BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan baik itu kekayaan yang berupa kekayaan alam maupun kekayaan yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang begitu membanggakan Indonesia. Kekayaan tersebut harus dilindungi, dipelihara, dilestarikan dan dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. Khususnya pada mutu kehidupan manusia dan pada umumnya untuk menjamin keserasian, keselarasan, dan keseimbangan, hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai Pencipta, antara manusia dengan masyarakat maupun hubungan manusia dengan lingkungannya. Manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang memiliki akal dan budi merupakan pengelola, perawat dan penjaga dari lingkungan hidupnya. Sebagaimana lingkungan hidup di sekitar manusia membutuhkan keberadaan manusia demikian pula manusia membutuhkan lingkungan tersebut. Manusia hidup di bumi tidak sendirian, melainkan bersama makhluk lain, yaitu tumbuhan, hewan dan jasad renik. Makhluk hidup yang lain itu bukanlah sekedar kawan hidup yang hidup bersama secara netral atau pasif terhadap manusia, melainkan hidup manusia itu terkait erat pada mereka. Tanpa mereka manusia tidaklah dapat hidup. Di sisi lain, lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan
2
sejumlah mahluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan seimbang. Kegiatan manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkatkan tanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak menjadi penyebab ketidakseimbangan atau kerusakan lingkungan.1 Manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik menempati suatu ruang tertentu, kecuali makhluk hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda tak hidup, seperti misalnya udara yang terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu. Ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya disebut lingkungan hidup makhluk tersebut.2 Lingkungan hidup diartikan sebagai ruang yang ditempati suatu mahluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya.3 Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan mempunyai arti penting bagi manusia, dengan lingkungan fisik manusia dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan materilnya, dengan lingkungan biologi manusia dapat memenuhi kebutuhan jasmaninya, dan dengan
1
Nafsiatun, “Peran Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air Berkaitan Dengan Berlakunya PP No.82 Tahun 2001 Di Kota Yogyakarta”, tesis, Yogyakarta, 2006. 2 Otto Soemarwoto, 2001, ”Ekologi, Lingkungan Hidup”,Djembatan, Jakarta, hlm. 51-52. 3 Ibid, hlm. 48.
3
lingkungan sosial manusia dapat memenuhi kebutuhan spiritualnya. Lingkungan dipandang sebagai tempat beradanya manusia dalam melakukan segala aktivitas kesehariannya. Hal tersebut menunjukkan bahwa di dalam lingkungan hidup, manusia menempati lingkungannya berbagi dengan mahluk hidup dan tak hidup lainnya. Lingkungan sekitar manusia membutuhkan manusia untuk merawat dan menjaga lingkungan tersebut agar tetap memiliki keberlangsungan hidup sebagaimana manusia membutuhkan mahluk hidup dan tak hidup lain di sekitarnya. Hubungan yang erat dan timbal balik dengan lingkungannya itu menunjukkan adanya interaksi antara mahluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Proses interaksi terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Apabila hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungannya berjalan secara teratur dan merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, maka terbentuklah suatu sistem ekologi yang lazim disebut ekosistem.4 Lingkungan hidup manusia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai
anugerah
seharusnya
dipelihara
dan
dijaga
kelestarian
dan
keseimbangannya. Pengelolaan yang baik terhadap lingkungan yang dilakukan manusia adalah demi kelangsungan dan peningkatan kualitas kehidupan manusia tersebut. Akan tetapi pada kenyataannya manusia sering mengabaikan pentingnya peranan manusia terhadap kelestarian dan kesinambungan lingkungan. Hal tersebut tentunya memunculkan permasalahan.
4
Muhammad Akib, 2014, Hukum Lingkungan Perspektif Global dan Nasional, Rajawali Press, Jakarta, hlm. 3.
4
Masalah lingkungan hidup dewasa ini timbul karena kecerobohan manusia dalam pengelolaan lingkungan hidup.5 Hal ini telah menjadi isu yang dibahas mulai dari lokal, regional sampai internasional. Hal tersebut dilatarbelakangi bahwa kelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab manusia secara keseluruhan. Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat hubungan timbal balik. Manusia
mempengaruhi
lingkungan
hidupnya
dan
sebaliknya
manusia
dipengaruhi oleh lingkungan hidupnya. Manusia ada di dalam lingkungan hidupnya dan tidak dapat terpisahkan daripadanya. Jika lingkungan rusak, maka manusia dalam melakukan aktivitasnya akan terganggu juga.6 Ketidakseimbangan
dan
ketidaksinambungan
dalam
pemeliharaan
lingkungan hidup menimbulkan masalah lingkungan. Masalah lingkungan adalah perubahan yang secara langsung atau tidak langsung memberikan akibat yang negatif bagi kesehatan maupun kelangsungan hidup manusia. Perubahan yang langsung maupun tidak langsung tersebut salah satunya disebabkan oleh pencemaran di dalam lingkungan. Secara yuridis formal Indonesia telah mengatur kebijakan tentang lingkungan hidup. Adapun kebijakan tentang lingkungan hidup tersebut adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menjadi payung kebijakan bagi seluruh kebijakan-kebijakan yang terkait tentang lingkungan. Di dalam Undang-Undang 5
Zoer’ aini Jalam, 2009, Besarnya Eksploitasi Perempuan dan Lingkungan di Indonesia, Siapa Bisa Menghentikan Penyulutnya , PT. Elex Media Komputindo, Jakarta, hlm. 103. 6 Sastrawijaya, 2009, Pencemaran Lingkungan, Rineka Cipta, Jakarta, hlm. 15
5
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terdapat banyak asas dan prinsip yang mengatur tentang lingkungan akan tetapi di dalam penerapannya dibutuhkan aturan-aturan pelaksana. Aturan pelaksana tidak dapat bertentangan dengan aturan yang terdapat di dalam payung kebijakan. Asas berkelanjutan dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Peran serta masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup diantaranya diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 70 dan Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang. Di dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 70 disebutkan bahwa masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Peran serta masyarakat dapat berupa pengawasan sosial, pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan, dan/atau penyampaian informasi dan/atau laporan. Pencemaran lingkungan dari gas buangan kendaraan dan pabrik, penebangan hutan liar, sampai kepada permasalahan limbah dan/atau sampah adalah contoh-contoh masalah lingkungan. Sebagaimana diketahui masalah limbah dan/atau sampah adalah permasalahan keseharian yang ada mulai dari
6
lingkungan terkecil seperti rumah tangga sampai yang terbesar seperti pabrikpabrik besar. Dalam Pasal 1 butir 16 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan bahwa limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Dalam konsentrasi dan jumlah tertentu, limbah bisa menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan ataupun manusia, misalnya bahaya racun dan kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, limbah harus dikelola untuk menghindari efek negatif tersebut dan agar dapat mendatangkan manfaat yang berarti bagi kehidupan
makhluk.
Penumpukan
limbah
di
alam
menyebabkan
ketidakseimbangan ekosistem tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan limbah ini merupakan upaya merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendayagunaan limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya. Salah satu bentuk upaya manusia mengapresiasikan kemampuan positifnya adalah dengan mengelola sumber daya alam yaitu flora dan fauna. Seperti pengelolaan taman nasional atau suaka margasatwa dan menjamin pemeliharaannya agar tetap berkesinambungan dan bahkan meningkatkan kualitas keragamannya. Salah satu contoh pengelolaan sumber daya alam itu adalah Kebun Binatang. Gembiraloka adalah salah satu contoh kebun binatang atau lingkungan buatan yang berada di kota Yogyakarta.
7
Limbah merupakan suatu barang (benda) sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat/bernilai ekonomi lagi. Limbah sendiri dari tempat asalnya bisa beraneka ragam, ada yang limbah dari rumah tangga, limbah dari pabrik-pabrik besar dan ada juga limbah dari suatu kegiatan tertentu.7 Limbah juga bisa berasal dan ada di Kebun Binatang yang merupakan salah satu bentuk konservasi sumber daya alam, yaitu limbah dari fauna dan limbah dari pengunjung kebun binatang. Limbah yang berasal dari pemeliharaan hewan di dalam lingkungan buatan berupa kotoran hewan dan sisa makanan hewan. Limbah yang berasal dari pengunjung yang datang berekreasi ke kebun binatang berupa sampah organik maupun non organik. Limbah di kebun binatang Gembiraloka menjadi penting untuk diperhatikan karena kebun binatang Gembiraloka merupakan salah satu lembaga konservasi yang menjadi tempat perlindungan dan pelestarian alam untuk menyelamatkan dan melestarikan jenis tumbuhan dan satwa. Kebun binatang Gembiraloka selain sebagai tempat rekreasi juga sebagai tempat dilakukannya penelitian dan pendidikan. Keistimewaan kebun binatang Gembiraloka adalah letaknya yang berada di tengah-tengah kota sehingga juga dijadikan paru-paru kota. Keberadaan Kebun Binatang Gembiraloka yang sangat penting bagi terciptanya kelestarian lingkungan tersebut di dalam pengelolaannya haruslah dilaksanakan dengan baik. Pengelolaan limbah di Kebun Binatang Gembiraloka harus memiliki teknis pengelolaan yang baku dan sesuai dengan aturan kebijakan 7
Dedi Styawan, “Pengertian Limbah: Pengelompokan Limbah dan Contoh-contohnya”, http://www.miung.com/2013/06/pengertian-limbah-pengelompokan-limbah.html, diaksespada tanggal 17 April 2014.
8
tentang lingkungan hidup. Jika pengelolaan dilakukan tidak sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku, akan berakibat terganggunya ekosistem dan lingkungan di sekitar kebun binatang. Gangguan yang bisa ditimbulkan seperti bau tidak sedap akibat pengelolaan limbah sisa makanan dan kotoran hewan yang asal-asalan dan tercemarnya kualitas air di sungai Gajah Wong yang terletak di dekat lokasi kebun binatang. Bagaimanakah masalah limbah dan pengelolaan limbah diatur di pengelolaan kebun binatang Gembiraloka menjadi kajian yang menarik. Sebagaimana keberadaan kebun binatang tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sebagaimana tujuannya yaitu menjaga keberlangsungan mahluk hidup dan alam sekitarnya untuk kelestarian lingkungan. Dengan latar belakang inilah, penulis tertarik untuk menyusun penulisan hukum dengan berfokus pada pengelolaan limbah yang secara khusus pada Kebun Binatang Gembiraloka. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menyusun penulisan hukum
dengan
judul:
“KAJIAN
YURIDIS
PELAKSANAAN
PENGELOLAAN LIMBAH DI KEBUN BINATANG GEMBIRALOKA YOGYAKARTA“.
B. Rumusan Masalah Berdasar pada latar belakang penulisan tersebut di atas maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kajian yuridis pelaksanaan pengelolaan limbah di Kebun Binatang Gembiraloka?
9
2. Apa dampak positif dan dampak negatif pengelolaan limbah Kebun Binatang Gembiraloka terhadap lingkungan di sekitar Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta? 3. Apa saja hambatan-hambatan yang terdapat pada pengelolaan limbah di Kebun Binatang Gembiraloka dan upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
C. Tujuan Penelitian Dalam suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari penelitian dalam penulisan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Obyektif : a. Untuk mengkaji pelaksanaan pengelolaan limbah di Kebun Binatang Gembiraloka yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku tentang pengelolaan limbah. b. Untuk mengetahui dampak-dampak pengelolaan limbah dari Kebun Binatang Gembiraloka terhadap lingkungan di sekitar kebun binatang. c. Untuk
mengetahui
hambatan-hambatan
yang
timbul
dalam
pelaksanaan pengelolaan limbah Kebun Binatang Gembiraloka dan upaya yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
10
2. Tujuan subyektif : a. Untuk memperoleh informasi dan data yang dibutuhkan penulis dalam penyusunan skripsi ini sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata satu dalam Ilmu Hukum. b. Untuk menambah pengetahuan penulis dalam penulisan ilmu hukum.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum pada umumnya, dan terkhusus dalam hukum lingkungan, khususnya mengenai pengelolaan limbah, khususnya di Kebun Binatang Gembiraloka. b. Pengelolaan terhadap limbah dan/atau sampah yang berasal dari lokasi Kebun Binatang Gembiraloka yang sebaiknya menjadi salah satu upaya melestarikan lingkungan dan memberikan kelangsungan hidup yang seimbang dan berkesinambungan dapat dijadikan pilihan untuk diteliti dan selanjutnya menjadi acuan penelitian guna menjawab permasalahan lingkungan yang terkait. 2. Manfaat Praktis a. Meningkatkan wawasan dalam pengembangan pengetahuan bagi peneliti akan permasalahan yang diteliti, dan dapat dipergunakan sebagai bahan masukan serta tambahan pengetahuan bagi para pihak
11
yang terkait dengan masalah yang diteliti, dan berguna bagi para pihak yang berminat pada masalah yang sama. b. Memberi jawaban atas permasalahan yang diteliti.
E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis, dengan melakukan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian dengan judul : Kajian Yuridis Pelaksanaan Pengelolaan Limbah Di Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta, belum pernah dilakukan namun demikian berdasarkan penelusuran kepustakaan tersebut terdapat beberapa hasil penelitian yang terkait dengan judul penelitian ini antara lain: 1. Skripsi dengan judul “Penanganan Dan Pengelolaan Limbah Pasar Beringharjo Kota Yogyakarta DIY Dalam Rangka Pencegahan Pencemaran Lingkungan” oleh Akhmad Jarot Mahardika dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2013 dengan rumusan masalah penanganan dan pengelolaan limbah terkait upaya pencegahan pencemaran di Pasar Beringharjo serta faktor-faktor penghambat dalam penanganan dan pengelolaan limbah terkait upaya pencegahan pencemaran di Pasar Beringharjo. Perbedaan penelitian yang dilakukan Penulis adalah terkait dengan lokasi dilakukannya penelitian, yaitu di Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta. 2. Skripsi dengan judul “Sistem Pengelolaan Sampah Padat Di Wilayah Kabupaten Bantul” oleh Ririn Anggraini dari Fakultas Hukum
12
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2007 dengan rumusan masalah pengelolaan limbah padat di Kabupaten Bantul yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Bantul serta hambatan-hambatan yang dialami di dalam praktek pengelolaannya. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah bahwa di dalam penelitian yang dilakukan Penulis membahas tentang kajian pengelolaan limbah di Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta. 3. Skripsi dengan judul “Upaya Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga Dalam Kaitannya Pengendalian Pencemaran Air Sungai Di Perkotaan Yogyakarta” oleh Muhammad Haris Purwa Priyambada dari Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 2008 dengan rumusan masalah peranan Instalasi Pengelolaan Air Limbah yang disingkat dengan IPAL terhadap pengendalian pencemaran air sungai di Kota Yogyakarta yang berasal dari limbah rumah tangga serta faktor-faktor yang menjadi penghambat bagi IPAL dalam pengendalian pencemaran air sungai di Kota Yogyakarta yang berasal dari limbah rumah tangga. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Penulis terletak pada jenis limbah dan lokasi darimana limbah berasal, yaitu limbah yang berasal dari aktifitas kebun binatang di Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta. Penelitian-penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Penelitian yang dilakukan penulis membahas tentang bagaimana upaya pengendalian pencemaran lingkungan dengan cara pengelolaan limbah di Kebun Binatang Gembiraloka serta dampak dan hambatan yang ditimbulkan.
13
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan dan pembahasan dari penelitianpenelitian sebelumnya, belum ada penelitian di ruang lingkup Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada yang secara khusus membahas tentang limbah dan pengelolaannya di Kebun Binatang Gembiraloka Yogyakarta. Peneliti menjamin keaslian penelitian ini dan dapat dipertanggungjawabkan.