BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Cara penghidupan suatu bangsa sangat erat hubungannya dengan tingkat pendidikannya. Pendidikan bukan hanya sekedar mengawetkan kebudayaan dan meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi juga diharapkan dapat mengubah dan mengembangkan pengetahuan. Pendidikan bukan hanya menyampaikan keterampilan yang sudah dikenal, akan tetapi harus dapat meramalkan berbagai jenis keterampilan dan kemahiran yang akan datang dan sekaligus menemukan cara yang tepat dan cepat supaya dapat dikuasai oleh anak didik ( Idris,1981). Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyarharjo, 1998). Guru mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, oleh karena itu guru harus dapat membuat suasana pembelajaran yang lebih efektif. Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu guru juga harus memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai agar situasi pembelajaran menyenangkan dan siswa mudah menangkap materi yang diajarkan. Namun, para guru biasanya masih banyak yang cenderung memilih metode ceramah dan diskusi untuk menyampaikan materi pelajaran dibandingkan metode pembelajaran yang lainnya.
1 Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
2
Menurut Iwan. S dalam Jurnal Geografi (GEA), secara umum kelemahan pembelajaran geografi di SMA adalah penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat dan tidak bervariasi. Metode ceramah cenderung dipilih guru karena dianggap lebih mudah dan efisien. Padahal metode ceramah menyebabkan guru lebih berperan aktif dan beraktifitas. Penggunaan metode ceramah juga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya keberanian bertanya dan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. Saat ini yang menjadi permasalahan dalam proses belajar siswa adalah rendahnya keberanian bertanya dan keaktifan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan dalam kegiatan pembelajaran guru ketika menyampaikan pelajaran menggunakan
ceramah dan selama ini dalam
mengajar kelas X belum pernah menggunakan metode diskusi. Biasanya guru mengajar menggunakan metode ceramah menggunakan power point dan vidio. Selain itu juga guru dalam mengajar hanya sebagian yang sesuai dengan RPP. Ketidak sesuaian tersebut disebabkan karena kegiatan kesiswaan seperti lomba. Kegiatan kesiswaan tersebut mengakibatkan jam pelajaran berkurang. Hal itu juga berpengaruh pada prestasi belajar siswa. Berdasarkan observasi kelas X yang peneliti lakukan di kelas X1, X2, X3, dan X4, terdapat permasalahan – permasalahan yaitu masih kurangnya keberanian bertanya dan keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. Di antara empat kelas yang saya observasi kelas yang paling bermasalah yaitu kelas X4. Hal ini ditunjukan dengan nilai ulangan harian mata pelajaran geografi
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
3
semester genap MAN Purwokerto 2 kelas X1, X2, X3, dan X4 tahun pelajaran 2014/2015 tertera pada Tabel 1. 1. Tabel 1.1 Nilai Ulangan Harian No
Kelas
1. X1 2. X2 3. X3 4. X4 Sumber: Data Primer 2015
Nilai Ulangan Harian Tertinggi Terrendah Rata – rata 80 20 54,20 100 20 57,50 80 20 56,80 80 20 41,60
KKM 75 75 75 75
Dari Tabel 1.1 di atas nilai hasil ulangan harian masih rendah . Diantara 4 kelas X tersebut belum ada yang rata – rata kelasnya mencapai KKM. Nilai ulangan harian yang paling rendah yaitu nilai siswa kelas X 4 dengan rata – rata kelas 41,60. Berdasarkan nilai ulangan harian semester 2 belum memenuhi standar nilai. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran geografi, yaitu 75. Berdasarkan kenyataan tersebut
penyebab
rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi antara lain : siswa masih kurang berani bertanya dan kurang aktif. Hal ini menyebabkan siswa kurang memahami materi, dan kurang tertarik dalam mengikuti palajaran geografi. Bedasarkan hasil observasi keberanian bertanya siswa dapat dilihat pada Tabel 1. 2 di bawah ini. Tabel 1.2 Keberanian Bertanya siswa kelas X. 4 MAN Purwokerto 2 semester genap tahun pelajaran 2014/2015. No Keterangan 1 Berani untuk menatap wajah orang yang ditanyai 2 Memiliki rasa percaya diri untuk memulai bertanya pada orang lain Rata – rata keberanian bertanya Sumber: Data Primer 2015
Persentase (%) 21,42 21,42 21,42
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
4
Berdasarkan Tabel 1. 2 di atas, di ketahui bahwa hanya (21,42 %) berani untuk menatap wajah orang yang ditanyai dan siswa memiliki rasa percaya diri untuk memulai bertanyai bertanya pada orang lain (21,42 %). Rata – rata keberanian bertanya 21,42 %. Sedangkan hasil observasi keaktifan siswa disajikan pada table berikut : Tabel 1.3 Keaktifan siswa kelas X. 4 MAN Purwokerto 2 semester genap 2014/2015. No Keterangan . 1. Siswa menyampaikan pertanyaan 2. Siswa menyampaikan pendapat 3. Siswa menyampaikan sanggahan Rata – rata keaktifan Sumber: Data Primer 2015
Persentase (%) 21,42 11,90 4,76 12,69
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas, di ketahui bahwa hanya ada (21,42%) siswa yang menyampaikan pertanyaan, sedangkan siswa yang menyampaikan pendapat ada (11,90 %), dan siswa yang menyampaikan sanggahan ada (4,76 %). Rata – rata keaktifan siswa kelas X 4 yaitu 12,68 %. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu diatasi dengan menggunakan model
dan media pembelajaran yang inovatif yang dapat meningkatkan
kemampuan keberanian bertanya dan keaktifan belajar siswa. Cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran (Solihatin,2008). Group Investigation dalam implementasinya guru membagi kelas menjadi kelompok – kelompok dengan anggota 5 - 6 siswa yang heterogen (Trianto,2012).
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
5
Kelebihan Group Investigation menurut Suharyono (1991) dalam Pramita (2012) yaitu 1) Mendoromg tumbuh dan berkembangnya potensi berpikir dan analisis secara optimal, 2) Melatih siswa aktif dan kreatif dalam menghadapi setiap masalah, 3) Mendorong tumbuhnya sikap tenggang rasa, atau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, 4) Mendorong tumbuhnya sikap demokratis dikalangan siswa, 5) Menodorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka, dan 6) Memperluas wawasan siswa melalui kegiatan saling tukar informasi, pendapat, dan pengalaman. Pengunaan diskusi Group Investigation belum dilaksanakan oleh guru geografi MAN Purwokerto 2. Hal ini yang menjadikan siswa kurang berani bertanya dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. Peneliti memilih salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe Group Investigation untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran geografi bagi siswa kelas X 4 MAN Purwokerto 2. Tipe ini dipilih karena dianggap dapat membuat situasi belajar yang lebih efisien dalam kelompok. Selain itu, tipe pembelajaran ini menunjukkan adanya keseimbangan peran antara guru dan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sadiman, 1993). Animasi menurut Mayer dan Moreno dalam Sukoco (2013) mengemukakan bahwa animasi merupakan satu bentuk
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
6
presentasi bergambar yang paling menarik, yang berupa simulasi gambar bergerak yang mengambarkan perpindahan atau pergerakan suatu objek. Penggunaan animasi dalam proses pembelajaran sangat membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pengajaran, serta hasil belajar yang meningkat. Selain itu penggunaan media animasi dapat meningkatkan daya tarik, serta motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran (Sukoco,2013). Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengadakan penelitian dengan judul : Upaya Meningkatkan Keberanian Bertanya Dan Keaktifan Belajar Geografi Pada kompetensi
dasar
Atmosfer Melalui
Model
Pembelajaran Group Investigation Menggunakan Media Animasi Pada Siswa Kelas X 4 MAN Purwokerto 2 Tahun Ajaran 2014/2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan diterapkannya model pembelajaran group investigation menggunakan media animasi dapat meningkatkan keberanian bertanya dan keaktifan belajar geografi pada kompetensi dasar atmosfer kelas X 4 MAN Purwokerto 2? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keberanian bertanya dan keaktifan belajar geografi pada kompetensi dasar atmosfer melalui
model pembelajaran group investigation menggunakan media
animasi pada mata pelajaran geografi kompetensi dasar atmosfer kelas X 4 MAN Purwokerto 2 tahun pelajaran 2014/2015.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015
7
D. Manfaat Penelitian a. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model group investigation menggunakan media animasi untuk meningkatkan keberanian bertanya dan keaktifan belajar. b. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru geografi ataupun guru pelajaran lain dalam memilih metode pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan keberanian bertanya dan keaktifan belajar. c. Bagi Siswa Peningkatan kualitas mereka dalam aspek pengetahuan. Siswa lebih menguasai materi yang mereka pelajari lebih senang dalam belajar. d. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti tentang upaya meningkatkan keberanian bertanya dan keaktifan belajar.
Upaya Meningkatkan Keberanian..., Gustin Farida Rohmah, FKIP UMP, 2015