BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan memegang peranan yang penting. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia mendapat perhatian utama, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Di Indonesia pendidikan dibagi menjadi tiga jenjang yaitu pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan dasar. Ibrahim. R (2003 : 3) mengemukakan bahwa pendidikan sekolah dasar merupakan satuan pendidikan dasar yang menyelenggarakan pendidikan enam tahun. Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk kehidupan dalam masyarakat serta menyiapkan peserta didik memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah. Oleh karena itu pendidikan di sekolah dasar harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Untuk mewujudkan pendidikan yang baik di sekolah dasar tidak terlepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam menyampaikan materi bagi siswa. Profesional seorang guru sangat di perlukan guna menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mengembangkan kemampuan siswa yang bermacam-macam. Secara sederhana istilah pembelajaran (instruction) bermakna sebagai “upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya (effort) dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan”. Pembelajaran juga dapat dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Abdul Majid, 2014: 4). Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). 1
2
Pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap siswa dalam bentuk apapun merupakan aktivitas yang akan membantu dalam menyelengarakan pendidikan sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Profesi guru dalam dunia pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam mensukseskan proses belajar mengajar yang dilaksanakan, maka dari itu dalam melaksanakan tugasnya
seorang
guru
harus
menentukan
dan
membuat
perencanaan
pembelajaran secara seksama dalam meningkatkan kemampuan belajar bagi siswa dan memperbaiki strategi mengajar IPA. Guru juga harus mengoptimalkan sarana prasarana yang ada di lingkungan. Di dalam proses pembelajaran, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Udin S (2011: 55) guru yang profesional adalah guru yang dapat melakukan tugas mengajarnya dengan baik. Dalam mengajar
diperlukan
keterampilan-keterampilan
yang
dibutuhkan
untuk
kelancaran proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Model adalah cara yang digunakan untuk memberi kesempatan pada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam memilih model pembelajaran guru juga harus berorientasi pada keaktifan siswa. Model pembelajaran lebih ditekankan pada kegiatan siswa. Guru hanya sebagai pembimbing dan fasilitator bagi siswa (Oemar Hamalik, 2003: 26-27). Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka
konseptual
yang
melukiskan
prosedur
sistematis
dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar (Suprijono 2009: 46). Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik menggali informasi, ide, keterangan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis oleh manusia yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan manusia. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang membahas tentang alam semesta dan segala isinya. Pembelajaran IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam semesta dan seisinya
3
yang penuh dengan rahasia yang tidak habis-habisnya dipikirkan oleh manusia. Terkhusus untuk pembelajaran IPA di SD hendaknya membuka kesempatan untuk memupuk rasa ingin tahu siswa secara alamiah tentang alam dan isinya. Untuk memenuhi hal tersebut, diperlukan pembelajaran yang berinteraksi langsung dengan objek pembelajaran. Namun fakta yang ada saat ini proses pembelajaran IPA di sekolah masih kurang menitik beratkan kepada siswa melainkan guru yang berperan aktif dalam proses pembelajaran, masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi IPA. Hal ini memang memudahkan guru dalam proses pembelajaran, tetapi proses pembelajaran seperti ini dapat menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka peneliti memilih model pembelajaran CTL menjadi model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA. CTL adalah model pembelajaran yang kontekstual yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi kongkret dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan perencanaan dalam kehidupan mereka sehari-hari (Kesuma Dharma, 2010: 73). Proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran CTL ini akan menumbuhkan kesadaran siswa, mengenai pelajaran yang dipelajarinya tersebut berguna untuk kehidupannya sehari-hari. Subjek penelitian kali ini adalah siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan. Jumlah siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan berjumlah 36 siswa. Di kelas tersebut saat guru menjelaskan materi pelajaran siswa tidak memperhatikan dengan baik, ini akan membuat siswa tidak memahami pelajaran yang di sampaikan oleh guru, akibatnya hasil belajar IPA siswa rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil ulangan tengah semester I hanya 16 siswa dari 36 siswa atau 44% dari 100% yang berhasil memperoleh nilai minimal 75. Untuk itulah peneliti mempertimbangkan masalah tersebut diatas dengan model pembelajaran yang tepat. Untuk itulah peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan
4
hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan pada mata pelajaran IPA selengkapnya dapat di lihat pada tabel 1 dibawah ini: Tabel 1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Pra Siklus. No Ketuntasan Frekuensi Prosentase 1
Tuntas
16
44%
2
Tidak Tuntas
20
56%
Jumlah
36
100%
Nilai Minimum
55
Nilai Maksimum
90
Nilai Rata - Rata
68,75
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasi masalah dalam pembelajaran sebagai berikut: 1. Guru melaksanakan pembelajaran masih dominan menggunakan model ceramah. 2. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih banyak berada di bawah standar ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75. 3. Siswa kurang terlatih menemukan dan menggali jawaban dari permasalahan yang dihadapi siswa. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan? 2. Bagaimana model pembelajaran CTL dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya melalui pelajaran IPA siswa di kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan?
5
1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk meningkatkan hasil belajar IPA, pada siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan. 2. Untuk mendeskripsikan langkah-langkah model pembelajaran CTL yang terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, manfaat yang diharapkan adalah manfaat secara teoritis serta manfaat secara praktis pada masyarakat luas, terkhusus pada bidang pendidikan di SD. 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran CTL untuk meningkatkan hasil belajar siswa, serta mampu menyajikan
pembelajaran
yang
afektiv
dengan
pemilihan
model-model
pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan masalah yang dihadapi siswa. 1.5.2
Manfaat Praktis
1.5.2.1 Bagi Peneliti Memberikan gambaran yang jelas tentang efektivitas pembelajaran IPA dengan
menggunakan
model
pembelajaran
CTL
sehingga
dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. 1.5.2.2 Bagi Siswa a.
Siswa dapat menemukan dan menyelesaikan masalahnya sendiri dengan cara melihat, meraba, mengecap, mencoba, berpikir secara kreatif dan inovatif melalui pelajaran IPA.
b.
Dapat menghilangkan rasa bosan pada saat pembelajaran berlangsung.
c.
Dapat mempermudah siswa dalam menguasai konsep dengan memberikan pengalaman nyata.
d.
Dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.
6
1.5.2.3 Bagi Guru a.
Menemukan solusi bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA.
b.
Memberi
wawasan
bagi
guru
pentingnya
penerapan
model
pembelajaran CTL dalam pelajaran IPA. 1.5.2.4 Bagi Sekolah Menemukan solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran CTL sehingga dapat memberi sumbangan yang positif untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.