BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan membawa kemajuan suatu Negara
lintas bangsa atau Negara multinasional dalam suatu nilai budaya yang unik dari masing – masing Negara itu sendiri. Budaya memiliki cara atau pola komunikasinya sendiri pada setiap tradisi yang ada disesuaikan dengan adat yang berasal dari keturunan dari sebuah budaya. Budaya tidak hanya tumbuh dalam sebuah kumpulan populasi di suatu daerah, melainkan budaya juga dapat berkembang dalam sebuah organisasi atau perusahaan yang didirikan sesuai dengan tujuan. Pola komunikasi merupakan elemen yang sangat penting dalam membangun citra untuk perusahaan dan untuk mendapatkan apresiasi baik di perusahaan dan di kalangan karyawan, oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang baik demi kelangsungan hidup organisasi. Pada masa sekarang ini perusahaan juga harus mampu mengembangkan pola komunikasi dengan sesama karyawan dalam ruang lingkup
perusahaan
atau
organisasi
yang
didirikan.
Melaporkan,
menghubungi atau komunikasi dan konsultasi atau diskusi adalah beberapa kegiatan yang sudah biasa terjadi pada sebuah perusahaan, terutama perusahaan Jepang yang dirangkum dalam sebuah akronim yaitu Ho Ren So. Ho dengan kepanjangan Hokoku yang berarti mlelaporkan proses kerja dan
1 http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
hasil kerja yang dicapai, lalu ada Ren singkatan dari Renraku yang berarti menghubungi atau komunikasi dengan pihak manapun untuk kelancaran pekerjaan, dan yang terakhir adalah So yang disingkat dari Sodan dengan arti membahas suatu permasalahan dan jalan keluar atau usulan perbaikan. Pengertian pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem.1 Adapun yang dimaksud dengan sistem adalah “seperangkat unsureunsur yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas.”2 Sedangkan pengertian sistem menurut Endang Saifuddin Anshari adalah : Suatu keseluruhan yang terdiri atas (yang di bina oleh) beberapa unsure (bagian-bagian, elemen), di mana unsure yang satu dengan yang lainnya berhubungan secara korelatif : saling mendukung, saling menopang, saling mengukuhkan, saling menjelaskan.3 Yang dimaksud penulis dengan kata “pola komunikasi” dalam judul ini ialah sistem penyampaian pesan komunikasi dari komunikator kepada komunikan dengan maksud untuk merubah pendapat, sikap maupun perilaku
komunikan.
Sistem
penyampaian
pesan
didasarkan
pada
penggunaan sejumlah teori-teori komunikasi dalam menyampaikan pesan langusng ataupun melalui perantara media tertentu. Pesan komunikasi disampaikan melalui lambing (symbol) komunikan dalam bahasa verbal maupun non-verbal serta media komunikasi lainnya seperti media teknologi informasi, media audio visual, surat kabar, majalah dll. 1
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1989), hal. 115. Ibid, hal. 849 3 Endang Saifuddin Anshari, Wawasan Islam Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam dan Umatnya, Jakarta : CV. Rajawali, 1982), hal. 194 2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Kekuatan komunikasi dibentuk oleh sifat dan karakter yang melekat pada masing-masing individu serta lingkungannya. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang akan menitik beratkan perhatiannya pada aset perusahaan yaitu karyawannya guna menjalankan fungsinya dengan optimal khususnya menghadapi dinamika perubahan lingkungan bisnis yang terjadi. Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral dari para pelaku organisasi disemua tingkat pekerjaan sangat dibutuhkan. Cara kerja di setiap perusahaan senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan yang semakin canggih. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi begitu cepat meningkat. Berbagai cara ditempuh oleh perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang dalam proses operasinya. Bagi para pemimpin harus dapat mencari solusi dalam menghadapi berbagai hambatan dan masalah yang muncul seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Pada
dasarnya
dalam
suatu
organisasi
atau
perusahaan,
kepemimpinan merupakan salah satu faktor penting. Faktor kepemimpinan dapat memberikan pengaruh yang berarti terhadap kinerja karyawan, karena pimpinan
yang
merencanakan,
menginformasikan,
membuat
dan
mengevaluasi berbagai keputusan yang harus dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap, gaya, dan perilaku pimpinan sangat berpengaruh terhadap pegawai yang dipimpinnya bahkan turut berpengaruh terhadap kinerja suatu organisasi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Selain faktor kepemimpinan, budaya organisasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja seorang karyawan. Dimana, berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut perusahaan baik perusahaan swasta maupun pemerintah untuk mengadakan inovasi-inovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun kebijakan yang selaras dengan perubahan dan perkembangan dalam dunia bisnis. Suatu perusahaan harus mampu menyusun kebijakan yang tepat untuk mengatasi setiap perubahan yang akan terjadi. Penyusunan kebijakan yang menjadi perhatian manajemen salah satunya menyangkut cara komunikasi yang baik dalam perusahaan. Kasus pola komunikasi yang ada pada penelitian ini terkait penyampaian informasi yang disampaikan oleh seluruh karyawan dari beda budaya yaitu Jepang, Jawa dan Sunda namun tetap pada satu makna pada hasil penyampaian informasinya. Misalnya, ada salah satu karyawan dengan etnik Jawa menyampaikan informasi mengenai program pengelolaan lingkungan di PT. NSI yaitu dalam bahasa Jepang adalah 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) yang disampaikan dalam bentuk bahasa Indonesia yang mengandung unsur bahasa Jawa yaitu kata „resik‟ yang salah satunya ada pada 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin) itu sudah menjadi sebuah keharusan dari pihak komunikan yaitu seeorang yang berasal dari etnik Sunda mengetahui apa makna dari pembahasan tersebut, begitupun sebaliknya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui apakah pola komunikasi organisasi pada PT. NSI yang diadaptasi dari berbeda budaya yaitu Jawa dan Sunda dapat berjalan dengan baik. PT. Nippon Shokubai Indonesia merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak pada sektor industri sebagai penghasil bahan dasar kimia menjadi produk-produk cat, sintetik deterjen, polyester resin. Sistem produksi yang dijalankan adalah membuat produk berdasarkan pesanan (make to order). PT.Nippon Shokubai Indonesia tidak hanya menerima pesanan barang dari dalam negeri tetapi juga dari luar negeri. PT. Nisshoku Tripolyta Acrylindo adalah nama pertama perusahaan ini yang didirikan di Indonesia pada tahun 1996 dan berganti nama menjadi PT Nippon Shokubai Indonesia di tahun 2000. Perusahaan ini berlokasi di Kawasan Industri Panca Puri, Jl. Raya Anyer KM 122, 42247 Banten – Indonesia.Lamanya perusahaan berdiri menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki kekuatan atau kemampuan untuk menyesuaikan terhadap visi, misi dan tujuan perusahaan.Lamanya perusahaan berdiri menunjukan bahwa adanya budaya organisasi yang timbul dikarenakan perubahan yang terjadi setiap tahunnya. PT.Nippon Shokubai Indonesia merupakan perusahaan penanaman modal asing dari Negara dengan julukan Matahari Terbit. PT NSI mempekerjakan banyak tenaga kerja Indonesia sekitar 500 orang dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
ekspatriat sekitar 30 orang. Melihat dari usia para tenaga kerjanya bisa dikatakan para pekerjanya lebih dominan anak muda yang baru lulus sekolah dan tamat perguruan tinggi. Setiap perusahaan memiliki budaya yang berbeda-beda sehingga pemimpin pun harus memahami budaya perusahaan ditempatnya bekerja. Budaya organisasi pada konsep yang paling dasar adalah pola-pola asumsi yang dimiliki bersama tentang bagaimana pekerjaan diselesaikan dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi merupakan konsep yang banyak dibahas dalam dasawarsa ini sebagai bagian dari ilmu manajemen. Budaya organisasi pada mulanya akan dipengaruhi oleh budaya sekitar dari para anggota organisasi. Budaya organisasi menunjukan kepribadian dari organisasi. Dengan adanya budaya organisasi yang baik terhadap karyawan diharapkan dapat meningkatkan tingkah laku yang menjunjung tinggi rasa hormat dan sopan santun didalam lingkungan kerjanya dan dapat meningkatkan kinerjanya. Dengan adanya pembentukan budaya organisasi yang baik diharapkan pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik dan tepat. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja, kinerja, keamanan, dan kualitas kehidupan kerja terutama tingkat prestasi suatu organisasi atau perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Pada perusahan industri yang bergerak dibidang penjualan barang ekspor, impor dan domestik seperti PT NSI, kinerja pegawai merupakan salah satu faktor utama yang menentukan daya tarik dan kepercayaan calon pelanggan bahkan pelanggan lama atas pelayanan secara distribusiserta pegawai pula yang menjadi ciri khas yang membangun citra baik perusahaan, hal ini karena karyawanlah terutama bagian distributor yang paling sering berinteraksi langsung dengan para pelanggan. Apabila pelayanan terhadap pelanggan baik, itu berarti kinerja para karyawanpun baik yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pendapatan perusahaan tersebut. Oleh karena itu kinerja pegawai pada sebuah perusahaan mutlak harus ditingkatkan. Sebagai perusahaan Jepang yang memiliki budaya kerja saling terbuka dan penuh disipilin, PT NSI menjadi sebuah perusahaan yang cukup memberikan inspirasi dari perusahaan kompetitor yang dilihat dari segi moralitas dan keselamatan kerja. Pelayanan yang baik tentunya hanya akan muncul dari seorang karyawan yang menjunjung tinggi budaya organisasi serta didukung oleh pemimpin yang berkualitas. Maka PT NSI sebagai perusahaan Jepang yang bekerja sama dengan budaya Indonesia harus senantiasa menjaga budaya-budaya organisasi yang ada supaya tingkat kepercayaan para pelanggan akan selalu bertambah. Dari uraian yang dikemukakan di atas, peneliti memilih penelitian ini untuk membuat suatu penelitian mengenai budaya kerja yang diadopsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
dari Negara Jepang yaitu Ho Ren So karena memiliki nilai budaya yang unik yang dapat memberikan energi baik dalam suatu pekerjaan apabila di implementasikan pula dengan baik dalam sebuah perusahaan dan tidak semua masyarakat mengetahui secara dalam mengenai Ho Ren So, maka peneliti tertarik untuk membahasnya dengan judul : Pola Komunikasi Ho Ren So Pada Bagian Distribusi di PT. Nippon Shokubai Indonesia yang diambil dari Studi Kasus Tentang Komunikasi Antar Etnik Jawa dan Sunda yang Berbeda Budaya. 1.2
Fokus Penelitian Bagaimana Pola Komunikasi Ho Ren So pada bagian Distribusi di
PT. Nippon Shokubai Indonesia dengan Studi Kasus Tentang Komunikasi Antar Etnik Jawa dan Sunda yang Berbeda Budaya dapat dijalankan dengan sebagaimana harusnya dalam sebuah perusahaan ?. Hal itu akan berkaitan dengan hasil dalam penelitian yang sedang berlangsung ini dan dapat memberikan tambahan ilmu bagi masyarakat yang belum mengetahui secara dalam serta menyeluruh mengenai makna Ho Ren So. 1.3
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang
didapat adalah Bagaimana Pola Komunikasi Ho Ren So pada bagian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Distribusi di PT. Nippon Shokubai Indonesia dengan Studi Kasus Tentang Komunikasi Antar Etnik Jawa dan Sunda yang Berbeda Budaya ?. Berikut pertanyaan penelitiannya : 1. Pengetahuan karyawan dari etnik Jawa dan Sunda tentang Ho Ren So di PT. Nippon Shokubai Indonesia. 2. Cara mengkomunikasikan Ho Ren So pada karyawan dari etnik Jawa dan Sunda di PT. Nippon Shokubai Indonesia. 3. Orientasi relasi etnik Jawa dan Sunda mengimplementasikan Ho Ren So di tempat kerja. 4. Pola – pola komunikasi Ho Ren So antara etnik Jawa dan Sunda di tempat kerja. 1.4
Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pemanfaatan pola komunikasi budaya sesama karyawan lokal maupun ekspatriat melalui kegiatan Ho-Ren-So di PT. Nippon Shokubai Indonesia yang dikhususkan pada budaya Jawa, Sunda dan Jepang. 1.5
Kegunaan Penelitian Adapun manfaat dari penulisan ini agar karyawan dapat memahami
pola komunikasi dan budaya organisasi melalui kegiatan Ho-Ren-So
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
sehingga karyawan dapat lebih sadar dengan tingkat disiplin yang baik untuk membiasakan Ho-Ren-So pada pekerjaannya. Berdasarkan latar belakang penelitian maka dapat disimpulkan manfaat dari penelitian sebagai berikut : 1.5.1
Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat
menambah
pengetahuan
dan
pengembangan mengenai “Pola Komunikasi Ho Ren So Pada Bagian Distribusi di PT. Nippon Shokubai Indonesia yang diambil dari Studi Kasus Tentang Komunikasi Antar Etnik Jawa dan Sunda yang Berbeda Budaya”. 1.5.2
Kegunaan Praktis A . Bagi penulis Penelitian ini dapat memberikan peluang untuk menambah wawasan
berfikir dalam memperluas pengetahuan, baik dalam teori maupun praktek. Penelitian ini menambah wawasan dan pengetahuan mengenai “Pola Komunikasi Ho Ren So Pada Bagian Distribusi di PT. Nippon Shokubai Indonesia yang diambil dari Studi Kasus Tentang Komunikasi Antar Etnik Jawa dan Sunda yang Berbeda Budaya”. Selain itu, penelitian ini berguna sebagai bahan penulisan proposal yang merupakan salah satu syarat untuk memenuhi Proposal Skripsi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
fakultas ilmu komunikasi jurusan public relations pada Universitas Mercu Buana Jakarta. B. Bagi masyarakat Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan pembentukan budaya kerja yang positif dalam mengimplementasikan komunikasi dalam ruang lingkup kerja yang terkait dengan pihak asing maupun pihak karyawan lokal. C. Bagi praktisi Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan pandangan yang bijak dalam komunikasi yang ditinjau dari “Pola Komunikasi Ho Ren So Pada Bagian Distribusi di PT. Nippon Shokubai Indonesia yang diambil dari Studi Kasus Tentang Komunikasi Antar Etnik Jawa dan Sunda yang Berbeda Budaya”.
http://digilib.mercubuana.ac.id/