1. Pelaksanaan Shalat Sunah Berjamaah dan Ziarah Kubur a. Pelaksanaan Shalat sunah berjamaah Dalam melaksanakan shalat, terutama shalat wajib itu tentunya terdapat tata cara dan waktu tertentu yang ditetapkan. Demikian juga dalam melaksanaan shalat sunah juga terdapat tata cara dan waktu yang dapat digunakan untuk melaksanakannya. Pelaksanaan shalat sunah berjamaah di MTs Ma’arif al-Basyariyah dilaksanakan pada waktu malam hari setelah shalat isya’, dan dilaksanakan dua kali dalam seminggu yaitu pada hari jum’at dan hari senin. Kegiatan ini khusus dilaksanakan untuk kelas IX karena mereka akan melaksanakan ujian akhir, sedangkan bagi kelas yang lain apabila ingin mengikuti juga
125
penelitian.
Lihat Transkrip Dokumentasi nomor: 05/D/17-III/2008 dalam lampiran laporan hasil
62
diperbolehkan. Keterangan tersebut di atas berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Drs. Sumani sebagai berikut: 126 Shalat sunah yang dikerjakan adalah shalat taubat, dan shalat hajat. Shalat taubat dilaksankan untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Sedangkan shalat hajat dilaksanakan dengan maksud bahwa Allah SWT akan mengabulkan permohonan (hajat) yaitu lulus ujian. Kegiatan ini dilaksanakan 4 bulan sebelum pelaksanaan ujian nasional. Pelaksanaannya yaitu 2 kali dalam seminggu pada hari Jum’at dan Senin malam. Selain kegiatan tersebut terdapat lagi kegiatan ziarah kubur kekuburan tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Lengkong khususnya dan di Ponorogo pada umumnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan khusus bagi kelas IX karena mereka akan menghadapi ujian akhir. Sedangkan bagi kelas yang lain apabila ingin mengikuti kegiatan tersebut juga diperbolehkan.
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada 28 April yang menjadi imam shalat adalah bapak kepala sekolah, selama pelaksanaan shalat sunah berjamaah siswa terlihat lebih disiplin dan tenang. Setelah selesai menjalankan shalat mereka berdzikir, berdo’a bersama, dan bersujud. Setelah itu untuk mengakhirinya mereka saling bersalam-salaman. Sambil berbenah-benah untuk pulang mereka saling mengobrol
mencari
informasi,
dan
bertukar
fikiran
tentang
pelaksanaan ujian dengan para alumni.127 Dalam pelaksanaan shalat sunah berjama’ah siswa-siswi bersama-sama melakukan pertemuan yang tentunya dalam pertemuan ini berbeda sekali dengan saat mereka berada di kelas. Dalam pertemuan ini mereka melaksanakan ibadah shalat sunah dan berdo’a secara bersama-sama agar mereka mampu melaksanakan ujian dengan baik dan berhasil sesuai harapan. Selain itu mereka mendapatkan
126 Lihat transkrip wawancara nomor: 01/1-W/F-1/19-II/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini 127 Lihat transkrip observasi nomor: 03/O/F-1/28-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
63
informasi-informasi baru dari sekolah maupun luar sekolah yang membantu mereka lebih siap dan lebih percaya diri dalam menghadapi ujian nanti. Sebab dalam kegiatan tersebut selain siswa-siswi juga diikuti oleh sebagian masyarakat sekitar masjid, alumni dari MTs Ma’arif al-Basyariyah, dan juga diikuti oleh siswa-siswi madrasah ibtida’iyah kelas VI yang juga akan melaksanakan ujian akhir. Sebagaimana hasil wawancara dengan Bpk. Sugiharto berikut ini: 128 Pelaksanaan shalat sunah berjamaah yang dilaksanakan di masjid dekat Madrasah adalah dengan shalat sunah berjamaah yang dilaksanakan pada malam hari dan dua kali dalam seminggu itu, siswa-siswi bersama-sama melakukan pertemuan yang tentunya dalam pertemuan ini berbeda sekali dengan saat mereka berada di kelas. Dalam pertemuan ini mereka bersama-sama melaksanakan ibadah shalat sunah dan berdo’a bersama-sama agar mereka mampu menghadapi dan melaksanakan ujian dengan baik dan berhasil sesuai harapan. Selain itu mereka mendapatkan informasi-informasi baru dari sekolah maupun luar sekolah yang membantu mereka lebih siap atau lebih percaya diri dalam menghadapi ujian nanti. Sebab dalam kegiatan tersebut selain siswa-siswi juga diikuti oleh sebagian masyarakt sekitar masjid. Alumni dari MTs Ma’arif al-Basyariyah, dan juga diikuti oleh siswasiswi Madrasah Ibtida’iyah kelas VI yang juga akan melaksanakn ujian akhir.
Keterangan tersebut juga diperkuat dengan keterangan salah satu siswi bahwa dalam pelaksanaan shalat sunah berjamaah juga diikuti oleh alumni dari Madrasah, ini merupakan kesempatan untuk memperoleh informasi tentang pelaksanaan ujian.129 Dalam melaksanakan shalat sunah berjama’ah siswa-siswi terlihat disiplin dan tenang, berbeda sekali saat mereka berada di lingkungan kelas. Setelah pelaksanakan shalat berjama’ah siswa-siswi tampak
128 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 09/7-W/F-2/23-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 129 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 18/14-W/F-6/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
64
mengobrol dengan para alumni madrasah yang juga ikut melaksanakan shalat sunnah berjama’ah untuk berbagi informasi pengalaman.130 Selain hal tersebut, menurut salah satu siswa dengan adanya keyakinan bahwa dengan melaksanakan shalat sunah berjama’ah, maka do’a-do’a yang dipenjatkan akan lebih dikabulkan oleh Allah SWT.131 Dalam pelaksanaan kegiatan ini tidak lepas dari faktor penghambat, adapun yang menjadi faktor penghambat dalam pelaksanaan shalat sunah berjamaah menurut bapak Sugiharto yang merupakan salah satu guru agama yang ikut aktif dalam kegiatan shalat sunah berjama’ah di MTs Ma’arif al-Basyariyah, adalah sebagai berikut: 132 Dalam pelaksanaan shalat sunah berjamaah bagi siswa-siswi kadangkadang tidak bisa mengikuti kegiatan karena transportasi yang kurang mendukung, misalnya bagi mereka yang kebetulan bertempat tinggal jauh dengan madrasah dan tidak adanya transportasi, mereka akan kesulitan untuk datang kelokasi. Selain itu mengenai waktu pelaksanaan malam hari membuat siswi-siswi yang bertempat tinggal jauh khususnya takut untuk keluar malam tanpa ditemani. Dari kendalakendala tersebut bisa diatasi dengan cara diantar oleh walinya dan juga denga berangkat secara berkelompok sehingga akan membuat siswisiswi khususnya lebih berani menempuh perjalanan kelokasi.
Ketika peneliti berperan serta dalam kegiatan shalat sunah berjamaah, peneliti melihat siswi yang datang diantar oleh orang
130
Lihat Transkrip Observasi nomor: 03/O/F-2/28-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 131 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 19/15-W/F-6/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 132 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 10/7-W/F-2/23-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
65
tuanya ke lokasi pelaksanaan shalat sunah berjamaah.133 Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan salah satu siswi, bahwa yang menjadi penghambat dalam pelaksanaan shalat sunah berjamaah di sekolah adalah kadang-kadang kalau tidak ada teman untuk pergi ke lokasi ia merasa takut, tetapi dapat diatasi kalau diantar oleh keluarga. Hasil wawancara dengan Tri Mahmudah, sebagai berikut: 134 Penghambatnya, kadang-kadang kalau tidak ada teman untuk pergi ke lokasi saya merasa takut, tetapi dapat diatasi kalau saya diantar oleh keluarga.
Demikian juga menurut Indah Lestari, kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam hari, kadang-kadang membuatnya merasa takut untuk menempuh perjalanan ke lokasi, selain itu trasportasi yang kurang mendukung dan munculnya kekhawatiran orang tua pada dirinya sehingga mereka ragu untuk mengizinkan kepergiannya. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut: 135 Kegiatan tersebut dilaksanakan pada malam hari, kadang-kadang saya merasa takut untuk menempuh perjalanan ke lokasi, selain itu trasportasi yang kurang mendukung dan munculnya kekhawatiran orang tua pada diri saya, sehingga mereka ragu untuk mengizinkan kepergian saya.
b. Pelaksanaan ziarah kubur Ziarah kubur dilaksanakan pada hari minggu tanggal 20 April 2008. Pada pukul 07.00 WIB siswa-siswi sudah berkumpul di 133
Lihat transkrp observasi nomor: 05/O/F-1/2-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 134 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 18/14-W/F-6/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 135 Lihat Transkrip Wawancara nomor:17/13-W/F-6/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
66
madrasah dengan menggunakan pakaian muslim. Mereka menuju ke lokasi ziarah dengan menggunakan bis. Lokasi pertama yang dituju adalah Desa Sewulan Madiun yang merupakan makam Eyang Basyariyah penyebar agama Islam di Desa Lengkong, yang kedua ke makam Batorokatong, dan yang terakhir ke makam Kiyai Hasan Besari yang berada di Tegalsari Jetis Ponorogo. Ketika murid-murid berada di lokasi pekuburan, mereka merasa khidmat atau meresapi bacaanbacaan yang mereka ucapkan. Dan sebelum mereka masuk ke pekuburan mereka dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu di lokasi-lokasi ziarah kubur tersebut mereka lebih bisa menata diri dan menjalankan atau mematuhi adab-adab ketika zairah kubur. Selain murid-murid kelas IX, kegiatan ini juga diikuti oleh sebagian besar guru-guru di MTs Ma’arif al-Basyariyah. 136 Sesampainya di pintu pekuburan mereka mengucapkan salam yang dipimpin oleh bapak Badri Syakur. Setelah itu mereka duduk dengan rapi disekitar pekuburan dan membaca tahlil dan do’a secara bersama-sama, yang juga dipimpin langsung oleh Bapak Badri Syakur. Setelah selesai membaca tahlil dan do’a mereka keluar dari lokasi pekuburan secara rapi dan tenang.137 Menurut bapak kepala sekolah yaitu bapak Drs. Sumani pelaksanaan ziarah kubur berjalan dengan lancar. Ketika murid-murid
136 Lihat transkrip observasi nomor: 02/O/F-2/20-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 137 Lihat transkrip observasi nomor: 02/O/F-1/20-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
67
berada di lokasi pekuburan, mereka merasa khidmat atau meresapi bacaan-bacaan yang mereka ucapkan. Dan sebelum mereka masuk ke pekuburan mereka dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu di lokasi-lokasi ziarah kubur tersebut mereka lebih bisa menata diri dan menjalankan atau mematuhi adab-adab ketika zairah kubur. Selain murid-murid kelas IX, kegiatan ini juga diikuti oleh sebagian besar guru-guru di MTs Ma’arif al-Basyariyah. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut: 138 Alhamdulillah kegiatan ziarah kubur kemarin berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan dan perencanaan, lokasi pertama yang kami tuju adalah ke desa Sewulan Madiun yang merupakan makam Eyang Basyariyah penyebar agama Islam di Desa Lengkong, yang kedua ke makam Batorokatong, dan yang terakhir ke makam Kiyai Hasan Besari yang berada di Tegalsari Jetis Ponorogo. Ketika murid-murid berada di lokasi pekuburan, mereka merasa khidmat atau meresapi bacaan-bacaan yang mereka ucapkan. Dan sebelum mereka masuk ke pekuburan mereka dianjurkan untuk berwudhu terlebih dahulu di lokasi-lokasi ziarah kubur tersebut mereka lebih bisa menata diri dan menjalankan atau mematuhi adab-adab ketika zairah kubur. Selain murid-murid kelas IX, kegiatan ini juga diikuti oleh sebagian besar guruguru di MTs Ma’arif al-Basyariyah.
Demikian
juga
menurut
Ibu
Nurul
Badriyah,
Dalam
pelaksanaan ziarah kubur pada hari minggu (20 April 2008) alkhamdulillah tidak ada kendala apa-apa, semuanya berjalan sesuai rencana. Malahan kegiatan tersebut dapat diikuti oleh sebagian besar guru-guru, dan dari seluruh siswa kelas IX, hanya satu siswi saja yang tidak dapat mengikuti ziarah kubur..139 Siswa-siswi pun sebelumnya lebih mempersiapkan diri dengan berwudhu, dan sebagian membawa
138 Lihat transkrip wawancara nomor: 06/1-W/F-4/8-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 139 Lihat Transkrip Observasi nomor: 02/O/F-2/20-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
68
perlengkapan yaitu tasbih. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut: 140 Dalam pelaksanaan ziarah kubur pada hari minggu kemarin alkhamdulillah tidak ada kendala apa-apa, semuanya berjalan sesuai rencana. Malahan kegiatan tersebut dapat diikuti oleh sebagian besar guru-guru, dan dari seluruh siswa kelas IX hanya satu siswi saja yang tidak dapat mengikuti ziarah kubur. Dilokasi pekuburan siswa-siswi lebih tampak disiplin dan menjaga diri. Ketika membaca do’a-do’a terasa lebih khidmat. Siswa-siswi tampak lebih meresapi do’a-do’a yang diucapkan. Siswa-siswi pun sebelumnya lebih mempersiapkan diri dengan berwudhu, dan sebagian membawa perlengkapan yaitu tasbih.
Pernyataan-pernyataan di atas diperkuat oleh Solekah yang merupakan salah seorang siswi yang juga ikut melaksanakan ziarah kubur. Bahwa menurutnya tidak ada penghambat dalam pelaksanaan ziarah kubur. Semua berjalan dengan baik sesuai rencana.141
2. Self Confident Siswa Kelas IX Sebelum Pelaksanaan Shalat Sunah Berjamaah dan Ziarah Kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah Bagi siswa-siswi kelas IX ketika pertama mendengar ketentuan ujian begitu memberatkan fikiran mereka yaitu dengan bertambahnya nilai minimal yang harus mereka capai dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, serta bertambahnya materi ujian nasional. Dari ketentuan tersebut siswa-siswi merasa takut, resah, gelisah, dan khawatir kalau mereka tidak lulus dalam ujian. Hal tersebut merupakan hasil wawancara dengan Drs. Nurul Badriyah sebagai berikut: 142
140
Lihat Transkrip Wawancara nomor: 08/6-W/F-2/23-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 141 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 14/10-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 142 Lihat transkrip wawancara nomor: 07/5-W/F-3/23-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
69
Pada awalnya ketika siswa-siswi mendapat informasi bahwa untuk mencapai kelulusan siswa-siswi harus mencapai nilai minimal yang telah ditentukan. Dan juga untuk ujian kali ini bagi yang tidak lulus tidak akan ada remedial sehingga mereka harus mengulang kembali selama satu tahun, dan juga penambahan materi ujian nasional. Kondisi tersebut membuat sebagian dari siswa-siswi merasa takut, dan membebani fikiran mereka.
Dari kondisi di atas, maka diperlukan usaha secara lahir dan batin agar siswa-siswi kelas IX mampu melaksanakan ujian dengan baik. Dari hal tersebut maka dari pihak sekolah mengajak siswa untuk melaksanakan shalat sunah berjama’ah dan ziarah kubur agar siswa lebih mendekatkan diri dan memohon pertolongan kepada Allah SWT, memperdalam materi ujian, dan menambah jam pelajaran untuk materi ujian. Kegiatan tersebut disambut baik oleh siswa-siswi kelas IX khususnya. Terlihat dari ungkapan mereka bahwa fikiran mereka terasa lebih dingin (fresh), lebih yakin dalam mengerjakan soal, dan hati menjadi lebih damai. Merupakan hasil wawancara dengan Endar Fitriana sebagai berikut:143 Dengan melaksanakan shalat sunah berjama’ah fikiran saya menjadi lebih frees dan jernih, karena sebelumnya saya merasa takut, khawatir dalam menghadapi ujian nanti. Selain itu saya merasa lebih yakin dalam mengerjakan soal-soal latihan karena saya merasa lebih pasrah kepada Allah SWT, maksudnya sebelum menjawab soal saya berdo’a terlebih dahulu agar jawaban saya benar, sebelumnya tentunya saya berusaha memecahkan masalah dalam soal tersebut.
Selain itu dengan melaksanakan shalat sunah berjama’ah siswa dapat merasakan perbedaan dibandingkan shalat sendirian, merasa lebih khusu’ dan meresapi shalat-shalat yang dilakukan, serta merasakan kebersamaan dalam memohon kepada-Nya. Sehingga menjadi lebih yakin dengan dirinya karena merasa Allah SWT bersama dan akan memberikan jalan kepadanya agar nanti bisa lulus dengan baik. Keterangan di atas
143
Lihat transkrip wawancara nomor: 12/8-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
70
merupakan hal-hal yang dapat dirasakan oleh Eka Puji Wahyuni yang terkait dengan pelaksanaan shalat sunah berjamaah. Berdasarkan hasil wawancara sebagai berikut: 144 Saya merasakan kebersamaan dalam memohon kepadaNya. Sehingga saya menjadi lebih yakin dengan diri saya, karena saya merasa Allah SWT bersama saya dan akan memberikan jalan kepada saya agar nanti saya bisa lulus dengan baik.
3. Peran Shalat Sunah Berjama’ah dan Ziarah Kubur dalam Pengembangan Self Confident Siswa Kelas IX di MTs Ma’arif alBasyariyah a. Peran shalat sunah berjama’ah dalam pengembangan self confident siswa kelas IX. Pelaksanaan shalat sunah berjama’ah dapat membantu siswa secara batin untuk dapat melaksanakan ujian dengan baik. Adapun peran shalat sunah berjama’ah yang telah dilaksanakan adalah mampu membuat siswa-siswi terdorong untuk berani menghadapi tantangan pada ujian nasional nanti, dan juga membuat mental mereka lebih kuat karena mereka merasa bahwa Allah SWT selalu bersama mereka dan membantu mereka. Selain itu mereka lebih tekun dan giat berusaha untuk meraih kelulusan dengan banyak belajar, mengurangi waktu bermain dan menonton TV. Dan selain itu siswa mempunyai pegangan diri melalui do’a yang mereka panjatkan kepada Allah SWT dan mengharapkan Allah SWT mendengarkan dan mengabulkan do’a-do’a mereka. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut: 145 Dengan dilaksanakannya shalat sunah berjama’ah mampu membuat siswasiswi terdorong untuk berani menghadapi tantangan pada ujian nasional nanti khususnya, dan juga membuat mental mereka lebih kuat karena 144 Lihat transkrip wawancara nomor: 04/03-W/F-3/07-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 145 Lihat transkrip wawancara nomor: 11/7-W/F-3/23-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
71
mereka merasa bahwa Allah SWT selalu bersama mereka dan membantu mereka. Selain itu mereka lebih tekun dan giat berusaha untuk meraih kelulusan dengan banyak belajar, mengurangi waktu bermain dan menonton TV. Dan selain itu siswa-siswi mempunyai pegangan diri melalui do’a yang mereka panjatkan kepada Allah SWT dan mengharapkan Allah SWT mendengarkan dan mengabulkan do’a-do’a mereka.
Menurut Tri Wulandari munculnya perasaan ragu dalam mencapai kelulusan karena semakin sulitnya ketentuan-ketentuan untuk mencapainya, maka dengan melaksanakan shalat sunah berjama’ah di sekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan ibadah yang dapat membangkitkan rasa percaya dirinya.146 Dan Dengan melaksanakan shalat sunah berjama’ah mampu menghilangkan rasa takut dan khawatir dalam mengahadapi ujian, serta menumbuhkan rasa yakin dalam diri. Merupakan peran dari shalat sunah berjama’ah yang dapat dirasakan oleh Indar Fitriana.147 Sedangkan menurut Nana Setiasih peran yang dirasakan adalah hati menjadi damai karena merasa lebih dekat dengan Allah SWT.148 Lain halnya dengan Lina Vidia Indiati, yaitu ia dapat memohon pertolongan agar diberi kemudahan dalam mencapai kelulusan, merasa lebih dekat dengan-Nya, serta mampu menumbuhkan rasa optimis dalam dirinya. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut: 149 Saya merasa semakin dekat dengan Allah SWT sehingga dihati rasanya semakin tentram. Melalui shalat tersebut saya benar-benar memohon pertolongan dari-Nya agar saya diberi kemudahan dalam mencapai 146
Lihat Transkrip Wawancara nomor: 05/04-W/F-3/07-IV/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 147 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 12/8-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 148 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 15/11-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 149 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 16/12-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
72
kelulusan nanti. Dengan saya merasa semakin dekat dengan Allah SWT itu membuat saya selalu ingat kepadaNya, misalnya saja waktu akan mengerjakan soal-soal dalam belajar saya selalu berdo’a kepadanya dan menemukan jawabannya sehingga saya lebih yakin pada jawaban saya. Maka dari itu saya menjadi lebih pasrah kepada-Nya yang tentunya disertai usaha-usaha yang mendukung saya, misalnya belajar dengan sengguhsungguh, menumbuhkan rasa optimis pada diri saya, ketika rasa takut akan kegagalan muncul semangat saya semakin kuat untuk terus berusaha. Contohnya dalam memecahkan atau menyelesaikan soal-soal yang sulit, saya semakin penasaran untuk mencari jawabannya.
Senada dengan yang diungkapkan oleh Lina, bahwa Indah pun merasa lebih dekat dengan Alah SWT sehingga menjadikan fikiran lebih tenang dan menganggap bahwa ketentuan ujian adalah cobaan dari-Nya dan setiap cobaan yang Allah berikan Allah akan memberikan jalan.150 Sedangkan Arif
N. Fathoni menambahkan
bahwa dengan ingat kepada Allah SWT membuatnya yakin dalam menjawab soal. 151 Sedangkan menurut Tri Mahmudah bahwa dengan merasa lebih dekat, pasrah, memperbanyak ikhtiar dan usaha mampu menumbuhkan sikap optimis dapat melalui ujian akhir dengan baik. Sebagaimana hasil wawancara sebagai berikut: 152 Yang paling penting menurut saya adalah merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan juga lebih pasrah kepada-Nya, memperbanyak ikhtiar dan usaha, sehingga saya lebih optimis dapat melalui ujian akhir dengan baik, Insyaallah. Untuk hasilnya nanti, Tuhan yang akan menentukan. Selain kegiatan shalat sunah berjamaah saya dan sebagian teman-teman juga melaksanakan puasa senin dan kamis agar bisa lebih menahan dan menjaga diri dari hal-hal yang mengganggu saya.
Dari data hasil wawancara yang telah dikemukakan di atas, maka peran shalat sunah berjama’ah yang dapat dirasakan oleh siswa-
150
Lihat Transkrip Wawancara nomor: 17/13-W/F-6/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 151 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 19/15-W/F-6/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 152 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 18/14-W/F-6/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
73
siswi adalah adanya rasa kebersamaan dalam memohon kepada Allah agar diberikan jalan dan kemudahan dalam meraih kelulusan, mampu membangkitkan rasa percaya diri karena lebih dekat dengan Allah SWT,
berani
menghadapi
tantangan,
menguatkan
mental,
menghilangkan rasa takut dan khawatir dalam menghadapi ujian, menumbuhkan rasa yakin dan kedamaian di dalam hati. b. Peran ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX Dari kondisi awal bahwa siswa-siswi kelas IX dihadapkan dengan
ujian
akhir
dengan
ketentuan-ketentuan
yang
cukup
memberatkan mereka, maka diperlukan penguatan secara rohani pada diri mereka. Salah satunya dengan melaksanakan ziarah kubur, mampu menumbuhkan sikap mawas diri, dan termotivasi untuk giat belajar. Sebagaimana hasil wawancara dengan Ibu Nurul Badriyah sebagai berikut: 153 Pada awalnya ketika siswa-siswi mendapat informasi bahwa untuk mencapai kelulusan siswa-siswi harus mencapai nilai minimal yang telah ditentukan. Dan juga untuk ujian kali ini bagi yang tidak lulus tidak ada remedial sehingga mereka harus mengulang kembali selama satu tahun, dan juga penambahan materi ujian nasional. Kondisi tersebut membuat siswasiswi merasa takut, membebani fikiran mereka. Ketika mereka melaksanakan try out hasil yang mereka capai tidak memuaskan. Setelah mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT, salah satunya melaksanakan ziarah kubur, mereka lebih mawas diri, sehingga mereka termotivasi untuk lebih giat belajar. Dan mereka bersandaran hati kepada Allah sehingga membuat hati mereka lebih tenang. Terbukti setelah mereka melaksanakan UAM hasil yang mereka capai cukup memuaskan, dan itu menambah semangat dan percaya diri mereka, karena Allah SWT bersama mereka dan membantu mereka.
153
Lihat Transkrip Wawancara nomor: 07/05-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
74
Sebagaimana hasil wawancara di atas, diperkuat dengan pernyataan Ani Rusdiana Sari, bahwa setelah melaksanakan ziarah kubur ia merasa lebih dekat dengan Allah SWT, dan Ia merasa dengan melihat
kubur-kubur
tersebut
membuatnya
merasa
harus
memanfaatkan waktunya dengan baik. Sesuai dengan hasil wawancara sebagai berikut: 154 Saya merasa lebih dekat dengan Allah SWT ketika saya melihat makammakam yang ada dilokasi waktu itu, dari hal tersebut saya menjadi lebih mengontrol diri saya agar lebih berhati-hati memanfaatkan waktu saya agar tidak terbuang sia-sia. Terutama saat ini saya akan menghadapi ujian akhir dan besar harapan saya untuk lulus ujian. Saya sadar bahwa harapan saya itu akan terwujud kalau saya bisa memanfaatkan waktu saya untuk lebih giat belajar dan lebih banyak mendekatkan diri kepada Allah SWT agar saya lebih kuat dalam menghadapi tantangan dalam ujian nanti, dan saya lebih bertawakal kepada-Nya.
Sedangkan menurut Solekah, bahwa dengan melaksanakan ziarah kubur dapat mengingat kematian. Dengan mengingat kematian membuatnya termotivasi untuk menuntut ilmu yang bermanfaat dan meraih kelulusan. Sebagaimana hasil wawancara dengannya sebagai berikut: 155 Ketika berada dilokasi pekuburan hati saya terasa bergetar, karena suasana disana sangat sakral dan dingin sekali. Saya merasa gemetar disana karena saya ingat dan sadar bahwa manusia yang awalnya diciptakan dari sesuatu yang hina, kemudian diberi penghidupan, kekayaan, pangkat dan lain-lain. Setelah tiba saatnya Allah SWT memanggil kita dengan kematian, yang dalam kematian tersebut tidak membawa pangkat atau harta yang kita peroleh, akan tetapi salah satunya membawa ilmu yang bermanfaat yang kita peroleh. Dari hal-hal tersebut diatas saya lebih termotifasi dan yakin untuk lebih giat dalam mencari ilmu yang bermanfaat dan mampu mencapai kelulusan dalam ujian nanti.
154 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 13/9-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 155 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 14/10-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
75
Demikian juga dengan Nana Setiasih, dengan mengingat kematian melalui ziarah kubur ia merasa lebih mawas diri, menata dan mengontrol aktivitasnya terutama saat-saat seperti ini yaitu menjelang ujian akhir sekolah.156 Pada 2 hari sebelum ujian nasional sebagian siswa mengisi waktunya dengan duduk-duduk sambil bernyanyi untuk menghibur hati mereka agar lebih rileks dalam menghadapi ujian nasional, sebagian siswa yang lain duduk-duduk dengan santai di luar kelas. Sedangkan siswi-siswi banyak menghabiskan waktu di dalam kelas dengan berbagai aktivitas, ada yang belajar sendiri, belajar secara berkelompok dengan diskusi, dan juga ada yang hanya ngobrol.157 Dari kondisi tersebut di atas maka siswa kelas IX lebih terlihat tenang dalam menghadapi ujian nasional dan itu berbeda sekali dengan sikap mereka waktu pertama mendengar ketentuan ujian akhir yaitu merasa gelisah, takut, dan khawatir.
156 Lihat Transkrip Wawancara nomor: 15/11-W/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini. 157 Lihat Transkrip Observasi nomor: 04/O/F-3/03-V/2008 dalam lampiran laporan hasil penelitian ini.
76
BAB IV ANALISA DATA PERAN SHALAT SUNNAH BERJAMA’AH DAN ZIARAH KUBUR DALAM PENGEMBANGAN SELF CONFIDENT SISWA
A. Analisa Data Pelaksanaan Shalat Sunnah Berjama’ah Dan Ziarah Kubur 1. Analisa Data Pelaksanaan shalat Sunnah Berjama’ah Di MTs Ma’arif al-Basyariyah Lengkong shalat sunnah berjama’ah dilaksanakan pada malam hari yaitu setelah shalat Isya’, dan dilaksanakan 2 kali dalam seminggu yaitu pada hari senin dan jum’at. Sedangkan yang menjadi imam dalam shalat tersebut adalah Bapak Moh. Badri Syakur dan Bapak Sjahwan. Apabila beliau tidak dapat hadir untuk memimpin shalat maka langsung digantikan oleh Bapak guru lain yang mengikuti kegiatan tersebut. Selesai menjalankan shalat mereka berdzikir, berdo’a bersama, dan bersujud. Setelah itu untuk mengakhirinya, mereka saling bersalamsalaman. Sambil berbenah-benah untuk pulang mereka saling mengobrol mencari informasi, dan bertukar fikiran tentang pelaksanaan ujian dengan para alumni yang juga mengikuti shalat sunnah berjama’ah. Kegiatan tersebut sudah dilaksanakan selama 4 bulan menjelang ujian akhir. Hal tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Rahman Ritonga, dan Zainuddin dalam bukunya yang berjudul Fiqih Ibadah bahwa shalat berjama’ah banyak mempunyai manfaat yang mendalam. Diantaranya adalah memperlihatkan persamaan, kekuatan barisan, kesatuan bahasa,
78
77
pendidikan untuk mematuhi peraturan-peraturan atau keputusan bersama demi mengikuti pemimpin dan mengarahkan ke satuan tujuan yang maha tinggi, yaitu mencari keridhaan Allah SWT. Melalui shalat berjama’ah akan terbina sikap saling mengenal, saling menasehati dan memberikan pelajaran, tumbuhnya rasa kasih sayang dan tolong menolong atas kebaikan dan takwa. Di samping itu dapat juga memperhatikan orangorang yang lemah, sakit, dan orang yang dalam kesusahan, sehingga persoalan-persoalan mereka dapat diatasi. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan bahwa, shalat sunnah yang dikerjakan adalah shalat taubat, dan shalat hajat. Shalat taubat dilaksanakan untuk memohon ampunan kepada Allah SWT. Sedangkan shalat hajat dilaksanakan dengan maksud bahwa Allah SWT akan mengabulkan permohonan (hajat) dari siswa khususnya yaitu lulus ujian. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imron Suparno bahwa shalat taubat hukumnya sunnah muakkadah artinya sangat ditekankan sekali memohon ampunan lewat shalat, karena doa seseorang mudah diterima apabila disertai dengan shalat atau lebih-lebih di dalam shalat itu sendiri seperti shalat taubat. Dosa-dosa yang dimaksud kalau berhubungan dengan Allah SWT, kalau tidak berhubungan dengan Allah misalnya berhubungan dengan manusia karena menyakiti hatinya, sebaiknya minta maaf lebih dahulu pada orang yang bersangkutan, kemudian baru menunaikan shalat taubat mendekatkan diri kepada Allah SWT, berjanji tidak akan
78
mengulanginya lagi. Sedangkan M. Yasin mengungkapkan bahwa Shalat hajat ialah shalat sunnah yang dikerjakan karena mempunyai hajat agar diperkenankan hajatnya oleh Allah SWT. Sedangkan Imron Suparno menambahkan bahwa keinginan itu bukan keinginan
yang berupa
maksiat, baik itu hajat kepada Allah SWT maupun hajat sesama manusia, atau dalam urusan duniawi maupun ukhrawi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam al-Qur’an Surat AlBaqarah ayat 153 yang berbunyi sebagai berikut:
∩⊇∈⊂∪ tÎÉ9≈¢Á9$# yìtΒ ©!$# ¨βÎ) 4 Íο4θn=¢Á9$#uρ Îö9¢Á9$$Î/ (#θãΨ‹ÏètGó™$# (#θãΖtΒ#u zƒÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mohonlah pertolongan kalian dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya Allah itu menyertai orang-orang yang sabar”. (QS. Al-Baqarah: 153). Dari uraian tersebut di atas, bahwa shalat sunnah yang dikerjakan di MTs Ma’arif al-Basyariyah adalah shalat taubat, dan shalat hajat, dengan maksud memohon ampunan dan memohon agar keinginan siswa kelas IX untuk lulus ujian dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Shalat sunnah berjama’ah dilaksanakan 2 kali dalam seminggu dan dilaksanakan pada malam hari setelah shalat Isya’. Dalam pelaksanaan shalat sunnah secara berjama’ah tersebut siswa dapat saling bertukar fikiran dan berbagi informasi tentang pelaksanaan ujian akhir dengan para alumni yang juga mengikuti kegiatan tersebut. Dengan terbinanya sikap di atas, maka sudah bersesuaian dengan manfaat dari shalat berjama’ah yang diungkapkan oleh Rahman Ritonga dan Zainudin dalam bukunya Fiqih Ibadah bahwa melalui shalat berjama’ah
79
akan terbina sikap saling mengenal, saling menasehati dan memberikan pelajaran, tumbuhnya rasa kasih sayang dan tolong menolong atas kebaikan dan takwa. Di samping itu dapat juga memperhatikan orangorang yang lemah, sakit, dan orang yang dalam kesusahan, sehingga persoalan-persoalan mereka dapat diatasi. 2. Analisa Data Pelaksanaan Ziarah Kubur Di zaman sekarang ini ziarah kubur sangat marak sekali. Orang berbondong-bondong datang mengunjungi makam leluhur dengan berbagai tujuan. Apabila seseorang tidak mengetahui tentang tata cara pelaksanaan ziarah kubur yang benar menurut syari’at maka akan menimbulkan kemusyrikan. Sebagai orang Islam tentunya harus berhati-hati dalam melaksakan ziarah kubur agar tidak menyimpang dari agama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyyah bahwa tidak ada keperluan orang yang hidup kepada yang mati, tidak ada permintaan kepadanya dan tidak ada pengambilan wasilah (perantaraan) dengannya, tetapi dalam ziarah itu terdapat manfaat bagi orang yang telah mati dari orang yang masih hidup, seperti menshalatkannya, dan Allah akan memberi rahmat orang yang mati karena do’a orang yang masih hidup dan kebaikan orang yang masih hidup kepadanya. Dan memberi pahala orang yang mendo’akan ini karena amalnya. Dilihat dari segi tujuannya Hanif Muslih mengungkapkan beberapa tujuan ziarah kubur yaitu, mengambil pelajaran (I’tibar) dari
80
mayit, bahwa seseorang awalnya dibuat dari setetes air yang hina dan tidak ada harganya, kemudian menjadi manusia yang gagah perkasa penuh wibawa, berkuasa dan kaya raya, dan setelah mati manusia tidak mampu berbuat apa-apa di dalam tanah, tidak mempunyai kegagahan sedikitpun. Mengingat akan akhirat, bahwa azab dunia atau yang biasa disebut dengan musibah itu hakikatnya belum seberapa dengan azab di akhirat nanti, pada hari kiamat nanti tidak ada yang bisa menolong kecuali amal dan ilmu yang dimiliki manusia. Apabila mati dan akhirat menjadi pengingat, tentu perbuatannya tidak akan semena-mena, tentu akan banyak pertimbangan, dan akan dipilah dan dipilihnya mana yang bermanfaat baginya kelak. Mohon berkah kepada yang diziarahi, lebihlebih kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, syuhada’, wali dan ulama’, dengan harapan pada hari kiamat kelak mendapatkan syafa’at dan dikumpulkan bersama dengan mereka, berkat ziarah. Pelaksanaan ziarah kubur berjalan dengan baik dan lancar, hanya satu siswi saja yang tidak dapat mengikuti pelaksanaan ziarah kubur. Pada pelaksanaan ziarah kubur ini dapat diikuti oleh sebagian besar guru-guru yang ada di MTs Ma’arif al-Basyariyah. Ketika murid-murid berada di lokasi pekuburan, mereka merasa khidmat atau meresapi bacaan-bacaan yang mereka ucapkan. Dan sebelum mereka masuk ke pekuburan mereka berwudhu terlebih dahulu, di lokasilokasi ziarah kubur tersebut mereka bisa menata diri dan menjalankan atau mematuhi adab-adab ketika zairah kubur dengan bersikap tenang
81
dan disiplin. Sesampainya di pintu pekuburan mereka mengucapkan salam yang dipimpin oleh Bapak Badri Syakur. Setelah itu mereka duduk dengan rapi di sekitar pekuburan, membaca tahlil dan do’a secara bersama-sama, yang juga dipimpin langsung oleh Bapak Badri Syakur. Setelah selesai membaca tahlil dan do’a mereka keluar dari lokasi pekuburan secara rapi dan tenang. Berdasarkan data yang telah diperoleh, pelaksanaan ziarah kubur dapat dilaksanakan dengan baik, hal ini bisa dilihat dari segi adab siswa-siswi selama melaksanakan ziarah kubur berdasarkan keterangan di atas sudah bersesuaian dengan adab-adab dalam pelaksanaan ziarah kubur yang dikemukakan oleh
M. Ridlwan
Qoyyum Sa’id bahwa ketika menuju lokasi pekuburan hendaknya jangan sampai melangkahi kuburan-kuburan lain yang terdapat di sekitar makam yang akan diziarahi, diharamkan kencing, buang air besar atau membuang najis di atas kuburan, ketika hendak memasuki lokasi pekuburan disunnahkan untuk berwudlu dan mengucapkan salam, melepas alas kaki (sandal, bakiyak, sepatu, dan lain-lain), dan tidak duduk di atas kuburan. Demikian juga tentang tata cara pelaksanannya juga sudah bersesuaian dengan yang diungkapkan oleh Hanif Muslih yang dikutip dari kitab Al-Majmu’ sebagai berikut: a. Menghadap ke kubur, saat membaca salam dan bacaan-bacaan lainnya. b. Menghadap kiblat saat berdo’a.
82
c. Boleh ziarah dengan cara berdiri atau duduk. d. Mendekat kepada orang yang diziarahi, karena ziarah kubur pada hakekatnya adalah mendatangi orang yang diziarahi. e. Membaca salam saat akan pulang. Dalam pelaksanaan ziarah kubur siswa-siswi MTs mampu bersikap lebih tenang, disiplin, dan menata diri mereka. Selain itu dalam pelaksanaan ziarah kubur tersebut siswa mampu menjalankan adab-adab dan tata cara ziarah kubur dengan baik.
B. Analisa Data Tentang Self Confident Siswa Kelas IX Sebelum Pelaksanaan Shalat Sunnah Berjama’ah dan Ziarah Kubur di MTs Ma’arif al-Basyariyah Menurut artikelnya Mudzakir, terdapat beberapa tanda seseorang atau individu yang kurang percaya diri, antara lain perasaan takut atau gemetar di saat menghadapi lingkungan atau situasi yang akan dihadapi, perasaan tidak mampu untuk berbuat lebih baik. Demikian juga yang dirasakan oleh siswasiswi MTs Ma’arif al-Basyariyah ketika akan menghadapi ujian akhir. Perasaan itu muncul ketika mendengar ketentuan-ketentuan yang harus dicapai untuk mencapai kelulusan. Ketentuan-ketentuan tersebut membuat peserta didik merasa takut dan khawatir dalam menghadapi ujian akhir, mereka takut kalau tidak dapat lulus ujian. Dari gambaran tersebut di atas maka bisa dikatakan bahwa siswa-siswi di MTs Ma’arif al-Basyaraiyah merasa tidak percaya diri dalam menghadapi ujian akhir.
83
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Muhammad Nazhif Masykur dalam bukunya Living Smart bahwa kepercayaan diri seseorang muncul karena mereka berada dalam kebenaran yang nyata. Kualitas kepercayaan diri berbanding lurus dengan kuatnya hubungan dengan Allah SWT, yakni menyakini Allah SWT selalu bersama, menolong, mendukung dan membelanya. Selain itu kepercayaan diri seorang mukmin muncul dari kemuliaan dalam penyandaran diri sepenuhnya terhadap jalan hidup yang Allah tetapkan. Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut:
(#θèù$sƒrB āωr& èπx6Í×‾≈n=yϑø9$# ÞΟÎγøŠn=tæ ãΑ¨”t∴tGs? (#θßϑ≈s)tFó™$# §ΝèO ª!$# $oΨš/u‘ (#θä9$s% šÏ%©!$# ¨βÎ) ∩⊂⊃∪ šχρ߉tãθè? óΟçFΖä. ÉL©9$# Ïπ¨Ψpgø:$$Î/ (#ρãϱ÷0r&uρ (#θçΡt“øtrB Ÿωuρ Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka mengukuhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut, dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q.S Fushilat [41] :30) Pada saat manusia mengalami gangguan baik dari dalam maupun dari luar dirinya, manusia membutuhkan sarana untuk mengatasi permasalahan, salah satu sarana yang diberikan oleh Allah adalah lewat shalat. Adapun shalat sebagai sarana memohon pertolongan seperti yang telah Allah firmankan dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 45-46 sebagai berikut:
tβθ‘ΖÝàtƒ tÏ%©!$# ∩⊆∈∪ tÏèϱ≈sƒø:$# ’n?tã āωÎ) îοuÎ7s3s9 $pκ¨ΞÎ)uρ 4 Íο4θn=¢Á9$#uρ Îö9¢Á9$$Î/ (#θãΖŠÏètFó™$#uρ ∩⊆∉∪ tβθãèÅ_≡u‘ ϵø‹s9Î) öΝßγ‾Ρr&uρ öΝÍκÍh5u‘ (#θà)≈n=•Β Νåκ¨Ξr&
84
Artinya:
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat (yaitu orang yang menjadikan sabar dan shalat sebagai media pertolongan), kecuali orang-orang yang khusyu’. (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.(QS. al-Baqarah: 45-46 )
Kesedihan, ketakutan, kecemasan dan rasa sakit merupakan hal yang bisa disikapi dengan baik oleh orang yang shalat. Sebab jiwanya telah memiliki jalinan yang kuat dengan Allah SWT di dalam shalatnya. Bila seorang muslim berfikir bahwa, di dalam shalatnya ia sedang berbicara dengan Tuhannya yaitu Allah SWT, maka haruslah ia melakukannya dengan khusyu’ jiwa dan hati yang tenang. Maka shalat menjadi jalinan yang bersinar yang dapat melepas segala kesulitan dan kesusahan. Shalat merupakan sarana utama bagi seorang hamba yang sedang meminta kepada Tuhannya, maka dengan shalat itu ia meminta dari Allah SWT agar dijauhkan dari bencana, dimurahkan rizkinya, dan permintaan-permintaan lain yang tiada hentihentinya. Dari keterangan tersebut yang dapat dirasakan oleh Eka Puji Wahyuni yaitu dapat merasakan perbedaan dibandingkan shalat sendirian, merasa lebih khusu’ dan meresapi shalat-shalat yang dilakukan, serta merasakan kebersamaan dalam memohon kepada-Nya. Sehingga menjadi lebih yakin dengan dirinya karena merasa Allah SWT bersama dan akan memberikan jalan kepadanya agar nanti bisa lulus. Dari keterangan tersebut di atas bahwa siswa-siswi kelas IX ketika mendengar ketentuan ujian akhir merasa takut dan khawatir kalau tidak lulus, setelah dari pihak sekolah mengadakan kegiatan shalat sunnah berjama’ah dan
85
ziarah kubur mampu membuat fikiran siswa-siswi terasa lebih tenang, merasa lebih yakin dalam mengerjakan soal-soal latihan.
C. Analisa Data Tentang Peran Shalat Sunnah Berjama’ah dan Ziarah Kubur dalam Pengembangan Self Confident Siswa Kelas IX di MTs Ma’arif al-Basyariyah 1. Peran shalat sunnah berjama’ah dalam pengembangan self confident siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan bahwa peran shalat sunnah berjama’ah bagi siswa-siswi kelas IX dalam menghadapi ujian akhir adalah mampu membuat siswa-siswi terdorong untuk berani menghadapi tantangan pada ujian nasional nanti, dan juga membuat mental mereka lebih kuat karena mereka merasa bahwa Allah SWT selalu bersama mereka dan membantu mereka. Dan selain itu siswa-siswi mempunyai pegangan diri melalui do’a yang mereka panjatkan kepada Allah SWT dan mengharapkan Allah SWT mendengarkan dan mengabulkan do’a-do’a mereka. Selain itu kegiatan tersebut mampu membuat mereka merasa lebih dekat dengan Allah SWT sehingga menghilangkan rasa takut, Hati menjadi damai, fikiran tenang, meringankan beban karena merasakan kebersamaan, dan menumbuhkan keyakinan dalam diri mereka, serta mampu menumbuhkan sikap disiplin dan mengendalikan diri ketika di antara mereka ada yang mendapatkan godaan untuk bermain dengan teman, setelah mereka sering melaksanakan shalat, memperbanyak dzikir dan do’a maka mereka merasa lebih dekat
86
dengan Allah SWT sehingga secara tidak langsung hal itu membuat mereka teringat dengan cita-citanya yaitu lulus dalam ujian. Selain itu ketika muncul perasaan ragu dalam mencapai kelulusan karena semakin sulitnya ketentuan-ketentuan untuk mencapainya, menurut salah satu siswi dengan melaksanakan shalat sunnah berjama’ah di sekolah merupakan salah satu bentuk kegiatan ibadah yang dapat membangkitkan rasa percaya diri. Dan Dengan melaksanakan shalat sunnah berjama’ah mampu menghilangkan rasa takut dan khawatir dalam menghadapi ujian. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hilmi al-Khuli dalam bukunya Menyingkap Rahasia Gerakan Shalat bahwa Keadaan paling dekat antara hamba dengan Tuhannya yaitu ketika hamba sedang sujud. Allah sedang melihat keadaannya, mendengarkan tasbihnya dan pujiannya, melihat kekhusu’an dan ketertundukannya. Sehingga Allah SWT menolong atas segala kesusahan yang menimpanya atas segala sakit yang dideritanya, beban yang ada di pundaknya, kegelapan yang meliputi hatinya, bencana yang menimpanya, Allah SWT tidak akan menutup pintu-Nya untuk semua orang yang bermaksud mencari kebahagiaan. Sedangkan menurut Senthot Haryanto dalam bukunya Psikologi Shalat menyatakan bahwa salah satu efek dzikir (ingat kepada Allah) adalah memberikan ketenangan, ketentraman, tidak cemas, stress atau depresi. Hilmi al-Khulli juga menambahkan bahwa do’a disunnahkan dalam setiap waktu, untuk menghilangkan keresahan dan kecemasan serta memperoleh kesehatan, atau untuk keinginan-keinginan lainnya.
87
2. Peran ziarah kubur dalam pengembangan self confident siswa kelas IX dalam menghadapi ujian akhir. Berdasarkan dari hasil data yang diperoleh, bahwa setelah melaksanakan ziarah kubur siswa-siswi mampu merasa lebih dekat dengan Allah SWT, dan ketika melihat kubur-kubur tersebut memotivasi siswa untuk memanfaatkan waktu dengan baik. Sebagai contoh dalam ungkapan mereka bahwa mereka lebih tekun dan giat berusaha untuk meraih kelulusan dengan banyak belajar, mengurangi waktu bermain dan menonton TV. Selain itu pelaksanaan ziarah kubur mampu mengingatkan siswa terhadap kematian, dan dalam kematian tersebut tidak membawa pangkat atau harta yang diperoleh, akan tetapi salah satunya membawa ilmu yang bermanfaat yang diperoleh. Dari hal-hal tersebut di atas memotifasi untuk lebih giat dalam mencari ilmu yang bermanfaat dan mampu mencapai kelulusan dalam ujian nanti. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Hanif Muslih dalam bukunya Ziarah Kubur bahwa ziarah kubur mempunyai beberapa tujuan bagi peziarah yaitu: 5) Mengambil pelajaran (I’tibar) dari mayit, bahwa seseorang awalnya dibuat dari setetes air yang hina dan tidak ada harganya, kemudian menjadi manusia yang gagah perkasa penuh wibawa, berkuasa dan kaya raya. Dan setelah mati manusia tidak mampu berbuat apa-apa, di kubur di dalam tanah, tidak mempunyai kegagahan sedikitpun.
88
6) Mengingat akan akhirat, bahwa azab dunia atau yang biasa disebut dengan musibah itu hakikatnya belum seberapa dengan azab di akhirat nanti. Dan pada hari kiamat nanti tidak ada yang bisa menolong kecuali amal dan ilmu yang dimiliki manusia. 7) Apabila mati dan akhirat menjadi pengingat, tentu perbuatannya tidak akan semena-mena, tentu akan banyak pertimbangan, dan akan dipilah dan dipilihnya mana yang bermanfaat baginya kelak. 8) Mohon berkah kepada yang diziarahi, lebih-lebih kepada Nabi Muhammad SAW, para sahabat, syuhada’, wali dan ulama’, dengan harapan
pada
hari
kiamat
kelak
mendapatkan
syafa’at
dan
dikumpulkan bersama dengan mereka, berkat ziarah. Dari keterangan tersebut bahwa tujuan ziarah kubur yang dilaksanakan oleh siswa-siswi di MTs Ma’arif al-Basyariyah sudah bersesuaian dengan tujuan ziarah kubur bagi peziarah yang diungkapkan oleh Hanif Muslih. Terkait dengan hal tersebut, maka pelaksanaan ziarah kubur secara tidak langsung mampu mendorong siswa-siswa untuk lebih giat belajar dan memanfaatkan waktu dengan baik. Dari uraian tersebut tentang peran shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur pada percaya diri siswa-siswi merupakan salah satu bentuk ibadah yang dilaksanakan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kegiatan tersebut juga merupakan upaya dari dalam diri. Sebagaimana disebutkan bahwa percaya diri yang dimiliki oleh seseorang adalah kesuksesan dalam hidupnya. Percaya diri dan tidak ragu-ragu
89
adalah perasaan yang muncul dari diri seseorang itu sendiri. Artinya, percaya diri itu berkaitan langsung dengan pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri. Jika seseorang ridha dengan dirinya, maka hati seseorang itu menjadi lapang, sehingga kepercayaan diri seseorang akan bertambah. Seseorang harus berani mengambil resiko atau menghadapi dunia ini berdasarkan pemahaman diri obyektif atau membaca diri sendiri, seseorang bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian tidak perlu menghindari setiap resiko melainkan lebih menggunakan strategi-strategi untuk menghindari, mencegah ataupun mengatasi resikonya. Dengan percaya diri seseorang akan menggeser fokus diri dari jebakan ketakutan akan kegagalan dan kerugian, ke dalam cara pandang yang optimis tentang berbagai kesempatan dan keberhasilan. Jika seseorang percaya diri, maka akan lebih memiliki kontrol terhadap situasi dan keadaan yang penting untuk apapun kepentingannya. Dengan percaya diri pula seseorang akan lebih yakin bahwa keseluruhan dirinya akan berfungsi dengan baik. Sehingga seseorang mampu mendorong dirinya untuk total, maksimal, dan optimal. Dengan semua itu seseorang akan mencapai kemandirian dan kemerdekaan. Jalan pertama menuju kesuksesan dalam hidup adalah kesuksesan seseorang dalam mengatur dan berinteraksi dengan dirinya secara efektif. Karena biasanya kegagalan dalam berinteraksi dengan diri menyebabkan kegagalan dalam hidup secara umum bahkan bisa jadi menyebabkan
90
kegagalan di akhirat nanti. Terdapat beberapa kaidah umum yang bisa diterapkan dalam perbuatan nyata dalam hidup, sehingga seseorang akan memperoleh manajemen pribadi secara efektif, yaitu : o. Melaksanakan perintah-perintah Allah SWT, memohon pertolongan kepadanya dalam urusan-urusan dunia yang menjadi tanggung jawabnya. p. Penuhilah hati dengan rasa optimis dan yakin akan kesuksesan dengan izin Allah SWT. q. Biasakan diri dengan tujuan-tujuan mulia dan jelas dalam setiap pekerjaan. r. Biasakan diri untuk membuat rencana bagi berbagai urusan hidup. s. Mengaplikasikan rencana-rencana yang telah dibuat dalam usaha menuju target kepada pekerjaan nyata dan jelas. t. Berhati-hati agar waktu tidak terbuang sia-sia. u. Aturlah segala urusan dengan mencatat waktu kita, komitmen dan biasakan untuk menjaganya. v. Lawanlah upaya hati untuk lari dari pekerjaan yang serius dan penting menuju kesenangan-kesenangan dan berfoya-foya terus menerus. w. Jangan lupa bahwa pekerjaan yang ada lebih banyak dari waktu yang tersedia. x. Bertindak segera dan cepat dalam hal yang membawa kebaikan dan manfaat. y. Jadikan mencari kebenaran sebagai kebiasaan
91
z. Hadapi hasil pekerjaan dengan gagah berani, sabar, teguh pendirian, dan penuh tanggung jawab dengan mengembalikan apa yang menimpa kita kepada Allah SWT. å. Jiwa penuh senyum dan ceria tetapi tidak berlebihan ä. Jangan terbuai oleh khayalan dan jangan pula terlalu pesimis. Dengan demikian untuk mendapatkan rasa percaya diri, maka harus dimulai dari dalam diri seseorang itu sendiri, dan jika seseorang berhasil memperbaiki kualitas dunia dalamnya, maka dunia luar akan mengikutinya. Jika seseorang sukses dengan berhasil meraih percaya diri, maka kesuksesan juga akan terjadi pada dunia luarnya, jika seseorang berhasil meraih percaya diri, maka seseorang berpeluang besar untuk meraih keberhasilan dalam kehidupan diri pribadi, kehidupan sosial, kehidupan pendidikan, dunia karir, dan dunia bisnis.
92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pemaparan di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan shalat sunah berjama’ah di MTs Ma’arif al-Basyariyah dilaksanakan 4 bulan menjelang ujian akhir yaitu dua kali dalam satu minggu, yaitu pada hari senin dan jum’at malam, setelah shalat Isya’. Sedangkan ziarah kubur dilaksanakan pada hari minggu dengan naik Bus menuju ke lokasi yang dituju, yaitu ke Sewulan Madiun, ke makam Batorokatong dan ke Tegalsari Jetis Ponorogo. Ketika berada di lokasi tersebut siswa dan bapak ibu guru membaca tahlil dan do’a-do’a. Dan kegiatan tersebut berjalan dengan baik dan lancar. 2. Self confident siswa sebelum pelaksanaan shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur adalah kurang, hal ini ditandai dengan munculnya rasa ragu, takut, dan khawatir kalau mereka tidak lulus ujian. 3.
Shalat sunnah berjama’ah dan ziarah kubur memiliki peran dalam pengembangan self confident siswa kelas IX untuk menghadapi ujian akhir. Yaitu siswa
merasa lebih dekat dengan Allah SWT sehingga
menghilangkan rasa takut, hati menjadi damai,
fikiran tenang,
meringankan beban karena merasakan kebersamaan, dan menumbuhkan keyakinan dalam diri mereka, serta mampu menumbuhkan sikap disiplin, pengendalian diri dan mendorong siswa untuk lebih mengontrol aktifitas.
94
93
B. Saran Jadi dari hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran-saran kepada : 1. Kepada kepala sekolah dan dewan guru, untuk lebih memotivasi siswanya agar lebih giat belajar dan mendorongnya untuk mendekatkan diri kepada Allaw SWT. 2. Para siswa, hendaknya lebih giat lagi dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT, karena hanya kepada-Nya lah kita memohon pertolongan. 3. Lembaga pendidikan lain terutama madrasah hendaknya menerapkan kegiatan shalat sunah berjama’ah dan ziarah kubur, karena shalat sunah berjama’ah dan ziarah kubur berdampak positif bagi diri siswa, dan telah terbukti bahwa melalui shalat sunah berjama’ah dan ziarah kubur mampu membuat lebih dekat dengan Allah SWT, menentramkan jiwa, menumbuhkan percaya diri siswa. 4. Kepada kaum muslimin dan muslimat mohon pertolonganlah kepada Allah SWT dengan lebih mendekatkan diri kepada-Nya, diantaranya dengan shalat wajib, shalat-shalat sunah dan ziarah kubur.
94
DAFTAR PUSTAKA
Al-Albani, Muhammad Nashiruddin. Panduan Praktis Hukum Jenazah. Jakarta: Darussunnah Press, 2005. Al-Khuli, Hilmi. Menyingkap Rahasia Gerakan-gerakan Shalat. Yogyakarta: Diva Pres, 2007. Al-Qohthoni, Musnid bin Muhsin. Seindah Shalat Berjama’ah. Solo: Al-Qowam, 2006. Arifin, Bey dan A. Syinqithy Djamaluddin. Terjamah Sunan Ibnu Dawud 3, Semarang: CV Asy Syifa’, 1992. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Darajat, Zakiah. Ilmu Fiqh. Jakarta: Direktorat Pembinaan PTAI, 1982. Departemen Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV. Asy-Syifa’, 2000. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2005. Goleman, Daniel. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset, 2000. Haryanto, Sentot. Psikologi Shalat. Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2005. http:// hajisunaryo. Multiply.com/journal/item/3. Diakses pada 26 Maret 2008. http://mudzakir.mutiply.com/journal/item/5/Percaya-Diri. diakses 4 April 2008. http://www.leman.or.id/anakku/percayadiri,html. Diakses tanggal 26 Maret 2008. http://www.republika.co.id, diakses 26 Maret 2008. http://www.shvoong.com/humanities/1645728-percaya -diri/, diakses 26 Maret 2008. Ibnu Taimiyyah, Syaikhul Islam. Ziarah Kubur. terj. Bukhori Burhanuddin, Solo: Al-Qowam, 2007.
95
J. P Chalpin, Dictionary of Psychologi terj. Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja grafindo Persada, 1999. Jannah, Izzatul. Everyday is Pe De Day. Solo: Era Eureka, 2003. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1997. Mastuti, Indari. 50 Kiat Percaya Diri, Jakarta: Hi-Fest Publishing, 2008. Masykur, Muhammad Nazhif. Living Smart, Yogyakarta: Pro-You, 2007. Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000, 135. Ibn Majah, Abi Abdullah Muhammad Ibnu Yazid. Sunan Ibnu Majah. Beirut: Darul Fikri, 1995. Musbikin, Imam. Rahasia Shalat Bagi Penyembuhan Fisik dan Psikis. Yogyakarta: Mitra pustaka, 2005. Muslih, M. Hanif. Ziarah Kubur. Semarang: Ar-Ridha, 1998. Muslim, Imam Abi Husaini Ibn Hajaj al-Qusyairi. Shahih Muslim. Beirut: Darul Fikri, 1993. Musthofa, Adib Bisri. Tarjamah Shahih Muslim. Semarang: CV Asy-Syifa’, 1993. Qoyyum Sa’id, M. Ridlwan. Tata Cara Ziarah Kubur dan Tawasul. Kediri: Mitra Gayatri, t.t. Rotonga, Rahman dan Zainuddin. Fiqih Ibadah. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002. Shiddieqy, Hasby. Pedoman Shalat. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2005. Sofyan, Ahmadi. Succes on Writing. Jombang: Alfa Media, 2005. Sonhaji, Abdullah. Tarjamah Sunan Ibnu Majah. Semarang: CV. Asy-Syifa’, 1992. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005. Sulaiman, Abi Dawud Ibn Ash’as Sajsitani. Sunan Ibnu Dawud Juz 3. Beirut: Darul Fikri, 1994. Suparno, Imron. Himpunan Sholat Sunnah Lengkap. Surabaya: Amanah, t.t.
96
Yadid, Huhammad. Manhaj Tarbiyah Metode Pembinaan dalam Al-Qur’an. Jakarta: Robbani Press, 2003. Yasin, M. Penuntun Shalat Hajat, Surabaya: Apollo, t.t.