BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan dana atau tambahan modal yaitu melalui pasar modal. Pasar modal merupakan suatu badan yang menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang berlebihan yaitu investor kepada pihak yang membutuhkan yaitu emiten atau perusahaan yang telah go public. Pasar modal ini investor mengharapkan memperoleh deviden, capital gain, dan kepemilikan. Ukuran kinerja perusahaan yang mendapat perhatian utama dari investor dan kreditur adalah laba, arus kas, dan akrual. Ketiga variabel ini mempunyai kerterkaitan antara satu sama lain. Disebabkan karena para investor prihatin bahwa akuntansi akrual terlalu jauh menyimpang dari arus kas yang mendasari perusahaan, dan demikian juga laporan laba. Ukuran kinerja yang menjadi fokus perhatian investor dan kreditur adalah ukuran kinerja yang mampu menggambarkan kondisi ekonomi perusahaan serta prospek pertumbuhan di masa depan dengan lebih baik. Oleh karena itu, investor dan kreditur yang berkepentingan harus mengetahui informasi yang lebih superior dan lebih bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada saat tertentu. Untuk itu,
faktor
rerangka
ekonomis
yang
1
dihadapi
perusahaan
harus
2
dipertimbangkan, yang dapat dicapai dengan memasukkan faktor siklus hidup perusahaan. Penelitian mengenai informasi laba dan arus kas telah banyak dilakukan, terutama penelitian yang memfokuskan pada kandungan informasi akuntansi. Penelitian Bowen, Burgstahler dan Daley (1987), Wilson (1987), Ali (1994), Triyono dan Hartono (2000), Soepratikno dan Hartono (2005), dan Rahmawati (2006). Hasilnya menunjukkan bahwa informasi laba dan beberapa informasi yang lain dapat mempengaruhi tingkat return saham berarti kandungan informasi laba dan arus kas dapat memberikan nilai tambah bagi para investor. Agar informasi bermanfaat bagi para investor untuk mengambil keputusan maka harus membuat pedoman agar informasi tersebut harus memenuhi persyaratan relevan dan dapat dipercaya. Dalam PSAK No 1 paragraf 7 yang berisi tentang penyajian laporan keuangan yang lengkap yaitu neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Selain itu, PSAK No 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan paragraf 5 yang berisi informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban ( stewardship). Suatu laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai Perusahaan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, dan arus kas. Salah satu komponen dalam laporan keuangan yang punya peranan penting yaitu arus kas (Cash Flow). Pentingnya informasi arus kas yang
3
ditegaskan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 1 Januari 1995 mengenai PSAK No 2 tentang laporan arus kas paragraf 3 yang berisi laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (likuiditas, solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Tujuan arus kas adalah memberikan informasi mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan selama satu perioda. Laporan arus kas dikatakan mempunyai nilai informasi jika menyebabkan para investor melakukan penjualan dan pembelian saham yang selanjutnya mencerminkan perubahan harga atau return saham, maka variabel-variabel akuntansi mempunyai kandungan nilai informasi bagi para investor. Peneliti ini menguji kandungan informasi laporan arus kas dengan melihat pengaruh dengan harga saham dengan munculnya PSAK No.2 tentang penyajian laporan arus kas. Pada dasarnya laba dan arus kas mempunyai perbedaan, karena sebagian besar berhubungan dengan akuntansi akrual yaitu laba dan arus kas dari operasi jarang menunjukkan angka yang sama. Baik laba dan arus kas memberikan ukuran atas kinerja perusahaan. Menurut FASB dalam rerangka konseptualnya
4
menyatakan bahwa informasi tentang laba dan komponen yang diukur oleh akuntansi akrual biasanya memberikan indikasi yang lebih baik atas kinerja perusahaan daripada informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas saat ini. Jadi laporan laba/rugi dapat diberikan kepada investor sebagai hasil investasi dan kondisi perusahaan di akhir perioda masih sama baik atau kayanya (well-off) dengan di awal perioda. (Stice, Stice dan Skousen dalam buku Intermediate accounting hal 225 - 226 ). Akuntansi accrual ini terbagi atas dua model yaitu discretionary accrual dan nondiscretionary accrual. Discretionary accrual merupakan suatu cara yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan memanipulasi kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan akrual perusahaan, sedangkan nondiscretionary accrual merupakan suatu komponen yang
tidak mempunyai
kandungan manipulasi data dalam
kebijakan akuntansi. Dalam penelitian ini menggunakan arus kas sebagai salah satu faktor yang dapat mencerminkan operasi perusahaan. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Rahmawati (2006). Penelitian ini dilakukan untuk menguji relevansi nilai informasi akuntansi yang terkandung dalam laba, arus kas dan akrual di laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) terhadap return saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah metoda penelitian. Metoda penelitian sebelumnya adalah menguji nilai informasi akuntansi terhadap return saham yang terintegrasi dengan nonlinier, sedangkan dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh nonlinier dengan nilai informasi
5
akuntansi terhadap return saham dan menguji pengaruh linier dengan nilai informasi akuntansi terhadap return saham. Penelitian ini juga menguji juga membandingkan antara kedua model regresi yaitu model regresi linier dan model regresi nonlinier. Nonlinier yang dimaksud adalah nonlinier pada independen variabel bukan pada koefisien. Penelitian ini juga menggunakan discretionary accrual sebagai variabel independen terhadap return saham. Hal ini disebabkan discretionary accrual merupakan suatu cara yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dengan memanipulasi kebijakan akuntansi. Berarti informasi discretionary accrual sangat penting bagi para investor untuk mengambil keputusan dalam membeli atau menjual saham. 1.2. Perumusan Masalah a. Apakah terdapat pengaruh informasi akuntansi (laba dan perubahan laba) terhadap return saham ? b. Apakah terdapat pengaruh informasi arus kas terhadap return saham ? c. Apakah terdapat pengaruh informasi discretionary accrual terhadap return saham? d. Apakah model nonlinier pada laba, perubahan laba, arus kas, dan discretionary accrual lebih baik dibandingkan dengan model linier dalam menjelaskan return saham?
6
1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji relevansi informasi akuntansi yang berupa laba, perubahan laba, arus kas dan discretionary accrual untuk memprediksi tingkat return saham. 1.4. Kontribusi Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan : a. Peneliti, dapat menambah wawasan dalam pasar modal, khususnya pada menguji relevansi nilai informasi akuntansi, dapat memberikan tambahan acuan untuk penelitian selanjutnya. b. Investor, dapat memberikan informasi yang lebih baik untuk menilai potensi perusahaan, dapat juga digunakan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan. c. Analis laporan keuangan, dapat memberikan informasi yang lebih baik dalam melakukan analisis untuk memprediksi suatu perusahaan (prospek perusahaan). 1.5. Batasan Penelitian a. Objek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEJ yang mempublikasi Laporan Keuangan per 31 Desember 2001 sampai dengan 2005.
7
b. Penggunaan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan yang tersedia berturut-turut untuk tahun pelaporan dari tahun 2001 sampai 2005. Kriteria ini diperlukan untuk mendapatkan laporan keuangan yang mencakup arus kas yang disesuaikan dengan PSAK No.2 yang berlaku pada tanggal 1 Januari 1995.