1
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Ide skripsi ini berawal sebuah poster yang saya lihat di papan pengumuan
kampus, berisi rekruitmen sebuah pekerjaan paruh waktu untuk kalangan mahasiswa yang diadakan oleh PT. Aseli Dagadu Djokdja (PT. ADD). Melihat kata ‘Dagadu1’ saya teringat pada sebuah produk kaos bergambar unik yang sering kali dicari oleh wisatawan di Yogyakarta.
Gambar 1. Poster Pengumuman Perekrutan (Sumber : www.dagadu.co.id) 1
Sebuah merk dagang
2
Informasi dalam poster tersebut berisi mengenai perekrutan pegawai yang disebut dengan program Garda Depan atau biasanya disingkat ‘Gardep’ yang telah dikenal baik pada kalangan mahasiswa di Yogyakarta. Pada poster tersebut terdapat alamat website2www.dagadu.co.id. Lewat websitenya PT. ADD menampilkan segala informasi tentang diri mereka, termasuk informasi mengenai Gardep. Gardep merupakan sebuah lowongan pekerjaan paruh waktu untuk mahasiswa. Pengertian pekerjaan paruh atau sering disebut part time merupakan seseorang yang bekerja kurang lebih 30 jam/minggu (Chapman,1994:16). Informasi lain yang diperoleh dari seorang teman yang pernah mengikuti rekruitmenGardep mengatakan bahwa perekrutan Gardep memerlukan seleksi yang panjang dan melelahkan. Kontras sekali dengan informasi tersebut, saya justru menemukan banyak tanggapan positif mengenai program Gardep pada tulisan di beberapa blog3pribadi seseorang yang pernah menjadi Gardep4. Pada blog tersebut ditemukan kisah dan foto mengenai sebuah kenangan manis mengenai Gardep dan cerita kegiatan mereka. Ketertarikan saya bertambah ketika terdapat informasi bahwa program ini telah menginjak perekrutan angkatan ke 46 pada saat poster tersebut saya lihat, hingga akhir tahun 2013 sudah mencapai angkatan 50. Perekrutan
Gardep
diadakan secara berkala selama empat bulan sekali. 2
Alamat situs pada media online Sebuah media online untuk mempulikasikan tulisan-tulisan pribadi 4 Dalam blog Azzirashara. azzirashara.blogspot.com/201/0/07/update-kembali-seputargardep.html?m=1 diakses pada 25 September 2012. Anstasia. anastasiaandicha.blogspot.com/2012/09/open-reqruitment-garda-depan-46-pt.html?m=1 diakses pukul 15.20 WIB, 25 September 2012 3
3
Informasi-informasi tersebut belum cukup untuk menjawab rasa penasaran saya, sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk mendaftar perekrutan Gardep 46. Pada perekrutan tersebut terdapat delapan tahapan yang harus dilalui untuk menjadi seorang Gardep. Delapan tahap seleksi membutuhkan waktu kurang lebih dua bulan membuat saya semakin bertanya-tanya mengapa dalam mencari seorang pekerja paruh waktu PT. ADD menyiapkan proses yang sangat panjang dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Pada sebuah modul materi pelatihan Gardep terdapat susunan struktur organisasi yang dimiliki PT. ADD, antara lain sebagai berikut : Direktur
Marketing
- Creative - Brand PT. ADD - Marketing Communication
HRM-GA
- HRM - General Affair
Operational -PPIC - Accouting - Information & Tech - Finance
Tim Gerai: - Supervisor - Kasir - Gardep
Bagan 1. Struktur Organisasi PT. ADD (Sumber : Modul Indoor Training Gardep) Struktur organisasi PT. ADD dalam skema diatas menempatkan Gardep berada dibawah pengawasansupervisor (pengawas) yang bertugas sebagai penjual produk. Informasi lebih lengkap saya dapatkan pada saat mengikuti kegiatan pelatihan calon Gardep angkatan 46 pada bulan November 2012. Gardep adalah
4
sekelompok orang yang paling banyak berinteraksi dengan konsumen di dalam gerai PT. ADD. Interaksi yang terjadi seperti menyambut konsumen, memberikan informasi produk, memberi salam dan ucapan terimakasih. Interaksi tersebut membuat Gardep mempunyai pengaruh kuat terhadap kenyamaan konsumen. Kenyamanan konsumen sangat diperhatikan guna mempertahankan citra baik perusahaan selain lewat kualitas produk yang mereka miliki. Lewat pembentukan sikap yang baik pada seorang Gardep, PT. ADD ingin mempertahankan citra perusahaan dimata konsumen. Program Gardep adalah sarana untuk meningkatkan kemampuan pribadi, menimba ilmu di lapangan kerja sesungguhnya, memperluas wawasan, jaringan, dan juga untuk menambah uang tabungan5. Proses pembelajaran yang akan membentuk sikap Gardep agar sesuai dengan citra PT. ADD tentu tidak terjadi begitu saja. Proses tersebut tidak terlepas pada budaya perusahaan yang mereka miliki. Dimensi budaya adalah pusat dari segala aspek organisasional (Alvesson, 2002:1). Budaya perusahaan harus dipandang sebagai alat manajemen untuk mencapai tujuan organisasi (Rosidah, 2004:55). Dalam manajerial literatur terdapat implikasi bahwa memiliki sebuah budaya penting untuk efektifitas performa, dan kekuatan budaya akan mengefektifkan organisasi (Schein, 2004:7). Berdasarkan beberapa pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada kaitan mengenai budaya perusahaan dengan sikap dan perilaku pekerja. Kaitan tersebut akan dilihat melalui program Gardep PT. ADD yang akan dibahas dalam skripsi ini. 5
Dalam blog.dagadu.co.id diakses pada 15.40 WIB, 25 September 2012.
5
B.
Permasalahan Pemilihan
orang-orang yang tepat sesuai dengan kualifikasi program
Gardep merupakan hal yang sangat penting, namun pembentukan sikap Gardep yang sesuai dengan citra perusahaan merupakan proses yang tidak kalah penting untuk mempertahankan karakter PT. ADD. Gardep juga dituntut untuk bisa bekerja dalam sebuah kelompok, karena Gardep bekerja sebagai sebuah tim dalam melakukan layanan konsumen. Pembentukan sikap Gardep lewat budaya perusahaan yang dimiliki PT. ADD merupakan salah satu cara membentuk representasi citra perusahaan yang sesuai. PT. ADD memiliki cara khusus guna membentuk karakteristik Gardep yang memiliki kinerja tim yang sesuai citra perusahaan.Keterbatasan waktu selama delapan bulan periode kontrak Gardep membuat proses ini harus dilakukan secara cepat dan tepat sasaran. Berbagai uraian yang menghubungkan antara budaya perusahaan dan manajemen sumber daya manusia diatas memunculkan pertanyaan yang ingin dibahas pada skripsi ini, antara lain: 1. Budaya perusahaan seperti apakah yang dimiliki PT. ADD ? 2. Apa saja wujud budaya perusahaan PT. ADD pada program Gardep? 3. Bagaimana proses penerapan budaya perusahaan yang dijalani oleh Gardep selama masa kontrak mereka? C.
Tujuan Penelitian Pembahasan mengenai budaya perusahaan umumnya dibahas dalam ilmu
ekonomi, namun dalam tulisan Ouchi dan Wilkins menunjukkan pengaruh ilmu
6
Antropoloogi dalam budaya b peruusahaan. Tu ulisan terseebut mengemukakan bahwa b biasanya studi s tentanng budaya organisasi o menempatk m kan budaya sebagai varriabel bebas. Buudaya sebaagai variabbel bebas artinya a buddaya dapatt terbentuk k dari pengaruh lingkungaan, namunn dalam sudut s panddang Antroopologi bu udaya dipandangg menjadi unsur u pentiing yang membentuk m lingkungann pekerjaan n dan pedoman berperilakuu setiap pekkerja dalam sebuah perrusahaan (O Ouchi & Wilkins, 1985: 4600-462). Pernnyataan tersebut menun njukkan kaittan ilmu Anntropologi dalam d kajian buddaya perusaahaan dengaan sudut paandang yangg berbeda. Skripsi ini tidak melihat bagaimana b proses terrbentuknya sebuah budaya b perrusahaan namun bagaimanaa budaya peerusahaan bekerja b pad da karyawann, yang akann dilihat melalui fenomena program Gardep G PT. ADD. Feenomena teersebut dihaarapkan meenjadi bukti bahw wa sebuah budaya perrusahaan peenting untukk diperhatikkan dan dik kelola dengan baaik sebagai alat a manajemen karyaw wan. D.
Keerangka Peemikiran
Budayya Perusahaaan Pembentuk Perilaku Karyawaan Pekerja Paru uh Waktu
GARDA D DEPAN Penjual
Penghibur
Represen ntasi PT.ADD D
Pem mbentuk Citra PT. ADD dihadapan Konsumen n B Bagan 2. Hubungan H Gardep dengaan Pembenttukan Citra PT.AD (Sumbber: Pemikiiran Penuliss)
7
PT. ADD dalam skripsi ini dipandang sebagai perusahaan yang didalamnya terdapat sekelompok orang didalam tim yang terorganisir sesuai dengan tugas masing-masing. Pembagian tugas pada bagian penjualan, produksi, dan sumber daya manusia dapat dilihat dari bagan yang telah
digambarkan
sebelumnya pada subbab latar belakang. Terdapat kelompok-kelompok yang sudah dibagi sesuai dengan tugas masing-masing. Pembahasan akan tertutuju pada salah satu kelompok yang bertugas di bagian penjualan. Kelompok tersebut merupakan pekerja paruh waktu yang sering disebut ‘Gardep’, tugas mereka melakukan penjualan khusunya layanan konsumen di gerai PT. ADD. PT. ADD selalu melakukan perekrutan Gardep selama empat bulan sekali, setiap kali perekrutan akan menghasilkan sebuah kelompok angkatan Gardep. Hingga akhir tahun 2013 PT. ADD telah merekrut 49 angkatan Gardep. Sebuah kelompok merupakan sebuah organisasi sosial yang anggota-anggotanya mengentahui dan mengenal baik satu sama lain secara personal perseorangan (Olsen, 1968:89).Kesatuan dari berbagai kelompok angkatan Gardep dapat dipandang sebagai sebuah bentuk organisasi, berdasarkan perngertian organisasi yang merupakan social entity (kesatuan sosial), unit-unit dari organisasi terdiri atas orang atau kelompok yang saling berinteraksi, didalam organisasi anggota saling memberi, dan menerima (Robbins, dalam Wirawan, 2002:2).Interaksi individu dalam sebuah organisasi berbentuk kelompok lebih mendalam, masingmasing mengenal secara personal anggota kelompok mereka.Sama halnya yang terjadi pada sebuah kelompok Gardep, mereka saling mengenal secara personal rekan-rekan
satu
kelompoknya.Pengklasifikasian
Gardep
sebagai
sebuah
8
kelompok
didukung
oleh
syarat
sebuah
kelompok
yang
diungkapkan
Koentjaraningrat (1990:154) yaitu ada sistem interaksi sosial antar para anggota yang diatur oleh adat istiadat serta sistem norma, adanya rasa kontinuitas, rasa identitas yang mempersatukan dan sistem pimpinan.Pada sebuah gerai penjualan biasanya terdapat tim yang terdiri dari beberapa orang dari gabungan duakelompok angkatan Gardep. Setiap organisasi mempunyai budaya organisasi yang mempengaruhi semua aspek organisasi dan perilaku anggotanya secara individual maupun kelompok (Wirawan, 2007:7). Gardep sebagai organisasi sosial berbentuk kelompok juga memiliki budaya organisasi sesuai dengan budaya perusahaan PT. ADD,karena Gardep merupakan organisasi sosial berupak kelompok yang terdapat
pada PT.ADD. Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai
konfigurasi norma, nilai-nilai, kepercayaan dan cara-cara berperilaku yang memberikan
karakteristik
cara
kelompok
dan
individu
bekerja
sama
menyelesaikan tugasnya (Eldridge & Crombie, dalam Wirawan, 2007:7). Komponen budaya organisasi tersebut dikembangkan dalam waktu lama oleh pendiri, pemimpin dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan
dalam aktivitas organisasi sehingga
memengaruhi pola pikir, sikap, dan perilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai tujuan organisasi (wirawan, 2007:10). Pengertian kebudayaan dalam lingkup sebuah perusahaan dapat direalisasikan sebagai cara berpikir, mengolah rasa, dan saling memperhatikan yang membuat sebuah kelompok sukses (Schein, 2009:28).
9
Beberapa pengertiann tersebut dapat d ditariik kesimpuulan bahwaa intinya seebuah budaya peerusahaan attau budaya organisasi merupakann sebuah pessan penting yang harus dim mengerti dann digunakann sebagai pedoman perilaku selurruh anggotaa atau karyawan,, dari paraa pendiri maupun pemimpin perusahaan. p Gardep seebagai kelompokk didalam PT. ADD D dibentuk perilakunyya sesuai dengan bu udaya perusahaaan yang merreka miliki. Peembentukann perilaku Gardep G sesuaai dengan buudaya perussahaan PT. ADD dapat mellihat bahwaa sebuah budaya b peru usahaan memiliki m perran yang sangat s penting dalam d manaajemen sum mber daya manusia dalam sebuuah perusaahaan. Berbicara mengenai kebuadayaaan atau bu udaya terdappat tiga wuujud kebudaayaan yaitu
idee,
aktivitaas,
dan
b benda
bud daya
(Parsons
&
K Kroeber,
dalam d
Koentjaranningrat, 19990:186).Beerdasarkan tiga t wujud kebudayaaan tersebut akan coba dilihhat proses peenerapan buudaya perussahaan yangg berupa idee kedalam bentuk aktivitas yang y merupaakan wujudd budaya yan ng kedua.
SM MILE (sen nyum)
SMART S (ccerdas)
SENSIBLLE (bijaksan na)
PER RILAKU G GARDEP Bagan 3. Nilai-Nilaai sebagai Peembentuk Perilaku P Garrdep (Sumbber: Pemikiiran Penuliss)
10
Proses penerapan budaya peusahaaan terhadap perilaku Gardep juga dapat dilihat melalui
dua elemen budaya yang bersifat idealistik ke dalam bentuk
behavioral. Elemen bersifat idealistik adalah nilai-nilai organisasi dan elemen bersifat behavioral adalah elemen yang kasat mata, muncul ke permukaan dan tampak dalam perilaku sehari-hari anggotanya (Sobirin, 2002:11). Ide atau elemen idealistik dalam kasus ini adalah nilai-nilai yang ada pada PT. ADD. Aktivitas atau elemen bersifat behavioral merupakan perwujudan nilai-nilai PT. ADD yang dilakukan oleh Gardep selama masa kontrak mereka. Deal dan Kennedy (1992:21) mengemukakan bahwa nilai-nilai adalah fondasi dalam sebuah budaya perusahaan, nilai-nilai juga dapat memeberi tahu orang-orang bagaimana untuk bekerja bersama..Wujud budaya ide atau elemen idealistik dalam skripsi ini dilihat dari nilai-nilai yang merupakan landasan utama budaya perusahaan PT. ADD, aktivitas atau elemen behavioral dilihat dalam wujud aktivitas yang dilakukan oleh Gardep sebagai karyawan. Proses tersebut akan dilihat melalui upacara dan ritual yang dialami Gardep selama masa kontrak kerja delapan bulan. Ritual dan upacara dalam skripsi ini dijelaskan melalui tulisan Deal dan Kennedy (1992:61-62) yang mengemukakan bahwa ritual adalah pedoman berperilaku dalam sebuah kehidupan organisasi yang menwujudkan nilai-nilai sebagai dasar dari budaya perusahaan, sedangkan upacara dipandang sebagai sebuah pertunjukan sederhana yang diadakan ketika karyawan melewati sebuah fase kejadian istimewa. Pertunjukan tersebut sebagai sajian budaya perusahaan yang dapat dikenang sebagai pengalaman berbeda oleh para karyawan.Selain sebagai perwujudan
11
budaya perusahaan, Islam dan Zhyphur mengemukakan bahwa ritual dan upacara dapat menjaga solidaritas kelompok, serta dapat menjadi sebuah pengendali organisasi. Terbentuknya solidaritas kelompok serta manfaat ritual dan upacara sebagai alat manajemen organisasi ditunjukan melalui enam taksonomi ritus yang dikutip dari tulisan Trice dan Beyer (1984).Enam taksonomi tersebut yaitu ritus peralihan, ritus degradasi, ritus peningkatan, ritus pembaharuan, ritus resolusi konflik dan ritus integrasi. Dari keenam ritus tersebut jika dilihat lebih dalam membentuk sebuah tahapan proses belajar berupa stimulus, drive dan response yang dikatakan Malinowski (Koentjaraningrat, 1990:74). E.
Metode Penelitian
E.1
Lokasi penelitian Penelitian skripsi ini dilakukan di Kota Yogyakarta, karena PT. ADD
merupakan salah satu perusahaan yang memiliki produk cinderamata Yogyakarta. Semua tentang PT. ADD berada di Yogyakarta begitu juga dengan domisili para Gardep yang menjadi obyek penelitian ini. Penelitian pada skripsi ini melihat bagaimana ritual dan upacara yang diadakan pada kelompok Gardep, melihat bagaimana cara mereka bertingkah laku dalam menjalankan kewajiban mereka sebagai karyawan PT. ADD. Penelitian dilakukan pada gerai-gerai penjualan Dagadu yang hingga saat ini telah memiliki empat gerai penjualan di Yogyakarta. Tidak semua ritual dan upacara diadakan di gerai-gerai PT. ADD, terkadang mereka melaksanakan kegiatan wajib yang dapat dikategorikan sebagai ritual dan upacara pada suatu tempat yang mereka sepakati bersama.
12
E.2
Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari
dokumen PT. ADD yang sering kali digunakan untuk pelatihan dimasa perekrutan Gardep. Materi-materi tersebut berisi data mengenai segala macam tentang PT. ADD serta visi, misi, nilai-nilai, dan budaya kerja yang mereka miliki. Data perusahaan tersebut akan dikombinasikan dengan observasi dan data pengalaman individu. Data pengalaman individu dimaksudkan sebagai bahan keterangan mengenai apa yang dialami individu-individu tertentu sebagai warga dari suatu masayarakat yang sedang menjadi objek penelitian (Koentjaraningrat, 1990:60). Data pengalaman individu diambil melalui wawancara mendalam dengan 16 informan yang terdiri dari tujuh orang Gardep 46, satu orang Gardep 47, satu orang Gardep 3, satu orang anggota tim Oblong Training (tim perekrutan Gardep), satu orang kasir, satu orang mahasiswi yang pernah mengkuti perekrutan Gardep, dua orang supervisor (pengawas) dan dua orang manajer PT.ADD. E.3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik observasi partisipan, wawancara dan dokumentasi digunakan
dalam tulisan ini. Observasi partisipan dilakukan dengan cara mengikuti proses perekrutan Gardep 46 pada bulan Oktober 2013 sampai berakhirnya kontrak kerja selama delapan bulan pada bulan Juli 2013. Selama periode tersebut saya turut serta menjadi seorang Gardep untuk mengamati fenomena yang terjadi serta mencari informan yang berhubungan dengan seluruh rangkaian proses tersebut.
13
Wawancara dilakukan kepada informan-informan6 yang mempunyai peran penting dalam hubungannya dengan Gardep dan PT. ADD. Dokumentasi melalui foto-foto menjadi pelengkap yang mendukung data yang diperoleh.
6
Nama informan disamarkan.