1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari “Guidance” dan “Counseling” dalam bahasa Inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola (to manage), dan (4) menyetir (to steer). Sunaryo (dalam Yusuf, S & Nurihsan, J. 2005: 6) mengemukakan bimbingan sebagai “proses membantu individu untuk mencapai perkembangan optimal”, sedangkan Natawidjaja (1987: 37) mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa bimbingan merupakan upaya pemberian bantuan untuk memfasilitasi individu dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. ASCA (American School Counselor Association) mengemukakan bahwa konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada konseli, konselor mempergunakan pengetahuan dan keterampilannya untuk membantu konselinya mengatasi masalah-masalahnya” (Yusuf, S & Nurihsan, J. 2005: 8). Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, konseling diartikan sebagai proses pemberian bantuan yang bersifat rahasia, yang dilakukan
oleh
konselor
kepada
konseli
untuk
menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi oleh konseli agar memperoleh kebahagian dalam hidupnya. Dari beberapa pengertian bimbingan dan
konseling
yang
dikemukan para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapatkan keahlian untuk itu, dengan tujuan agar indivisu dapat memahami
dirinya,
lingkungan,
dapat
mengarahkan
diri
dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal. Siswa Sekolah Menengah Atas merupakan remaja yang sedang mengalami perkembangan intelektual. Bloom (dalam Makmum, A. S. 2007: 102) menyatakan bahwa taraf kematangan dan kesempurnaan IQ seseorang mencapai 92% nya sejak usia 13 tahun. Maksudnya tingkat kematangan intelektual pada usia remaja berubah secara signifikan yang ditandai dengan adanya eksplorasi kematangan intelektual. Tahapan ekplorasi kematangan intelektual bisa dikembangkan melalui pendidikan yang dimanifestasikan dengan luasnya wawasan informasi dan kapasitas berfikir individu. Dengan demikian, masa remaja merupakan masa yang penuh potensi dalam menentukan keberhasilan akademik. Menurut Hurlock, E.B. (1980: 207-208) masa remaja merupakan salah satu perkembangan manusia yang menarik perhatian untuk dibicarakan, karena masa remaja mengalami berbagai permasalahan yang harus dihadapi. Masa remaja juga sering disebut sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menjadi masa dewasa. Siswa merupakan pribadi-pribadi yang sedang berada dalam proses berkembang ke arah kematangan. Masing-masing siswa memiliki karakteristik pribadi yang unik, dalam arti terdapat perbedaan individu diantara mereka. Contohnya hal-hal yang menyangkut aspek kecerdasan, emosi, sosialbilitas, sikap, kebiasaan dan kemampuan penyesuaian diri. (Yusuf, S & Nurihsan, J. 2011: 157). Salah satu perkembangan masa remaja adalah mengembangkan kemampuan intelektual. Perkembangan intelektual yang harus dimiliki remaja yaitu kemampuan menghadapi dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat, tepat dan efektif, memiliki inisiatif yang tinggi dan kemampuan untuk memperoleh atau menggunakan pengetahuan Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
dalam menyelesaikan masalah serta mampu menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Kemampuan intelektual tidak akan berkembang apabila siswa tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri individu yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Oleh karena itu perbuatan seseorang yang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai dengan motivasi yang mendasarinya. Motivasi siswa untuk mencapai prestasi yang tinggi harus memiliki motivasi belajar yang tinggi. Motivasi merupakan kekuatan, dorongan dan keinginan yang terdapat dalam diri siswa yang menyebabkan siswa bertindak. Motivasi belajar yang tinggi mendorong siswa untuk fokus untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dalam menghadapi permasalahan akan melakukan alternatif-alternatif yang positif untuk memecahkan setiap masalah yang mereka hadapi, contohnya siswa bertanggung jawab terhadap dirinya dan akan terus belajar bersungguh-sungguh. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Keefe dan Jenkins (dalam Zenzen, T.G: 2002) menyatakan “motivation, as it relates to students, is very important. Students who have high motivation to achieve generally do well academically. Students with low motivation do not do well academically”. Maksudnya jika dikaitkan dengan siswa motivasi merupakan faktor penting yang menentukan kemampuan akademis siswa. siswa yang memiliki motivasi yang tinggi akan bagus secara akademis, sementara siswa dengan motivasi yang rendah akan memiliki kemampuan akademis yang rendah pula. Ramdani (2011) menyatakan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi pada umumnya memperoleh hasil akademik yang baik, dan begitu juga sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah pada umumnya memperoleh hasil akademik yang kurang baik. Senada dengan hal tersebut, Hamalik, O. (2012: 179) menjelaskan juga Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
bahwa motivasi sangat penting dan menentukan kegiatan dalam belajar, karena suatu kelompok yang mempunyai motivasi akan lebih berhasil ketimbang kelompok yang tidak punya motivasi. Uno, H. B. (2012: 30) juga menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai motif tinggi cenderung untuk berusaha menyelesaikan tugasnya secara tuntas, tanpa menunda-nunda pekerjaannya. Hal yang membuat seorang siswa berusaha mencapai prestasi yang lebih tinggi dan mengikuti proses belajar mengajar secara lebih mendalam banyak berkaitan dengan faktor motivasi terutama motivasi untuk berprestasi, sedangkan motivasi masing-masing siswa dapat bervariasi. Kuat lemahnya motivasi tergantung pada besarnya harapan yang ingin dicapai, kuatnya dasar yang menimbulkan motivasi, serta besarnya kepuasaan yang diinginkan (Rivai, V: 2003) McClelland
(dalam
Zaenal,
2000)
mengungkapkan
bahwa
“Motivasi mempunyai kontribusi 65% terhadap prestasi belajar”. Sementara itu
menurut Bigge and Hunt dalam Rivai, V. (2003)
mengartikan motivasi berprestasi sebagai dorongan untuk berperilaku tertentu dalam menyelesaikan tugas dengan suatu standar keunggulan yang hasilnya dapat dievaluasi. Banyak dijumpai seseorang yang memiliki intelegensi tinggi tetapi prestasi yang dicapainya rendah, akibat kemampuan yang dimilikinya kurang berfungsi secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual anak dapat berfungsi secara optimal adalah adanya motivasi yang tinggi dalam dirinya. Dalam arti, apapun kondisi dan sistem dalam proses belajar mengajar, seluruh siswa hendaknya selalu berusaha meningkatkan motivasi untuk meraih prestasi yang gemilang. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang harus diraih oleh setiap siswa, bagi siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, mereka akan belajar dengan tekun untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah mereka cendrung sulit untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
Siswa
yang
berprestasi
rendah menunjukkan potensi
dan
kemampuannya kurang optimal, prestasi belajar menurun. Karakteristik siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah diantaranya; mudah merasa kecewa dan berputus asa, tidak berani menghadapi kenyataan, tidak mau berusaha, mudah bosan dan jenuh dalam belajar, suka memberontak, kurang percaya diri dan mudah terpengaruh. Rendahnya motivasi belajar siswa ditunjukkan dengan prestasi yang tidak stabil. Siswa cenderung mengabaikan tugas yang diberikan oleh guru, siswa menunjukkan kurang kesadaran dan dorongan dari dalam diri sendiri untuk mencapai prestasi yang optimal. Menurut Umaniyah (2008: 73) Individu yang memiliki motivasi belajar yang rendah memiliki beberapa ciri yaitu kurang memiliki tanggung jawab pribadi dalam mengerjakan aktivitasnya, memiliki program dalam kegiatan tetapi tidak berdasarkan pada rencana dan tujuan yang realistik serta lemah dalam pelaksanaannya, cenderung bersikap apatis dan tidak percaya diri, sering ragu dalam mengambil keputusan, tindakannya tidak berdasarkan tujuan, tidak memiliki sikap inovatif dan kreatif dalam belajar, tidak giat dalam menyelesaikan tugas sekolah, tidak memanfaatkan waktu dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang kurang optimal. Berdasarkan wawancara dengan guru pembimbing di SMA Kartika XIX-2 Bandung (2013) menunjukkan ada beberapa indikator siswa memiliki motivasi belajar yang rendah, diantaranya; sikap siswa yang asal naik kelas dan asal lulus, siswa kurang bertanggung jawab dalam mengerjakan tugas, siswa memiliki cara belajar yang kurang efektif sehingga tidak mampu menguasai materi pelajaran dengan baik, memiliki sikap apatis dan tidak percaya diri, ragu dalam mengambil keputusan, tidak memahami tujuan dalam setiap tindakannya, kurang disiplin dalam belajar, tidak mengikuti pelajaran yang diberikan guru dan tidak memanfaatkan waktu luang untuk belajar.
Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di SMA Kartika XIX-2 Bandung menunjukkan bahwa siswa sulit untuk mengembangkan prestasi belajarnya dengan baik. Bimbingan dan konseling memiliki peranan yang sangat penting dalam pendidikan dalam mendukung pencapaian proses belajar mengajar dengan memfasilitasi siswa agar mereka mampu mencapai perkembangannya secara optimal. Salah satu perkembangan siswa di sekolah adalah tercapainya perkembangan akademik yang optimal terutama mengembangkan motivasi belajar siswa. Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu siswa mengembangkan motivasi belajar adalah dengan memberikan bimbingan belajar kepada siswa, karena dengan bimbingan belajar dapat membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar yang meliputi kebiasaan belajar, mengembangkan motivasi belajar, cara belajar yang efektif dan menyelesaikan tugas-tugas Nurihsan, J. (2003: 21). Bimbingan belajar diarahkan untuk meningkatkan motivasi belajar pada siswa di sekolah. Guru pembimbing membantu siswa sukses dalam belajar, meraih prestasi dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan pendidikan. Menurut Sukardi, D.K et al (2008: 464) bimbingan belajar merupakan bimbingan yang tepat untuk membantu siswa dalam menemukan cara belajar yang tepat, mengatasi kesulitan belajar dan cara mengatur
waktu
dalam
belajar
khususnya
ditujukan
untuk
mengembangkan potensi diri siswa agar mereka mampu menemukan dan menciptakan cara belajar yang tepat. Bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa disusun dalam rancangan program bimbingan dan konseling yang direncanakan secara sistematis, terarah dan terpadu sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, bimbingan belajar juga bertujuan untuk membantu siswa mengatasi masalah dalam mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti ingin mengangkat masalah “program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa” Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
(Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Kartika XIX-2 Bandung pada Tahun Ajaran 2013/2014).
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Penelitian Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan siswa, untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara pendidik dengan siswa. Dalam saling mempengaruhi ini peranan pendidik lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih berpengalaman, lebih banyak menguaisai nilai-nilai, pengetahuan dan keterampilan. Sekolah berlangsungnya
merupakan kegiatan
suatu
belajar
lingkungan
mengajar
formal
secara
tempat
terencana
dan
terorganisasi. Kegiatan di sekolah bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri siswa menuju kedewasaannya. Oleh karena itu, sekolah tidak hanya bertanggung jawab dalam mengembangkan aspek intelektual siswa saja melainkan juga bertanggung jawab dalam menumbuhkan, mendorong, membina dan mengembangkan kepribadian siswa dalam mencapai prestasi. Menurut Kartadinata (1983: 150) sekolah tidak hanya menekankan kepada pengembangan kemampuan kognitif, tetapi juga menekankan kepada pengembangan kepribadian sebagai sesuatu yang terintegrasi dan utuh. Dalam lingkungan sekolah pengembangan motivasi belajar untuk meraih tujuan pendidikan yang secara langsung supaya siswa meraih prestasi yang optimal. Motivasi belajar merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan dimiliki oleh setiap siswa di sekolah. Motivasi belajar membantu siswa mampu mendorong tingkah lakunya untuk mencapai prestasi yang tinggi, mampu mengelola dirinya sendiri, mengembangkan kreativitas, memiliki cara belajar yang efektif dan mampu menanggung resiko. Siswa yang kurang memiliki motivasi akan mengahambat proses belajar dan sikap persaingan belajar dalam mencapai prestasi di sekolah. Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
Usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dapat dilaksanakan dalam memberikan intervensi dalam bentuk pelayanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan yang diberikan kepada siswa yang dilakukan secara berkesinambungan agar siswa dapat memahami dirinya dan dapat bertindak secara wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat serta kehidupan pada umumnya dan mampu mencapai perkembangan yang optimal. Bimbingan yang dapat diberikan untuk membantu siswa mengembangkan motivasi belajar ialah dengan bimbingan belajar, karena bimbingan belajar merupakan bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam menghadapi dan memecahkan permasalahan belajar. Mengingat pentingnya program bimbingan belajar di sekolah sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan lingkungan masyarakat dan kebijakan lembaga untuk membantu siswa mencapai kompetensi akademik, maka masalah utama dalam penelitian ini adalah, “seperti apa program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?” Secara lebih rinci masalah utama tersebut diuraikan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1.
Gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
2.
Program bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014.
3.
Gambaran hasil efektivitas program bimbingan belajar untuk meningkatan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014
Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini secara umum adalah untuk menghasilkan program layanan bimbingan belajar yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran umum motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Seperti apa rumusan program hipotetik bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Bagaimana hasil efektivitas program bimbingan belajar terhadap peningkatan motivasi belajar siswa XI SMA Kartika XIX-2 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014?
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoritis a) Memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan teori tentang pelaksanaan bimbingan belajar dan motivasi belajar. b) Guna
memperkaya
cakupan
ilmu
pengetahuan
dalam
pengembangan program pelayanan BK di sekolah. c) Sebagai sumber informasi pendidikan bagi mahasiswa program studi BK program pasca sarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 2. Manfaat Praktis ` a) Siswa Diharapkan siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi melalui bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
b) Bagi Guru Bimbingan dan Konseling Memberikan inovasi baru dalam peningkatan mutu dan potensi guru dalam meningkatkan profesionalitasnya sebagai pendidik yang handal, khususnya yang terkait dengan pengetahuan dan pemahaman siswa tentang motivasi belajar. c) Bagi Sekolah Mengembangkan kualitas pendidikan untuk anak didik dan memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah untuk mengembangkan wawasan serta ilmu pengetahuan dalam layanan bimbingan belajar di sekolah terkait dengan motivasi siswa. d) Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang perbaikan kegiatan pemberian layanan guna meningkatkan mutu kualitas layanan bimbingan yang diberikan. Khususnya dalam penggunaan layanan bimbingan belajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu