BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara yang ditempuh untuk memberikan pengetahuan kepada anak didik melalui pembelajaran, seperti definisi pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 (Sagala, 2011: 2) “Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan”. Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar serta anak dengan pendidik. Dalam proses pembelajaran, anak didik dapat menyerap informasi yang diberikan oleh guru dengan baik jika anak didik merasa nyaman dengan cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi. Dunkin dan Biddle (Majid, 2006: 111). mengemukakan bahwa: Proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu 1). Variable pertanda (presage variables) berupa pendidik; 2). Variabel konteks ( contex variables) berupa peserta didik; 3). Variabel proses ( process variables); dan 4). Variabel produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Pembelajaran dapat dilakukan dalam pendidikan formal dan non formal. Pada pendidikan formal sering kali siswa kurang menyukai mata pelajaran tertentu, sehingga siswa kurang menyerap materi yang diberikan oleh guru. Khususnya pada mata pelajaran seni budaya sering kali siswa kurang tertarik untuk dapat mengikuti mata pelajaran tersebut. Mata pelajaran seni budaya, khususnya seni tari seringkali dianggap sebagai mata pelajaran sampingan dan kurang memberikan kontribusi kepada siswa. Padahal dengan adanya mata pelajaran seni tari, siswa dapat lebih mengenal dan menghargai seni budaya daerahnya sendiri. Pendidikan seni tari juga dapat membantu meningkatkan kemampuan fisik Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2
serta psikis siswa secara seimbang. Namun dalam pelaksanaannya, pembelajaran seni tari tidak berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru. Siswa pada sekolah umum yang mempunyai beragam bakat dan keterampilan tentunya tidak mudah untuk menerima semua mata pelajaran yang diberikan oleh guru. Tidak seperti halnya di sekolah kejuruan yang didominasi oleh siswa-siswi yang memang benar-benar berminat dan mempunyai bakat terhadap jurusan yang mereka pilih. Siswa pada sekolah umum mempunyai minat yang berbeda-beda, sehingga untuk mengikuti mata pelajaran seni tari membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menjadikan siswa tersebut terampil. Namun seperti yang dikemukakan oleh Masunah dalam buku Tari Pendidikan (2012: 5) “..bahwa tujuan pendidikan seni di sekolah umum bukanlah menjadi seniman, melainkan diharapkan siswa mendapatkan pengalaman seni, baik praktik maupun apresiasi.” Pada pelaksaannya, dalam pembelajaran seni tari guru sering sekali mengalami kesulitan untuk mengajarkan praktik tari karena biasanya guru berorientasi pada tari bentuk untuk pertunjukan. Sehingga pembelajaran tari lebih difokuskan pada pembelajaran ekstrakulikuler yang hanya diikuti oleh siswa-siswa yang berminat pada pembelajaran tari tersebut. Seharusnya pembelajaran seni tari dapat diikuti oleh semua siswa baik oleh siswa putra ataupun siswa putri pada kegiatan pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan pembelajaran tari harus dapat menarik minat siswa terhadap seni tari tradisi. Namun, biasanya pembelajaran tari di sekolah umum masih saja menggunakan metode yang sama dengan materi yang sama sehingga menjadikan mata pelajaran ini dipandang tidak terlalu memberikan kontribusi bagi siswa. Seperti yang dikemukakan dalam buku metodologi pengajaran seni oleh P4ST UPI (2004: 1) bahwa “ Peranan pendidikan seni semakin dipandang sebelah mata karena dianggap kurang memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (siswa)”. Seperti yang sering terjadi pada pembelajaran tari di Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3
sekolah umum biasanya siswa menirukan gerakan yang dipraktikan oleh guru dengan gerak dasar tari tradisi, sehingga siswa akan merasa enggan untuk bergerak sesuai dengan apa yang diajarkan oleh guru karena siswa merasa kesulitan. Untuk itu, seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan materi agar proses pembelajaran menjadi lebih mudah untuk diterima oleh semua siswa. Tidak hanya menyampaikan materi, tetapi guru juga harus meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa yang meningkat menandakan bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah diterima oleh siswa dengan baik. Guru harus mempunyai sensitivitas yang tinggi untuk mengetahui apakah pembelajaran tersebut sudah berjalan secara efektif atau tidak. Guru harus merubah peran siswa yang biasanya sebagai konsumen yakni hanya menerima materi, mencatat, dan menghafal saja, namun menjadi produsen, siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti meneliti, bertanya, menulis, dan mengarang serta hal lain yang siswa kerjakan sendiri (Majid, 2006). Proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk menemukan dan memecahkan masalahnya sendiri akan lebih melekat dan diingat oleh siswa lebih lama dibandingkan dengan siswa hanya duduk dan menerima materi yang diberikan oleh guru. Proses pembelajaran seni tari tidak hanya mengajarkan gerak-gerak sebuah tarian dengan patokan-patokan yang rumit dan tidak selalu untuk mencetak siswa menjadi terampil dalam menari, tetapi untuk mengajarkan siswa untuk lebih kreatif dan apresiatif terhadap seni budaya serta dapat memahami pola lantai. Proses pembelajaran seni tari yang dilakukan di sekolah formal tentunya berbeda dengan pembelajaran seni tari di sanggarsanggar. Masunah, (2012 : 44) mengungkapkan bahwa: Pendidikan tari di sanggar-sanggar lebih ditekankan pada penguasaan keterampilan yang mengarah pada keahlian, sedangkan pendidikan tari di sekolah formal siswa tidak dituntut untuk terampil menari, melainkan diharapkan dapat menumbuhkan berbagai Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4
kepekaan rasa estetis dan budaya yang berfungsi untuk membantu perkembangan siswa dari segi intelektual, emosional dan spiritualnya Tujuan pembelajaran tari disini adalah dengan melalui pembelajaran tari siswa dapat memahami nilai-nilai yang terkandung dalam proses pembelajaran, seperti halnya nilai social, nilai estetis, nilai kebersamaan, dan lain-lain. Namun dalam proses pembelajaran, tidak selalu efektif dan efisien dan hasil pembelajaran pun tidak selalu berhasil, karena selalu ada hambatan dan permasalahan baik yang dialami oleh guru maupun oleh siswa. oleh karena itu, guru atau pendidik perlu memperhatikan cara ynag digunakan dalam menyampaikan materi kepada siswa. guru dapat menggunakan beberapa pendekatan belajar dan pembelajaran. Menurut Sagala, (2011: 68) Pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu instruksional tertentu. Selama pelajaran berlangsung guru sulit menentukan tingkah laku mana yang berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa, misalnya gaya mengajar mana yang memberi kesan positif pada siswa selama ini, strategi yang seperti apa, media dan metode mana yang tepat untuk dipakai dalam menyajikan suatu bahan sehingga membantu mengaktifkan siswa dalam belajar.sehingga dalam hal ini, metode berkedudukan sebagai alat untuk meningkatkan minat belajar siswa dari luar. Metode merupakan cara atau teknik yang ditempuh oleh guru dalam menyampaikan materi atau bahan pelajaran kepada siswa yang melibatkan interaksi yang aktif dan dinamis antara guru dengan siswa, sehingga tujuan belajar yang telah ditentukan menjadi efektif dan efisien. Dengan metode atau model pembelajaran yang lebih bervariasi diharapkan anak didik atau siswa akan lebih kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran. Kreativitas diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak. Jika biasanya siswa hanya menirukan apa yang ia lihat dari gurunya tanpa ia berfikir untuk mengembangkannya, maka proses belajar dari Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5
siswa tersebut kurang maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh Hilgard dan Marquis (Sagala, 2003:13) “ Belajar merupakan proses mencari ilmu
yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran, dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.” Dengan pendapat tersebut, kita akan mengerti bahwa dengan adanya proses latihan yang dialami oleh siswa dan tejadi perubahan dalam dirinya, maka ia telah belajar. Jika siswa hanya meniru saja, siswa tidak akan mengerti sepenuhnya tentang apa yang ia pelajari. Maka proses kreativitas sangat
diperlukan
dalam
proses
pembelajaran
khususnya
dalam
pembelajaran seni tari. Seperti yang diungkapkan oleh Komalasari dalam seminar nasional ( 2010:1) bahwa kreativitas merupakan potensi yang perlu dikembangkan melalui pembelajaran seni tari, karena dapat membentuk sikap dan cara berfikir yang dapat membantu siswa dalam perkembangannya untuk kedewasaannya. Kegiatan menari dapat dijadikan media untuk mengembangkan kemampuan kreativitas siswa melalui kegiatan seperti menemukan ide gerak, bergerak sesuai dengan interpretasi siswa terhadap stimulus yang diberikan, menyusun gerak-gerak secara kreatif, membuat pola lantai dan menampilkan gerak hasil kreativitas siswa. Dengan melalui pembelajaran hasil kreativitas siswa sendiri akan lebih bermakna dan akan mudah melekat bagi dirinya. Dengan pembelajaran yang mengembangkan kreativitas siswa, diharapkan siswa dapat memahami nilai-nilai yang terdapat dalam proses belajar tersebut, seperti nilai bekerjasama dengan kelompoknya, nilai sosial, memecahkan masalah secara kelompok maupun individu serta nilai keberanian untuk menampilkan hasil kreasinya baik secara kelompok maupun individu. Seperti yang dikemukakan oleh Komalasari ( 2010 : 2) bahwa “ Pengalaman praktik dan pengetahuan melalui kegiatan kreatif dan apresiatif dalam pendidikan seni sangat penting dilakukan. Kegiatan tersebut diharapkan mampu membentuk sikap kreatif dalam bertindak dan Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
6
sikap apresiatif peserta didik terhadap nilai-nilai seni budaya yang direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari.” Untuk mengembangkan kreativitas tersebut, pengajar atau guru harus mempunyai strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan psikologi serta kemampuan peserta didiknya. Pembelajaran di SMP Negeri 9 Bandung ini, siswa tidak dituntut untuk berkreasi sendiri dalam pembelajaran seni tari, sehingga siswa kurang aktif dan kurang memahami unsur-unsur tari dan desain pola lantai pada khususnya. Siswa hanya dituntut untuk menghafalkan gerakgerak tari yang diberikan oleh guru. Kemudian pada tes akhir pembelajaran hanya diutamakan hafalan gerak saja. Metode discovery
atau penemuan adalah metode mengajar yang
mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa dituntut untuk lebih aktif dalam menemukan hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan. Proses belajar dengan metode discovery ini diharapkan siswa dapat meningkatkan kreativitasnya dalam memahami pola lantai karena proses belajar dengan cara menemukan sendiri, dan menyimpulkan hasil penemuannya sendiri dapat lebih mudah diingat dan melekat pada diri siswa. Dengan belajar hasil penemuannya sendiri akan meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk lebih aktif dan kreatif. Untuk itu, proses pembelajaran dengan metode discovery learning cocok untuk menjadikan siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah umum. Maka peneliti ingin mengubah metode pembelajaran seni tari yang kurang melibatkan siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peneliti mengambil judul “Metode discovery learning dalam pembelajaran tari kelompok untuk meningkatkan pemahaman desain pola lantai siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung”.
Dengan
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
7
adanya penelitian ini diharapkan siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran seni tari serta dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap desain pola lantai.
B. Rumusan Masalah Penulis menemukan beberapa masalah di dalam pembelajaran seni tari terhadap siswa di sekolah formal khususnya Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung, masalah tersebut diantaranya : 1. Bagaimanakah proses pembelajaran seni tari menggunakan metode discovery learning pada siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung? 2. Bagaimanakah hasil pembelajaran seni tari dengan metode discovery learning pada siswa kelas VII di SMP Negeri 9 Bandung? C. Tujuan 1. Mengembangkan proses pembelajaran seni tari dengan menggunakan metode discovery learning. 2. Mendeskripsikan hasil belajar siswa setelah menggunakan metode discovery learning dalam pembelajaran seni tari. D. Manfaat Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat bagi peneliti, bagi lembaga serta bagi masyarakat. 1. Manfaat bagi Peneliti Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah peneliti dapat menambah pengetahuan bagaimana cara menerapkan tarian tradisional yang dianggap sulit serta kurang diminati oleh siswa pada sekolah umum, yang sesuai untuk pembelajaran seni tari. Peneliti dapat lebih mengembangkan metode discovery learning dalam pembelajaran seni tari. Dengan adanya penelitian ini dapat menjadikan pengalaman dan sebagai evaluasi peneliti untuk lebih kreatif dalam proses pembelajaran seni tari terhadap siswa pada sekolah umum. Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
8
2. Manfaat bagi lembaga (SMPN 9 Bandung) Manfaat dari penelitian ini bagi lembaga adalah lembaga dapat menciptakan inovasi dalam pembelajaran seni tari, agar pembelajaran seni tari tidak lagi dianggap sebagai mata pelajaran yang dipandang sebelah mata. pendidikan seni tari sama pentingnya dengan mata pelajaran lainnya. Sehingga lembaga dapat mengembangakan dan menerapkan metode discovery learning dalam pembelajaran tari, agar dapat mengembangkan pemahaman unsur tari khususnya pemahaman pola lantai. 3. Manfaat bagi guru Manfaat penelitian bagi guru adalah guru dapat mengembangkan metode-metode dalam proses pembelajaran seni tari pada khususnya agar pembelajaran seni tari dapat lebih dipahami oleh siswa. 4. Manfaat bagi siswa Manfaat bagi siswa dalam penelitian ini adalah siswa dapat lebih berfikir aktif dan lebih kreatif dalam pembelajaran seni tari. Siswa dapat
memahami
desain
pola
lantai
dan
mengembangkan
pemahamannya dalam proses pembelajaran seni tari, serta siswa dapat lebih menghargai seni tradisional lainnya. E. Struktur Organisasi BAB I dalam skripsi ini berisi mengenai latar belakang permasalahan yang dijadikan penelitian, rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,dan struktur organisasi BAB II berisi mengenai penelitian terdahulu yang dapat menjadi gambaran yang menunjang terhadap penelitian yang dilakukan serta kajian teori dengan teori-teori yang menunjang dalam penelitian
tersebut
mencakup
metode
pada
pembelajaran,
pendekatan
metode
belajar
Discovery
dan
Learning
pembelajaran, dalam
pembelajaran,
keuntungan dan kelemahan metode Discovery Learning, tari dalam pendidikan serta kreativitas dalam pembelajaran tari Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
9
BAB III berisi mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional, variable penelitian, hipotesis, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, tahap-tahap penelitian BAB IV, berisi mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan, kegiatan belajar mengajar seni tari sebelum menggunakan metode discovery learning, kemudian proses pembelajaran dengan menggunakan metode discovery learning, hasil pembelajaran seni tari setelah menggunakan metode discovery learning serta pembahasan hasil penelitian. BAB V berisi mengenai kesimpulan dari hasil penelitian, dan rekomendasi untuk pembelajaran tari lainnya.
Rachmayanti Gustiani, 2013 Metode Discovery Learning Dalam Pembelajaran Tari Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Desain Pola Lantai Siswa Kelas VII Di SMP Negeri 9 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu