BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Terkait dengan aktivitas belajar, seharusnya siswa selalu menjaga kesehatan fisik dengan makan makanan yang bergizi dan olahraga yang cukup untuk menjaga kebugaran jasmani. Hal ini selaras dengan semboyan Mens Sana in Corpore Sano yang artinya semoga didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Hal ini pasti akan mempengaruhi kesehatan dan sudah pasti akan berpengaruh dengan kinerja otak siswa yang bersangkutan tubuhnya dalam kehidupan sehari-hari. Rumpis Agus Sudarko, M.S Rumpis Agus Sudarko, M.S Mengingat pentingnya kesehatan, maka kebugaran jasmani sangat perlu dipelihara dan ditingkatkan. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 152) Sehat adalah suatu anugrah yang luar biasa mannfaatnya untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Karena dalam keadaan sehatlah seseorang dapat menjalankan tugasnya dengan baik, termasuk beribadah secara sempurna. WHO
(World
Health
Organization)-Organisasi
Kesehatan
Dunia-
mengatakan bahwa Definisi Sehat adalah “sejahtera jasmani, rohani, dan sosial, bukan saja bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan”. Itulah sebabnya tujuan utama pendidikan jasmani ialah membina kesehatan dan sekaligus kebugaran jasmani. Perlu disadari bahwa tidak semua hasil pendidikan yang diharapkan tersebut dapat terpenuhi oleh sekolah dengan sempurna. Pada umumnya
1
yang diukur dan dinilai oleh sekolah hanyalah aspek kognitif yang dimiliki anak, sedangkan aspek psikomotor dan afektif jarang diukur hasilnya. Kecuali pada beberapa bidang studi seperti pendidikan jasmani, kerajinan, dan kesenian yang aspek psikomotornya dapat diukur. Hal ini terbukti penilaian hasil pendidikan selalu diukur dengan nilai ujian akhir.Itulah kemampuan untuk mengukur hasil belajar anak yang dimiliki dan berlaku sekarang ini. Keberhasilan belajar anak dapat dipengaruhi oleh beberapa factor. Faktor tersebut bisa datang dari individu, fasilitas belajar, lingkungan, maupun guru sebagai pembawa pesan. Faktor individu antara lain akan menyangkut sikap, kemampuan psikis dan fisik, serta minat anak. Aspek yang berhubungan dengan psikis dan fisik anak antara lain adalah derajat kesehatan anak. Derajat kesehatan anak dipengaruhi oleh dua factor yang diduga berpengaruh dan dianggap penting adalah factor kecukupan gizi dan status kesegaran jasmani. Apabila seorang anak memiliki gizi yang baik dan kesegaran jasmani yang baik, maka sangat dimungkinkan anak tersebut tidak akan terganggu kesehatannya, sehingga anak tersebut dapat mengikuti berbagai aktivitas belajar dengan baik. Menurut Gagne
dalam Suharjana (2002: 31) Aspek-aspek
kemampuan yang bisa ditingkatkan melalui belajar adalah meliputi : (1) Keterampilan intelektual, (2) Kemampuan mengungkapkan informasi dalam bentuk verbal, (3) Strategi berpikir, (4) Keterampilan gerak, (5) Emosi dan perasaan.
2
Menurut Suharsimi dalam Suharjana (2002: 32) beberapa faktor yang bisa berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah : 1) Keadaan fisik dan psikis siswa, yang ditunjukkan oleh IQ (kecerdasan), kesehatan, motivasi, ketekunan, ketelitian, keuletan, minat dan lain-lainnya. 2) Guru yang mengajar dan membimbing siswa seperti : latar belakang penguasaan ilmu, kemampuan mengajar, perlakuan guru terhadap siswa, dll. 3) Sarana pendidikan antara lain : ruang belajar, alat-alat belajar, media yang digunakan, buku sumber belajar. Menurut M. Entang dalam Suharjana (2000: 32) faktor-faktor yang bisa menyebabkan anak kesulitan belajar adalah terdiri : (1) Kelemahan fisik, (2) Kelemahan mental, (3) Tidak memiliki keterampilan dasar, (4) Terlalu berat beban belajar, (5) Kelemahan system belajar, (6) Kelemahan kondisi rumah tangga, (7) Terlalu banyak kegiatan, (8) Kekurangan gizi. Ada banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani seseorang. Seperti apa yang dikemukakan oleh Ch. Fajar Sri Wahyuniati (2000: 14) yang menyatakan bahwa : Pada hari Minggu atau hari libur banyak orang berada di jalan, di sekitar stadion, maupun di lapangan untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga antara lain berjalan, bersepeda, dan senam. Berjalan adalah salah satu jenis olahraga yang banyak dilakukan karena memiliki banyak keuntungan, diantaranya mudah, murah, dapat di kerjakan kapan saja, dan di mana saja, serta di akui oleh para ahli sebagai jenis olahraga aerobic yang baik. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan fisik untuk meningkatkan kualitas komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan yang benar. Namun pada saat ini kemajuan teknologi dapat memberikan dampak negative pada masyarakat terlebih lebih kepada para remaja atau anak-anak.
3
Mereka lebih menikmati permainan game atau menonton televisi dibandingkan melakukan aktivitas permainan di luar rumah. Sehingga mereka cenderung menjadi kurang gerak dan bermalas-malasan. Menurut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 152) Keadaan kurang gerak (hipokinetik) seperti itu dapat menyebabkan berbagai problematika kesehatan yang ditandai dengan semakin banyaknya kolesterol tinggi dan lain-lain “penyakit dalam” yang sejenis yang menduduki ranking kesatu sebagai penyebab kematian. Kebugaran jasmani merupakan sebuah tuntunan dalam hidup agar kita sehat dan mampu menghasilkan sesuatu secara produktif. Sebagai bagian dari program pendidikan jasmani di sekolah, pembinaan kebugaran jasmani sangat strategis, karena mendukung kapasitas belajar siswa dan menggiatkan partisipasi siswa secara menyeluruh di tingkat Sekolah Dasar adalah pembinaan kebugaran jasmani yang terkait dengan kesehatan. Menurut Theresa
dalam Dapan (2001: 73) bahwa kegiatan di
lapangan dapat memberikan kesempatan sangat luas anak-anak untuk menyalurkan kelebihan energinya melalui kegiatan yang sehat dan menyediakan unsur-unsur yang dapat mendorong mereka untuk ikut serta dalam kegiatan bermain secara spontan. Pendidikan jasmani dapat memberikan ruang untuk anak untuk dapat melakukan aktivitas gerak yang dapat meningkatkan kebugaran tubuh dan meraih keceriaannya, sambil terangsang perkembangan yang bersifat menyeluruh.
4
Dengan memiliki tingkat kebugaran yang baik, siswapun diharapkan dapat menerima pembelajaran dengan lebih baik pula. Sehingga dengan demikian pembelajaran yang di dapatkan siswa akan lebih optimal. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani, guru sangat berperan penting dalam rangka meningkatkan kebugaran jasmani siswa yaitu dengan cara memberikan
program
yang
dapat
meningkatkan
status
kebugaran
jasmaninya. Melalui pemahaman tentang keadaan kebugaran para siswa, guru pendidikan jasmani dapat mengevaluasi seberapa bugar, sehingga dapat menentukan program aktivitas jasmani yang dapat meningkatkan taraf kebugaran jasmani dalam setiap pembelajaran di sekolahnya. Di SD Negeri Bhayangkara Gondokusuman Kota Yogyakarta telah melaksanakan mata pelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan kurikulum dan dilaksanakan setiap minggunya empat jam pelajaran (4 x 35 menit) untuk kelas atas. Aktivitas siswa kelas V adalah dengan berjalan untuk berangkat menuju ke sekolah. Pembelajaran pendidikan jasmani untuk anak kelas V dilakukan dua kali dalam seminggu. Dengan mengandalkan aktivitas jasmani yang di lakukan di sekolahan yang hanya dua kali pertemuan tersebut, tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani tidak dapat dicapai dengan baik. Program latihan atau aktivitas jasmani agar lebih bermakna harus dilaksanakan secara berkelanjutan dan perlu diadakan tes dan pengukuran. Mengacu uraian di atas, maka masalah yang muncul adalah seberapa besar Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SD Negeri Bhayangkara
5
Gondokusuman Kota Yogyakarta ? Salah satu upaya yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mengetahui status kebugaran jasmani siswa kelas Vdalah mengadakan penelitian dengan judul “Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SD Negeri Bhayangkara Gondokusuman Kota Yogyakarta”. B.
Identifikasi Masalah 1.
Belum diketahui pengaruh pembelajaran pendidikan jasmani yang dilakukan 1 kali seminggu terhadap kebugaran jasmani.
2.
Belum diketahui pengaruh tingkat
kebugaran jasmani terhadap
prestasi siswa. 3.
Belum diketahui pengaruh pola hidup bermain game terhadap kebugaran jasmani.
4.
Belum diketahuinya tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Bhayangkara Gondokusuman Kota Yogyakarta.
C.
Batasan Masalah Bertolak
dari
permasalahan
yang
ada,
untuk
menghindari
kemungkinan meluasnya masalah dan untuk lebih fokus, maka peneliti hanya dibatasi pada “Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa Kelas V SD Negeri Bhayangkara Gondokusuman Kota Yogyakarta.” D.
Rumusan Masalah Sesuai dengan batasan masalah di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut : Seberapa besar Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa V \SD Negeri Bhayangkara Gondokusuman Kota Yogyakarta ?
6
E.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani siswa kelas V SD Negeri Bhayangkara Gondokusuman Kota Yogyakarta.
F.
Manfaat Penelitian Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan hasilnya bermanfaat : 1. Secara teoritis : a. Sebagai
pertimbangan
bagi
guru
dalam
mengembangkan
pembelajaran pendidikan jasmani kaitannya dengan peningkatan kebugaran jasmani.. b. Dapat mengetahui pentingnya kebugaran jasmani bagi peserta didik. c. Memberikan gambaran umum arti kebugaran
jasmani guna
menunjang prestasi belajar siswa. d. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya media pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar. 2. Secara Praktis : a. Memberikan
bekal
bagi
guru
pendidikan
jasmani
dalam
mengembangkan proses belajar mengajar. b. Guru sebagai peneliti dapat lebih meningkatkan tingkat kebugaran jasmani siswa dengan mengadakan usaha-usaha pembinaan diluar jam pembelajaran seperti kegiatan ekstrakurikuler atau bentuk kegiatan lainnya. c. Siswa sebagai subyek penelitian dapat mengetahui tingkat kebugaran jasmani dan makin terpacu untuk meningkatkan kebugaran jasmani
7
mengingat besarnya manfaat tentang kebugaran jasmani selama hidupnya. d. Sebagai
bekal
untuk
sekolah
dalam
menentukan
ekstrakurikuler yang dapat menunjang kebugaran jasmani,
8
kegiatan