BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permainan bolabasket merupakan salah satu cabang olahraga permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari lima orang pemain. Tujuan permianan ini adalah menciptakan poin dengan memasukan bola sebanyakbanyaknya ke dalam keranjang lawan dan menjaga keranjang sendiri dari serangan lawan. Permainan bolabasket mempunyai gerakan dasar melempar, menangkap, dan mengiring bola dengan menggunakan tangan yang di pantulkan kebawah. Permainan bolabasket dilakukan di lapangan dengan ukuran-ukuran tertentu, dapat dilakukan di lapangan indoor/outdoor. Sejalan dengan paparan di atas, Oliver (2007:vi) mengatakan bahwa :
Bolabasket adalah salah satu olahraga paling popular di dunia. Pengemarnya yang berasal dari segala usia merasakan bahwa bolabasket adalah olahraga menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur,dan menyehatkan. Keterampilan-keterampilan perseorangan seperti tembakan, umpan, dribel, dan rebound, serta kerja tim untuk menyerang atau bertahan, adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga ini. Permainan bolabasket digemari di masyarakat terutama di kalangan anakanak dan remaja. Di lingkungan persekolahan permainan bola basket merupakan salah satu aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes), baik dalam kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Melalui pembelajaran aktivias permanainan bolabasket, seluruh
dimensi
kepribadian
positif
siswa
diyakini
dapat
ditumbuhkembangkan. Misalnya kebugaran jasmani, mental, intelektual, keterampilan sosial, kepribadian dan mengembangkan nilai-nilai positif dan fair play. Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2
Kebugaran jasmani yang dapat ditumbuhkembangan melalui aktivitas pembelajaran
permainan
bolabasket
mencakup
beberapa
komponen
diantaranya adalah daya tahan, kekuatan, dan kecepatan. Pengembangan komponen daya tahan dalam permanian bolabasket karena siswa beraktivitas dalam waktu yang cukup lama. Seperti dalam peraturan PERBASI (1994:41), permainan bolabasket dilakukan dalam waktu 4 x 10 menit. Lamanya waktu permainan ini dapat merasang kerja jantung, paru-paru, pernafasan dan daya tahan otot lokal. Apalagi jika selama kurun waktu tersebut, aktivitas permainan bolabasket dilakukan dalam intensitas yang tinggi. Dengan demikian siswa yang aktif dan inten bermain bolabasket diyakini mempunyai daya tahan tubuh yang lebih baik dibandingkan siswa yang tidak pernah berolahraga. Komponen kebugaran jasmani berikutnya yang dapat dikembangakan oleh pembelajaran aktivitas permainan bolabasket yaitu kekuatan. Kekuatan dominan yang dapat dikembangkan misalnya kekuatan otot tungkai dan otot lengan. Kekuatan otot tungkai dikembangkan misalnya pada saat siswa melakukan berlari, melompat, dan meloncat. Pengembangan otot lengan pada saat siswa melakukan shooting tree poin, long passing, dan dribble. Dengan demikan siswa yang aktif dan inten bermain bolabasket diyakini memiliki kekuatan otot tungkai dan otot lengan, dibandingkan siswa yang tidak aktif berolahraga. Komponen kebugaran jasmani selanjutnya yaitu komponen kecepatan. Dalam permainan bolabasket, siswa dituntut dapat berlari cepat, passing keteman satu tim dengan cepat, menangkap bola dengan cepat, mendribel bola, dan berpindah posisi ke posisi yang kosong dengan cepat. Hal lain yang menuntut siswa bergerak cepat karena peraturan yang menharuskan siswa bergerak cepat misalnya peraturan waktu penyerangan 24 detik atau 3 detik berada dalam pertahanan lawan. Dengan demikian siswa yang aktif dan inten bermain
bolabasket
memiliki
kecapatan
gerak
motorik
yang
cepat
dibandingkan dengan siswa yang tidak aktif dan inten berolahraga. Dimensi mental yang dapat ditumbuhkembangkan dalam aktivtias pembelajaran permainan bolabasket misalnya meliputi rasa percaya diri, Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3
semangat juang tinggi dan dapat mengkontrol emosi. Percaya diri menurut W.H.Miskell tahun 1939 dalam (http://sosseres.blogspot.com/2011/02/arti-percayadiri.html) percaya diri adalah “kepercayaan akan kemapuan sendiri yang
memadahi
dan
menyadari
kemampuan
yang
dimiliki,
serta
dapat
memanfaatkannya secara tepat”. Dalam permbelajaran aktivitas permainan bolabasket pengembangan rasa percaya diri dimulai dari siswa ditanamkan pemikiran bahwa siswa mempunyai kemampuan yang sama dengan yang lain. Kemudian siswa merasakan berhasil dalam pembelajaran. Contohnya siswa berhasil memasukan bolabasket dalam keranjang, memdapatkan kesempatan bermain, dapat bermain secara optimal, dan diberikan motivasi agar semangat untuk memperbaiki kesalahan dalam proses pembelajaran. Rasa semangat juang yang tinggi dapat dikembangkan dalam permainan bolabasket misalnya siswa mempertahankan ringnya dari serangan lawan untuk menciptakan poin, siswa berupaya mengejar ketertinggalan poin untuk mendapatkan kemenangan dan siswa berani merebut bola yang di kuasi lawan untuk menyerang balik dan menciptkan poin. Dengan demikian siswa yang aktif inten dan kompetitif bermain bolabasket memiliki kecepatan yang baik, dibandingkan siswa yang tidak aktif, inten dan kompetitif berolahraga. Selanjutnya dimensi mental lekat sekali dengan emosi, dan terkadanag sulit untuk menjaga emosi dalam diri sendiri. Emosi menurut Daniel Goleman (2002:441) dalam (http://mbegedut.blogspot.com/2011/04/pengertian-emosimenurut-para-ahli.html) “emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecendrungan untuk bertindak”. Pengembangan mengkontrol emosi melalaui pembelajaran aktivitas permainan bolabasket misalnya siswa dibiasakan untuk masuk dalam keadaan yang tertekan dengan intesitas kontak fisik yang tinggi, karena denagn membiasakan denagn keadaan seperti ini siswa akan terbiasa untuk mengkontrol emosinya. Emosi yang berlebihan akan merugikan diri sendiri dan tim. Dengan demikian siswa yang terbiasa masuk dalam situasi tekanan dalam permainan bolabasket mempunyai control emosi yang baik dibandingkan siswa Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4
yang tidak pernah mengalami keadaan tertekan dalam aktivitas permainan dan olahraga. Dimensi intelektual yang dapat ditumbuhkembangkan dalam aktivitas pembelajaran permainan bolabasket misalnya pengembangan berfikir secara cepat, berfikir logis, dan kreatif. Karena dalam permainan bolabasket siswa yang fokus serta dituntut berfikir secara cepat untuk mengambil keputusan yang tepat dalam situasi taktik menyerang untuk menciptakan poin dan bertahan dari serangan lawan. Dengan demikian siswa yang bermain bolabasket secara fokus memiliki pemikiran yang cepat untuk mengambil keputusan dibandingkan siswa yang tidak fokus dalam berolahraga. Berfikir logis dapat dikembangkan melalui pembelajaran aktivitas permainan bolabasket misalnya siswa mempunyai pemikiran dampak positif dan dampak negartif dari keputusan yang siswa ambil, contonya dalam situasi pembelajaran aktivitas permainan bolabasket siswa mendapatkan bola dan mempunyai kesempatan untuk menciptkan poin dari jarak yang cukup jauh namun ada rekan satu timnya yang posisinya lebih dekat dengan ring, jika siswa itu shooting ke ring belum tentu bola akan masuk karena jarak yang cukup jauh sedangkan bila passing ke rekan satu timnya yang lebih dekat dengan ring kesempatan untuk mencetak poin akan lebih besar. Dengan demikian dalam situasi inilah siswa belajar dan mengembangakan pemikiran yang logis dalam permainan bolabasket dibandingkan siswa yang tidak berfikir logis dalam berolahraga. Kemudian dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket dapat dikembangkan pemikiran kreatif misalnya siswa membuat taktik yang bervariasi dalam penyerangan dan bertahan, variasi shooting atau passing, dan memecahkan masalah dalam taktik penyerangan dan bertahan. Siswa yang aktif bermain bolabasket minimal mempunyai kreatifitas berfikir untuk memecahkan masalah yang dihadapainya dalam situasi permainan bolabasket dibandingkan siswa yang tidak aktif berolahraga. Dimensi keterampilan sosial yang dapat ditumbuhkembangkan dalam aktivtas permainan bolabasket misalnya untuk menciptakan poin atau mencapai Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
5
kemenangan membutuhkan kerja sama dalam tim dan tidak bisa dilakukan sendiri. Karena didalam permainan bolabasket setiap individu mempunyai tugasnya dan posisinya masing-masing, maka untuk mencapai hasil yang diinginkan siswa harus saling mendukung satu sama lain untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan interaksi seperti ini siswa dapat mengenal krakteristik teman sebayanya untuk bekerjasama dalam satu tim. Dengan demikian siswa yang bekerjasama dalam bermain bolabasket mempunyai interaksi sosial yang baik dibandingkan siswa yang tidak mau bekerjasama dalam permainan dan olahraga. Dimensi kepribadian yang dapat ditumbuh kembangkan dalam aktivitas permainan bolabasket misalnya bersikap jujur, disiplin, dan tanggung jawab. Dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket kejujuran merupakan hal yang penting karena kejujuran mencerminkan sesorang yang berjiwa sportivitas. Pengembangan sikap jujur melalui permainan bolabasket misalnya siswa aktif dan inten bermain bolabasket harus memahami perturan permainan bolabasket serta apabila melanggarnya dapat mengakuinya contohnya seperti peraturan trepling, double, dan jump. Peraturan ini adalah peraturan yang sering sekali dilanggar oleh siswa. Dengan demikian siswa yang aktif dan inten bermain bolabasket akan memahami peraturan permainan dan apabila melanggarnya siswa dapat mengakuinya ini merupakan nilai kejujuran untuk menciptakan permainan bolabasket yang kompetitif dan menghibur,di bandingkan siswa yang tidak mau mengakui kesalahan yang diperbuatnya. Sikap disiplin yang dapat dikembangakan melalui pembelajaran aktivitas permainan bolabasket misalnya siswa mamatuhi intruksi yang guru berikan dan mematuhi peraturan-peraturan yang ada dalam permainan bolabasket. Dengan demikian siswa yang patuh pada peraturan yang ada dalam permaianan bolabasket mempunyai sikap disiplin yang baik dibandingkan siswa yang tidak mematuhi peraturan dalam permainan dan olahraga. Berikutnya pengembangan sikap bertanggung jawab dapat dikembangakan melalui pembelajaran aktivitas permainan bolabasket misalanya dalam permainan bolabasket siswa mempunyai posisinya masing tentunya setiap Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6
posisi berbeda tugasnya, tugas ini merupak tanggung jawab siswa dalam bermain bolabasket untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dengan demikian siswa yang aktif bermain bolabasket mempunyai rasa tanggung jawab atas sebuah tugas yang harus siswa lakukan dalam bermain bolabasket dibandingkan siswa yang tidak aktif dalam permainan dan olahraga. Pembelajaran aktivitas permainan bolabsaket memberikan banyak nilainilai positif untuk perkembangan kepribadian siswa yang lebih matang dan berkualitas, salah satunya menjungjung nilai fair play dalam setiap pembelajaran aktivitas permainan dan olahraga. Dengan cara menjiwai permainan serta memberikan kemapuan secara maksimal untuk mencapai hasil yang diingginkan yaitu kemenangan akan tetapi juga siap untuk menerima kekalahan. Dengan demikian melalaui proses pembelajaran ini siswa yang aktif dan menjiwa permainan bolabasket dapat menjungjung nilai-nilai posisif yang terkandung dalam bermain bolabasket dibandingkan siswa yang tidak aktif dan menjiwa proses pembelajaran permainan dan olahraga. Meyakini nilai-nilai pendidikan yang terdapat dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket tersebut di atas, maka sangatlah tepat jika aktivitas permainan bolabasket dijadikan salah satu aktivitas pembelajran dalam
pembelajran
Penjasorkes
dilingkunagn
persekolahan
termasuk
dilingkungan SMA/MA/SMK/MAK (2006:650). Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang diharapkan dapat tercapai dalam pembelajaran aktivitas prmainan bolabsket secara tersirat sudah ada dalam kurikulum tersebut, yang rumusannya sebagai berikut : 1. Rumusan Standar Kompetensi Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan dan olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 1.1 Rumusan Kompetensi Dasar Mempraktikkan keterampilan bermain salah satu permainan dan olahraga beregu bola besar serta nilai kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat, dan percaya diri. SK dan KD inilah yang harus menjadi pedoman guru dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran permainan bolabasket. Untuk mencapai standar Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
7
kompetensi dan kompetensi dasar aktivitas pembelajaran permaian bolabasket, ada beberapa prasayarat yang harus dipenuhi baik dari sisi siswa, guru, maupun sekolah. Dari sisi siswa. Siswa terlebih dahulu memahami dan menyadari tentang konsep, tujuan dan manfaat pembelajaran aktivitas permaianan bolabasket bagi perkembangan pribadi individu maupun sosial. Melalui proses pemahaman dan penyadaran ini diharapkan seluruh siswa ikut terlibat aktif mengikuti pembelajaran aktivitas permainan bolabasket, dan selama aktif menikuti proses pembalajaran ini seluruh kepribadian individu dan sosial dapat terbina oleh permainan bolabasket itu sendiri maupun metoda atau strategi yang digunakan oleh guru. Dari sisi guru. Guru harus menguasai materi dan metodologi pembelajaran yang dapat menumbuhkembangkan kepribadian individu dan sosial siswa. Dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket guru berperan penting sebagai salah satu aktor pembelajaran dan sumber informasi tentang permbelajaran aktivitas permainan bolabasket. Guru harus cermat untuk memilih pendekatan atau gaya mengajar yang cocok diimplementasikan dalam proses pembelajaran aktivitas permainan bolabasket sesuai tujuan dan karakteristik setiap siswa yang. Misalnya pendekatan pembelajaran cooperative untuk meningkatkan nilai-nilai kerja sama. Pendekatan taktis bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap konsep bermain melalui penerapan teknik yang teapat sesuai dengan masalah/situasi dalam permainan. Pendekatan langsung bertujuan agar siswa mampu mempelajari materi yang khusus. Keberagaman tujuan dari setiap pendekatan pembelajaran yang digunakan tersebut, menuntut peran guru untuk lebih kreatif dan inovatif untuk menerapkan berbagai pendekatan/gaya mengajar dalam proses pembelajaran aktivtas permainan bolabasket. Selanjutnya Guru harus dapat mengevaluasi proses pembelajran yang telah berlangsung. Misalnya guru ingin mengembangkan kerjasama dalam sebuah permainan untuk menciptakan poin/angka, maka yang diukur oleh guru adalah Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
8
proses
kerjasama
siswa
untuk
menciptakan
poin/angka.
Jika
guru
mengembangkan keterampilan shooting dalam bolabasket, maka yang diukur olehguru adalah gerakan awalan untuk shooting, kordinasi gerakan saat shooting, dan gerakan akhiran pada saat shooting dan memasukan bola ke ring basket. Selanjutnya tidak kalah penting guru menyiapkan alat-alat pembelajaran yang relevan dengan karakteristik siswa, tidak menyulitkan siswa, dan tidak membuat siswa takut. Alat-alat pembelajaran yang direkayasa oleh guru untuk merangsang minat siswa agar lebih tertarik dan merasa aman dalam proses pembelajaran. Melalui penyiapan alat-alat pembelajaran yang sesuai dengam kebutuhan siswa maka secara tidak langsung tujuan dari pembelajaran aktivitas permainan bolabasket dapat tercapai sebagaimana mestinya. Dari sisi sekolah. Sekolah memfasilitasi sarana prasarana untuk menunjang proses pembelajaran berjalan dengan baik, karena dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket membutuhkan sarana prasarana seperti lapangan bolabasket dan jumlah bola yang sesuai dengan jumlah rasio siswa. Dijelaskan dalam naskah lokakaraya prototype sarana dan prasarana olahraga tahun 1978-1979, bahwa Standar umum prasarana sekolah olahraga dan kesehatan, ”...jumlah kelas 6-10 kelas kebutuhan prasarana olahraganya 1.400 M2 dengan jenis prasarana olahraga yang tersedia adalah lapangan olahraga serbaguna (15 x 30) M2, atletik (500 M2), dan bangsal terbuka (12,5 x 25) M2 tinggi 6 M...” (Depdiknas, 2003:24). Sekolah diharapkan dapat menfasilitasi sarana dan prasarana untuk pelaksanaan proses pembalajaran aktivitas permainan bolabasket, untuk tercapinya tujuan dari penjasorkes yang tersirat dalam kurikulum KTSP SMA/MA/SMK/MAK tahun 2006. Berdasarkan pengamatan penulis, pada saat proses pembelajaran permainan bolabasket khususnya pembelajaran menyerang basket lawan di SMA Negeri 3 Cilegon. permasalahan yang ditemukan dilapangan, dari sisi siswa kurang memahami tujuan, konsep dasar, dan manfaat permainan bolabasket. Dengan kurangnya pemahaman siswa terhadap aktivitas permainan bolabasket, siswa menjadi tidak aktif pada saat proses pembelajaran Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
9
berlangsung. Hal ini menyebabkan sulit terbinanya nilai-nilai kepribadian individu dan sosial yang terdapat dalam aktivitas permainan bolabasket. Dari sisi penguasan dan keterampilan guru dalam menerapkan berbagai macam pendekatan atau strategi mengajar, guru hanya mengusai pendekatan langsung yang bertujuan untuk mengajarkan materi khusus atau keterampilan yang khusus. Yang dimkasud dengan materi khusus misalnya guru hanya menekankan pada meteri keterampilan teknikn seperti teknik shooting three poin, layup shot, dribble, blank shot, free throw dan lain-lain. Namun dalam konteks pembelajaran Penjasorkes guru tidak hanya menekankan pada materi khusus,
tapi
harus
meyertakan
pengembangan
dimensi
afektif
dan
pengembangan dimensi kognitif. Misalnya pengembangan dimensi afektif dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket yaitu siswa dapat menjalani kerjasama untuk memecahkan masalah dalam menyerang dan bertahan, menghargai teman, kejujuran dan disiplin. Sedangkan pengembangan dimensi kognitif dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket misalnya: (1) pemahaman tentang tujuan dan manfaat dari permainan bolabasket bagi diri dan orang lain, (2) memahami peraturan permainan bolabasket, (3) memahami berbagai macam keterampilan teknik dan takti bermain permainan bolabasket secara menyeluruh dan sebagainya. Mencermati tentang keterbatas guru dalam hal metode mengajar tersebut mengakibatkan pembelajaran Penjasorkes kurang efektif. Guru yang efektif menurut Mahendra (2008:3) adalah sebagi berikut : Guru yang efektif tidak membuat keputsan hanya untuk berpihak pada satu pendekatan berdasarkan pada penilaian bahwa pendekatan yang satu lebih baik dari pada pendekatan yang lain. Akan tetapi, guru yang efektif akan memilih satu pendekatan berdasarkan pada tujuan pengajarannya. Dalam hal proses evaluasi hasil belajar siswa guru sering sekali tidak memberikan evaluasi pembelajaran permainan bolabasket secara menyeluruh, namun yang sering terjadi hanya memberikan penilaian dari sisi keterampialan teknik saja. Sedangkan pengembangan dimensi afektik dan pengembangan dimensi kognitif sering kali tidak dievaluasi oleh guru. kondisi seperti ini Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
10
menyebabkan siswa menjadi sulit memahami konsep, tujuan dan manfaat dari pembelajaran aktivitas permainan bolabasket karena pengembangan dimensi afektif dan pengembangan dimensi kognitif tidak di evaluasi oleh guru. Dalam hal alat-alat pembelajaran. Alokasi yang dianggarkan yang disediakan oleh sekolah untuk alat-alat pembelajaran seperti bola, pemasangan ring yang bervariasi dan banyak, dan lain-lain. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan dana. Disampaing keterbatasan dana, guru juga kurang inovatif dan kreatif di dalam hal merekayasa alat pembelajaran. Keadaan seperti ini menyebabkan tujuan dari pemebalajaran aktivitas permainan bolabasket tidak tersalurkan secara menyeluruh dalm maksimal. Dari pihak sekolah telah berusaha meningkatkan mutu pembelajaran Penjasorkes mengenai masalah yang terjadi di sekolah tersebut khususnya dalam penyediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk pembelajaran permainan bolabasket. Akan tetapi menurut pihak sekolah yang menjadi kendala adalah alokasi dana untuk itu sangat terbatas. Berdasarkan penjelasan kepala sekolah SMA Negeri 3 Cilegon ”dana yang dikucurkan oleh dinas pendidikan digunakan untuk perbaikan kelas yang mulai rusak”. Penggunaan model pendekatan taktis dalam pembelajaran penjasorkes pembelajaran aktivitas permainan bolabasket khusunya dalam pembelajaran menyerang basket lawan (Penelitian Tindakan Kelas) Diharapkan mampu meminimalisir masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan pembelajaran aktivitas permainan bolabasket di SMA Negeri 3 Cilegon. Karena tujuan pendekatan taktis menurut Subroto (2010:6) sebagai berikut :
Tujuan pendekatan taktis dalam pembelajaran cabang olahraga permainan adalah untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang konsep bermain melalui penerapan teknik yang tepat dengan masalah atau situasi dalam permainan. Berdasarkan pada karakteristik kesulitan yang dihadapi dalam proses pembelajaran aktivitas permainan bolabasket, serta kurangnya pemehaman gerak siswa tentang aktivitas permainan bolabasket yang mendorong penulis Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
11
untuk melakukan perubahan melalui Model Pendekatan Taktis. Dalam hal ini penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan terjemahan dari Classroom Action Research, yang dilakukan oleh guru atau peneliti di dalam kelasnya sendiri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru. Dengan diadakannya penelitian ini penulis berharap agar pembelajaran keterampilan menyerang basket lawan dan keterampilan bermain siswa lebih meningkat serta siswa memahami konsep permaian bolabasket yang sesunguhnya. Selain dapat menyalurkan dan mengembangkan keterampilan menyerang basket lawan dan keterampilan aktivitas permainan bola basket, penulis berharap siswa dapat menerapkannya di dalam permainan yang sebenarnya.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka permasalahan yang terkait dengan pembelajaran aktivitas permainan bolabasket baik secara umum maupun secara khusus yang terjadi di SMA Negeri 3 Cilegon dapat di identifikasi sebagai berikut : 1. Dari sisi siswa : a) Siswa kurang memahami tentang konsep dasar, tujuan, dan manfaat permainan bolabasket. b) Siswa menjadi tidak aktif dalam proses pembelajaran dan sulitnya terbina nilai-nilai kepribadian individu dan sosial yang terkandung dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket. 2. Dari sisi guru : a) Guru hanya menguasai pendekatan langsung, yang bertujuan pada materi khusus atau keterampilan khusus. b) Guru
tidak
menyertakan
pengembangan
dimensi
afektif
dan
pengembangan dimensi kognitif dalam proses pembelajaran. Dan guru hanya terpaku pada pengembangan dimensi pisikomotorik atau keterampilan teknik. Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
12
c) Guru dalam proses evaluasi hasil belajar hanya terpusat pada materi keterampialn teknik saja. d) Guru kurang inovatif dan kreatif dalam merekayasa alat-alat pembelajaran. 3. Dari sisi sekolah : a) Peralatan dan perlengkapan pembelajaran yang tersedia di sekolah sangat minim karena faktor pendanaan yang terbatas. b) Pada
umumnya
siswa
tidak
memahami
tujuan
dan
manfaat
pemebalajaran aktivitas permainan bolabasket dan tidak dapat memainkan permainan bolabasket dalam situasi yang sebenarnya.
C. Batasan Masalah Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, maka nampak bahwa permasalahan
yang terkait
dengan pembelajaran aktivitas
permainan
bolabasket begitu banyak, khususnya yang terjadi di SMA Negeri 3 C ilegon. Dalam konteks penelitian ini penulis membatasi permasalahan yang dikaji hanya di sekitar penerapan pendekatan taktis dalam proses pembelajaran aktivitas taktik menyerang basket lawan dalam permainan bolabasket. Taktik menyerang basket lawan ini merupakan inti dari permainan bolabasket karena tujuannya adalah untuk dapat memasukan bola sebanyak-banyaknya ke keranjang basket lawan, sebagai tanda dari kemenangan suatu tim. Alasannya, karena pendekatan taktis dapat mendorong siswa untuk memecahkan masalah taktik dalam permainan bolabasket khususnya dalam materi menyerang basket lawan. Dengan pendekatan tersebut siswa dapat memahami kaitan antara teknik dan taktik permainan yang sebenarnya. Pendekatan ini menekankan tentang
bagaimana
mengembangkan
membelajarkan
keterampilan
konsep
tekniknya.
bermain
Keterbatasan
sekaligus
juga
peneliti
untuk
memecahkan permasalahan lain diantaranya sebagai berikut : 1.
Kemampuan peneliti terpusatkan pada penelitian Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).
Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
13
2.
Keterbatasan waktu peneliti untuk meneliti karena dalam waktu proses perkuliahan di Fakultas Pendidikan Olaharaga dan Kesehatan yang tersedia selama tujuh tahun.
3.
Keterbatasan psikologis peneliti dengan sekolah karena psikologi atau pemikiran, peneliti selain terfokus di sekolah juga terfokus pada tahap untuk menyelesaikan perkuliahan.
4.
Keterbatasan biaya yang juga mempengaruhi terhadap proses pengamatan karena untuk biaya pengamatan peneliti mengeluarkan biaya seperti tarnsportasi, logistik, dan biaya perkuliahan.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah tersebut di atas, maka masalah yang dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana penerapan pendekatan taktis dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran aktivitas menyerang basket lawan dalam permainan bolabasket di SMA Negeri 3 Cilegon?”
D. Tujuan Penelitian Melalui penelitian tindakan kelas ini, tujuan penelitian adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran aktivitas permainan bolabasket, khususnya melakukan pembelajaran menyerang basket lawan dalam permainan bolabasket dengan menggunakan pendekatan taktis dalam pembelajaran aktivitas permainan bolabasket di SMA Negeri 3 Cilegon.
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkuat teori pembelajaran yang sudah ada dan menyempurnakannya terkait dengan proses pembelajaran aktivitas permainan bolabasket di Sekolah Menengah Atas (SMA). 2. Secara Praktis Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
14
Penelitian tidakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi yang sangat besar bagi semua pihak terkait masalah proses pembelajaran aktivitas permainan bolabasket di Sekolah Menengah Atas (SMA), diantaranya: a) Bagi Guru Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pembelajaran bagi guru untuk merangsang lebih berkreasi dan berinovasi lagi. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi feedback bagi guru Pendidikan Jasmani dalam menyusun strategi pendekatan pembelajaran yang lebih variatif yang diharapkan memberikan manfaat dalam pelaksanaan proses pembelajaran aktivitas permainan bolabasket di Sekolah Menengah Atas. b) Bagi Siswa Siswa diharapkan memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang lebih baik serta siswa menjadi lebih antusias terhadap pembelajaran permainan bolabasket pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Rekreasi di Sekolah Menengah Atas. Selain itu, seperti yang diharapkan oleh PERBASI bahwa apabila anak menyenangi permainan bola basket diharapkan mereka menjadi generasi penerus yang berkualitas untuk meningkatkan prestasinya setinggi-tingginya yang juga meningkatnya perbolabasketan nasional. c) Bagi Peneliti Peneliti secara tidak langsung telah ikut andil bagian dalam memberikan pemahaman dan memperkuat pelaksanaan proses pembelajaran aktivitas permainan bolabasket yang lebih kreatif dan inovatif yang selama ini kurang terealisasikan dengan baik. d) Bagi SMA Negeri 3 Cilegon Hasil penelitian akan memberikan sumbangan praktis untuk sekolah tersebut dalam rangka perbaikan proses pembelajaran aktivitas permainan bolabasket. Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
15
Arif Pratomo, 2013 Implementasi Pendekatan Taktis dalam Pembelajaran Permainan Bolabasket (Studi Penelitian Tindakan Kelas Dalam Pembelajaran menyerang basket lawan pada kelas X IPS 4 di SMA Negeri 3 Cilegon) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu