1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Bagi sebuah bangsa, sejarah adalah bentuk catatan kehidupan, referensi untuk belajar dari masa lalu dan untuk menatap masa depan. Salah satu cara untuk mengenal masa lalu adalah melalui kunjungan ke museum. Melalui museum, generasi masa kini diharapkan biasa melihat produk kebudayaan generasi sebelumnya dan mengambil inspirasi untuk membangun masa depan yang lebih baik. Keberadaan museum sebagai lembaga yang menyimpan, memelihara dan memamerkan benda-benda sejarah berwujud dalam benda dan artefak saat ini masih biasa dikatakan hidup segan mati pun tak mau. Tingginya biaya pemeliharaan tidak sebanding dengan pemasukan dari tiket masuk karena jumlah pengunjung yang datang hanya sedikit. Namun keberadaan museum tidak dikhususkan bagi para pelajar, mahasiswa atau peneliti saja, melainkan untuk semua orang dari berbagai kalangan tanpa membedakan ststus agama, pendidiakan, ras bahkan status sosial ekonomi. Bila semua orang berhak mendapat layanan pendidiakan, semua orang pun berhak mendapatkan layanan akses terhadap museum. Dalam
upaya
menumbuhkan
kepedulian
orang
terhadap
keberadaan museum, pengelola museum merupakan orang yang berdiri dibarisan paling depan dalam mendukung tumbuhnya kepedulian
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
masyarakat terhadap keberadaan museum. Mereka harus mampu menata museumnya agar mampu dijual kepada masyarakat. Mereka harus mampu menjadikan museum yang dikelolanya sebagai tempat yang dapat diakses tidak hanya oleh orang yang mau belajar saja, tetapi juga oleh kelompok lain yang justru ingin bersantai setelah penat bekerja. Harapan sebagian pengunjung agar museum bisa lebih humanis, hingga kini belum dapat terwujud. Untuk itulah maka museum perlu melakukan strategi komunikasi pemasaran supaya orang tahu, paham dan akhirnya tertarik untuk mengunjungi museum tersebut. Karena yang ditawarkan oleh museum itu merupakan suatu produk jasa, maka yang perlu diperhatikan adalah masalah pelayanan yang ada didalam museum. Hal ini tampak dari tata letak benda koleksi yang cenderung kaku, agar museum tampak humanis, pengelola museum perlu melakukan perombakan dari aturan baku dan tata letak dan pencahayaan museum yang saat ini cenderung kaku dan menyeramkan. Mereka harus mampu menjadikan koleksi yang diam dan kaku itu sebagai koleksi yang hidup serta mampu memberikan pengetahuan serta kesegaran kepada orang yang datang melihatnya. Selain itu perlu diselenggarakan berbagai kegiatan yang sifatnya wisata belajar, guna lebih memperkenalkan keberadaan museum kepada masyarakat luas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Melalui kegiatan rutin seperti ini, diharapkan masyarakat akan lebih mengenal apa dan bagaimana museum tersebut. Pada akhirnya mereka pun memutuskan museum sebagai alternatif wisata keluarga. Maka dari itu dibangunlah sebuah museum yang juga bisa sebagai alternative wisata keluarga. Pendirian Museum Purna Bhakti Pertiwi sendiri digagas oleh Ibu Tien Soeharto sebagai ungkapan rasa syukur dan pengharaan yang tinggi atas peran serta dan dukungan masyarakat Indonesia dan mancanegara. Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) ini diresmikan pada tanggal 23 Agustus 1993 oleh Bapak Soeharto, Presiden ke-2 Republik Indonesia. Peresmian Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) bertepatan dengan hari ulang tahun ke-70 Ibu Tien Soeharto, pembangun dan pemrakarsa museum ini. Luas bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) 25.095 meter persegi di atas tanah seluas 19,7 hektar. Museum ini berbentuk Tumpeng (kerucut), dirancang oleh Ir Franky Duville, seorang arsitek Indonesia. Dan
pelaksanaannya
dipercayakan
kepada
PT
Wijaya
Kusuma
Contractors, memakan waktu 5 tahun. Museum Purna Bhakti Pertiwi, merupakan wahana pelestarian benda-banda bersejarah tentang perjuangan dan pengabdian Bapak. Soeharto dan Ibu Tien Soeharto kepada bangsa Indonesia. Pengabdian dan perjuangan beliau sejak masa perang kemerdekaan hingga masa pembagunan. Sebagai obyek wisata edukasi yang bermatra sejarah, museum ini juga menyimpan benda-benda seni bermutu tinggi, yang diperoleh Bapak
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Soeharto dan Ibu Tien Soeharto dari berbagai kalangan, baik rekan maupun sahabat sebagai cenderamata. Museum Purna Bhakti Pertiwi (MPBP) memiliki koleksi kurang lebih 13.000 -an, koleksi tersebut memiliki hubungan dengan peran sejarah pengabdian Bapak mantan Presiden Soeharto. Ruangan-ruangan yang ada di dalam museum, terdiri dari: Ruang Perjuangan Ruang Perjuangan terdiri dari dua lantai. Lantai pertama berupa ukiran dinding yang menceritakan riwayat kehidupan Pak Harto dari lahir sampai Beliau menjabat sebagai Presiden. Lantai dua berisi koleksi foto dokumenter, repelika I bendera pusaka, pakaian militer, rompi anti peluru dll. Ruangan Utama Ruang utama terletak di tengah dan merupakan induk dari keseluruhan bangunan museum yang terdiri atas tujuh lantai. Diruang utama inilah tersimpan sebagian besar koleksi museum yang terdiri dari beraneka macam koleksi gerabah, keramik, porselen, wastra, gelas, kayu, logam dan batu. Gerabah, Keramik dan Porselen. Koleksi benda dari bahan dasar tanah liat, termasuk dalam kategori, gerabah, keramik dan porselen. Koleksi ini mendominasi lantai I Ruang Utama.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
Wastra Wastra merupakan istilah untuk menyebut berbagai macam kain yang dibuat melalui runtutan tradisional dan biasanya penggunaannya berkenaan dengan adat. Koleksi wastra museum ini antara lain berupa lembaran, baju adat, taplak meja, hiasan dinding dan stolla yang berasal dari seluruh pelosok tanah air. Gelas dan Kristal Museum ini menyimpan aneka macam benda Kristal dari seluruh dunia, diantaranya buatan Stueben, Lalique, Daum, Bohemica, Murano, Imperlux, Metropolitan yang sebagian besar merupakan cinderamata. Kayu Untuk koleksi dari bahan kayu, terdapat satu set permainan catur, cinderamata dari Nelson Mandela. Kotak kayu, dari Sahih Abdullah, al Salim al Sabhah (Perdana Menteri Kuait). Batu Koleksi batu yang ada disini berupa Patung burung Kakak Tua, Kecubung, cinderamata Menko Kesejahteraan Rakyat. Pohon, batu Amethys, cinderamata Lim Khong Gee dan Antonio Lie Lao. Vas, Marmer, cinderamata petani Supra Insus dan Trisus nganjuk, Jawa Timur. Suiseki, batu alam, cinderamata Ismail Saleh. Miniatur Masjid, kerang mutiara, cinderamata Yasser Arafat, Pemimpin PLO.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
Ruang Khusus Ruang Khusus yang terdiri dari 2 (dua) lantai ini menyimpan tanda kehormatan yang dianugerahkan kepada Bapak Soeharto baik dari Pemerintah Republik Indonesia maupun dari luar negeri. Selain itu, Bapak Soeharto juga menerima penghargaan dari badan dunia, diantaranya: The Avicenna dari UNESCO, The Health for all dari WHO, Global Statesman Award dari United Nation Population, Rice Importer to Self sufficiency dari FAO, UNDP. Ruang Asthabrata Ruang Asthabrata terdiri dari dua lantai, lantai I berisi tentang delapan dasar kepemimpinan yang dikenal dengan “Asthabrata”. Delapan azas kepemimpinan yang digambarkan melalui peraga wayang dengan lakon Wahyu Sri Makutha Rama. Pada lantai II merupakan ruang pamer foto-foto Bapak Soeharto beserta keluarga dalam berbagai aktivitaskehidupan sehari-hari baik sebagai seorang pemimpin Negara, kepala keluarga, maupun sebagai warga masyarakat. Untuk pengelolaannya, Museum Purna Bhakti Pertiwi dikelola oleh Yayasan Purna Bhakti Pertiwi, sebagai ketua umum adalah Ibu Siti Hardianti Indra Rukmana. Keberadaan Museum Purna Bhakti Pertiwi tersebut di atas dapat memberikan gambaran bahwa orientasi managemen dalam melakukan pengelolaan museum masih menggunakan orientasi koleksi (tradisional). Oleh karena itu perlu kiranya sebuah lembaga untuk merubah orientasi dalam pengelolaan museum yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
berbasis pada kepentingan masyarakat. Peran museum dituntut untuk hadir di tengah masyarakat, kehadiran museum tersebut dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat dan tentunya untuk sesuatu yang lebih baik. Selain itu, juga diperlukan strategi komunikasi sebagai alat untuk mengomunikasikan tentang keberadaan dan apa saja yang disajikan di dalam museum ini. Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika pemilihan strategi salah atau keliru maka hasil yang diperoleh bisa fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Oleh karena itu, Museum Purna Bhakti Pertiwi merencanakan suatu strategi komunikasi agar apa yang disajikan didalam museum ini dapat diketahui oleh khalayak ramai atau masyarakat, yang ingin mengetahui atau mempelajari tentang betapa besarnya Negara ini pada saat itu, dengan bukti berbagai penghargaan yang didapat. Penulis mengambil penelitian di Museum Purna Bhakti Pertiwi dikarenakan museum ini mempunyai filosofi yang besar. Untuk bangunannya sendiri lain dari museum-museum kebanyakan. Museum ini berbentuk tumpeng (kerucut), yang melambangkan kebersyukuran karena telah mendapatkan banyak berkah selama Bapak Soeharto memimpin Negara ini. Didalamnya tersimpan cindramata dari berbagai Negara sahabat yang mempunyai hubungan baik dengan Negara kita dan juga tersimpan berbagai macam penghargaan Bapak Soeharto selama menjabat sebagai Presiden, baik penghargaan dari dalam negeri maupun luar negeri.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
Berikut ini merupakan lampiran data pengunjung Museum Purna Bhakti Pertiwi tahun 2012 dan tahun 2013, dengan data sebagai berikut: Data Pengunjung Museum Purna Bhakti Pertiwi Tahun 2012 dan Tahun 2013.
9 8 7 6 5
2012
4
2013
3 2 1 0 Jan
Feb Mar Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sep
Okt
Nov Des
Sumber: Data Pengunjung Museum Purna Bhakti Pertiwi
Hal ini yang menarik penulis untuk membuat dan menyusun karya ilmiah tentang Evaluasi Strategi Komunikasi Museum Purna Bhakti Pertiwi dalam meningkatkan pengunjung, khusunya pada tahun pemasaran 2012 dan 2013, dikarenakan data pada tahun 2012 lah yang saat
ini
tersedia untuk kelengkapan datanya. Dan juga pada tahun itu berdasarkan informasi dari Museum Purna Bhakti Pertiwi, sedang ada peningkatan serangkaian promosi. Penulis menyususn Karya Ilmiah ini untuk Museum Purna Bhakti Pertiwi dengan Judul: Strategi Komunikasi Pemasaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
Museum Purna Bhakti Pertiwi Dalam Meningkatkan Pengunjung Antara Tahun 2012 dan Tahun 2013. Penulis mengambil tahun 2012 dan tahun 2013, dikarenakan data tahun 2012 dan tahun 2013 merupakan data paling up to date didalam pengambilan tugas skripsi saya.
1.2
Perumusan Masalah Perumusan masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah bagaimana cara Museum Purna Bhakti Pertiwi dalam menyajikan penataan benda koleksi museum dan bagaimana cara pemasaran museum dalam meningkatkan pengunjung?
1.3
Tujuan Penelitian Berkaitan dengan permasalahan diatas, tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan masyarakat mau berkunjung ke museum dan untuk mengetahui hal-hal apa saja yang melekat pada museum sehingga masyarakat mau berkunjung ke museum.
1.4
Manfaat Penelitian Dari tujuan penelitian yang ditetapkan, manfaat yang hendak dicapai adalah sebagai berikut: 1.4.1
Manfaat Teoritis /Akademis Pembahasan tentang analisis strategi komunikasi pemasaran
museum,
diharapkan
dapat
memberikan
kesempatan
untuk
mengadakan pengkajian dan pembahasan terhadap ilmu-ilmu yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
diterima dalam perkuliahan dengan kenyataan yang sebenarnya yang terjadi
dalam
dunia
usaha
sesungguhnya,
sehingga
dapat
dikembangkan pada penelitian lanjutan. 1.4.2
Manfaat Praktis Hasil penelitian dan pembahasan analisis strategi komunikasi
pemasaran museum dapat menjadi referensi kajian lebih lanjut dalam manajemen
pemasaran
museum.
Sehingga
diharapkan
dapat
memberikan masukan kepada pengelola museum dalam menentukan langkah pengembangan strategi yang berdaya saing tinggi sehingga dapat mengantisipasi perkembangan pasar, terutama dalam pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/