1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Kas memiliki kedudukan yang sangat penting dalam menjaga kelancaran operasi perusahaan. Jumlah kas yang lebih atau kurang dapat berakibat kurang baik pada perusahaan. Kekurangan kas dapat mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo, misalnya hutang gaji, hutang dagang, hutang angsuran bank yang jatuh tempo, dan lain-lain. Hal ini selain menurunkan produktivitas kerja, juga dapat menurunkan kredibilitas perusahaan. Sebaliknya kas yang berlebihan dapat menyerap dana modal kerja yang langka dan mahal, sehingga menaikkan beban tetap perusahaan. Oleh karena itu, uang kas yang ada dalam perusahaan juga merupakan salah satu bentuk atau pilihan investasi, sehingga jumlah kas yang memadai menjadi perhatian yang sangat penting tidak hanya bagi perusahaan tapi juga pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, misalnya investor dan kreditur. Begitu
pentingnya
keberadaan
kas,
sehingga
berbagai
pihak
yang
berkepentingan sangat memperhatikan efektifitas dan efisiensi arus dana sebagai refleksi kondisi suatu perusahaan. Alat bantu utama untuk menganalisis kondisi likuiditas perusahaan adalah dengan memahami laporan arus kas. Kieso dalam bukunya Akuntansi Intermediate (2002 : 32) menjelaskan bahwa laporan arus kas adalah ringkasan perubahan posisi keuangan perusahaan dari satu periode ke 1
2
periode lainnya yang berisi laporan tentang penerimaan kas, pembayaran kas, dan perubahan bersih kas dari kegiatan operasional, investasi serta pembiayaan perusahaan selama suatu periode dalam bentuk yang dapat merekonsiliasi saldo kas awal dan akhir periode. Membuat laporan arus kas memudahkan manajemen menentukan kebutuhan kas yang memadai bagi perusahaan, menjaga efektifitas dan efisiensi arus kas yang menguntungkan bagi perusahaan, serta menjaga likuiditasnya. Memahami laporan arus kas bagi entitas luar baik investor, kreditur, supplier, dan sebagainya membantu memberikan gambaran mengenai kondisi perusahaan saat ini serta meramalkan likuiditasnya di masa-masa mendatang terutama ramalan mengenai pengembalian (return) yang diharapkan sebagai bahan pertimbangan terpenting bagi berbagai keputusan bisnis secara tepat. Ungkapan “kebahagiaan suatu perusahaan adalah memiliki arus kas yang positif” adalah tepat. Walaupun laba bersih menyediakan ukuran jangka panjang menyangkut keberhasilan atau kegagalan perusahaan, namun kas merupakan darah kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, suatu perusahaan tidak akan bertahan. Meningkatnya kesadaran dari para pelaku bisnis, bahwa suatu perusahaan dapat bangkrut walaupun dalam kondisi yang menguntungkan yaitu mempunyai laba yang tinggi dan stabil, hal ini disebabkan perbedaan antara laba bersih dengan arus kas bersih yang berasal dari aktivitas operasi bisa sangat substansial. Penggunaan laba bersih sebagai indikator dapat menghasilkan informasi yang sangat bias karena ketidakmampuan melakukan matching yang
3
tepat antara beban dana pendapatan. Oleh karena itu sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No 2 tahun 2007 yang menyatakan : “Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam PSAK ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan.” Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995, namun penerapan lebih dini sangat dianjurkan. Bagi perusahaan kecil dan baru berkembang, arus kas merupakan unsur yang paling penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dalam suatu survei yang dilakukan oleh David B. Hilder pada tahun 1990 di Amerika atas 600 perusahaan yang mengalami kegagalan, lebih dari 60% menyalahkan kegagalan mereka pada faktor-faktor yang berhubungan dengan arus kas. Agaknya indikasi yang sama juga ditemui pada kondisi perekonomian Indonesia antara tahun 1998-2001 saat banyak bank dilikuidasi karena kondisi keuangan yang kurang sehat, “besar pasak daripada tiang”, jumlah dana yang masuk lebih kecil dari jumlah dana yang keluar selain merebaknya kasus korupsi yang terungkap, sehingga perusahaan tidak mampu menyediakan suatu jumlah kas yang cukup untuk dapat memenuhi biaya operasional maupun membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah jatuh tempo. PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (selanjutnya disebut PT. TIKI JNE) adalah suatu perusahaan jasa yang bergerak dibidang pengiriman dengan memadukan jasa-jasa dibidang kepabeanan, pengiriman, pergudangan dan pendistribusian atau
4
biasa disebut kargo nasional berskala menengah dengan jaringan usaha menyebar sampai ke pelosok tanah air, sesuai visinya untuk menjadi perusahaan dengan standar internasional dibidang distribusi yang mampu melayani kebutuhan segenap lapisan masyarakat dan dapat diterima menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk memenuhi visi dan misinya PT. TIKI JNE semakin memperbaiki kinerja serta meningkatkan kualitas pelayanan yang semakin memukau dengan harga terjangkau. Inovasi-inovasi baru diluncurkan dengan harapan selain meningkatkan pendapatan juga memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa pengiriman. Namun, adanya pendapatan akan selalu diiringi dengan biaya yang dikorbankan untuk memperolehnya. Dengan tetap memperhatikan prinsip ekonomis, manajemen berupaya menganalisa kebutuhan dana untuk tiap-tiap kebutuhan operasional guna menetapkan jumlah dana yang harus tersedia untuk membiayainya. Manajer keuangan bertanggung jawab untuk menjaga efektifitas dan efisiensi kas sebagai sumber dana mutlak yang harus selalu ada. Untuk itu, manajer keuangan membuat keputusan-keputusan untuk memastikan bahwa perusahaan memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo serta untuk mengambil kesempatan investasi dengan cara mengatur arus dana perusahaan secara sistematis untuk dapat menentukan dengan lebih baik apakah keputusan-keputusan yang diambil menghasilkan arus kas yang cukup atau tidak.
5
Sumber-sumber kas PT. TIKI JNE berasal dari kegiatan operasional, dana dari pemilik, dan pinjaman dari kreditur, dengan proporsional modal kerja yang senantiasa dipertahankan pada posisi yang menguntungkan. Adanya hubungan dengan pihak luar ini, menuntut perusahaan untuk memiliki kondisi keuangan yang sehat agar tingkat likuiditas selalu terjaga. Alat bantu yang digunakan manajemen salah satunya adalah dengan membuat arus kas. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui kondisi keuangan PT. TIKI JNE, dengan judul “ANALISIS RASIO ARUS KAS UNTUK MENILAI TINGKAT LIKUIDITAS PADA PT. TIKI JALUR NUGRAHA EKAKURIR”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan terlebih dahulu , maka penulis membatasi pembahasan arus kas pada permasalahan : Bagaimana perkembangan tingkat likuiditas PT. TIKI JNE berdasarkan analisis rasio arus kas selama tahun 2001-2005.
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan penelitian dan penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui bagaimana perkembangan tingkat likuiditas PT.TIKI JNE berdasarkan analisis rasio arus kas selama tahun 2001-2005.
6
Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Bagi pihak penulis : a. Merupakan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama kuliah dan pengetahuan praktis serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. b. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. 2. Bagi pihak perusahaan : Penulis berharap penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu informasi tambahan mengenai kebijakan dalam pengendalian dana kas perusahaan, apakah uang kas yang tersedia sudah dikelola secara efektif dan efisien. Selain itu juga dapat dijadikan sumbangan pikiran dan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang sehubungan dengan pengelolaan arus kas secara efektif dan efisien. 3. Bagi pembaca : Pembaca dapat mengetahui keefektifitasan laporan arus kas untuk menilai tingkat likuiditas pada PT. TIKI JNE.